Page 1
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumput Teki (Cyperus rotundus L.)
2.1.1 Klasifikasi Taksonomi Rumput Teki
Menurut Sudarsono et al. (2010) klasifikasi rumput teki adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Family : Cyperaceae
Genus : Cyperus L
Spesies : Cyperus rotundus
2.1.2 Deskripsi Umbi Rumput Teki
Rumput teki (Cyperus rotundus L.) merupakan salah satu tanaman
obat yang cukup potensial untuk dikembangkan. Rumput teki merupakan
rumput yang tumbuh di daerah tropis maupun subtropis di berbagai belahan
dunia. Rumput ini tersebar luas dan tumbuh liar di Afrika Selatan, Korea,
Cina, Jepang, Taiwan, Malaysia, Indonesia dan kawasan Asia Tenggara
pada umumnya. Tumbuhnya biasanya
di dataran rendah sampai dengan ketinggian 1000 m di atas permukaan laut.
Page 2
6
Tumbuhan ini tumbuh di lahan pertanian yang tidak terlalu kering, di
ladang, dan kebun. Tanaman rumput teki memiliki tinggi + 40 cm.
Batangnya lunak, berbentuk segitiga, membentuk ubi, dan berwarna hijau
pucat. Daunnya tunggal, berbentuk lanset, pelepah daun memeluk pangkal
batang, ujung meruncing, tepi rata, panjang +50 cm, lebar + 5 mm, dan
berwarna hijau. Bunga rumput teki majemuk, di ujung batang, bentuk bulir,
panjang 13 cm, lebar 2 mm, benang sari tiga, kepala sari merah, putik
panjang + 1,5 cm, dan berwarna coklat (Susianti, 2015).
Gambar 2.1
Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) (Kumar et al,2017)
Umbinya berukuran sebesar kelingking panjangnya sekitar 13cm,
bentuk bulat atau lonjong, berkerut atau berlekuk, bila diraba terasa agak
berduri, bagian luar berwarna coklat atau hitam dan bagian dalam berwarna
putih dan ada bagian yang kemerahan, berbau seperti rempah-rempah dan
berasa agak pahit (Susianti, 2015).
Page 3
7
Gambar 2.2
Umbi Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) (Kumar et al,2017)
2.1.3 Kandungan Umbi Rumput Teki
Kandungan senyawa pada umbi rumput teki yang berupa antikosidan
maupun senyawa lain yang diduga memiliki efek medis dan cukup potensial
untuk dikembangkan sebagai obat. Kandungan umbi rumput teki antara lain
alkaloid, flavonoid, gilosia, furokromon, tanin, sitosterol, lemak,
monoterpensesquiterpenoid, saponin, polifenol dan minyak esensial.
Senyawa utama minyak esensial yang telah berhasil diisolasi antara lain a-
cyperone, cyperene, cyperotundone, cyperol, βselinene, βcaryophyllene,
valerenal, sugeonyl acetate, a copaene, patchhoulene, trans-pinocarveol,
patchoulenenone, aristrol-9-en-3-one, selina-4, 11diene, aristrol-9-en-8—
one, kobusone, sugetriol, isokobusone, isocyperol, sugeonol, dan sitosterol.
(Susanti,2015)
Komposisi kimia dari minyak volatile umbi rumput teki telah banyak
dipelajari dan empat jenis kimia jenis (H-,K-,M-, dan O-), dari minyak
esensial di berbagai bagian Asia telah dilaporkan. Jenis (H-) dari jepang
yang ditemukan mengandung a-cyperone (36,6%), β-selinene (18,5%),
cyperol (7,4%), dan caryophyllene (6,2%). Jenis (M-) dari Cina, Hongkong,
Page 4
8
Jepang, Taiwan dan Vietnam di tandai oleh a-cyperone (30,7%),
cyperotundone (19,4%), β-selinene (17,8%), cyperene (7,2%), dan cyperol
(5,6%). Jenis (O-) dai Jepang, Taiwan, Thailand, Hawaii, dan filipina di
tandai oleh cyperene (30,8%), cyperotundone (13,1%), dan β-elemene
(5,2%). Selain itu jeni (O-) Hawaii telah cyperotundone (25,0%) dan
cyperene (20,7%) sebagai senyawa utama. Terakhir, Jenis (K-) juga dari
Hawaii didominasi oleh cyperene (28,7%), cyperotundone (8,8%), asetat
patchoulenyl (8,0%) dan asetat sugeonyl (6,9%) (Lawal, 2009). Umbi
rumput teki mengandung alkaloid sebanyak 0,3-1%, minyak atsiri sebanyak
03-1%, flavonoid 1-3% yang isinya bervariasi, tergantung daerah asal
tumbuhnya (Achyad dan Rasyidah dalam Sholihah, 2008)
Hasil analisis GC/MS menunjukkan bahwa komponen utama yang
diidentifikasi dari minyak esensial umbi rumput teki antara lain
oxoaylangene (9,35%), acyperone (9,07%), transpinocarveol (7,92%) dan
cyperene (7,83%). Perbedaan kondisi tanah, iklim, maupun lingkungan
tempat tumbuhnya rumput teki akan menyebabkan perbedaan komposisi
minyak esensial yang terkandung di dalamnya. Namun dari penelitian yang
membandingkan rumput teki dari berbagai tempat di Afrika didapatkan
senyawa utama yang sama yaitucyperene danacyperone. (Susanti,2015)
Menurut AL-Snafi (2016) kandungan flavonoid total dalam ekstrak
etanol adalah 6,44 – 13,77 mg CE/g bahan kering dan kandungan fenolik
total dalam ekstrak etanol adalah 25,21 – 30,23 GAE/g bahan kering.
