7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Pada hakikat manusia tidak bisa terlepas dari yang namanya komunikasi. Komunikasi merupakan cara manusia untuk menyampaikan pesan melalui simol-simbol untuk mencapai tujuannnya. Ada beberapa fitur- fitur penting dalam ranah komunikasi. Fitur pertama adalah proses, komunikasi adalah sebuah proses yang dimana selalu bergerak, semakin maju ataupun berubah secara terus-menerus. Mulai kita dilahirkan komunikasi akan terus berlanjut sampai kita mati. Komunikasi juga adalah suatu sistem, yang memiliki arti dimana dia terjadi dalam suatu sistem pada bagian yang berhubungan dan memiliki pengaruh satu sama lain. (Menurut Garvi yang dikutip oleh Julia T. Wood) disebutkan dalam komunikasi keluarga misalnya, setiap anaggota keluarga adalah bagian dari sistem. Lingkungan fisik serta wakktu adalah elemen- elemen dari sistem itu yang mempengaruhi interaksi. Orang-orang yang berinteraksi pada ruang yang formal dengan yang berinteraksi di pantai tentunya berbeda. Komunikasi tidak bisa dipisahkan pula dari peran simbol yang memncakup bahasa dan pesan nonverbal. Sesuatu yang belum berbentuk menandakan sesuatu yang lain bisa menjadi simbol, contohnya seperti cinta yang sering disimbolkan dengan ucapan dan pelukan.
32
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/48531/3/BAB II.pdf1. Mengenal Diri Sediri dan Orang Lain Melalui komunikasi interpersonal kita dapat memperbincangkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1 Definisi Komunikasi
Pada hakikat manusia tidak bisa terlepas dari yang namanya
komunikasi. Komunikasi merupakan cara manusia untuk menyampaikan
pesan melalui simol-simbol untuk mencapai tujuannnya. Ada beberapa fitur-
fitur penting dalam ranah komunikasi. Fitur pertama adalah proses,
komunikasi adalah sebuah proses yang dimana selalu bergerak, semakin
maju ataupun berubah secara terus-menerus. Mulai kita dilahirkan
komunikasi akan terus berlanjut sampai kita mati.
Komunikasi juga adalah suatu sistem, yang memiliki arti dimana dia
terjadi dalam suatu sistem pada bagian yang berhubungan dan memiliki
pengaruh satu sama lain. (Menurut Garvi yang dikutip oleh Julia T. Wood)
disebutkan dalam komunikasi keluarga misalnya, setiap anaggota keluarga
adalah bagian dari sistem. Lingkungan fisik serta wakktu adalah elemen-
elemen dari sistem itu yang mempengaruhi interaksi. Orang-orang yang
berinteraksi pada ruang yang formal dengan yang berinteraksi di pantai
tentunya berbeda.
Komunikasi tidak bisa dipisahkan pula dari peran simbol yang
memncakup bahasa dan pesan nonverbal. Sesuatu yang belum berbentuk
menandakan sesuatu yang lain bisa menjadi simbol, contohnya seperti cinta
yang sering disimbolkan dengan ucapan dan pelukan.
8
Menurut Riswandi ( 2009:4) Ada beberapa karakteristik dalam
komunikasi, yaitu:
a. Komunikasi adalah proses
b. Komunikasi adalah upaya yangg disengaja dan mempunyai tujuan
c. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku
yang terlibat
d. Komunikasi bersifat simbolis
e. Komunikasi bersifat transaksional
f. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu
2.1.2 Proses Komunikasi
Berangkat dari paradigma Laswell, effendi (1994:11-19)
membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran
dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
lambing (symbol) sebagai media. Lambing sebagai media primer dalam
proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal
(kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara
langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan
komunikator kepada komunikan.
b. Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau
9
sarana sebagai media kedua setelah memakai lambing sebagai media
pertama.
Seorang komunikator menggunkan media kedua dalam
menyampaikan komunikasi karena komunikan sebagai sasaran berada di
tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat
kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering
digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu
menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat
kabar, telivisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon,
dsb.)
2.2 Konteks-Konstes Komunikasi
Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa sosial, melainkan
dalam konteks atau situasi tertentu (Mulyana, 2005). Kategori berdasarkan
tingkat (level) paling lazim digunakan untuk melihat konteks komunikasi
dimulai dari komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi paling
sedikit hingga komunikasi yang disepakati banyak pakar yaitu:
a. Komunikasi intrapribadi (Komunikasi intrapersonal
Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik
sadar atau tidak. Contohnya berpikir, komunikasi ini merupakan landasan
komunikasi antar pribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya,
meskipun dalam disiplin komunikasi tidak dibahas secara rinci dan tuntas,
dengan kata lain komunikasi antarpribadi ini berhubungan erat dalam
komunikasi dua-orang, tiga-orang dan seterusnya, karena sebelum
10
berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya berkomunikasi dengan diri
sendiri ( mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain.)
b. Komunikasi Antarpribadi (komunikasi interpersonal)
Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang
secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal. Bentuk
khusus dari komunikasi antarpribadi adalah komunikasi diadik (dyadic
communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami-istri, dua
sejawat, dua sahabat dekat, anak-ibu, dan sebagainya.
Ciri-ciri komunikasi diadik adalah: pihak-pihak yang berkomunikasi
berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim
dan menerima pesan secara stimultan dan spontan, baik secara verbal
ataupun non verbal. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para
peserta komunikasi
c. Komunikasi Kelompok
Komunikasi adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan
bersama, yaitu berinteraksi satu sama lainnya, dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota boleh jadi
punya peran berbeda.
Komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang
dilakukan kelompok kecil (small group communication), jadi bersifat tatap
muka dan umpat balik dari seorang peserta dalam komunikasi kelompok
masih bisa di indentifikasi dan ditanggapi secara langsung.
11
d. Komunikasi Publik
Komunikasi public adalah komunikasi antara seorang pembicara
dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu-
persatu. Contohnya pidato, cerama, atau kuliah umum. Komunikasi publik
sering juga disebut istilah komunikasi kelompok besar (lagre group
communication) Komunikasi publik biasanya berlangsung formal dan
pendengarnya cenderung massif. Umpan balik terbatasnya khususnya
verbal. Ciri-ciri komunikasi publik adalah terjadi ini tempat umum (public),
misalnya auditorium, kelas, tempat ibadah, atau tempat lainnya yang dihadiri
sejumlah besar orang. Komunikasi public sering bertujuan untuk
memberikan penerangan, menghibur, memberikan penghormatan, atau
membujuk.
2.3 Komunikasi Interpersonal
2.3.1 Definisi Komunikasi Interpersonal
Menurut Mulyana (2005:81) Komunikasi antarpribadi (interpersonal
communication) komunikasi antara orang-orang secara tatap-muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Komunikasi interpersonal
ini dilakukan yang hanya dua orang, seperti suami istri, anak ibu, sepasang
sahabat.
Sementara Barnlud (Wiryanto, 2004) komunikasi interpersonal
sebagai pertemuan antara dua, tiga orang, mungkin empat orang, yang
terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur. Menurut Devito (Effendy,
12
2003) mengemukakan komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan
oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil
orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan
umpan balik segera.
Melihat dari 3 ungkapan tersebut dapat disimpulkan bahwa
komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan dua orang yang
dilakukan dengan tatap muka/secara langsung untuk pembicaraan yang lebih
intim, spontan dan tidak berstruktur. Komunikasi interpersonal sangat
penting dilakukan dalam sebuah keluarga, karena keluarga yang baik itu
dibangun atas komunikasi yang baik.
2.3.2 Ciri Ciri Komunikasi Interpersonal
Ada beberapa ciri-ciri komunikasi interpersonal yang bisa kita lihat,
salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Buber (dalam Wood. 2013:23)
yang mengidentifikasikan ciri-ciri komunikasi interpersonal meliputi:
1. Selektif
Dalam kehidupan kita tidak mungkin langsung dapat membuka diri
dan langsung berkomunikasi terhadap sekitar yang baru kita kenal, contoh
ketika kita diwawancara kita akan menjawab pertanyaan sesuai jawaban
yang diajukan saja. Kita akan membuka diri dengan orang yang lebih kita
kenal dan akrab terlebih dahulu.
2. Sistematis
Komunikasi interpersonal dicirikan dengan sifat sistem karena dia
terjadi sistem yang bervariasi dan komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh
13
sistem, situasi, waktu, masyarakat, budaya, latar belakang personal dan,
sebagainya. Semua proses komunikasi terjadi dalam banyak sistem yang
memengaruhi makna.
3. Unik
Komunikasi interpersonal sangat unik, kita dapat menggantikan
seseorang dalam hal pekerjaan tetapi kita tidak bias menggantikan
keakraban, Menurut Nicholson yang dikutip oleh Julia T. Wood (2013:25)
Sekelompok sahabat pasti menciptakan pola unik sendiri dan bahkan istilah-
istilah yang hanya dimiliki oleh kelompok mereka sendiri. Keunikanya
terlihat ketika kita saat bersama siapa dan situasi seperti apa.
4. Processual
Komunikasi interpersonal adalah proses yang berkelanjutan, sebuah
hubungan persahabatan dan hubungan romantis menjadi lebih personal dari
masa ke masa dapat tumbuh lebih dalam dalam atau renggang seiring
berjalannya waktu. Semakin lama komunikasi akan berkembang dan
berubah sesuai apa yang kita lakukan, situasi pada dua orang yang
berinteraksi di masa lalu dan masa depan akan saling terkait. Seluruh proses
komunikasi yang kita alami terjadi dalam tiga dimensi, yaitu masa lalu yang
memengaruhi saat ini, masa kini yang merefleksikan masa lampau dan
menyusun masa depan, dan masa depan yang dibentuk oleh saat ini dan
masa lalu.
14
5. Transaksional
Proses transaksi antara beberapa orang adalah komunikasi
interpersonal. Sifat transaksional yang secara alami terjadi komunikasi
interpersonal berdampak pada tanggung jawab komunikator untuk
menyampaikan pesan secara jelas komunikasi yang baik tidak dapat
dibebankan pada satu pihak saja, maka baik komunikator maupun
komunikan bertanggung jawab terhadap efektivitas komunikasi.
6. Individual
Dalam suatu perkumpulan kita dapat melihat manusia sebagai individu
yang unik dan berbeda dengan orang lain saat terjadinya komunikasi
interpersonal. Kita belajar untuk memahami ketakutan dan harapan, masalah
dan kegembiraan, dan kemampuan dalam berinteraksi secara utuh bersama
orang lain. Ketika kepercayaan udah terbangun dengan baik, kita bisa
berbagai informasi yang sifatnya privasi pada orang lain.
7. Pengetahuan Personal
Komunikasi Interpersonal membantu perkembangan pengetahuan
personal dan wawasan kita terhadap interaksi manusia dengan cara
melakukan komunikasi terus menerus dan harus memahami pikiran serta
perasaan orang lain secara personal. Komunikasi interpersonal juga
membuka pemahaman kita untuk mengetahui kepribadian orang lain, ketika
hubungan yang dijalani semakin dalam kita membangun kepercayaan dan
belajar untuk berkomunikasi dengan cara yang membuat kita merasa
nyaman. Pemahaman personal dibangun sepanjang waktu, mampu
15
mendorong kita untuk memahami dan bersedia dipahami: kita berbagai
rahasia, ketakutan, dan pengalaman pribadi pada seseorang dipercaya, tapi
tidak pada semua orang.
8. Menciptakan Makna
Menurut Duck yang dikutip oleh Wood (2013:27) inti dari komunikasi
interpersonal adalah berbagi makna dan informasi antara dua belah pihak.
Kita tidak hanya bertukar kalimat, tetapi juga saling berkomunikasi, kita
menciptakan makna seperti kita memahami tujuan setiap kata dan perilaku
yang ditampilkan oleh orang lain. Komunikasi interpersonal melibatkan dua
tingkatan makna menurut Rogers dikutip oleh Wood (2013:28). Tingkat
pertama disebut dengan pemaknaan isi (content meaning), yang merujuk
pada arti sebenarnya. Misalnya ketika orangtua menyuruh anaknya yang
berumur lima tahun, “Bersihkan kamarmu sekarang!” kalimat tersebut
bermakna bahwa sang anak harus segera membersihkan kamarnya. Tingkat
kedua adalah pemaknaan hubungan (relationship meaning). Hal ini
menjelaskan hubungan yang terjadi antara komunikator dan komunikan.
Makna hubungan dari kalimat “Bersihkan kamarmu sekarang!” adalah
bahwa orangtua memiliki hak untuk memerintah anaknya; mereka memiliki
hubungan yang timpang.
Sedangkan menurut De vito (sugiyo, 2005:4) mengenai ciri-ciri
komunikasi interpersonal yang efektif, yaitu :
1. Keterbukaan (Openness), yaitu adanya kesediaan antara dua belah
pihak untuk membuka diri dan mereaksi kepada orang lain, merasakan
16
pikiran dan perasaan orang lain dan menanggapi dengan senang hati
informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi.
2. Empati (Empathy), yaitu suatu penghayatan atau kemampuan
seseorang untuk mengetahui perasaan orang lain atau turut merasakan
apa yang dirasakan orang lain.
3. Dukungan (Supportiveness), situasi yang terbuka untuk mendukung
komunikasi berlangsung efektif. Hubungan interpersonal yang efektif
adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung.
4. Rasa positif (Positiveness), yaitu kecenderungan bertindak kepada
komunikator dengan memberikan penilaian positif terhadap
komunikan dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk
interaksi yang efektif.
5. Kesamaan (Equality), kesamaan menunjukan kesetaraan antara
komunikator dan komunikan. Dalam komunikasi antar pribadi,
kesetaraan ini merupakan ciri yang penting dalam keberlangsungan
dan bahkan keberhasilan komunikasi antarpribadi serta ada pengakuan
secara diam–diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan
mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.
2.3.3 Jenis-Jenis Komunikasi Interpersonal
1. Komunikasi Diadik (Dyadic Communication)
Komunikasi berlangsung antara dua orang yakni seseorang sebagai
komunikator yang menyampaikan pesan dan seseorang menjadi komunikan
sebagai penerima pesan, karena perilaku komunikasinya dua orang maka
17
dialog yang terjadi berlangsung dengan intens. Komunikator memusatkan
perhatiannya pada komunikan. (Murtiadi, 2015)
2. Komunikasi Triadic (Triadic Communication)
Dalam komunikasi ini pelakunya terdiri dari tiga orang, komunikator
dan dua orang komunikan. Apabila dibandingkan maka komunikasi diadik
lebih efektif karena komunikator memusatkan pada seorang komunikan
sehingga dapat menguasai frame of reference komunikan sepenuhnya, serta
umpan balik yang berlangsung. (Murtiadi, 2015)
Dari kedua pendapat mengenai jenis komunikasi diadik memiliki
keterkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini yaitu tentang
komunikasi antara suami dan istri karena dialog yang terjadi berlangsung
dengan intens.
2.3.4 Tujuan Komunikasi Interpersonal
Menurut Riswandi (2009:87-88) tujuan komunikasi interpersonal ada 6
yaitu:
1. Mengenal Diri Sediri dan Orang Lain
Melalui komunikasi interpersonal kita dapat memperbincangkan diri
kita pada orang lain. Berbincang dengan orang lain membuat kita mengenal
diri kita sendiri serta memahami sikap dan perilaku kita. Dengan
membicarakan diri sendiri kepada oarng lain, kita akan mendapatkan
perspektif baru tentag diri kita dan memahami lebih dalam sikap dan
perilaku diri sendiri. Pada kenyataanya, persepsi kita sebagian besar
18
merupakan hasil yang kita pelajari dari kita sendiri, dan dari orang lain
melalui komunikasi antara pribadi.
2. Mengetahui Dunia Luar
Komunikasi interpersonal memungkinkan kita mengenal
lingkungan serta peristiwa-peristiwaa sosial dengan baik. Hampir semua
informasi yang kita miliki adalah hasil dari berinteraksi dengan orang lain.
Meskipun banyak informasi yang bisa didapatkan dari media massa tetapi
sesungguhnya informasi dari media massa tersebut dikonfirmasi dan
diperdalam melalui interaksi sosial.
3. Menciptakan dan Memelihara Hubungan Menjadi Lebih
Bermakna
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk sosial yanng harus
berinteraksi dengan orang lain maupun lingkungan lain untuk