Top Banner
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem yang memiliki suatu kesatuan yakni bentuk keterkaitan antara satu variabel dengan variabel lain dalam tatanan yang terstruktur, serta transportasi yakni kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Transportasi merupakan sebagai pemindahan barang atau manusia dari tempat asal ke tempat tujuan (Nasution, 1996). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan transportasi akan terjadi apabila dipenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut: a. Terdapat muatan yang diangkut. b. Tersedia alat angkut yang memadai. c. Terdapat fasilitas jalan dan jembatan yang akan dilalui. Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan pengangkutan dimulai, ke tempat tujuan dimana kegiatan pengangkutan diakhiri. Transportasi menyebabkan nilai barang lebih tinggi di tempat tujuan daripada di tempat asal, dan nilai ini lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutannya. Transportasi dikatakan sebagai derived demand yaitu permintaan yang timbul akibat adanya permintaan adanya jasa lain (Morlok, 1999). 2.1.1. Perencanaan Transportasi Tujuan perencanaan transportasi adalah mencari penyelesaian masalah transportasi dengan cara paling tepat dengan menggunakan sumber daya yang ada (Warpani,1990). Perencanaan transportasi dilakukan untuk memperkirakan jumlahserta lokasi kebutuhan akan transportasi pada tahun rencana yang dapat digunakanuntuk berbagai kebijakan investasi perencanaan transportasi. Perencanaan jugaberguna untuk berbagai perubahan di dalam sistem supaya bekerja dengan baik sehingga dapat menghasilkan keuntungan maksimum (Setiawati, 2015). Terdapat konsep menurut (Tamin,1995), yang digunakan dalam perencanaan transportasi adalah Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap (Four Step Models) yaitu:
24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

Aug 17, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transportasi

Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem yang

memiliki suatu kesatuan yakni bentuk keterkaitan antara satu variabel dengan

variabel lain dalam tatanan yang terstruktur, serta transportasi yakni kegiatan

pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Transportasi

merupakan sebagai pemindahan barang atau manusia dari tempat asal ke tempat

tujuan (Nasution, 1996). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

kegiatan transportasi akan terjadi apabila dipenuhi beberapa persyaratan sebagai

berikut:

a. Terdapat muatan yang diangkut.

b. Tersedia alat angkut yang memadai.

c. Terdapat fasilitas jalan dan jembatan yang akan dilalui.

Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan

pengangkutan dimulai, ke tempat tujuan dimana kegiatan pengangkutan diakhiri.

Transportasi menyebabkan nilai barang lebih tinggi di tempat tujuan daripada di

tempat asal, dan nilai ini lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk

pengangkutannya. Transportasi dikatakan sebagai derived demand yaitu

permintaan yang timbul akibat adanya permintaan adanya jasa lain (Morlok,

1999).

2.1.1. Perencanaan Transportasi

Tujuan perencanaan transportasi adalah mencari penyelesaian masalah

transportasi dengan cara paling tepat dengan menggunakan sumber daya yang ada

(Warpani,1990). Perencanaan transportasi dilakukan untuk memperkirakan

jumlahserta lokasi kebutuhan akan transportasi pada tahun rencana yang dapat

digunakanuntuk berbagai kebijakan investasi perencanaan transportasi.

Perencanaan jugaberguna untuk berbagai perubahan di dalam sistem supaya

bekerja dengan baik sehingga dapat menghasilkan keuntungan maksimum

(Setiawati, 2015). Terdapat konsep menurut (Tamin,1995), yang digunakan dalam

perencanaan transportasi adalah Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap

(Four Step Models) yaitu:

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

10

a. Model Bangkitan Pergerakan

b. Model Sebaran Pergerakan

c. Model Pemilihan Moda

d. Model Pemilihan Rute

2.1.2. Manajemen Transportasi

Manajemen transportasi adalah sebagai usaha dalam mencapai tujuan yang

telah ditentukan dengan penghasilan jasa angkutan oleh perusahaan angkutan

sedemikian rupa, sehingga dengan tarif yang berlaku dapat memenuhi

kepentingan umum. Menurut (Nasution,2008), pada umumnya manajemen

transportasi menghadapi tiga tugas utama yaitu:

a. Menyusun rencana dan program untuk mencapai tujuan dan misi

organisasi secara keseluruhan.

b. Meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan.

c. Dampak sosial dan tanggung jawab sosial dalam mengoperasikan

angkutan kota.

Masalah umum manajemen lalu lintas adalah bagaimana mencapai

optimalisasi kapasitas angkutan.Kapasitas angkutan adalah kemampuan suatu alat

angkut untuk memindahakan muatan atau barang dari suatu tempat ke tempat

tertentu. Unsur-unsur kapasitas angkutan terdiri dari:

a. Berat muatan

b. Jarak tempuh

c. Waktu yang dibutuhkan

Untuk pemanfaatan maksimum dari kapasitas angkutan, manajemen lalu lintas

harus mampu:

a. Mencapai efisiensi, operasional yang tinggi

b. Mencapai standar perawatan yang layak jalan dari kendaraan

c.Mencapai organisasi yang sehat dengan standar tanggung jawab manajemen

yang tinggi

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

11

2.1.3. Permintaan dan Penawaran Jasa Transportasi

a. Permintaan jasa transportasi

Menurut (Salim,1993), kebutuhan akan jasa transportasi ditentukan oleh

barang dan penumpang yang akan diangkut dari satu tempat ke tempat lain. Untuk

mengetahui berapa jumlah permintaan akan jasa angkutan yang sebenarnya

(actual demand) perlu dianalisis permintaan akan jasa-jasa transportasi sebagai

berikut:

1. Pertumbuhan penduduk

2. Pembangunan wilayah dan daerah

3. Industrialisasi

4. Transmigrasi dan penyebaran penduduk

5. Analisis dan proyeksi akan permintaan jasa transportasi

b. Penawaran Jasa Transporasi

Menurut (Salim,1993), penawaran jasa transportasi untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat ada kaitanya dengan permintaan akan jasa

transportasisecara menyeluruh. Tiap model transportasi mempunyai sifat

karakteristik dana aspek teknis yang berlainan, hal mana akan mempengaruhi

terhadap jasa angkutan yang ditawarkan oleh pengangkutan. Dari sisi penawaran

jasa angkutan dapat kita bedakan dari beberapa segi sebagai berikut:

1. Peralatan yang digunakan

2. Kapasitas yang tersedia

3. Kondisi teknis alat angkutan yang dipakai

4. Produksi jasa yang dapat diserahkan oleh perusahaan angkut

5. Sistem pembiayaan dalam pengoperasian alat angkut.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

12

2.2 Pengertian Angkutan dan Angkutan Umum

Pengertian Angkutan umum adalah angkutan penumpang yang dilakukan

dengan sistem sewa atau bayar dan tujuan diselenggarakannya angkutan umum

adalah memberikan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat

(Warpani,1990). Pengertian umum di sini adalah penumpang atau orang secara

umum, tidak membedakan strata sosial, umur, jenis kelamin, dan lain

sebagainya.Siapapun boleh menaiki angkutan umum asal mampu membayar

ongkos sesuai rute yang ditempuh ke tempat yang dituju. Demikian pula halnya

untuk angkutan barang, siapapun boleh melakukan angkutan barang dengan

kendaraan umum sesuai dengan tempat yang dituju asal mampu untuk membayar

ongkosnya .kendaraan umum untuk mengangkut barang atau orang dari satu

tempat ke tempat lain, yang disediakan oleh pribadi, swasta, atau pemerintah,

yang dapat digunakan oleh siapa saja dengan cara membayar atau sewa.

Terminologi angkutan umum dengan demikian tidak hanya untuk mengangkut

manusia saja, melainkan juga untuk mengangkut barang. Peranan Angkutan

biasanya sangat penting di kota kota besar karena dengan adanya angkutan umum

ini dapat mengefesiekan waktu dan mobilitas penumpang.

Pertama kali angkutan umum tercipta di dunia ini ,kurang lebih sejak 300

tahun lalu oleh Pascal. Pada saat itu kendaraan tersebut berupa gerbong untuk

penumpang yang di Tarik kuda di kota Paris pada tahun 1662, penyediaan kereta

ini pada awalnya tidak di pungut biaya namun lambat laun pada

perkembangannya zaman mulai di kenakan biaya. Revolusi industri yang

berkembang di Eropa (Perancis dan Inggris) telah membuat perkembangan kota

yang sedemikian pesat, yang memunculkan adanya pemisahan zona industri

(tempat bekerja) dan zona permukiman (rumah), sehingga timbul apa yang

disebut dengan fenomena urban sprawl, yakni fenomena bergeraknya area

permukiman kelas menengah ke atas ke daerah sub-urban, menjauhi kawasan

CBD (Central Business District) yang terjadi di Inggris pada tahun 1750.

Fenomena lain adalah adanya arus commuting atau komuter. Jam puncak (peak

hour) juga timbul akibat adanya penumpukan arus pagi (berangkat untuk bekerja)

dan arus sore (pulang), dan timbulnya efek-efek kongesti, seperti kemacetan dan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

13

kesemrawutan. Inggris mulai mengenalkan sistem transportasi massa pertamanya,

yakni dengan munculnya Omni Bus oleh George Shillibeer di kota London pada

1829. Omni Bus adalah kendaraan mirip gerbong beroda besar dengan pintu

masuk di belakang.

2.2.1 Sistem Angkutan Umum Penumpang

Menurut keputusan Keputusan direktorat Jenderal Perhubungan DaratNo.

SK.678/AJ.206/DRJD/2002,terdapat dua pemakaian angkutan umum penumpang

yaitu :

a. Sistem sewa yaitu kendaraan bisa dioperasikan baik oleh operator maupun

penyewa dalam hal ini tidak ada rute atau jadwal tertentu yang harus

diikuti oleh pemakai. Sistem ini sering disebut juga sebagai demand

responsive system, karena penggunaannya tergantung pada ada

permintaan.

b. Sistem pengggunaan bersamaan yaitu kendaraan dioperasikan oleh

operator dengan rute dan jadwal yang biasanya tetap. Sistem ini dikenal

dengan transit system.

Terbagi dua jenis system yaitu :

1. Para transit tidak ada jadwal yang pasti dan kendaraan yang dapat

berhenti (menaikkan-menurunkan penumpang) disepanjang rute-nya

2. Masa transit jadwal dan tempat pemberhentiannya lebih pasti.

Menurut (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,1996), sistem angkutan

umum penumpang yaitu angkutan yang dimiliki oleh operator yang bisa

digunakan untuk umum dengan persyaratan tertentu. Sistem angkutan penumpang

sendiri bisa dikelompokan menurut penggunaannya dan cara pengoperasiannya,

yaitu :

a. Angkutan pribadi yaitu angkutan yang dimiliki dan dioperasikan oleh dan

untuk keperluan pribadi pemilik dengan menggunakan prasarana baik

pribadi maupun prasarana umum

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

14

b. Angkutan umum yaitu angkutan yang dimiliki oleh operator yang bisa

digunakan untuk umum dengan pesyaratan tertentu

Dengan demikian jelas bahwa penggunaan angkutan umum pada suatu kota

ada dasar sangat di pengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu :

1. Kondisi perekonomian dari kota dimaksud dengan asumsi bahwa aspek

finansial adalah factor dominan yang mempengaruhi seseorang untuk

accessible

2. Kondsi pelyanan angkutan umum harus layak dan apik

2.3 Angkutan Umum Penumpang

Angkutan penumpang atau AUP adalah angkutan penumpang yg dilakukan

angkutan kota,dengan sistem sewa atau bayar , kereta api, angkutan air dan

angkutan udara. Tujuan utama AUP adalah menyelenggarakan pelayanan

angkutan yg baik dan layak untuk masyarakat-masyarakat di kota tersebut.

Ukuran pelayanan yg baik adalah aman, cepat, murah, dan nyaman. Ditinjau dari

perlalu-lintasan, AUP berarti pengurangan volume lalu-lintas kendaraan pribadi.

Campur tangan pemerintah dalam AUP bertujuan menjamin sistem operasi

yang aman bagi kepentingan masyarakat pengusaha jasa petugas pengelola,

angkutan, dan pengusaha jasa angkutan.angkutan lainnya.Mengarahkan agar

lingkungan tidak terganggu oleh kegiatan angkutan. Menciptakan persaingan

sehat dan menghindarkan kembaran yang tidak perlu .Membantu perkembangan

dan pembangunan nasional maupun daerah dengan meningkatkan pelayanan jasa

angkutan. Menjamin pemerataan jasa angkutan sehingga tidak ada pihak yang

merasa di rugikan dengan cara mengendalikan operasi jasa angkutan.

2.4 Fungsi dan manfaat Angkutan Umum Penumpang (transportasi)

1. Manfaat Sosial

Transportasi memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia yang

meliputi : Dalam kehidupan sosial / bermasyarakat ada bentuk hubungan yang

bersifat resmi, seperti hubungan antara lembaga pemerintah dengan swasta,

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

15

maupun hubungan yang bersifat tidak resmi, seperti hubungan keluarga, sahabat,

dan sebagainya. transportasi sangat membantu dalam menyediakan berbagai

fasilitas dan kemudahan, seperti:

a. Pelayanan untuk perorangan maupun kelompok

b. Pertukaran dan penyampaian informasi

c. Perjalanan pribadi maupun sosial

d. Mempersingkat waktu tempuh antara rumah dan tempat bekerja

e. Mendukung perluasan kota atau penyebaran penduduk menjadikelompok-

kelompok yang lebih kecil.

2. Manfaat Ekonomi

Manusia memanfaatkan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan

pangan, sandang, dan papan. Sumberdaya alam ini perlu diolah melalui proses

produksi untuk menjadi bahan siap pakai untuk dipasarkan, sehingga selanjutnya

terjadi proses tukar menukar antara penjual dan pembeli. Tujuan dari kegiatan

ekonomi adalah memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat.

Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang berhubungan dengan

peningkatan kebutuhan manusia melalui cara mengubah letak geografi orang

maupun barang. Dengan transportasi, bahan baku dibawa ke tempat produksi, dan

dengan transportasi pula hasil produksi dibawa ke pasar. Para konsumen datang

ke pasar atau tempat-tempat pelayanan yang lain (rumah sakit, pusat rekreasi,

pusat perbelanjaan dan seterusnya) dengan menggunakan transportasi.

3. Manfaat Politik

a. Transportasi menciptakan persatuan nasional yang semakin kuat dengan

meniadakan isolasi.

Transportasi mengakibatkan pelayanan kepada masyarakat dapat

dikembangkan atau diperluas secara lebih merata.

b. Keamanan negara sangat tergantung pada transportasi yang efisien untuk

memudahkan mobilisasi kemampuan dan ketahanan nasional, serta

memungkinkan perpindahan pasukan selama masa perang atau untuk

menjaga keamanan dalam negeri.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

16

c. Sistem transportasi yang efisien memungkinkan perpindahan penduduk

dari daerah bencana.

4. Manfaat Fisik

Transportasi mendukung perkembangan kota dan wilayah sebagai sarana

penghubung. Rencana tata guna lahan kota harus didukung secara langsung oleh

rencana pola jaringan jalan yang merupakan rincian tata guna lahan yang

direncanakan. Pola jaringan jalan yang baik akan mempengaruhi perkembangan

kota sesuai dengan rencana tata guna lahan. Ini berarti transportasi mendukung

penuh terhadap perkembanganfisik suatu kota atau wilayah.

2.5 Pelayanan Angkutan Umum Penumpang

Tujuan pelayanan angkutan umum adalah memberikan pelayanan yang

aman,cepat dan murah pada masyarakat yang mobilitasnya semakin meningkat

terutama pada paksawan dalam menjalankan kegiatannya. dengan kata lain adalah

efektifitas dan efisien (Warpani,2002). Peraturan Menteri Perhubungan Nomor :

KM. 49 Tahun 2005 Tentang Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) dapat

terwujudnya penyelenggaraan transportasi yangefektif dan efisien adalah sebagai

berikut :

a. Efektif dalam arti selamat, terhindarnya pengoperasian transportasi dari

kecelakaan akibat faktor internal transportasi. Keadaan tersebut dapat

diukur antara lainberdasarkan perbandingan antara jumlah kejadian

jumlah kecelakaan terhadapjumlah pergerakan kendaraan dan jumlah

penumpang dan atau jumlah barang.

b. Aksebilitas tinggi, dalam arti bahwa jaringan pelayanan transportasi

dapatmenjangkau seluas mungkin wilayah nasional dalam rangka

perwujudan wawasan nusantara dan ketahanan nasional. Keadaan

tersebut dapat diukur antara laindengan perbandingan antara panjang

dan kapasitas jaringan transportasi dengan luas wilayah yang dilayani.

c. Terpadu, dalam arti terwujudnya keterpaduan intramoda dan antarmoda

dalam jaringan prasarana dan pelayanan, yang melip[uti pembangunan,

pembinaan dan penyelenggaraannya sehingga lebih efektif dan efisien.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

17

d. Kapasitas mencukupi, dalam arti bahwa sarana dan prasarana

transportasi cukup tersedia untuk memenuhi permintaan pengguna jasa.

Kinerja kapasitas tersebut dapat diukur berdasarkan indikator sesuai

dengan karakteristik masing – masingmoda, antara lain perbandingan

jumlah sarana transportasi dengan jumlahpenduduk pengguna

transportasi, antara saran dan prasarana, antara penumpangkilometer

atau ton kilometer dengan kapasitas yang tersedia.

e. Teratur, dalam arti pelayanan transportasi yang mempunyai jadwal

waktukeberangkatan dan waktu kedatangan. Keadaan ini dapat diukur

antara lain dengan jumlah sarana transportasi berjadwal terhadap

seluruh sarana transportasi yang beroperasi.

f. Lancar dan Cepat, dalam arti terwujudnya waktu tempuh yang singkat

dengan tingkat keselamatan yang tinggi. Keadaan tersebut dapat diukur

berdasarkanindikator antara lain kecepatan kendaraan per satuan waktu.

g. Mudah dicapai, dalam arti pelayanan menuju kendaraan dan dari

kendaraan mudah dicapai oleh pengguna jasa melalui informasi yang

jelas, kemudahan mendapatkan tiket, dan kemudahan alih kendaraan.

Keadaan tersebut dapat diukur antara lain melalui indikator waktu dan

biaya yang dipergunakan dari tempat asal perjalanan kesarana

transportasi atau sebaliknya.

h. Tepat waktu, dalam arti bahwa pelayanan transportasi dilakukan dengan

jadwalyang tepat, baik saat keberangkatan maupun kedatangan,

sehingga masyarakatdapat merencanakan perjalanana dengan pasti.

Keadaan tersebut dapat diukurantara lain dengan jumlah

pemberangkatan dan kedatangan yang tepat waktuterhadap jumlah

sarana transportasi berangkat dan datang.

i. Nyaman, dalam arti terwujudnya ketenangan dan kenikmatan bagi

penumpangselama berada dalam sarana transportasi. Keadaan tersebut

dapat diukur dariketersediaan dan kualitas fasilitas terhadap standarnya.

j. Tarif Terjangkau, dalam arti terwujudnya penyediaan jasa transportasi

yang sesuai dengan daya beli masyarakat menurut kelasnya, dengan

tetap memperhatikan berkembangnya kemampuan penyedia jasa

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

18

transportasi. Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator

perbandingan antara pengeluaran rata – rata masyarakat untuk

pemenuhan kebutuhan transportasi terhadap pendapatan.

k. Tertib, dalam arti pengoprasian sarana transportasisesuai dengan

peraturan perundang – undangan yang berlaku dan norma atau nilai –

nilai yang berlaku di masyarakat. Keadaan tersebut dapat diukur

berdasarkan indikator antara lainperbandingan jumlah pelanggaran

dengan jumlah perjalanan.

l. Aman, dalam arti terhindarnya pengoperasian transportasi dari akibat

faktoreksternal transportasi baik dari gangguan alam, gangguan

manusia, maupungangguan lainnya. Keadaan tersebut dapat diukur

antara lain berdasarkanpertandingan antara jumlah terjadinya gangguan

dengan jumlah perjalanana.

m. Polusi rendah, dalam arti polusi yang ditimbulkan saran transportasi

baik polusi gas buang air, suara, maupun polusi getaran serendah

mungkin. Keadaan ini dapat diukur antara lain dengan perbandingan

antara tingkat polusi yang terjadi terhadap ambang batas polusi yang

telah ditetapkan.

n. Efisien, dalam arti mampu memberikan manfaat yang maksimal

denganpengorbanan tertentu yang harus ditanggung oleh pemerintah,

operator, masyarakat dan lingkungan, atau memberikan manfaat

tertentu dengan pengorbanan minimum. Keadaan ini dapat diukur

antara lain berdasarkan perbandingan manfaat dengan besarnya biaya

yang dikeluarkan.

2.6 Pelayanan Trayek Angkutan Kota

Pelayanan Trayek Angkutan Kota Angkutan umum kota beroperasi menurut

trayek kota yang sudah ditentukan. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan

No. 35 tahun 2003, pelayanan angkutan kota dilaksanakan dalam jaringan trayek

kota, yaitu trayek kota seluruhnya berada dalam satu daerah kota Kota atau

wilayah ibukota Kabupaten.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

19

Pelayanan angkutan kota dapat diselenggarakan dengan ciri-ciri

sebagaiberikut:

1. Trayek Utama :

a. Mempunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam

perjalananpada kartu pengawasan kendaraan yang dioperasikan;

b. Melayani angkutan antar kawasan utama, antara kawasan utama

danpendukung dengan ciri melakukan perjalanan ulang-alik secara

tetap;

c. Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat-

tempatuntuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang telah

ditetapkan untukangkutan kota.

2. Trayek Cabang :

a. Berfungsi sebagai trayek penunjang terhadap trayek utama;

b. Mempunyai jadwal tetap sebagaimana tercantum dalam jam

perjalananpada kartu pengawasan kendaraan yang dioperasikan;

c. Melayani angkutan pada kawasan pendukung dan antara

kawasanpendukung dan permukiman;

d. Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat-

tempatuntuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang telah

ditetapkan untuk angkutan kota.

3. Trayek Ranting :

a. Tidak mempunyai jadwal tetap;

b. Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat-

tempatuntuk menaikkan dan menurunkan punumpang yang telah

ditetapkan untukangkutan kota

c. Melayani angkutan dalam kawasan permukiman;

4. Trayek Langsung :

a. Mempunyai jadwal tetap sebagaimana tercantum dalam jam

perjalanan pada kartu pengawasan kendaraan yang dioperasikan;

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

20

b. Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat-

tempatuntuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang telah

ditetapkan untukangkutan kota;

c. melayani angkutan antara kawasan utama dengan kawasan

pendukungdan kawasan permukiman.(KM Perhubungan No. 35/2003)

Sumber :KM Perhubungan No.35 Tahun 2003

Menurut (Setijowarno dan Frazila,2001), trayek pelayanan angkutankota

dipengaruhi oleh data perjalanan, penduduk dan penyebarannya, serta kondisi

fisik daerah yang akan dilayani oleh angkutan kota.Umumnya dalam suatu

wilayah Kota terdapat beberapa buah trayek dimana masing-masing trayek

mempunyai rute tersendiri yang harus dilewati olehangkutan kota. Sistem jaringan

rute di perkotaan biasanya terbagi menjadi duakelompok (Setijowarno dan

Frazila,2001), yaitu:

1. Jaringan rute yang terbentuk secara evolusi yang pembentukannya

dimulai oleh pihak-pihak pengelola secara sendiri-sendiri.

2. Jaringan rute yang terbentuk secara menyeluruh, yang dilakukan oleh

pengelola angkutan massal secara simultan dan bersama-sama.

Tetapi menurut Keputusan Menteri Keputusan Menteri Perhubungan KM. 35

(2003), ada beberapa jenis trayek yaitu :

a. Trayek lintas batas negara, yaitu trayek yang melalui batas negara

b. Trayek antar kota antar propinsi, yaitu trayek yang melalui lebih dari satu

daerah propinsi

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

21

c. Trayek antar kota dalam propinsi, yaitu trayek yang melalui antar daerah

kabupaten dan kota dalam satu daerah propinsi

d. Trayek kota, yaitu trayek yang keseluruhannya berada dalam kota

e. Trayek perdesaan, yaitu trayek yang keseluruhannya berada dalam kabupaten

f. Trayek perbatasan, yaitu trayek antar perdesaan yang berbatasan, yang

keseluruhannya berada di daerah propinsi atau antar daerah propinsi. Kumpulan

trayek yang menjadi satu kesatuan pelayanan angkutan orang disebut jaringan

trayek (Keputusan Menteri Perhubungan KM 35, 2003). Faktor yang digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan jaringan trayek adalah pola tata

guna lahan. Pelayanan angkutan umum penumpang diusahakan mampu

menyediakan aksesibilitas yang baik. Aksesibilitas adalah ukuran kenyamanan

atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama

lainnya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi (Tamin,2000).

Lintasan trayek angkutan umum diusahakan melewati tata guna lahan dengan

potensi permintaan yang tinggi.Demikian juga lokasi-lokasi yang potensial

menjadi tujuan berpergian diusahakan menjadi prioritas pelayanan.

2.7 Fungsi Transportasi

Fungsi transportasi (pengangkutan) memegang peranan penting dalam usaha

mencapai tujuan pengembangan ekonomi dalam suatu bangsa. Adapun tujuan

pengembangan ekonomi yang bisa diperkenankan oleh jasa transportasi adalah:

1. Meningkatkan pendapatan nasional, disertai dengan distribusi yang

merata antara penduduk, bidang usaha dan daerah.

2. Meningkatkan jenis dan jumlah barang jadi dan jasa yang dapat

dihasilkan para konsumen, industri dan pemerintah.

3. Mengembangkan industrial nasional yang dapat menghasilkan devisa

serta mensupply pasaran dalam negeri

4. Menciptakan dan memelihara tingkatan kesempatan kerja bagi

masyarakat. Ada peranan transportasi dalam kegiatan non-ekonomis

yaitu sebagai sarana mempertinggi integritas bangsa, transportasi

menciptakan dan meningkatkan standar kehidupan masyarakat

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

22

secarakeseluruhan,mempertinggiKetahananNasionalBangsaIndonesia(

Hankamnas) dan menciptakan pembangunan nasional.

Fungsi lain transportasi adalah untuk mengangkut penumpang dan barang

dari satu tempat ke tempat lain. Kebutuhan akan angktan penumpang tegantung

fungsi bagi kegunaan seseorang (personal place utility). Peranan transportasi tidak

hanya untuk melancarkan barang atau mobilitas manusia.Tansportasi juga

membantu tercapainya pengalokasian sumber-sumber ekonomi secara

optimal.Transportasiberfungsi sebagai sektor penunjang pembangunan (the

promotion sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan

ekonomi.

2.8 Kebutuhan Angkutan Umum Penumpang

Menurut (Munawar,2005) menyatakan bahwa tuntutan bahwa pemakai

kendaraan angkutan pada dasarnya menghendaki tingkat pelayan yang cukup

memadai, baik waktu tempuh, waktu tunggu maupun keamanan dan kenyamanan

yang terjamin selama perjalanan. Hal ini dapat dipenuhi bila penyediaan armada

angkutan umum penumpang berada pada garis yang seimbang dengan pernintaan

jasa angkutan umum.

Jumlah armada yang ‘tepat’sesuai dengan kebutuhan sulit di pastikan, yang

dapa dilakukan adalah jumlah yang mendekati besarnya kebutuhan.Ketidak

pastian itu disebabkan oleh pola pergerakan penduduk yang tidak merata

sepanjang waktu, misalya pada saat jam –jam sibuk permintaan tinggi, dan pada

saat sepi permintaan rendah. (munawar,2005)

Jumlah kebutuhan angkutan dipengaruhi oleh :

1. Jumlah penumpang pada jam puncak

2. Kapasitas kendaraan

3. Standar beban tiap kendaraan

Sistem penyediaan kebutuhan angkutan umum merupakan keinginan dari

berbagai lapisan masyarakat.Keinginan itu ditunjukan terhadap aspek

keselamatan, kecepatan dan kemudahan, sehingga tersediayanya angkutan umum

maka kompetisi antar moda tidap dapat dicegah. Jika kompetisi ini tidak rendah,

akan menimbulkan efek negative terhadap kualitas pelayanan maupun kualitas

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

23

lingkuangan dan terutama akan mempengaruhi kebijaksanaan finansial dan

ekonomi, (Munawar :2005)

