BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Kepatuhan (compliance theory) Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran dan aturan. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan go public di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dan selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Peraturan-peraturan tersebut secara hukum mengisyaratkan adanya kepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi (perusahaan publik) yang terlibat di pasar modal Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat waktu kepada Bapepam. Hal ini sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory) Teori kepatuhan telah diteliti pada ilmu-ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. Menurut Tyler (Saleh, 2004) terdapat dua perspektif dalam literatur sosiologi mengenai kepatuhan kepada hukum, yang disebut instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan yang Universitas Sumatera Utara
25
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Kepatuhan …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35177/4/Chapter ll.pdf · yang terjadi sehingga tingkat ketergantungannya terhadap informasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Kepatuhan (compliance theory)
Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan
dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh pada
ajaran dan aturan.
Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian
laporan keuangan tahunan perusahaan go public di Indonesia telah diatur dalam
Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dan selanjutnya diatur
dalam Peraturan Bapepam tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan
Berkala. Peraturan-peraturan tersebut secara hukum mengisyaratkan adanya
kepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi (perusahaan publik) yang
terlibat di pasar modal Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan
perusahaan secara tepat waktu kepada Bapepam. Hal ini sesuai dengan teori
kepatuhan (compliance theory)
Teori kepatuhan telah diteliti pada ilmu-ilmu sosial khususnya dibidang
psikologis dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses
sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. Menurut
Tyler (Saleh, 2004) terdapat dua perspektif dalam literatur sosiologi mengenai
kepatuhan kepada hukum, yang disebut instrumental dan normatif.
Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong
oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan perilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang
orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi.
Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai
dan konsisten dengan norma-norma internal mereka. Komitmen normatif melalui
moralitas personal (normative commitment through morality) berarti mematuhi
hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai suatu keharusan, sedangkan
komitmen normatif melalui legitimasi (normative commitment through
legitimaty) berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut
memiliki hak untuk mendikte perilaku.
2.2. Teori Keagenan
Teori keagenan merupakan salah satu cara untuk lebih memahami
ekonomi informasi dengan memperluas satu individu menjadi dua individu yaitu
agen dan principal. Menurut Jansen dan Mecling (1976), teori ini menjelaskan
hubungan antara agen (manajemen usaha) dan prinsipal (pemilik usaha). Dalam
hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih
(principle) memerintah orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama
principal dan memberi wewenang kepada agent untuk membuat keputusan terbaik
bagi principle.
Informasi laporan keuangan yang disampaikan secara tepat waktu akan
mengurangi asimetri yang erat kaitannya dengan teory agency (Kim dan
Verrechia, 1994) dalam (Saleh, 2004). Sehingga dalam hubungan keagenan,
manajemen diharapkan dalam mengambil kebijakan perusahaan terutama
kebijakan yang menguntungkan pemilik perusahaan. Bila keputusan manajemen
Universitas Sumatera Utara
merugikan bagi pemilik perusahaan, maka akan timbul masalah keagenan
(Ismiyanti dan Hanafi, 2004)
Laporan akuntansi berupa laporan keuangan memang dimaksudkan untuk
digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan sendiri. Namun
yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan sebenarnya adalah para
pengguna eksternal. Informasi akuntansi ini penting bagi pengguna eksternal
terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar
ketidakpastiannya.
Para pengguna internal (para manajemen) memiliki kontak langsung
dengan entitas atau perusahaannya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan
yang terjadi sehingga tingkat ketergantungannya terhadap informasi akuntansi
tidak sebesar pengguna eksternal (Irfan, 2002). Sehingga untuk mengurangi
asimetri informasi dan mencegah terjadinya konflik keagenan, sudah menjadi
kewajiban bagi pihak manajemen untuk melaporkan laporan keuangan secara
tepat waktu.
