8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pneumonia Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah maju. Dari data SEAMIC Health Statistic 2001, influenza dan pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia, nomor 9 di Brunei, nomor 7 di Malaysia, nomor 3 di Singapura, nomor 6 di Thailand dan nomor 3 di Vietnam. Laporan WHO 1999 menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia dan influenza. Insidensi pneumonia komuniti di Amerika adalah 12 kasus per 1000 orang per tahun dan merupakan penyebab kematian utama akibat infeksi pada orang dewasa di negara itu. Angka kematian akibat pneumonia di Amerika adalah 10 %. Di Amerika dengan cara invasif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan 50%. Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, sedangkan pneumonia dapat menyebabkan kematian bila tidak segera diobati, maka pada pengobatan awal pneumonia diberikan antibiotika secara empiris (PDPI, 2003).
33
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pneumonia - Digital Librarydigilib.unila.ac.id/20906/16/BAB II.pdf · dinding dada ke dalam, ... 1. Pemeriksaan Radiologi . 17 Foto toraks (PA/lateral)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pneumonia
Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam
bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang
sudah maju. Dari data SEAMIC Health Statistic 2001, influenza dan
pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia, nomor 9 di
Brunei, nomor 7 di Malaysia, nomor 3 di Singapura, nomor 6 di Thailand dan
nomor 3 di Vietnam. Laporan WHO 1999 menyebutkan bahwa penyebab
kematian tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran
napas akut termasuk pneumonia dan influenza. Insidensi pneumonia komuniti
di Amerika adalah 12 kasus per 1000 orang per tahun dan merupakan
penyebab kematian utama akibat infeksi pada orang dewasa di negara itu.
Angka kematian akibat pneumonia di Amerika adalah 10 %. Di Amerika
dengan cara invasif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan 50%.
Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari
untuk mendapatkan hasilnya, sedangkan pneumonia dapat menyebabkan
kematian bila tidak segera diobati, maka pada pengobatan awal pneumonia
diberikan antibiotika secara empiris (PDPI, 2003).
9
2.1.1 Definisi Pneumonia
Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru
yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit).
Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak
termasuk. Sedangkan peradangan paru yang disebabkan oleh non
mikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-
obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis (PDPI, 2003).
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-
paru (alveoli), dengan gejala batuk pilek yang disertai nafas sesak atau
nafas cepat. Penyakit ini mempunyai tingkat kematian yang tinggi.
Secara klinis pada anak yang lebih tua selalu disertai batuk dan nafas
cepat dan tarikan dinding dada kedalam. Namun pada bayi seringkali
tidak disertai batuk (Pamungkas, 2012).
2.1.2 Etiologi Pneumonia
Cara terjadinya penularan berkaitan pula dengan jenis kuman, misalnya
infeksi melalui droplet sering disebabkan Streptococus pneumoniae,
melalui slang infus oleh Staphylococus aureus sedangkan infeksi pada
pemakaian ventilator oleh Pseudomonas aeruginosa (IPD, 2009).
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme,
yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa. Dari kepustakaan pneumonia
komuniti yang diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan
bakteri gram positif, pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan
10
bakteri gram negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan
oleh bakteri anaerob (PDPI, 2003).
Pada rawat jalan jenis patogen tidak diketahui pada 40% kasus.
Dilaporkan adanya Streptococus Pneumonia pada (9-20%),
Drug Related Problems (DRPs) merupakan situasi tidak ingin dialami
oleh pasien yang disebabkan oleh terapi obat sehingga dapat berpotensi
menimbulkan masalah bagi keberhasilan penyembuhan yang
dikehendaki. Suatu kejadian dapat disebut DRPs bila memenuhi
35
komponen yaitu kejadian tidak diinginkan yang dialami pasien berupa
keluhan medis, gejala, diagnosis, penyakit, dan ketidakmaupun
(disability) serta memiliki hubungan antara kejadian tersebut dengan
terapiobat dimana hubungan ini dapat berupa konsekuensi dari terapi
obat maupun kejadian yang memerlukan terapi obat sebagai solusi
maupun preventif (Cipolle et al., 2004).
2.3.2 Klasifikasi
Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE) Classification V 5.01
mengklasifikasikan DRPs yaitu sebagai berikut :
Tabel 6. Klasifikasi dan penjelasan drug related problems (DRPs) (PCNE5,
2006).
Kode V5.01
Domain primer
Masalah P1
P2
P3
P4
P5
Reaksi merugikan Pasien menderita dari suatu peristiwa obat yang merugikan Masalah Pilihan Obat Pasien mendapat atau akan mendapatkan kesalahan pada penggunaan obat untuk penyakitnya Masalah dosis Pasien mendapat lebih atau kurang dari jumlah obat yang dia butuhkan. Masalah Penggunaan Obat Kesalahan atau tidak adanya obat yang diambil atau diberikan Interaksi Adanya manifestasi atau potensial interaksi obat-obat atau obat-makanan
Penyebab
C1
C2
Seleksi Obat/Dosis Penyebab DRP dapat berhubungan dengan pemilihan jadwal obat dan atau dosis Proses Penggunaan Obat Penyebab DRP dapat berhubungan dengan cara pasien menggunakan obat, terlepas dari
36
C3
C4
C5
C6
petunjuk dosis yang tepat. Informasi Penyebab DRP dapat berhubungan dengan kurangnya atau salah tafsir informasi Pasien / psikologis Penyebab DRP dapat berhubungan dengan kepribadian atau perilaku pasien (Farmasi) logistik Penyebab DRP dapat berhubungan dengan mekanisme logistik peresepan Dan Lain Lain
Intervensi
I0 I1 I2 I3 I4
Tidak ada intervensi Pada tingkat peresepan Pada tingkat pasien Pada tingkat Obat Lainnya
Hasil Intervensi
O0 O1 O3 O4
Hasil intervensi tidak diketahui Masalah benar-benar dipecahkan Masalah sebagian dipecahkan Masalah tidak dipecahkan
Domain Primer Kode
V5.01 Masalah
1. Efek samping Pasien menderita suatu efek racun obat yang merugikan
2. Masalah pilihan obat Pasien mendapat atau akan mendapatkan kesalahan pada penggunaan obat untuk penyakitnya
P2.1 P2.2 P2.3 P2.4 P2.5 P2.6
Obat tidak tepat (tidak tepat untuk indikasi) Sediaan obat yang tidak tepat (tidak tepat untuk indikasi) Duplikasi tidak tepat pada kelompok terapi atau bahan aktif Kontra-indikasi obat (Kehamilan atau menyusui) Tidak ada indikasi yang jelas pada penggunaan obat Tidak ada obat yang diresepkan tetapi indikasi yang jelas
3. Masalah Dosis Pasien mendapat lebih atau kurang dari jumlah obat yang dia butuhkan.
P3.1 P3.2 P3.3 P3.4
Dosis obat terlalu rendah atau pemberian dosis tidak mencukupi Dosis obat terlalu tinggi atau pemberian dosis berlebihan Lama pengobatan terlalu pendek Lama pengobatan terlalu lama
37
4. Masalah
penggunaan obat Kesalahan atau tidak adanya obat yang diambil atau diberikan
P4.1 P4.2
Obat tidak diambil atau diberikan sama sekali Kesalahan pengambilan atau administrasi obat
5. Interaksi Adanya manifestasi atau potensial interaksi obat-obat atau obat-makanan
P5.1 P5.2
Potensi interaksi. Manifestasi interaksi
6. Lainnya
P6.1 P6.2 P6.3 P6.4
Pasien tidak puas dengan terapi meskipun mendapat obat yang tepat Ketidakcukupan pengetahuan kesehatan dan penyakit Keluhan yang tidak jelas. Diperlukan klarifikasi lebih lanjut Kegagalan terapi (alasan yang tidak diketahui)
38
2.4 Kerangka Teori
Kerangka teori adalah kerangka akan teori yang telah ada yang berhubungan
dengan penelitian yang dinginkan. pneumonia adalah penyakit infeksi akut
yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) dengan gejala batuk pilek yang
disertai nafas sesak dan nafas cepat (Pamungkas, 2012). Dalam menentukan
pengobatan yang akan diperlukan pada pasien pneumonia kominti perlu
diketahui etiologi, anamnesis tentang penyakit pasien, diagnosis pasien
(WHO,2006).
Golongan yang digunakan pada pengobatan pneumonia komuniti adalah
golongan beta laktam, golongan anti beta laktamase,golongan fluorokuinolon
respirasi, makrolid (PDPI, 2003). Selain golongan tersebut ada beberapa
golongan yang juga dipakai dalam pengobatan pneumonia komuniti yaitu
golongan aminoglikosida (dinitanegara, 2011). Dalam penelitian ini akan
dilihat ketidaksesuaian pengobatan (DRPs) pada pengobatan pneumonia
komuniti serta hubungan usia, berat badan,dan komponen DRPs terhadap
kejadian DRPs.
Menurut (Cipole et al., 2012) klasifikasi Drugs Related Problems (DRPs)
dalam PCNE (2006) adalah pemilihan obat, dosis obat, indikasi obat, dan
interaksi obat. Namun dalam penelitian ini tidak diteliti mengenai interaksi
obat karena membutuhkan sampel primer untuk mengetahui efek samping
ataupun interaksi obatnya.
39
2.5 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau ikatan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atan antara varibael yang
satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti.
Kerangka konsep dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3. Kerangka konsep
Drug Related Problems (DRPs)
PNEUMONIA
KOMUNITI
Peresepan Obat di RSUD Jendral
Ahmad Yani
Dosis tinggi
obat
Pemilihan Obat Dosis Obat Indikasi Obat
Indikasi tanpa
obat
Dosis rendah
obat
Obat tanpa
indikasi
Dosis tinggi
obat
40
2.6 Hipotesis
Hipotesis yang dapat diambil dari penelitian ini ada 2 jenis yaitu hipotesis
alternatif dan hipotesis nol, yaitu sebagai berikut:
1. Hipotesis alternatif (Ha) : Adanya Kejadian Drug Related Problems
(DRPs) pada pasien pneumonia berdasarkan panduan PDPI
(perhimpunan dokter paru indonesia) di Poliklinik Paru RSUD Jendral
Ahmad Yani Periode april 2014- maret 2015 Kota Metro.
2. hipotesis nol (H0) : Tidak adanya Kejadian Drug Related Problems
(DRPs) pada pasien pneumonia berdasarkan panduan PDPI
(perhimpunan dokter paru indonesia) di Poliklinik Paru RSUD Jendral
Ahmad Yani Periode april 2014- maret 2015 Kota Metro.