Top Banner
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang sangat penting dan begitu strategi dalam hal pembangunan, makan perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dengan satu kesatuan dalam sistem yang terpadu. Untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancer dan tertib maka di tempat-tempat tertentu yang perlu dibangun dan diselenggarakan terminal. Secara umum terminal yang digunakan untuk seluruh moda transportasi itu sama, pengertiannya dapat dilihat melalui 3 segi yaitu : 1. Kedudukannya dan keberadaan terminal dalam sistem transportasi 2. Fungsinya 3. Kewilayahannya (tata ruang wilayah) Dari segi kedudukan dan keberadaannya dalam sistem transportasi terminal merupakan salah satu dari komponen sistem transportasi yang berupa prasarana dan fasilitas tetap. Terminal ini merupakan suatu titik simpul dalam jaringan transportasi dan sudah menjadi tempat berhenti atau terputusnya arus pergerakan lalu lintas kendaraan. (Fadel Miro, 2012) 2.2 Pengertian Terminal a. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995, terminal bus penumpang merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan baik menurunkan serta menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Dari definisi tersebut, maka kawasan terminal pada saat ini digunakan oleh penumpang untuk tempat keberangkatan dan
15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum II.pdf2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas

Jul 20, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum II.pdf2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Umum

Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi

yang sangat penting dan begitu strategi dalam hal pembangunan, makan

perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dengan satu kesatuan dalam sistem

yang terpadu. Untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancer

dan tertib maka di tempat-tempat tertentu yang perlu dibangun dan diselenggarakan

terminal.

Secara umum terminal yang digunakan untuk seluruh moda transportasi itu

sama, pengertiannya dapat dilihat melalui 3 segi yaitu :

1. Kedudukannya dan keberadaan terminal dalam sistem transportasi

2. Fungsinya

3. Kewilayahannya (tata ruang wilayah)

Dari segi kedudukan dan keberadaannya dalam sistem transportasi terminal

merupakan salah satu dari komponen sistem transportasi yang berupa prasarana dan

fasilitas tetap. Terminal ini merupakan suatu titik simpul dalam jaringan

transportasi dan sudah menjadi tempat berhenti atau terputusnya arus pergerakan

lalu lintas kendaraan. (Fadel Miro, 2012)

2.2 Pengertian Terminal

a. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995, terminal bus

penumpang merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan baik

menurunkan serta menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar

moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan

kendaraan umum. Dari definisi tersebut, maka kawasan terminal pada saat

ini digunakan oleh penumpang untuk tempat keberangkatan dan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum II.pdf2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas

6

kedatangan. Selain itu terminal juga digunakan sebagai tempat transit

sementara untuk melanjutkan keberangkatan selanjutnya.

b. Terminal bus merupakan prasarana untuk angkutan jalan raya guna untuk

mengatur kedatangan serta pemberangkatan pangkalannya kendaraan

umum dan juga memuat atau menurunkan penumpang atau barang

2.3 Fungsi Terminal

Fungsi terminal menurut Dirjen Perhubungan Darat Bina Sistem

Prasarana ditinjau dari beberapa unsur antara lain :

a. Terminal bagi penumpang merupakan untuk mendapatkan kenyamanan

menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan lain,

serta tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas kendaraan pribadi.

b. Terminal bagi pemerintah adalah segi perencanaan dan manajemen lalu

lintas untuk menata lalu lintas dan angkutan umum serta menghindari

kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali kendaraan

umum.

c. Terminal bagi operator adalah sebagai tempat untuk mengatur operasi bus,

penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai

fasilitas pangkalan.

d. Terminal bagi pengguna umum merupakan fasilitas yang mendukung dalam

suatu terminal antara lain, toilet, loker tiket, pembelanjaan, dll.

2.4 Jenis Terminal

Menurut Warpani (2002), berdasarkan jenis angkutan terminal bus

dibedakan menjadi :

1. Terminal penumpang, yaitu adalah prasarana transportasi jalan yang

keperluannya menaikkan serta menurunkan penumpang, perpindahan intra

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum II.pdf2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas

7

dan antar moda transportasi serta sebagai pengaturan kedatangan dan

pemberangkatan kendaraan umum.

