5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State Of The Art Adapun state of the art pada penelitian sudut peletakan pipa kalor adalah sebagai berikut. Beberapa penelitian tentang sudut peletakan pipa kalor telah dimulai dari tahun 2010 sampai 2013 yang diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh Zhen- Hua Liu et a, 2010, melakukan penelitian tentang kinerja termal pipa kalor beralur miring dengan menggunakan nano fluida. Hasil dari penelitian yang dilakukan menghasilkan bahwa sudut kemiringan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja perpindahan panas dari pipa kalor menggunakan air dan nano fluida. Kinerja termal dari posisi miniatur pipa kalor yang miring berlekuk dapat diperkuat dengan menggunakan CuO nano fluida. Senthillumar R et al, 2011 juga melakukan penelitian tentang pengaruh sudut kemiringan terhadap kinerja pipa kalor dengan menggunakan nanofluid. Ukuran partikel rata-rata tembaga adalah 40 nm dan konsentrasi nanopartikel tembaga di nanofluid adalah 100 mg / liter. Penelitian ini juga membahas tentang pengaruh sudut kemiringan pipa kalor, jenis cairan dan efisiensi termal serta hambatan termal. Penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa terjadi penurunan hambatan termal pada pipa kalor yang menggunakan nanofluid tembaga sebagai fluida kerja. Sudut kemiringan sangat berpengaruh dalam kinerja termal pipa kalor silinder, karena efisiensi termal nanofluid tembaga lebih tinggi dari cairan dasar seperti air, sehingga hambatan termalnya juga jauh lebih kecil dari hambatan termal menggunakan fluida kerja air. Penelitian yang dilakukan oleh Heri Soedarmanto, 2011 tentang pengaruh sudut kemiringan terhadap kinerja termal revolving heat pipe alur memanjang dengan fluida kerja methanol menunjukkan hasil bahwa semakin besar sudut kemiringan (terhadap bidang horisontal) untuk semua daya input, maka semakin kecil nilai tahanan termal. Pada semua sudut kemiringan dengan daya input terendah mempunyai hambatan termal tertinggi dan semakin kecil nilainya pada daya input yang semakin besar. Kapasitas perpindahan kalor terbesar
18
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State Of The Art II.pdf · kinerja perpindahan panas dari pipa kalor menggunakan air dan nano fluida. Kinerja termal dari posisi miniatur pipa kalor yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 State Of The Art
Adapun state of the art pada penelitian sudut peletakan pipa kalor
adalah sebagai berikut.
Beberapa penelitian tentang sudut peletakan pipa kalor telah dimulai dari
tahun 2010 sampai 2013 yang diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh Zhen-
Hua Liu et a, 2010, melakukan penelitian tentang kinerja termal pipa kalor beralur
miring dengan menggunakan nano fluida. Hasil dari penelitian yang dilakukan
menghasilkan bahwa sudut kemiringan memiliki pengaruh yang kuat terhadap
kinerja perpindahan panas dari pipa kalor menggunakan air dan nano fluida. Kinerja
termal dari posisi miniatur pipa kalor yang miring berlekuk dapat diperkuat dengan
menggunakan CuO nano fluida. Senthillumar R et al, 2011 juga melakukan
penelitian tentang pengaruh sudut kemiringan terhadap kinerja pipa kalor dengan
menggunakan nanofluid. Ukuran partikel rata-rata tembaga adalah 40 nm dan
konsentrasi nanopartikel tembaga di nanofluid adalah 100 mg / liter. Penelitian ini
juga membahas tentang pengaruh sudut kemiringan pipa kalor, jenis cairan dan
efisiensi termal serta hambatan termal. Penelitian yang dilakukan menyimpulkan
bahwa terjadi penurunan hambatan termal pada pipa kalor yang menggunakan
nanofluid tembaga sebagai fluida kerja. Sudut kemiringan sangat berpengaruh dalam
kinerja termal pipa kalor silinder, karena efisiensi termal nanofluid tembaga lebih
tinggi dari cairan dasar seperti air, sehingga hambatan termalnya juga jauh lebih kecil
dari hambatan termal menggunakan fluida kerja air. Penelitian yang dilakukan oleh
Heri Soedarmanto, 2011 tentang pengaruh sudut kemiringan terhadap kinerja termal
revolving heat pipe alur memanjang dengan fluida kerja methanol menunjukkan hasil
bahwa semakin besar sudut kemiringan (terhadap bidang horisontal) untuk semua
daya input, maka semakin kecil nilai tahanan termal. Pada semua sudut kemiringan
dengan daya input terendah mempunyai hambatan termal tertinggi dan semakin kecil
nilainya pada daya input yang semakin besar. Kapasitas perpindahan kalor terbesar
6
dan daya output terbesar terjadi pada sudut kemiringan terbesar. Penelitian tentang
sudut peletakan pipa kalor juga diteliti oleh T. Yuosefi et al, 2013 tentang studi
eksperimental sistem pendinginan CPU terhadap kinerja perpindahan panas pipa
kalor, serta melakukan pengujian pengaruh sudut kemiringan dengan menggunakan
nano fluida. Dari penelitian yang dilakukan bahwa sudut kemiringan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap proses pendinginan CPU karena langsung
mempengaruhi penyerapan panas oleh evaporator.
Suchana Akter Jahan et al, 2013, juga melakukan penelitian tentang pengaruh
sudut kemiringan serta karakteristik perpindahan panas dari closed loop pulsating
heat pipe. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sudut kemiringan,
karateristik fluida kerja dan proses perpindahan panas pada sistem pendingin closed
loop pulsating heat pipe. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan dua cairan
yang berbeda yakni air dan etanol dengan sudut kemiringan 0° (vertikal), 30°, 45°,
60°, 75° dan 90° (horizontal). Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa
sudut kemiringan pipa kalor berpengaruh terhadap fluks kalor dan sifat
physiochemical dari fluida kerja terhadap kinerja termal. Wayan Nata Septiadi, 2014,
juga melakukan penelitian tentang pengaruh sudut operasional terhadap suhu
permukaan sumber kalor. Dari kondisi suhu yang ditampilkan untuk setiap sudut
operasional baik pada keadaan idle ataupun keadaan pembebanan maksimal suhu
permukaan plat simulator terendah diberikan oleh sudut 0 060 dan 45 . Kondisi suhu
permukaan plat simulator dari terendah sampai dengan yang paling tinggi yakni pada
sudut operasional 0 0 0 0 060 , 45 ,90 ,30 ,0 . Oleh karena itu sudut operasional
berpengaruh terhadap laju alir masa dari kondensat yang nantinya akan berpengaruh
pada laju kalor dari pipa kalor. Sudut operasional 090 merupakan sudut operasional
standar maka pada kondisi idle sudut 060 memberikan selisih 04 C lebih rendah
dibandingkan dengan operasional pada sudut 090 , dan sudut operasional 00 akan
memberikan selisih 3 0C . Pada pembebanan maksimal sudut operasional
060 C juga memberikan selisih suhu permukaan plat simulator 04 C lebih rendah dari
operasional standar serta 06 C lebih tinggi dari sudut operasional standar untuk
operasional 00 C .
7
2.2 Dasar Teori
2.2.1 Sistem Pendingin Komputer
Sistem pendingin pada komputer berfungsi untuk mengurangi atau
menghilangkan panas yang ditimbulkan akibat pengoperasian sebuah perangkat
komputer, dengan cara membuang panas pada prosesor ke lingkungan sekitar
sehingga sama dengan suhu lingkungan sekitar 30-38 derajat celcius. Panas yang
berlebihan pada komputer berpotensi merusak atau memperlambat kerja sebuah
komputer, maka diperlukan sistem pendingin yang mampu bekerja secara optimal.
Berikut ini ada beberapa jenis pendingin komputer yang bias kita lihat antara lain: