5 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Peran MNC dalam Hubungan Internasional Hubungan kerjasama antarnegara memang sangat diperlukan tanpa hubungan kerjasama negara miskin tidak dapat berkembang dan mempelajari teknologi dari negara maju, sedangkan negara maju tidak dapat memperluas produksi hingga ke negara lain. Ilmu hubungan internasional juga membahas mengenai dasar hubungan kerjasama antar negara dalam aspek ekonomi yaitu dikenal menggunakan teori Neoliberalisme. Aktor dalam hubungan kerjasama bukan hanya negara tetapi juga individu, NGO (Non-government Organizations), MNC (Multinational Corporations). Peran MNC berperan penting di Indonesia terutama investasi perusahaan Belanda di Indonesia yang tidak lepas dari kebijakan yang dibuat oleh perusahaan induk yang ada di Belanda. (Emmy, 1996) Emmy mendefinisikan yakni perusahaan kelompok merupakan suatu gabungan atau susunan dari perusahaan-perusahaan yang secara yuridis, saling berkaitan sehingga anak perusahaan patuh terhadap induk perusahaan yang merupakan pimpinan dari kesatuan ekonomi. 2.1.1 Konsep Sustainable Development Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) merupakan sebuah langkah dalam mendukung pembangunan terhadap berbagai aspek ekonomi, sosial, lingkungan bahkan budaya untuk menghadapi kebutuhan masa kini tetapi tidak mengorbankan atau mengurangi kebutuhan generasi yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan atau (Sustainable Development) berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari cara agar meningkatkan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa mengganggu aspek lain seperti sosial dan lingkungan, tetapi konsep “pertumbuhan ekonomi” itu sendiri sering bermasalah karena sumber daya alam terbatas. Para ahli mendefinisikan sustainable development menurut (Bruntland Report, 1987) membahas bahwa: “Sustainable development is development that meets the needs of the present without
16
Embed
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Peran MNC dalam Hubungan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14833/2/T1_372013008... · global dalam bidang sosial, ekonomi, dan teknologi. Perusahaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Peran MNC dalam Hubungan Internasional
Hubungan kerjasama antarnegara memang sangat diperlukan tanpa hubungan
kerjasama negara miskin tidak dapat berkembang dan mempelajari teknologi dari
negara maju, sedangkan negara maju tidak dapat memperluas produksi hingga ke
negara lain. Ilmu hubungan internasional juga membahas mengenai dasar
hubungan kerjasama antar negara dalam aspek ekonomi yaitu dikenal
menggunakan teori Neoliberalisme. Aktor dalam hubungan kerjasama bukan
hanya negara tetapi juga individu, NGO (Non-government Organizations), MNC
(Multinational Corporations). Peran MNC berperan penting di Indonesia terutama
investasi perusahaan Belanda di Indonesia yang tidak lepas dari kebijakan yang
dibuat oleh perusahaan induk yang ada di Belanda. (Emmy, 1996) Emmy
mendefinisikan yakni perusahaan kelompok merupakan suatu gabungan atau
susunan dari perusahaan-perusahaan yang secara yuridis, saling berkaitan
sehingga anak perusahaan patuh terhadap induk perusahaan yang merupakan
pimpinan dari kesatuan ekonomi.
2.1.1 Konsep Sustainable Development
Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) merupakan sebuah
langkah dalam mendukung pembangunan terhadap berbagai aspek ekonomi,
sosial, lingkungan bahkan budaya untuk menghadapi kebutuhan masa kini tetapi
tidak mengorbankan atau mengurangi kebutuhan generasi yang akan datang.
Pembangunan berkelanjutan atau (Sustainable Development) berkaitan dengan
pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari cara agar meningkatkan ekonomi
dalam jangka panjang, tanpa mengganggu aspek lain seperti sosial dan
lingkungan, tetapi konsep “pertumbuhan ekonomi” itu sendiri sering bermasalah
karena sumber daya alam terbatas. Para ahli mendefinisikan sustainable
development menurut (Bruntland Report, 1987) membahas bahwa: “Sustainable
development is development that meets the needs of the present without
6
compromising the ability of future generation to meet their own needs”. Artinya,
pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang dapat memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa harus mengorbankan kemampuan generasi mendatang
dalam memenuhi kebutuhannya.