2.9 Analisis Kinerja Angkutan Umum

Kinerja angkutan umum adalah hasil kerja dari angkutan umum dalam

berjalan untuk melayani segalakegiatan masyarakat untuk bepergian atau

beraktivitas.Kinerja angkutan umum banyak dipengaruhi oleh perilaku para

pengemudi dalam menjalankan armada baik dalam mengatur kecepatan, waktu

perjalanan maupun dalam pelayanan penumpang.Selain itu, kinerja penumpang

juga dipengaruhi karakteristik jalan atau atau rute yang dilalui angkutan. Makna

kinerja berarti menggambarkan kondisi kemampuan kinerja suatu sistem untuk

melayani kebutuahn orang lain. Semakin tinggi tingkat suatu kinerja, maka

semakin baik pula pelayanan (Pratomo,2013).

Menurut (Warpani,2002),beberapa cara dapat di tempuh dalam

meningkatkan kapasitas pelayanan angkutan, yaitu :

a. Memperbesar kapasitas pelayanan dengan menambar armada.

b. Penawaran pemilihan moda, dengan sendiri menyangkut alternatif

lintasan.

c. Mengatur waktu pembagian waktu pelayanan

d. Mengurangi permintaan, misalnya dengan biaya tinggi.

Menyeseuaikan dengan biaya pelayanan sesuai dengan watak permintaan,

termasuk mendorong permintaan kejenis pelayanan tertentu dengan menurunkan

biayanya dan upaya mengurangi permintaan yang sulit dilayani dengan

meningkatkan biaya.Sebagaimana diketahui untuk melakukan penelitian

sebelumnya harus mengetahui penelitian sebelumnya, di bawah ini contoh

pengerjaan penelitian berhubungan dengan evaluasi kinerja angkutan umum.

Nama Judul Metode

shidqi faris Evaluasi Terminal Penumpang pada Terminal Batu Ampar Samboja Survey

Siti

Mutiarra

Stufi Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Penumpang Trayek A

Malang

Survey

Athohillah Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Penumpang kota Banyuwangi Survey

Sumber : Hasil Survey

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

24

Di atas ini merupakan contoh-contoh studi sebelumnya yang isi nya

membahas kinerja angkutan umum penumpang dengan akhirnya mendapatkan

indikator total.

2.10 Prasyarat Angkutan Umum

Menurut (Departemen Perhubungan Darat,2002), dalam mengoperasikan

kendaraan angkutan mobil penumpang umum, operator harus memenuhi dua

prasyarat minimum pelayanan,yaitu prasyarat umum dan prasyarat khusus.

a. Prasyarat Umum:

1. Waktu tunggu di pemberhentian rata-rata 5-10 menit dan

maksimum 10-20 menit

2. Jarak untuk mencapai perhentian di pusat kota 300-500 m, untuk

pinggiran kota 500-1000 m

3. Pergantian rute dan moda pelayanan, jumlah pergantian rata-rata 0-

1,maksimum 2.

4. Lama perjalanan ke dan dari tempat tujuan setiap hari, rata-rata

1,0-1,5 jam,maksimum 2-3 jam

5. Biaya perjalanan,yaitu persentase perjalanan terhadap pendapatan

rumah tangga.

b. Prasyarat khusus

1. Faktor layanan

2. Faktor keamanan penumpang

3. Faktor kemudahan penumpang mendapatkan angkutan

4. Faktor lintasan

2.11 Permintaan (demand) dan Penawaran (supply) Transportasi

a. Permintaan (demand)

Permintaan akan perjalanan mempunyai keterkaitan yang besar dengan

aktivitas yang ada dalam masyarakat. Pada dasarnya permintaan atas jasa

transportasi merupakan cermin kebutuhan akan transport dari pemakai sistem

tersebut, baik untuk angkutan manusia maupun angkutan barang dan karena itu

permintaan jasa akan transport merupakan dasar yang penting dalam

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

25

mengevaluasi perencanaan transportasi dan desain fasilitasnya. Semakin banyak

dan pentingnya aktivitas yang ada maka tingkat akan kebutuhan perjalananpun

meningkat.

Pada dasarnya permintaan akan jasa transportasi merupakan cerminan

akankebutuhan transportasi dari pemakai system tersebut, pada dasarnya

permintaan jasa transportasi diturunkan dari :

1. Kebutuhan seseorang untuk berjalan dari suatu lokasi ke lokasi

lainnya untuk melakukan kegiatan.

2. Permintaan akan angkutan barang tertentu agar tersedia tempat yang

diinginkan. Dalam mengakomodasi permintaan akan perjalanan

tentunya diperlukan biaya(harga) Permintaan akan transportasi timbul

dari perilaku manusia akan perpindahan manusia atau barang yang

mempunyai ciri-ciri khusus. Ciri-ciri khusus tersebut bersifat tetap dan

terjadi sepanjang waktu. Ciri-ciri tersebut mengalami jam-jam puncak

pada pagi hari saat orang-orang memulai aktivitas dan pada waktu

sore hari ketika pulang dari tempat kerja. Tidak mengalami titik-titik

puncak namun juga titik terendah pada hari-hari tertentu dalam

setahun. Kebutuhan dan perilaku yang tetap ini menjadi dasar

munculnya permintaan transportasi.

b. Penawaran (supply)

