Top Banner
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 Pengertian Transportasi Moda pengangkutan berupa transportasi merupakan pergerakan barang ataupun manusia dari satu tempat ke tempat yang lainnya, perpindahan tersebut menggunakan suatu kenderaan yang dipacu oleh mesin atau manusia. Pengangkutan berupa transportasi ini digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas harian. Menurut Musa dan Setiono (2012), Moda pengangkutan berupa transportasi dapat ditafsirkan seperti mengangkut atau membawa suatu barang dari suatu tempat ke tempat lainnya atau dengan kata lain yaitu merupakan suatu gerakan pemindahan barang atau subjek orang dari tempat satu ke tempat lainnya. Di setiap negara maju, untuk dapat menggunakan suatu kegiatan transportasi menggunakan bus yang biasanya menggunakan bus atau taksi dikarenakan di dalam negara maju sudah tidak diperbolehkan untuk atau jarang yang punya kendaraan pribadi seperti mempunyai mobil pribadi dan sebagian besar dari penduduk di negara maju menggunakan transportasi umum yang mana dalam transportasi itu dibagi menjadi 3 alat transportasi yang biasa digunakan yakni biasa digunakan transportasi darat yang mana banyak sekali yang menggunakan nya lalu transportasi laut apabila ingin melintas apabila melalui air dan yang terakhir transportasi udara. Di perkotaan, kecenderungan yang terjadi adalah meningkatnya jumlah penduduk yang tinggi karena tingkat kelahiran maupun urbanisasi. Tingkat urbanisasi berimplikasi pada semakin padatnya penduduk yang secara langsung maupun tidak langsung mengurangi daya saing dari transportasi wilayah (Susantoro& Parikesit, 2004:14) Moda pengangkutan berupa transportasi atau pengangkutan umum dapat ditafsirkan dalam suatu seperti pergerakan orang untuk dapat berpindah ke tempat lain dengan cara menggunakan metode atau cara tertentu untuk sampai tujuan agar dapat melakukan suatu halnya yang sebagai Sistem pengangkutan transportasi pada
19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

Nov 17, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transportasi

2.1.1 Pengertian Transportasi

Moda pengangkutan berupa transportasi merupakan pergerakan barang

ataupun manusia dari satu tempat ke tempat yang lainnya, perpindahan tersebut

menggunakan suatu kenderaan yang dipacu oleh mesin atau manusia.

Pengangkutan berupa transportasi ini digunakan untuk memudahkan manusia

dalam melakukan aktivitas harian. Menurut Musa dan Setiono (2012), Moda

pengangkutan berupa transportasi dapat ditafsirkan seperti mengangkut atau

membawa suatu barang dari suatu tempat ke tempat lainnya atau dengan kata lain

yaitu merupakan suatu gerakan pemindahan barang atau subjek orang dari tempat

satu ke tempat lainnya.

Di setiap negara maju, untuk dapat menggunakan suatu kegiatan transportasi

menggunakan bus yang biasanya menggunakan bus atau taksi dikarenakan di dalam

negara maju sudah tidak diperbolehkan untuk atau jarang yang punya kendaraan

pribadi seperti mempunyai mobil pribadi dan sebagian besar dari penduduk di

negara maju menggunakan transportasi umum yang mana dalam transportasi itu

dibagi menjadi 3 alat transportasi yang biasa digunakan yakni biasa digunakan

transportasi darat yang mana banyak sekali yang menggunakan nya lalu transportasi

laut apabila ingin melintas apabila melalui air dan yang terakhir transportasi udara.

Di perkotaan, kecenderungan yang terjadi adalah meningkatnya jumlah

penduduk yang tinggi karena tingkat kelahiran maupun urbanisasi. Tingkat

urbanisasi berimplikasi pada semakin padatnya penduduk yang secara langsung

maupun tidak langsung mengurangi daya saing dari transportasi wilayah

(Susantoro& Parikesit, 2004:14)

Moda pengangkutan berupa transportasi atau pengangkutan umum dapat

ditafsirkan dalam suatu seperti pergerakan orang untuk dapat berpindah ke tempat

lain dengan cara menggunakan metode atau cara tertentu untuk sampai tujuan agar

dapat melakukan suatu halnya yang sebagai Sistem pengangkutan transportasi pada

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

6

jalan raya terdiri dari pada tiga komponen pokok yaitu prasarana infrastruktur

dalam angkutan, para pelaku yang melakukan perjalanan dan pelaku yang

menjalankan aktivitasnya di dalam angkutan. Sesuai dengan kadar yang ada pada

keadaan lalu lintas, yakni harus membutuhkan infrastruktur yang mampu dalam hal

melayani keadaan lalu lintas yang aman dan lancar.

