Top Banner
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 Definisi Ibu Post Partum Ibu post partum adalah keadaan ibu yang baru saja melahirkan. Istilah post partum adalah masa sesudah melahirkan atau persalinan. Masa beberapa jam sesudah lahirnya plasenta atau tali pusat sampai minggu ke enam setelah melahirkan. Masa post partum dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali pada masa sebelum hamil yang berlangsung kira-kira enam minggu, setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali kekeadaan yang normal pada saat sebelum hamil (Marmi, 2012). 2.1.2 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Post Partum Pada masa post partum ibu mengalami adanya perubahan-perubahan pada tubuh terutama pada ibu yang meliputi di antara : sistem reproduksi yaitu adanya pengerutan pada dinding rahim (involusi), lokea, perubahan serviks, vulva, vagina dan perinium., dan pada sistem pencernaan, terdapat adanya pembatasan pada asupan nutrisi dan cairan yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit serta akan menimbulkan keterlambatan pemulihan fungsi tubuh (Bobak, 2010). Sedangkan setelah masa post partum akan adanya perubahan pada otot – otot uterus mulai dari berkontraksi, pembuluh – pembuluh darah yang ada antara otot- otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan terjadinya pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan – perubahan yang terdapat pada serviks sesudah post 10
32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

Jul 15, 2019

Download

Documents

trinhbao
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Ibu Post Partum

2.1.1 Definisi Ibu Post Partum

Ibu post partum adalah keadaan ibu yang baru saja melahirkan. Istilah post

partum adalah masa sesudah melahirkan atau persalinan. Masa beberapa jam sesudah

lahirnya plasenta atau tali pusat sampai minggu ke enam setelah melahirkan. Masa

post partum dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali pada masa sebelum hamil yang berlangsung kira-kira enam

minggu, setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu

saluran reproduksi kembali kekeadaan yang normal pada saat sebelum hamil (Marmi,

2012).

2.1.2 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Post Partum

Pada masa post partum ibu mengalami adanya perubahan-perubahan pada

tubuh terutama pada ibu yang meliputi di antara : sistem reproduksi yaitu adanya

pengerutan pada dinding rahim (involusi), lokea, perubahan serviks, vulva, vagina dan

perinium., dan pada sistem pencernaan, terdapat adanya pembatasan pada asupan

nutrisi dan cairan yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan

elektrolit serta akan menimbulkan keterlambatan pemulihan fungsi tubuh (Bobak,

2010).

Sedangkan setelah masa post partum akan adanya perubahan pada otot – otot

uterus mulai dari berkontraksi, pembuluh – pembuluh darah yang ada antara otot-

otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan terjadinya pendarahan setelah

plasenta lahir. Perubahan – perubahan yang terdapat pada serviks sesudah post

10

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

partum yaitu padaorgan serviks seperti menganga berbentuk corong, bentuk ini

disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan – perubahan

yang terdapat pada endometrium yaitu timbulnya berupa trombosis, degenerasi dan

nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira –

kira setebal 2 – 5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua

dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa – sisa sel desidua basalis

yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen – ligamen dan diafragma palvis

serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

berangsur – angsur kembali seperti sedia kala (Hadijono, 2008).

2.1.3 Adaptasi Psikologi Ibu Post Partum

Pasca persalinan merupakan salah satu pengalaman yang akan dialami oleh

seorang ibu yang baru saja melahirkan terutama pada ibu yang pertama kalinya

melahirkan, pada perkembangan kondisi ibu sering mengalami terjadinya peningkatan

dan perubahan emosi dan psikologis yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

adanya penyesuaian pada lingkungan baru, harapan sosial untuk berperilaku lebih

baik, masalah dalam sekolah ataupun pekerjaan, dan serta hubungan keluarga yang

tidak harmonis, yang akan menyebabkan ibu usia muda harus bisa beradaptasi

dengan kehidupan barunya (Sarlito, 2009).

Kelahiran anggota baru bagi suatu keluarga yang memerlukan penyesuaian

bagi ibu. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani,

perubahan tersebut berupa perubahan pada emosi dan sosial. Adaptasi psikologis ini

menjadi periode kerentanan pada ibu post partum, karena periode ini membutuhkan

peran professional kesehatan dan keluarga. Tanggung jawab ibu post partum akan

bertambah dengan adanya kehadiran bayi yang baru lahir. Ikatan antara ibu dan bayi

yang sudah lama terbentuk sebelum kelahiran akan semakin mendorong wanita untuk

11

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

menjadi ibu yang sebenarnya. Inilah pentingnya rawat gabung atau rooming in pada

ibu pasca melahirkan agar ibu dapat leluasa menumbuhkan rasa kasih sayang kepada

bayinya tidak hanya dari segi fisik seperti merawat tali pusat, menyusui, mengganti

popok tetapi juga dari segi psikologis seperti menatap, mencium, menimang sehingga

kasih sayang ibu dapat terus terjaga.

Menurut Hamilton (1995) dalam Sulistyawati (2009), ketika menjalani adaptasi

setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut :

1. Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari hari

pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu sedang

berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali menceritakan

proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir.

2. Fase taking hold merupakan suatu periode yang berlangsung antara 3-10 hari

setelah melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan

ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu

mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan

gampang marah. Kita perlu berhati-hati menjaga komunikasi dengan ibu.

Dukungan moril sangat diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri

ibu. Bagi petugas kesehatan pada fase ini merupakan kesempatan yang baik

untuk memberikan berbagai penyuluhan dan pendidikan kesehatan yang

diperlukan ibu nifas.

3. Fase letting go merupakan periode menerima tanggung jawab akan peran

barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa

bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya.

12

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

Keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu

akan percaya diri dalam menjalani peran barunya.

2.1.4 Klasifikasi Masa Ibu Post Partum

Menurut Hadijono (2008) Masa ibu post partum dibagi menjadi 3 bagian

yaitu :

1. Puerperium dini adalah kondisi kepulihan dimana seorang ibu sudah

diperbolehkan berdiri dan berjalan

2. Puerperium Intermedial adalah kondisi kepulihan organ genital secara

menyeluruh dengan lama 6-8 minggu

3. Remote Puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila saat hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. Waktu

yang diperlukan untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan

ataupun tahunan.

2.1.5 Manifestasi Perubahan Diri Ibu Pada Masa Post Partum

Menurut Bahiyatun (2009), perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada

ibu setelah masa nifas/post partum adalah:

a. Perubahan sitem reproduksi

1. Involusi uterus

Involusi uterus adalah kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil, baik

dalam bentuk maupun posisi. Proses involusi uterus disertai dengan

penurunan tinggi fundus uteri (TFU). Pada hari pertama TFU diatas simfisis

pubis/ sekitar 12 cm. Proses ini terus berlangsung dengan penurunan TFU 1

cm tiap harinya, sehingga pada hari ke-7 TFU sekitar 5 cm dan pada hari ke-

10 TFU tidak teraba di simfisis pubis.

13

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

2. Lokia

Lokia keluar dari uterus setelah bayi lahir sampai dengan 3 atau 4 minggu

setelah post partum, perubahan lokia terjadi dalam 3 tahap: lokia rubra,

serosa dan alba.

3. Ovarium dan tuba falopi

Setelah kelahiran plasenta produksi ekstrogen dan progestern menurun

sehingga menimbulkan mekanisme timbal balik dari sirkulasi menstruasi.

Pada saat inilah dimulai kembali proses ovulasi sehingga wanita dapat hamil

kembali.

b. Perubahan sistem pencernaan

Setelah kelahiran plasenta produksi ekstrogen dan progestern menurun

sehingga menyebabkan nyeri ulu hati (Beartburn) dan konstipasi, terutama dalam

beberapa hari pertama. Hal ini terjadi karena inaktivitas motilitas usus akibat

kurangnya keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya reflex hambatan

defekasi karena adanya nyeri pada perineum akibat luka episiotomy.

c. Perubahan sistem perkemihan

Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2-8 minggu, tergantung pada :

1. Keadaan/status sebelum persalinan

2. Lamanya partus kala II dilalui

3. Besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan

Disamping itu, dari hasil pemeriksaan sistokopik segera setelah persalinan

tidak menunjukkan adanya edema dan hyperemia dinding kandung kemih, akan

tetapi sering terjadi exstravasasi. extravasation, artinya keluarnya darah dari

pembuluh-pembuluh darah di dalam badan) ke mukosa.

14

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

d. Perubahan sistem endoktrin

Saat plasenta terlepas dari dinding uterus kadar HCG (hormone chrorionic

gonadhotropin) dan HPL (hormone plasenta lactogenic) secara berangsur turun dan

normal kembali setelah 7 hari postpartum. HCG tidak terdapat dalam urine

ibu hamil setelah 2 hari post partum. HPL tidak lagi terdapat dalam plasenta.

e. Perubahan sistem kardiovaskuler

Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala

3 ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa

hari pertama post partum dan akan kembali normal pada akhir minggu ke-3

post partum.

f. Perubahan sistem kematologi

Leukosistosis terjadi selama persalinan, sel darah merah berkisar 15.000

selama persalinan.Peningkatan sel darah putih berkisar 25.000-30.000 yang

merupakan manifestasi adanya infeksi pada persalinan lama. Hal ini dapat

meningkat pada awal nifas yang terjadi bersamaan dengan peningkatan

tekanan darah serta volume plasma dan volume sel darah merah. Pada 2-3

hari post partum konsentrasi hematokrit menurun sekitar 2% atau lebih.

Total kehilangan darah selama persalinan dan nifas kira-kira 700-1500 ml

(200 ml hilang saat persalinan, 500-800 ml hilang pada minggu pertama post

partum, dan 500 ml hilang pada saat masa nifas).

g. Perubahan tanda-tanda vital

Selama 24 jam pertama, suhu mungkin meningkat menjadi 38ºC, sebagai

akibat meningkatnya kerja otot, dehidrasi dan perubahan hormonal jika

terjadi peningkatan suhu 38ºC yang menetap 2 hari setelah 24 jam

melahirkan, maka perlu dipikirkan adanya infeksi seperti sepsis puerperalis

15

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

(infeksi selama post partum), infeksi saluran kemih, endometritis (peradangan

endometrium), pembengkakan payudara, dan lain-lain.

2.1.6 Komplikasi Ibu Saat Masa Post Partum

Menurut Costance Sinclair (2009), berikut ini merupakan komplikasi yang

terjadi pada ibu saat post partum, yaitu:

a. Penurunan Berat badan

Untuk sebagian besar pada wanita memiliki berat badan lebih dalam 2 tahun

setelah hamil dibanding wanita yang belum pernah hamil, dan penurunan berat

badan biasanya bisa terjadi pada dalam beberapa waktu sesudah hamil dan

melahirkan.

b. Demam nifas

Demam nifas merupakan demam yang terjadi setelah melahirkan atau saat ibu

berada di masa nifas. Demam ini bisa terjadi setelah melahirkan hingga kurang

lebih 6 minggu setelah masa persalinan, demam nifas biasanya yang disebabkan

oleh perubahan hormon karena sebagian besar demam nifas ini disebabkan oleh

infeksi setelah masa persalinan atau melahirkan.

c. Nyeri pada simfisis pubis

Nyeri ini biasanya disebabkan oleh ibu paska bersalin atau masa nifas, dan

nyeri tersebut akan ada setelah kondisi ibu melahirkan bayi melalui vagina, nyeri

ini diakibatkan karena adanya lecet pada sekitar area vagina dan bekas luka jahitan

pasca melahirkan.

d. Kesulitan berjalan atau kesulitan dalam hubungan seksual

Kesulitan ketika berjalan biasanya dikarenakan adanya latihan duduk dan

berjalan paska bersalin pada ibu post partum, sedangkan kesulitan dalam

16

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

hubungan seksual pada ibu post partum kemungkinan diakibatkan karena

timbulnya rasa sakit disekitar jalan lahir setelah pasca melahirkan.

e. Pendarahan yang luar biasa

Pendarahan pada ibu pasca melahirkan terdapat pendarahan yang hebat yang

terjadi dari adanya robekan pada jalan lahir. Dan juga apabila ari – ari sudah lahir

(keluar dari rahim) biasanya juga mengeluarkan darah yang banyak, sedangkan

rahim masih berkontraksi dengan baik sehingga ibu post partum merasa mules

dengan adanya kontraksi tersebut, sedangkan bisa juga darah yang keluar banyak

tentunya kemungkinan terjadi karena adanya robekan pada jalan lahir sehingga

bisa terjadinya pendarahan yang luar biasa.

f. Payudara membengkak disertai kemerahan

Paska persalinan setelah dua atau tiga hari terkadang seorang ibu nifas atau

post partum akan merasakan payudaranya mulai membengkak yang disebabkan

oleh adanya bakteri Staphylococcus atau Streptococcus yang berasal dari saluran air susu

yang tersumbat (ASI mengendap dalam saluran susu), selain itu dengan adanya

penyumbatan pada sekitar area payudara akan membuat terlihat payudara menjadi

bengkak dan kemerahan.

2.1.7 Hal-Hal Yang Perlu di Perhatikan Ibu Pada Masa Post Partum

a. Personal hygiene

Kebersihan diri sangat penting dilakukan pada masa post partum, kondisi ibu

pasca melahirkan sangatlah rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan

diri sangat penting dilakukan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi.

Dan kebersihan wajib dilakukan pada area tubuh, pakaian, tempat tidur, dan

lingkungan yang sangat penting untuk tetap dijaga (Saleha, 2009).

17

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

b. Istirahat

Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk

memulihkan kembali keadaan fisiknya setelah melahirkan. Keluarga disarankan

untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup sebagai

persiapan untuk merawat bayi salah satunya pada perawatan tali pusat nanti.

c. Senam nifas

Dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari kesepuluh,

terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat

pemulihan keadaan ibu. Senam nifas membantu untuk memperbaiki sirkulasi

darah, dan memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan,

memperkuat otot panggul dan membantu ibu untuk lebih rileks dan segar pasca

melahirkan (Suherni, 2009).

2.1.8 Pengetahuan dan sikap ibu post partum terhadap perawatan tali pusat

Ibu post partum adalah keadaan ibu yang baru saja melahirkan. Biasanya

pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh ibu post partum usia muda terhadap

perawatan tali pusat sangatlah rendah sehingga bisa berpengaruh terhadap status

kesehatan tali pusat bayi. Pemberian informasi ataupun edukasi secara tepat dan jelas

dapat meningkatkan kualitas pengetahuan, serta sikap dan kemampuan ibu post

partum dalam merawat tali pusat. Kemampuan merawat tali pusat secara mandiri

merupakan modal dasar seorang ibu post partum yang akan melakukan perawatan tali

pusat berdasarkan oleh pengetahuan dan kemampuan yang telah diterima dan

dipelajari (Notoadmodjo, 2014). Sebagian besar pengetahuan ibu tentang perawatan

tali pusat baik dengan kejadian infeksi tali pusat, hal ini menunjukkan bahwa

pengetahuan perawatan tali pusat berpengaruh pada kejadian infeksi tali pusat, hal ini

didukung oleh teori yang menyatakan bahwa risiko infeksi tali pusat pada bayi baru

18

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

lahir sebenarnya mudah dihindari dengan perawatan tali pusat yang baik, dan

pengetahuan yang memadai tentang cara merawat tali pusat (Liyah ,2013).

2.2 Konsep Tali Pusat

2.2.1 Definisi Tali Pussat

Tali pusat menurut istilah medis (umbilical coord) merupakan suatu tali yang

menghubungkan antara janin dengan plasenta.Semasa dalam rahim, tali inilah yang

menyalurkan oksigen dan nutrisi makanan dari plasenta ke janin yang berada di

dalamnya. Begitu janin dilahirkan tidak lagi membutuhkan oksigen dari ibunya,

karena sudah dapat bernapas sendiri melalui hidungnya. Oleh karena itu sudah tidak

diperlukan lagi, maka saluran ini harus segera dipotong dan dijepit (Baety, 2011).

Menurut Riksani (2012) yang dimaksud Tali pusat atau (funiculus umbilikalis)

adalah sebuah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Tali pusat

merentang dari umbilicus (pusar) janin ke permukaan plasenta dan mempunyai

panjang normal kurang lebih 50-55 cm, dengan ketebalan sekitar 1-2 cm, tali pusat

dianggap berukuran pendek, jika panjang normal kurang dari 40 cm. Tali pusat

merupakan jembatan penghubung antara plasenta dan janin. Jadi tali pusat tidak

hanya mencakup fungsi pernapasan saja, tapi seluruh aktivitas yang ada di plasenta

yakni menyalurkan zat-zat yang dibutuhkan oleh janin, baik untuk pertumbuhan dan

perkembangan yang optimal, serta berperan sebagai saluran untuk mengeluarkan

bahan-bahan sisa yang tidak dibutuhkan oleh janin seperti urea dan gas

karbondioksida. Kemudian akan dikembalikan keperedaran darah ibu yang akan

dieksresikan dari tubuh ibu.

19

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

2.2.2 Proses Pembentukan Tali Pusat Pada Janin

Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik,

kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut

akan menjadi tali pusat. Tahap awal perkembangan, rongga perut masih kecil untuk

usus yang berkembang, sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga selom

ekstraembrional pada tali pusat. Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan lengkung

usus (intestional loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen janin yang telah

membesar. Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung kuning telur

(ductus vitellinus) yang terletak dalam rongga korion, yang juga tercakup dalam

connecting stalk, juga tertutup bersamaan dengan proses semakin bersatunya amnion

dengan korion (Dewi, 2010).

2.2.3 Fungsi Tali Pusat

Tali pusat berfungsi sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta

dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan

antibody dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui

vena umbilicalis.Sehingga janin mendapat asupan yang cukup untuk tumbuh

kembang di dalam rahim (Cunningham, et all, 2008). Selain itu, tali pusat juga

memiliki fungsi sebagai saluran pertukaran zat-zat sisa seperti urea dan gas karbon

dioksida yang akan meresap keluar melalui pembuluh darah arteri umbilicalis (Baety,

2011).

2.2.4 Struktur Tali Pusat

Tali pusat terdapat antara pusat janin dan permukaan fetal plasenta.

Warnanya dari luar putih dan merupakan tali yang berpilin. Panjangnya ± 55 cm (30

–100 cm) dan diameter 1 –1,5 cm. Pembuluh-pembuluh darahnya biasanya lebih

20

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

panjangdari tali pusatnya sendiri sehingga pembuluh berkelok-kelok. Kadang-kadang

menimbulkan tonjolan pada permukaan tali pusat dan diberi nama simpul palsu.

Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan duktus

vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah

umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga pembuluh

darah itu saling berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai

pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta.Kekuatan aliran darah (kurang lebih

400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu mempertahankan tali pusat dalam posisi

relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak.

Ketiga pembuluh darah tersebut adalah:

1. Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem

peredaran darah fetus dari darah maternal yang terletak di dalam spatium

choriodeciduale.

2. Dua arteri umbilicalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari fetus ke

plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam peredaran darah

maternal untuk di ekskresikan.

3. Jeli Wharton : Merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang mengelilingi

pembuluh darah pada funiculus umbilicalis. Jeli Warthon merupakan subtansi

seperti jeli, juga berasal dari mesoderm seperti halnya pembuluh darah.Jeli ini

melindungi pembuluh darah tersebut terhadap kompresi, sehingga pemberian

makanan yang kontinyu untuk janin dapat di jamin.Selain itu juga dapat

membantu mencegah penekukan tali pusat. Jeli warthon ini akan

mengembang jika terkena udara. Jeli Warthon ini kadang-kadang terkumpul

sebagai gempalan kecil dan membentuk simpul palsu di dalam funiculus

21

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

umbilicalis. Jumlah jeli inilah yang menyebabkan funiculus umbilicalis menjadi

tebal atau tipis (Dewi, 2010).

2.2.5 Sirkulasi Tali Pusat

Fetus dalam rahim ibu mempunyai dua kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu

oksigen dan nutrisi serta membuang produk sisa yang dihasilkan oleh sel-selnya.

Struktur yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan fetus adalah plasenta.

Plasenta mempunyai banyak vilus yang tumbuh dari membran, menyelimuti fetus dan

menembus dinding uterus yaitu endometrium.

Endometrium kaya dengan aliran darah ibu. Jaringan kapilari darah fetus

berada di dalam vilus. Darah yang kaya oksigen dan nutrien dibawa melalui vena

umbilicalis. Sebaliknya darah yang sampai ke vilus dari fetus melalui arteri umbilicalis

dalam tali pusat mengandung produk sisa seperti karbondioksida dan urea. Produk

sisa ini akan meresap ke membran dan masuk darah ibu. Darah ibu dan darah fetus

dalam vilus sangat rapat, akan tetapi kedua darah tersebut tidak bercampur karena

dipisahkan oleh suatu membran.

Oksigen, air, glukosa, asid amino, lipid, garam mineral, vitamin,hormon dan

antibodi dari darah ibu perlu menembus membran ini dan memasuki kapilari darah

fetus yang terdapat dalam vilus. Selain oksigen dan nutrien, antibodi dari darah ibu

juga meresap ke dalam darah fetus melalui plasenta. Antibodi ini melindungi fetus

dan bayi yang dilahirkan dari pada jangkitan penyakit (Sulistyawati, 2012).

2.2.6 Infeksi Tali Pusat

Pada saat lahir tali pusat diklem atau diikat dan dalam beberapa hari akan

mengerut, kering dan lepas. Area bekas tempatnya tali pusat kadang-kadang bakteri

memasuki tempat ini dan terjadi suatu infeksi yang disebut Tetanus neonatorum dan

Omfalitis. Sedangkan tanda-tanda terjadinya infeksi pada tali pusat yaitu adanya basah

22

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

pada tali pusat dan terjadinya lecet pada area tersebut, dan sehingga tali pusat menjadi

berbau berbeda dari biasanya, mengeluarkan cairan berupa nanah atau darah, area di

sekitar tali pusat menjadi bengkak yang merupakan tanda-tanda dari infeksi tali pusat

(Paisal, 2008). Apabila telah terjadi infeksi pada tali pusat, lakukan pemberian

antibiotic local maupun sistematik. Bahaya penyakit Tetanus neonatorum dan omfalitis

yang diakibatkan oleh infeksi tali pusat semakin tinggi. Pada saat ketika bayi

dipulangkan segera dari rumah sakit setelah mereka lahir, ibu bayi harus

diinstruksikan untuk menjaga agar tali pusat tetap dalam keadaan kering dan bersih

(Hamilton et al. 2009).

2.2.7 Pemotongan Tali Pusat

Adapun langkah-langkah proses dalam tahap pemotongan tali pusat antara

lain yaitu sediakan alat berupa gunting tali pusat desinfeksi tingkat tinggi 1 atau 2

buah, serta klem desinfeksi tingkat tinggi (DTT) 2 buah dan handscoen steril 1

pasang. Sedangkan cara pemotongan pada tali pusat dengan cara mencuci tangan

terlebih dahulu atau bisa juga masukan tangan kedalam larutan klorin yang berfungsi

untuk membersihkan atau mensterilkan, kemudian jangan lupa gunakan handscoon

yang steril. Lalu kemudian setelah itu lakukan penjepitan pada tali pusat dengan

menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus bayi, dan setelah dilakukan

penjempitan kemudian lakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem

kedua 2 cm dari klem yang pertama, terus pegang tali pusat diantara 2 klem

menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, kemudian tangan

yang lain memotong tali pusat diantara 2 klem tersebut dengan gunting tali pusat.

(JNPK-KR, 2008).

23

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

2.2.8 Faktor-Faktor Penyebab Infeksi Pada Tali Pusat

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi tali pusat pada bayi baru

lahir adalah sebagai berikut :

a. Faktor kuman dan bakteri

Staphylococcus aereus ada dimana-mana dan didapat pada masa awal kehidupan

hampir semua bayi, saat lahir atau selama masa perawatan. Biasanya Staphylococcus

aereus sering dijumpai pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran cerna

terkolonisasi. Untuk pencegahan terjadinya infeksi tali pusat sebaiknya tali pusat

tetap dijaga kebersihannya, upayakan tali pusat agar tetap kering dan bersih, pada

saat memandikan di minggu pertama sebaiknya jangan merendam bayi langsung

kedalam air mandinya karena akan menyebabkan basahnya tali pusat dan

memperlambat proses pengeringan tali pusat. Dan masih banyak penyebab lain

yang dapat memperbesar peluang terjadinya infeksi pada tali pusat seperti

penolong persalinan yang kurang menjaga kebersihan terutama pada alat-alat

yang digunakan pada saat menolong persalinan dan khususnya pada saat

pemotongan tali pusat. Biasakan mencuci tangan untuk pencegahan terjadinya

infeksi (Danuatmadja, 2008).

b. Proses persalinan

Persalinan yang tidak sehat atau yang dibantu oleh tenaga non medis.

Kematian bayi yang diakibatkan oleh tetanus ini terjadi saat pertolongan

persalinan oleh dukun pandai, terjadi pada saat memotong tali pusat

menggunakan alat yang tidak steril dan tidak diberikan obat antiseptik.

c. Faktor tradisi

Untuk perawatan tali pusat juga tidak lepas dari masih adanya tradisi yang

berlaku di sebagian masyarakat misalnya dengan memberikan berbagai ramuan-

24

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

ramuan atau serbuk-serbuk yang dipercaya bisa membantu mempercepat kering

dan lepasnya potongan tali pusat. Ada yang mengatakan tali pusat bayi itu harus

diberi abu-abu pandangan seperti inilah yang seharusnya tidak boleh dilakukan

karena justru dengan diberikannya berbagai ramuan tersebut kemungkinan

terjangkitnya tetanus lebih besar biasanya penyakit tetanus neonatorum ini cepat

menyerang bayi, pada keadaan infeksi berat hanya beberapa hari setelah

persalinan jika tidak ditangani biasa mengakibatkan meninggal dunia (Mieke,

2006).

2.2.9 Upaya Pencegahan Infeksi Pada Tali Pusat

Adapun berbagai hal upaya pencegahan sebelum terjadinya infeksi pada tali

pusat yaitu dengan dilakukan antara lain :

1. Berikan penyuluhan atau edukasi kepada ibu post partum tentang bagaimana

cara merawat tali pusat yang baik dan benar, yang bertujuan untuk

menghindari atau mencegah supaya tidak terjadinya kesalahan ataupun adanya

infeksi pada tali pusat, dan pemberian edukasi yang dilakukan pada ibu post

partum berfungsi untuk menambahkan wawasan serta pengetahuan dalam

merawat tali pusat pada bayi baru lahir (DepKes, RI, 2010).

2. Memberikan stimulus dan latihan secara langsung tentang perawatan tali

pusat pada ibu post partum dan nifas, supaya ibu memiliki persepsi dalam

perawatan tali pusat dan kemudian dapat mempraktikannya atau

melaksanakannya secara langsung (Notoatmodjo, 2007).

3. Instruksikan ibu untuk selalu memantau bayi dan keadaan tali pusat, untuk

memastikan bahwa kondisi bayi dan tali pusat tetap dalam keadaan yang baik

dan sehat ( Dewi, 2010).

25

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

4. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari dan setiap kali, apabila tali pusat

mengalami basah atau kotor, jika tali pusat basah maka diwajibkan tali pusat

dalam keadaan kering, sedangkan jika tali pusat dalam keadaan kotor wajib

dibersihkan, bertujuan agar tidak terjadinya infeksi (Arin & Akbar , 2009).

2.3 Konsep Perawatan Tali Pusat

2.3.1 Definisi Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan merawat dan membersihkan

tali pusat, serta untuk mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat bayi dan

mempercepat penyembuhan luka bekas pemotongan tali pusat (Sodikin, 2009).

Perawatan tali pusat juga sebagai pengobatan dan pengikatan tali pusat yang

menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu dan bayi, kemudian tali pusat

dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan terhindar dari infeksi tali pusat

(Hidayat, 2007).

2.3.2 Tujuan Perawatan Tali Pusat

Menurut Sodikin (2012) tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah

terjadinya gangguan kesehatan pada bayi diantaranya tetanus neonatorum dan

omfalitis dengan tindakan sederhana. Tujuan lain perawatan tali pusatpun berfungsi

untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir, penyakit ini

disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh bayi melalui tali

pusat, baik dari alat steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun-daunan yang

ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Boycell, 2011).

26

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

2.3.3 Metode Perawatan Tali Pusat

Ada beberapa metode perawatan tali pusat, antara lain yaitu :

1. Teknik Perawatan Tali Pusat Kasa Kering

Menurut Prawirohardjo (2010), bahwa penatalaksanaan dalam

merawat tali pusat dengan cara yaitu : mencuci tangan terlebih dahulu

sebelum menyentuh tali pusat bayi dengan menggunakan sabun dan air

bersih, kemudian bersihkan dengan lembut kulit disekitar tali pusat dengan

kapas basah, setelah itu bungkus tali pusat dengan longgar jangan terlalu rapat

dengan menggunakan kassa bersih atau steril, kemudian pastikan popok atau

celana bayi diikat dibawah tali pusat. Popok atau celana tersebut tidak boleh

menutupi tali pusat agar tali pusat tidak terkena feses dan urin, hindari

penggunaan kancing, koin (uang logam) pada area tali pusat.

2. Teknik Perawatan Tali Pusat Terbuka

Menurut Varney (2008) bahwa sebelum menyentuh tali pusat bayi

anjurkan kepada ibu bayi agar mencuci tangan terlebih dahulu sebelum

menyentuh tali pusat dengan menggunakan sabun dan air bersih, dan ketika

pada saat memandikan bayi usahakan tidak merendam seluruh badan bayi

kedalam air.Jangan merendam seluruh badan sampai ujung tali pusat lepas

dan kering, hindari membasahi tali pusat ketika membasuh bayi dengan lap

basah. Tidak dianjurkan mengoleskan salep atau zat lain ke ujung tali pusat,

ataupun mengusap alkohol atau povidone iodine meskipun masih

diperkenankan asal tidak menyebabkan tali pusat menjadi basah atau lembab.

Hindari pembungkusan tali pusat denagn tujuan supaya tali pusat cepat

mengering dan puput, kemudian pastikan popok atau celana bayi diikat

dibawah tali pusat. Popok atau celana tersebut tidak boleh menutupi tali pusat

27

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

agar tali pusat tidak terkena feses dan urin, dan apabila terdapat sisa tali pusat

kotor, bersihkan dengan hati-hati menggunakan air Desinfektan Tingkat

Tinggi (DTT), selanjutnya keringkan secara dengan menggunakan kain bersih

atau kassa kering (JNPK-KR, 2008).

Banyak pendapat yang menyatakan tentang cara terbaik dalam

merawat tali pusat. Telah dilakukan ataupun dilaksanakan beberapa uji klinis

untuk membandingkan cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi

peningkatan infeksi adalah dengan cara membiarkan tali pusat dalam keadaan

terbuka, dan apabila terdapat luka pada area tali pusat maka bersihkan luka

tersebut cukup hanya dengan menggunakan air bersih (Dewi, 2010).

2.3.4 Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Pada Saat Perawatan Tali Pusat

Untuk mencegah tali pusat dari infeksi, maka tali pusat harus tetap bersih dan

kering. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tali pusat yaitu : Cuci tangan sebelum

menyentuh tali pusat pada bayi, dan apabila tali pusat kotor atau memiliki banyak

darah kering bersihkanlah dengan alkohol 50%, dan juga bisa menggunakan air dan

sabun, dan jangan meletakan benda apapun di atas tali pusat untuk menghindari

terjadinya infeksi. Sisa tali pusat biasanya jatuh sekitar hari ke 5-7setelah lahir.

Mungkin akan keluar beberapa tetes darah ataupun lendir saat tali pusat terlepas, ini

normal-normal saja. Namun jika ternyata masih keluar banyak darah atau muncul

nanah, segera minta bantuan medis(Siti Saleha, 2009).

2.3.5 Dampak Perawatan Tali Pusat

Adapun dampak yang muncul setelah perawatan tali pusat, antara lain yaitu :

1. Perawatan Tali Pusat Steril

Menurut Hidayat (2009) bahwa perawatan tali pusat yang steril akan

berdampak pada bayi, bayi akan sehat dengan kondisi tali pusat yang bersih, tidak

28

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

terjadi infeksi serta tali pusat akan pupus lebih cepat yaitu antara hari ke 5-7 tanpa

adanya suatu komplikasi.

2. Perawatan Tali Pusat Tidak Steril

Dampak permasalahan perawatan tali pusat yang tidak baik akan

menimbulkan permasalahan infeksi berupa mengeluarkan cairan nanah, darah, dan

tali pusat berbau, karena kondisi kotor pada tali pusat yang dapat menjadi media

pertumbuhan mikroorganisme sehingga dapat menyebabkan infeksi, bahkan dapat

mendorong terjadinya penyebaran infeksi (Paisal, 2007).

Sedangkan menurut Riksani (2012), perawatan tali pusat yang tidak steril akan

mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan pada bayi, diantaranya :

1. Tetanus Neonatorum

Tetanus neonatorum adalah suatu penyakit pada bayi baru lahir yang

disebabkan oleh spora yang disebut (Clostridium tetani) yang masuk melalui tali

pusat. Hal ini disebabkan akibat perawatan atau tindakan yang tidak

memenuhi syarat kebersihan.Misalnya, pemotongan tali pusat dengan

menggunakan bambu atau digunting secara tidak steril atau setelah tali pusat

digunting, dibubuhi dengan berbagai benda yang tidak seharusnya tidak steril.

Tetanus neonatorum(tetanus pada bayi baru lahir) ini terjadi berawal dari

pemotongan atau perawatan tali pusat yang tidak memperhatikan prinsip

kesterilan alat yang digunakan saat merawat tali pusat. Gejala yang jelas

terlihat adalah adannya mulut mencucu seperti mulut ikan, mudah dan sering

kejang disertai sianosis/pucat, suhu meningkat, kaku kuduk hingga kejang.

Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memastikan bahwa peralatan yang

digunakan oleh tenaga kesehatan untuk membantu proses persalinan adalah

alat-alat yang steril.

29

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

2. Omphalitis

Salah satu infeksi yang disebakan oleh adanya bakteri seperti

staphylococcus, streptokokus, atau bakteri lainya. Bila infeksi tidak segera

diobati ketika tanda-tanda infeksi ini ditemukan, akan terjadi penyebaran ke

daerah sekitar tali pusat sehingga menyebabkan kemerahan, bengkak dan

bernanah pada daerah vena tali pusat. Pada keadaan lebih lanjut, infeksi dapat

menyebar ke bagian dalam tubuh di sepanjang umbilikus dan akan

menyebabkan trombosis vena/penyumbatan vena. Oleh sebab itu, penting

dilakukan perawatan tali pusat dengan rutin dan cermat.

2.3.6 Manfaat Perawatan Tali Pusat

Menurut World Health Organization (WHO) 2014 mengatakan bahwa

manfaat perawatan tali pusat pada bayi merupakan suatu perlindungan terhadap

resiko infeksi, dan mengoptimalkan perkembangan pada kesehatan bayi. Sedangkan

manfaat perawatan tali pusat bagi ibu itu sendiri merupakan suatu bentuk tindakan

untuk mengurangi resiko stress dan khawatir yang akan dialami oleh ibu- ibu yang

pertama kalinya melahirkan. Ada beberapa manfaat perawatan tali pusat menurut

admin (2009) yaitu dapat membersihkan tali pusat dan sekitarnya dari berbagai

macam jenis kotoran, dan dapat mencegah terjadinya infeksi oleh dari adanya bakteri

dan virus.

2.4 Konsep Usia Muda

2.4.1 Definisi Usia Muda

Usia muda atau usia remaja yang dimana usia tersebut merupakan masa

perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa yang meliputi

perubahan biologis, psikologi, dan perubahan sosial, namun pada masa ini juga

30

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

merupakan salah satu masa pencarian jati diri dan mencoba hal – hal baru yang ingin

diketahui pada masa tersebut (Depkes, 2011).

Masa muda adalah dimana tahap seorang yang telah menginjak usia dari 12

tahun dan berakhir pada usia 21 tahun yang disebut juga masa badai dan tekanan

berat sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar yang mana sangat berpengaruh

terhadap psikologi muda (Nuhasanah, 2012). Pada perkembangan di usia muda

sering mengalami terjadinya peningkatan dan perubahan emosi yang disebabkan oleh

beberapa faktor yaitu adanya penyesuaian pada lingkungan baru, harapan sosial untuk

berperilaku lebih matang, masalah sekolah ataupun pekerjaan, dan serta hubungan

keluarga yang tidak harmonis (Sarlito, 2008).

2.4.2 Perkembangan Usia Muda

Usia muda atau remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak

menuju masa dewasa. Dimana usia muda ataupun reamaja ini masih belum

memperoleh status dewasa tapi tidak lagi memiliki masa kanak-kanak. Menurut

Konopka (1997) Periode remaja atau usia muda dibagi menjadi tiga tahap tahap awal,

menengah, dan tahap akhir. Usia muda tahap awal dimulai dari umur (12 - 15 tahun)

yang dimana masih memiliki pemahaman atau pengetahuan yang samar atau rendah

dalam memahami dirinya. Usia muda tahap pertengahan dimulai dari umur (15 – 18

tahun) dimana situasi kondisi tersebut masih dalam kebingungan, dengan perasaan

tergantung dan kemandirian karena harus menggantikan kedudukan menjadi orang

tua. Usia muda tahap akhir umur (18 – 21 tahun) memahami dirinya dengan baik dan

dapat mengaitkan dengan jelas informasi yang abstrak kedalam kehidupannya (Eny

Kusminar, 2007).

31

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

2.4.3 Menjadi Orang Tua di Usia Muda

Menjadi orang tua pada usia remaja atau disebut usia muda sering

menimbulkan konflik anatara tugas perkembangan masa muda dan tugas menjadi

orang tua, di usia muda yang memiliki karakteristik berfokus pada diri sendiri dan

kebutuhan diri, harus bersikap empati pada bayi baru lahir, hal ini beresiko

menimbulkan persaingan antara ibu usia muda dan bayi untuk mendapatkan

perhatian dari pasangan dan keluarga. Remaja yang masih dalam tahap pembentukan

identitas yaitu mengembangkan peran maternal, sehingga dapat menimbulkan

seorang remaja menolak peran sebagai ibu di usia muda, terkadang tidak bertanggung

jawab sehingga akan beresiko mudah marah terhadap bayi baru lahir. Seseorang di

usia muda atau remaja masih memiliki tahap pembentukan citra tubuh dan

pembentukan identitas diri seksual, yang dimana harus menerima terjadi perubahan

citra tubuh akibat dari kehamilan dan melahirkan. Hal ini menjadikan seorang remaja

yang menjadi orang tua di usia muda menolak perubahan-perubahan tersebut, dan

menolak untuk merawat bayi terutama pada tali pusat bayi yang baru lahir. Beberapa

konflik akibat dari tugas perkembangan masa remaja yang menjadi orang tua di usia

muda ini menjadikan hubungan remaja dan bayi menjadi negatif (Monks, 2011).

Kebanyakan ibu usia muda atau remaja melakukan perannya sebagai orang

tua sesuai dengan pengalaman yang mereka alami. Seorang remaja harus menjalankan

perannya dan membutuhkan dukungan dari suami, keluarga maupun masyarakat.

Adanya dukungan dari orang terdekat dan masyarakat dapat membantu dalam

menjalankan perannya sebagai orang tua. Pencapaian peran menjadi orang tua pada

usia muda atau usia remaja juga dapat dipersiapkan sejak pada saat hamil, dan juga

harus lebih banyak mencari informasi mengenai perkembangan dan perawatan bayi

32

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

baru lahir. Kedekatan dan kepuasan hubungan dengan pasangan dan keluarga dapat

meningkatkan hubungan dan peran ibu kepada bayi (Redder, 2011).

2.5 Konsep Pengetahuan

2.5.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal

kognitif yang merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (over behaviour). Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung

dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan

menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,

maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Pengetahuan

atau kognitif berfungsi sebagai domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang, dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2014), sebelum seseorang mengadopsi perilaku

baru, maka didalam diri seseorang terjadi proses tahap berperilaku baru yang

berurutan, antara lain yaitu :

a. Awareness (kesadaran) Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) Terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap

subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-menimbang) Terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya.

d. Trial Sikap dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

apa yang dikehendaki oleh stimulus.

33

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus, apabila penerimaan perilaku baru

atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh

pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan

bersifat langgeng (longlasting).

2.5.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014), tingkat pengetahuan terdiri 6 tingkatan, yaitu :

1. (Tahu (know) Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk juga mengingat kembali suatu yang spesifik

dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima

dengan cara menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehention) Memahami diartikansebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi

dapat diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya.

4. Analisis (Analysis) Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan

suatu materi kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam struktur

organisasi tersebut yang masih ada kaitannya antara satu dengan yang lain

dapat ditunjukan dengan menggambarkan, membedakan, mengelompokkan,

dan sebagainya.

34

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

5. Sintesis (Synthesis) Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru dengan dapat menyusun formulasi yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation) Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi penelitian didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau kriteria yang sudah ada. Pengetahuan diukur dengan

wawancara atau angket tentang materi yang akan di ukur dari objek

penelitian.

2.5.3 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014), berpendapat bahwa ada 2 faktor yang dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain faktor internal dan faktor

eksternal yaitu:

1. Faktor Internal

a. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

b. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang

makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan

tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik

dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang

masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

35

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan

seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan

formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek

yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan

menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek

positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif

terhadap obyek tersebut.

c. Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari pengalaman

pribadi maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu

cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

d. Persepsi

Persepsi merupakan suatu pengalaman tentang objek, peristiwa atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkannya. Persepsi juga memberikan suatu makna kepada stimulus.

Persepsi merupakan suatu proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh

proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra,

kemudian individu memiliki perhatian, lalu diteruskan ke otak, dan baru

kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi.

Dengan persepsi individu menyadari, dapat mengerti tentang keadaan

lingkungan yang ada disekitarnya maupun tentang hal yang ada dalam diri

individu yang bersangkutan.

36

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

2. Faktor Eksternal

a. Pekerjaan

Dengan adanya pekerjaan seseorang memerlukan banyak waktu untuk

menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting sehingga memerlukan

perhatian masyarakat yang sibuk, akan memiliki waktu yang sedikit untuk

memperoleh informasi, sehingga tingkat pengetahuan yang mereka miliki jadi

berkurang.

b. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam

lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik

ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

c. Sosial Budaya

Adat istiadat yang berlaku setiap daerah akan berpengaruh terhadap

perilaku seseorang.Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

d. Sumber Informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi

akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi,

berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah,

37

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

penyuluhan dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan

opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas

pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang

dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai

sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya

pengetahuan terhadap hal tersebut.

2.5.4 Sistem Penilaian Pengetahuan

Berdasarkan menurut Arikunto (2010), bahwa penilaian tingkat pengetahuan

bisa diketahui antara lain, yaitu :

1. Pengetahuan Baik, bila prosentase hasil 76 – 100 %

2. Pengetahuan Cukup, bila prosentase hasil 56 – 75 %

3. Pengetahuan Kurang, bila prosentase hasil <55%

Menurut Skinner (2007) dalam Agus (2013) Pengukuran tingkat pengetahuan

dilakukan bila seseorang mampu menjawab mengenai materi tertentu baik secara

lisan maupun tulisan. Maka dikatakan seseorang mengenai bidang tersebut,

sekumpulan jawaban yang diberikan tersebut dinamakan pengetahuan.

2.5.5 Metode Memperoleh Ilmu Pengetahauan

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari

berbagai macam sumber, misalnya :media massa, media elektronik, buku

petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya.

Menurut Notoatmodjo (2012) dari berbagai macam cara yang telah digunakan

untuk memperoleh kebenaran dalam pengetahuan sepanjang sejarah, dapat

dikelompokkan menjadi dua yakni :

38

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

1 Cara tradisional atau non ilmiah

Teknik tradisional memperoleh pengetahuan terdiri dari empat cara yaitu :

1. Trial and Error

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin

sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu bila seseorang menghadapi

seseorang menghadapi persoalan atau masalah, dan apabila upaya yang

dilakukan hanya dengan mencoba-coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan

dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil maka di coba kemungkinan yang lain

sampai berhasil. Oleh karena itu cara ini disebut dengan metode Trial

(coba) dan Error (gagal atau salah atau metode coba – coba).

2. Kekuasaaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan dan

tradisi yang dilakukan oleh orang, penalaran, dan tradisi-tradisi yang dilakukan

itu baik atau tidak.Kebiasaan ini tidak hanya terjadi pada masyarakat

tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan –

kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya berbagai kebenaran yang

mutlak. Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang

pemerintahan dan sebagainya.

3. Berdasarkan pengalaman pribadi

Adapun pepetah mengatakan “Pengalaman adalah guru terbaik” pepatah

ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber

pengetahuan pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan.

39

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

4. Jalan pikiran

Sejalan perkembangan kebudayaan umat kebudayaan manusia, cara

berpikir manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata

lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menjalankan

pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada

dasarnya adalah cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui

pertanyaan – pertanyaan yang dikemukakan.

2. Cara modern atau cara ilmiah

Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis,

logis dan ilmiah yang disebut metode ilmiah. Kemudian metode berfikir

induktif bahwa dalam memperoleh dilakukan dengan mengadakan observasi

langsung, membuat catatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek

yang diamati (Notoatmodjo, 2012).

2.5.6 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat

disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan pengetahuan dalam domain

kognitif.(Notoatmodjo, 2003).

Adapun pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan

secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Pertanyaan Subjektif

Contoh dari jenis pertanyaan subjektif adalah jenis pertanyaan essay.

Pertanyaan essay disebut pertanyaan subjektif karena penilaian untuk penilaian

40

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ibu Post Partum 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB II.pdf · serta fasia yang merenggang pada sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir

pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari penilaian, sehingga nilai yang

diberikan akan berbeda antara penilai yang satu dengan yang lainnya.

2. Pertanyaan Objektif

Pertanyaan pilihan ganda, benar salah, menjodohkan disebut pertanyaan

objektif karena pertanyaan itu dapat dinilai dengan pasti oleh penilai. Pertanyaan

yang diberikan berkaitan dengan cara perawatan tali pusat untuk mengetahui

tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada bayi. Pengukuran

pengetahuan dapat juga dilakukan dengan mengukur pengetahuan seseorang

menggunakan alat bantu kuesioner.

41