13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Lukman dan Ahmar (2016) Penelitian terdahulu yang dilakukan Lukman dan Ahmar (2016) menjelaskan mengenai perbedaan metode Fulmer dengan Springate dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan Pertambangan periode tahun 2011-2014. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis metode mana yang dapat digunakan dalam memprediksi kebangkrutan. Sampel penelitian yang digunakan adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2011-2014. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, metode perhitungan Fulmer, dan metode perhitungan Springate. Hasil penelitian Lukman dan Ahmar menunjukkan bahwa dari perhitungan model Fulmer, terdapat 47 perusahaan pertambangan yang termasuk dalam kategori berpotensi mengalami kebangkrutan dari tahun 2011-2014. Dan dengan perhitungan model Springate menunjukkan bahwa terdapat 7 perusahaan pada tahun 2011, 18 perusahaan pada tahun 2012, 23 perusahaan pada tahun 2013, dan 23 perusahaan pada tahun 2014 yang berpotensi mengalami kebangkrutan. Persamaan : Menggunakan laporan keuangan yang diambil dari Bursa Efek Indonesia sebagai sumber datanya.
29
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 1. - Institutional Repositoryeprints.perbanas.ac.id/2746/4/BAB II.pdf · 2017-08-14 · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Lukman dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
1. Lukman dan Ahmar (2016)
Penelitian terdahulu yang dilakukan Lukman dan Ahmar (2016) menjelaskan
mengenai perbedaan metode Fulmer dengan Springate dalam memprediksi
kebangkrutan pada perusahaan Pertambangan periode tahun 2011-2014. Tujuan
penelitian adalah untuk menganalisis metode mana yang dapat digunakan dalam
memprediksi kebangkrutan.
Sampel penelitian yang digunakan adalah perusahaan pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2011-2014. Teknik analisis
yang digunakan adalah analisis deskriptif, metode perhitungan Fulmer, dan
metode perhitungan Springate.
Hasil penelitian Lukman dan Ahmar menunjukkan bahwa dari
perhitungan model Fulmer, terdapat 47 perusahaan pertambangan yang termasuk
dalam kategori berpotensi mengalami kebangkrutan dari tahun 2011-2014. Dan
dengan perhitungan model Springate menunjukkan bahwa terdapat 7 perusahaan
pada tahun 2011, 18 perusahaan pada tahun 2012, 23 perusahaan pada tahun 2013,
dan 23 perusahaan pada tahun 2014 yang berpotensi mengalami kebangkrutan.
Persamaan :
Menggunakan laporan keuangan yang diambil dari Bursa Efek Indonesia sebagai
sumber datanya.
14
Perbedaan :
a. Peneliti terdahulu menggunakan perusahaan pertambangan periode tahun
2011-2014, sedangkan peneliti sekarang menggunakan perusahaan ritel
periode tahun 2011-2015.
b. Peneliti terdahulu menggunakan model Fulmer dan Springate, sedangkan
peneliti sekarang menggunakan model Zmijewski, Springate, dan Fulmer
sebagai alat untuk memprediksi kesehatan perusahaan.
2. Prabowo dan Wibowo (2015)
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Prabowo dan Wibowo (2015)
menjelaskan mengenai analisis perbandingan Model Altman Z-score, Zmijewski
dan Springate dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan yang delisting di BEI
periode tahun 2008-2013. Tujuan penelitian ini untuk menguji mana dari ketiga
model prediksi kebangkrutan tersebut yang paling tepat dalam memprediksi
terjadinya kebangkrutan pada suatu perusahaan.
Sampel penelitian yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang
delisted dari BEI periode 2008-2013 dan perusahaan yang termasuk dalam
kelompok LQ45 konsisten selama 3 periode berturut-turut, yakni periode Februari
2012-Juli 2012, Agustus 2012-Januari 2013, dan Februari 2013-Juli 2013.
Berdasarkan kriteria yang ditentukan, diperoleh sebanyak 20 perusahaan delisted
dan 20 perusahaan LQ45 yang diuraikan berdasarkan model Altman, Springate,
dan Zmijewski.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik deskriptif yang dilakukan untuk mencari mean, standar deviasi, nilai
15
maximum, dan nilai minimum dari variabel-variabel yang digunakan. Yang
selanjutnya statistik deskriptif masing-masing variabel dibagi dua berdasarkan
kategorinya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dari hasil
pengujian prediksi delisting perusahaan model Altman, Springate, dan Zmijewski.
dimana model Altman dapat memprediksi 85 dari 120 sampel secara akurat
dengan tingkat akurasi sebesar 71%. Sedangkan model Springate dapat
memprediksi 84 dari 120 sampel secara akurat dengan tingkat akurasi 70%, dan
model Zmijewski mampu memprediksi 78 dari 120 sampel secara akurat dan
memiliki tingkat akurasi sebesar 65%.
Persamaan :
Menggunakan laporan keuangan yang diambil di Bursa Efek Indonesia sebagai
sumber datanya.
Perbedaan :
a. Penelitian terdahulu menggunakan objek penelitian perusahaan yang delisted
dan LQ45 periode tahun 2008-2013, sedangkan penelitian sekarang
menggunakan objek penelitian perusahaan ritel periode tahun 2011-2015.
b. Model analisis prediksi kebangkrutan yang digunakan penelitian terdahulu
adalah model Altman, Zmijewski, dan Springate. Sedangkan penelitian
sekarang menggunakan model analisis Zmijewski, Springate, dan Fulmer.
3. Sinarti dan Sembiring (2015)
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sinarti dan Sembiring (2015)
menjelaskan mengenai prediksi kebangkrutan pada perusahaan Manufaktur yang
16
Listing yang terdaftar di BEI. Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat
kesehatan dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan manufaktur dengan
model Altman, Springate, dan Zmijewksi, serta untuk mencari apakah ada
perbedaan pada ketiga model tersebut.
Objek penelitian ini menggunakan semua data perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan sampel yang digunakan sebanyak
11 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data Z-score,
analisis data Springate, dan analisis Zmijewski, serta menggunakan regresi linier
dan t-test untuk menentukan hipotesis.
Hasil penelitian Sinarti dan Sembiring (2015) menunjukkan bahwa
secara umum perusahaan manufaktur besi dan logam berada pada kondisi sehat
walaupun kondisinya turun-naik selama beberapa tahun. Z-Score Altman
memprediksi 16% dari 11 perusahaan selama 5 tahun akan sehat, sementara 13%
akan mengalami wilayah abu-abu dan 71% akan bangkrut. Metode Springate
menyatakan 73% perusahaan manufaktur akan tetap sehat dan 23% akan bangkrut.
Sementara itu teknik Zmijewski menyimpulkan bahwa 89% perusahaan akan berada pada
kondisi kesehatan baik dan 11% lainnya mengalami kebangkrutan.
Persamaan :
Menggunakan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia sebagai sumber datanya.
Perbedaan :
a. Penelitian terdahulu meneliti jenis perusahaan besi dan logam periode tahun
2009-2013, sedangkan penelitian sekarang meneliti perusahaan ritel periode
tahun 2011-2015.
17
b. Penelitian terdahulu menggunakan model prediksi kebangkrutan Altman,
Springate dan Zmijewski, sedangkan penelitian sekarang menggunakan model
prediksi kebangkrutan Zmijewski, Springate dan Fulmer.
4. Sondakh, et al (2014)
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sondakh, et al (2014) meneliti tentang
analisis potensi kebangkrutan dengan menggunakan model Altman, Springate dan
Zmijewski pada industri perdagangan ritel yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013.
Tujuan penelitian Sondakh, et al (2014) adalah untuk mengetahui potensi
kebangkrutan pada industri perdagangan ritel yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2009-2013, serta membandingkan ketiga model analisis
tersebut.
Populasi yang digunakan dalam penelitian Sondakh, et al (2014)
adalah sebanyak 21 perusahaan perdagangan ritel yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Dan sampel yang digunakan adalah 10 perusahaan yang memiliki nilai
penjualan terbesar berdasarkan Fact Book 2013. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian Sondakh, et al (2014) adalah metode Altman Z-score,
Springate dan Zmijewski.
Hasil penelitian Sondakh, et al (2014) menunjukkan bahwa dari hasil
analisis Altman Z-score, PT. Ace Hardware Indonesia Tbk memiliki nilai Z-score
rata-rata yang paling tinggi, yaitu sebesar 14,5 dengan standar deviasi sebesar 9,1.
Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang tinggi pada nilai Z-score, sehingga
tingkat penyimpangannya juga tinggi. PT. Catur Sentosa Adiprana memiliki nilai
standar deviasi yang terkecil yakni sebesar 0,2 yang menunjukkan bahwa nilai Z-
18
score per tahunnya tidak jauh berbeda, dan tingkat penyimpangannya juga kecil.
Hasil analisis model Springate, PT. Ace Hardware Indonesia Tbk memiliki nilai
S-score rata-rata yang paling tinggi, yaitu sebesar 4,6 dengan nilai standar deviasi
sebesar 0,7. PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk memiliki nilai standar deviasi
yang paling kecil yakni sebesar 0,2 yang menunjukkan bahwa nilai S-score per
tahunnya tidak jauh berbeda. Hasil analisis Zmijewski (X-score) Pt Ramayana
Lestari Sentosa Tbk memiliki nilai standar deviasi yang paling kecil yaitu 0,05
yang menunjukkan bahwa nilai X-score nya per tahun memiliki perbedaan yang
sangat kecil, serta nilai rata-rata X-score menghasilkan nilai yang paling negatif,
yaitu senilai -3,3. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi
yang paling sehat dibandingkan dengan perusahaan yang lainnya.
Persamaan :
a. Menggunakan laporan keuangan yang diambil dari Bursa Efek Indonesia
sebagai sumber datanya.
b. Objek penelitian menggunakan perusahaan ritel yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Perbedaan :
a. Penelitian terdahulu menggunakan periode penelitian tahun 2009-2013,
sedangkan penelitian sekarang menggunakan periode penelitian tahun 2011-2015.
b. Penelitian terdahulu menggunakan model prediksi kebangkrutan Altman Z-
Score dan Springate, sedangkan penelitian sekarang menggunakan model
Zmijewski, Springate, dan Fulmer.
19
5. Wulandari, et al (2014)
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wulandari, dkk (2014) menjelaskan
tentang analisis perbandingan model Altman, Springate, Ohlson, Fulmer, CA-
Score dan Zmijewski dalam memprediksi financial distress pada perusahaan Food
& Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian
Wulandari, dkk (2014) adalah untuk mengetahui model prediksi mana yang paling
akurat dan juga untuk mengetahui perusahaan Food and Beverage mana saja yang
diprediksi mengalami financial distress.
Alat analisis yang digunakan penelitian ini yaitu dengan Uji