BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gangguan Makan pada Remaja 2.1.1 Contoh Kasus Nn. S seorang pelajar di sebuah Sekolah Menengah Atas swasta di Surabaya. Usia 18 tahun, Nn. S bingung dengan kebiasaan yang ia lakukan dua tahun belakangan ini. Sejak usia 16 tahun dia merasa badannya terlalu gemuk dan makan terlalu banyak. Pada mulanya Nn. S mengikuti kontes "putri- putrian" di sekolahnya, pada saat itu ia tidak masuk nominasi. Teman-temannya mengatakan bahwa ia terlalu gemuk untuk menang, Semenjak itu kebiasaan makan Nn.S berubah. Ia makan sedikit sekali untuk mencapai berat badan ideal, bahkan sesekali saya tidak makan sama sekali seharian. Kebiasaan itu terus berlangsung sampai sekarang. Selama ini keadaan Nn. S terlihat baik-baik saja, tidak seorangpun mengetahui ketakutan Nn.S akan kegemukan. Orang tuanya tidak mengetahui, karena selama sekolah Nn. S memutuskan untuk kost. Kekhawatiran Nn.S mulai timbul setelah selama tiga bulan ini ia tidak datang bulan, padahal ia masih sendiri. Selain itu badannya terasa sangat lemas dan sudah beberapa hari tidak bisa buang air besar. Setiap kali ingin makan, Nn. S berfikir dia akan gemuk dan itu sangat menakutkan bagi dirinya.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gangguan Makan pada Remaja
2.1.1 Contoh Kasus
Nn. S seorang pelajar di sebuah Sekolah Menengah Atas swasta di Surabaya. Usia
18 tahun, Nn. S bingung dengan kebiasaan yang ia lakukan dua tahun belakangan ini.
Sejak usia 16 tahun dia merasa badannya terlalu gemuk dan makan terlalu banyak.
Pada mulanya Nn. S mengikuti kontes "putri-putrian" di sekolahnya, pada saat itu ia
tidak masuk nominasi. Teman-temannya mengatakan bahwa ia terlalu gemuk untuk
menang, Semenjak itu kebiasaan makan Nn.S berubah. Ia makan sedikit sekali untuk
mencapai berat badan ideal, bahkan sesekali saya tidak makan sama sekali seharian.
Kebiasaan itu terus berlangsung sampai sekarang. Selama ini keadaan Nn. S terlihat
baik-baik saja, tidak seorangpun mengetahui ketakutan Nn.S akan kegemukan. Orang
tuanya tidak mengetahui, karena selama sekolah Nn. S memutuskan untuk kost.
Kekhawatiran Nn.S mulai timbul setelah selama tiga bulan ini ia tidak datang bulan,
padahal ia masih sendiri. Selain itu badannya terasa sangat lemas dan sudah beberapa
hari tidak bisa buang air besar. Setiap kali ingin makan, Nn. S berfikir dia akan gemuk
dan itu sangat menakutkan bagi dirinya.
2.1.2 Pengertian
Gangguan makan hadir ketika seseorang mengalami suatu gangguan yang cukup
parah dalam tingkah laku makan, seperti mengurangi kadar makanan dengan ekstrem
atau makan terlalu banyak yang ekstrem, atau perasaan menderita atau keprihatinan
tentang berat atau bentuk tubuh yang ekstrem. Secara garis besar ada dua tipe utama
gangguan makan, yaitu Anoreksia Nervosa dan Bulimia Nervosa (Townsend, 2008).
a. Anoreksia Nervosa
Sindrom klinis di mana seseorang mengalami rasa takut yang tidak wajar terhadap
kegemukan. Hal ini dicirikan oleh distorsi yang kasar dari bayangan tubuh, memikirkan
secara berlebihan tentang makanan, dan penolakan untuk makan.
3
b. Bulimia Nervosa
Perilaku makan yang menyimpang (umumnya disebut dengan “sindrom binge dan
purge”) yang dicirikan oleh kelebihan makan yang ekstrem, diikuti oleh muntah-muntah
yang disebabkan oleh diri sendiri dan penyalahgunaan obat-obat pencahar dan diuretik.
2.1.3 Psikopatologi
1. Etiologi gangguan makan: anoreksia nervosa dan bulimia nervosa
Menurut Becker et al (2009) etiologi anoreksia nervosa dan bulimia nervosa sama
yaitu akibat:
a. depresi
Penderita nervosa dan bulimia nervosa memiliki perasaan ketidakpuasan
terhadap bentuk tubuh yang tidak sesuai pengharapannya maka menimbulkan
depresi sehingga timbul perilaku berusaha bagaimana caranya untuk mengurangi
berat badan sesuai yang mereka inginkan;
b. ansietas
Rasa cemas yang berlebih terhadap bentuk tubuh yang ideal menurut
pandangannya membuat seseorang melakukan segala cara untuk mengurangi
berat badannya; dan
c. perilaku terasuk (obsessive)
Perilaku seseorang yang obsesif yaitu ingin segala sesuatu yang diinginkan
tercapai membuat seseorang melakukan segala cara untuk mendapatkan apa
yang diinginkannya.
