Top Banner
5 Politeknik Kesehatan Tanjungkarang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Definisi ASI ASI adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah, dan mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Prasetyo, 2008). ASI Eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat misalnya pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim atau makanan lain selain ASI (Nurkhasanah, 2011). 2. ASI Eksklusif World Health Organization (WHO) dan United Nations Childrens Fund (UNICEF) merekomendasikan agar ibu menyusui bayinya segera setelah melahirkan dalam waktu 1 jam dan melanjutkan memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi, memberikan makanan pendamping yang bergizi dan aman kepada bayi sejak usia 6 bulan disertai dengan pemberian ASI sampai bayi berusia 2 tahun. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain kecuali obat dan vitamin. B. Manfaat Pemberian ASI 1. Manfaat ASI Bagi Bayi Berikut manfaat ASI yang diperoleh bayi menurut Nisman (2011) : a. ASI mudah dicerna dan diserap oleh pencernaan bayi yang belum sempurna.
23

BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/1451/5/6. BAB II.pdf · 2020. 11. 23. · 5 Politeknik Kesehatan Tanjungkarang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI)

Jan 31, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 5 Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Air Susu Ibu (ASI)

    1. Definisi ASI

    ASI adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang

    bersifat alamiah, dan mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam

    proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Prasetyo, 2008). ASI Eksklusif

    adalah pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan cairan lain seperti susu

    formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat

    misalnya pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim atau makanan

    lain selain ASI (Nurkhasanah, 2011).

    2. ASI Eksklusif

    World Health Organization (WHO) dan United Nations Childrens

    Fund (UNICEF) merekomendasikan agar ibu menyusui bayinya segera

    setelah melahirkan dalam waktu 1 jam dan melanjutkan memberikan ASI

    Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi, memberikan makanan

    pendamping yang bergizi dan aman kepada bayi sejak usia 6 bulan disertai

    dengan pemberian ASI sampai bayi berusia 2 tahun.

    Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang

    Pemberian ASI Eksklusif, ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada

    bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan tanpa menambahkan dan atau mengganti

    dengan makanan atau minuman lain kecuali obat dan vitamin.

    B. Manfaat Pemberian ASI

    1. Manfaat ASI Bagi Bayi

    Berikut manfaat ASI yang diperoleh bayi menurut Nisman (2011) :

    a. ASI mudah dicerna dan diserap oleh pencernaan bayi yang belum

    sempurna.

  • 6

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    b. ASI termasuk kolostrum yang mengandung zat kekebalan tubuh,

    meliputi immunoglobulin, lactoferin, enzyme, macrofag, lymphosit,

    dan bifidus factor. Semua faktor ini berperan sebagai antivirus,

    antiprotozoa, antibakteri, dan antiinflamasi bagi tubuh bayi sehingga

    bayi tidak mudah terserang penyakit. Jika mendapatkan ASI, bayi juga

    tidak mudah mengalami alergi.

    c. ASI juga menghindarkan bayi dari diare karena saluran pencernaan

    bayi yang mendapatkan ASI mengandung lactobacilli dan

    bifidobabateria (bakteri baik) yang membantu membentuk feses bayi

    yang pH-nya rendah sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri

    jahat penyebab diare dan masalah pencernaan lainnya.

    d. ASI yang didapat bayi selama proses menyusui akan memenuhi

    kebutuhan nutrisi bayi sehingga dapat menunjang perkembangan otak

    bayi. Berdasarkan suatu penelitian, anak yang mendapatkan ASI pada

    masa bayi mempunyai IQ yang lebih tinggi dibandingkan anak yang

    tidak mendapatkan ASI.

    e. Mengisap ASI membuat bayi mudah mengkoordinasi saraf menelan,

    mengisap, dan bernapas menjadi lebih sempurna dan bayi menjadi

    lebih aktif dan ceria.

    f. Mendapatkan ASI dengan mengisap dari payudara membuat kualitas

    hubungan psikologis ibu dan bayi menjadi semakin dekat.

    g. Mengisap ASI dari payudara membuat pembentukan rahang dan gigi

    menjadi lebih baik dibandingkan dengan mengisap susu formula

    dengan menggunakan dot.

    h. Bayi yang diberi ASI akan lebih sehat dibandingkan bayi yang diberi

    susu formula. Pemberian susu formula pada bayi dapat meningkatkan

    risiko infeksi saluran kemih, saluran napas, dan telinga. Bayi juga bisa

    mengalami diare, sakit perut (kolik), alergi makanan, asma, diabetes,

    dan penyakit saluran pencernaan kronis. sebaliknya, ASI membantu

    mengoptimalkan perkembangan sistem saraf serta perkembangan otak

    bayi.

  • 7

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    2. Manfaat Menyusui bagi ibu

    Sementara itu, menyusui juga memberikan manfaat bagi ibu (Nisman,

    2011):

    a. Menghentikan perdarahan pasca persalinan

    Ketika bayi menyusu, isapan bayi akan merangsang otak untuk

    memproduksi hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon oksitosin, selain

    mengerutkan otot-otot untuk pengeluaran ASI, juga membuat otot-otot

    rahim dan juga pembuluh darah di rahim sebagai bekas proses persalinan,

    cepat terhenti. Efek ini akan berlangsung secara lebih maksimal jika

    setelah melahirkan ibu langsung menyusui bayinya

    b. Psikologi ibu

    Rasa banggga dan bahagia karena dapat memberikan sesuatu dari

    dirinya demi kebaikan bayinya dengan menyusui bayinya akan

    memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayi.

    c. Wanita yang menyusui memiliki angka insidensi terkena kanker

    payudara, indung telur, dan rahim lebih rendah.

    d. Menyusui dengan frekuensi yang sering dan lama dapat digunakan

    sebagai metode kontrasepsi alami yang dapat mencegah terjadinya

    ovulasi pada ibu.

    e. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil. Dengan

    menyusui,cadangan lemak dari tubuh ibu yang memang disiapkan

    sebagai sumber energi pembentukan ASI. Akibatnya, cadangan lemak

    tersebut akan menyusut sehingga penurunan berat badan ibu pun akan

    berlangsung lebih cepat.

    f. ASI tersedia setiap saat tanpa harus menunggu waktu menyiapkan

    dengan temperatur atau suhu yang sesuai dengan kebutuhan bayi.

    g. ASI mudah disajikan dan tanpa kontaminasi bahan berbahaya dari luar

    serta steril dari bakteri.

  • 8

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    C. Kandungan ASI

    Menurut Maryunani (2012), kandungan ASI nyaris tak tertandingi, ASI

    mudah dicerna karena mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim

    untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI

    mengandung zat-zat gizi yang berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan

    dan perkembangan kecerdasan bayi/anak. Kandungan zat gizi dalam ASI yaitu :

    1. Laktosa (Karbohidrat)

    a. Laktosa merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang

    berperan

    penting sebagai sumber energi.

    b. Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang

    terdapat dalam ASI murni.

    c. Sebagai sumber penghasil energi, sebagai karbohidrat utama,

    meningkatkan penyerapan kalsium dalam tubuh, merangsang tumbuhnya

    laktobasilus bifidus.

    d. Laktobasilus bifidus berfungsi menghambat pertumbuhan

    mikroorganisme dalam tubuh bayi yang dapat menyebabkan berbagai

    penyakit atau gangguan kesehatan.

    e. Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa

    yang berperan dalam perkembangan saraf.

    f. Zat gizi membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa

    pertumbuhan bayi.

    g. Komposisi dalam ASI:Laktosa -7 gr/100 ml.

    2. Lemak

    a. Lemak merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber

    energi utama bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi.

    b. Berfungsi sebagai penghasil kalori/energi utama, menurunkan resiko

    penyakit jantung di usia muda.

  • 9

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    c. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial yaitu :

    asam linoleat dan asam alda linoleat yang akan diolah oleh tubuh bayi

    menjadi AA dan DHA.

    1) Arachidonic Acid (AA) dan Decosahexonic Acid (DHA) adalah asam

    lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang

    diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal.

    2) Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin

    pertumbuhan dan kecerdasan anak.

    3) Disamping itu, DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa

    dari substansi pembentuknya (pre-cursor) yaitu masing-masing dari

    Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).

    4) AA dan DHA sangat penting untuk perkembangan otak bayi.

    5) AA dan DHA merupakan zat yang didapat dari perubahan omega-3

    dan omega-6 yang berfungsi untuk perkembangan otak janin dan bayi.

    d. Lemak : 50 % tinggi pada ASI prematur, asam lemak esensial.

    e. Komposisi dalam ASI : Lemak 3,7 – 4,8 gr/100 ml.

    3. Protein

    a. Memiliki fungsi untuk pengatur dan pembangun tubuh bayi.

    b. Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai

    pembentuk struktur otak.

    c. Protein dalam susu adalah whey dan casein/kasein.

    1) ASI memiliki perbandingan antara Whey dan Casein yang sesuai untuk

    bayi.

    2) Rasio Whey dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI

    dibandingkan dengan susu sapi.

    3) ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35.

    4) Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap.

    5) Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan whey : casein

    adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.

    6) Whey lebih mudah dicerna dibandingkan dengan casein yang

    merupakan protein utama dari susu sapi.

  • 10

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    d. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu sistin, taurin, triptofan, dan

    fenilalanin merupakan senyawa yang berperan dalam proses ingatan.

    e. Sistin dan taurin merupakan dua macam asam amino yang tidak

    terdapat dalam susu sapi.

    1) Sistin : diperlukan untuk pertumbuhan somatik.

    2) Taurin : Neotransmitter yang baik untuk perkembangan otak anak.

    3) Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI

    yang berfungsi sebagai neuorotransmitter dan berperan penting untuk

    proses maturasi sel otak.

    4) Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan

    berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.

    f. Komposisi dalam ASI : Protein 0,8 – 1,0 gr/100 ml.

    4. Garam dan Mineral

    a. ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif

    rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan.

    b. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil

    dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu.

    1) Zat besi : zat yang membantu pembentukan darah untuk

    menghindarkan bayi dari penyakit kurang darah atau anemia.

