6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magot Hermetia illucens 2.1.1 Klasifikasi Maggot merupakan larva lalat Black Soldier Fly (Hermetia illucens) merupakan salah satu jenis serangga yang banyak dijumpai, dan didapat hampir di setiap kawasan. Serangga jenis lalat ini sering dijumpai pada kawasan yang cukup lembab dikarenakan habitat yang sesuai dengan karakteristiknya. Menurut Silmina, Edriani, & Putri (2010) Hermetia illucens diklasifikasi sebagai berikut. Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Diptera Family : Stratiomyidae Genus : Hermetia Species : Hermetia illucens Gambar 2.1 Hermetia illucens (Sumber : Diclaro II & Kaufman, 2015) 2.1.2 Morfologi Maggot Hermetia illucens memiliki tubuh yang sedikit rata, gemuk dan berukuran sekitar 1,8 mm ketika baru menetas. Permukaan kulit kasar dank eras dengan warna kekuning-kuningan dengan kepala yang memiliki warna hitam.
12
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hermetia illucenseprints.umm.ac.id/60369/3/BAB II.pdf · 2020. 2. 25. · Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah sel darah merah, sel darah putih,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Magot Hermetia illucens
2.1.1 Klasifikasi
Maggot merupakan larva lalat Black Soldier Fly (Hermetia illucens) merupakan
salah satu jenis serangga yang banyak dijumpai, dan didapat hampir di setiap
kawasan. Serangga jenis lalat ini sering dijumpai pada kawasan yang cukup lembab
dikarenakan habitat yang sesuai dengan karakteristiknya. Menurut Silmina,
Edriani, & Putri (2010) Hermetia illucens diklasifikasi sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Diptera
Family : Stratiomyidae
Genus : Hermetia
Species : Hermetia illucens
Gambar 2.1 Hermetia illucens
(Sumber : Diclaro II & Kaufman, 2015)
2.1.2 Morfologi
Maggot Hermetia illucens memiliki tubuh yang sedikit rata, gemuk dan
berukuran sekitar 1,8 mm ketika baru menetas. Permukaan kulit kasar dank eras
dengan warna kekuning-kuningan dengan kepala yang memiliki warna hitam.
7
Perkembangan lrva sampai pada 6 instar, terakhir berwarna coklat kemerah-
merahan. Panjang larva dewasa sekitar 18 mm dan lebar 6 mm, beberapa individu
dapat mencapai panjang 27 mm (Dress dan Jackman,1990). Morfologi maggot
Hermetia illucens dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2 Morfologi Hermetia illucens (a.) Bentuk larva (b.) bentuk lalat
(Sumber : Wardhana, 2017)
2.1.3 Pemanfaatan Magot
Maggot Hermetia illucens memiliki kemampuan untuk menghasilkan enzim
yang dapat meningkatkan kemampuan daya cerna ikan terhadap pakan. Magot
digunakan sebagai alternatif pakan ikan karena memiliki kandungan protein yang
tinggi. Bahan yang mengandung protein kasar lebih dari 19% dianggap sebagai
bahan sumber protein yang baik (Murtidjo, 2001). Menurut (Fauzi & Sari, 2018),
kandungan protein dari magot sekitar 40% dan dalam bentuk kering mengandung
41-42% protein kasar, 14-15% abu, 31-35% ekstrak eter, 0,60-0,63% fosfor, dan
4,8-5.1% kalsium. Secara keseluruhan kandungan nutrisi magot ditunjukkan pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Kandungan Nutrisi Magot
Asam amino Mineral dan lain-lain
Methionone 0,83 P 0,88%
Lysine 2,21 K 1,16%
Leucin 2,61 Ca 5,36%
Isoleucine 1,51 Mg 0,44%
Histidene 0,96 Mn 348 ppm
Phenyllalanine 1,49 Fe 776 ppm
Valine 2,23 Zn 271 ppm
I-Arginine 1,77 Protein Kasar 43,2%
Threonine 1,41 Lemak Kasar 28,8%
Tryptopan 0,59 Abu 16,6%
(Sumber: Newton et al., 2005)
A B
8
Berdasarkan umur, maggot memiliki presentase komponen nutrisi yang
berbeda. Kadar lemak maggot cenderung berkorelasi positif dengan meningkatnya
umur yaitu, sebesar 13,37% pada umur 5 hari dan meningkat menjadi 27,50% pada
umur 25 hari. Namun, kondisi ini berbeda dengan komponen protein kasar yang
cenderung turun pada umur yang lebih tua. Kadar protein yang kasar maggot yang
lebih muda lebih tinggi dibandingkan maggot yang tua, diduga karena maggot yang
masih muda mengalami pertumbuhan sel struktural yang lebih cepat (Wardhana,
2016). Menurut Rachmawati et al. (2010), larva yang lebih besar sangat ideal bila
digunakan untuk bahan campuran pakan atau bahan baku pellet karena mampu
memenuhi kuantitas produksi.
Pemanfaatan maggot sebagai suplemen pakan ikan sudah beberapa kali
dilakukan diantaranya penelitian Fahmi et al. (2009), menunjukkan bahwa
penggunaan maggot sebagai pakan ikan memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan ikan Blashark dengan nilai SGR 6,51 ± 0,32. Dampak
pengggunaan maggot juga dapat terlihat pada peningkatan status kesehatan ikan.
Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan
jumlah sel yang melakukan aktivitas fagositik. Penelitian lain dilakukan oleh
Irawan et al. (2014), pertumbuhan panjang dan berat ikan lele sangkuriang (Clarias
gariepinus) pada perlakuan pemberian pakan maggot memberikan hasil yang lebih
baik dari pada perlakuan yang lainnya dengan rata-rata mencapai panjang 7,87 cm,
dan berat mencapai 7,83 gram. Kelangsungan hidup ikan lele sangkuriang (Claris