12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial Modal sosial merupakan salah satu konsep baru yang digunakan untuk mengukur kualitas hubungan dalam komunitas, organisasi, dan masyarakat. Modal sosial atau Social Capital adalah sumber daya yang dipandang sebagai investasi untuk mendapatkan sumber daya baru. Bahwa yang disebut dengan sumber daya adalah sesuatu hal yang dapat dikonsumsi dan disimpan. Modal sosial disini tidak diartikan dengan materi, tetapi merupakan modal sosial yang terdapat pada seseorang. Modal sosial lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok. Modal sosial sebuah kelompok menentukan bertahannya dan berfungsinya sebuah kelompok masyarakat. Menurut Pierre Bourdieu dalam Sunoto (2014) modal sosial merupakan aspek sosial dan budaya yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dilembagakan, yaitu keseluruhan sumber daya baik yang aktual maupun potensial yang terkait dengan kepemilikan jaringan hubungan kelembagaan yang tetap dengan didasarkan pada saling kenal dan saling mengakui. Modal sosial mengenal 3 aspek penting yang mengindikasikan adanya nilai- nilai modal sosial yang menurut Robert Putnam (Dalam Lawang, 2004) bahwa kapital sosial ini dilihat sebagai institusi sosial yang melibatakan jaringan (Networks), norma-norma (Norms), kepercayaan sosial (Social Trust)yang mendorong pada sebuah kolaborasi sosial (koordinasi dan kooperasi) untuk kepentingan bersama. Universitas Sumatera Utara
15
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial Modal sosial ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Modal Sosial
Modal sosial merupakan salah satu konsep baru yang digunakan untuk
mengukur kualitas hubungan dalam komunitas, organisasi, dan masyarakat.
Modal sosial atau Social Capital adalah sumber daya yang dipandang sebagai
investasi untuk mendapatkan sumber daya baru. Bahwa yang disebut dengan
sumber daya adalah sesuatu hal yang dapat dikonsumsi dan disimpan. Modal
sosial disini tidak diartikan dengan materi, tetapi merupakan modal sosial yang
terdapat pada seseorang. Modal sosial lebih menekankan pada potensi kelompok
dan pola-pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar
kelompok. Modal sosial sebuah kelompok menentukan bertahannya dan
berfungsinya sebuah kelompok masyarakat.
Menurut Pierre Bourdieu dalam Sunoto (2014) modal sosial merupakan aspek
sosial dan budaya yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dilembagakan, yaitu
keseluruhan sumber daya baik yang aktual maupun potensial yang terkait dengan
kepemilikan jaringan hubungan kelembagaan yang tetap dengan didasarkan pada
saling kenal dan saling mengakui.
Modal sosial mengenal 3 aspek penting yang mengindikasikan adanya nilai-
nilai modal sosial yang menurut Robert Putnam (Dalam Lawang, 2004) bahwa
kapital sosial ini dilihat sebagai institusi sosial yang melibatakan jaringan
(Networks), norma-norma (Norms), kepercayaan sosial (Social Trust)yang
mendorong pada sebuah kolaborasi sosial (koordinasi dan kooperasi) untuk
kepentingan bersama.
Universitas Sumatera Utara
13
Dalam teori modal sosial dikenal memiliki 3 arus utama (main streams).
Pertama, teori Putnam dan Fukuyama; kedua teori Coleman; dan ketiga teori
Bourdieu. Baik Putnam, Coleman, maupun Bourdieu sepakat bahwa modal sosial
merupakan sebuah sumber daya (resource). Namun demikian, Coleman
cenderung memandang modal sosial sebagai sumberdaya-sumberdaya sosial yang
tersedia bagi individu-individu dan keluarga untuk mecapai mobilitas sosial.
Secara spesifik, Coleman berpendapat bahwa modal sosial merupakan sumber
daya yang bisa memfasilitasi individu dan keluarga memiliki sumber daya
manusia (human capital) yang memadai.
Dasar teori putnam menekankan bahwa kapital sosial sebagai suatu nilai
tentang kepercayaan timbal balik (mutual trust) antara anggota masyarakat
maupun masyarakat secara keseluruhan terhadap pemimpinya. Kapital sosial ini
dilihat sebagai instistusi sosial yang melibatkan jaringan (networks), norma-norma
(norms) dan kepercayaan sosial (social trust) yang mendorong pada sebuah
kolaborasi sosial (koordinasi dan kooperasi) untuk kepentingan bersama. Hal ini
juga mengandung pengertian bahwa diperlukan adanya suatu social networks
(networks of civic engagement) ikatan/jaringan sosial yang ada dalam masyarakat
dan norma yang mendorong produktivitas komunitas.