Page 5
9
2.1.4 Manfaat Umbi Rumput Teki
Cyperus rotundus telah digunakan untuk spasme gastrointestinal,
kelainan perut, mual, muntah, parasit usus, keracunan makanan, gangguan
pencernaan dan iritasi usus. Cyperus rotundus juga digunakan sebagai terapi
untuk demam, terapi untuk luka, memar dan karbunkel, malaria, batuk,
bronkitis, batu ginjal dan batu vesica urinaria, urinary tenesmus,
amenorrhoea, dysmenorrhoea, deficient lactation, gangguan ingatan,
gigitan serangga, dysuria, infertility,kanker serviks, gangguan menstruasi.
Cyperus rotundus juga memiliki efek farmakologi yang telah teruji seperti
antimikroba, efek saraf pusat, neuroprotektif, antiinflamasi, antipiretik,
analgesic, antikanker, antioksidan, hipolipidemik, efek pada fungsi platelet,
efek pencernaan, hepatoprotektif, antidiabet, dermatologi, dan pada
proliferasi limfosit (Al-Snafi,2016).
Khasiat dari umbi rumput teki secara farmakologi dan biologi yaitu
sebagai anti-candida, anti-inflamasi, antidiabetes, sitoprotektif,
antimutagenik, antimikroba, antibakteri, antioksidan, sitotoksik, dan
apoptosis, serta analgesik antipiretik untuk tanaman ini (Lawal dan Adebola
2009).
2.2 Hiperlipidemi
Hiperlipidemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar fraksi
lipid dalam plasma terutama trigliserida (TG) dan kolesterol.
Hiperlipidemia, terutama hiperkolesterolemia menyebabkan peningkatan
kadar LDL (Low Density Lipoprotein) dan LDL teroksidasi yang penting
Page 6
10
dalam pembentukan plak aterosklerosis. Aterosklerosis sendiri merupakan
penyebab utama dari penyakit jantung koroner (Sundana, 2016).
2.2.1 Metabolisme Lipoprotein
Metabolisme lipoprotein terdiri dari 3 jalur yaitu jalur metabolisme
eksogen, jalur metabolisme endogen dan jalur reverse cholesterol transport.
Jalur metabolisme eksogen dan endogen berhubungan dengan metabolisme
kolesterol LDL dan trigliserida, sedangkan jalur reverse cholesterol
transport berhubungan dengan metabolisme HDL (Sudoyo A W et al.,
2014).
a. Jalur Metabolisme Eksogen
Makanan berlemak terdiri atas trigliserida dan kolesterol.
Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus halus juga
terdapat kolesterol yang berasal dari hati yang diekresikan melalui
asam empedu. Trigliserdia akan diserap ke dalam mukosa usus halus
sebagai asam lemak bebas sedangkan kolesterol akan diserap ke
dalam mukosa usus halus dalam bentuk kolesterol. Asam lemak di
dalam usus halus akan diubah lagi menjadi trigliserida sedangkan
kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester.
Keduanya bersama fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk
kilomikron. Kilomikron kemudian akan masuk ke saluran limfe
kemudian melalui duktus torasikus akan masuk ke aliran darah.
Dalam kilomikron, trigliserida akan dihidrolisis oleh lipoprotein
lipase yang berasal dari endotel, menjadi asam lemak bebas (free
fatty acids). Asam lemak bebas tersebut dapat disimpan sebagai
Page 7
11
trigliserida di jaringan adiposa atau bila jumlahnya banyak akan
diambil oleh hati sebagai bahan dasar pembuatan trigliserida hati.
b. Jalur Metabolisme Endogen
Trigliserida dan kolesterol di hati akan disekresi ke dalam
sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Dalam sirkulasi, VLDL akan
mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase dan akan berubah
menjadi IDL yang juga akan mengalami hidrolisis menjadi LDL.
LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol.
Sebagian LDL akan dibawa ke hati, kelenjar adrenal, testis, dan
ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol LDL. Sebagian
lagi akan mengalami oksidasi yang akan menjadi sel busa. Makin
banyak kolesterol LDL dalam plasma yang teroksidasi makin
banyak dan ditangkap oleh sel makrofag. Beberapa hal yang dapat
mempengaruhi tingkat oksidasi :
1. Meningkatnya jumlah small dense LDL seperti pada sindroma
metabolik dan diabetes mellitus.
2. Makin tinggi kadar kolesterol HDL yang bersifat protektif
terhadap oksidasi LDL.
c. Jalur Reverse Kolesterol Transport
HDL dilepaskan sebagai partikel kecil yang sedikit
mengandung kolesterol mengandung apolipoprotein A,C dan E
disebut HDL nascent. HDL nascent yang berasal dari usus halus dan
hati mengandung apolipoprotein A1. HDL nascent mengambil
kolesterol bebas yang tersimpan di makrofag. HDL nascent berubah
Page 8
12
menjadi HDL dewasa yang berbetuk bulat. Agar dapat diambil oleh
HDL nascent, kolestrol di bagian dalam makrofag harus dibawa ke
permukaan membran sel makrofag oleh suatu transporter yang
disebut adenosine triphosphate binding cassette transporter 1 atau
ABC 1. Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag,
kolesterol bebas tersebut akan diesterifikasi menjadi kolestrol ester
oleh enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT). Selanjutnya
sebagian kolestrol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua
jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh scavenger
receptor class B type I dikenal dengan SR-B1. Jalur kedua adalah
kolestrol ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserid dari
VLDL dan IDL dengan bantuan cholestrol ester
transferprotein(CETP). Sehingga fungsi HDL sebagai penyerap
kolestrol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati
melalui reseptor SR-B1 dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan
IDL untuk membawa kolestrol kembali ke hati (Sudoyo A W et al.,
2014).
Page 9
13
Gambar 2.3
Jalur metabolisme eksogen dan endogen (Rader DJ dan Hobbs
HH, 2008)
2.2.2 Lipoprotein
Lipoprotein merupakan kompleks makromolekul yang mengangkut
lipid hidrofobik (khususnya trigliserida dan kolesterol) dalam cairan tubuh
(plasma, cairan interstisial, dan limfe) ke dan dari jaringan. Lipoprotein
berbentuk sferis dan mempunyai inti trigliserida dan kolesterol ester,
dikelilingi lapisan permukaan yang dibentuk oleh fosfolipid amfipatik dan
sedikit kolesterol bebas dengan apoprotein yang terdapat pada permukaan
lipoprotein. Lipoprotein juga dikategorikan berdasarkan berdasarkan
densitas mereka setelah ultrasentrifugasi, yaitu kilomikron, very low-density
lipoprotein (VLDL), intermediate-density lipoprotein (IDL), low-density
lipoprotein (LDL), high-density lipoprotein (HDL), dan lipoprotein(a).
(Edmon,2013)
2.2.2.1 Kilomikron
Kilomikron adalah esensial dalam transport lipid oksigen.
Kilomikron terutama terdiri dari trigleserida sedangkan komponen
lain adalah kolesterol, fosfolipid, dan apolipoprotein spesifik.
Page 10
14
Mantel permukaan kilomikron terdiri dari PL, free cholesterol (FC),
apoB-48, apoAI, apoA-II, dan apoA-IV. Dalam keadaan puasa 10-
12 jam, tidak ada kilomikron yang ditemukan dalam darah yang
normal. Adanya kilomikron membuat serum terlihat keruh atau
seperti susu
2.2.2.2 VLDL
Partikel VLDL terdiri dari trigleserida (55%), fosfolipid (12%),
kolesterol (25%), protein (8%). Bersama sama kilomikron, VLDL
dsebut sebagai trigleseride-rich lipoprotein. Pada dinding endotel,
lipoprotein lipase (LPL) menghidrolisis VLDL sehingga
mengeluarkan isi trigliseridanya dan menghasilkan IDL.
2.2.2.3 IDL
Disebut juga VLDL remnant yaitu merupakan bentuk lanjut setelah
VLDL dihidrolisis oleh LPL. Hidrolisis selanjutnya oleh lipase
hepatic (LH) membuat partikel lipoprotein ini menjadi semakin kecil
dan menjadi LDL.
2.2.2.4 LDL
LDL adalah produk hasil hidrolisis IDL, dimana 80% partiker terdiri
dari lipid dan 20% protein. Kadar LDL dalam darah dikenal sebagai
faktor penting dalam penyakit aterosklerotik. Ukuran partikel yang
lebih kecil menyebabkan partikel lebih mudah masuk kebawah
tunika intima pembuluh darah. Adanya faktor cedera endotel
dibarengi dibarengi dengan kolestero LDL yang tinggi
mempermudah terbentuknya ateroskeloris. Stress oksidatif dapat
Page 11
15
memodifikasi LDL menjadi LDL-teroksidasi. Bentuk bentuk LDL
termodifikasi ini mempunyai afinitas yang lebih rendah kepada
resptor LDL dan dapat dikenali oleh makrofag sebagai benda asing
sehingga mempermudah terbentuknya foam cell.
2.2.2.5 HDL
Persentasi lipid dan protein pada HDL “dewasa” adalah sekitar 1:1
dan waktu paruh dalam plasma bervariasi 3,3-5,8 hari. Fungsi HDL
penting dalam transport kolesterol balik dari jaringan perifer ke
hepar. apoA-I adalah protein structural utama. Kadar HDL-C yang
tinggi diasosiasikan dengan penurunan risikopenyakit
kardiovaskular.
2.2.2.6 Lipoprotein (a)
Lipoprotein (a) secara structural berhubungan dengan LDL. Pada
suatu partikel Lipoprotein(a) terdapat satu apo(a), suatu protein yang
kaya karbohidrat , dan satu apoB-100. Apo(a) terikat secara kovalen
dengan apoB-100.
2.3 Trigliserida
Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak didalam tubuh yang
beredar didalam darah dan berbagai organ tubuh. Lemak ialah senyawa
organik yang memiliki sifat tidak larut dalam air, dan dapat larut oleh larutan
organik nonpolar. Lemak merupakan zat yang digunakan tubuh untuk
proses metabolisme. Lemak terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu
kolesterol, lemak High Density Lipoprotein (HDL), lemak Low Density
Page 12
16
Lipoprotein (LDL), lemak Very Low Density Lipoprotein (VLDL), serta
trigliserida (Rembang dkk, 2015).
Trigliserida merupakan jenis lipid darah yang ikut menyusun molekul
lipoprotein dan berfungsi sebagai sarana transportasi energi dan menyimpan
energi. Asam lemak dari trigliserida dimanfaatkan sebagai sumber energi
yang diperlukan oleh otot-otot tubuh untuk bekerja atau disimpan sebagai
cadangan energi dalam bentuk lemak atau jaringa adiposa . Triglserida yang
berlebih dalam tubuh disimpan di dalam jaringan kulit. Konsumsi makanan
tinggi lemak yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kadar
trigliserida dalam darah. Kadar trigliserida yang terlalu berlebihan dapat
membahayakan ksehatan (Summit,2012).
Kadar trigliserida yang tinggi akan berbahaya bagi tubuh. Kadar
trigliserida normal adalah tidak lebih dari 150 mg/dl. Apabila kadar
trigliserida melebihi batas normal, akan berbahaya bagi tubuh karena
beberapa lipoprotein yang tinggi juga mengandung kolesterol sehingga
dapat menyebabkan hiperkolestrol. (National Institute of Health , 2001).
Kadar Trigliserida
(mg/dL)
Klasifikasi
< 150 Optimal
150 – 199 Boderline
200 – 499 Tinggi
≥ 500 Sangat Tinggi
Tabel 2.1 Klasifikasi Kadar Trigliserida menurut NCEP ATP III 2001
Page 13
17
2.3.1 Struktur Kimia Trigliserida
Trigliserida merupakan tiga asam lemak yang berikatan dengan
gliserol dapat sama maupun berbeda. Rumus kimia trigliserida adalah
RCOO-CH2CH(- OOCR’)-OOCR’’, dimana R, R’, R’’ adalah rantai alkil
(Herperian, 2014).
Gambar 2.4 Struktur Kimia Trigliserida (Herperian, 2014)
2.4 Hipertrigliserida
Hipertrigliseridemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
kadar trigliserida dalam darah melebihi ambang normal. Kadar trigliserida
yang tinggi dalam darah akan meningkatkan konsentrasi very low density
lipoprotein (VLDL) yang kemudian akan meningkatkan resiko
terbentuknya plak deposit pada arteri, peningkatan tekanan darah dan
gangguan pada jantung. Penurunan kadar trigliserida akan menurunkan
resiko gangguan pada jantung maupun aterosklerosis. (Mayes,2003).
Hipertrigliserida dapat terjadi karena dua mekanisme. Mekanisme
pertama adalah kelebihan produksi VLDL oleh hati sebagai akibat dari
kenaikan asam lemak bebas yang melewati hati. Mekanisme kedua adalah
adanya gangguan pada pemecahan VLDL dan kilomikron oleh lipoprotein
Page 14
18
lipase. Ketika aktifitas lipoprotein lipase menurun, trigliserida gagal
dihidrolisa, diubah, atau 10 dihancurkan, dan metabolism kilomikron serta
VLDL remnan tertunda (Harikumar, dkk., 2013).
2.5 Efek Umbi Rumput Teki Terhadap Penurunan Trigliserida
Beberapa zat yang telah diketahui berpotensi untuk menurunkan kadar
trigliserida adalah flavonoid, saponin polifenol, tanin dan sitosterol
(Susanti,2015). Flavonoid sendiri dapat menurunkan kadar trigliserida
dengan cara meningkatkan aktivasi enzim lipoprotein lipase (Wardhani et
al., 2014). Flavonoid diketahui diketahui memiliki fungsi yaitu sebagai
penurun sintesis kolesterol. Sebagai penurun sintesis kolesterol, flavonoid
mempunyai efek terhadap metabolisme kolesterol pada hepar. Efek tersebut
berupa mekanisme komplek tidak langsung yang menyebabkan penurunan
serum kolesterol dan aktivitas hydroxymethylglutaryl-CoA (HMG-CoA)
reductase dan enzim sterol O-acyltransferase-2. Pada sintesis kolesterol
adanya penurunan aktivitas dari HMG-CoA reduktase dapat menghambat
perubahan senyawa HMG-CoA menjadi senyawa mevalonat. Sehingga
sintesis kolesterol dapat dihambat (Susanti, 2014).Saponin menghambat
penyerapan kolesterol di dalam usus dengan membentuk ikatan kompleks
yang tidak larut dalan kolesterol, berikatan dengan asam empedu
membentuk micelles dan meningkatkan pengikatan kolesterol oleh serat,
sedangkan tanin dapat menghambat penyerapan lemak di usus dengan cara
bereaksi dengan protein mukosa dan sel epitel usus (Narita,2015).
Mekanisme tanin sebagai anti hiperlipidemia adalah dengan
cara,menghambat adipogenesis dan menghambat absorbsi di intestinal.
Page 15
19
Selain itu tanin juga merupakan antioksidan yang bertindak sebagai anti
radikal bebas yang mengaktifkan enzim antioksidan. Tanin juga mencegah
oksidasi dari kolesterol LDL, mengurangi lemak tubuh dan mengurangi
insiden dari penyakit kardiovaskuler. Catechin yang merupakan derivat dari
tanin juga menstimulasi sekresi garam empedu dan membuang kolesterol
melalui feses. Tanin juga dianjurkan sebagai bahan makanan
antiatherosklerosis karena anti radikal bebas yang kuat dan menginhibisi
peroksidasi lemak dalam sel (Rosydi, 2014).Polifenol menghambat aktifitas
asetil KoA karboksilase dalam siklus biosintesis asam lemak, sehingga
dapat menurunkan akumulasi triasilgliserol (trigliserida) pada jaringan
lemak dan memiliki efek menekan absorsi kolesterol di dalam usus (Kartika,
2008)
Umbi rumput teki juga menunjukkan bahwa mengandung banyak
sitosterol yang termasuk dalam jenis phytosterol.Phytosterol efektif
menurunkan kolesterol tanpa menimbulkan efek samping, mekanismenya
adalah dengan menghambat absorbsi kolesterol di usus halus dan
menurunkan sintesis kolesterol hati (Al-Shafi, 2016).