Jensen dan Meckling (1976) juga menyatakan bahwa terdapat tiga unsur
yang dapat membatasi perilaku menyimpang yang dilakukan oleh agen. Unsur-
unsur tersebut adalah bekerjanya pasar tenaga manajerial, bekerjanya pasar modal
dan bekerjanya pasar bagi keinginan menguasai dan memiliki kepentingan
perusahaan (market for corporate control). Agen bisa tidak mempunyai masa
depan bila kinerjanya buruk sehingga diberhentikan oleh pemegang saham. Pasar
tenaga manajerial akan menghapus kesempatan agen yang tidak mempunyai
kinerja baik dan berperilaku menyimpang dari keinginan pemegang saham
Universitas Sumatera Utara
perusahaan yang dikelola oleh agen. Bekerjanya pasar modal secara efisien bisa
menjadi cermin kinerja manajer dari harga saham perusahaannya. Bekerjanya
market for corporate control bisa menghambat tindakan menguntungkan diri
pengelola sendiri, dalam hal menghentikan pengelola dari jabatannya jika
perusahaan yang dikelolanya mempunyai kinerja rendah yang memungkinkan
pemegang saham baru menggantinya dengan pengelola (agent) lain setelah
perusahaan diambil alih.
2.3. Laporan Keuangan
Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan alat penguji untuk
menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Sebelum membahas secara
mendalam mengenai membaca, menganalisis dan menafsirkan kondisi keuangan
suatu perusahaan melalui laporan keuangannya, maka berikut ini akan diuraikan
terlebih dahulu mengenai definisi akuntansi laporan keuangan. Sebab
sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa laporan keuangan merupakan
produk akhir dari siklus akuntansi.
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007) disebutkan bahwa
laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai
laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu
juga termasuk skedul-skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan
Universitas Sumatera Utara
laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis,
serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Tujuan laporan keuangan menurut IAI (2007) adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan tujuan pelaporan keuangan menurut
Kieso dan Weygandt (2002) adalah untuk memberikan :
1) Informasi yang berguna dalam keputusan investasi dan kredit.
2) Informasi yang berguna dalam menilai prospek arus kas.
3) Informasi mengenai sumberdaya perusahaan, klaim pada sumberdaya
tersebut, dan perubahan dalam sumberdaya tersebut.
Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya terhadap
laporan keuangan (IAI, 2007) yaitu:
1) Investor
Para investor memanfaatkan laporan keuangan untuk membantu dalam
pengambilan keputusan apakah harus membeli, menahan atau menjual
investasi. Selain itu juga untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
membayar dividen.
2) Karyawan
Laporan keuangan memungkinkan karyawan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan
kesempatan kerja.
3) Pemberi pinjaman
Universitas Sumatera Utara
Pemberi pinjaman memerlukan informasi keuangan untuk memutuskan
apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4) Pemasok dan kreditur lain
Untuk mengetahui apakah jumlah yang terutang dapat dibayar pada saat
jatuh tempo.
5) Pelanggan
Berkepentingan mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama
apabila antara perusahaan dan pelanggan terlibat dalam perjanjian jangka
panjang.
6) Pemerintah
Pemerintah memerlukan informasi keuangan untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan dasar untuk menyusun
statistic pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7) Masyarakat
Menyediakan informasi agar masyarakat dapat mengetahui
perkembangan kemakmuran perusahaan serta serangkaian aktivitasnya.
Selain itu juga perusahaan membantu memberikan kontribusi pada
perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan.
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan menjadi berguna bagi pemakai laporan keuangan.
Terdapat empat karakteristik pokok laporan keuangan yaitu (IAI, 2007) :
1) Dapat dipahami
Universitas Sumatera Utara
Kualitas penting informasi yang dapat ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk dapat segera dipahami oleh
pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memilki pengetahuan
yang memadai tentang aktivitas dan bisnis akuntansi, serta kemauan
untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun
demikian, informasi kompleks yang dimasukkan dalam laporan keuangan
tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi
tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh pemakai tertentu.
2) Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki
kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai
dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini,
atau masa depan, membantu mengkoreksi hasil evalusi mereka di masa
lalu.
3) Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat diandalkan oleh pemakainya sebagai penyajian yang
tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan
atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi tersebut
secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan
jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan huku masih
Universitas Sumatera Utara
dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan mengakui jumlah
seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun tepat untuk
mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.
4) Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar
periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan perusahaan. Pemakai juga harus dapat
memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan
secara relatif.
Salah satu kendala informasi yang relevan dan andal adalah tepat waktu,
apabila terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka
informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Pelaporan keuangan
publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang
pasar modal, yang telah diperbarui dengan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2.
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-36/PM/2003 yang berlaku
sejak tanggal 30 September 2003 tentang kewajiban penyampaian laporan
keuangan berkala (akhir tahun dan tengah tahunan) yang disusun berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dari Ikatan Akuntan Indonesia. Pelaporan
dan publikasi laporan keuangan tahunan yang diaudit dan laporan tengah tahunan
yang tidak diaudit adalah bersifat wajib, sedangkan penyampaian laporan
keuangan triwulan bersifat sukarela.
2.4. Ketepatan Waktu (Timeliness)
Universitas Sumatera Utara
Menurut IAI (2007) bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang relevan akan bermanfaat bagi
para pemakai apabila tersedia tepat waktu sebelum pemakai kehilangan
kesempatan atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil.
Menurut Baridwan (1997) tepat waktu diartikan bahwa informasi harus
disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk
membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan untuk
menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Ketepatan waktu tidak
menjamin relevansi, tetapi relevansi informasi tidak dimunkingkan jika laporan
keuangan tidak tepat waktu.
Menurut Mc Gee (2007) salah satu cara umtuk mengukur transparansi dan
kualitas pelaporan keuangan adalah ketepatan waktu. Rentang waktu antara
tanggal laporan keuangan perusahaan dan tanggal ketika informasi keuangan
diumumkan ke publik berhubungan dengan kualitas informasi keuangan yang
dilaporkan.
Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi
empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi
laporan keuangan berguna bagi para pemakainya. Keempat karakteristik tersebut
yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Untuk
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan informasi yang relevan tersebut, terdapat beberapa kendala, salah
satunya adalah kendala ketepatan waktu.
Hendriksen dan Van Breda (2006) dalam Adhy (2010) menyatakan bahwa
informasi tidak dapat relevan jika tepat waktu, yaitu hal itu harus tersedia bagi
pengambil keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi
keputusan. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansinya, tetapi relevansi
tidaklah mungkin tanpa ketepatan waktu. Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah
batasan penting pada publikasi laporan keuangan. Akumulasi, peringkasan dan
penyajian selanjutnya informasi akuntansi yang dilakukan secepat mungkin untuk
menjamin tersedianya informasi sekarang di tangan pemakai. Ketepatan waktu
juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu
yang teratur yang memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang pada
gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai.
Sesuai dengan peraturan X.K.2 yang diterbitkan Bapepam, maka
penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diambil dikatakan tepat waktu
apabila diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah
tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut. Keterlambatan
laporan keuangan bisa berakibat buruk bagi perusahaan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, para investor mungkin
menanggapi keterlambatan tersebut sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.
Secara langsung, sebagai contoh di pasar modal Indonesia pada tahun 2009,
perusahaan-perusahaan publik yang melanggar prinsip keterbukaan informasi
Universitas Sumatera Utara
denngan tidak menyampaikan laporan keuangan tahunan tepat waktu telah
dikenakan sanksi administrasi dan denda.
2.5. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan
keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan faktor
yang seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan
hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan
(profitable). Tanpa adanya keuntungan (profit), maka akan sulit bagi perusahaan
untuk menarik modal dari kas. Dalam melakukan analisis perusahaan, di samping
melihat laporan keuangan perusahaan, juga harus dilakukan dengan melakukan
analisis rasio keuangan. Rasio profitabilitas terbagi menjadi dua jenis rasio, yaitu:
1) Rasio profitabilitas yang terkait dengan penjualan
2) Rasio yang berkaitan dengan investasi
Gibron (2001), profitability is the ability of a firm to generate earnimgs. It
is measured relative to a number of bases, such as assets, sales, and investment.
Gibson mengartikan profitabilitas dengan kemampuan suatu perusahaan untuk
meningkatkan laba perusahaan. Profitabilitas ini diukur dengan membandingkan
laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolok
ukur keberhasilan perusahaan seperti aktiva perusahaan, penjualan dan investasi,
sehingga dapat diketahui efektivitas pengelolaan keuangan dan aktiva dalam
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ang (1997), rasio rentabilitas dan profitabilitas menunjukkan
keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Return on Asset
(ROA) biasanya disebut sebagi hasil pengembalian atas total aktiva. Rasio ini
mencoba mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya oleh perusahaan.
ROA yang digunakan diukur dengan membagi laba bersih (Net Income After
Tax) dengan total aktiva (Average Total Asset), dapat dirumuskan sebagai berikut
:
ROA = 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
x 100
2.6. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to equity ratio dikenal juga sebagai rasio financial leverage.
Menurut Ang (1997), debt to equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat
leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki
perusahaan. Leverage keuangan dapat diartikan sebagai penggunaan aset dan
sumber dana (source of fund) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan
maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Tingginya rasio
debt to equty mencerminkan tingginya rIsiko perusahaan. Tingginya rIsiko ini
menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa
melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok ataupun bunganya
Debt to equty ratio merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan
ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal
sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini dapat
dihitung denan rumus, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
DER = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟′𝑠 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
2.7. Kualitas Auditor
Laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam merupakan laporan
keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Auditor yang berkualitas tinggi
harus memenuhi Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). Standar umum pertama
menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Standar
umum yang kedua mengatur sikap mental independen auditor dalam tugasnya.
Standar umum yang ketiga menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan
penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama.
2.8. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian telah dilakukan oleh para peneliti dan para akademisi
sebelumnya mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan perusahaan dengan menggunakan beberapa variabel. Seperti
Adhy (2010) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan yang
listing di BEI periode 2006-2008 dengan hasil pengujian hipotesis yang
menunjukkan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi
perusahaan, kepemilikan publik dan reputasi KAP berpengaruh signifikan
terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Akan tetapi tidak
Universitas Sumatera Utara
ditemukan bukti bahwa likuiditas, leverage keuangan dan opini auditor
berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Dwiyanti (2010) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan
waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian mengidentifikasikan bahwa profitabilitas dan struktur
kepemilikan secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan, sedangkan Debt to Equity Ratio, kualitas auditor dan
pergantian auditor tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan
perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.
Sedangkan Situmorang (2010) meneliti mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan perkebunan
dan pertambangan Go Publik di BEI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel laba (rugi), variabel umur perusahaan, dan variabel likuiditas
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ketepatan waktu, variabel
likuiditas, variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap ketepatan waktu, sedangkan variabel reputasi KAP berpengaruh positif
dan signifikan terhadap ketepatan waktu, dan laporan audit report lag berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Ukago (2004) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan di BEJ. Objek
penelitiannya adalah pada perusahaan yang terdaftar di Indonesian Capital Market
Directory dan mempublikasikannya ke BAPEPAM periode tahun 2000-2002.
Hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan
Universitas Sumatera Utara
tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya di mana rata-rata
perusahaan tepat waktu di atas 50%, namun temuan-temuan ini menunjukkan ada
kecenderungan meningkat untuk perusahaan yang tidak tepat waktu. Hasil uji
logistic regression akhirnya menemukan bukti empiris bahwa variabel debt to
equity ratio, profitability dan operation of complexity untuk tahun 2002 secara
signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan,
sedangkan variabel firm size, insider ownership concentration untuk tahun 2000,
debt to equity ratio, profitability, indsider ownership concentration dan outsider
ownership concentration untuk tahun 2001, serta firm size, profitability dan
insider owner concentration untuk tahun 2002 tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.
Kadir (2008) menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ.
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio
gearing, pos luar biasa, umur perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional terhadap waktu pelaporan keuangan. Objek penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2005 dan 2006. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kepemilikan manajerial
dan kepemilikan institusional terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan perusahaan. Sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing,
pos luar biasa, dan umur perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap ketepatan
waktu publikasi laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Wulantoro (2011) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu publikasi laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa faktor profitabilitas, solvabilitas, reputasi Kantor Akuntan
Publik yang digunakan dan struktur kepemilikan internal berpengaruh signifikan
terhadap ketepatan waktu publikasi laporan keuangan. Faktor ukuran perusahaan
dan opini auditor tidak menunjukkan adanya pengaruh yang sigifikan terhadap
ketepatan waktu publikasi laporan keuangan.
