Top Banner
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.1.1 Pengertian Antenatal Care Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal (Padila, 2014). Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak wanita merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (Padila, 2014). Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan ketelitian dan kualitas pelayanan medis yang diberikan, agar dapat melalui persalinan dengan sehat dan aman diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu, sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2007). 2.1.2 Tujuan Antenatal Care Pelayanan antenatal care diberikan sedini mungkin kepada wanita semenjak dirinya hamil. Pedoman pelayanan antenatal care menurut Depkes (2007) memiliki beberapa tujuan, yaitu:
25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

Mar 06, 2019

Download

Documents

dinhnga
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Antenatal Care

2.1.1 Pengertian Antenatal Care

Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil

baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,

persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan

normal (Padila, 2014). Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke

bidan atau dokter sedini mungkin semenjak wanita merasa dirinya hamil untuk

mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (Padila, 2014).

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat

preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu

maupun janin. Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan yang

memperhatikan ketelitian dan kualitas pelayanan medis yang diberikan, agar dapat

melalui persalinan dengan sehat dan aman diperlukan kesiapan fisik dan mental

ibu, sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal (Depkes RI,

2007).

2.1.2 Tujuan Antenatal Care

Pelayanan antenatal care diberikan sedini mungkin kepada wanita semenjak

dirinya hamil. Pedoman pelayanan antenatal care menurut Depkes (2007)

memiliki beberapa tujuan, yaitu:

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

12

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu.

c. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan, dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, dan persalinan yang aman dengan

trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan peran ibu agar masa nifas berjalan normal dan

mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi, agar

dapat tumbuh kembang secara normal.

g. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati, dan kematian neonatal.

h. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.

2.1.3 Fungsi Antenatal Care

Selain tujuan antenatal care juga memiliki tiga fungsi yaitu yang pertama, sebagai

promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan.

Fungsi yang kedua yaitu untuk melakukan screening, identifikasi wanita dengan

kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu. Fungsi yang terakhir adalah untuk

memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani

masalah yang terjadi (Padila, 2014).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

13

2.1.4 Standar Kualitas Pelayanan Antenatal

Standar kualitas pelayanan antenatal yang diberikan kepada ibu hamil yaitu

penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan

darah, lingkar lengan atas (LiLA). Selain itu dilakukan juga pengukuran tinggi

fundus uteri, hitung denyut jantung janin (DJJ), tentukan presentasi janin untuk

memperkirakan usia kehamilan dan kesehatan janin. Untuk mendukung kesehatan

ibu dan janin diberikan juga imunisasi Tetanus Toxoid (TT), pemberian tablet

tambah darah/tablet besi (Fe), serta pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus),

tatalaksana kasus, dan temu wicara efektif (Kemenkes, 2013).

2.1.5 Standar Pelayanan Antenatal Kunjungan Pertama

Standar pelayanan antenatal pada kunjungan pertama ibu hamil meliputi tahap

pencatatan yang meliputi adalah identitas ibu hamil, kehamilan sekarang, riwayat

kehamilan dan persalinan yang lalu, serta penggunaan cara kontrasepsi sebelum

kehamilan. Pada tahap pemeriksaan dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik,

laboratorium, dan pemeriksaan obstetrik. Tahap pemberian terapi yaitu pemberian

imunisasi tetanus toxoid (TT), pemberian obat rutin seperti tablet Fe, kalsium,

multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi dan

penyuluhan/konseling (Depkes RI, 2007).

2.1.6 Standar Pelayanan Kunjungan Ulang

Pemeriksaan kunjungan ulangan yaitu setiap kunjungan pemeriksaan antenatal

yang dilakukan setelah kunjungan pemeriksaan antenatal pertama. Kunjungan

ulangan lebih diarahkan untuk mendeteksi komplikasi, mempersiapkan kelahiran,

dan mendeteksi kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terarah serta

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

14

penyuluhan bagi ibu hamil. Kegiatan yang dilakukan yaitu anamnesa tentang

keluhan utama, pemeriksaan umum, obstetrik, laboratorium, imunisasi TT bila

perlu, pemberian obat rutin khusus dan penyuluhan (Depkes RI, 2007).