2.1.2 Transportasi sebagai suatu system

Transportasi adalah kegiatan perpindahan barang atau manusia dari suatu

tempat ke tempat lainnya. Contoh sederhananya ketika kita berjalan kaki dari kost

atau menuju kampus atau tempat kerja. Dasar atau unsur pokok dalam transportasi

adalah perpindahan (movement). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa

transportasi adalah tentang bagaimana manusia dan barang berpindah dari satu

lokasi ke lokasi lainnya. Dan tidak setiap transportasi memerlukan sebuah sarana

atau wahana yang digerakkan manusia semacam mesin.

Sistem transportasi adalah segala bentuk yang saling mengait dalam

kegiatan perpindahan manusia dan atau barang. Di dalamnya adalah manusia,

barang itu sendiri serta berbagai macam sarana dan prasarana yang terlibat atau

digunakan untuk memindahkannya, Sebagai suatu sistem transportasi diuraikan

atas 5 komponen,yaitu:

1. Tenaga penggerak

2. Terminal

3. Jalan

4. System control

5. Kendaraan

2.2 Terminal

2.2.1 Pengertian Terminal

Sudah jelas dan terperinci dalam Undang-undang nomor 22 tahun 2009

tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Moda pengangkutan berupa transportasi

atau pengangkutan umum adalah tempat yang mana dapat menjadi suatu pangkalan

kendaraan bermotor yang sifatnya umum dan dapat digunakan untuk mengatur

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

7

apabila terdapat suatu kedatangan dan keberangkatan, naik dan turunnya suatu

subjek orang dan/atau barang, serta apabila terjadi suatu perpindahan moda

angkutan.sesuatu yang telah dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia

No.22 tahun 2009, tentang Lalu Lintas Angkatan Jalan, Moda pengangkutan berupa

transportasi atau pengangkutan umum merupakan:

a. Suatu titik simpul dalam rangkaian pengangkutan yang berupa

transportasi yang berfungsi untuk pelayanan dan pengaplikasian secara

umum

b. Tempat di mana terjadi suatu pengawasan, pengawalan, pengaturan dan

pengoperasian lalu lintas

c. Infrastruktur pengangkutan adalah bagian dari sistem pengangkutan untuk

memudahkan aliran penumpang dan barang, merupakan bagian dari sistem

transportasi untuk melancarkan aliran penumpang dan barang.

d. Elemen ruang yang memainkan peranan penting untuk kecakapan

kehidupan kota Keputusan Menteri Perhubungan mengenai Infrastruktur

Lalu Lintas Jalan Raya dapat dikategorikan sebagaimana bahwa terminal

yang berisi terdapatnya suatu penumpang adalah infrastruktur

pengangkutan jalan raya untuk tujuan memunggah dan menaikkan

penumpang, memindahkan serta mengatur kedatangan dan keberangkatan

penumpang umum. Peraturan Pemerintah dan Keputusan Menteri

Perhubungan memberikan suatu statemnet bahwa dapat terjadi apabila

penentuan lokasi terminal penumpang dan kargo dilakukan dengan

mempertimbangkan rencana perlunya lokasi yang tepat ssasaran yang

merupakan bagian dari rencana spasial umum, kepadatan lalu lintas dan

kapasitas jalan di sekitar terminal, penyatuan moda pengangkutan baik di

dalam dan di antara moda, Tujuan dalam suatu melakukan pengadaan

dalam berhentinya perhentian sesuai dengan peraturan yang telah di

tetapkan adalah untuk :

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

8

1. Memastikan lalu lintas yang aman lancer dan teratur

2. Memastikan dalam suatu hal yang dapat mempengaruhi keselamatan

yang terjamin untuk pengguna yang akan melakukan transportasi

maupun penumpang umum .

3. Menjamin suatu adanya kejadian yang pasti dalam suatu kepentingan

keselamatan untuk memberikan tarif kenaikan atau untuk menurunkan

maupun menaikkan suatu penumpang

4. Mempermudah kepada penumpang dalam melakukan zona

perpindahan moda angkutan umum atau busway

1.2.2 Jenis-Jenis Terminal

Berdasarkan dalam suatu Terminal yang akan menjadi jenis angkutan dapat

dibedakan menjadi:

1. Terminal dapat dikategorikan sebagai terminal penumpang yang mana

dalam terminal penumpang suatu sarana dan prasarana yang di fasilitasi

sebagai bahan transportasi umum yang dapat digunakan sebagai alat

transportasi orang maupun barang dengan cara manikkan dan menurunkan

penumpang.

2. Terminal barang merupakan prasarana transportasi yang dapat digunakan

untuk dapat membongkar jadi suatu barang bongkar dan memuat barang

yang dapat di distribusikan ke tempat yang menjadi tujuannya

2.2.3 Fungsi Terminal

Fungsi adalah aktivitas atau tujuan asas yang ditujukan kepada seseorang

atau benda. Sementara itu, menurut KBBI, fungsi yang mana merupakan

penggunaan sesuatu. Fungsi yang terdapat dapat di terminal fasilitas terminal yang

digunakan dalam bentuk kegiatan yang ditujukan kepada penggunanya. Sebagai

infrastruktur pengangkutan yang dihubungkan ke sistem rangkaian pengangkutan,

terminal yang dimaksud ini mempunyai beberapa fungsi. terdapat peraturan yang

,membahasanya yaitu:

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

9

1. Pengunjung sebagai personal Penumpang : Fungsi yang dapat terjadi

terminal bagi pengunjung yang akan menjadi penumpang adalah untuk

suatu kenyamanan dan kemudahan, menunggu, kenyamanan dan

kemudahan dalam suatu pergerakan perpindahan dari satu kendaraan

terhadap kendaraan lain yang sudah tersedianya suatu fasilitas fasilitas

yang terdapat informasi yang menjadi sarana penyedia dan informasi.

2. Suatu Oknum dalam Pemerintahan : Fungsi ini menjadikan terhadap suatu

pemerintahan apabila dilihat dari suatu dalam segi suatu perencanaan dan

suatu manajemen atau biasa disebut dengan segi perencanaan dan

pengurusan dalam kegiatan lalu lintas agar dapat menjadikan lalu lintas

tertata serta suatu pemerintahan dapat menata dan mengatur lalu lintas

sedemikian rupa dan menghindari kesesakan antara pengunjung satu

dengan yang lain, sebagai sumber pengumpulan informan dalam

penggunaan pajak retribusi pengendali dalam angkutan umum

3. Operator pengendali Pengangkutan Umum : Fungsi terminal ini dalam

fasilitas umum agar dapat sebagai pengendali suatu oprator umum dalam

pelayanan transportasi umum angkutan umum, yang mana dapat

menyediakan berupa dapat tersedianya fasilitas untuk istirahat dan

fasilitas berupa informasi bagi angkutan dalam suatu pemberhentian dalam

terminal.

2.2.4 Tipe-Tipe Terminal

Hal yang telah menjadi suatu acuan berdasarkan Keputusan yang telah ada

dalam undang undang moda transportasi berupa Terminal Transportasi Jalan, dapat

mengklasifikasikan suatu hal hal dalam terminal menjadi beberapa tipe yaitu:

1. Terminal Tipe A dalam hal Penumpang : terminal ini berfungsi sebagai

pelayanan umum dengan jarak antar Provinsi dalam batas negara, dalam

pelayanan terminal tipe A ini mengangut antar Provinsi ,kota, dan desa

2. Terminal Tipe B dalam hal Penumpang: terminal ini berfungsi dapat

melayani penumpang umum yang melayani pengangkutan antar kota

dalam suatu Provinsi

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

10

3. Terminal Tipe C dalam hal Penumpang: terminal ini berfungsi

penumpang yang melayani transportasi umum untuk pengangkutan di

pedesaan.