Noviandi (2007) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan
waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode
2003-2005. Ada pun faktor-faktor yang diuji adalah ukuran perusahaan,
profitability, kompleksitas operasi, umur perusahaan, dan item-item luar biasa
(extra ordinary). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusaan tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan. Semakin besar perusahaan, maka penyampaian laporan
keuangan akan semakin lambat. Umur perusahaan dan kompleksitas operasi juga
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyampaian laporan keuangan
perusahaan. Sedangkan profitabilitas dan item-item luar biasa memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap penyampaian laporan keuangan perusahaan.
Sedangkan Putri (2010) melakukan pengujian terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEI. Hasil dari penelitian ini bahwa rasio gearing, profitabilitas,
Universitas Sumatera Utara
solvabilitas, ukuran perusahaan, dan kepemilikan publik secara signifikan
mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Tahun Penelitian
Peneliti Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
2004 Ukagko Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan di BEJ
Variabel independen: Debt to equity ratio, firm size, profitability, outsider ownership concentration, insider ownership concentration, dan operation of complexity
Variabel dependen: ketepatan waktu
Debt to equity ratio, profitability dan operation of complexity untuk tahun 2002 secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.
Sedangkan firm size, insider ownership concentration untuk tahun 2000, Debt to equity ratio, profitability, outsider ownership concentration, dan insider ownership concentration untuk tahun 2001, serta firm size, profitability dan insider ownership concentration untuk tahun 2002 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan
Universitas Sumatera Utara
waktu pelaporan keuangan perusahaan.
2007 Noviandi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Periode 2003-2005
Variabel independen: Ukuran perusahaan, profitability, kompleksitas operasi, umur perusahaan, dan oxtra ordinary.
Variabel dependen: ketepatan waktu
Ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan kompleksitas operasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu.
Sedangkan profitabilitas dan item extra ordinary memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyampaian laporan keuangan perusahaan.
2008 Kadir Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ
Variabel independen: Ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, pos luar biasa, umur perusahaan, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional
Variabel dependen: ketepatan waktu
Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.
Sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, pos luar biasa, dan umur perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan.
2010 Adhy Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang listing di BEI periode 2006-2008
Variabel independen: Profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, likuiditas, leverage keuangan, opini auditor dan reputasi KAP
Variabel dependen: Ketepatan waktu
Profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik dan reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.
Sedangkan likuiditas, leverage keuangan dan opini auditor tidak memiliki pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.
2010 Dwiyanti Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel independen: Profitabilitas, struktur kepemilikan, debt to equity ratio, kualitas auditor, dan pergantian auditor.
Variabel dependen: Ketepatan waktu
Profitabilitas dan struktur kepemilikan secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.
Sedangkan debt to equity ratio, kualitas auditor, dan pergantian auditor tidak berpenngaruh pada ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan.
2010 Situmorang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan Go Public di BEI
Variabel independen: Laba (rugi), umur perusahaan, likuiditas, ukuran perusahaan, reputasi KAP dan laporan audit report lag.
Variabel dependen: Ketepatan waktu
Laba (rugi), umur perusahaan dan likuiditas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ketepatan waktu.
Ukuran perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ketepatan waktu.
Sedangkan reputasi KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu, dan laporan audit report lag berpengaruh negatif dan signifikan tethadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
2010 Putri Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI
Variabel independen: Rasio gearing, profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, dan kepemilikan publik
Variabel dependen: Ketepatan waktu
Rasio gearing, profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, dan kepemilikan publik secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.
2011 Wulantoro Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Variabel independen: Provitabilitas,
Profitabilitas, solvabilitas, reputasi KAP dan
Universitas Sumatera Utara
Ketepatan Waktu Publikasi Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010
solvabilitas, reputasi KAP, struktur kepemilikan internal, ukuran perusahaan, dan opini auditor.
Variabel dependen: Ketepatan Waktu
struktur kepemilikan internal berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu publikasi laporan keuangan.
Sedangkan ukuran perusahaan dan iopini auditor tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu publikasi laporan keuangan.
2.9. Kerangka Konseptual
Kerangka pemikiran mengenai hubungan antar variabel-variabel yang
telah dijelaskan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
-
+
+
Kualitas auditor
(X3)
Profitabilitas
(X2)
Debt to equity ratio
(X1)
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan (Y)
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: - Menyatakan hubungan negatif antara variabel independen dengan variabel
dependen (X1 berpengaruh negatif terhadap Y) + Menyatakan hubungan positif antara variabel independen dengan variabel
dependen (X2 dan X3 berpengaruh positif terhadap Y)
2.10. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah penjelasan sementara yang harus diuji kebenarannya
mengenai masalah yang sedang dipelajari, dimana suatu hipotesis selalu
dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau
lebih. Perumusan hipotesis dapat dikembangkan berdasarkan hubungan antara
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
adalah debt to equity ratio. Profitabilitas, dan kualitas auditor.
1. Hubungan debt to equty dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan
Rasio debt to equity juga dikenal sebagai rasio financial leverage.
Tingginya debt to equity ratio mencerminkan tingginya risiko keuangan
perusahaan. Tingginya risiko ini menunjukkan adanya kemungkinan
bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya
baik berupa pokok maupun bunganya. Risiko perusahaan yang tinggi
mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
Sedangkan kesulitan keuangan dianggap buruk yang akan mempengaruhi
kondisi perusahaan di mata publik. Sehingga pihak manajemen cenderung
akan menunda penyampaian laporan keuangan yang membuat berita
buruk. Berkaitan dengan teori agensi, maka agen harus bisa mengelola
Universitas Sumatera Utara
hutang yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila perusahaan memiliki
sedikit hutang maka masih bisa dikatakan wajar karena hutang tersebut
bisa memperbesar arus kas masuk dan dapat digunakan untuk
menghasilkan laba perusahaan lebih banyak. Tetapi bila hutang
perusahaan terlalu besar (Debt to equity ratio terlalu besar) maka
perusahaan tidak akan dapat membayar pinjaman dan bunga pinjaman,
sehingga agen berusaha untuk menunda penyampaian informasi. Oleh
karena itu, semakin tinggi rasio debt to equty suatu perusahaan maka
perusahaan tersebut akan semakin tidak tepat waktu dalam penyampaian
laporan keuangan (menunda informasi). Menurut Rini (2010) sebagian
besar perusahaan yang tepat waktu maupun tidak tepat waktu dalam
pelaporan keuangan mempunyai hutang lebih dari Rp 100.000.000.000,00.
Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang mempunyai hutang
banyak ingin mengumumkan laporan keuangan perusahaan khususnya
ditujukan pada pihak kreditor dengan tujuan agar kreditor mengetahui
kinerja perusahaan dan mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membayar pinjaman dari kreditor. Berdasarkan uraian di atas, maka
hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai berikut :
H1 : debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan.
2. Hubungan profitabilitas dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan
Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan. Dengan semakin besar rasio profitabilitas maka
Universitas Sumatera Utara
semakin baik pula kinerja perusahaan sehingga perusahaan akan
cenderung untuk memberikan informasi tersebut pada pihak lain yang
berkepentingan. Sehingga dapat dikatakan bahwa profit merupakan berita
baik (good news) bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki berita baik
tidak akan menunda penyampaian informasi. Seperti yang telah
dikemukakan oleh Owusu dan Ansah (2000) bahwa profitabilitas dapat
mempengaruhi perilaku ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berdasarkan
uraian di atas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai berikut :
H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan.
3. Hubungan kualitas auditor (KAP) dengan ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan
De Angelo (1981) dalam Annisa (2004) mendefinisikan kualitas auditor
sebagai gabungan probabilitas pendeteksian dan pelaporan kesalahan
laporan keuangan yang material. Beliau menyimpulkan bahwa Kantor
Akuntan Publik yang lebih besar, kualitas audit yang dihasilkan juga lebih
baik. Kualitas auditor yang mengaudit perusahaan sangat penting, auditor
yang berkualitas merupakan informasi yang baik sehingga manejemen
akan segera menyampaikan laporan keuangan yang diaudit oleh kantor
akuntan publik yang memiliki reputasi baik. Perusahaan yang diaudit oleh
KAP yang berkualitas baik akan melaporkan laporan keuangan perusahaan
lebih tepat waktu dibandingkan perusahaan yang diaudit oleh KAP yang
kurang berkualitas. Hal ini disebabkan KAP besar mampu mengerjakan
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan auditnya secara lebih efisien dan efektif sehingga dapat selesai
secara tepat waktu. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang dapat
disusun adalah sebagai berikut:
H3 : Kualitas auditor ( KAP) berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu