11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dapat dipakai sebagian bahan kajian dan masukan yang berkaitan dengan penelitian ini dilakukan oleh: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti dan Judul Hasil Metode 1. Rufqotus Zakhiroh (2014) Implementasi Kebijakan Sekolah dalam Penerapan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence di SD Muhammadiyah 2 Gresik Hasil Penelitian: 1. Aspek kepemimpinan, peneliti menyimpulkan Kepala Sekolah memiliki komitmen yang cukup kuat untuk mengarahkan komponen sekolah mendukung implementasi kebijakan Baldrige melalui penetapan kebijakan implementasi, pengkomunikasian kebijakan implementasi, perbaikan terus-menerus, pengalokasian sumber daya yang dibutuhkan. Keberhasilan implementasi kebijakan Baldrige di SD Muhammadiyah 2 Gresik juga Metode Kualittif dengan teknik analisis Deskriptif Kulitatif.
35
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu No Nama ...eprints.umg.ac.id/39/2/BAB 2.1.pdfKuantitatif dengan teknik analisis Deskriptif Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dapat dipakai sebagian bahan kajian dan masukan yang
berkaitan dengan penelitian ini dilakukan oleh:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti dan
Judul
Hasil Metode
1. Rufqotus Zakhiroh
(2014)
Implementasi
Kebijakan Sekolah
dalam Penerapan
Malcolm Baldrige
Criteria for
Performance
Excellence di SD
Muhammadiyah 2
Gresik
Hasil Penelitian:
1. Aspek kepemimpinan,
peneliti menyimpulkan
Kepala Sekolah memiliki
komitmen yang cukup kuat
untuk mengarahkan
komponen sekolah
mendukung implementasi
kebijakan Baldrige melalui
penetapan kebijakan
implementasi,
pengkomunikasian kebijakan
implementasi, perbaikan
terus-menerus, pengalokasian
sumber daya yang
dibutuhkan. Keberhasilan
implementasi kebijakan
Baldrige di SD
Muhammadiyah 2 Gresik juga
Metode
Kualittif
dengan teknik
analisis
Deskriptif
Kulitatif.
12
didukung oleh kemampuan
Kepala Sekolah dalam
mengintegrasikan Baldrige
dengan sistem manajemen
mutu yang sudah ada di
sekolah yaitu Str Nasional
Pendidikan dan International
Organization for Strdization
(ISO 9001:2008).
2. Aspek Tenaga kerja, sekolah
mampu membangun
lingkungan tenaga kerja yang
kondusif serta mencapai
kinerja tinggi. Sekolah
melibatkan, mengelola, dan
mengembangkan tenaga
kerjanya dan memanfaatkan
seluruh potensinya agar
selaras dengan misi, strategi,
dan program kerja sekolah
secara menyeluruh, dan
3. Aspek Operasi, sekolah
mampu mendesain,
mengelola dan meningkatkan
sistem dan proses
pembelajaran untuk
memberikan nilai pada siswa
dan stakeholders guna
mencapai keberhasilan dan
keberlangsungan sekolah.
13
2. Afifah (2016)
Penggunaan Metode
Malcolm Baldrige
Criteria for Education
Untuk Mengukur
Kinerja Program Studi
(Studi Kasus Di Eks
Jurusan Pendidikan
MIPA FKIP UNS)
Berdasarkan hasil penelitian
menggunakan Malcolm Baldrige
Criteria for Education, keempat
prodi di eks jurusan pendidikan
MIPA FKIP UNS menduduki
peringkat Benchmark Leader.
Peringkat tersebut menandakan
bahwa secara keseluruhan kinerja
prodi sudah baik.
Metode
Kuantitatif
dengan teknik
analisis
Deskriptif
Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
Perbedaan dan Persamaan Penelitian
Peneliti Persamaan Perbedaan
Terdahulu Sekarang
Rufqotuz
Zakhiroh (2014)
Implementasi
Kebijakan
Sekolah dalam
Penerapan
Malcolm Baldrige
Criteria for
Performance
Excellence di SD
Muhammadiyah 2
Gresik
Dwi Rangga P
(2016)
Pengukuran
Kinerja SMA
Muhammadiyah
1 Gresik
Menggunakan
Metode
Malcolm
Baldrige
Criteria for
Education
(MBCfE)
1. Menggunaka
n kriteria
yang ada
dalam
Malcolm
Bladrige
2. Jenis
penelitian
Deskriptif
1. Objek penelitian
2. Penelitian
terdahulu hanya
menggunakan 3
indikator,
penelitian
sekarang 7
indikator.