2.1.7 Jadwal Kunjungan Ibu Hamil

Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sedini mungkin, segera setelah

seorang wanita merasa dirinya hamil. Pemeriksaan antenatal selain kuantitas

(jumlah kunjungan), perlu diperhatikan pula kualitas pemeriksaannya. Kebijakan

program pelayanan antenatal yang ditetapkan oleh Depkes (2007), yaitu tentang

frekuensi kunjungan sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama

kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai berikut:

a. Minimal 1 (satu) kali kunjungan selama trimester pertama (< 14 minggu) =

K1.

b. Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua (antara minggu ke 14-28) = K2.

c. Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga (antara minggu ke 28-36 dan

sesudah minggu ke 36) = K3 dan K4. Apabila terdapat kelainan atau penyulit

kehamilan seperti mual, muntah, keracunan kehamilan, perdarahan, kelainan

letak dan lain-lain, frekuensi pemeriksaan disesuaikan dengan kebutuhan.

Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin terhadap

perlindungan ibu hamil dan janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan,

dan penanganan dini komplikasi kehamilan (Kemenkes RI, 2013).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

15

2.1.8 Pelaksana dan Tempat Pelayanan Antenatal

Pelayanan kegiatan antenatal terdapat dari tenaga medis yaitu dokter umum dan

dokter spesialis dan tenaga paramedik yaitu bidan, perawat yang sudah mendapat

pelatihan. Pelayanan antenatal dapat dilaksanakan di puskesmas, puskesmas

pembantu, posyandu, bidan praktik swasta, polindes, rumah sakit bersalin, dan

rumah sakit umum (Padila, 2014).

2.1.9 Cakupan Pelayanan Antenatal

Cakupan pelayanan antenatal adalah persentasi ibu hamil yang telah mendapatkan

pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja yang terdiri

dari cakupan K1 dan cakupan K4. Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang

pertama kali mendapatkan pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil

yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit

empat kali di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Kemenkes RI,

2010).

2.1.10 Pelayanan Antenatal Lengkap

Antenatal care lengkap atau yang sering disebut dengan K4 adalah seorang ibu

hamil yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit 4 kali selama

kehamilannya dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah 1

kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III

(Kemenkes RI, 2010).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

16

2.2 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan

Kehamilan

2.2.1 Umur Ibu

Umur adalah umur individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang

tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Bertambahnya umur seseorang maka

kematangan dalam berpikir semakin baik, sehingga akan termotivasi dalam

memeriksakan kehamilan dan mengetahui pentingnya ANC (Padila, 2014).

Umur sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan berisiko tinggi

apabila ibu hamil berusia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Umur di bawah

20 tahun dikhawatirkan mempunyai risiko komplikasi yang erat kaitannya dengan

kesehatan reproduksi wanita, diatas 35 tahun mempunyai risiko tinggi karena

adanya kemunduran fungsi alat reproduksi. Gangguan ini bukan hanya bersifat

fisik karena belum optimalnya perkembangan fungsi organ-organ reproduksi,

namun secara psikologis belum siap menanggung beban moral, mental, dan

gejolak emosional yang timbul serta kurang pengalaman dalam melakukan

pemeriksaan ANC (Padila, 2014).

Usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian

maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata

2-5 kali lebih tinggi, dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29

tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun (Padila,

2014).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

17

2.2.2 Paritas

Paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu orang.

Ibu yang pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga termotivasi

dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan. Sebaliknya ibu yang

sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang, mempunyai anggapan bahwa ia

sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan

kehamilannya (Padila, 2014).

2.2.3 Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses dimana pengalaman atau informasi diperoleh

sebagai hasil dari proses belajar. Pendidikan dapat diartikan suatu proses dimana

seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku lainnya

dalam masyarakat dan kebudayaan. Umumnya semakin tinggi pendidikan

seseorang, semakin baik pula tingkat pengetahuannya (Padila, 2014).

Pendidikan dapat terjadi melalui kegiatan atau proses belajar yang dapat terjadi di

mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja yang mempunyai tiga ciri khas. Ciri

pertama, belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu,

kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial.

Ciri kedua dari hasil belajar bahwa perubahan tersebut didapatkan karena

kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. Ciri ketiga adalah

bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dan didasari bukan karena kebetulan

(Notoatmodjo, 2007).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

18

Ruang lingkup pendidikan menurut Notoatmodjo (2007) terdiri dari pendidikan

formal, informal, dan non formal.

a. Pendidikan formal

Pendidikan formal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di rumah dalam

lingkungan keluarga, mempunyai bentuk atau organisasi tertentu seperti terdapat

di sekolah atau di universitas.

b. Pendidikan informal

Pendidikan informal berlangsung tanpa organisasi, yakni tanpa orang tertentu

yang diangkat atau ditunjuk sebagai pendidikan, tanpa suatu program yang harus

diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, dan tanpa eveluasi yang formal

berbentuk ujian.

c. Pendidikan non formal

Pendidikan non formal meliputi berbagai usaha khusus yang diselenggarakan

secara terorganisasi terutama generasi muda dan orang dewasa. Tidak dapat

sepenuhnya atau sama sekali tidak berkesempatan mengikuti pendidikan sekolah,

dapat memilki pengetahuan praktis dan keterampilan dasar yang mereka perlukan

sebagai warga masyarakat yang produktif.

Pendidikan di Indonesia mengenal tiga jenjang pendidikan, yaitu pendidikan

dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar meliputi

SD/MI/Paket A dan SLTP/MTs/Paket B. Pendidikan menengah yakni SMU/SMK.

Pendidikan tinggi yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,

dokter, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

19

2.2.4 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan itu terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan bersifat langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Pengetahuan merupakan tahap awal dalam adopsi perilaku baru

sebelum terbentuknya sikap terhadap objek baru yang dihadapinya (Notoatmodjo,

2010).

Pengetahuan terdiri atas kepercayaan tentang kenyataan. Salah satu cara untuk

mendapatkan dan memeriksa pengetahuan adalah dari tradisi atau dari yang

berwewenang di masa lalu yang umumnya dikenal, melalui pengamatan atau

eksperimen serta diturunkan dengan cara logika secara tradisional. Pengetahuan

atau kognitif merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan dibagi menjadi tiga yaitu pengetahuan baik, pengetahuan cukup, dan

pengetahuan kurang. Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket

yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari responden

(Notoatmodjo, 2010).

2.2.5 Sikap

Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal

tertentu. Sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,

mengharapkan objek tertentu. Sikap negatif terdapat kecenderungan menjauhi,

menghindari, membenci, dan tidak menyukai objek tertentu (Padila, 2014).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

20

Sikap merupakan penentu penting dalam memberikan gambaran tingkah laku

seseorang. Berdasarkan pada sikap seseorang, orang akan dapat menduga

bagaimana respon atau tindakan yang akan diambil terhadap suatu masalah yang

dihadapinya. Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan,

untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan diperlukan faktor pendukung

atau suatu kondisi yang memungkinkan (Padila, 2014).

Karakteristik sikap menurut Notoatmodjo (2010) adalah:

a. Sikap merupakan kecenderungan berpikir, berpresepsi, dan bertindak.

b. Sikap mempunyai daya pendorong (motivasi).

c. Sikap relatif lebih menetap dibandingkan emosi dan perilaku.

d. Sikap mengandung aspek penilaian dan evaluatif terhadap objek dan

mempunyai tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif.

Pembentukan sikap pada manusia dipengaruhi oleh faktor dalam diri manusia

(internal) dan pengaruh interaksi manusia satu dengan lainnya (eksternal). Faktor-

faktor internal yang membentuk sikap yaitu fisiologi, psikologi, dan motif.

Sedangkan faktor eksternal yaitu pengalaman yang diperoleh individu, situasi

yang dihadapi oleh individu, norma dalam masyarakat, hambatan, dan pendorong

yang dihadapi individu dalam masyarakat (Sunaryo, 2013).

Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku manusia

adalah pengungkapan atau pengukuran sikap. Sikap dapat diukur dengan beberapa

cara. Secara garis besar pengukuran sikap dibedakan menjadi dua, yaitu secara

langsung dan tidak langsung (Sunaryo, 2013).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

21

Pengukuran sikap dalam penelitian ini dilakukan dengan pengukuran sikap secara

langsung dan berstruktur. Pengukuran secara langsung dengan cara subjek

dimintai pendapat tentang bagaimana sikapnya terhadap sesuatu masalah atau hal

yang dihadapkan padanya. Berstruktur artinya dengan memberikan pertanyaan

yang telah disusun sedemikian rupa dalam suatu instrument yang telah ditentukan,

serta langsung diberikan kepada subjek yang diteliti (Sunaryo, 2013).