Trasportasi dalam pendekatan teori mikro ekonomi standar supply dan

demanddikatakan berada pada kompetisi sempurna bila terdiri dari sejumlah besar

pembeli dan penjual, dimana tidak satupun penjual maupun pembeli yang dapat

mempengaruhi secara disproposional harga dari barang demikian juga hal

transportasi. Dikatakan mencapai kompetisi sempurna bila tarif atau biaya

transportasi tidak dipengaruhi oleh pihak penumpang maupun penyadia sarana

transportasi. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa supply dirasa cukup, bila

permintaan terpenuhi tanpa adanya pengaruh dalam tarif perjalanan baik dari

penyedia transportasi maupun penumpang. Ada kecenderungan bahwa semakin

meningkatnya permintaan perjalanan yang membesar volume perjalanan akan

memperbesar tarif perjalanan. Meningkatnya volume perjalanan akan

mengakibatkan antrian jadwal perjalanan, waktu pengambilandan penurunan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

26

penumpang, kepadatan lalu lintas dan lainnya. Akibatnya lebih lanjut dari

meningkatnya waktu perjalanan adalah meningkatnya tarif perjalanan akibat

peningkatan bahan bakar yang dibutuhkan.

c. Hubungan antara Permintaan dan Penawaran

Dalam pemikiran secara ekonomi yang sederhana, proses pertukaran barang

dan jasa dapat terjadi sebagai akibat dari kombinasi antara permintaan dan

penawaran. Titik keseimbangan kombinasi dua hal tersebut menjelaskan harga

barang yangdiperjualbelikan serta jumlahnya dipasaran. Titik keseimbangan

didapat jika biaya marginal produksi dan penjualan tersebut.

2.12 Jenis Alat Transportasi

Jenis Alat Transportasi berdasarkan unsur-unsur transportasi maka dapat

dibedakan beberapa moda atau jenis-jenis transportasi sebagai berikut

(Kamaluddin,2003):

a. Transportasi Darat (Land Transport)

Transportasi darat merupakan suatu transportasi yang terjadi atas dua jenis

yakni transportasi jalan raya (road transport) dan transportasi jalan rel (rail

transport). Adapun macam-macam transportasi ini antara lain:

1. Transportasi jalan raya merupakan transportasi jalan raya adalah suatu alat

transportasi yang difungsikan manusia yang terdiri dari binatang, sepeda, sepeda

motor, becak, mobil, bus, truk, dan kendaraan bermotor lainnya. Jalan yang

difungsikan yang terdiri dari jalan setapak, jalan tanah, jalan kerikil dan jalan

aspal. Tenaga penggerak yang digunakan adalah tenaga manusia, tenagabinatang,

tenaga uap, BBM dan diesel.

2. Transportasi jalan rel merupakan transportasi jalan rel merupakan alat angkut

yang difungsikan berupa kereta api dengan menggunakan rel baja dan digerakkan

berupa tenaga uap, diesel, dan tenaga listrik.

b. Transportasi Air (Water Transport)

Transportasi melalui air merupakan suatu transportasi yang terdiri dari

transportasi air di pedalaman (inland transport) dan transportasi laut

(oceantransport). Adapun macam-macam transportasi air yakni:

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

27

1. Transportasi air pedalaman merupakan alat angkutan yang difungsikan pada

transportasi air pedalaman yang terdiri dari sampan, kano, motor boat dan kapal

yang berjalan di sungai, kanal dan danau dengan menggunakan pendayung, layar,

tenaga uap, BBM, dan diesel.

2. Transportasi laut merupakan suatu transportasi yang menggunakan alat

angkutan di dalam transportasi laut diantaranya perahu, kapal api/uap, dan kapal

mesin yang dilalui adalah laut, samudera, dan teluk. Sedangkan tenaga

penggerakyang digunakan antara lain adalah tenaga uap, BBM dan diesel.

c. Transportasi Udara (Air Transport)

Transportasi udara merupakan alat angkutan yang mutakhir dan tercepat.

Transportasi udara ini menggunakan pesawat udara dengan segala jenisnya

sebagai alat transportasi dan udara atau ruang angkasa sebagai jalannya.

Pemilihan penggunaan moda transportasi tergantung dan ditentukan oleh beberapa

faktor, yaitu:

a. Segi Pelayanan

b. Keandalan dalam bergerak

c. Keselamatan dalam perjalanan

d. Biaya

e. Jarak Tempuh

f. Kecepatan Gerak

g. Keandalan

h. Keperluan

i. Fleksibilitas

j. Tingkat Populasi

k. Penggunaan Bahan Bakar

Masing-masing moda transportasi menurut (Setijiwarno,2001), memiliki ciri

ciri yang berlainan, yakni dalam hal:

a. Kecepatan, menunjukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

bergerakantara dua lokasi.

b. Tersedianya pelayanan (availability of service), menyangkut kemampuan untuk

menyelenggarakan hubungan antara dua lokasi.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

28

c. Pengoperasiaan yang diandalkan (dependability of operation), menunjukan

perbedaan-perbedaan yang terjadi antara kenyataan dan jadwal yang ditentukan.

d. Kemampuan (capability), merupakan kemampuan untuk dapat

menanganisegala bentuk dan keperluan akan pengangkutan.

e. Frekuensi adalah banyaknya gerakan atau hubungan yang dijadwalkan.

2.13 Standar Kinerja Angkutan Kota

Bruton mengemukakan derajat layanan/kinerja yang ditawarkan

olehberbagai moda angkutan adalah faktor yang patut diperhitungkan

pengaruhnyapada pilihan moda angkutan. Dilain pihak, waktu perjalanan dan

banyaknya uangyang dibelanjakan untuk angkutan umum maupun pribadi juga

berpengaruh padapilihan moda angkutan. (Bruton dalam Andrian, 2008),

Indikator kinerja angkutan umum,umumnya berbentuk ratio (angka

perbandingan) yang terdiri dari dari angka-angka yang diperoleh dari sitem

informasi maupun data base, baik dari segi keuangan (biaya, pendapatan) maupun

dari segi operasional jumlah perjalanan, waktu tempuh dan lain-lain. Baik atau

buruk suatu kinerja pada angkutan umum akan memberikan dampak pada kualitas

pelayanan yang dapat dirasakan oleh para penggunanya.

Menurut standar Dinas Perhubungan, dalam mengoperasikan angkutan

umum, operator harus memenuhi syarat yang ditetapkan Pemerintah dalam

pelayanan angkutan umum perkotaan.

2.14 Kapasitas dan Ukuran Penumpang

Kapasitas kendaraan menyatakan jumlah penumpang yang dapat diangkut

dalamuntuk melakukan evaluasi tentang kinerja operasi dari angkutan kota,

khususnya mobil penumpang dapat dilakukan melalui beberapa peralatan analisis

sebagai berikut:

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

29

Tabel 2.1 Indikator Kinerja Pelayanan Angkutan Umum Menurut Departemen

Perhubungan.

Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 1996

No Kriteria Standar Satuan

1 Waktu Antara (Headway)

- Rata-rata 5 – 10 Menit

- Maksimum 10 – 20 Menit

2 Waktu Menunngu 5 – 10 Menit

3 Jarak Jalan Kaki ke Shelter

- Wilayah Padat 300 – 500 Meter

- Wilayah Kurang Padat 500 – 1000 Meter

4 Jumlah Pergantian Moda

- Rata-rata 0 – 2

- Maksimum 2

5 Waktu Tempuh

- Rata-rata 1 – 1.5 Jam

- Maksimum 2 – 3 Jam

6 Kecepatan Perjalanan Kendaraan

- Daerah Padat 10 – 12 km/jam

- Daerah Jalur Khusus Angkutan 15 – 18 km/jam

- Daerah Kurang Padat 25 km/jam

7 Biaya Perjalanan

- Dari Pendapatan Rumah Tangga 10 %

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

30

Tabel 2.2 Indikator Standart Pelayan Angkutan Umum

No Parameter Nilai Satuan Standart Nilai

Kurang=1 Sedang=2 Baik=3

1 Load faktor jam sibuk % >100 70-100 <70

2 Load faktor jam tidak sibuk % >100 70-100 <70

3 Kecepatan perjalanan km/jam <5 6-10 >10

4 Headway Menit >15 10-15 <10

5 Waktu perjalanan menit/km >12 6-12 <6

6 Waktu pelayan Jam <13 13-15 15

7 Frekuensi kend/jam <4 4-6 >6

8 Jumlah kendaraan operasi % <80 80-89 90-100

9 Waktu tunggu Detik >120 61-199 <60

10 Jumlah penumpang kndr/hari <180 180-250 >250

11 Waktu sirkulasi Menit >120 120-60 <60

Sumber: SK Dirjen No. 687/AJ.206/DRJD/2002

a. Kecepatan

Menurut (Hoobs,1995), kecepatan diartikan sebagai perbandingan antara

jarak yang ditempuh dengan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak

tersebut. Sedangkan waktu tempuh adalah waktu yang ditempuh untuk menempuh

suatu perjalanan.

Dirjen Bina Marga dalam buku Panduan Survai dan Perhitungan Waktu

Perjalanan Lalu Lintas (1990) mendefinisikan bahwa kecepatan adalah tingkat

pergerakan lalu lintas atau kendaraan tertentu yang sering dinyatakan dalam

kilometer per jam. Kecepatan perjalanan adalah kecepatan rata-rata kendaraan

antara dua titik tertentu di jalan, yang dapat ditentukan dari jarak perjalanan dibagi

dengan total waktu perjalanan termasuk tundaan (Dirjen-Hubdat,2001)

Kecepatan adalah laju perjalanan yang biasanya dinyatakan dalam km/jam

atau dapat dinyatakan dengan rumus (Safe, 2015):

Dimana:

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

31

b. Jarak Antara (Headway)

Headway Menurut (Morlok,1985), headway adalah interval waktu antara

saat bagian depan kendaraan melalui suatu titik dengan saat dimana bagian depan

kendaraan berikutnya melalui titik yang sama.

Headway yaitu waktu antara kedatangan atau keberangkatan dari

kendaraan pertama dan kedatangan atau keberangkatan dari kendaraan berikutnya

yang diukur pada suatu titik tertentu. (Napitupulu,1999) besaran waktu tunggu

ditentukan oleh headway angkutan kota dari terminal, ukuran angkutan kota,

waktu tempuh angkutan kota dan faktor muatan angkutan tersebut. Hubungan

waktu tunggu berdasarkan headway rata-rata keberangkatan angkuta kota dari

terminal dengan asumsi penumpang dapat naik pada angkutan kota yang pertama

datang.

Dimana:

c. Faktor Muat (Load Factor)

Dalam Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di

Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur (2002), mendefinisikan

faktor muat (load factor) merupakan perbandingan antara kapasitas terjual dan

kapasitas tersedia untuk satu perjalanan yang dinyatakan dalam persen (%)(Safe,

2015). Faktor muat atau load factor didefinisikan sebagai perbandingan antara

jumlah penumpang dengan kapasitas tempat duduk angkutan umum yang tersedia

(Morlok, 1988).

Dimana:

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasieprints.umm.ac.id/51711/3/BAB II.pdf9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Menurut (Munawar,2005), sistem transportasi merupakan sistem

32

d. Waktu Tempuh

Waktu tempuh Menurut (Tamin,2003), waktu tempuh adalah waktu total

perjalanan yang diperlukan, termasuk berhenti dan tundaan dari suatu tempat

ketempat lain melalui rute tertentu. Total waktu yang digunakan untuk melayani

suatu trayek tertentu dalam sekali jalan, termasuk tundaan, waktu berhenti untuk

menaikkan dan menurunkan penumpang.

e. Frekuensi

Frekuensi adalah banyaknya kendaraan penumpang umum per satuan

waktu, yang besarannya dinyatakan dalam kendaraan/jam atau kendaraan/hari.

Dimana: