Top Banner
6 BAB II TEORI PERTUKARAN SOSIAL 2.1 Pengertian Pertukaran Pertukaran berasal dari kata dasar tukar, sedangkan kata kerja bertukar memiliki beberapa pengertian. Pertama, memperoleh sesuatu dengan memberikan sesuatu atau bergantian memberi sesuatu dengan sesuatu yang lain, seperti seseorang memberikan sesuatu kepada seseorang lain yang memberikan sesuatu sebagai gantinya. Kedua, berubah dari atau menjadi yang lain. Ketiga, berpindah dari kendaraan yang satu ke kendaraan yang lain. Dalam melakukan aktivitas bertukar kedua pihak memiliki maksud dan tujuan yang sepaham, meskipun berlainan cara melaksanakannya. Sedangkan arti kata pertukaran itu sendiri menunjuk pada tindakan dan perbuatan bertukar atau mempertukarkan sesuatu sebagaimana yang dimaksudkan dalam pertukaran tersebut. 1 Jadi pertukaran dapat diartikan sebagai aktivitas memberi sesuatu atau melakukan sesuatu dan menerima sesuatu sebagai sebuah imbalan. 2 Apa yang dipertukarkan, diberikan atau diterima? The New Oxford Illustrated Dictionary mencatat sesuatu yang dipertukarkan biasanya berupa uang, catatan-catatan penting, deposito bank, kata-kata, pandangan-pandangan (glances) tentang sesuatu hal. Hal yang dipertukarkan pada dasarnya memiliki nilai yang lebih kurang sama. 3 Selanjutnya, pertukaran dalam pengertian konseptualisasi interaksi sosial memiliki sejarah yang panjang dalam bidang antropologi dan pada periode akhir diadopsi oleh beberapa tokoh sosiologi. Teori pertukaran, demikian konseptualisasi tersebut. Pendekatan tersebut dapat ditemukan dalam karya G.C. Homans (1910-1989)dan P.M. Blau (1918-2002). 1 Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departeman Pendidikan Nasional, 2008, 1555-1556 2 Oxford Advanced Learner’s Dictionary (ed.7th). Oxford University Press: 2005. 527-528. Lihat juga: Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi. Jakarta: Penerbit CV Rajawali, 1985. The New Oxford 3 The New Oxford Illustrated Dictionary. Oxford University Press: 1978, 580.
19

BAB II TEORI PERTUKARAN SOSIAL 2.1 Pengertian Pertukaran · 2017. 10. 5. · 7 2.2 Pertukaran Sosial dalam Masyarakat Modern. Teori pertukaran sosial merupakan satu teori yang dikembangkan

Feb 11, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 6

    BAB II

    TEORI PERTUKARAN SOSIAL

    2.1 Pengertian Pertukaran

    Pertukaran berasal dari kata dasar tukar, sedangkan kata kerja bertukar memiliki

    beberapa pengertian. Pertama, memperoleh sesuatu dengan memberikan sesuatu atau

    bergantian memberi sesuatu dengan sesuatu yang lain, seperti seseorang memberikan sesuatu

    kepada seseorang lain yang memberikan sesuatu sebagai gantinya. Kedua, berubah dari atau

    menjadi yang lain. Ketiga, berpindah dari kendaraan yang satu ke kendaraan yang lain.

    Dalam melakukan aktivitas bertukar kedua pihak memiliki maksud dan tujuan yang sepaham,

    meskipun berlainan cara melaksanakannya. Sedangkan arti kata pertukaran itu sendiri

    menunjuk pada tindakan dan perbuatan bertukar atau mempertukarkan sesuatu sebagaimana

    yang dimaksudkan dalam pertukaran tersebut.1 Jadi pertukaran dapat diartikan sebagai

    aktivitas memberi sesuatu atau melakukan sesuatu dan menerima sesuatu sebagai sebuah

    imbalan.2

    Apa yang dipertukarkan, diberikan atau diterima? The New Oxford Illustrated

    Dictionary mencatat sesuatu yang dipertukarkan biasanya berupa uang, catatan-catatan

    penting, deposito bank, kata-kata, pandangan-pandangan (glances) tentang sesuatu hal. Hal

    yang dipertukarkan pada dasarnya memiliki nilai yang lebih kurang sama.3 Selanjutnya,

    pertukaran dalam pengertian konseptualisasi interaksi sosial memiliki sejarah yang panjang

    dalam bidang antropologi dan pada periode akhir diadopsi oleh beberapa tokoh sosiologi.

    Teori pertukaran, demikian konseptualisasi tersebut. Pendekatan tersebut dapat ditemukan

    dalam karya G.C. Homans (1910-1989)dan P.M. Blau (1918-2002).

    1 Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departeman Pendidikan Nasional, 2008, 1555-1556 2 Oxford Advanced Learner’s Dictionary (ed.7th). Oxford University Press: 2005. 527-528. Lihat juga: Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi. Jakarta: Penerbit CV Rajawali, 1985.The New Oxford

    3 The New Oxford Illustrated Dictionary. Oxford University Press: 1978, 580.

  • 7

    2.2 Pertukaran Sosial dalam Masyarakat Modern

    Teori pertukaran sosial merupakan satu teori yang dikembangkan oleh pakar psikologi

    John W. Thibaut (1917-1986) dan Harold H. Kelley (1921-2003), ahli sosiologi seperti

    George C. Homans (1910-1989), Richard Emerson dan Peter M. Blau (1918-2002).4

    Berdasarkan teori ini, manusia selalu berada dalam hubungan pertukaran antara yang satu

    dengan yang lain, baik antara pribadi dengan pribadi maupun antara pribadi dengan

    kelompok. Teori ini melihat hubungan pertukaran antar aktor sebagai hubungan yang saling

    mempengaruhi (reciprocal). Pada umumnya hubungan sosial yang terjadi dalam masyarakat,

    mempunyai perilaku yang saling mempengaruhi dalam hubungan tersebut, dimana

    didalamnya terdapat unsur ganjaran (reward), pengorbanan (cost) dan keuntungan (profit).

    Ganjaran merupakan segala hal yang diperoleh melalui adanya pengorbanan, sedangkan

    pengorbanan merupakan semua hal yang dihindarkan, dan keuntungan adalah ganjaran

    dikurangi oleh pengorbanan.5 Analisa hubungan sosial menurut cost and reward inilah ciri

    khas teori pertukaran.6 Misalnya, pola-pola perilaku di tempat kerja, percintaan, perkawinan,

    dan persahabatan. Teori pertukaran sosial mencadangkan tabiat sosial itu adalah hasil satu

    proses pertukaran. Tujuan pertukaran ini adalah memaksimumkan faedah dan

    meminimumkan biaya. Menurut teori ini, aktor mempertimbangkan potensi faedah dan risiko

    bagi perhubungan sosial. Apabila risiko-risiko itu lebih berat untuk memberi ganjaran, rakyat

    akan menamatkan atau meninggalkan begitu saja hubungan. Teori pertukaran sosial ini juga

    digunakan untuk menjelaskan berbagai penelitian mengenai sikap dan perilaku dalam

    ekonomi. Selain itu, teori ini juga digunakan dalam penelitian komunikasi, misalnya dalam

    konteks komunikasi antar pribadi, kelompok dan organisasi.

    4 George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern (edisi ke-6). Jakarta:

    Kencana, 2007, 355; Jonathan H. Turner, The Structure of Sociological Theory (6th edition).

    261; Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi: Klasik dan Modern, (jilid 2), 55. 5 Makalah Social Exchange Theory, www.gumilarcenter.com/ 6 Johnson, Teori Sosiologi, 55

  • 8

    2.3 Teori Pertukaran George Caspar Homans

    2.3.1 Pendekatan Dasar

    Homans pernah belajar di Harvard Business School bergabung dengan Prof.

    Lawrence Henderson dan Elton Mayo. Beberapa tulisannya adalah The Human Group, The

    Nature of Social Science (1967) dan Social Behavior (1961, 1974).7

    Pemikiran Homans banyak dipengaruhi oleh behaviorisme. Dalam psikologi,

    behaviorisme berpengaruh langsung terhadap sosiologi perilaku, dan secara tidak langsung

    terutama terhadap teori pertukaran.8 Sosiologi perilaku memusatkan perhatian pada hubungan

    antara pengaruh perilaku seseorang terhadap lingkungan dan sebaliknya, dampak lingkungan

    terhadap seseorang. Lingkungan tempat munculnya perilaku, baik berupa sosial maupun

    fisik, dipengaruhi oleh perilaku sebelumnya dan selanjutnya “muncul” kembali dalam

    berbagai cara. “Perilaku baru” yang muncul entah itu positif, negatif ataupun netral akan

    mempengaruhi “perilaku-perilaku” berikutnya. Bila reaksi tersebut menguntungkan, perilaku

    yang sama kemungkinan akan diulang di masa depan dalam perilaku yang serupa.

    Sebaliknya, bila reaksi yang berikutnya menyakitkan atau tidak menguntungkan maka

    kemungkinan kecil perilaku yang sama di masa depan akan diulang.9 Dalam pengertian ini,

    sosiologi perilaku memberikan perhatian pada hadiah atau penguat (reinforces) atau hukuman

    (punishment). Dengan kata lain, “hadiah ditentukan oleh kemampuannya memperkuat

    perilaku, sedangkan biaya mengurangi kemungkinan perilaku. Behaviorisme pada umumnya,

    7 Ritzer dan Goodman, Teori Sosiologi Modern, 360; Johnson, Teori Sosiologi,. 59. 8 Ritzer dan Goodman, Teori Sosiologi Modern, 356-357; Turner, The Structure of Sociological Theory, 264. 9 Penelitian psikologi perilaku dilakukan oleh B.F. Skinner (1948) terhadap merpati yang ditempatkan dalam kotak yang dirancang khusus (sekarang dikenal dengan kotak Skinner). Skinner menggunakan burung merpati

    dalam suatu operant conditioning, dengan mengemukakan perilaku merpati yang mematuk sembarangan,

    patukannya mengenai sebuah “sasaran” yang mungkin secara otomatis memberinya makan dengan butiran padi.

    Setiap kali merpati mematuk “sasaran” secara otomatis ia mendapatkan hadiah makanan butiran padi, sehingga

    perlakuan yang sama terus dilakukan – semakin meningkat.

  • 9

    dan gagasan tentang hadiah dan biaya pada khususnya, besar pengaruhnya terhadap teori

    pertukaran.”10

    Bagi Homans, perilaku manusia memiliki penjelasan atau dasar psikologis yang

    menyebabkannya. Ia juga menyamakan antara perilaku sosial dan perilaku individual serta

    mengkhususkan kajian pada interaksi sosial. Meskipun Homans membahas prinsip

    psikologis, ia tidak sedang memikirkan manusia dalam keadaan terisolasi. Ia mengakui

    bahwa manusia adalah mahluk sosial dan menggunakan banyak waktunya untuk

    bersosialisasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Homans mengembangkan teori sosial

    dengan “membayangkan perilaku sosial

    sebagai pertukaran aktivitas, nyata atau tak nyata, dan kurang lebih sebagai pertukaran hadiah

    dan biaya, sekurang-kurangnya antara dua orang.”11 Ini yang membedakan secara kontras

    dengan Skinner yang membatasi kajiannya pada binatang, burung merpati di laboratorium

    (Laboratorium Skinner). Homans mengembangkan temuan Skinner pada kehidupan sosial

    manusia yang secara konstan terdapat proses member dan menerima (take and give), atau

    pertukaran rewards dan punishments.

    2.3.2 Prinsip Pertukaran Homans

    Inti pertukaran Homans terletak pada sekumpulan proposisi fundamental. Menurutnya

    proposisi bersifat psikologis karena dua alasan. Pertama, proposisi itu biasanya dinyatakan

    dan diuji secara empiris oleh orang yang menyebut dirinya sendiri psikolog. Kedua, proposisi

    itu lebih mengenai perilaku manusia individu daripada kelompok atau masyarakat; dan

    umumnya dianggap menjadi bidang kajian psikologi. 12Menurutnya sosiologi ilmiah

    membutuhkan sekumpulan proposisi umum tentang hubungan antara kategori-kategori itu,

    10 Ritzer dan Goodman, Teori Sosiologi Modern, 357. 11 Ritzer dan Goodman, Teori Sosiologi Modern, 359. 12 Ritzer dan Goodman, Teori Sosiologi Modern, 358.

  • 10

    karena tanpa proposisi demikian maka penjelasan adalah mustahil. “Tidak ada penjelasan

    tanpa proposisi.”

    Sebagaimana dijelaskan diatas, Homans mengembangkan pemikiran teoritisnya berdasarkan

    temuan Skinner dan membawa dirinya pada interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari,

    untuk itu ia mengembangkan beberapa proposisi.13

    2.4 Peter Blau

    2.4.1 Sekilas Biografi

    Peter M. Blau (1918-2002) adalah seorang tokoh terkemuka dalam sosiologi

    sepanjang paruh kedua abad kedua puluh, dan dengan ujungnya di antara yang paling sering

    dikutip dari semua sosiolog aktif. Kontribusinya sangat besar untuk mempelajari struktur-

    makrososial menganalisis sistem berskala besar organisasi, kelas sosial, dan dimensi

    masyarakat sekitar yang terstruktur. Pada saat yang sama ia adalah penulis dari studi

    microsociological enduringly berpengaruh dalam hubungan pertukaran.

    Blau lahir di Wina, Austria, 7 Februari 1918 pada masa jatuhnya kekaisaran Austro-

    Hungaria. Dia adalah anak seorang Yahudi sekuler dan turut menyaksikan keprihatinan

    munculnya fasisme di Austria pasca perang. Ketika Hitler menuju ke Wina pada tahun 1938,

    keluarga Blau memilih untuk tetap tinggal, meskipun adiknya dikirim ke Inggris pada

    Kindertransport. Tahun 1939 ia bermigrasi ke AS dan resmi menjadi warga negara Amerika

    tahun 1943. Karena keterampilan bahasa Jerman-nya, ia menjabat sebagai petugas interogasi.

    Dia kemudian mengetahui bahwa keluarganya telah dibunuh di Auschwitz tahun 1942.14

    Pada tahun yang sama ia mendapatkan gelar BA dari Elmhurst College di Elmhurst, Illionis.

    Pecahnya perang PD II membuat pendidikannya terganggu dan ia harus bergabung dalam

    AD. Dalam karirnya sebagai anggota AD, ia menerima penghargaan the browse star. Setelah

    13 Turner, The Structure of Sociological Theory, 265 – 266, dalam poin the basic exchange priciples. 14 W. Richard Scott and Craig Calhoun, Peter Michael Blau 1918 – 2002 (Biographical Memoirs, Vol. 85). Washington, D.C: The National Academies Press, 2004, 7.

  • 11

    akhir Perang Dunia II, Blau mampu melanjutkan pendidikan, memasuki departemen sosiologi

    di Columbia University pada bulan Februari tahun 1946 dan mendapatkan gelar Ph.D. dari

    Universitas Columbia tahun 1952.

    Sejak mahasiswa Blau mempunyai ketertarikan pada masalah yang berkaitan dengan

    ilmu-ilmu sosial. Ia mendapatkan penghargaan secara luas dalam sosiologi karena

    sumbangan pemikirannya tentang organisasi formal. Hasil studi empiris dan buku ajar

    tulisannya tentang organisasi formal tetap dikutip secara luas dan menjadi sumbangan yang

    berarti dalam ilmu sosial. Exchange and Power in Social Life adalah kontribusi Blau pada

    teori pertukaran masa kini. Ia mengembangkan teori pertukaran yang tidak terbatas pada

    kelompok primer berskala kecil, tetapi menerapkannya pada kelompok sosial yang lebih luas

    (makro). Karyanya merupakan upaya penting untuk mengintegrasikan secara teoritis masalah

    sosiologi berskala luas dan berskala kecil.

    Blau pun berada di barisan terdepan pakar teori struktural. Selama masa jabatanya

    selaku presiden the American Sociological Association (1973-1974) ia menjadikan teori

    struktural ini sebagai tema pertemuan-tahunan asosiasi sosiologi itu. Sejak itu ia telah

    menerbitkan sejumlah buku dan artikel yang direncanakan untuk menjelaskan dan

    mengembangkan teori struktural. Karya terakhir sebelum akhir hayatnya pada 12 Maret 2002

    adalah Structural Contexts of Opportunities dan Crosscutting Social Circle edisi kedua.15

    2.4.2 Prinsip Pertukaran Dasar

    Peter M. Blau mendasari teori sosialnya pada perilaku manusia yang kemudian

    disebut dengan teori pertukaran. Inilah dasar dari proses sosial. Ia mencoba menemukan

    bentuk proses pertukaran pada tingkat mikro dan makro dengan melihat apa yang mendasari

    pertukaran antar pribadi seperti juga terjadi pertukaran antar unit dalam suatu organisasi

    (kelompok).

    15 Ritzer dan Goodman, Teori Sosiologi Modern, 368.

  • 12

    Secara sederhana Blau menjelaskan prinsip dasar teori pertukarannya pada proposisi-

    proposisi sebagai berikiut :16

    I. Prinsip Rasionalitas: Semakin banyak keuntungan yang diharapkan orang-orang satu

    sama lainnya dalam melakukan aktifitas tertentu, semakin memungkinkan mereka

    melakukan aktifitas tersebut.

    II. Prinsip Timbal balik:

    A. Semakin banyak orang bertukar sesuatu yang berharga satu sama lain, semakin besar

    pula proses pertukaran timbal balik dilakukan.

    B. Semakin kewajiban dalam relasi pertukaran dilanggar, maka pihak yang dilanggar

    memberi sanksi kepada pihak yang melanggar kesepakatan pertukaran.

    III. Prinsip Keadilan:

    A. Semakin banyak hubungan pertukaran dilakukan, semakin memungkinkan mereka

    untuk diatur oleh norma “pertukaran yang adil”.

    B. Kurangnya pelaksanaan noram yang adil dalam pertukaran, pihak yang dirugikan

    memberikan sanksi kepada pihak yang melanggar norma pertukaran yang ada.

    IV. Prinsip manfaat Marginal: semakin sesuatu yang diharapkan dalam pertukaran telah

    tersedia, maka pertukaran itu kurang bermanfaat.

    V. Prinsip Ketidakseimbangan: Semakin stabil dan seimbang beberapa hubungan pertukaran

    diantara unit-unit sosial, semakin memungkinkan hubungan pertukaran lain untuk

    menjadi tidak seimbang dan tidak stabil.

    2.4.3 Proses Dasar Pertukaran Di Kehidupan Sosial

    Blau mengawali diskusinya tentang proses pertukaran dasar dengan asumsi bahwa

    orang-orang masuk ke dalam pertukaran sosial karena mereka merasa kemungkinan dari

    penghargaan yang diperoleh (Prinsip I). Blau menamai persepsi ini sebagai ketertarikan

    sosial dan mendalilkan bahwa kecuali jika hubungan melibatkan ketertarikan, maka itu bukan

    merupakan hubungan pertukaran. Dalam memasuki sebuah hubungan pertukaran, masing-

    masing pelaku menerima persepsi orang lain dan memperoleh beberapa persepsi dari

    kebutuhan orang lain. Pelaku kemudian memanipulasi presentasi mereka tentang diri sendiri

    untuk meyakinkan satu sama lain bahwa mereka memiliki kualitas yang bernilai yang

    diinginkan oleh orang lain. Dalam penyesuaian perilaku peran dalam upaya untuk membuat

    orang lain terkesan dengan sumber yang harus mereka tawarkan, orang-orang berusaha di

    bawah prinsip timbal balik dengan menandakan bahwa seseorang memiliki kualitas yang

    16 Turner, The Structure of Sociological Theory, 272.

  • 13

    bernilai, masing-masing orang berupaya menuntut orang lain untuk memberikan penghargaan

    kepada mereka. Semua pertukaran berjalan di bawah anggapan bahwa orang yang

    memberikan penghargaan kepada orang lain, ia juga akan menerima penghargaan yang sama

    sebagai bayaran untuk suatu penerimaan dalam suatu pertukaran.

    2.4.4 Kekuasaan mempengaruhi proses pertukaran.(pemimpin dan bawahan)

    Dalam menyediakan hadiah-hadiah tersebut, bawahan dituntun oleh norma

    pertukaran yang adil dimana harga yang mereka tawarkan dalam menawarkan pemenuhan

    sebanding dengan nilai dari pelayanan yang mereka terima dari pimpinan mereka. Sebagai

    tambahan bahwa pelaku terikat dalam pertukaran dengan pemimpin dan sebagai tingkatan

    bahwa pelayanan yang disediakan oleh pemimpin sangat dihargai, pengabdian harus diterima

    sebagai perintah yang sah sehubungan dengan norma timbal balik dan keadilan yang muncul

    dalam semua pertukaran. Dengan kondisi ini, kelompok-kelompok mengembangkan norma

    tambahan yang menetapkan bagaimana pertukaran dengan pimpinan dilakukan untuk

    mengatur keperluan untuk timbal balik dan mempertahankan keadilan pertukaran. Pemimpin

    yang menyesuaikan diri dengan kemunculan norma dapat yakin pada diri mereka sendiri

    bahwa kepemimpinan mereka akan dipertimbangkan sebagai perintah yang sah. Melalui

    proses ini, bawahan melatih kontrol dari tindakan sosial satu sama lain dan mempromosikan

    integrasi golongan atas dan bawah dari kelompok.

    Wewenang, “diletakkan pada norma yang sama dalam keseluruhan bawahan yang

    memaksa anggotanya untuk memenuhi perintah atasan.” Dalam berbagai bentuk organisasi

    sosial, norma-norma ini muncul dari pertukaran yang kompetitif diantara seluruh kelompok

    pelaku. Untuk melanggar “persetujuan normatif” tersebut, pelaku pertukaran harus diberi

    sosialisasi mengenai nilai-nilai yang sama yang menjelaskan bukan hanya apa saja pertukaran

    adil dalam situasi yang ada, melainkan juga cara pertukaran harus dilembagakan ke dalam

    norma untuk pimpinan dan bawahan. Walaupun ada kemungkinan pelaku untuk sampai pada

  • 14

    kesepakatan bersama secara normatif pada proses pertukaran, kumpulan awal dari nilai-nilai

    yang sama melengkapi pengesahan kekuatan. Pelaku dapat memasuki pertukaran dengan

    penjelasan situasi yang sama yang dapat menyediakan sebuah kerangka umum untuk

    peraturan normatif dari kemunculan kekuatan yang berbeda. Tanpa nilai-nilai yang sama,

    persaingan untuk kekuatan dapat menjadi besar. Ketiadaan pedoman mengenai timbal balik

    dan pertukaran yang adil, ketegangan dan tekanan akan berlangsung seolah definisi dari ini

    berhasil. Menurut Blau, pengesahan “memerlukan bukan semata-mata hanya penerimaan

    yang bersifat toleran, tapi juga konfirmasi dan promosi aktif dari bentuk-bentuk sosial dari

    nilai umum, baik yang sudah ada sebelumnya atau yang muncul dalam perkumpulan interaksi

    sosial.

    Dengan pengesahan kekuasaan melalui peraturan normatif, seperti yang ditegaskan

    oleh nilai-nilai umum, struktur organisasi kolektif diubah. Salah satu perubahan yang jelas

    adalah kemunduran persaingan interpersonal, presentasi ‘untuk pelaku sekarang’ tentang

    perubahan diri dari perhatian untuk membuat orang lain terkesan dengan kualitas mereka

    yang berharga menuju pada penekanan untuk menetapkan status mereka sebagai anggota

    kelompok yang setia. Bawahan mulai untuk menerima status mereka dan memainkan peran

    perilaku mereka untuk memastikan bahwa mereka menerima penerimaan sosial dari sesama

    sebagai penghargaan untuk kepatuhan terhadap norma kelompok. Pemimpin dapat menjadi

    pribadi yang rendah hati karena mereka tidak lagi harus menunjukkan kekuasaan mereka

    setiap kali menemui bawahan—khususnya norma sekarang menunjukkan kapan dan

    bagaimana mereka harus mematuhi dan menghargai untuk menyediakan pelayanan yang

    bernilai. Dengan pengesahan kekuatan sebagai wewenang, proses interaktif (melibatkan cara

    anggota kelompok memahami situasi dan mengenalkan diri mereka pada orang lain)

    mengalami perubahan yang dramatis, mengurangi tingkat persaingan dan meningkatkan

    integrasi kelompok.

  • 15

    Tujuan Peter Blau adalah pengertian atas struktur sosial berdasarkan analisis atas

    proses-proses sosial yang mengatur hubungan-hubungan diantara individu dan kelompok.

    Pertanyaan yang mendasar dari Blau ialah bagaimana kehidupan sosial menjadi terorganisir

    ke dalam struktur asosiasi di kalangan manusia yang semakin kompleks. Blau memusatkan

    perhatiannya pada proses-proses pertukaran, yang dalam pandangannya mengarahkan banyak

    perilaku manusia dan menggarisbawahi hubungan-hubungan di antara individu dan juga di

    antara kelompok.

    2.4.5 Mikro ke makro

    Pada level individual, Blau dan Homans tertarik pada proses yang serupa. Akan tetapi

    konsep perubahan sosial Blau terbatas pada tindakan-tindakan yang sementara, yang

    bergantung, pada reaksi-reaksi dari orang lain yang memberi penghargaan, tindakan-tindakan

    yang berhenti ketika reaksi-reaksi yang diharapkan tidak datang. Orang tertarik satu sama

    lain karena berbagai macam alasan yang menyebabkan mereka membangun asosiasi-asosiasi

    sosial. Sekali ikatan-ikatan awal ditempa, penghargaan-penghargaan yang mereka berikan

    satu sama lain membantu memelihara dan meningkatkan ikatan-ikatan itu. Situasi berlawanan

    juga mungkin: dengan penghargaan yang tidak memadai, suatu asosiasi akan melemah atau

    pecah. Penghargaan yang dipertukarkan dapat bersifat intrinsik(misalnya, cinta, kasih sayang,

    penghargaan) atau ekstrinsik(contohnya, uang, pekerjaan fisik). Pihak-pihak tidak selalu

    dapat saling memberi penghargaan satu sama lain secara setara; ketika ada ketidaksetaraan di

    dalam pertukaran, suatu perbedaan kekuasaan akan muncul di dalam suatu asosiasi.

    Ketika satu pihak membutuhkan sesuatu dari orang lain, tetapi tidak mempunyai apa-

    apa yang sebanding untuk diberikan sebagai penghargaannya, tersedia empat alternatif.

    pertama ,orang dapat memaksa orang lain untuk membantunya. Kedua, mereka dapat

    menemukan sumber lain untuk memperoleh apa yang mereka butuhkan. Ketiga, mereka

  • 16

    dapat berusaha untuk berhasil tanpa hal yang mereka butuhkan dari orang lain. Empat,

    mereka dapat menempatkan diri di bawah orang lain, dengan demikian memberi kepada

    orang lain “kredit yang digeneralisasi” di dalam hubungan mereka; kemudian orang lain itu

    dapat menggunakan kredit tersebut ketika mereka ingin pihak yang memberi kredit

    melakukan sesuatu. (Alternatif terakhir, saja adalah karakteristik hakiki kekuasaan).

    Hingga pada titik ini, posisi Blau mirip dengan posisi Homans, tetapi Blau

    memperluas teorinya kepada fata-fakta sosial. Dia memerhatikan misalnya, bahwa kita tidak

    dapat menganalisis proses-proses interaksi sosial terlepas dari struktur sosial yang

    mengelilinginya. Struktur sosial muncul dari interaksi sosial, tetapi ketika hal itu terjadi,

    struktur-struktur sosial mempunyai satu eksistensi yang terpisah yang mempengaruhi proses

    interaksi.