Instrumen pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan skala Guttman agar

mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

Skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “positif” apabila didapatkan nilai 51-

100%, atau “negatif” apabila didapatkan nilai 0-50%. Untuk mendapatkan

persentase dari nilai responden, menurut Sugiyono (2012) dapat digunakan rumus

sebagai berikut:

Nilai persentasi responden = Nilai jawaban responden x 100%

Nilai maksimal

2.2.6 Dukungan Keluarga

Dukungan atau motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang

mendukung tindakan atau perilaku seseorang. Dukungan mengacu pada dorongan

dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan. Dukungan menjadi

suatu alasan seseorang untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya (Notoatmodjo, 2010).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

22

Bentuk dukungan menurut Indriyani & Asmuji (2014) ada lima yaitu:

a. Dukungan instrumental

Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan

pertolongan langsung, seperti pinjaman uang, pemberian barang, makan, serta

pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stress karena individu dapat

langsung memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan

instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah dengan lebih

mudah.

b. Dukungan informasional

Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran, atau umpan balik

tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong

individu mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah.

c. Dukungan emosional

Bentuk dukungan seperti ini dapat membuat individu memiliki perasaan nyaman,

yakin, dipedulikan, dan dicintai oleh sumber dukungan sosial, sehingga dapat

menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sngat penting dalam

menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol.

d. Dukungan pada harga diri

Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif dari individu, pemberian

semangat, persetujuan pada pendapat individu, perbandingan yang positif pada

individu lain. Bentuk dukungan ini dapat membantu individu membangun harga

diri dan komperhensi.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

23

e. Dukungan dari kelompok sosial

Bentuk dukungan ini akan membantu individu merasa anggota dari suatu

kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktivitas sosial dengannya,

sehingga individu yang merasa memiliki teman senasib.

Pengukuran dukungan keluarga dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

Melalui kuesioner klien diminta untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-

pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien. Dukungan terbagi menjadi dua

yaitu dukungan baik dan dukungan kurang (Notoatmodjo, 2010).

2.2.7 Jarak Rumah ke Pelayanan Kesehatan

Jarak adalah ruang sela antara dua benda atau tempat yaitu jarak antara rumah

dengan tempat pelayanan ANC. Keterjangkauan masyarakat termasuk jarak akan

fasilitaas kesehatan akan mempengaruhi pemilihan pelayanan kesehatan. Jarak

juga merupakan komponen kedua yang memungkinkan seseorang untuk

memanfaatkan seseorang untuk memanfaatkan pelayanan pengobatan (Padila,

2014).

Jarak dari rumah ke pelayanan kesehatan dapat di ukur melalui santuan panjang.

Jarak tempuh dikatakan dekat bila ≤ 5 km dan jauh bila > 5 km (Adri, 2008).

Penelitian mengenai jarak yang dilakukan Adri (2008), menunjukkan ada

pengaruh antara jarak terhadap pemeriksaan kehamilan. Berbeda dengan hasil

penelitian Sumiati (2012), menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna

antara jarak dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

24

2.2.8 Pekerjaan Ibu

Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau

diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masing-masing dan

suatu cara seseorang yang tujuannya untuk mencari uang terutama dalam

memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat diklasifikasikan yaitu bekerja

(buruh, tani, swasta, dan PNS) dan tidak bekerja (ibu rumah tangga dan

pengangguran) (Notoatmodjo, 2010).

Pekerjaan ibu yang dimaksudkan adalah apabila ibu beraktifitas ke luar rumah

maupun di dalam rumah kecuali pekerjaan rutin rumah tangga. Ibu yang bekerja

akan memiliki sedikit waktu untuk memeriksakan kehamilannya dan lebih banyak

menghabiskan waktu untuk bekerja. Sedangkan ibu yang tidak bekerja, akan

memiliki banyak waktu untuk memeriksakan kehamilan (Notoatmodjo, 2010).

2.2.9 Pendapatan

Pendapatan yaitu seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari

pihak lain maupun dari pihak sendiri. Pendapatan perkapita adalah besarnya

pendapatan rata-rata keluarga dari suatu keluarga yang diperoleh dari hasil

pembagian pendapatan seluruh anggota keluarga tersebut. Pendapatan yang

dimaksud adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan pokok

dan pekerjaan sampingan orang tua dan anggota keluarga lainnya (Padila, 2014).

Berdasarkan keputusan Gubernur Kalimantan Barat tentang Upah Minimum

Regional (UMR) tahun 2013, ditetapkan Standar Upah Minimum Kabupaten

Landak tahun 2013 sebesar Rp. 1.125.000. Upah ini menjadi patokan peneliti

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

25

sebagai batasan instrumental pada data karakteristik responden. Pendapatan

kurang apabila < Rp. 1.125.000 dan pendapatan cukup apabila ≥ Rp. 1.125.000.

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang antenatal care yang baik dan

kesadaran untuk diperiksa. Melalui pendapatan keluarga, dapat menyediakan

semua kebutuhan dirinya baik yang primer maupun sekunder. Keterbatasan sarana

dan sumber daya, rendahnya penghasilan, adanya peraturan atau perundangan

yang menjadi penghambat akan membatasi keberdayaan orang perorang maupun

masyarakat untuk merubah perilakunya (Padila, 2014).

Pendapatan mempengaruhi kunjungan ANC, hal ini disebabkan karena biaya

penghidupan yang tinggi sehingga diperlukan pasien untuk menyediakan dana

yang diperlukan. Namun, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari

(2007), menyatakkan bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan terhadap

kunjungan pemeriksaan kehamilan (K4).

2.3 Hubungan Faktor Umur, Paritas, Pendidikan, Pengetahuan, Sikap dan

Dukungan Keluarga, Jarak Rumah Ke Pelayanan Kesehatan, Pekerjaan,

dan Pendapatan Terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (K4)

2.3.1 Hubungan Faktor Umur dan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan

(K4)

Semakin cukup umur seorang ibu, tingkat kematangan dalam berpikir semakin

baik sehinggga akan termotivasi untuk memeriksakan kehamilan, juga mengetahui

akan pentingnya pemeriksaan kehamilan. Semakin muda umur ibu, semakin tidak

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

26

mengerti tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan. Usia produktif, aman untuk

kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun (Padila, 2014).

Beberapa penelitian mengenai usia ibu hamil telah dilakukan. Penelitian Sumiati

(2012), menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan

kunjungan pemeriksaan kehamilan. Hasil ini menunjukkan semakin tua umur ibu

belum tentu tidak bisa melakukan ANC dengan baik, dan sebaliknya ibu yang

berumur lebih muda juga belum tentu mampu melakukan ANC yang ideal di

fasilitas kesehatan.

Kesamaan hasil didapatkan oleh Siswosuharjo (2004), menyatakan bahwa umur

secara bermakna tidak berhubungan dengan keputusan ibu memilih pelayanan

ANC. Umur merupakan faktor predisposisi seseorang untuk memutuskan

memanfaatkan pelayanan kesehatan, tetapi untuk bertindak masih

dipertimbangkan quality, accessibility, and affordability pelayanan kesehatan.

Pada saat seseorang diminta untuk memilih pelayanan ANC dengan keterbatasan

biaya yang dimiliki, umur seseorang tidak dapat menjadi penentu utama dalam

faktor penentu keputusan, melainkan kemampuan membayar dan keterjangkauan

pelayanan.

2.3.2 Hubungan Faktor Paritas dan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan

(K4)

Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga

termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya. Beberapa penelitian tentang

paritas ibu, seperti hasil penelitian Pongsibidang, dkk (2013) menyatakan bahwa

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

27

tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan keteraturan kunjungan kehamilan.

Ibu dengan paritas tinggi lebih merasa dirinya sudah berpengalaman dalam

kehamilan dan persalinan, sehingga tidak terlalu khawatir lagi seperti pada saat

kehamilan sebelumnya.

Senada dengan hasil penelitian Rauf (2013) menyatakan bahwa, tidak ada

hubungan bermakna antara paritas dan kunjungan pemeriksaan kehamilan. Ibu

dengan paritas tinggi yang mempunyai risiko pada kehamilaan sebelumnya

sehingga merasa perlu untuk memeriksakan kehamilannya, begitu pula ibu yang

paritas rendah merasa perlu untuk memeriksakan kehamilan secara teratur karena

belum memiliki pengalaman tentang kehamilan. Sedangkan ibu yang kurang

memanfaatkan pelayanan antenatal dengan paritas tinggi merasa telah memiliki

pengalaman pada kehamilan sebelumnya sehingga tidak perlu sering

memeriksakan kehamilan dan ibu dengan paritas rendah yang kurang

memeriksakan kehamilan disebabkan karena terlambat mengetahui tentang

kehamilannya.

2.3.3 Hubungan Faktor Pendidikan dan Kunjungan Pemeriksaan

Kehamilan (K4)

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk

mengembangkan diri, umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin

baik pula tingkat pengetahuannya. Seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan

berbeda tingkah lakunya dengan ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini

disebabkan ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih banyak mendapatkan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

28

pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan terutama dalam keadaan

hamil yang merupakan kondisi berisiko (Padila, 2014).

Peran ibu yang berpendidikan rendah lebih bersifat pasrah, menyerah pada

keadaan tanpa ada dorongan untuk memperbaiki nasibnya. Mereka pasrah

mengabaikan berbagai tanda dan gejala yang penting dan dapat menyebabkan

keadaan berbahaya, karena hal demikian dianggap biasa. Pada kunjungan

pemeriksaan kehamilan, faktor pendidikan termasuk dalam faktor predisposisi

individu untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, dikarenakan adanya

perbedaan dalam pengetahuan tentang kesehatan dan nilai sikap individu tersebut

(Padila, 2014).

Pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap perilaku individu dalam

mengambil setiap keputusan dan sikapnya yang selalu berpedoman pada apa yang

mereka dapatkan melalui proses belajar dan pengalaman yang diterimanya. Ibu

yang berpendidikan akan lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan perubahan untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang proporsional karena manfaat pelayanan

kesehatan akan mereka sadari sepenuhnya (Padila, 2014).

Perubahan perilaku kesehatan yang diberikan melalui penyuluhan lebih mudah

diterima pada kelompok orang yang berpendidikan tinggi dibandingkan yang

berpendidikan rendah. Tingkat pendidikan formal mempengaruhi perbedaan

pengetahuan dan keputusan. Pendidikan menentukan pola pikir dan wawasan

seseorang (Notoatmodjo, 2010).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

29

Beberapa penelitian terkait pendidikan, seperti hasil penelitian Puspita (2004)

menyatakan bahwa pendidikan berhubungan dengan pengetahuan seputar

pelayanan antenatal yaitu semakin tinggi pendidikan maka ada kecenderungan

semakin sering peluang untuk pemeriksaan ANC yang lengkap. Hal ini didukung

pula dari hasil penelitian Khalimah (2007) menyatakan, pendidikan ibu

merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan segala informasi

dari luar terutama mengenai kehamilan yang dialaminya dengan baik.

2.3.4 Hubungan Faktor Pengetahuan dan Kunjungan Pemeriksaan

Kehamilan (K4)

Seorang ibu perlu mengetahui, memahami dan sadar bahwa dalam kehamilannya

ia harus betul-betul memelihara kesehatannya. Pengertian tentang kehamilan,

risiko yang dihadapi dalam kehamilan, persalinan, dan nifas serta upaya-upaya

yang dapat dilakukan agar dapat menjalani kehamilannya dengan selamat perlu

diketahui ibu (Depkes RI, 2010). Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Padila, 2014).

Pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman berbagai informasi yang

disampaikan oleh guru, orang tua, teman, media masa, media elektronik, buku

petunjuk dan tenaga kesehatan. Selain itu terdapat juga faktor lain yaitu

pengalaman, pengaruh orang tua, teman, media masa dan petugas kesehatan.

Semua faktor ini dapat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pentingnya

pemeriksaan kehamilan (Sumiati, 2012).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

30

Ibu yang berpengetahuan baik, tingkat pemahamannya tentang pemeriksaan

kehamilan yang selama ini diperoleh melalui penyuluhan kesehatan atau informasi

dari media masa masih dalam tahap adopsi. Tahap ini ibu baru menyadari arti dari

stimulus tersebut berupa niat tanpa diikuti perubahan sikap dan perilakunya.

Setelah mendapatkan informasi salah satunya dapat menjamin seseorang untuk

berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang didapat. Hal ini didukung dengan

teori tentang seseorang mengadopsi perilaku baru, terjadi proses berurutan yaitu

mulai dari Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adoption (Indriyani & Asmuji,

2014).

Beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengukur pengetahuan seseorang,

seperti Sumiati (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan. Seorang ibu hamil berperilaku

memilih tenaga kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya

ditentukan oleh seberapa banyak pengetahuan tentang proses dan perawatan

kehamilan itu sendiri. Artinya pengetahuan ibu tentang kehamilan, persalinan, dan

perawatan setelah persalinan termasuk cara perawatan bayi setelah dilahirkan

akan mempengaruhi perilakunya dalam memilih tenaga dan fasilitas kesehatan.

Hasil yang sama pada penelitian Dewi (2013) menyatakan bahwa, ada hubungan

antara pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan frekuensi kunjungan.

Didukung pula dengan hasil penelitian Erlina (2013), menyatakan bahwa ada

hubungan bermakna antara pengetahuan terhadap kunjungan pemeriksaan

kehamilan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

31

2.3.5 Hubungan Faktor Sikap dan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan

(K4)

Sikap ibu hamil merupakan penentu penting untuk melakukan kunjungan

pemeriksaan kehamilan. Sikap ini akan menggambarkan corak tingkah laku ibu,

sehingga dapat menduga bagaimana respon atau tindakan yang akan diambil.

Sikap seorang ibu belum tentu terwujud dalam suatu tindakan, karena hal ini

diperlukan faktor pendukung lain salah satunya adalah pengetahuan (Padila,

2014).

Pengukuran sikap telah dilakukan oleh berbagai penelitian, salah satunya pada

penelitian Komariyah (2008) yang mengukur sikap ibu hamil terhadap

pemeriksaan kehamilan menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan.

Berbeda pula dengan hasil penelitian Adri (2008), menunjukkan bahwa ada

pengaruh antara sikap ibu hamil terhadap pemeriksaan kehamilan. Sikap yang

positif terhadap pemeriksaan kehamilan akan memberikan pengaruh yang baik

dalam peningkatan cakupan kunjungan ibu hamil dan menurunkan angka

kematian ibu sesuai yang diharapkan.

2.3.6 Hubungan Faktor Dukungan Keluarga dan Kunjungan Pemeriksaan

Kehamilan (K4)

Keluarga merupakan orang terdekat yang memiliki waktu lebih banyak untuk

berinteraksi bersama ibu hamil. Keluarga juga dilibatkan dalam menjaga

kesehatan ibu hamil. Dukungan keluarga merupakan sumber eksternal yang dapat

membantu ibu untuk mengatasi masalah apa pun (Indriyani & Asmuji, 2014).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

32

Adanya dukungan keluarga dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologis

bagi ibu hamil, karena ia merasa di perhatikan oleh orang-orang disekitarnya.

Dukungan berupa instrumen, informasi, emosional, harga diri, dan kelompok

sosial sangat diperlukan oleh ibu hamil. Hal ini dikarenakan ibu hamil merupakan

makhluk social, memerlukan keberadaan orang lain untuk memberi perhatian,

dukungan bantuan, dan kerja sama dalam menjaga kesehatannya disaat hamil

(Indriyani & Asmuji, 2014).

Dukungan keluarga sangat memegang peranan penting dalam perilaku ibu untuk

melakukan pemeriksaan kehamilannya. Semakin baik pemeriksaan kehamilannya

maka pihak keluarga akan semakin tenang untuk menghadapi persalinan, karena

dapat mengetahui kondisi kehamilannya serta kesehatan ibu dan bayinya

(Indriyani & Asmuji, 2014).

Terdapat faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku seseorang ibu.

Faktor internal seperti keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian,

intelegensi dan bakat. Faktor eksternal seperti pendidikan, agama, kebudayaan,

lingkungan, dan sosial ekonomi (Indriyani & Asmuji, 2014).

Beberapa penelitian mengenai dukungan keluarga telah banyak dilakukan. Hasil

penelitian Sumiati (2012), menyatakan bahwa ada hubungan antara dukungan

keluarga dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4. Dukungan yang baik

memiliki peluang untuk melakukan kunjungan K4 sesuai dengan standar

dibandingkan ibu yang memiliki dukungan kurang. Hasil ini didukung oleh

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

33

penelitian Rauf (2013) menyatakan bahwa, ada hubungan antara dukungan

keluarga dengan pemanfaatan pelayanan ANC.

2.3.7 Hubungan Faktor Jarak dan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan

(K4)

Keterjangkauan ibu termasuk dalam jarak akan fasilitas kesehatan akan

mempengaruhi pemilihan pelayanan kesehatan. Jarak merupakan komponen

kedua yang memungkinkan ibu untuk memanfaatkan pelayanan pengobatan.

(Padila, 2014).

Beberapa hasil penelitian mengenai jarak, seperti penelitian Rauf (2013)

menyatakan bahwa, tidak terdapat hubungan antara jarak dengan pemanfaat

pelayanan antenatal care. Ibu hamil yang memanfaatkan pelayanan merasa mudah

mengakses pelayanan, jarak antara rumah dengan puskesmas dekat dan dapat

diakses dengan berjalan kaki. Apabila jarak antara rumah dengan puskesmas

sukup jauh, ibu menggunakan sarana transportasi mudah didapatkan dengan biaya

terjangkau dan tidak menghabiskan banyak waktu perjalanan lama. Sedangkan ibu

hamil yang kurang memanfaatkan pelayanan antenatal disebabkan rumah yang

jauh dari puskesmas selain itu, sulit menemukan sarana transportasi umum serta

menghabiskan waktu yang lama untuk perjalanan sehingga lebih sering

menggunakan jasa panggilan kepada petugas kesehatan.

Terdapat perbedaan hasil pada penelitian Adri (2008) menyatakan, terdapat

pengaruh antara faktor jarak dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan. Ibu

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

34

yang jarak tempat tinggal dekat lebih banyak melakukan pemeriksaan kehamilan

dibandingkan ibu yang jarak tempat tinggal jauh.

2.3.8 Hubungan Faktor Pekerjaan Ibu dan Kunjungan Pemeriksaan

Kehamilan (K4)

Untuk mendeteksi keterkaitan antara pekerjaan ibu dengan kunjungan

pemeriksaan kehamilan, telah dilakukan banyak penelitian. Sumiati (2012)

menjelaskan dari hasil penelitiannya bahwa, ibu yang berstatus bekerja maupun

yang tidak bekerja memiliki peluang yang sama untuk memeriksakan

kehamilannya atau faktor status pekerjaan ibu tidak berpengaruh terhadap status

ANC.

Sejalan dengan hasil penelitian Pongsibidang (2013) yang menyatakan bahwa,

tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu untuk melakukan kunjungan antenatal.

Ibu yang bekerja sebagai PNS atau pegawai/karyawan swasta lebih teratur

melakukan kunjungan antenatal dibandingkan ibu yang bekerja sebagai pedagang

atau wiraswasta dan ibu rumah tangga. Penyebabnya adalah ibu yang berkerja

sebagai pegawai negeri atau pegawai/karyawan swasta mempunyai pendidikan

yang tinggi serta pengetahuan yang cukup dibandingkan dengan ibu yang bekerja

sebagai pedagang/wiraswasta dan ibu rumah tangga.

2.3.9 Hubungan Faktor Pendapatan dan Kunjungan Pemeriksaan

Kehamilan (K4)

Keterjangkauan termasuk jarak akan fasilitas kesehatan akan mempengaruhi

pemilihan pelayanan kesehatan. Siswosuharjo (2004) melakukan penelitian

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antenatal Care 2.pdfpersalinan dan masa nifas, ... mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal ... Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu

35

mengenai pendapatan yang menyatakan ada hubungan bermakna dengan

keputusan ibu hamil memilih pelayanan ANC. Besar kecilnya pendapatan sangat

berpengaruh pada kemampuan seseorang membeli pelayanan kesehatan, sehingga

diasumsikan bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin besar

kemungkinannya untuk memilih memanfaatkan pelayanan ANC. Namun

penghasilan tinggi juga memiliki peluang lebih tinggi untuk mencari pelayanan

kesehatan yang dapat memuaskan dirinya atau mencari pelayanan kesehatan lain

yang lebih bermutu.

Senada dengan hasil penelitian Surniati (2013) yang menyatakan bahwa ada

hubungan bermakna antara pendapatan dengan keteraturan pemanfaatan antenatal

care. Ibu yang pendapatan cukup tetapi tidak teratur dalam memanfaatkan

pelayanan antenatal, hal ini karena terdapat banyak faktor lain yang

mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan yang tidak dimasukan seperti

sikap, pengalaman, kebutuhan dan sebagainya. Meskipun memiliki pendapatan

yang cukup untuk membiayai pelayanan, tetapi jika ibu yang memiliki sikap yang

negatif akan cenderung menjauhi atau tidak memanfaatkan pelayanan. Begitu pula

dengan yang berpendapatan kurang, dikarenakan mereka menempatkan pelayanan

kesehatan sebagai kebutuhan sekunder.