3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Chigbogu, etal (2009)meneliti tentang combined mode milling dalam proses frais untuk menganalisa pengaruhnya terhadap penurunan chatter. Peneliti mengkombinasikan up milling dan down milling, pada pengkombinasian ini dilakukan dengan sebelumnya membuat pre existing slot pada proses pemakanan yang dapat dilakukan secara langsung. Dari hasil penelitian didapatkan penurunan chatter secara umum. Anggi (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh spindle speed, feed rate, dan kemiringan pahat menggunakan pahat endmill pada material aluminium 6061. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil semakin tinggi nilai feed rate berbanding terbalik dengan nilai kekasaran permukaan dan nilai spindle speed berbanding lurus dengan nilai kekasaran. Fuad (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh cutting speed terhadap getaran pada mesin milling CNC. Dalam penelitiannya menggunakan tipe pemotongan slot milling dengan menvariasikan cutting speed. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil semakin besar cutting speed berpengaruh pada getaran yang menurun, dan semakin besar putaran spindle juga berpengaruh pada getaran yang menurun. 2.2 Proses Manufaktur Gambar 2.1 Proses Manufaktur a) Teknical Process dan b) Economic Process Sumber : Groover (2013:4)
14
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 etal (2009) Anggi (2014)repository.ub.ac.id/3296/3/15. BAB II.pdf · 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Chigbogu, etal (2009)meneliti
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya
Chigbogu, etal (2009)meneliti tentang combined mode milling dalam proses frais
untuk menganalisa pengaruhnya terhadap penurunan chatter. Peneliti mengkombinasikan
up milling dan down milling, pada pengkombinasian ini dilakukan dengan sebelumnya
membuat pre existing slot pada proses pemakanan yang dapat dilakukan secara langsung.
Dari hasil penelitian didapatkan penurunan chatter secara umum.
Anggi (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh spindle speed, feed rate, dan
kemiringan pahat menggunakan pahat endmill pada material aluminium 6061. Dari hasil
penelitian tersebut didapatkan hasil semakin tinggi nilai feed rate berbanding terbalik
dengan nilai kekasaran permukaan dan nilai spindle speed berbanding lurus dengan nilai
kekasaran.
Fuad (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh cutting speed terhadap getaran
pada mesin milling CNC. Dalam penelitiannya menggunakan tipe pemotongan slot milling
dengan menvariasikan cutting speed. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil semakin
besar cutting speed berpengaruh pada getaran yang menurun, dan semakin besar putaran
spindle juga berpengaruh pada getaran yang menurun.
2.2 Proses Manufaktur
Gambar 2.1 Proses Manufaktur a) Teknical Process dan b) Economic Process
Sumber : Groover (2013:4)
4
Porses manufaktur mengkonversi material yang belum selesai menjadi produk akhir,
sering menggunakan mesin alat peralatan permesinan. Untuk contohnya injection molding,
die casting, progressive stamping, arc welding, painting, assembling, testing, pasteurizing,
homogenizing, annealing, dan milling yang biasa disebut proses atau proses manufaktur.
Proses jangka sering menyiratkan urutan langkah-langkah, proses, atau operasi untuk
produksi barang dan jasa
Umumnya, motor, kontrol, dan perangkat tambahan disertakan. Alat pemotong dan
alat pencekam dianggap terpisah. Alat mesin dapat melakukan proses tunggal atau
beberapa proses atau mungkin memproduksi seluruh komponen.
Dasar proses manufaktur adalah proses manufaktur yang menciptakan atau menambah
nilai suatu produk. Proses manufaktur dpat diklasifikasikan sebagai:
Casting, foundry, or molding processes
Forming or metalworking processes
Machining (material removal) processes
Joining and assembly
Surface treatments (finishing)
Rapid prototyping
Heat treating
2.3 Proses Permesinan
Proses permesinan dapat diklasifikasikan dari jenis kombinasi gerak makan dan gerak
potong menjadi:
1. Proses Gurdi (Drilling)
2. Proses Gerinda Rata (Surface Grinding)
3. Proses Gerinda Slindrik (Cylindrical Grinding)
4. Proses Gergaji atau Parut(Sawing, Broaching)
5. Proses Bubut (Turning)
6. Proses Scrap (Shaping, Planning)
7. Proses Freis (Milling)
2.3.1 Milling (Frais)
Milling adalah proses permesinan dasar dimana permukaan dihasilkan oleh
penghapusan chip yang progresif. Benda kerja dimakankan pada alat pemotong yang
berotasi. Kadang-kadang benda kerja tetap diam dan cutter diumpankan ke benda kerja.
5
Hampir semua kasus, pemotong gigi banyak digunakan sehingga tingkat removal material
yang tinggi. Sering permukaan akhir yang diinginkan dapat diperoleh, milling sangat
cocok dan banyak digunakan untuk pekerjaan prduksi massal.
Menurut posisi pahatnya, mesin milling dibagi menjadi tiga, yaitu mesin milling
horizontal, mesin milling vertical dan mesin milling universal. Pada mesin frais horizontal,
mesin frais ini mempunyai konstruksi perkakas potong (milling cutter) yang terpasang
pada poros spindle dengan posisi horizontal/mendatar. Sedangkan pada mesin frais
vertical, mesin frais ini mempunyai konstruksi perkakas potong (milling cutter) yang
terpasang pada poros spindle dengan posisi horizontal/mendatar. Sedangkan untuk frais
universal, mesin frais ini dapat dioperasikan sebagai mesin frais horizontal maupun
vertikal, posisi spindle dapat diubah menjadi horizontal maupun vertikal.
2.3.2 End Mill Cutter
End mill merupakan salah satu jenis pahat milling yang memliki banyak kegunaan,
end mill memili ukuran yang bervariasi dari diameter kecil hingga besar. End mill
merupakan pahat dengan multiple gigi mulai dari 2 flute. End mill biasanya terbuat dari
material High Speed Steel (HSS) dan karbida.
Gambar 2.2 Bentuk Pahat End Mill
Sumber: Rockhim(1993:95)
2.3.3 Computer Numerical Control (CNC)
Mesin CNC merupakan perkembangan mesin milling konvensoinal yang dikontrol
menggunakan komputasi numerical untuk melakukan proses permesinannya. Dengan
peninputan data pada mesin CNC mampu menjalankan perintah sesuai yang diinginkan.
Dengan mesin CNC mampu meringankan beban kerja dan efisiensi pengerjaan lebih
meningkat.
6
CNC mampu melakukan pengerjaan dengan desain produk yang rumit dan juga
kepresisian yang baik.
Gambar 2.3 Mesin CNC
Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya
2.4 Pengukuran Geometris
Menurut Wright (2002: 181), Geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-
sifat, pengukuran-pengukuran, dan hubungan-hubungan titik, garis, bidang dan bangun
ruang. Sedangkan menurut Marhijanto (1999: 136), geometri adalah cabang matematika
yang mempelajari tentang ilmu ukur.
Geometri dibagi menjadi lima, yaitu:
Geometri bidang yaitu mempelajari tentang garis, kurva, sudut, dan polygon dalam
bidang.
Geometri bangun ruang yaitu mempelajari tentang kerucut, bola silinder, dan kurva
polihedra dalam ruang tiga dimensi
Geometri diferensial yaitu aplikasi kalkulus dalam geometri untuk mempelajari sifat-
sifat lokal dari kurva
Geometri deskriptif yaitu teknik matematika yang digunakan untuk mendeskripsikan
hubungan geometris dari permukaan tiga dimensi pada suatu permukaan bidang
Geometri analitik yaitu aplikasi metode aljabar pada geometri dimana garis-garis dan
kurva-kurva dinyatakan dalam persamaan aljabar
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan
alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan
dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut
satuan. Karakteristik geometri yang harus dimiliki agar bisa diukur yaitu:
7
Dimensi
Bentuk
Kualitas permukaan
2.5 Kekasaran Permukaan
Kekasaran permukaan berbentuk gelombang yang tidak teratur dan terjadi karena
salah satunya getaran pahat atau proporsi yang kurang tepat dari pemakanan (feed) pahat