2. Terminal barang, yaitu adalah prasarana transportasi jalan yang

keperluannya untuk membongkar maupun memuat barang serta

perpindahan intra dan antar moda transportasi.

2.5 Ketentuan Mengenai Terminal Angkutan Penumpang

Sesuai dengan Pasal 41 Bab VI Peraturan Pemerintahan Nomor 43 tahun 1993,

tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan dan Pasal 2 Bab II Keputusan Menteri

Perhubungan No 31/1995, Terminal penumpang berdasarkan fungsi pelayanan

yang dibagi menjadi tiga tipe yaitu :

a. Terminal penumpang tipe A berfungsi untuk melayani kendaraan umum berupa

angkutan antar kota antar propinsi maupun angkutan lintas batas negara,

angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.

b. Terminal penumpang tipe B berfungsi untuk melayani kendaraan umum berupa

angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota maupun angkutan pedesaan.

c. Terminal penumpang tipe C berfungsi untuk melayani kendaraan umum untuk

angkutan pedesaan.

2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A

a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun

angkutan lalu lintas batas negara.

b. Terletak di jalan arteri dengan jalan sekurang-kurangnya yaitu

kelas IIIA.

c. Jarak antara dua terminal penumpang tipe A, sekurang-

kurangnya 20 km yang di Pulau Jawa, 30 km yang di Pulau

Sumatera dan 50 km yang di pulau lainnya.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum II.pdf2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas

8

d. Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 ha untuk

terminal yang di Pulau Jawad dan Sumatera, dan 3 ha di pulau

lainnya.

e. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari

terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 100 m yang di Pulau

Jawa dan 50 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu

keluar maupun masuk terminal.

2.5.2 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe B

a. Terletak di Kotamadya atau Kabupaten dan dalam jaringan

trayek angkutan kota yang dalam propinsi

b. Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan jalan yang

sekurang-kurangnya kelas IIIB.

c. Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau dengan

terminal yang tipe A sekurang-kurangnya 15 km yang di Pulau

Jawa, 30 km di pulau lainnya.

d. Tersedia luas lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk yang

terminal di Pulau Jawa dan Sumatera, dan 2 ha di pulau lainnya.

e. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari

terminal, berjarak sekurang-kurangnya 50 meter di Pulau Jawad

an 30 meter di pulau lainnya.

2.5.3 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe C

a. Terletak di dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II dan

dalam jaringan trayek yang angkutan pedesaan.

b. Terletak di jalan kolektor atau local dengan kelas jalan yang

paling tinggi IIIA. Harus tersedia lahan yang sesuai dengan

permintaan angkutan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum II.pdf2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas

9

c. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari

terminal, sesuai dengan kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas

di sekitar daerah terminal.

2.5.4 Kriteria Pembangunan Terminal

Beberapa aspek yang harus dilengkapi pada suatu terminal yaitu:

a. Rancangan bangun terminal.

1. Disyaratkan fasilitas penumpang

2. Adanya pembatasan sesuai antara lingkup kerja di sekitar

terminal dengan lokasi kegunaan lainnya, misal perkantoran,

pendidikan, dan lain sebagainya.

3. Harus adanya pembatas antara arus kendaraan dengan

pergerakan orang di dalam terminal.

4. Harus ada pembatas yang jelas antara jalur angkutan kota

maupun angkutan pedesaan, angkutan AKDP, angkutan

AKAP, manajemen didaerah pengawasan terminal dan lalu

lintas dalam terminal.

b. Analisis dampak lalu lintas.

c. Analisis mengenai dampak lingkungan.

2.5.5 Kriteria Perencanaan Terminal

a. Sirkulasi lalu lintas

Jalan masuk maupun keluar kendaraan haruS lancar, dan dapat

bergerak dengan begitu mudah. Jalan masuk maupun keluar

penumpang kendaraan umum herus terpisah dengan keluar

masuknya kendaraan. Kendaraan di dalam terminal harus dapat

bergerak tanpa adanya halangan yang tidak perlu. System

sirkulasi kendaraan di dalam terminal di tentukan.