Menurut Putnam (dalam Lawang, 2004) bahwa modal sosial diubah dari
sesuatu yang didapat oleh individu kepada sesuatu yang dimiliki (atau tidak
dimiliki) oleh individu lain atau kelompok orang di daerah, komunitas, kota,
negara, atau benua. Putnam menjelaskan bahwa modal sosial adalah sebuah
sumber daya yang individu atau kelompok untuk memiliki komitmen. Komitmen
dipahami sebagai sebagai norma-norma sosial yang menjadi komponen modal
Universitas Sumatera Utara
14
sosial misalnya kejujuran, sikap menjaga komitmen, pemenuhan kewajiban,
ikatan timbal balik dan yang lainnya. Norma-norma sosial ini merupakan aturan
yang tidak tertulis dalam sebuah sistem sosial yang mengatur masyarakat untuk
berprilaku dalam interaksinya dengan orang lain. Penggunaan teori ini
ditunjukkan untuk mempelajari, mengetahui dan menganalisis tentang pola-pola
kepercayaan, norma serta jaringan yang ada, dinamika yang tercipta dan sumber
yang membentuk adanya kepercayaan, norma dan jaringan yang ada dan
selanjutnya bagaimana aspek-aspek tersebut teimplementasi di dalam keluarga
dan hubungannya dengan lingkungan sosial yang ada.
Modal sosial dalam teori Coleman memiliki 3 bentuk : pertama, kewajiban
dan harapan (obligation and expectation) yang didasarkan pada kepercayaan
(trustworthiness) lingkungan sosial; kedua kapasitas aliran informasi struktur
sosial; dan ketiga, norma-norma yang dijalankan dengan berbagai sanksi. Dalam
hal ini dapat dirumuskan bahwa setiap warga atau keluarga dalam konteks
bencana memiliki kewajiban sosial dan harapan untuk saling membantu misalnya
dengan saling bertukar informasi dan pengalaman mengenai kesiapsiagaan dalam
pengurangan resiko bencana.
Bank Dunia (1999) meyakini modal sosial adalah sebagai sesuatu yang
merujuk ke dimensi institusional, hubungan-hubungan yang tercipta, dan norma-
norma yang membentuk kualitas serta kuantitas hubungan sosial dalam
masyarakat. Modal sosial bukanlah sekedar deretan jumlah institusi atau
kelompok yang menopang (underpinning) kehidupan sosial, melainkan dengan
spektrum yang lebih luas. Yaitu sebagai perekat (social glue) yang menjaga
kesatuan anggota kelompok secara bersama-sama. Selain itu modal sosial diyakini
Universitas Sumatera Utara
15
sebagai komponen dalam menggerakkankebersamaan, mobilitas ide, saling
mempercayai dan saling menguntungkan. Dimensi modal sosial tumbuh di dalam
suatu masyarakat yang didalamnya berisi nilai dan norma serta pola-pola interaksi
sosial dalam mengatur kehidupan keseharian anggotanya
Kemampuan masyarakat untuk dapat saling bekerjasama tidak dapat terlepas
dari adanya peran modal sosial yang mereka miliki. Hakikat modal sosial adalah
hubungan sosial yang terjalin dalam kehidupan sehari-hari warga masyarakat. Inti
modal sosial terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat dalam suatu entitas
atau kelompok untuk bekerja sama membangun suatu jaringan untuk mencapai
tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwarnai oleh suatu pola interrelasi yang
timbal balik dan saling menguntungkan (re-siprocity), dan dibangun atas
kepercayaan (trust) yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
postif dan kuat (Hasbullah,2006).
Dengan Hubungan sosial mencerminkan hasil interaksi sosial dalam waktu
yang relatif lama sehingga menghasilkan jaringan, pola kerjasama, pertukaran
sosial, saling percaya, termasuk nilai dan norma yang mendasari hubungan sosial
tersebut (Ibrahim, 2006:110). Sehingga modal sosial memegang peranan yang
sangat penting dalammemfungsikan dan memperkuat kehidupan modern, dapat
diartikan bahwa modal sosial merupakan syarat mutlak bagi pembangunan
manusia, pembangunan ekonomi, sosial, politik, dan stabilitas demokrasi
(Hasbulah, 2006).
Universitas Sumatera Utara
16
Menurut Robert MZ Lawang yang menjadi konsep inti dari modal sosial ada
3 yaitu :
1. Kepercayaan/Trust (kejujuran, kewajaran, sikap egaliter, toleransi, dan
kemurahan hati)
2. Jaringan Sosial/Social Networks (parisipasi, resiprositas, solidaritas,
kerjasama)
3. Norma (nilai-nilai bersama, norma dan sanksi, aturan-aturan).
Konsep inti modal sosial di atas berikut aspek-aspeknya pada hakikatnya
adalah elemen-elemen seharusnya ada dalam kehidupan sebuah kelompok sosial,
baik itu komunitas, masyarakat atau yang lainnya, karena konsep dari modal
sosial ini merupakan perekat yang memberikan tatanan dan makna pada
kehidupan sosial.
Konsep modal sosial juga sangat kompleksitas, yang dapat dirumuskan
berdasarkan titik pandang dari para ahli yang bersangkutan. Sehingga modal
sosial merupakan sumberdaya berupa jaringan kerja yang memiliki penegtahuan
tentang nilai, norma, dan struktur sosial atau kelembagaan yang memiliki
semangat kerjasama, kejujuran/kepercayaan, berbuat kebaikan, sebagai
pengetahuan bersikap, bertindak, dan berprilaku yang akan memberikan implikasi
positif kepada produktivitas (output) dan hasil (outcome).
2.1.1 Kepercayaan (Trust)
Kepercayaan adalah salah satu unsur penting dalam modal sosial yang
merupakan tali pengikat antara satu sama lain sehingga tercipta suatu dukungan
yang solid dan tahan lama. Inti kepercayaan antar manusia menurut Lawang
(dalam Damsar,2009) ada tiga hal yang saling terkait, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
17
1. Hubungan sosial antara dua orang atau lebih. Termasuk dalam hubungan
ini adalah institusi, yang dalam pengertian ini diwakili oleh seseorang.
Seseorang percaya kepada insitusi tertentu untuk kepentingannya, karena
orang didalam institusi itu bertindak.
2. Harapan yang terkandung dalam hubungan itu, yang jika direalisasikan
tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak.
3. Interaksi sosial yang memungkinkan hubungan dan harapan itu bisa
terwujud.
Dengan ketiga dasar ini, kepercayaan yang dimaksudkan disini akan menunjuk
pada hubungan antar dua pihak atau lebih yang mengandung harapan yang
menguntungkan salah satu atau kedua belah pihak.
Adanya sifat kepercayaan ini merupakan landasan utama bagi seseorang
untuk meyerahkan sesuatu kepada orang lain. Dalam pandangan Francis
Fukuyama, trust adalah sikap saling mempercayai di masyarakat yang
memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain dan
memberikan kontribusi pada peningkatan modal sosial.
Robert D Putnam dalam Hasbullah (2006:11) mendefinisikan trustatau rasa
saling percaya (mempercayai) adalah salah satu bentuk keinginan untuk
mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosialnya yang didasari oleh
perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu yang diharapkan dan
akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung,
paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya.
Adanya jaminan tentang kejujuran dalam komunitas dapat memperkuat rasa
solidaritas dan sifat kooperatif dalam komunitas. Selain itu dengan rasa saling
Universitas Sumatera Utara
18
percaya antara mereka yang bekerjasama, semakin berkurang resiko yang
ditangung dan semakin kurang pula biaya (uang atau sosial) yang dikeluarkan.
Adanya kepercayaan yang terjalin memudahkan hubungan saling kerjasama
dan saling menguntungkan (mutual benefit), sehingga mendorong timbulnya
hubungan resiprosikal atau timbal balik dari pihak yang terkait. Fungsi
kepercayaan menurut simmel dapat disimak dari pernyataan bahwa “tanpa adanya
rasa saling percaya yang merata antara satu orang dengan orang lainnya,
masyarakat itu sendiri akan disintegratif dan kepercayaan itu merupakan “salah
satu kekuatan sintetik yang paling penting dalam masyarakat”.Lebih lanjut lagi
dikatakan bahwa kepercayaan itu menjadi basis bagi tindakan individu (Simmel
dalam Mollering, ibid, dalam Lawang, 2004 ).
Simmel menempatkan penjelasan tentang kepercayaan dalam hubungannya
dengan pertukaran sosial. Hubungan kerjasama tersebut akan menyebabkan social
kapital yang sangat kuat dan bertahan lama. Suatu kelompok yang memiliki
modal sosial yang tinggi akan membuka kemungkinan untuk menyelesaikan
permasalahan dengan lebih mudah. Hal ini dimulai dengan adanya rasa percaya
yang terjalin antar kelompok atau masyarakat.Dengan adanya kepercayaan (Trust)
yang dimiliki oleh setiap individu akan memberikan kontribusi yang sangat baik
untuk perkembangan organisasinya.
2.1.2 Jaringan Sosial (Social Networks)
Jaringan dan fungsinya terhadap pencapaian suatu tujuan tidak terlepas dari
kepercayaan. Melalui jaringan orang saling tahu, saling meginformasikan, saling
mengingatkan, saling bantu dalam melaksanakan atau mengatasi suatu masalah.
Jaringan adalah sumber pengetahuan yang menjadi dasar utama dalam
Universitas Sumatera Utara
19
pembentukan kepercayaan strategik. Media yang paling ampuh untuk membuka
jaringan adalah pergaulan dalam pengertian umum dengan membuka diri lewat
media cetak atau elektronik dalam pengertian terbatas seperti pergaulan.
Jejaring sosial adalah suatu struktursosial yang dibentuk dari simpul-simpul
(atau yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu
atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain-
lain. Analisis jaringan jejaring sosial memandang hubungan sosial sebagai simpul
dan ikatan”. Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan
adalah hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan antar
simpul. Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa
jaringan jejaring sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluaraga
hingga negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan cara
memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang