8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Papilloma Virus Gambar 2.1 Human Papilloma Virus (Borruto and Marc, 2012) Human papilloma virus (HPV) adalah virus berukuran kecil sekitar 8000 pasang basa. Strukturnya berbeda dengan virus lainnya, HPV berbentuk bulat, sekilas menyerupai bola golf. Untuk beradaptasi dengan tubuh host, HPV memerlukan sel yang aktif membelah dan berdiferensiasi. Oleh karena itu, sel yang telah terdiferensiasi sempurna pada permukaan kulit tidak digunakan oleh virus ini. HPV memerlukan akses menuju sel pada tahap sel yang sedang berkembang, yaitu saat berada di lapisan basal (Dunleavay, 2009). Genom HPV hanya mengkode 8 jenis protein (Dunleavey, 2009). Protein ini terbagi menjadi “early” (E) dan “late” (L). Early protein diekspresikan selama tahap awal infeksi virus, dan late protein diekspresikan pada tahap selanjutnya. Hipotesis terbaru mengatakan bahwa HPV memasuki tubuh melalui area epidermis yang rentan dan tipis, seperti zona transformasi pada serviks atau anus, atau melalui mikro-abrasi
24
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Papilloma Virus II.pdfTabel 2.2.2 Klasifikasi Stadium Klinis Kanker Serviks Menurut International Federation of Gynecology and Obstetric (FIGO) (FIGO,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Human Papilloma Virus
Gambar 2.1 Human Papilloma Virus (Borruto and Marc, 2012)
Human papilloma virus (HPV) adalah virus berukuran kecil sekitar 8000 pasang
basa. Strukturnya berbeda dengan virus lainnya, HPV berbentuk bulat, sekilas
menyerupai bola golf. Untuk beradaptasi dengan tubuh host, HPV memerlukan sel
yang aktif membelah dan berdiferensiasi. Oleh karena itu, sel yang telah
terdiferensiasi sempurna pada permukaan kulit tidak digunakan oleh virus ini. HPV
memerlukan akses menuju sel pada tahap sel yang sedang berkembang, yaitu saat
berada di lapisan basal (Dunleavay, 2009).
Genom HPV hanya mengkode 8 jenis protein (Dunleavey, 2009). Protein ini
terbagi menjadi “early” (E) dan “late” (L). Early protein diekspresikan selama tahap
awal infeksi virus, dan late protein diekspresikan pada tahap selanjutnya. Hipotesis
terbaru mengatakan bahwa HPV memasuki tubuh melalui area epidermis yang rentan
dan tipis, seperti zona transformasi pada serviks atau anus, atau melalui mikro-abrasi
9
pada epitelium yang terjadi selama aktivitas seksual. Ketika virus memasuki sel yang
aktif membelah pada membran basal, virus akan mengambil alih kontrol terhadap sel
untuk mereplikasi materi genetiknya dan mengekspresikan protein HPV. Sementara
itu, virus tidak menganggu pembelahan sel normal lainnya. Tetapi, karena virus
sangat bergantung pada pembelahan sel secara kontinyu untuk multiplikasi dirinya
sendiri, virus mengekspresikan protein tertentu (early protein) yang berperan untuk
menginhibisi diferensiasi seluler dan menstimulasi proliferasi sel secara kontinyu
(Dunleavay, 2009).
2.2 Kanker Serviks
Kanker serviks adalah kanker dengan angka kejadian terbesar kedua di dunia.
Lebih dari 500.000 wanita di seluruh dunia didiagnosa menderita kanker serviks tiap
tahunnya dan hampir setengahnya meninggal karena penyakit ini. Sebelum
ditemukannya prosedur Pap smear pada tahun 1940-an, kanker serviks merupakan
kanker yang paling mematikan pada wanita di Amerika. Sejak skrining preventif
ditemukan, insiden kanker serviks menurun hingga 75 persen. Hingga saat ini, sekitar
10.000 hingga 13.000 wanita Amerika didiagnosa kanker serviks setiap tahunnya,
dan sekitar sepertiganya mengalami kematian (Spencer, 2007).
Serviks adalah bagian bawah, bagian ujung sempit dari uterus yang menuju
vagina. Kanker serviks terjadi ketika sel serviks mulai membelah tak terkontrol. Sel
yang membelah secara abnormal membentuk suatu massa disebut tumor. Sebagai sel
yang terus menerus membelah, sel dapat menginvasi ke jaringan normal di
10
sekelilingnya. Sel dapat memutuskan diri dari tumor primer dan menyebar pada situs
yang jauh di dalam tubuh, proses ini disebut metastasis (Spencer, 2007).
Seperti kanker lainnya, terdapat beberapa faktor risiko yang diasosiasikan
dengan perkembangan kanker serviks. Faktor risiko tersebut diantaranya adalah
merokok, makanan rendah nutrien dan vitamin tertentu, dan riwayat keluarga yang
terkena kanker serviks. Terdapat satu faktor yang berkorelasi kuat dengan kanker
serviks, yaitu infeksi human papillomavirus (HPV). HPV ditransmisikan melalui
hubungan seksual (Spencer, 2007).
Terdapat dua tipe utama dari kanker serviks. Tipe yang umum ditemukan adalah
karsinoma sel squamosa yang melibatkan lini epitel squamosa dari ektoserviks.