    2) Ferum : Fe rendah tapi mudah diserap.

    c. Dalam PASI kandungan mineral jumlahnya tinggi, tetapi sebagian

    besar tidak dapat diserap hal ini akan memperberat kerja usus bayi

    serta mengganggu keseimbangan dalam usus dan meningkatkan

    pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga mengakibatkan

    kontraksi usus bayi tidak normal. Bayi akan kembung, gelisah karena

    obstipasi atau gangguan metabolisme.

    5. Vitamin

    a. ASI mengandung berbagai jenis vitamin, yaitu : vitamin A, karoten,

    vitamin D, vitamin E, vitamin K, vitamin C (asam askorbat), biotin, kolin,

  • 11

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    asam piridoksin (Vitamin B3), riboflavin (B2), thiamin (B1), dan

    siaonokobalamin (Vitamin B12).

    b. ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan

    bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya

    belum mampu membentuk vitamin K.

    c. Vitamin-vitamin tersebut antara lain :

    1) Vitamin A : Vitamin yang sangat berguna bagi perkembangan

    penglihatan bayi.

    2) Vitamin D

    3) Vitamin E : terdapat terutama dalam kolostrum

    4) Vitamin K : berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan

    darah dan terdapat dalam ASI dengan jumlah yang cukup serta mudah

    diserap. Karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk

    vitamin K. Maka setelah lahir, bayi diberikan tambahan vitamin K.

    D. Kandungan ASI sebagai zat pelindung

    ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi. ASI

    mengandung beberapa zat pelindung berikut ini :

    1. Faktor Bifidus

    a. Faktor bifidus : fasilitas pertumbuhan lactobacillus bifidus (melawan

    bakteri patogen dalam usus)

    b. Zat ini penting untuk merangsang pertumbuhan bakteri Lactobacillus

    bifidus yang membantu melindungi usus bayi dari peradangan atau

    penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi beberapa jenis bakteri

    merugikan, seperti keluarga E.coli.

    c. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen,

    menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus.

    2. Laktobasilus Bifidus

    a. Laktobasilus bifidus berfungsi menghambat pertumbuhan

    mikroorganisme dalam tubuh bayi yang dapat menyebabkan berbagai

    penyakit atau gangguan kesehatan.

  • 12

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    b. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk

    menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

    3. Laktoferin

    a. Laktoferin adalah protein yang berikatan dengan zat besi.

    b. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat

    kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.

    c. Laktoferin : menyerap fe dari saluran pencernaan, mengurangi suplai

    Calbicans dan E.coli.

    d. Laktoferin berfungsi menghambat perkembangan jamur kandida dan

    bakteri stafilokokus yang merugikan kesehatan bayi.

    4. Lysozim

    a. Lysozim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E.coli dan

    Salmonella) dan virus. Jumlah lysozim dalam ASI 300 kali lebih

    banyak daripada susu sapi.

    b. Lysozim adalah enzim yang dapat memecah dinding bakteri

    (bakteriosidal) dan anti-inflamatory, bekerjasama dengan peroksida

    dan askorbat untuk menyerang untuk menyerang E-coli dan sebagian

    spesies Salmonela.

    c. Lysozim sangat bermanfaat untuk mengurangi karies dentis dan

    maloklusi serta dapat memecah dinding bakteri yang merugikan.

    d. Lysozim : whey, protein, baktericidal, anti inflamasi melawan

    shigella dan salmonella, kadar makin tinggi setelah umur 6 bulan.

    5. Immunoglobulin

    a. Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup

    tinggi. Sekretori ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri

    patogen E.coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan sedangkan

    susu formula hanya sedikit mengandung immunoglobulin dan

    sebagian besar merupakan jenis yang tidak dibutuhkan dalam tubuh

    bayi.

    b. Immunoglobulin : Ig.A BALT dan GALT (Bronchus/Gut Associated

    Immuno Competent Lymphoid Tissue).

  • 13

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    E. Komposisi ASI

    ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu : kolostrum, air susu transisi, dan

    air susu matur. Komposisi ASI hari 1-4 (kolostrum) berbeda dengan ASI hari ke 5

    – 10 (transisi) dan ASI matur. Masing-masing ASI tersebut dijelaskan sebagai

    berikut :

    1. Kolostrum

    Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolostrum merupakan

    cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mammae yang mengandung

    tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari

    kelenjar mammae, sebelum dan segera sesudah melahirkan.. Kolostrum ini

    disekresi oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari keempat pasca

    persalinan. Kolostrum merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket,

    dan berwarna kekuningan.

    Kolostrum banyak mengandung protein, antibody (kekebalan tubuh), dan

    immunoglobin. Kolostrum mengandung protein, mineral, garam, vitamin A,

    nitrogen, sel darah putih dan antibody yang tinggi daripada ASI matur. Protein

    utama pada kolostrum adalah imunoglobulin (IgG, IgA, dan IgM) yang

    digunakan sebagai zat antibody untuk mencegah dan menetralisir bakteri,

    virus, jamur, dan parasit.

    Kolostrum memiliki efek pencahar ringan yang membantu untuk

    membersihkan usus bayi dari mekonium (tinja pertama bayi yang berwarna

    kehitaman) juga membersihkan bilirubin dari usus, dan membantu untuk

    mencegah bayi kuning (jaundice). Kolostrum mengandung faktor

    pertumbuhan yang membantu perkembangan usus bayi yang belum matang

    setelah lahir. Ini membantu untuk mencegah bayi dari infeksi, alergi, dan

    intoleransi terhadap jenis makanan lainnya.

    Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi

    pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk

    memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan

    kepada bayi. Volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati

    kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-

    300 ml/24 jam.

  • 14

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    2. Air Susu Transisi/Peralihan

    ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum

    ASI matur yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10, berisi karbohidrat dan

    lemak serta volume ASI meningkat. Kadar protein semakin rendah sedangkan

    kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi. Selama dua minggu, volume

    ASI bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar

    Immunoglobulin dan protein menurun sedangkan lemak dan laktosa

    meningkat.

    3. Air Susu Matur

    ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya. ASI matur

    tampak berwarna putih kekuning-kuningan karena mengandung casineat.

    Riboflavin dan karotin. Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak

    menggumpal bila dipanaskan.

    Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama disebut

    foremilk yang memiliki kandungan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula,

    protein, mineral, dan air serta memiliki tekstur lebih encer. ASI matur

    memiliki antimikrobakterial faktor, yaitu Antibody terhadap bakteri dan virus,

    Sel (fagosile, granulosit, makrofag, limfosil tipe T), Enzim (Lisozim,

    lactoperoxidese), Protein (laktoferin, B12 Ginding Protein) dan Faktor resisten

    terhadap staphylococcus.

    Tabel 1

    Kandungan Kolostrum, ASI Transisi, dan ASI Matur

    Kandungan Kolostrum Transisi ASI Matur

    Energi (Kkal) 57,0 63,0 65,0

    Laktosa (g/100 ml) 6,5 6,7 7,0

    Lemak (g/100 ml) 2,9 3,6 3,8

    Protein (g/100 ml) 1,195 0,965 1,324

    Mineral (g/100 ml) 0,3 0,3 0,2

    Immunoglobulin :

    Ig A (mg/100 ml) 335,9 - 119,6

    Ig G (mg/100 ml) 5,9 - 2,9

    Sumber : Maryunani, 2012

  • 15

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    F. Faktor - Faktor Keberhasilan ASI Ekslusif.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif, dapat

    dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal (Wahyuningsih, 2012).

    1. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat di dalam diri individu itu

    sendiri, meliputi:

    a. Faktor Pendidikan

    Makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah untuk menerima

    informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

    Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat sikap terhadap nilai-

    nilai yang baru diperkenalkan, termasuk mengenai ASI Eksklusif

    (Wahyuningsih, 2012).

    b. Faktor Pengetahuan

    Pengetahuan yang rendah tentang manfaat dan tujuan pemberian ASI

    Eksklusif bisa menjadi penyebab gagalnya pemberian ASI Eksklusif pada

    bayi. kemungkinan pada saat pemeriksaan kehamilan (Ante Natal Care),

    mereka tidak memperoleh penyuluhan intensif tentang ASI Eksklusif,

    kandungan dan manfaat ASI, teknik menyusui, dan kerugian jika tidak

    memberikan ASI Eksklusif (Wahyuningsih, 2012).

    c. Faktor Sikap/Perilaku

    Menurut Roesli (2008), dengan menciptakan sikap yang positif mengenai

    ASI dan menyusui dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI

    Eksklusif.

    d. Faktor psikologis

    1) Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita (estetika).

    2) Adanya anggapan para ibu bahwa menyusui akan merusak penampilan

    dan khawatir akan tampak menjadi tua.

    3) Sebagian ibu mengalami tekanan batin di saat menyusui bayi sehingga

    dapat mendesak ibu untuk mengurangi frekuensi dan lama menyusui

    bayinya bahkan mengurangi menyusui (Roesli, 2008

  • 16

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    e. Faktor Fisik ibu

    Alasan Ibu yang sering muncul untuk tidak menyusui adalah karena ibu

    sakit, baik sebentar maupun lama. Sebenarnya jarang sekali ada penyakit

    yang mengharuskan Ibu untuk berhenti menyusui karena lebih jauh berbahaya

    untuk mulai memberi bayi berupa makanan buatan daripada membiarkan bayi

    menyusu dari ibunya yang sakit (Roesli, 2008).

    f. Faktor Emosional

    Faktor emosional mampu mempengaruhi produksi air susu ibu (ASI).

    Aktifitas sekresi kelenjar-kelenjar susu itu senantiasa berubah-ubah oleh

    pengaruh psikis/kejiwaan yang dialami oleh ibu. Perasaan ibu dapat

    menghambat /meningkatkan pengeluaran oksitosin. Perasaan takut, gelisah,

    marah, sedih, cemas, kesal, malu atau nyeri hebat akan mempengaruhi refleks

    oksitosin, yang akhirnya menekan pengeluaran ASI. Sebaliknya, perasaan ibu

    yang berbahagia, senang, perasaan menyayangi bayi seperti memeluk,

    mencium, dan mendengar bayinya yang menangis, perasaan bangga menyusui

    bayinya akan meningkatkan pengeluaran ASI (Roesli, 2008).

    2. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan

    maupun dari luar individu itu sendiri, meliputi:

    a. Inisiasi Menyusu Dini

    1) Definisi Inisiasi Menyusu Dini

    Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah permulaan kegiatan menyusu dalam

    satu jam pertama setelah bayi lahir. Inisiasi menyusu dini juga bisa diartikan

    sebagai cara bayi menyusu satu jam pertama setelah lahir dengan usaha sendiri

    dengan kata lain menyusu bukan disusui. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui

    dini ini dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara

    (Maryunani, 2012).

    Inisiasi Menyusui Dini adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya

    sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan

    dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibunya, bayi dibiarkan setidaknya

  • 17

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    selama satu jam di dada ibu sampai bayi menyusu sendiri (Kemenkes RI, 2018).

    Inisiasi Menyusui Dini dalam istilah asing sering di sebut early inisiation

    breastfreeding yaitu memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu

    sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya. Ketika bayi sehat di

    letakkan di atas perut atau dada ibu segera setelah lahir dan terjadi kontak kulit

    (skin to skin contac) merupakan pertunjukan yang menakjubkan, bayi akan

    bereaksi oleh karena rangsangan sentuhan ibu, dia akan bergerak di atas perut ibu

    dan menjangkau payudara. (Roesli, 2008).

    Inisiasi Menyusui Dini disebut sebagai tahap ke empat persalinan yaitu tepat

    setelah persalinan sampai satu jam setelah persalinan, meletakkan bayi baru lahir

    dengan posisi tengkurap setelah dikeringkan tubuhnya namun belum dibersihkan,

    tidak dibungkus di dada ibunya segera setelah persalinan dan memastikan bayi

    mendapat kontak kulit dengan ibunya, menemukan puting susu dan mendapatkan

    kolostrom atau ASI yang pertama kali keluar (Roesli, 2008).

    Inisiasi Menyusui Dini adalah proses menyusu bukan menyusui yang

    merupakan gambaran bahwa inisiasi menyusu dini bukan program ibu menyusui

    bayi tetapi bayi yang harus aktif sendiri menemukan putting susu ibu. Setelah

    lahir bayi belum menujukkan kesiapannya untuk menyusu reflek menghisap bayi

    timbul setelah 20-30 menit setelah lahir dan bayi akan menunjukan kesiapan

    untuk menyusu 30-40 menit setelah lahir (Roesli, 2008).

    Kesimpulan dari berbagai pengertian di atas, IMD adalah suatu rangkaian

    kegiatan dimana bayi segera setelah lahir yang sudah terpotong tali pusatnya

    secara naluri melakukan aktivitas-aktivitas yang diakhiri dengan menemukan

    puting susu ibu kemudian menyusu pada satu jam pertama kelahiran.

    2) Prinsip inisiasi menyusu dini (IMD)

    Inisiasi Menyusui Dini dilakukan dengan cara meletakkan bayi secara

    tengkurap di dada atau perut ibu sehingga kulit bayi bersentuhan pada kulit ibu

    yang dilakukan sekurang-kurangnya 1 jam segera setelah lahir, jika kontak

    tersebut terhalang oleh kain atau dilakukan kurang dari satu jam maka dianggap

    belum sempurna dan tidak melakukan IMD (Kemenkes RI, 2018).

    Prinsip dasar IMD adalah tanpa harus dibersihkan dulu, bayi diletakkan di

  • 18

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    dada ibunya dengan posisi tengkurap dimana telinga dan tangan bayi berada

    dalam satu garis sehingga terjadi kontak kulit dan secara alami bayi mencari

    payudara ibu dan mulai menyusu. (Rosita, 2008).

    Prinsip IMD adalah cukup mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir

    dengan kain atau handuk tanpa harus memandikan, tidak membungkus (bedong)

    kemudian meletakkannya ke dada ibu dalam keadaan tengkurap sehingga ada

    kontak kulit dengan ibu, selanjutnya beri kesempatan bayi untuk menyusu sendiri

    pada satu jam pertama kelahiran.

    3) Manfaat Inisiasi Menyusui Dini

    Menurut Roesli (2008), menyampaikan bahwa IMD bermanfaat bagi ibu

    dan bayi baik secara fisiologis maupun psikologis, yaitu sebagai berikut:

    a) Ibu

    Sentuhan dan hisapan payudara ibu mendorong keluarnya oksitoksin

    yang menyebabkan kontraksi pada uterus sehingga membantu keluarnya

    plasenta dan mencegah perdarahan. Oksitoksin juga menstimulasi hormon-

    hormon lain yang menyebabkan ibu merasa aman dan nyaman, sehingga

    ASI keluar dengan lancar.

    b) Bayi

    Bersentuhan dengan ibu memberikan kehangatan, ketenangan

    sehingga napas dan denyut jantung bayi menjadi teratur.Bayi memperoleh

    kolostrom yang mengandung antibodi dan merupakan imunisasi pertama.

    Di samping itu, kolostrom juga mengandung faktor pertumbuhan yang

    membantu usus bayi berfungsi secara efektif, sehingga mikroorganisme

    dan penyebab alergi lain lebih sulit masuk ke dalam tubuh bayi.

    c) Manfaat secara Psikologis :

    Adanya Ikatan Emosi (Emotional Bonding) seperti hubungan ibu-bayi

    lebih erat dan penuh kasih sayang, Ibu merasa lebih bahagia, bayi lebih

    jarang menangis, ibu berperilaku lebih peka (affectionately) dan lebih

    jarang menyiksa bayi (child abused) serta perkembangan anak

    menunjukkan uji kepintaran yang lebih baik di kemudian hari.

  • 19

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    4) Tata laksana Inisiasi Menyusui Dini

    Secara umum menurut Maryunani (2012), tata laksana IMD adalah sebagai

    berikut:

    a) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.

    b) Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat

    persalinan dan dapat diganti dengan cara non kimiawi misalnya, pijat,

    aroma, terapi gerakan atau hypnobirthing.

    c) Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan misalnya

    melahirkan tidak normal di dalam air atau dengan jongkok.

    d) Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua

    tangannya. Lemak putih (vernix) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya

    dibiarkan.

    e) Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat

    dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan

    minimum satu jam atau setelah menyusu awal selesai kemudian keduanya

    diselimuti jika perlu gunakan topi bayi.

    f) Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu, ibu dapat merangsang bayi

    dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.

    g) Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau

    perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa

    menit atau satu jam, dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri

    ibu. Jika bayi belum menemukan puting payudara ibunya dalam waktu

    satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya sampai

    berhasil menyusu pertama.

    h) Dianjurkan memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu

    yang melahirkan dengan tindakan

    i) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan dicap setelah satu

    jam

    j) Rawat gabung ibu dan bayi dalam satu kamar selama 24 jam.

  • 20

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    b. Rooming In (Rawat Gabung)

    1) Definisi Rooming In (Rawat Gabung)

    Rawat gabung adalah suatu sitem perawatan ibu dan anak bersama-sama

    pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu dan setiap

    saat ibu tersebut dapat menyusui anaknya. Dalam pelaksanaannya bayi harus

    selalu dekat ibunya semenjak dilahirkan sampai saatnya pulang. (Soetjiningsih,

    2013).

    2) Tujuan Rooming In (Rawat Gabung)

    a) Agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja dibutuhkan.

    b) Agar ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar

    seperti yang dilakukan oleh petugas.

    c) Agar ibu mempunyai pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi

    ibu masih di rumah sakit.

    d) Dalam rawat gabung, suami dan keluarga dapat dilibatkan secara aktif

    untuk mendukung dan membantu ibu dalam menyusui dan merawat

    bayinya secara baik dan benar.

    e) Ibu mendapatkan kehangatan emosional karena ibu dapat selalu kontak

    dengan bayinya.

    3) Syarat-syarat rooming in (rawat gabung)

    Bayi dan ibu yang dilakukan rooming in (rawat gabung) harus memenuhi

    syarat sebagai berikut :

    a) Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.

    b) Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi

    cukup sehat , reflek menghisap baik, tidak ada tanda infeksi dsb.

    c) Bayi yang dilahirkan dengan secsio cesarea dengan anastesia umum,

    rawat gabung dilakukan setelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak

    ngantuk), misalnya 4-6 jam setelah operasi selesai, bayi tetap disusukan

    meskipun mungkin ibu masih terpasang infus.

    d) Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama (nilai apgar minimal 7)

    e) Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.

  • 21

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    f) Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih.

    g) Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.

    h) Bayi dan ibu sehat.

    4) Kontraindikasi rooming in (rawat gabung)

    Rawat gabung tidak boleh diberikan pada ibu dan bayi yang mengalami :

    a) Bayi yang prematur

    b) Bayi berat lahir kurang dari 2000-2500 gram

    c) Bayi dengan sepsis.

    d) Bayi dengan cacat bawaan berat, misalnya : hidrosephalus, maningokel,

    anansefali, atresia ani, omfalokel, dsb.

    e) Bayi dengan gangguan napas.

    f) Ibu dengan infeksi berat, misalnya : sepsis, dsb.

    5) Manfaat rooming in (rawat gabung) bagi ibu dan bayi.

    a) Aspek fisik

    (1) Menyusui anak akan mudah dilaksanakan dan mudah berhasil karena

    anak berada disamping ibunya. Ibu tahu betul waktu menyusui dan

    waktu anaknya lapar.

    (2) Bahaya infeksi dari bayi lain dapat dikurangi karena bayi terpisah

    dari bayi lain karena bayi sekamar dengan ibunya.

    b) Aspek fisiologis

    (1) Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan

    frekuensinya lebih sering dan ini merupakan proses fisiologis yang

    alami.

    (2) Dengan menyusui maka akan timbul refleks oksitosin yang akan

    membantu proses fisiologis infolusi rahim, dan prolaktin yang akan

    memacu proses produksi ASI.

    c) Aspek Psikologis.

    (1) Bayi akan menerima rasa keibuan lebih besar dari pada diruang bayi.

    Didalam satu ruangan bayi akan mendapatkan rasa dan sentuhan

    ibunya lebih sering. Hal ini diperlukan anak sebagai rasa kasih

  • 22

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    sayang yang penting untuk menimbulkan rasa aman bagi bayi.

    (2) Menimbulkan kepuasan bagi bayi dan ibu karena hubungan diantara

    mereka dapat selalu dijalin.

    (3) Membentuk temperamen yang baik bagi bayi karena bayi tidak perlu

    marah atau menangis karena lapar atau karena kurang perhatian sebab

    sewaktu-waktu ibu dapat menolong dan memperhatikannya.

    (4) Waktu kunjungan kedua orang tua yaitu ibu dan ayah akan lebih

    gembira karena merasa dapat bertemu dalam satu kesatuan keluarga.

    d) Aspek pendidikan

    (1) Bagi yang belum berpengalaman dengan adanya rawat gabung dapat

    mempelajari bayinya menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

    merawat anaknya bila telah pulang kerumahnya.

    (2) Dengan mengamati tingkah laku anaknya, ia akan mengetahui hal-

    hal yang perlu mendapatkan pertolongan, misalnya : bila muka

    anaknya pucat, bernafas tidak teratur, BAB encer, dll.

    e) Aspek Ekonomi.

    (1) Dengan rawat gabung maka pemberian ASI dapat dilakukan sedini

    mungkin, hal ini merupakan suatu penghematan anggaran

    pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol dot, serta peralatan

    lain yang dibutuhkan.

    (2) Lama perawatan ibu menjadi lebih pendek karena involusi rahim

    menjadi lebih cepat. Demikian juga infeksi dapat dikurangi atau

    dicegah, berarti penghematan biaya bagi keluarga ibu karena

    perawatan lebih singkat.

    C. Pemberian MP-ASI Dini

    1) Definisi Makanan Pendamping ASI

    MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi,

    diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi

    selain dari ASI (Kemenkes RI, 2018). MP-ASI merupakan makanan peralihan

    dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus

    dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksudkan

  • 23

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    untuk menyesuaikan kemampuan alat pencernaan bayi dalam menerima MP-ASI

    (Kemenkes RI, 2018).

    MP-ASI merupakan peralihan asupan yang semata berbasis susu menuju

    ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan keterampilan

    motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap

    menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan

    makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang (Kemenkes RI, 2018).

    2) Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI

    Pemberian MP-ASI yang terlalu dini juga dapat dipengaruhi karakter

    sosial baik internal ataupun eksternal yaitu :

    a) Pengetahuan ibu

    Kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI

    dan menyusui menyebabkan ibu-ibu mudah beralih ke susu formula. Oleh

    itu perlu dukungan oleh berbagai pihak agar ibu mengetahui informasi

    yang jelas tentang pemberian ASI eksklusif dengan memberikan

    penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI. Faktor internal ini yang

    mempengaruhi bayi kurang mendapatkan ASI yang cukup (Anton, B.

    2008). Menurut Ginting, dkk (2012) ibu yang memiliki tingkat

    pengetahuan dalam kategori “tidak baik” memiliki risiko sebesar 2,425

    kali untuk memberikan MP-ASI dini pada bayi usia

  • 24

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    dan memudahkan bayi untuk menyusu. Mengeluarkan ASI secara manual

    akan membentuk puting susu tertarik kedalam (Kemenkes RI. 2018).

    (2) Puting susu lecet

    Puting susu yang nyeri jika tidak segera ditangani dengan benar

    maka menjadi lecet, sehingga menyusui akan terasa menyakitkan bahkan

    akan mengeluarkan darah. Puting susu yang lecet akan menyebabkan

    posisi menyusui menjadi salah, apabila sangat menyakitkan, berhenti

    menyusui pada puting yang sakit, beri kesempatan untuk puting susu yang

    sakit menjadi sembuh. Jika dalam waktu satu minggu luka tidak kunjung

    sembuh, rujuk ke puskesmas. Posisi menyusui yang benar itu bayi

    diletakan menghadap ibu, perut bayi menempel keperut ibu, telinga bayi

    segaris dengan lengan, mulubayi terbuka lebar, bibir bayi lengkung keluar,

    dagu bayi menempel pada payudara (Kemenkes RI. 2018).

    (3) Puting susu nyeri

    Pada awalnya ibu akan mengalami sakit atau nyeri pada saat awal

    menyusui. Rasa nyeri ini akan berhenti ketika ASI sudah keluar. Bila

    posisi mulut dan puting susu dalam posisi yang tepat, perasaan nyeri itu

    akan menghilang. Cara menanganinya adalah dengan cara memastikan

    posisi menyusui sudah benar, jangan membersihkan puting susu dengan

    sabun, hindarkan puting susu menjadi lembab (Kemenkes RI, 2018).

    (4) Payudara bengkak

    Pada hari pertama (sekitar 2 – 4 jam), payudara sering terasa

    penuh dan nyeri itu karena bertambahnya aliran darah kepayudara

    bersama ASI yang mulai diproduksi dalam jumlah banyak. Penyebab

    bengkaknya payudara adalah posisi mulut bayi dan puting susu yang

    salah, produksi ASI berlebih, terlambat menyusui, pengeluaran ASI yang

    jarang, dan waktu menyusui yang terbatas. Cara mengatasinya adalah

    dengan menyusui bayi sesering mungkin tanpa ada jadwal dan batas

    waktu. Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan

    tangan/pompa ASI yang efektif sebelum menyusui. Sebelum menyusui

    dapat dilakukan juga kompres air dingin untuk mengurangi oedema

    (Kemenkes RI, 2018).

  • 25

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    c) Dukungan keluarga

    Dukungan adalah sebuah penyemangat atau support atau motivasi

    yang diberikan kepada seseorang, sedangkan keluarga adalah suatu

    perkumpulan yang terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh

    hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan tiap-tiap anggota keluarga

    selalu berinteraksi satu sama lain (Mubarak, at all. 2011).

    Menurut (Friedman, at all. 2010) mengemukakan bahwa dukungan

    keluarga dapat diberikan dalam beberapa bentuk seperti dukungan

    informasi, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan

    emosional. Ibu menyusui membutuhkan dukungan dan pertolongan, baik

    ketika memulai maupun melanjutkan menyusui.

    Dukungan suami merupakan bagian penting dalam keberhasilan atau

    kegagalan menyusui, karena suami menentukan kelancaran pengetahuan

    ASI (let down refelex) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi dan

    perasaan ibu. Dukungan atau support dari orang lain atau orang terdekat,

    sangat berperan dalam sukses tidaknya menyusui. Semakin besar

    dukungan yang didapatkan untuk terus menyusui maka akan semakin

    besar pula kemampuan untuk dapat bertahan terus untuk menyusui.

    Dukungan suami maupun keluarga sangat besar pengaruhnya, seorang ibu

    yang kurang mendapatkan dukungan oleh suami, ibu, adik atau bahkan

    ditakut-takuti, dipengaruhi untuk beralih ke susu formula (Roesli, 2008).

    3) Resiko Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini

    a) Resiko jangka pendek

    Telah dibuktikan bahwa pengenalan makanan selain ASI eksklusif kepada

    bayi akan menurun frekuensi dan intensitas pengisapan bayi, yang

    merupakan salah satu resiko menurunnya produksi ASI. Resiko dari bayi

    yang mendapatkan makanan pendamping yang terlalu dini adalah penyakit

    diare.

    b) Resiko jangka panjang

    Pemberian makanan dalam jangka panjang yang kurang memadai

    juga akan menimbulkan kerugian jangka panjang yaitu :

  • 26

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    (1) Obesitas

    Ditemukan adanya korelasi yang baik antara peningkatan berat badan

    selama usia bayi dengan terjadinya kegemukan dikemudian hari,

    penambahan berat badan pada bayi yang diberikan makanan buatan lebih

    besar sedangkan bayi yang diberi ASI eksklusif tampak dapat mengatur

    masukan konsumsi mereka sehingga dapat disesuaikan dengan

    kebutuhannya.

    (2) Alergi makanan

    Telah terbukti bahwa menyusui yang berkepanjangan dan pengenalan

    makanan tambahan yang dipilih dengan hati-hati dan yang tepat waktu

    pemberiannya akan mempunyai peran perlindungan terhadap

    alergmakanan, terutama untuk bayi-bayi yang mempunyai predisposisi

    kearah gangguan tersebut. Dan tidak hanya alergi terhadap susu sapi tetapi

    juga makanan yang lainnya. Manifestasi alergi terhadap susu sapi secara

    klinis meliputi gangguan-gangguan seperti gangguan gastrointestinal,

    dermatologis dan gangguan pernafasan.

    D. Teknik Menyusui

    Menurut Maryunani (2012), teknik meyusui yang benar dapat kita amati

    melalui beberapa respon dari bayi, jika ibu menyusui dengan teknik yang tidak

    benar mengakibatkan puting susu menjadi lecet. ASI keluar tidak optimal

    sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi tidak mau menyusu.

    1) Cara Pengamatan Teknik Menyusui

    Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar dapat

    diperhatikan :

    a. Bayi tampak tenang

    b. Badan bayi menempel pada perut ibu

    c. Mulut bayi terbuka lebar

    d. Sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi, areola bagian bawah

    lebih banyak masuk.

    e. Dagu bayi menempel pada payudara ibu

  • 27

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    f. Bayi nampak mengisap dengan kuat dengan irama perlahan.

    g. Puting susu ibu tidak terasa nyeri.

    h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

    i. Kepala agak menengadah.

    2) Langkah-langkah Menyusui yang benar

    Menurut Soetjiningsih (2013) laktasi (memproduksi ASI) merupakan

    proses yang sangat efisien selama laktasi, ibu perlu menyadari bahwa bayi harus

    disusui sesuai permintaannya, dan ibu memastikan bahwa ia menyusui dengan

    posisi dan pelekatan yang tepat. Berikut adalah langkah-langkah menyusui yang

    benar :

    1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada

    puting dan di areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai

    disinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.

    2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.

    3) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang di

    bawah, jangan menekan puting susu atau areolanya saja

    4) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (roofting reflex) dengan

    cara:

    a) Menyentuh pipi dengan puting susu atau,

    b) Menyentuh sisi mulut bayi.

    5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke

    payudara ibu dan puting serta areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.

    a) Usahakan sebagian besar areola payudara dapat masuk ke mulut bayi

    sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan

    menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di

    bawah areola payudara. Posisi yang salah, apabila bayi hanya mengisap

    pada puting susu saja dan akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak

    adekuat dan puting susu lecet.

    b) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau disangga

    lagi.