12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah beberapa penjelasan penelitian-penelitian terdahulu beserta menjelaskan persamaan dan perbedaan antara penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yang terkait dengan kebijakan dividen: 1. Chaidir Thaib dan Rita Taroreh (2016) Penelitian yang dilakukan Chaidir Thaib dan Rita Taroreh bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Variabel independen yang digunakan dalam peneliti adalah kebijakan hutang dan profitabilitas. Sedangkan variabel dependen yang digunakan peneliti adalah kebijakan dividen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Metode pemilihan sampel yang dilakukan dalam penelitian adalah menggunakan purposive sampling dengan populasi penelitian berjumlah 18 perusahaan dan sampel yang diambil sebanyak 7 perusahaan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif dengan teknik analisis regresi linier berganda. Penelitian memberikan hasil bahwa kebijakan hutang dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan foods and beverages yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Hasil pengujian kebijakan hutang
32
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1 ...eprints.perbanas.ac.id/2760/4/BAB 2.pdfMetode pemilihan sampel yang dilakukan dalam penelitian adalah menggunakan purposive sampling
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah beberapa penjelasan penelitian-penelitian terdahulu
beserta menjelaskan persamaan dan perbedaan antara penelitian sekarang dengan
penelitian terdahulu yang terkait dengan kebijakan dividen:
1. Chaidir Thaib dan Rita Taroreh (2016)
Penelitian yang dilakukan Chaidir Thaib dan Rita Taroreh bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010-2014. Variabel independen yang digunakan dalam peneliti
adalah kebijakan hutang dan profitabilitas. Sedangkan variabel dependen yang
digunakan peneliti adalah kebijakan dividen. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010-2014. Metode pemilihan sampel yang dilakukan dalam
penelitian adalah menggunakan purposive sampling dengan populasi penelitian
berjumlah 18 perusahaan dan sampel yang diambil sebanyak 7 perusahaan.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif
dengan teknik analisis regresi linier berganda.
Penelitian memberikan hasil bahwa kebijakan hutang dan profitabilitas
berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan foods and beverages
yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Hasil pengujian kebijakan hutang
13
memiliki pengaruh secara negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan foods and beverages yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Dapat
diartikan bahwa semakin rendah tingkat hutang dari perusahaan tersebut maka
akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar. Hasil pengujian
profitabilitas pengaruh secara positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen
pada perusahaan foods and beverages yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014.
Dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas, maka akan semakin
tinggi pula kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya.
Persamaan dengan peneliti sekarang adalah:
1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian sekarang adalah
kebijakan dividen.
2. Data diperoleh dari IDX Statistics.
3. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian sekarang profitabilitas
dan kebijakan hutang.
4. Penentuan sampel menggunakan purposive sampling.
Perbedaan dengan peneliti sekarang adalah:
1. Tahun yang diteliti pada penelitian sekarang adalah tahun 2011-2015
sedangkan tahun yang diteliti oleh Thaib dan Taroreh (2016) adalah 2010-
2014.
2. Terdapat variabel independen yang berbeda yaitu penelitian sekarang variabel
independennya adalah profitabilitas, kebijakan hutang, dan pertumbuhan
penjualan. Sedangkan pada penelitian Thaib dan Taroreh (2016) variabel
independennya adalah profitabilitas dan kebijakan hutang.
14
3. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian sekarang yaitu perusahaan
yang bergerak dibidang di sektor industri jasa. Sedangkan pada penelitian
Thaib dan Taroreh (2016) menggunakan sampel perusahaan foods and
beverages.
2. Kadek Diah Arie Purnami dan Luh Gede Sri Artini (2016)
Penelitian yang dilakukan Kadek Diah Arie Purnami dan Luh Gede Sri
Artini bertujuan untuk mengetahui pengaruh investment opportunity set, total
asset turn over, dan sales growth. Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah investment opportunity set, total asset turn over, dan sales
growth. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan
dividen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
yang tergabung dalam sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia
periode 2010 sampai 2014. Pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling dengan mengambil sampel 10 perusahaan yang tergabung dalam sektor
industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai 2014.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik
dan regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 17 for windows.
Hasil pengujian investment opportunity set memiliki pengaruh negatif
namun tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Dapat diartikan bahwa apabila
kondisi perusahaan tersebut baik maka pihak manajemen akan cenderung memilih
investasi baru daripada membayar dividen yang tinggi. Hasil pengujian asset turn
over memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Dapat
diartikan bahwa semakin tinggi perputaran aktiva perusahaan semakin tinggi pula
15
kemampuan perusahaan dalam membagikan dividennya. Hasil pengujian sales
growth memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kebijakan
dividen. Dapat diartikan bahwa jika perusahaan lebih memfokuskan pada
pertumbuhan penjualan maka kebutuhan dana pun akan semakin tinggi yang
memaksa manajemen membayar dividen rendah atau tidak sama sekali.
Persamaan dengan penelitian sekarang adalah:
1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian sekarang adalah
kebijakan dividen.
2. Data diperoleh dari IDX Statistics.
3. Penentuan sampel menggunakan purposive sampling.
4. Variabel independen yang sama digunakan dalam penelitian sekarang
pertumbuhan penjualan.
Perbedaan dengan peneliti sekarang adalah:
1. Terdapat variabel independen yang berbeda yaitu penelitian sekarang variabel
independennya adalah profitabilitas, kebijakan hutang, dan pertumbuhan
penjualan. Sedangkan pada penelitian Arie Purnami dan Artini (2016) variabel
independennya adalah investment opportunity set, total asset turn over, dan
sales growth.
2. Tahun yang diteliti pada penelitian sekarang adalah tahun 2011-2015
sedangkan tahun yang diteliti oleh Arie Purnami dan Artini (2016) adalah
2010-2014.
3. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian sekarang yaitu perusahaan
yang bergerak dibidang di sektor industri jasa. Sedangkan pada penelitian Arie
16
Purnami dan Artini (2016) menggunakan sampel perusahaan yang tergabung
dalam sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
3. Farah Margaretha Leon dan Pradana Maulana Putra (2014)
Penelitian yang dilakukan Farah Margaretha Leon & Pradana Maulana
Putra bertujuan untuk menyelidiki faktor penentu kebijakan dividen. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitability, cash flow,
sales growth, tax, debt equity ratio, dan market to book ratio. Variabel dependen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dividend policy. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009. Pemilihan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi kuadrat terkecil biasa.
Hasil pengujian profitability memiliki pengaruh positif terhadap dividend
payout ratio. Dapat diartikan bahwa profitability yang tinggi dapat membuat
perusahaan memiliki lebih banyak uang, sehingga perusahaan dapat membayar
lebih dividen tersebut. Hasil pengujian sales growth memiliki pengaruh negatif
terhadap dividend payout ratio. Dapat diartikan bahwa pertumbuhan perusahaan
yang tinggi dapat membuat perusahaan membutuhkan lebih banyak uang,
sehingga dapat menurunkan pembayaran dividen. Sedangkan hasil pengujian cash
flow, tax, market to book ratio, dan debt equity ratio menunjukkan tidak ada
pengaruh terhadap dividend payout ratio.
17
Persamaan dengan peneliti sekarang adalah:
1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian sekarang adalah
kebijakan dividen.
2. Variabel yang sama digunakan dalam penelitian sekarang profitabilitas dan
pertumbuhan penjualan.
3. Penentuan sampel menggunakan purposive sampling.
Perbedaan dengan peneliti sekarang adalah:
1. Terdapat variabel independen yang berbeda yaitu penelitian sekarang variabel
independennya adalah profitabilitas, kebijakan hutang, dan pertumbuhan
penjualan. Sedangkan pada penelitian Leon dan Putra (2014) variabel
independennya adalah profitability, cash flow, sales growth, tax, debt equity
ratio, dan market to book ratio.
2. Tahun yang diteliti pada penelitian sekarang adalah tahun 2011-2015
sedangkan tahun yang diteliti oleh Leon dan Putra (2014) adalah 2006-2009.
3. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian sekarang yaitu perusahaan
yang bergerak dibidang di sektor industri jasa yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Sedangkan pada penelitian Leon dan Putra (2014) menggunakan
sampel perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Gatot Nazir Ahmad dan Vina Kusuma Wardani (2014)
Penilitian yang dilakukan Gatot Nazir Ahmad dan Vina Kusuma Wardani
bertujuan untuk menguji apakah profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran
perusahaan, dan pertumbuhan memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen di
Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009. Variabel independen yang digunakan
18
dalam penelitian ini adalah profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan,
dan pertumbuhan. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kebijakan dividen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009. Penelitian ini
menggunakan regresi logit untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen.
Hasil pengujian profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil pengujian likuiditas dan
leverage memiliki pengaruh negatif secara signifikan dengan kebijakan dividen.
Hasil pengujian pertumbuhan menunjukkan tidak signifikan terhadap kebijakan
dividen.
Persamaan dengan penelitian sekarang adalah:
1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian sekarang adalah
kebijakan dividen.
2. Variabel independen yang sama digunakan dalam penelitian sekarang
profitabilitas.
Perbedaan dengan peneliti sekarang adalah:
1. Terdapat variabel independen yang berbeda yaitu penelitian sekarang variabel
independennya adalah profitabilitas, kebijakan hutang, dan pertumbuhan
penjualan. Sedangkan pada penelitian Ahmad dan Wardani (2014) variabel
independennya adalah profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan,
dan pertumbuhan.
19
2. Tahun yang diteliti pada penelitian sekarang adalah tahun 2011-2015
sedangkan tahun yang diteliti oleh Ahmad dan Wardani (2014) adalah 2006-
2009.
5. Resky D.V. Bansaleng, Parengkuan Tommy, dan Ivonne S. Saerang
(2014)
Penelitian yang dilakukan Resky D.V. Bansaleng, Parengkuan Tommy,
dan Ivonne S. Saerang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebijakan hutang,
struktur kepemilikan, dan profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen pada
perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2007- 2011. Variabel independen yang digunakan dalam peneliti adalah kebijakan
hutang, struktur kepemilikan, dan profitabilitas. Sedangkan variabel dependen
yang digunakan peneliti adalah kebijakan dividen. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2007-2011. Populasi penelitian yang digunakan peneliti
berjumlah 18 perusahaan dan sampel sebanyak 5 perusahaan. Pemilihan sampel
dilakukan dengan metode non-probability sampling yang merupakan teknik
sampling di mana sampel dikumpulkan dalam suatu proses yang tidak
memberikan semua individu dalam suatu populasi kesempatan yang sama untuk
terpilih. Alat analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan dilanjutkan
dengan analisis regresi linier berganda. Metode analisis yang digunakan dalam
peneliti adalah metode asosiatif dengan teknik analisis regresi linier berganda.
Penelitian memberikan hasil bahwa kebijakan hutang, struktur
kepemilikan dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada
20
perusahaan foods and beverages yang terdaftar di BEI tahun 2007-2011. Hasil
pengujian kebijakan hutang memiliki pengaruh secara negatif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan foods and beverages yang terdaftar di
BEI tahun 2007-2011. Dapat diartikan bahwa semakin rendah tingkat hutang dari
perusahaan tersebut maka akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajibannya pada kreditur dan semakin tinggi pula kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada para pemegang saham. Hasil
pengujian struktur kepemilikan tidak memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan foods and beverages yang terdaftar di
BEI tahun 2007-2011. Dapat diartikan bahwa semakin besar struktur kepemilikan
yang dikuasai oleh manajer, maka semakin kecil ketergantungan kepada dividen
sebagai mekanisme monitoring. Hasil pengujian profitabilitas memiliki pengaruh
secara positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan foods
and beverages yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Dapat diartikan bahwa
semakin tinggi tingkat profitabilitas, maka akan semakin tinggi pula kemampuan
perusahaan dalam membayar dividen kepada pemegang sahamnya.
Persamaan dengan peneliti sekarang adalah:
1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian sekarang adalah
kebijakan dividen.
2. Data diperoleh dari IDX Statistics.
3. Variabel independen yang sama digunakan dalam penelitian sekarang
profitabilitas dan kebijakan hutang.
21
Perbedaan dengan peneliti sekarang adalah:
1. Terdapat variabel independen yang berbeda yaitu penelitian sekarang variabel
independennya adalah profitabilitas, kebijakan hutang, dan pertumbuhan
penjualan. Sedangkan pada penelitian Bansaleng (2014) variabel
independennya adalah kebijakan hutang, struktur kepemilikan, dan
profitabilitas.
2. Tahun yang diteliti pada penelitian sekarang adalah tahun 2011-2015
sedangkan tahun yang diteliti oleh Bansaleng, dkk (2014) adalah 2007-2011.
3. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian sekarang yaitu perusahaan
yang bergerak dibidang di sektor industri jasa. Sedangkan pada penelitian
Bansaleng, dkk (2014) menggunakan sampel perusahaan foods and beverages.
4. Pemilihan sampel yang digunakan peneliti sekarang adalah purpose sampling
sedangkan penelitian Bansaleng, dkk (2014) pemilihan sampel dilakukan
dengan metode non-probability sampling.
6. Khoirul Hikmah dan Ririn Astuti (2013)
Penelitian yang dilakukan Khoirul Hikmah dan Ririn Astuti bertujuan
untuk menganalisis pengaruh growth of sales, investment liquidity, profitability,
dan size of firm terhadap kebijakan dividend payout ratio pada perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2010. Variabel
independen yang digunakan dalam peneliti adalah growth of sales, investment
liquidity, profitability, dan size of firm. Sedangkan variabel dependennya yang
digunakan dalam peneliti adalah kebijakan dividend payout ratio. Populasi yang
digunakan dalam penelitian adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek
22
Indonesia tahun 2008-2010. Pemilihan sampel yang dilakukan peneliti adalah
menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel yang digunakan adalah
29 perusahaan yang terdaftar dalam perusahaan manufaktur di BEI. Metode
analisis yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda.
Berdasarkan penelitian memberikan hasil bahwa variabel growth of sale
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Growth
of sale memiliki koefisien regresi sebesar -0,787 dengan tingkat singnifikansi t
sebesar 0,005. Hasil pengujian variabel investment memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap dividend payout ratio. Investment memiliki koefisien regresi
sebesar 0,687, dengan tingkat singnifikansi t sebesar 0,002. Hasil pengujian
variabel liquidity memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap dividend
payout ratio. Liquidity memiliki koefisien regresi sebesar 0,020, dengan tingkat
singnifikansi t sebesar 0,2375. Hasil pengujian variabel profitability memiliki
pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. Profitability
memiliki koefisien regresi sebesar -0,280, dengan tingkat singnifikansi t sebesar
0,656. Hasil pengujian variabel size of firm memiliki pengaruh positif dan tidak
signifikan dengan dividend payout ratio. Size of firm memiliki koefisien regresi
sebesar 0,0107, dengan tingkat singnifikansi t sebesar 0,165
Persamaan dengan penelitian sekarang adalah:
1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian sekarang adalah
kebijakan dividen.
2. Data diperoleh dari IDX Statistics.
3. Penentuan sampel menggunakan purposive sampling.
23
4. Variabel independen yang sama digunakan dalam penelitian sekarang
profitability dan growth of sale
Perbedaan dengan peneliti sekarang adalah:
1. Terdapat variabel independen yang berbeda yaitu penelitian sekarang variabel
independennya adalah profitabilitas, kebijakan hutang, dan pertumbuhan
penjualan. Sedangkan pada penelitian Hikmah dan Astuti (2013) variabel
independennya adalah growth of sales, investment liquidity, profitability, dan
size of firm.
2. Tahun yang diteliti pada penelitian sekarang adalah tahun 2011-2015
sedangkan tahun yang diteliti oleh Hikmah dan Astuti (2013) adalah 2008-
2010.
3. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian sekarang yaitu perusahaan
yang bergerak dibidang di sektor industri jasa. Sedangkan pada penelitian
Hikmah dan Astuti (2013) menggunakan sampel perusahaan manufaktur.
7. Ita Lopolusi (2013)
Penelitian yang dilakukan Ita Lopolusi bertujuan untuk menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen. Variabel independen yang
digunakan dalam peneliti adalah profitabilitas, likuiditas, ukuran, utang,
pertumbuhan, dan free cash flow. Variabel dependen yang digunakan dalam
peneliti adalah kebijakan dividen. Populasi penelitian yang digunakan adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-
2011. Metode pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode regresi
linier berganda. Alat ukur yang digunakan adalah Dividend Payout Ratio.
24
Penelitan memberikan hasil bahwa profitabilitas, likuiditas, ukuran, utang,
pertumbuhan, dan free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil
pengujian variabel profitabilitas memiliki pengaruh negatif tidak signifikan
terhadap variabel perubahan kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011. Dapat diartikan bahwa
badan usaha yang menguntungkan bagi perusahaan akan memiliki peluang
investasi yang besar dan juga badan usaha memilih untuk meningkatkan laba
ditahan untuk dapat melakukan investasi yang meguntungkan dengan cara terus
mempertahankan dan meningkatkan nilai badan usaha. Hasil pengujian variabel
likuiditas memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel perubahan
Kebijakan Dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2011. Dapat diartikan bahwa variabel likuiditas yang
mengalami kenaikan maka variabel perubahan kebijakan dividen akan mengalami
peurunan. Hasil pengujian variabel ukuran badan usaha memiliki pengaruh negatif
secara signifikan terhadap perubahan kebijakan dividen pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011. Dapat
diartikan bahwa variabel ukuran badan usaha mengalami kenaikan maka akan
menyebabkan penurunan pada variabel perubahan kebijakan dividen. Hasil
pengujian variabel utang memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap
variabel perubahan kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di PT Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011. Dapat diartikan bahwa jika variabel
utang mengalami kenaikan maka variabel perubahan kebijakan dividen
mengalami penurunan. Hasil pengujian variabel pertumbuhan memiliki pengaruh
25
negatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011. Dapat diartikan
bahwa jika terjadi peningkatan Pertumbuhan maka dividen yang akan dibayarkan
akan mengalami penurunan. Hasil pengujian variabel free cash flow memiliki
pengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel perubahan kebijakan dividen
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia tahun
2007-2011. Dapat diartikan jika terjadi peningkatan pada free cash flow maka
perubahan kebijakan dividen yang dibayarkan oleh badan usaha kepada pemegang
saham akan mengalami penurunan.
Persamaan dengan peneliti sekarang adalah:
1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian sekarang adalah
kebijakan dividen.
2. Data diperoleh dari IDX Statistics.
3. Variabel yang sama digunakan dalam penelitian sekarang profitabilitas dan
utang.
Perbedaan dengan peneliti sekarang adalah:
1. Terdapat variabel independen yang berbeda yaitu penelitian sekarang variabel
independennya adalah profitabilitas, kebijakan hutang, dan pertumbuhan
penjualan. Sedangkan pada penelitian Lopolusi (2013) variabel
independennya adalah profitabilitas, likuiditas, ukuran badan usaha, utang,
pertumbuhan, dan free cash flow.
2. Tahun yang diteliti pada penelitian sekarang adalah tahun 2011-2015
sedangkan tahun yang diteliti oleh Lopolusi (2013) adalah 2007-2011.
26
3. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian sekarang yaitu perusahaan
yang bergerak dibidang di sektor industri jasa. Sedangkan pada penelitian
Lopolusi (2013) menggunakan sampel perusahaan manufaktur.
27
Persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang dapat dijelaskan dalam tabel dibawah ini:
TABEL 2.1
RINGKASAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA PENELITIAN SEKARANG DAN PENELITIAN
TERDAHULU
No Penelitian Terdahulu Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Chaidir Thaib dan Rita
Taroreh (2016)
Judul: Pengaruh
Kebijakan Hutang dan
Profitabilitas Terhadap
Kebijakan Dividen
(Studi Pada
Perusahaan Foods and
Beverages yang
Terdaftar Di Bei
Tahun 2010-2014)
Hasil pengujian kebijakan hutang
memiliki pengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen
pada perusahaan foods and beverages
yang terdaftar di BEI tahun 2010-
2014. Hasil pengujian profitabilitas
pengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan foods and beverages yang
terdaftar di BEI tahun 2010-2014.
Meneliti tentang kebijakan dividen.
Data diperoleh dari IDX Statistics.
Variabel independen yang sama
digunakan dalam penelitian sekarang
profitabilitas dan kebijakan hutang.
Penentuan sampel menggunakan
purposive sampling.
Tahun yang diteliti pada
penelitian sekarang adalah tahun
2011-2015.
Terdapat penambahan variabel
yaitu pertumbuhan penjualan
pada penelitian sekarang.
Sampel penelitian yang
digunakan dalam penelitian
sekarang yaitu perusahaan pada
sektor industri jasa.
2. Kadek Diah Arie
Purnami dan Luh Gede
Sri Artini (2016)
Judul: Pengaruh
Investment Opportunity Set, Total
Asset Turn Over dan Sales Growth terhadap
Kebijakan Dividen
Hasil pengujian investment
opportunity set memiliki pengaruh
negatif namun tidak signifikan
terhadap kebijakan dividen. Hasil
pengujian asset turn over memiliki
pengaruh positif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen. Hasil
pengujian sales growth memiliki
pengaruh negatif namun tidak
signifikan terhadap kebijakan dividen.
Meneliti tentang kebijakan dividen.
Data diperoleh dari IDX Statistics.
Variabel independen yang sama
dalam penelitian sekarang
pertumbuhan penjualan.
Penentuan sampel menggunakan
purposive sampling.
Tahun yang diteliti pada
penelitian sekarang adalah tahun
2011-2015.
Terdapat penambahan variabel
yaitu profitabilitas dan kebijakan
hutang pada penelitian sekarang.
Sampel penelitian yang
digunakan dalam penelitian
sekarang yaitu perusahaan pada
sektor industri jasa.
28
No Penelitian Terdahulu Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3. Farah Margaretha
Leon dan Pradana
Maulana Putra (2014)
Judul: The Determinant Factor of
Dividend Policy at
Non Finance Listed Companies
Hasil pengujian profitability memiliki
pengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Hasil pengujian sales
growth memiliki pengaruh negatif
terhadap dividend payout ratio.
Sedangkan hasil pengujian cash flow,
tax, market to book ratio, dan debt equity ratio menunjukkan tidak ada
pengaruh terhadap dividend payout ratio.
Meneliti tentang kebijakan dividen.
Variabel independen yang sama
dalam penelitian sekarang
profitabilitas dan pertumbuhan
penjualan.
Penentuan sampel menggunakan
purposive sampling.
Tahun yang diteliti pada
penelitian sekarang adalah tahun
2011-2015.
Terdapat penambahan variabel
yaitu kebijakan hutang pada
penelitian sekarang.
Sampel penelitian yang
digunakan dalam penelitian
sekarang yaitu perusahaan pada
sektor industri jasa.
4. Gatot Nazir Ahmad
dan Vina Kusuma
Wardani (2014)
Judul: The Effect Of
Fundamental Factor to Dividend Policy:
Evidence in Indonesia
Stock Exchange
Hasil pengujian profitabilitas dan
ukuran perusahaan memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap
kebijakan dividen. Hasil pengujian
likuiditas dan leverage memiliki
pengaruh negatif secara signifikan
dengan kebijakan dividen. Hasil
pengujian pertumbuhan menunjukkan
tidak signifikan terhadap kebijakan
dividen.
Meneliti tentang kebijakan dividen.
Variabel independen yang sama
dalam penelitian sekarang
profitabilitas.
Tahun yang diteliti pada
penelitian sekarang adalah tahun
2011-2015.
Terdapat penambahan variabel
yaitu kebijakan hutang dan
pertumbuhan penjualan pada
penelitian sekarang.
Sampel penelitian yang
digunakan dalam penelitian
sekarang yaitu perusahaan pada
sektor industri jasa.
29
No Penelitian Terdahulu Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
5. Resky D.V. Bansaleng,
Parengkuan Tommy,
dan Ivonne S. Saerang
(2014)
Judul: Kebijakan
Hutang, Struktur
Kepemilikan dan
Profitabilitas Terhadap
Kebijakan Dividen
pada Perusahaan Food
and Beverage Di
Bursa Efek Indonesia
Hasil pengujian kebijakan hutang
memiliki pengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen
Hasil pengujian struktur kepemilikan
tidak memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap kebijakan dividen.
Hasil pengujian profitabilitas memiliki
pengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan foods and beverages yang
terdaftar di BEI tahun 2010-2014.
Meneliti tentang kebijakan dividen.
Data diperoleh dari IDX Statistics.
Variabel independen yang sama
dalam penelitian sekarang
profitabilitas dan kebijakan hutang.
Tahun yang diteliti pada
penelitian sekarang adalah tahun
2011-2015.
Terdapat penambahan variabel
yaitu pertumbuhan penjualan
pada penelitian sekarang.
Sampel penelitian yang
digunakan dalam penelitian
sekarang yaitu perusahaan pada
sektor industri jasa.
Penelitian sekarang
menggunakan purposive
sampling.
6. Khoirul Hikmah dan
Ririn Astuti (2013)
Judul: Growth Of
Sales, Investment, Liquidity, Profitability,
dan Size of Firm
terhadap Kebijakan Dividend Payout Ratio
pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Hasil pengujian variabel growth of sale memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap dividend payout
ratio. Hasil pengujian variabel
investment memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap dividend
payout ratio. Hasil pengujian variabel
liquidity memiliki pengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil pengujian variabel
profitability memiliki pengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil pengujian variabel
size of firm memiliki pengaruh positif
dan tidak signifikan dengan dividend
payout ratio.
Meneliti tentang kebijakan dividen.
Data diperoleh dari IDX Statistics.
Variabel independen yang sama
dalam penelitian sekarang
profitabilitas dan pertumbuhan
penjualan.
Penentuan sampel menggunakan
purposive sampling.
Tahun yang diteliti pada
penelitian sekarang adalah tahun
2011-2015.
Terdapat penambahan variabel
yaitu kebijakan hutang pada
penelitian sekarang.
Sampel penelitian yang
digunakan dalam penelitian
sekarang yaitu perusahaan pada
sektor industri jasa.
30
No Penelitian Terdahulu Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
7. Ita Lopolusi (2013)
Judul: Analisis Faktor-
Faktor yang
Mempengaruhi
Kebijakan Dividen
Sektor Manufaktur
yang Terdaftar di PT
Bursa Efek Indonesia
Periode 2007-2011
Hasil pengujian variabel profitabilitas
memiliki pengaruh negatif tidak
signifikan terhadap variabel perubahan
kebijakan dividen pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di PT Bursa
Efek Indonesia tahun 2007-2011. Hasil
pengujian variabel likuiditas memiliki
pengaruh negatif tidak signifikan
terhadap variabel perubahan Kebijakan
Dividen pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di PT Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2011. Hasil
pengujian variabel ukuran badan usaha
memiliki pengaruh negatif secara
signifikan terhadap perubahan
kebijakan dividen pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di PT Bursa
Efek Indonesia tahun 2007-2011. Hasil
pengujian variabel utang memiliki
pengaruh negatif tidak signifikan
terhadap variabel perubahan kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di PT Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2011. Hasil
pengujian variabel pertumbuhan
memiliki pengaruh negatif tidak
signifikan terhadap kebijakan dividen
pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia
tahun 2007-2011.
Meneliti tentang kebijakan dividen.
Data diperoleh dari IDX Statistics.