Sedangkan menurut Videbeck (2008) etiologi anoreksia nervosa dan bulimia
nervosa adalah:
a. gangguan nucleus hipotalamus
Dua set nucleus hipotalamus sangat penting pada bnayak aspek rasa lapar dan
kenyang (kepuasan akan nafsu makan) yaitu hipotalamus lateral dan hipotalamus
ventromedial;
4
b. penurunan norepinefrin
Norepinefrin pada orang normal yaitu untuk membuat zat gizi dimetabolisme
dan digunakan oleh tubuh. Sedangkan penurunan norepinefrin menyebabkan
sedikit zat gizi yang dimetabolisme;
c. kadar serotonin rendah
Normalnya kadar serotonin neurotransmitter dan triptofan prekusor tinggi yang
berfungsi meningkatkan rasa kenyang, dan mengirim sinyal tubuh bahwa kita
telah cukup makan, namun pada bulimia kadar serotonin rendah sehingga timbul
rasa lapar berlebih dan tidak berhenti makan.
2. Proses gangguan makan: anoreksia nervosa dan bulimia nervosa
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya anoreksia dan bulimia
nervosa ada dua faktor, yaitu faktor predisposisi (faktor risiko) dan faktor presipitasi
(faktor pencetus).
a. Faktor predisposisi
Menurut Videbeck (2008) faktor risiko gangguan makan pada
1). Anoreksia nervosa
Faktor risiko bilogis: obesitas, diet pada usia dini
Faktor risiko perkembangan: masalah dalam mengembangkan otonomi dan
memegang kendali terhadap diri sendiri dan lingkungan, masalah
mengembangkan identitas yang unik, ketidakpuasan dengan citra tubuh.
Faktor risiko keluarga: keluarga kaku terhadap nilai dan peraturan,
overprotektif, tidak mampu menghadapi konflik
Faktor risiko sosiokultural: ideal budaya tentang tubuh yang langsing, media
berfokus pada kecantikan, kelangsingan, kebugaran, preokupasi dengan
pencapaian tubuh ideal
2). Bulimia nervosa
Faktor risiko biologi: obesitas, diet dini, kemungkinan gangguan serotonin dan
norepinefrin.
Faktor risiko perkembangan: masalah separasi individuasi, perpisahan secara
fisik atau emosional menimbulkan stress, ketidakpuasan dengan citra tubuh
5
Faktor risiko keluarga: keluarga kacau, dengan batasan longgar, berorientasi
pada pencapaian, merasa kurang diperhatikan, perhatian orang tua terhadap
berat badan
Faktor risiko sosiokultural: ideal budaya tentang tubuh yang langsing, media
berfokus pada kecantikan, kelangsingan, kebugaran, preokupasi dengan
pencapaian tubuh ideal, diejek karena berat badan.
b. Faktor Presipitasi
Faktor pencetus terjadinya gangguan makan adalah perilaku diet, citra tubuh,
rasa percaya diri, kekerasan fisik, ejekan.
3. Tanda dan Gejala: anoreksia nervosa dan bulimia nervosa
a. kehilangan banyak berat badan
b. berbicara tentang berat badan dan makanan sepanjang waktu
c. berat dan jumlah kalori makanan
d. mengikuti diet ketat
e. kekhawatiran kenaikan berat badan
f. tidak akan makan di depan orang lain
g. mengabaikan / menyangkal kelaparan
h. tindakan moody
i. merasa tertekan
j. merasa tersinggung
k. tidak bersosialisasi
l. memakai pakaian longgar untuk menyembunyikan tampilan
4. Komplikasi gangguan makan: anoreksia nervosa dan bulimia nervosa
Berdasarkan National Institute of Mental Health (NIMH) (2007) komplikasi
sistemik yaitu perdarahan pada paru-paru serta ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit, abnormalitas jantung, dan edema disebablan adanya penurunan cadangan
lemak di dalam tubuh. Pada bulimia nervosa komplikasi berupa amenorrhea, edema
dan kerusakan fungsi hati, dari proses pemuntahan sendiri akan menyebabkan
berkurangnya kalium, klor dan ion hydrogen sehingga menyebabkan kelemahan otot,
konstipasi dan rasa pusing.
6
2.1.4 Diagnosa Keperawatan dan Diagnosa Medis
1. Diagnosa Medis
1). Anoreksia nervosa
2). Bulimia nervosa
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Umum untuk gangguan makan adalah sebagai berikut:
1). Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
2). Ketidakseimbangan volume cairan: kurang dari kebutuhan tubuh
3). Koping individu tidak efektif
4). Gangguan citra tubuh/harga diri
2.1.5 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. pengobatan
1). olanzapine, menaikkan indeks massa tubuh da mengurangi obessionality,
termasuk pikiran obsesif tentang makanan
2). Antidepresan, juga dipakai SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors),
terutama bila salah satu komponen penyakitnya adalah latihan yang