Rasmussen mengatakan bahwa pembangunan yang berkelanjutan adalah
solusi yang paling tepat direkomendasikan sekarang ini untuk berbagai krisis
global dalam bidang sosial, ekonomi, dan teknologi. Perusahaan yang ingin
mencapai corporate sustainability dituntut memiliki program-program CSR yang
berorientasi pada pembangunan berkelanjutan. Menurut, (Crowther, 2008) dan
(Hadi, 2011: 59) untuk mengurai prinsip-prinsip terhadap tanggung jawab sosial
(social responsibility) menjadi tiga, yaitu:
1.Sustainability, berkaitan mengenai bagaimana perusahaan dalam menjalankan
aktivitas (action) dengan tetap memperhitungkan adanya keberlanjutan sumber
daya di masa yang akan datang. Sustainability berada pada keberpihakan dan
upaya bagaimana sosial dalam memanfaatkan sumber daya supaya tetap
memperhatikan generasi di masa mendatang.
2.Accountability, merupakan upaya perusahaan menjadi terbuka dan bertanggung
jawab terhadap aktivitas yang sudah dilakukan. Konsep ini menjelaskan mengenai
adanya pengaruh kuantitatif dari aktivitas perusahaan terhadap pihak internal dan
eksternal. Akuntabilitas dapat dijadikan sebagai media bagi perusahaan untuk
membangun image dan network terhadap para stakeholders.
3.Transparency, merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal. Transparansi
berkaitan dengan adanya pelaporan aktivitas sebuah perusahaan beserta dampak
penerapan CSR (Corporate Social Responsibility) terhadap pihak eksternal.
Transparansi merupakan salah satu bagian penting bagi pihak eksternal, karena
dapat berperan sebagai langkah untuk mengurangi asimetri informasi dan
tanggung jawab berbagai dampak dari lingkungan perusahaan .
2.1.2 Konsep CSR (Corporate Social Responsibility)
CSR adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun
hubungan harmonis dengan masyarakat. Secara teoritik, CSR dapat di
7
definisikan sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para
strategi stakeholdersnya, terutama komunitas atau masyarakat disekitar wilayah
kerja dan operasinya. Dengan atau tanpa aturan hukum, sebuah perusahaan harus
menjunjung tinggi moralitas. Kapasitas dari sebuah keberhasilan suatu
perusahaan dalam sudut pandang CSR yaitu pengedepankan adanya prinsip
moral dan etis dan dengan mencapai hasil maksimal tanpa merugikan adanya
kelompok masyarakat lainnya. Salah satu prinsip moral yang sering digunakan
yaitu golden rules, hal tersebut mengajarkan agar seseorang atau suatu pihak
memperlakukan orang lain sama seperti apa yang mereka ingin diperlakukan.
Perusahaan yang bekerja dengan mengedepankan prinsip moral dan etis akan
memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat.
Seperti dari hasil Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit) di Rio
de Janeiro Brazilia 1992, menyepakati perubahan paradigma pembangunan, dari
pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) menjadi pembangunan yang
berkelanjutan (Sustainable Development). (The Business Watch Indonesia,
Desember 2007) Perspektif perusahaan, dimana keberlanjutan yang dimaksud
merupakan suatu program sebagai dampak dari usaha-usaha yang telah dirintis,
berdasarkan pada konsep kemitraan dari masing-masing stakeholdes.
Menurut Philip Kotler, ada enam program CSR yang mungkin untuk
dijalankan sebuah perusahaan:
1. Cause promotion, perusahaan menyediakan dana atau menyediakan
resources lainya seperti tenaga sukarela atau mendukung kegiatan
pengumpulan dana untuk membiayai suatu program CSR. Seperti contoh
kegiatan amal ikhlas dan pelelangan sisa produksi yang kemudian hasilnya
di berikan kepada pesantren di daerah Mangunsari.
2. Cause related marketing, yaitu dengan cara perusahaan mendukung
terhadap program CSR tertentu dengan cara menyumbangkan dana dari
hasil penjualan produk perusahaan, biasanya dilakukan untuk jenis produk
tertentu dan untuk periode tertentu. Contoh, kegiatan CSR PT Kievit yaitu
8
“world milk day” pembagian susu gratis kepada para karyawan dan murid
sekolah dengan mengusung peduli akan kesehatan dan nutrisi untuk anak.
Begitu juga dengan kegiatan posyandu dengan memberikan susu
Frieslandflag kepada balita para warga setempat di sekitar Perusahaan.
3. Corporate social marketing, perusahaan mendukung program CSR yang
sifatnya kampanye perubahan perilaku yang tidak baik menjadi baik atau
lebih baik seperti, peningkatan kesehatan masyarakat, keselamatan kerja,
kerusakan lingkungan dan lain-lain. Bisa dilakukan sendiri atau mencari
mitra yang mempunyai kepedulian terhadap isu yang sama. Contoh: PT
Kievit melalui departemen SHE (Safe, Health, Environment), dengan
berkampanye melaui pameran di depan perusahaan mengenai pentingnya
(Safe, Health, Environment) dalam bekerja.
4) Corporate philanthropy, yaitu program CSR yang dilakukan dengan cara
memberikan bantuan secara langsung, baik berupa dana maupun tenaga
terhadap isu sosial tertentu. Contoh PT Kievit memberikan bantuan dana
untuk modal usaha kepada warga setempat dengan dana maksimal Rp
2,000,000 untuk usaha mandiri.
5) Community voluntering, yaitu perusahaan memberikan bantuan untuk
menanggulangi isu tertentu dengan cara memberikan bantuan tenaga secara
sukarela yang diperlukan dalam program CSR tersebut. Contoh PT Kievit
memberikan bantuan makanan untuk korban letusan gunung Merapi.
6) Social Responsible Business Practice, program CSR ini dilakukan dengan
tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan cara memilih cara-
cara operasi yang sesuai dengan kondisi masyarakat. Pemilihan cara-cara
operasi yang sesuai dengan etika dan moral yang berkembang di
masyarakat. Contoh PT Kievit bekerja sama dengan White Coffe dan dalam
setiap kemasan di bagian ingredient tercantum non-dairy product, yang
dimaksud sebagai penggunaan bahan baku dari produk PT Kievit yang law
calorie. Menunjukan bahwa produk tidak membahayakan bagi kesehatan
dan konsumen yang sedang diet.
9
(Achmad, 2008) Ada lima hal penting sehingga konsep keberlanjutan di
antaranya adalah ;
(1) Ketersediaan dana
(2) Misi lingkungan
(3) tanggung jawab sosial
(4) Implementasi dalam kebijakan (masyarakat, korporat, dan pemerintah)
(5) Mempunyai nilai keuntungan atau manfaat
Pada bulan September 2004, ISO (International Organization for
Standardization) sebagai induk organisasi standarisasi internasional, berinisiatif
mengundang berbagai pihak untuk membentuk tim (working group) yang
membantu lahirnya panduan dan standarisasi untuk tanggung jawab sosial yang
diberi nama ISO 26000: Guidance Standard on Social Responsibility. (Hasibuan:
“Sekali Lagi, CSR : 2007) ISO mengadopsi laporan COPOLCO (committe on
consumer policy) mengenai pembentukan “Strategic Advisory Group on Social
Responsibility pada tahun 2002. Pada bulan Juni 2004 acara pre-conference dan
konferensi untuk negara-negara berkembang, kemudian pada tahun 2004 bulan
Oktober, New York item proposal kepada seluruh negara anggota, pada bulan
Januari 2005, terdapat 29 negara menyatakan setuju, dan 4 negara menyatakan
tidak. Perubahan tersebut, menurut komite bayangan dari Indonesia, disebabkan
karena pedoman ISO 26000 ditujukan bukan hanya untuk korporasi tetapi bagi
semua bentuk organisasi, baik swasta maupun publik.
Apabila akan menerapkan pemahaman yang digunakan oleh para ahli yang
memperdalam konsep ISO 26000 Guidance Standard on Social responsibility
yang secara konsisten mengembangkan tanggung jawab sosial maka masalah SR