3. Penelitian
terdahulu fokus
pada
implementasi
kebijakan
sekolah, sekarang
14
pengukuran
kinerja
Afifah (2016)
Penggunaan
Metode Malcolm
Baldrige Criteria
for Education
Untuk Mengukur
Kinerja Program
Studi
(Studi Kasus Di
Eks Jurusan
Pendidikan MIPA
FKIP UNS)
Menggunakan 7
Kriteria
Malcolm
Baldrige
Objek Penelitian
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Kinerja dan Pengukuran Kinerja
2.2.1.1. Kinerja
Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat hasil pencapaian
pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis
suatu organisasi (Moeheriono, 2012:95). Menurut Wilson Bangun (2012:231)
kinerja atau performance adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang
berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job requirement).
Kinerja merupakan gambaran mengenai sejauh mana keberhasilan atau
kegagalan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya dalam rangka
mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misinya. Dengan kata lain, kinerja
15
merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu.
Menurut Rivai (2013:604) Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang
digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi
pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa
lalu atau yang diproyeksikan, denga dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau
akuntanbilitas manajemen dan semacamnya. Kinerja dalam bahasa indonesia
disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja diartikan sebagai ungkapan
kemampuan yang didasari pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi dalam
menghasilkan sesuatu.
Menurut Banarwi dan Mohammad Arifin (2012:13) menyatakan bahwa
kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya berdasarkan standart kerja yang ditetapkan selama periode
tertentu dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Menurut Wibowo (2007:7)
kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dn hasil yang dicapai dari pekerjaan
tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara
mengerjakannya. Menurut Rivai (2013:548) kinerja merupakan suatu fungsi dari
motivasi dan kemampuan.
2.2.1.2. Pengukuran Kinerja
Pengukurn kinerja adalah komponen paling penting dari sebuah sistem
pengendalian manajemen. Menurut (Moeheriono, 2012:96) Pengukuran kinerja
(performance measurement) yang secara singkat dapat dirumuskan sebagai
kegiatan pengumpulan data dan informasi yang releva dengan sasaran-sasaran atau
tujuan program evaluasi. Dengan pengukuran kinerja kita dapat mengetahui kinerja
16
organisasi sudah berjalan dengan baik atau bahkan berlainan arah dengan visi dan
misi dari organisasi yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, pengukuran kinerja
diharapkan dapat digunakan dalam melakukan perbaikan-perbaikan guna
meningkatkan daya saing organisasi. Menurut Wibowo (2007:319) Pengukuran
terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan
kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah dilakukan, atau apakah kinerja
dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja
telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan
2.2.2. Malcolm Baldrige Criteria
Malcolm Baldrige Criteria merupakan sistem manajemen kualitas formal yang
berlaku di Amerika Serikat, diciptakan pertama kali pada saat US Congress pada
tahun 1987 sebagai penghormatan kepada Malcolm Baldrige, Commerce
Department Secretary. Baldrige sendiri adalah menteri perdagangan Amerika
Serikat (1981-1987) di era Presiden Ronald Reagan yang memiliki berkontribusi
besar pada peningkatan mutu dalam berbagai aspek jangka panjang di Amerika
Serikat (Gaspersz, 2007:195-196). Pada setiap tahunnya Malcolm Baldrige
memberikan Award terhadap organisasi yang mengimplementasikan Malcolm
Baldrige Criteria untuk sebuah keunggulan kinerja yang ada di perusahaan.
Penghargaan ini dikelola oleh Lembaga Standar dan Teknologi Nasional (The
National Institute of Standard and Technology).
Kerangka Baldrige dalam pelaksanaannya dapat membantu mengelola
semua komponen organisasi sebagai kesatuan yang utuh, sehingga rencana, proses
dan tindakan organisasi dapat konsisten. Blok bangunan sistem adalah kriteria
17
Baldrige untuk Keunggulan Kinerja, nilai dan konsep inti, dan pedoman penilaian.
Tujuan kerangka Baldrige adalah untuk membantu organisasi yang diwakili oleh
tujuh aspek penting dalam pengelolaan dan pelaksanaan sebagai sebuah organisasi
(National Institute Of Standart And Technology (NIST), 2015):
1. Kepemimpinan
2. Strategi
3. Pelanggan
4. Pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan
5. Tenaga Kerja
6. Operasi
7. Hasil
Baldrige mempromosikan perspektif sistem yang berarti mengelola semua
komponen organisasi sebagai kesatuan yang utuh untuk mencapai kesuksesan yang
berkelanjutan. Blok bangunan sistem dan mekanisme pengintegrasian adalah nilai
dan konsep inti, ketujuh kategori yang saling terkait dan pedoman penilaian.
Baldrige memiliki dampak nasional dan global sehingga kerangka dan kriteria
Baldrige dapat memainkan tiga peran dalam memperkuat daya saing (Sadikin,
2005:3) :
1. Membantu meningkatkan kapabilitas dan kinerja organisasi..
2. Memfasilitasi komunikasi dan berbagi informasi praktik terbaik diantara
semua jenis organisasi.
3. Menyediakan working tools untuk pemahaman dan pengelolaan kinerja, serta
program perencanaa dan pelatihan.
18
Kerangka kerja Baldrige dan tujuh (7) kriteria yang ada dalam Malcolm Baldrige
digunakan untuk membantu organisasi meningkatkan daya saing.
Pendekatan dengan pola Baldrige telah banyak digunakan oleh ribuan
organisasi untuk tetap bertahan dalam kondisi kompetisi dengan meneingkatkan
efektivitas. Setidaknya ada lima alasan untuk memilih Baldrige sebagai Kerangka
Kerja Manajemen kinerja (Sadikin, 2005:5) :
1. Kriteria untuk keunggulan memberi kerangka kerja untuk upaya perbaikan
tanpa mendikte. Organusasi didorong untuk mengembangkan pendekatan yang
kreatif dan fleksibel selaras dengan kebutuhan organisasinya serta untuk
menunjukan hubungan sebab-akibat antara pendekatan dengan hasilnya.
2. Kriteria Baldrige bersifat inklusif. Kerangka Baldrige menguraikan kerangka
kerja yang terintegrasi dengan menjawab seluruh faktor organisasi, operasi
serta hasilnya.
3. Kriteria berfokus kepada persyaratan yang bersifat umum, bukan sekedar
kepada prosedur, tools atau teknik.
4. Kriteria Baldrige merupakan praktik manajemen yang unggul karena selalu
divalidasi. Kriteria secara reguler diperbaiki untuk meningkatkan lingkupnya
meliputi kinerja yang didorong strategi, menjawab segala kebutuhan seluruh
stakeholder, mengakomodasikan kebutuhan dan praktik organisasional yang
penting.
5. Kriteria Baldrige bersifat adaptable atau dapat digunakan oleh bisis besar
maupun kecil, layanan kesehatan dan organisasi pendidikan.
19
2.2.2.1. Malcolm Baldrige Criteria for Education
Malcolm Baldrige merupakan sebuah metode yang digunakan dalam meningkatkan
kinerja organisasi secara menyeluruh. Malcolm baldrige juga dapat berperan aktif
dalam peningkatan kinerja secara terus-menerus dengan menggunakan sebuah
pengukuran dan pemberian feedback dalam kinerja organisasi tersebut. Malcolm
Baldrige Criteria for Education dapat dijadikan sebuah pedoman bagi institusi
pendidikan dalam mengembangkan kualitas dari sumber daya manusia yang ada.
Pengembangan sumber daya manusia itu sendiri tak terlepas dari kinerja sekolah
dan manajemen dari sekolah itu sendiri. Dalam hal untuk meningkatkan mutu suatu
organisasi. Malcolm Baldrige memiliki 7 kriteria yang dapat digunakan dalam
rangka pendekatan yang terintegrasi dengan semua area manajemen
(www.nist.gov/baldrige diakses tanggal 26 februari 2017)
1. Leadership
Kategori kepemimpinan bertanya bagaimana tindakan pribadi pemimpin
senior dan panduan sistem pemerintahan dan mempertahankan organisasi.
2. Strategy
Kategori ini bertanya bagaimana mengembangkan tujuan strategis dan rencana
aksi, menerapkan dan mengubah mereka jika keadaan membutuhkan, dan
mengukur kemajuan. Kategori menekankan bahwa keberhasilan jangka
panjang organisasi dan lingkungan kompetitif adalah isu-isu strategis utama
yang perlu bagian integral dari perencanaan secara keseluruhan. Membuat
keputusan tentang kompetensi inti organisasi dan sistem kerja merupakan