Menurut tingkat pelayanan yang dinyatakan dengan jumlah arus minimum

kendaraan per satuan waktu, terminal dikategorikan dalam tipe, yaitu:

1. Terminal Tipe A: melayani 50-100 kendaraan/jam

2. Terminal Tipe B: melayani 25-50 kendaraan/jam

3. Terminal Tipe C: melayani 25 kendaraan/jam

Selanjutnya dalam (Parapat dkk., 2005) mempunyai pendapat mereka sendiri

mengenai fungsi terminal, yaitu:

1. Dapat Difungsikan sebagai titik tumpuan (traffic consentration)

penumpang dapat berkumpul dalam semua arah menuju ke satu arah

tertentu untuk meneruskan dalam perjalanan ke tempat yang ditujukan

dalam tujuan tertentu

2. Dapat Difungsikan sebagai titik penyebaran (classification and sorting)

dalam hal ini suatu pengunjung dapat menyebar sesuai dengan suatu tujuan

yang di inginkan.

3. Dapat Difungsikan sebagai tempat untuk menukar moda angkutan (traffic

interchange) di mana terdapat pemindahan moda angkutan yang dibuat

oleh penumpang untuk meneruskan perjalanan; dan

4. Dapat Difungsikan sebagai pusat layanan (service avaibility) untuk

memuat dan membongkar (loading and unloading), penyimpanan jangka

pendek (storage) dan tempat untuk memproses pembelian tiket,

menunggu, menyimpan bawaan penumpang dan prosedur lain.

2.2.5 Lokasi Terminal

Penentuan lokasi terminal penumpang dilakukan dengan

mempertimbangkan rencana keperluan lokasi simpul yang merupakan bagian dari

rencana umum jaringan transportasi jalan. Penentuan lokasi terminal penumpang

menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 102 Tahun

2018 Tentang Penyelenggaraan Terminal Barang

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

11

a. Terminal Tipe A

1. Letak dalam rute biasanya rute antar kota dan antar wilayah perbatasan

negara

2. Letak dalam rute jalan yang bermateri dengan kelas yang mana telah ada

ketentuan jalan sekurang kurangnya IIIA

3. jarak yang ada antara terminal Tipe A dengan Tipe A lainnya sekurang

nya 20 Km di Pulau Jawa, 30 km di Pulau Sumatera dan 50 km di pulau

lainnya.

4. Luas Kawasan lahan yang ada sekurang-kurangnya 5 ha untuk terminal di

Pulau Jawa dan Sumatera, dan 3 ha di pulau lain.

5. Mempunyai akses ke terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 100 m di

Pulau Jawa dan 50 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar

atau masuk terminal.

b. Terminal Tipe B

1. Dalam terminal terletak suatu jaringan yang dikategorikan dalam suatu

trayek yang akan mengatur dalam antar kota atau juga dapat

dikategorikan sebagai terminal dalam provinsi.

2. Terletak di jalan yang mana telah ditentukan dalam arteri dan suatu

kolektor dengan berbeda beda kelas sekurang-kurangnya kelas IIIB.

3. Jarak antara terminal penumpang jenis tipe B atau terminal penumpang

tipe A, sekurang-kurangnya 15 km di Pulau Jawa dan 30 km di Pulau

lainnya.

4. Sekurang-kurangnya terdapat lahan sebesar 3 ha untuk terminal di Pulau

Jawa dan Sumatera, dan 2 ha untuk terminal di pulau lain.

5. Mempunyai akses ke terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 50 m

di Pulau Jawa dan 30 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu

keluar atau masuk terminal.

c. Terminal Tipe C

1. Terletak pada dalam kondisi wilayah Kabupaten daerah dengan terdapat

Tingkat II dan dalam jaringan trayek pedesaan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

12

2. Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi

kelas IIIA.

3. Terdapat lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan.

4. Mempunyai akses jalan ke terminal sesuai kebutuhan untuk kelancaran

lalu lintas di sekitar terminal.

Berikut ini adalah tabel dari hubungan terminal dengan pelayanan

penumpang yang terdapat pada tabel 2.1

Tabel 2. 1 Hubungan Terminal Dengan Pelayanan Penumpang

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Mojokerto

2.2.6 Klasifikasi Terminal Berdasarkan Tingkat Pelayanan

Berdasarkan tingkat pelayanan terminal, terminal penumpang yang

dinyatakan sebagai arus minimum kendaraan per satuan waktu mempunyai

beberapa ciri-ciri sebagai berikut :

1. Terminal Tipe A mempunyai jumlah kendaraan sebanyak 50-100

kendaraan per jam

2. Terminal Tipe B mempunyai jumlah kendaraan sebanyak 25-50 kendaraan

per jam

3. Terminal Tipe C mempunyai jumlah kendaraan kurang dari 25 per jam

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

13

2.2.7 Klasifikasi Terminal Berdasarkan Ruang Terminal

Berdasarkan yang terjadi dalam suatu kebutuhan ruang terminal, terminal

penumpang mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu sebagai berikut :

1. Terminal Tipe A : terminal tipe A untuk di pulau jawa dan Sumatra ±

memiliki luas 5 ha sedangkan di pulau yang lain ± memiliki luas 3 ha

2. Terminal Tipe B : terminal tipe B untuk di pulau jawa dan Sumatra ±

memiliki luas 3 ha sedangkan di pulau yang lain ± memiliki luas 2 ha

3. Terminal Tipe C : Tergantung kebutuhan

2.2.8 Fasilitas yang keterkaitan dengan aktivitas dalam terminal

Agar terminal bisa memberikan pelayanan yang baik untuk pengguna

terminal, untuk itu perlu disediakan fasilitas-fasilitas yang diperuntukkan bagi

pengguna jasa terminal. Fasilitas-fasilitas tersebut perlu disediakan dalam jumlah

yang cukup dan harus dijaga supaya terminal tetap mampu memberikan pelayanan

bagi pengguna jasa terminal sesuai dengan fungsinya. Fasilitas di terminal dapat

dibedakan menjadi 2 bagian yaitu Fasilitas Utama dan Fasilitas Penunjang.

Dalam fasilitas Utama terminal yakni fasilitas ini benar adanya tersedia

pada setiap terminal dan selalu memberikan layanan bagi masyarakat yang akan

melakukan suatu perjalanan yang mana memerlukan jasa terminal angkutan umum.

Adapun yang dapat digolongkan sebagai fasilitas utama antara lain.

a. Jalur keberangkatan dan jalur kedatangan

b. Tempat parkir kendaraan umum

c. Tempat tunggu penumpang

d. Kantor terminal

e. Loket penjualan karcis

f. Menara pengawas

g. Rambu-rambu dan papan informasi yang berupa penunjuk jurusan bus dan

angkutan, tarif bus dan jadwal-jadwal perjalanan bus

h. Tempat parkir kendaraan pengantar

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

14

• Fasilitas penunjang

Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang digunakan sebagai penunjang dari

kegiatan pokok terminal, berikut ini adalah fasilitas penunjang terminal yaitu :

a. Fasilitas Toilet

b. Fasilitas Kantin

c. Fasilitas Tempat ibadah

d. Fasilitas Area merokok

e. Fasilitas Anjungan tunai mandiri (ATM)

f. Fasilitas Keamanan

g. Fasilitas Ruang pengobatan

h. Fasilitas Telepon umum

i. Fasilitas Tempat penitipan barang

Untuk terminal yang memiliki tipe yang berbeda juga memiliki fasilitas

yang harus disediakan juga berbeda baik segi kualitas dan kuantitasnya.

Tabel 2. 2 kebutuhan Luas Fasilitas Dalam Terminal Angkutan Umum

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

15

2.3 Pengertian Angkutan Umum

Angkutan umum merupakan layanan angkutan penumpang oleh sistem

perjalanan kelompok yang tersedia untuk digunakan untuk masyarakat umum, dan

biasanya angkutan umum dikelola sesuai jadwal, dan dioperasikan pada rute yang

ditetapkan, serta pada angkutan umum dikenakan biaya untuk setiap perjalanannya,

angkutan umum dibedakan menjadi 2 yaitu angkutan massal dan angkutan umum

yang disewakan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

16

1. Angkutan yang disebut bersifat umum massal

Yaitu suatu jasa berupa transportasi yang memiliki rute dan jadwal reguler,

seperti bus dan kereta api. Jenis transportasi ini tidak memenuhi permintaan tetapi

menyediakan layanan reguler, baik jadwal dan tarif

2. Angkutan umum yang bersifat dapat disewakan

Yaitu, jasa pengangkutan yang dapat digunakan oleh semua orang

berdasarkan ciri-ciri tertentu, seperti tarif dan rute. Pengangkutan umum ini

umumnya tidak mempunyai rute atau jadwal tetap, seperti taksi. Ciri utama

pengangkutan ini adalah memenuhi permintaan.

Di Indonesia, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan KM. 35 tahun

2003, Bab I, Pasal 1, jenis-jenis angkutan adalah:

a. Angkutan Lintas Batas adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang

melintasi batas negara dengan menggunakan bus umum yang menuju ke

trayek

b. Pengangkutan antara kota dan antara wilayah adalah pengangkutan dari

satu kota ke kota lain yang melintas di antara kabupaten atau kota melalui

lebih dari satu wilayah wilayah dengan menggunakan bus umum yang

diikat ke suatu rute..

c. AADP adalah pengangkutan dari salah satu kota ke kota lain yang mana

melintas di antara sebuah kabupaten atau kota di dalam wilayah dengan

menggunakan bus umum yang diikat ke suatu rute..

d. Pengangkutan Perkotaan adalah pengangkutan dari satu tempat ke tempat

lain di dalam kota atau daerah ibu kota kabupaten atau di Daerah Ibu Kota

Khusus Jakarta (DKI) dengan menggunakan bus umum atau kereta

penumpang umum yang diikat ke rute.

e. Pengangkutan luar kota adalah pengangkutan yang melakukan suatu

transportasi dari tempat lain ke kabupaten yang termasuk dalam rute

menggunakan bus umum atau kereta penumpang umum yang terikat

dengan rute tersebut.

f. Pengangkutan dalam kawasan Perbatasan adalah pengangkutan kota atau

pengangkutan luar kota yang melalui rute dalam daerah kecamatan yang

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

17

berdekatan dengan kabupaten atau kota lain baik melalui satu provinsi atau

lebih dari satu provinsi..

g. Pengangkutan Khusus adalah pengangkutan yang mempunyai asal dan /

atau tujuan tetap, yang menyediakan rute bolak-balik untuk penumpang

umum, pengangkutan bolak-balik untuk pekerja, penempatan, dan simpul

yang berbeda.

h. Pengangkutan taksi adalah pengangkutan menggunakan kereta

penumpang umum yang ditandai khas dan dilengkapi dengan meter yang

melayani pengangkutan dari pintu ke pintu dalam kawasan operasi

terhadap sesuatu transportasi.

i. Penyewaan pengangkutan adalah pengangkutan menggunakan kereta

penumpang umum yang melayani pengangkutan dari pintu ke pintu,

dengan atau tanpa pemandu, di dalam kawasan operasi.

j. Pengangkutan pariwisata adalah pengangkutan menggunakan bus umum

yang dilengkapi dengan tanda khas untuk tujuan pariwisata atau untuk

tujuan lain di luar layanan pengangkutan di rute seperti untuk keperluan

keluarga dan sosial lain.

2.4 Trayek Dan Rute

Trayek suatu Angkutan merupakan garis lintasan kendaraan umum atau

rute untuk suatu pelayanan berupa jasa angkutan orang dengan mobil bus ataupun

angkutan kota yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan

jadwal tetap maupun tidak berjadwal

Rute angkutan umum biasanya terletak di lokasi yang memang

dimungkinkan terdapat calon penumpang yang akan dilayani. Secara umum, ada

lebih dari satu trayek pada angkutan umum yang dapat melayani masyarakat dari

dalam suatu kawasan, maka dari itu dapat ditinjau dari keseluruhan yang akan ada

suatu sistem jaringan rute yaitu sekumpulan rute yang bersama-sama melayani

keperluan umum masyarakat meliputi:

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

18

1. Rute Transnasional adalah rute yang melalui perbatasan negara.

2. Rute Antar Kota dan Antara Wilayah, yaitu rute yang melewati lebih dari

satu provinsi

3. Rute Antar Kota di Wilayah, yaitu rute yang melintasi wilayah yang

melewati antara kabupaten dan kota dalam satu provinsi.

4. Rute Kota adalah rute yang sepenuhnya berada di dalam kawasan kota.

5. Rute Kota adalah rute kota yang melewati perbatasan kabupaten / kota /

provinsi yang berdekatan.

6. Rute Luar Kota adalah rute yang seluruhnya berada di kabupaten.

7. Rute Perbatasan adalah rute perbatasan antara desa yang sepenuhnya

berada di dalam wilayah atau di antara wilayah.

2.5 Tingkat Pelayanan Terminal

2.5.1 Pengertian Tingkat Pelayanan Terminal

Tingkat pelayanan merupakan ukuran kinerja ruas jalan atau simpang jalan

yang dihitung berdasarkan tingkat penggunaan jalan, kecepatan, kepadatan dan

hambatan yang terjadi di dalam suatu terminal

2.5.2 Standar Pelayanan Terminal

Standar pelayanan terminal adalah suatu pedoman bagi penyelenggaraan

terminal angkutan jalan dalam memberikan pelayanan jasa kepada seluruh

pengguna terminal, dalam standar pelayanan terminal yang telah diatur Peraturan

Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor : PM 40 Tahun 2015 Pasal 3

Tentang Standar Pelayanan Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan

Jalan:

1. Pelayanan keselamatan

2. Pelayanan keamanan

3. Pelayanan kehandalan/keteraturan

4. Pelayanan kenyamanan

5. Pelayanan kemudahan/keterjangkauan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

19

2.5.3 Ukuran Tingkat Kinerja Pelayanan Terminal

2.4.1.1 Tingkat Pengukuran

Dalam tingkat Pengukuran adapun pengukuran yang harus ada dalam

kinerja suatu pada pelayanan terminal yakni kepuasan terhadap pengguna jasa

melalui kualitas pelayanan terminal. Prosedur pengukuran dan pemberian angka-

angka pada variabel diharapkan bersifat isomorphic terhadap realita, artinya ada

persamaan dengan realita

Beberapa dapat dikategorikan dalam metode survei yang dapat dilakukan :

1. Setiap Pengukuran bisa dilakukan dengan cara langsung dengan

pertanyaan

2. Responden diharuskan dapat menulis suatu masalah yang dihadapi yang

mana berkaitan dengan penawaran suatu perusahaan lalu responden juga

harus dapat melakukan perbaikan (problem analysis)

3. Responden wajib diberi pertanyaan mengenai besarnya harapan suatu

atribut.

4. Responden diwajibkan dapat menilai berbagai macam elemen dari

penawaran berdasarkan kepentingan elemen dan prestasi masing masing

elemen dan juga teknik ini juga dikenal dengan istilah Importance

Performance Analysis

2.4.1.2 Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert.

Skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert dan terkenal dengan Beberapa faktor

nama Likert’s Summated Ratings (LSR) atau Skala Likert.

Suatu Kajian ini dilakukan pada skala tertinggi yakni angka 5 ( Lima )

tahap Likert dengan beranggapan apabila lima tahap ini dapat mewakili seluruh

tanggapan responden yang terdiri dari:

1. Sangat Puas ( SP ), Apabila responden memberikan pendapat apabila jasa

yang ada sangat penting dan mesti dipenuhi, pendapat ini diberi nilai 5.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

20

2. Puas (P), Apabila para responden berpendapat bahwa setiap kepuasan

yang dirasa sudah menjadi hal penting yang telah dipenuhi, pendapat ini

diberi nilai yang sesuai / berat 4.

3. Netral (N), Apabila responden berpendapat bahwa kepuasan hanya sudah

cukup maka diberi nilai 3

4. Kurang Puas (KP), Apabila responden berpendapat bahwa kepuasan ada

hal yang perlu diperbaiki maka diberi nilai 2 2.

5. Tidak Puas (TP), Apabila responden beranggapan tidak bisa diteruskan

karena akan ada hal negatif yang dapat mempengaruhi terminal maka

diberi nilai 1

2.4.1.3 Preferensi

Pilihan pengguna boleh didefinisikan sebagai pilihan, pilihan atau sesuatu

yang disukai pengguna. Oleh itu, pilihan pengguna untuk item dapat ditentukan

dengan menentukan atribut atau faktor yang wujud dalam produk. Pada akhirnya,

sifat-sifat tersebut dapat memengaruhi pertimbangan dalam suatu memilih barang

(Kotler, 2000)

Agar dapat digambarkan pada suatu pilihan maka terdapat beberapa

pernyataan yang boleh diterima sebagai kebenaran tanpa bukti dianggap

mempunyai tiga ciri asas, yaitu:

1. Kelengkapan (completeness)

Kelengkapan (completeness) mengandung pengertian jika pilihan A dan

pilihan B merupakan dua situasi, jadi setiap orang harus bisa lebih spesifik

dalam memilih kalau pilihan A lebih baik dari pilihan B ataupun pilihan B

lebih baik dari pilihan A

2. Transitivitas (transitivity)

Transitivitas (transitivity) merupakan seseorang menyatakan bahwa orang

tersebut lebih memilih pilihan A daripada pilihan B, dan lebih memilih

pilihan B daripada pilihan C, maka orang tersebut harus lebih memilih pilihan

A daripada pilihan C. Dengan demikian, seseorang tidak dapat menyatakan

pilihan yang saling bertentangan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

21

3. Kontinuitas (continuity)

Kontinuitas merupakan seseorang yag dapat menyatakan lebih memeilih A

daripada B dengan maksud semua syarat di bawah pilihan A lebih disukai

daripada syarat di bawah pilihan B.

2.4.1.4 Importance Performance Analysis (IPA)

Gambar 2. 1 Diagram Analisis Kuadran

Sumber : Supranto (2001)

Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengukur tingkat

kepuasan seseorang tentang kinerja pihak lain. Kepuasan tersebut diukur dengan

cara membandingkan tingkat harapannya dengan kinerja yang dilakukan pihak lain.

Langkah awal yang harus ada dalam analisis kuadran adalah mengira

kepentingan yang menjadi Suatu rata dalam nilai prestasi variabel bagi setiap

variabel di mana p adalah bilangan variabel. Langkah seterusnya adalah dapat

mengira dalam tahap suatu kepentingan dan prestasi rata-rata bagi semua variabel

x dan y. Nilai yang diperoleh dapat memotong tegak lurus dengan sumbu mendatar,

yaitu sumbu yang selalu mencerminkan prestasi variabel (x) sementara nilainya

akan bersilang tegak lurus pada sumbu menegak, yang merupakan sumbu yang

mencerminkan kepentingan berubah (y). Setelah memperoleh berat prestasi dan

kepentingan sub-variabel dan nilai rata-rata prestasi dan kepentingan variabel x dan

y, setelah kita memperoleh berat prestasi dan kepentingan sub-variabel dan nilai

rata-rata prestasi dan kepentingan variabel. Kemudian nilai-nilai ini dipetakan ke

dalam diagram Cartesian.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

22

Rumus yang digunakan adalah seperti berikut dalam analisis ini:

Sumbu yang terdapat seperti mendatar (X) akan selalu diisi dengan nilai

akhir dalam tahap suatu kepuasan manakala sumbu tegak (Y) akan diisi oleh nilai

akhir dalam suatu kepentingan. Dalam mempermudah formula, Persamaan 2.1 dan

2.2 digunakan untuk setiap atribut seperti berikut:

Setelah melakukan perhitungan ini, pengukuran nilai rata-rata untuk setiap

atribut dilakukan, kemudian setelah mengukur rata-rata setiap atribut, mengukur

tahap kesesuaian antara tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan dengan formula

seperti di bawah

Setelah itu, langkah selanjutnya adalah membuat peta kepentingan -

kedudukan prestasi, yang merupakan gambaran Cartesian dibagi kepada empat

kotak dan dibatasi oleh dua garis bersilang tegak lurus..

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi 2.1.1 ... - UMM

23