Penentuan sampel menggunakan
purposive sampling.
Tahun yang diteliti pada
penelitian sekarang adalah tahun
2011-2015.
Terdapat penambahan variabel
yaitu pertumbuhan penjualan
pada penelitian sekarang.
Sampel penelitian yang
digunakan dalam penelitian
sekarang yaitu perusahaan pada
sektor industri jasa.
31
No Penelitian Terdahulu Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Hasil pengujian variabel free cash flow
memiliki pengaruh negatif tidak
signifikan terhadap variabel perubahan
kebijakan dividen pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di PT Bursa
Efek Indonesia tahun 2007-2011.
32
2.2. Landasan Teori
Berikut ini adalah teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini:
2.2.1. Signalling Theory
Signalling theory atau teori sinyal membahas tentang pentingnya informasi
antara pihak internal maupun pihak eksternal dalam suatu perusahaan karena
dengan informasi baik tentang kenaikan dividen yang diatas normal maupun
penurunan dividen dibawah penurunan normal itu merupakan sinyal bagi para
investor. Kenaikan dividen yang lebih tinggi yang diharapkan merupakan “sinyal”
kepada investor bahwa manajemen perusahaan tersebut meramalkan profit di
masa depan akan baik. Sebaliknya jika mengalami penurunan dividen, maka dapat
dikatakan suatu “sinyal” kepada investor bahwa manajemen perusahaan sedang
meramalkan profit yang buruk dimasa depan (Brigham & Houston, 2006:76).
Sinyal merupakan suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang
memberikan petunjuk kepada para investor mengenai bagaimana cara pandang
manajemen terhadap prospek perusahaan tersebut (Brigham & Houston, 2006:40).
Salah satu informasi yang di respon pasar adalah pengumuman dividen yang
biasanya diumumkan tiap setengah tahun atau tiap satu tahun yang merupakan
sinyal bagi para investor. Jika perusahaan mengumumkan adanya dividen saham,
maka perlu dilihat temuan-temuannya sebagai berikut (Brigham & Houston,
2006:102):
1. Tidak berapa lama harga saham perusahaan tersebut akan naik atau turun
setelah mengumumkan adanya pemecahan atau dividen saham.
33
2. Terjadinya kenaikan harga yang disebabkan oleh adanya fakta bahwa para
investor memperlakukan dividen saham sebagai pertanda adanya laba dan
dividen di masa depan yang lebih tinggi daripada keinginan untuk dividennya.
3. Jika sebuah perusahaan mengumumkan adanya pemecahan atau dividen
saham, harga sahamnya cenderung akan naik.
4. Memperjual belikan harga saham-saham berharga rendah ternyata lebih mahal
daripada saham-saham yang berharga tinggi.
Laporan tahunan merupakan sinyal bagi pihak eksternal karena dapat memberikan
informasi bagi investor dan dapat berguna untuk perusahaan di masa yang akan
datang. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang lengkap, relevan,
akurat, dan tepat waktu untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam
maupun pihak luar dalam pengambilan keputusan investasi. Cara melihat sinyal
perubahan dividen adalah dapat dilihat dari reaksi harga saham yang diukur
menggunakan return atau abnormal return.Semua investor memerlukan informasi
untuk mengevaluasi risiko yang relatif disetiap perusahaan. Silaban dan Purnawati
(2016) berpendapat bahwa suatu kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen adalah fungsi dari keuntungan perusahaan, karena perusahaan yang
memperoleh keuntungan cenderung akan membayarkan dividen. Semakin tinggi
keuntungan yang didapat, maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan
dalam membayar dividen.
2.2.2. Kebijakan Dividen
Dividen adalah pembayaran dari pendapatan perusahaan atau keuntungan
dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai atau saham. Kebijakan
34
dividen adalah suatu keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam
bentuk laba ditahan guna untuk pembiayaan investasi dimasa yang akan datang.
Perusahaan yang memilih untuk membagikan laba sebagai dividen akan
mengurangi total sumber dana internal. Sedangkan dengan perusahaan yang
memilih untuk menahan laba yang diperoleh akan megakibatkan kemampuan
pembentukan dana internal yang semakin besar (Sartono, 2001:281). Kebijakan
dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam keputusan
pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen ini menentukan jumlah saldo
laba dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Rasio ini menunjukkan hasil
presentase laba perusahaan yang diberikan kepada para pemegang saham secara
tunai (Van Horne dan Wachowicz, 2013:206).Arie Purnami dan Artini (2016)
berpendapat bahwa apabila manajer keuangan memutuskan untuk membagikan
laba yang diperoleh dalam bentuk dividen, maka ketergantungan terhadap sumber
dana eksternal menjadi semakin besar. Dividen yang dibayarkan kepada para
pemegang saham tergantung kepada kebijakan masing-masing perusahaan,
sehingga perusahaan perlumempertimbangkan keputusan yang akan diambil.
Dividen biasanya mengambil salah satu dari tiga bentuk yaitu kas atau dividen
tunai, saham, aset non kas. Sebagian besar dividen merupakan dividen tunai, oleh
karena itu perusahaan harus memiliki dua hal yaitu laba ditahan yang cukup untuk
mengumumkan dividen dan kas yang cukup untuk membayar dividen (Harrison,
Horngren, Thomas and Suwardy, 2013:23).
35
Menurut (Brigham & Houston, 2006:69) membahas tiga teori tentang preferensi
investor yaitu:
1. Teori Irelevansi Dividen (Dividend irrelevance theory)
Teori irelevansi dividen menyatakan bahwa kebijakan dividen pada sebuah
perusahaan tidak memiliki pengaruh baik nilai maupun biaya modalnya. Jika
kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh yang signifikan, maka kebijakan
tersebut akan irrelevance.
2. Teori Burung di Tangan (Bird in the hand)
Teori burung di tangan menyatakan bahwa nilai sebuah perusahaan akan dapat
dimaksimalkan dengan menetapkan rasio pembayaran dividen yang tinggi.
Kebanyakan investor berencana untuk menginvestasikan dividen kembali ke
dalam saham dari perusahaan yang sama, tingkat risiko dari arus kas
perusahaan dalam jangka panjang bagi para investor akan ditentukan oleh
tingkat risiko dari arus kas operasi, bukan dari kebijakan pembayaran
dividennya.
3. Teori Preferensi Pajak
Dalam teori preferensi pajak terdapat tiga alasan mengapa investor lebih
menyukai pembayaran dividen yang rendah ketimbang menerima pembayaran
yang tinggi, yaitu:
1) Keuntungan modal jangka panjang biasanya dikenakan pajak dengan tarif
20 persen, sedangkan laba dividen dikenakan pajak dengan tarif efektif
mencapai 38,6 persen.
2) Pajak keuntungan tidak akan dibayarkan sampai saham tersebut dijual
36
3) Jika sebuah saham yang dimiliki oleh seseorang sampai meninggal dunia,
maka keuntungan modal sahamnya tidak akan dikenakan pajak.
Para investor mungkin lebih menyukai perusahaan menahan sebagian besar
laba mereka, karena investor akan bersedia untuk membayar lebih bagi
perusahaan dengan pembayaran dividen yang rendah daripada pada
perusahaan yang serupa dengan pembayaran yang tinggi.
2.2.3. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan (profit) yang maksimal saat menjalankan operasinya profitablitas juga
menjadi tolak ukur dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan pada tingkat penjualan,
aset, dan modal saham tertentu. Profitabilitas dilihat dari perusahaan yang
memiliki tingkat pengembalian atas investasi yang sangat tinggi dengan
menggunakan utang yang relatif sedikit (Brigham & Houston, 2006:43).
Profitabilitas yang baik dilihat dari kemampuan perusahaan memperoleh aliran
kas yang baik dengan demikian dapat menunjukkan risiko untuk rugi itu kecil.
Profitabilitas diukur menggunakan rasio Return on Assets. Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset
tertentu (Mamduh dan Abdul, 2009:81). Juma’h (2008) dalam Lopolusi (2013)
menyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap Kebijakan
Dividen. Menurut Thaib dan Taroreh (2016) berpendapat bahwa semakin tinggi
memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor, dan
37
menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik. Dengan demikian dapat
dikatakan profitabilitas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada periode akuntansi.
2.2.4. Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang adalah kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban keuangan dalam jangka waktu yang telah disepakati. Utang dapat
didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin akan timbul di masa
mendatang dari kewajiban perusahaan sekarang untuk mentransfer aset atau
memberikan jasa ke pihak lain di masa mendatang, sebagai akibat dari transaksi di
masa lalu (Mamduh dan Abdul, 2009:51). Kebijakan penggunaan hutang ini
menjadi dipertimbangkan karena hutang merupakan salah satu komposisi dalam
struktur modal. Kebijakan hutang diukur menggunakan Debt to Total Assets
Ratio. Debt to Total Assets Ratio rasio ini mengukur berapa besar aset perusahaan
yang dibiayai oleh kreditur (Syamsuddin, 1985:54). Rasio utang mengindikasikan
proporsi utang perusahaan yang dibiayai dengan aset. Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar baik utang lancer maupun utang jangka
panjang (total kewajiban). Perusahaan memiliki utang yang rendah jauh lebih
aman ketimbang memiliki utang yang tinggi. Apabila perusahaan tersebut gagal
untuk membayar utangnya, maka beberapa kreditornya akan mengambil alih
perusahaan dari pemiliknya dividen (Harrison, Horngren, Thomas and Suwardy,
2012:165). Posisi hutang ini dapat mempengaruhi dalam pembagian dividen,
karena salah satu arus kas keluar. Menurut Brigham dan Huston (2001) dalam
Thaib dan Taroreh (2016) berpendapat bahwa kebijakan hutang merupakan suatu
38
keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang dijadikan modal rangka
mendanai perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa kebijakan hutang merupakan
suatu keputusan dalam rangka mendanai perusahan dengan modal yang diambil
perusahaan.
2.2.5. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan menunjukkan pertumbuhan perusahaan dalam
kurun waktu tertentu yang dianggap sebagai perkembangan usaha perusahaan.
Pertumbuhan penjualan merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan
perekonomian sektor usahanya (Kasmir, 2012:107). Jika penjualan tumbuh
dengan stabil, maka tingkat pertumbuhan tersebut dapat dipakai untuk
memproyeksikan penjualan di masa mendatang. Apabila perusahaan memiliki
penjualan yang meningkat, maka keuntungan akan meningkat dan kinerja
perusahaan semakin baik dari tahun ke tahun. Perusahaan-perusahaan yang
bertumbuh pesat memerlukan peningkatan yang besar dalam aktiva ketika lainnya
dianggap konstan (Brigham & Houston, 2006:277). Pertumbuhan yang baik
sangatlah diinginkan oleh pihak internal maupun eksternal karena itu menandakan
bahwa perusahaan tersebut memiliki perkembangan yang baik. Perusahaan yang
tumbuh dengan cepat harus lebih banyak mengandalkan diri pada modal
eksternal. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi akan
memiliki rasio pembayaran dividen yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang
tingkat pertumbuhannya rendah akan memiliki rasio yang rendah (Mamduh dan
Abdul, 2009:86). Tingkat pertumbuhan dilihat dari perusahaan-perusahaan yang
39
sering menghadapi ketidakpastian yang besar yang cenderung akan mengurangi
keinginan untuk menggunakan utang (Brigham & Houston, 2006:43). Menurut
Arie Purnami dan Artini (2016) besarnya sales growth akan berpengaruh pada
jumlah dana yang dibutuhkan untuk kegiatan operasi atau investasi di
perusahanaan tersebut. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan akan memilih
berinvestasi daripada membagikan dividen karena dengan berinvestasi akan
berguna di masa yang akan datang.
2.2.6. Pengaruh antara Profitabilitas dengan Kebijakan Dividen
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
(profit) yang maksimal saat menjalankan operasinya. Kebijakan dividen tidak
dapat dipisahkan dari profitabilitas karena pembagian dividen sangat tergantung
terhadap perolehan laba di perusahaan tersebut. Menurut Thaib dan Taroreh
(2016) berpendapat bahwa para investor menanamkan sahamnya untuk
mendapatkan return. Jika perusahaan tersebut memiliki kemampuan dalam
mendapatkan keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham itu
tinggi, maka semakin besar pula return yang diharapkan investor. Investor
cenderung mempunyai harapan yang cukup optimis jika laporan keuangan
perusahaan tersebut memiliki keuntungan yang signifikan dari tahun ke tahun,
namun jika perusahaan tersebut mengalami kerugian maka investor tersebut akan
kecewa dan bisa saja investor tersebut tidak lagi menginvestasikan dananya ke
perusahaan tersebut. Hasil penelitian menurut penelitian Thaib dan Taroreh
(2016) menyatakan bahwa variabel profitabilitas memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan foods and baverages
40
periode 2010-2014. Dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin tinggi
tingkat profitabilitas. maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen. Tetapi berbeda dengan penelitian Lopolusi (2013)
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
kebijakan dividen pada sektor manufaktur yang terdaftar di PT Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2011. Dengan demikian dapat diartikan bahwa badan
usaha yang menguntungkan bagi perusahaan akan memiliki peluang investasi
yang besar dan juga badan usaha memilih untuk meningkatkan laba ditahan untuk
dapat melakukan investasi yang meguntungkan dengan cara terus
mempertahankan dan meningkatkan nilai badan usaha.
2.2.7. Pengaruh Kebijakan Hutang dengan Kebijakan Dividen
Kebijakan hutang adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
keuangan dalam jangka waktu yang telah disepakati. Perusahaan dinilai beresiko
apabila memiliki hutang yang besar dalam struktur labanya, namun sebaliknya
jika perusahaan menggunakan hutang yang sedikit atau tidak sama sekali maka
perusahaan tidak dapat memanfaatkan tambahan dana yang dapat meningkatkan
operasional perusahaan. Ketika hutang yang dimiliki perusahaan itu meningkat,
maka dividen yang dibayarkan ke pemegang saham itu rendah. Menurut
penelitian Thaib dan Taroreh (2016) menyatakan bahwa variabel kebijakan hutang
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2014. Dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin tingginya tingkat
hutang perusahaan maka semakin rendah kemampuan perusahaan untuk
41
memenuhi kewajibannya dalam membayarkan dividennya. Sama halnya dengan
penelitian Bansaleng (2014) bahwa kebijakan hutang mempunyai pengaruh
negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan foods and
beverages yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa semakin tinggi kebijakan hutang pada perusahaan maka akan
semakin rendah kebijakan dividen pada perusahaan dalam membayarkan
dividennya. Tetapi berbeda dengan penelitian Lopolusi (2013) bahwa kebijakan
hutang berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen pada
sektor manufaktur yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011.
Pengaruh negatif ini menunjukkan apabila variabel hutang ini mengalami
kenaikan maka akan menyebabkan penurunan variabel kebijakan dividen.
Variabel hutang yang tidak signifikan dikarenakan bahwa kondisi Indonesia
menunjukkan bahwa pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur itu bukan
dibayar atau dipengaruhi oleh hutang.
2.2.8. Pengaruh antara Pertumbuhan dengan Kebijakan Dividen
Besarnya pertumbuhan penjualan sebuah perusahaan akan berpengaruh pada
jumlah dana yang dibutuhkan untuk kegiatan investasi atau operasi. Pertumbuhan
penjualan menunjukkan pertumbuhan perusahaan sebagai perkembangan usaha
perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Apabila perusahaan memiliki penjualan
yang meningkat, maka keuntungan akan meningkat dan kinerja perusahaan
semakin baik dari tahun ke tahun. Menurut penelitian Arie Purnami dan Artini
(2016) menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh negatif
tidak signifikan terhadap kebijakan dividen pada sektor industri barang konsumsi
42
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Dengan demikian dapat diartikan
bahwa jika perusahaan lebih memfokuskan pada pertumbuhan penjualan maka
kebutuhan dan pun semakin tinggi, ini akan membuat manajemen membayar
dividen yang rendah atau tidak sama sekali. Berbeda dengan penelitian Hikmah
dan Astuti (2013) bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif signifikan
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2008-2010.
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dijelaskan di atas maka
kerangka pemikiran yang dapat dibuat yaitu sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1
KERANGKA PEMIKIRAN
Kebijakan Dividen
Profitabilitas
Kebijakan Hutang
Pertumbuhan Penjualan
43
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penelitian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H1: Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen yang
dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di BEI sektor industri jasa.
H2: Kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen yang
dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di BEI sektor industri jasa.
H3: Pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen
yang dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di BEI sektor industri jasa.