1. Jumlah arah perjalanan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum II.pdf2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas

10

2. Frekuensi perjalanan

3. Waktu yang diperlukan untuk naik maupun turun

penumpang

Sistem sirkulasi ini juga harus ditata dengan memisahkan jalur

bus/kendaraan dalam kota dengan jalur bus angkutan yang antar

kota.

Fasilitas utama terminal yang terdiri dari :

1. Jalur pemberangkatan untuk kendaraan umum.

2. Jalur kedatangan untuk kendaraan umum.

3. Tempat tunggu untuk kendaraan umum.

4. Tempat istirahat sementara untuk kendaraan umum.

5. Bangunan kantor terminal.

6. Tempat tunggu penumpang maupun pengantar, menara

pengawasan, loket penjualan karcis, rambu-rambu dan juga

papan informasi yang memuat petunjuk jurusan, tariff

maupun jadwal perjalanan, peralatan parker kendaraan

pengantar dan taksi.

7. Kamar kecil/toilet.

8. Musholla.

9. Ruang pengobatan.

10. Ruang informasi dan pengaduan telepon umum.

11. Tempat penitipan barang.

12. Taman.

13. Kegiatan sirkulasi penumpang, pengantar, penjemput,

sirkulasi barang dan pengelola terminal.

14. Macam tujuan dan jumlah trayek, motivasi terkait

perjalanan, kebiasaan penumpang dan fasilitas penunjang

lainnya.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum II.pdf2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas

11

2.5.6 Alternatif Standard Terminal

Terminal penumpang berdasarkan tingkat pelayanan yang dinyatakan

dengan jumlah arus minimum pada kendaraan per satu satuan waktu

yang mempunyai cici-ciri sebagai berikut :

Tabel 2.1 Tingkat Pelayanan Terminal

No Tipe Terminal Jumlah Arus Kend.

(kend/jam)

1 Terminal tipe A 50 - 100

2 Terminal tipe B 25 - 50

3 Terminal Tipe C 25

2.6 Kapasitas dan Konsep Tingkat Pelayanan

Kapasitas yaitu besaran volume kendaraan yang melalui terminal. Konsep

kapasitas terminal dibagi menjadi dua. Yang pertama, peluang terjadinya arus lalu

lintas yang melintasi terminal secara maksimum., yaitu terhadap satuan lalu lintas

yang menanti untuk dapat masuk ke tempat pelayanan sesegera mungkin setelah

tersedianya tempat tersebut. Keadaan seperti ini jarang dicapai untuk kurun waktu

yang panjang, hal ini dipengaruhi karena arus transportasi rata-rata memiliki jam

peak hour (puncak).

Yang kedua yaitu daya muat maksimum yang masih bias manampung dengan

waktu kelambatan atau menunggu yang masih bias ditolerin oleh penumpang. Jika

pada suatu arus semakin meningkat atau padat pada bagian yang pendek dari

keseluruhan periode dimana kelambatan akan semakin meningkat jika volumenya

di ukur. Pada satuan arus lalu lintas, waktu total adalah jumlah antara waktu

pelayanan dan waktu kelambatan.

2.7 Aktivitas Terminal

Tersedianya fasilitas publik yang ada, diharapkan dapat digunakan sebagai alat

bantu untuk memenuhi kebutuhan dan memenuhi keberlangsungan kebutuhan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum II.pdf2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas

12

manusia. Selain itu, terminal berfungsi untuk melayani kendaraan yang berfumgsi

sebagai alat bantu transportasi. Sebab terminal juga harus mempertimbangkan

kepentingan dari kendaraan/jenis moda transportasi yang dilayani. Maka,

keberadaan terminal dapat memenuhi tujuan terminal tersebut. Kondisi seperti ini

memunculkan keteraturan aktivitas terminal agar dapat mencapai system

transportasi yang lebih terjamin, lebih efisien, dan mampu terbentuknya aliran

perputaran yang lebih sistematis.

2.8 Tingkat Kinerja Terminal

2.8.1 Standart Kinerja Terminal

a. Jumlah arus kendaraan per satuan waktu untuk Terminal tipe A sebanyak 50

sampai 100 kendaraan per jam

b. Sirkulasi lalu lintas kendaraan harus lancer

c. Luas bangunan

d. Luas pelataran

e. Sistem parkir kendaraan didalam terminal harus ditata sedemikian rupa

sehingga rasa aman, mudah dicapai, lancer dan tertib

2.8.2 Parameter Kinerja Terminal

a. Jalan masuk dan keluar kendaraan harus lancar dan tidak terjadi antrian ( ρ <

1)

b. Rentang waktu headway atau antara kurang dari rentang 10 – 20 menit

c. Waktu tunggu :

1. Rata-rata 5 – 20 menit

2. Maksimum 10 – 20 menit

2.9 Daerah Kewenangan Terminal

Terdapat 2 daerah kewenangan terminal penumpang, yaitu :

a. Daerah lingkungan kerja terminal yang diperuntukkan untuk fasilitas utama dan

juga fasilitas penunjang

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum II.pdf2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas

13

b. Daerah diluar lingkungan kerja terminal, yang diawasi oleh petugas terminal

untuk kelancaran arus lalu lintas yang ada di sekitar terminal disebut juga

dengan daerah pengawasan terminal.

2.10 Standart Pelayanan Terminal

Terminal merupakan salah satu prasarana yang sangat dibutuhkan di sektor

transportasi dalam melakukan pergerakan baik orang maupun barang dari tempat

asal ke tempat tujuan. Dengan mengacu pada definisi tersebut, maka pada bangunan

terminal penumpang dapat mengakhiri perjalanannya, atau memulai perjalananya

atau juga dapat menyambung perjalanannya dengan mengganti (transfer) lintasan

bus lainnya. Di lain pihak, bagi pengemudi bus, bangunan terminal adalah tempat

untuk memulai perjalanannya, mengakhiri perjalannya dan juga sebagai tempat

bagi kendaraan beristirahat sejenak, yang selanjutnya dapat digunakan juga

kesempatan tersebut untuk perawatan ringan ataupun pengecekan mesin. Sesuai

dengan fungsi terminal yang berperan dalam menunjang tersediannya jasa

transportasi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan. Dari dulu hingga sekarang

fungsi dari terminal masih sangat dibutuhkan untuk membantu mobilitas

masyarakat, dengan berkembangnya perekonomian di suatu wilayah akan

mengakibatkan meningkatnya aktivitas untuk melakukan pergerakan, hal ini

menyebabkan tuntutan terhadap jasa transportasi juga meningkat. Keberadaan

terminal sangat berperan penting dalam menentukan tingkat kinerja dari pelayanan

angkutan umum dalam suatu wilayah maka keberadaan terminal perlu

direncanakan dengan baik agar dapat mengefektifkan dan mengoptimalkan kinerja

dari terminal.

Beberapa standar pelayanan terminal yang diatur Menurut Peraturan Mentri

Perhubungan Republik Indonesia Nomor : PM 40 tahun 2015, mengenai standar

pelayanan penyelenggaraan terminal penumpang angkutan jalan,pelayanan yang

wajib disediakan dan dilaksanakan oleh penyelenggara terminal penumpang

angkutan jalan yaitu:

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum II.pdf2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas

14

a. Pelayanan keselamatan

Dimana keselamatan yang dimaksud merupakan standar minimal yang harus

dipenuhi untuk terhindarnya dari risiko kecelakaan yang disebabkan oleh faktor

kendaraan serta sarana dan prasarana yang meliputi.

1. Kelayakan dari kendaraan dengan ketersediaan fasilitas pemeliharaan

kendaraan, hal ini untuk memastikan kendaraan siap dan aman digunakan para

penumpang agar tidak ada gangguan selama perjalanan.

2. Pemisahan jalur kendaraan dan ketersediaan perlengkapan lalu lintas dan

petunjuk arah agar sirkulasi kendaraan dan aktivitas prnumpang di dalam

terminal menjadi tertib dan aman.

b. Pelayanan keamanan

Keamanan yang dimaksud adalah dimana penumpang terhindar dan terjaga dari

tindakan kriminal serta gangguan-gangguan lain selama berada pada kawasan

terminal.yang meliputi :

1. Adanya petugas terminal yang mengatur didalam terminal.

2. Fasilitas keamanan sebagai tempat pengawasan.

3. Media pengaduan keamanan agar memudahkan penumpang dalam melaporkan

gangguan kemanan.

c. Pelayanan kehandalan/keteraturan

Keteraturan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi untuk

memgetahui kapasitas waktu pemberangkatan dan kedatangan mobil bus.

d. Pelayanan kenyamanan

Kenyamanan yang dimaksud disini adalah standar yang harus dipenuhi,melputi

kondisi dan kelengkapan dari fasilitas yang ada pada terminal untuk memberikan

suatu kondisi nyaman, bersih, indah dan sejuk serta dapat dinikmati pengguna jasa.

e. Pelayanan kemudahan/keterjangkauan

Kemudahan/Keterjangkauan merupakan standar minimal yang harus dipenuhi

untuk memberikan kemudahan bagi pengguna jasa dalam mendapatkan informasi

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum II.pdf2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas

15

mengenai rute, trayek, jadwal dan tarif yang terjangkau serta terdapat fasilitas yang

memdudahkan pengunjung selama berada di kawasan terminal.

2.11 Parameter Pelayanan Terminal

a. Pelayanan keselamatan tersedianya fasilitas lajur pejalan kaki dan fasilitas

keselamatan jalan

b. Pelayanan keamanan tersedianya fasilitas keamanan, media pengaduan

gangguan keamanan dan petugas keamanan

c. Pelayanan kehandalan/keteraturan tersedianya jadwal kedatangan dan

keberangkatan kendaraan serta besaran tarif kendaraan bermotor umum

beserta realisasi jadwal secara tertulis dan tersedianya loket penjualan tiket

d. Pelayanan kenyamanan tersedianya ruang tunggu untuk calon penumpang

sebelum naik bus ( ruang tertutup atau terbuka ), toilet dan mushola

e. Pelayanan kemudahan /keterjangkauan keteraturannya letak jalur kedatangan

ataupun jalur keberangkatan, tersedianya ruang atau tempat untuk informasi

pelayanan berupa layout terminal, nama terminal, peta jaringan

2.12 Teori Antrian

Terdapat empat karakteristik antrian yang harus ditentukan untuk meramalkan

prestasi (dalam kata lain variable-variabel). Yang pertama ialah distribusi headway

dari kedatangan lalu-lintas, yang mungkin saja merata (yaitu dengan headway yang

konstan) atau dapat mengikuti pola kedatangan Poisson atau acak (yaitu

kemungkinan eknponensial negative dari headway), atau pola-pola lainnya.

Karakteristik penting yang ketiga ialah jumlah saluran untuk pelayanan atau

stasiun. Yang terakhir, yang biasa disebut dislipin antrian, ialah yang menentukan

urutan di mana satuan lalu-lintas yang tiba akan dilayani. Dalam transport, hal ini

biasanya dilakukan dengan cara yang pertama datang akan pertama pula dilayani,

tetapi dalam system lain urutan ini mungkin terbalik, yang terlebih dulu datangakan

paling akhir dilayani, seperti surat-surat yang di tumpuk, dan dipilih muali dari

yang paling atas. Dalam istilah teori antrian, hal yang pertama tadi biasa disebut

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum II.pdf2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas

16

“pertama masuk, pertama ke luar” (first in, first out – FIFO); sedang yang kedua

tadi biasa disebut “terakhir masuk, pertama keluar” (last in, first out – LIFO). Pola

lain juga mungkin, seperti misalnya lalu-lintas yang harus dialihkan apabila lajur

antrian sudah terlalu panjang; tetapi tidak akan membahas semua keadaan yang

terjadi. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Analisis tingkat kedatangan

λ = jumlah kendaraan yang tiba

waktu pengamatan

Perhitungan tingkat pelayanan

μ = jumlah kendaraan yang tiba

komulatif waktu pelayanan

Menghitung Intensitas Lalu Lintas

ρ = λ

μ

dimana:

λ = Analisis tingkat kedatangan

μ = Perhitungan tingkat pelayanan

Menghitung jumlah rata-rata kendaraan dalam system

n = ρ

1−ρ

dimana:

ρ = Intensitas lalu lintas

Menghitung waktu rata-rata dalam system

d = 1

μ−λ

dimana:

λ = Analisis tingkat kedatangan

μ = Perhitungan tingkat pelayanan

Menghitung waktu tunggu rata-rata dalam system

w = 𝑑 − 1

μ

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum II.pdf2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas

17

dimana:

d = Menghitung waktu rata-rata dalam system

μ = Perhitungan tingkat pelayanan

Menghitung panjang antrian rata-rata dalam system

q = ρ 2

1−ρ

dimana:

ρ = Intensitas lalu lintas

Menghitung headway rata-rata

h = 1

λ

dimana:

λ = Analisis tingkat kedatangan

2.13 IPA ( Importance Performance Analysis )

Importance Performance Analysis terdiri atas dua komponen yaitu analisis

kuadran dan analisis kesenjangan (gap). Dengan analisis kuadran dapat diketahui

respon konsumen terhadap variabel yang diplotkan berdasarkan tingkat

kepentingan dan kinerja dari variabel tersebut. Sedangkan analisis kesenjangan

(gap) digunakan untuk melihat kesenjangan antara kinerja suatu variabel dengan

harapan pengguna terhadap variabel tersebut.

Langkah pertama untuk analisis kuadran adalah menghitung rata-rata penilaian

kepentingan dan rata-rata kinerja untuk setiap variabel dengan dan p merupakan

banyaknya variabel. Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata tingkat

kepentingan dan rata-rata kinerja untuk keseluruhan variabel. x y Nilai ini

memotong tegak lurus pada sumbu horizontal yaitu sumbu yang mencerminkan

kinerja variabel (x) sedangkan nilai memotong tegak lurus pada sumbu vertikal

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum II.pdf2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas

18

yaitu sumbu yang mencerminkan kepentingan variabel (y). Setelah diperoleh bobot

kinerja dan kepentingan sub variabel serta nilai rata-rata kinerja dan kepentingan

variable x y. Setelah diperoleh bobot kinerja dan kepentingan sub variabel serta

nilai rata-rata kinerja dan kepentingan variabel. Kemudian nilai-nilai tersebut

diplotkan ke dalam diagram kartesius seperti pada Gambar berikut:

Gambar 2.1 Diagram Analisis Kuadran

Rumus yang digunakan adalah sebagai dalam analisis ini adalah sebagai berikut :

Sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat kepuasan, sedangkan sumbu tegak

(Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, maka

untuk setiap atribut digunakan Persamaan 2.1 dan 2.2 sebagai berikut :

𝑋𝑖 =∑𝑥

𝑛… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (2.1)

𝑌𝑖 =∑𝑦

𝑛… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (2.2)

dimana :

∑𝑥 = Total skor tingkat kesesuaian performance.

∑𝑦 = Total skor tingkat kepentingan / importance.

n = Jumlah responden.

Setelah itu dilakukan pengukuran nilai rata-rata untuk tiap atribut,selanjutnya

mengukur tingkat kesesuaian antara tingkat kepuasan dan kepentingan denngan

rumus sebagai berikut :

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum II.pdf2.5.1 Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi maupun angkutan lalu lintas batas

19

Tki = 𝑋𝑖

𝑌𝑖 x100%………………….........................................…..............(2.3)

dimana :

Tki = Tingkat kesesuaian responden.

Xi = Nilai rata-rata penilaian tingkat kesesuaian.

Yi = Nilai rata-rata penilaian tingkat tiap kepentingan.

Langkah selanjutnya adalah membuat peta posisi importance – performance yang

merupakan suatu diagram kartesius yang dibagi menjadi empat kuardan yang

dibatasi oleh dua buah garis berpotongan tegak lurus .

�̿� =∑𝑥𝑖

𝑘 ...............................................................................(2.4)

�̿� =∑𝑦𝑖

𝑘 ...............................................................................(2.5)

dimana :

∑𝑥𝑖 = Total rata-rata tingkat kesesuaian seluruh atribut.

∑𝑦𝑖 = Total rata-rata tingkat kepentingan seluruh atribut.

k = Banyaknya atribut yang mempengaruhi kesesuaian dan kepentingan.