Sekitar 20% dari kanker serviks merupakan tipe adenokarsinoma yang melibatkan sel
epitel glandular yang tersebar di sepanjang kanal endoserviks (Dunleavay, 2009).
2.2.1 Gejala dan Tanda Kanker Serviks
Lesi kanker serviks yang sangat dini dikenal sebagai servikal intraepitelial
neoplasia (Cervical Intraepithelial Neoplasia = CIN) yang ditandai dengan adanya
perubahan displatik epitel serviks. Walaupun telah terjadi invasi sel tumor ke dalam
stroma, kanker serviks masih mungkin tidak menimbulkan gejala, tanda dini kanker
serviks tidak spesifik seperti adanya sekret vagina yang agak banyak dan kadang-
kadang dengan bercak perdarahan. Pada stadium lanjut ketika tumor telah menyebar
keluar dari serviks dan melibatkan jaringan di rongga pelvis dapat dijumpai tanda lain
seperti nyeri yang menjalar ke pinggul atau kaki (Aziz dkk., 2006).
11
2.2.2 Stadium Kanker Serviks
Penetapan stadium kanker serviks penting dalam memperkirakan penyebaran
penyakit dan merupakan faktor kunci dalam penentuan terapi yang tepat. Pembagian
ini didasarkan atas pemeriksaan klinik (Williams and Wilkins, 2001).
Tabel 2.2.2 Klasifikasi Stadium Klinis Kanker Serviks Menurut International
Federation of Gynecology and Obstetric (FIGO) (FIGO, 2000).
Stadium Kriteria
0 Karsinoma in-situ atau karsinoma intraepitel
I Kanker terbatas pada serviks (perluasan ke korpus uterus diabaikan)
IA Kanker invasif hanya didiagnosis secara mikroskopis
IA1 Ukuran invasi stroma kedalamannya < 3 mm dan lebarnya ≤ 7 mm
IA2 Ukuran invasi stroma kedalamannya 3-5 mm dan lebarnya ≤ 7 mm
IB Lesi klinis mengurung serviks atau lesi preklinis yang melebihi stadium IA
IB1 Ukuran lesi klinis ≤ 4 cm
IB2 Ukuran lesi klinis > 4 cm
II Kanker menyebar di luar serviks tetapi tidak menyebar ke dinding pelvis
dan 1/3 bagian bawah vagina
IIA Kanker tanpa invasi parametrium
IIA1 Lesi klinis sebesar 4,0 cm atau kurang dalam dimensi yang lebih besar
IIA2 Ukuran lesi klinis > 4 cm
IIB Kanker jelas menginvasi parametrium
III Kanker menginvasi 1/3 bagian bawah vagina atau menginvasi parametrium
sampai dinding pelvis; atau kanker menimbulkan hidronefrosis atau
insufisiensi ginjal
IIIA Kanker menginvasi 1/3 bagian bawah vagina, tidak terjadi perluasan ke
dinding pelvis
IIIB Perluasan ke dinding pelvis atau menyebabkan hidronefrosis atau tidak
berfungsinya ginjal
IV Penyebaran kanker melewati pelvis minor atau kanker menginvasi mukosa
buli-buli atau mukosa rektum
IVA Kanker bermetastasis ke organ yang berdekatan
IVB Kanker bermetastasis ke organ jauh
12
2.2.3 Penatalaksanaan Terapi Kanker Serviks
Penanganan kanker serviks dapat dilakukan dengan beberapa metode,
diantaranya adalah pembedahan, radioterapi, kemoterapi, atau kombinasi dari
metode-metode tersebut. Kemoterapi merupakan penatalaksanaan kanker dengan
pemberian obat-obat sitotoksik. Kemoterapi dapat dilakukan dengan obat tunggal
ataupun kombinasi. Penggunaan kombinasi obat lebih efektif dalam menghasilkan
respon, mencegah klon sel kanker yang resisten terhadap regimen tunggal, dan
memperpanjang harapan hidup dibandingkan dengan obat yang sama secara tunggal
(Skeel and Khleif, 2011).
Adapun penatalaksanaan kanker serviks secara umum adalah:
13
Pasien Kanker Serviks
Stadium
IA1dapat
dilakukan
histerektomi
biasa
Stadium IA2
dilakukan
radikal
histerektomi dan
bilateral
limfadenektomi
atau radioterapi
Stadium IB-
IIA dilakukan
histerektomi
dan terapi
radiasi primer
Stadium IIB-
IVA dilakukan
radioterapi atau
chemoradiothe
rapi
1. Fist line kombinasi
- Cisplatin/ Paclitaxel
- Carboplatin/paclitaxel
- Cisplatin/topotecan
- Cisplatin/gemcitabine
2. Terapi agent tunggal
- Cisplatin
- Carboplatin
- Paclitaxel
3. Second line
- Bevacizumab
- Docetaxel
- Epirubicin
- 5-FU
- Ifosfamid
- Irinotecan
- Liposomal doxorubicin
- Mitomycin
- Pemetrexed
- Topotecan
- Vinorelbine
Gambar 2.2 Algoritme Terapi Kanker Serviks (NCCN, 2010)
Regimen kemoterapi yang biasa digunakan di RSUP Sanglah adalah weekly
cisplatin, kombinasi paklitaksel cisplatin, kombinasi paklitaksel karboplatin dan
kombinasi bleomisin, Oncovin®, mitomisin dan cisplatin (BOMP); kombinasi