    Interaksi sosial pertama-tama berada di dalam kelompok-kelompok sosial. Orang

    tertarik pada suatu kelompok ketika mereka merasakan bahwa hubungan-hubungan itu

    memberikan penghargaan yang lebih banyak daripada hubungan-hubungan dengan

    kelompok-kelompok lain. Karena mereka tertarik pada kelompok itu maka mereka ingin

    diterima. Agar dapat diterima, mereka harus memberikan penghargaan-penghargaan kepada

    para anggota kelompok. Hal itu mencangkup pemberian pesan kepada para anggota

    kelompok dengan menunjukan kepada mereka bahwa berhubungan dengan orang-orang baru

    akan memberi imbalan. Hubungan dengan para anggota kelompok akan dipererat bila para

    pendatang baru telah mengesankan kelompok itu, ketika para anggota telah memberikan

    imbalan-imbalan yang mereka harapkan. Usaha-usaha para pendatang baru untuk

    mengesankan para anggota kelompok secara umum menghasilkan kepaduan kelompok, tetapi

    persaiangan, diferensiasi sosial dapat terjadi bila terlalu banyak orang berusaha secara aktif

    mengesankan satu sama lain dengan kemampuan mereka untuk memberi penghargaan.

  • 17

    Paradoksnya disini ialah bahwa meskipun para anggota kelompok yang memiliki

    kemampuan untuk mengesankan dapat menarik para kolega, karakteristik yang mengesankan

    itu juga dapat memunculkan ketakutan akan ketergantungan di pihak anggota-anggota lain

    kelompok itu sehingga mereka mengakui daya tarik itu hanya dengan cara yang enggan.

    Didalam tahap-tahap awal pembentukan kelompok, persaingan untuk pengakuan sosial di

    kalangan anggota kelompok benar-benar bertindak sebagai ujian penyaring bagi para

    pemimpin potensial kelompok itu. Orang-orang yang paling mampu memberi penghargaan

    adalah yang paling mungkin berakhir dengan posisi-posisi kepemimpinan. Para anggota

    kelompok yang kurang untuk memberi penghargaan ingin terus menerima penghargaan-

    penghargaan yang diberikan oleh para pemimpin potensial, dan hal itu biasanya lebih dari

    sekedar mengganti rugi untuk ketakutan mereka akan ketergabtungannya. Pada akhirnya para

    individu dengan kemampuan yang lebih besar untuk memberi penghargaan muncul sebagai

    para pemimpin.

    Difernsiasi tidak terelakan kelompok itu menjadi para pemimpin dan pengikut

    menciptakan suatu kebutuhanuntuk intgrasi yang dipengaruhi. Sekali mereka mengakui status

    sang pemimpin, para pengikut mempunyai kebutuhan yang lebih besar untuk integrasi.

    Diawalnya, para pengikut berlagak menunjukan kualitas mereka yang paling mengesankan.

    Sekarang, untuk mencapai penyatuan bersama rekan pengikut, mereka menunjukan

    kelemahannya. Hal itu pada hakekatnya adalah suatu deklarasi publik bahwa mereka tidak

    ingin sebagai pemimpin. Penurunan nilai diri tersebut mendatangkan simpati dan penerimaan

    sosial dari saingan yang kalah. Sang pemimpin juga terlibat dalam suatu penurunan nilai diri

    pada titik ini untuk memperbaiki integrasi seluruh kelompok. Dengan mengakui bahwa para

    bawahan unggul dala beberapa wilayah, sang pemimpin mengurangi sakit hati yang terkait

    dengan pembawahan dan memperlihatkan bahwa dia tidak berusaha mengendalikan setiap

  • 18

    wilayah kehidupan kelompok. Tipe-tipe kekuatan demikian membanti menyatukan kembali

    kelompok itu meskipun dengan statusnya baru yang terdiferensiasi.

    Semua itu mirip dengan diskusi Homans mengenai teori pertukaran. Akan tetapi Blau

    melangkah ke level masyarakat dan mendifersiasi di antara dua tipe oraganisasi sosial. Para

    teoritis pertukaran dan sosiolog behavioral juga mengakui munculnya organisasi sosial, tetapi

    seperti yang akan kita lihat ada perbedaan dasar antara Blau dan para behavioris sosialyang

    lebih murni mengenai isu itu.

    Tipe pertama, sehubungan dengan pengakuan Blau mengenai sifat-sifat kelompok-

    kelompok sosial yang baru tercipta, muncul dari proses-proses pertukaran dan persaingan

    yang didiskusiakan di depan. Tipe kedua,Oraganisasi sosial tidak muncul mendadak, tetapi

    dibangun secara eksplisit untuk mencapai tujuan-tujuan yang dirinci. Contohnya,

    memproduksi secara besar-besaran barang-barang yang dapat dijual untuk memperolah

    untung, berpartisipasi didalam turnamen-turnamen bowling, terlibat di dalam penawaran

    kolektif, dan merebut kemenangan-kemenangan politis. Di dalam mendiskusikan dua tipe

    oraganisasi itu, Blau jelas melangkah melampaui bentuk-bentu elemnter perilaku sosial yang

    secara khas diminati pada behavioris sosial.

    Selain berminat pada oraganisasi-organisasi tersebut, Blau tertarik pada sub-sub

    kelompok yang ada di dalamnya. Contohnya, dia berargumen bahwa kepemimpinan dan

    kelompok-kelompok oposisi ditemukan di dalam kedua tipe oraganisasi tersebut. di dalam

    tipe yang pertama, keduakelompok itu muncuk dari proses interaksi. Di dalam tipe yang

    kedua, kepemimpinan dan kelompok-kelompok oposisi dibangun ke dalam struktur

    organisasi. Di dalam kedua kasus itu, diferensiasi diantara kelompok-kelompok tidak

    terelakan dan meletakan dasar bagi oposisi dan konflik di dalam organisasi di antara para

    pemimpin dan pengikut.

  • 19

    Setelah bergerak melampaui bentuk-bentuk perilaku elementer Homans dan masuk

    kedalam struktur-struktur sosial yang kompleks, Blau menegtahui bahwa dia harus

    menyesuaikan teori perubahan dangan level masyarakat.Blau mengenali perbedaan esensial

    diantara kelompok-kelompok kecil dan kolektivitas-kolektivitas yang besar, sementara

    Homans meminimalkan perbedaan itu didalam usahanya untuk menjelaskan semua perilaku

    sosial dari segi prinsip-prinsip psikologis dasar.

    Di satu sisi, Blau jelas-jelas menyingkirkan behaviorisme sosial sebagai suatu

    paradigma yang memadai untuk membahas struktur-struktur sosial yang kompleks. Di sisi

    lain, dia menyingkirkan paradigma defenisionis sosial karena dia berargumen bahwa interaksi

    sosial dan defenisi-defenisi sosial yang menyertainya tidak terjadi secara langsung di dalam

    organisasi berskala besar. Oleh karena itu, bertolak dari paradigma perilaku sosial, Blau

    menyekutukan dirinya dengan paradigma fakta-fakta sosial dalam menangani struktur-

    struktur sosial yang lebih kompleks.17

    2.4.5 Norma-Norma Dan Nilai-Nilai

    18Bagi Blau, mekanisme-mekanisme yang berpengaruh di antara struktur-struktur

    sosial yang kompleks adalah norma-norma dan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat:

    Menurut Blau; Umumnya disepakati bahwa nilai-nilai dan norma-norma

    membantu sebagai media kehidupan sosial dan menengahi hubungan-

    hubungan untuk transaksi-transaksi sosial. Mereka memungkinkan pertukaran

    sosial berlangsung, dan mereka mengatur proses-proses integrasi sosial dan

    17 George Ritze & Goodman, Dauglas J., Teori Sosiologi (Edisi Terbaru). Bantul: Kreasi Wacana. 2011.hlm 727 18 George Ritze & Goodman, Dauglas J., Teori Sosiologi, halm 731

  • 20

    diferensiasi di dalam struktur-struktur sosial yang kompleks dan juga

    berkembang oraganisasi sosial dan reorganisasi di dalamnya.

    Mekanisme-mekanisme lainnya menengahi di antara struktur-struktur sosial, tetapi

    Blau fokus pada konsesnsus nilai. Melihat pertama pada norma-norma sosial, Blau

    menyatakan bahwa mereka menggantikan pertukaran tidak langsung menjadi pertukaran

    langsung. Seorang anggota menyesuaikan diri dengan norma kelompok dan mendapat

    persetujuan karena penyesuaian itu dan persetujuan implisit karena fakta bahwa persetujuan

    menyumbang bagi pemeliharaan dan stabilitas kelompok. Dengan kata lain, kelompok atau

    kolektivitas terlibat dalam suatu hubungan pertukaran dengan individu itu. Hal tersebut

    berbeda dengan gagasan Homans yang lebih sederhana, yang berfokus pada pertukaran

    antarpribadi.

    2.5 Diskusi Teori Pertukaran Sosial George Homans dan Peter M. Blau

    Dinamika pertukaran George Homans yang memandang perilaku sosial sebagai

    pertukaran aktivitas dan kepentingan yang dimiliki oleh masing- masing individu. Teori

    Homans ini berangkat dari asumsi ekonomi dasar (pilihan rasional), yaitu individu memberi

    apa dan mendapatkan apa, apakah menguntungkan atau tidak. Tujuan dari teori pertukaran

    sosial Peter Blau adalah “memahami struktur sosial berdasarkan analisis proses - proses

    sosial yang mengatur hubungan antar individu dengan kelompok. Menurut Penulis analisis

    proses sosial bagi Blau adalah memahami struktur sosial atau kelompok sosial sebagai upaya

    untuk memahami perilaku individu yang merupakan bagian dari kelompok sosial itu. Kita

  • 21

    tidak dapat menganalisis proses-proses interaksi sosial antar individu selai dari struktur

    sosial yang ada di sekitarnya”.(Ritzer menyimpulkan pemahaman Peter Blau tentang teori

    Pertukaran Sosial.

    Perilaku politik masyarakat di Provinsi Mauku sebagian besar diarahkan oleh struktur

    sosial di sekitarnya, biasanya dialami oleh masyarakat middle class dan lower class.

    Keputusan politik masyarakat tersebut seringkali mengikuti kelompok-kelompok sosial yang

    mereka percayai dan memberikan keuntungan atau imbalan bagi mereka.19

    2.5.1 Teori Pertukaran dan Proposisi Homans

    Keterkaitan kasus yang diuraikan di atas dengan teori pertukaran Homans adalah

    interaksi antar individu yang melakukan pertukaran kepentingan dengan hukum dasar

    “imbalan dan keuntungan yang didapat oleh individu yang melakukan pertukaran itu”. Teori

    Homans tidak berhenti sampai pada persoalan itu. Jauh dari itu, yaitu menguraikan proposisi-

    proposisi yang dapat menjelaskan secara utuh proses pertukaran sosial. Pertukaran sosial

    yang terjadi antar individu tidak berjalan statis, karena tidak selamanya individu

    mendapatkan keuntungan dari proses pertukaran sosial itu. Oleh karena itu, bagi Homans

    dalam teori pertukaran sosial perlu dilakukan proposisi. Menurut Homans ada lima proposisi

    yang dapat menjelaskan teori pertukaran sosial secara utuh, diantaranya; proposisi sukses,

    proposisi stimulus, proposisi nilai, proposisi kelebihan dan kekurangan, proposisi agresi-

    pujian, dan proposisi rasionalitas. Asumsi dasar proposisi sukses adalah “semakin sering

    tindakan seseorang itu dihargai maka semakin sering orang itu melakukan tindakan yang

    sama”. Sebaliknya, semakin sering tindakan seseorang itu gagal atau tidak mendapatkan

    penghargaan maka tindakan itu tidak akan diulangi lagi olehnya. Proposisi ini

    19 Keuntungan dan imbalan yang dimaksud adalah sebagaimana yang berlaku umum pada teori pertukaran sosial.

  • 22

    menggambarkan teori pertukaran sosial yang dinamis, dimana individu memiliki kesempatan

    untuk lebih leluasa melakukan pertukaran sosial sesuai dengan kebutuhan individu itu.

    2.5.2 Teori Pertukaran Peter M. Blau

    Sebagaimana yang dijelaskan pada awal tulisan ini, teori Homans dianggap tidak bisa

    menjelaskan secara komprhensif tentang perilaku politik dalam proses pemilihan kepala

    daerah. Perilaku politik adalah perilaku yang terjadi didalam lingkungan sosial seutuhnya,

    termasuk struktur sosial. Teori pertukaran sosial Peter M. Blau membantu kita untuk melihat

    dan menganalisi perilaku politik individu dalam kelompok sosial.

    Penulis melihat pemikiran Peter M. Blau tentang pertukaran sosial mendapatkan

    respon positif dari banyak kalangan ilmuwan. Pertukaran sosial Blau merupakan hasil dari

    kritikannya atas teori Homans tentang pertukaran sosial yang menitik beratkan pada perilaku

    individu, menurut Blau malah sebaliknya, hal utama untuk memahami fakta sosial adalah

    memahami struktur sosial bukan individu seperti kajian Homans. Meskipun demikian, Blau

    mengakui kajian perilaku individu adalah hal yang penting yang arus dilakukan untuk menuju

    pemahaman yang lebih kompleks yaitu struktur sosial.

    Inti dasar pemikiran M. Blau tentang pertukaran sosial: Pertama, membedakan

    kelompok besar (organisasi) dengan kelompok kecil (individu yang merupakan bagian dari

    organisasi atau menut Homans perilaku individu), Kedua, pertukran sosial berlangsung antar

    individu dengan kelompok. Ketiga, nilai norma sebagai perantara atau media dalam aktivitas

    individu dan kelompok tersebut.

    2.6 Pertukaran sosial antar individu dan kelompok dalam politik

    Di era demokratisasi saat ini, untuk menjadi calon kepala daerah harus melalui partai

    politik. Individu sebagai calon harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi

  • 23

    politik dengan partai politik. Hemat saya komunikasi politik adalah proses menuju pertukran

    sosial (dalam politik, pertukaran sosial diartikan sebagai dil politik). Bagi Peter Blau

    pertukaran individu dan kelompok sosial tersebut berlaku konsep norma. Konsep norma

    adalah aturan yang berlaku secara umum dalam pertukrana sosial. Pada contoh kasus diatas,

    konsep norma itu tidak berlaku dalam dunia politik.

    2.7 Pertukaran Nilai, Individu, dan Partai Politik sebagai Kelompok Sosial

    Penulis melihat Peter M. Blau menekankan pada peran nilai dalam hubungan antar

    kelompok sosial sangat dibutuhkan. Karena dengan nilai kelompok- kelompok sosial dalam

    berinteraksi dapat terintegrasikan dan tercipta solidaritas antar mereka. Partai politik yang

    melakukan koalisi dalam menyatukan kekuatan politik adalah fakta sosial yang memperkuat

    argument Peter Blau terkait peran nilai dalam kelopok social itu. Koalisi partai politik ada

    aturan dan nilai sebagai ikatan politik mereka. Dengan itu koalisi akan terjaga dari

    kepentingan individu yang ada didalam partai politik itu sendiri. Penulis melihat analisis Blau

    membawa kita semakin jauh dari versi teori pertukaran Homans. Individu dan perilaku

    individu dua hal terpenting dalam pandangan Homan, nyaris tidak termasuk ke dalam

    konsepsi Peter Blau. Yang menggantikan posisi individu adalah beragam fakta sosial.

    Sebagai contoh, Blau membahas kelompok, organisasi, kolektivitas, masyarakat, norma, dan

    nilai. Analisis Blau terpusat pada hal- hal yang mencerai-beraikannya, yang jelas menjadi

    pokok perhatin utama penganut fakta sosial. Berdasarkan uraian Ritzer diatas, Blau lebih

    menekankan pada sosiologi makro yang melihat fakta sosial pada struktur sosial yang ada

    pada masyarakat itu, termasuk organisasi masyarakat, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat,

    Organisasi Pemerintahan (birokrasi), Partai Politik, dan organisasi sosial lainya.

    Penulis melihat Teori Blau membantu kita untuk mencermati bagaimana perilaku

    antar organisasi dalam melakukan pertukaran sosial atau kepentingan politik. Pada umumnya

  • 24

    perilaku politik organisasi sama dengan perilaku yang berlaku pada individu sebagaimana

    analisis Homans di atas. Yaitu mencari posisi keuntungan atau imbalan dalam melakukan

    pertukaran sosial. Bedanya adalah perilaku organisasi bersifat institusional yang didalamnya

    terdapat nilai, norma dan aturan yang harus dipatuhi dan dijalankan dalam melakukan

    pertukaran sosial itu.