Top Banner
10 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Susilowati (2011) yang melakukan penelitian berkenaan dengan Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan. Sampel yang digunakan perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia periode 2006 2008 dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dalam penelitian tersebut rasio keuangan yang diukur dengan menggunakan variabel independen yaitu Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER), sedangkan variabel dependen adalah return saham. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa hanya lima variabel yaitu Erning Per Share (EPS) dengan hasil thitung 1,780 dengan profitabilitas sebesar 0,077. Net Profit Margin (NPM) dengan hasil thitung 0,561 dengan profitabilitas sebesar 0,575. Return On Assets (ROA) dengan hasil thitung 0,419 dengan profitabilitas sebesar 0,676. Return On Equity (ROE) dengan hasil thitung 1,880 dengan profitabilitas sebesar 0,061. Debt to Equity Ratio (DER) dengan hasil thitung 2,776 dengan profitabilitas sebesar 0,006. Indra (2014) yang melakukan penelitian yang berkenaan dengan Pengarruh Current Ratio (CR), Inventory Turnover (ITO), Time Interest Earned (TIE) Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa
28

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

Jun 21, 2019

Download

Documents

dinhhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

10

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Susilowati (2011) yang melakukan penelitian berkenaan dengan Reaksi

Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham

Perusahaan. Sampel yang digunakan perusahaan manufaktur di bursa efek

indonesia periode 2006 – 2008 dengan menggunakan teknik purposive

sampling. Dalam penelitian tersebut rasio keuangan yang diukur dengan

menggunakan variabel independen yaitu Earning Per Share (EPS), Net Profit

Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA) dan Debt

to Equity Ratio (DER), sedangkan variabel dependen adalah return saham.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

linear berganda. Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa

hanya lima variabel yaitu Erning Per Share (EPS) dengan hasil thitung 1,780

dengan profitabilitas sebesar 0,077. Net Profit Margin (NPM) dengan hasil

thitung 0,561 dengan profitabilitas sebesar 0,575. Return On Assets (ROA)

dengan hasil thitung 0,419 dengan profitabilitas sebesar 0,676. Return On

Equity (ROE) dengan hasil thitung 1,880 dengan profitabilitas sebesar 0,061.

Debt to Equity Ratio (DER) dengan hasil thitung 2,776 dengan profitabilitas

sebesar 0,006.

Indra (2014) yang melakukan penelitian yang berkenaan dengan

Pengarruh Current Ratio (CR), Inventory Turnover (ITO), Time Interest

Earned (TIE) Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa

Page 2: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

11

Efek Indonesia Periode 2009-2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh dari Current Ratio, Inventory Turnover, Time Interest Earned dan

Return On Equity terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur sektor

barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2009-2012, baik secara parsial

maupun secara simultan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji asumsi

klasik, regresi linear sederhana dan regresi linear berganda. Hasil penelitian

menunjukan bahwa Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Harga Saham dengan nilai koefisien regresi sebesar 1,676 < nilai signifikansi

0,017. Inventory Turnover berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

Harga Saham dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,584 > nilai signifikansi

0,178. Time Interest Earned berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga

Saham dengan nilai koefisien regresi sebesar 1,176 < nilai signifikansi 0,000.

Return On Equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham

dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,799 < nilai signifikansi 0,000. Current

Ratio, Inventory Turnover, Time Interest Earned dan Return On Equity secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham yang dibuktikan

dengan nilai Fhitung (8,332) > Ftabel (2,56 ) dan nilai signifikansi 0,000 <

0,05.

Farda (2016) yang melakukan penelitian berkenaan dengan Pengaruh

Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di

Bursa Efek Indonesia Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh

rasio keuangan yang dilihat dari Return On Asset (ROA), Debt Equity Ratio

(DER), Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TAT) dan Price Earning

Ratio (PER) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur sektor food

andbaverage yang terdapat di BEI periode 2009-2014. Pengambilan sampel

Page 3: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

12

dilakukan dengan metode purposive sampling, dan didapat 6 perusahaan

manufaktur yang digunakan sebagai sampel dengan periode pengamatan

selama tahun 2009-2014. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berasal

dari Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis ini menggunakan analisis linier

berganda. Berdasarkan hasil analisis secara parsial menunjukkan Debt Equity

Ratio nilai signifikan 0,015, Return On Assets nilai signifikan 0,701, Total

Asset Turnover nilai signifikan 0,026 dan Current Ratio nilai signifikan 0,044

berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan Price Earning Ratio

nilai signifikan 0,230 tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Pernelitian terdahulu berhubungan dengan penelitian yang dilakukan

sekarang, Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama

meneliti faktor yang mempengaruhi harga saham dan ada beberapa variabel

penelitian yang sama Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER),

Current Ratio (CR) dan Harga Saham. Perbedaan dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sampel yang digunakan adalah perusahaan real estate dan

property, jumlah sampel perusahaan sebanyak 48 perusahaan dan rentang

waktu penelitian selama 5 tahun (2011-2015).

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Perusahaan Real Estate dan Property

Real estate lebih mengacu phisik (tanah dan bangunan), sedangakan

Property lebih mengacu kepada kepemilikan terhadap phisik (tanah dan

bangunan). Atau bisa dikatakan Real estate merupakan subset (bagian) dari

Property. Perusahaan Real estate dan Property berarti yang disamping

memiliki kepemilikan juga melakukan penjualan (pemasaran) atas

Page 4: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

13

kepemilikannya. Pemasaran disini bisa mencakup menjual ataupun

menyewakan.

Perusahaan properti dan real estate adalah perusahaan yang bergerak di

bidang penyediaan berbagai keperluan konsumen berupa rumah dan properti

lainnya. Perusahaan ini biasanya membantu para konsumen yang tengah

mencari dan membutuhkan sebuah hunian atau apapun yang berhubungan

dengan properti dan keperluan lainnya.

Pada umumnya, masyarakat atau para calon konsumen pencari hunian

baru hanya akan memilih perusahaan yang besar dan memiliki kredibilitas

yang bagus dalam bisnis real estate. Di Indonesia sendiri, Ciputra Group dan

Agung Podomoro Group merupakan sebagian contoh perusahaan properti dan

real estate yang memiliki kredibilitas yang baik.

2. Pasar Modal

Menurut Undang - Undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa

Keuangan menyatakan bahwa “ Pasar Modal adalah kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek. Perubahan

publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan

profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan menurut Martono &Harjito

(2010) Pasar Modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana

jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana

jangka panjang yang diperdagangkan tersebut diwujudkan dalam surat-surat

berharga. Jenis surat berharga yang di perjual belikan dipasar modal memiliki

jatuh tempo lebih dari satu tahun dan ada yang tidak memiliki jatuh tempo.

Page 5: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

14

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan

tempat transaksi jual beli surat berharga dengan memakai jasa perantara efek

dimana calon pemodal (investor) dari satu pihak emiten yang membutuhkan

dana jangka menengah atau dana jangka panjang dilain pihak, atau dengan

kata lain adalah tempat (dalam arti abstrak) bertemunya penawaran dan

permintaan dana jangka menengah atau dana jangka panjang.

3. Investasi

Investasi dapat diartikan sebagai konsumsi dimasa yang akan datang,

tetapi pengertian investasi yang lebih luas membutuhkan aktiva yang

produktif untuk mengubah satu unit konsumsi mendatang. Dengan demikian,

investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk

dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu.

(Jogiyanto, 2015). Sedangkan menurut Martalena dan Malinda (2011),

Investasi berbeda dengan menabung, dalam berinvestasi kita harus

mempertimbangkan beberapa hal seperti tingkat keuntungan yang

diharapkan, risiko investasi, serta jenis investasi apa yang akan dipilih.

Berikut ini disajikan beberapa perbedaan antara investasi dan menabung.

Tabel 2.1 Perbedaan Investasi dan Menabung

Menabung Investasi

Akumulasi dana untuk tujuan

jangka pendek

Digunakan untuk jangka

menengah dan panjang

Dana awal dalam jumlah yang

relatif lebih kecil

Dana awal dalam jumlah yang

relatif lebih besar

Tujuan yang hendak dicapai

umumnya bersifat konsumtif

Tujuannya untuk

melipatgandakan kekayaan

melalui perolehan regular income

dan capital gain

Page 6: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

15

Dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan penanaman sejumlah

dana atau sumber daya lain yang memiliki nilai lebih untuk dikorbankan

dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang serta harus

mempertimbangkan tingkat keuntungan, resiko investasi dan jenis investasi.

Seseorang yang menginvestasikan dananya untuk keperluan kegiatan operasi

dalam perusahaan disebut dengan investor. Investor dapat menginvestasikan

dananya di pasar modal dengan membeli saham, obligasi, reksadana maupun

instrumen derivatif lainnya.

Dalam bukunya Jogiyanto (2010) aktivitas investasi keuangan di

klasifikasikan menjadi dua tipe:

a. Investasi Langsung

Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktivitas

keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market),

pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market).

Aktiva yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market) berupa

aktiva yang mempunyai risiko gagal kecil, jatuh temponya pendek dengan

tingkat cair yang tinggi.

b. Investasi Tidak Langsung

Investasi tidak langsung dapat dilakukan dengan membeli surat-surat

berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi menyediakan jasa

keuangan dengan menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana

yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya.

Page 7: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

16

Pendapat Mudjiyono (2012) mengenai tujuan seseorang melakukan

investasi yaitu:

1) Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara

lain seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya.

2) Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan

ekspansi, kepentingan sosial.

3) Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan

sebagian ekuitas perusahaan tersebut.

4) Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk

produk yang dihasilkan.

5) Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang

sejenis.

6) Untuk menjaga hubungan antar perusahaan

4. Saham

Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau

pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan

meyertakan modal tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atas

pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ( Martalen dan Maalinda, 2011).

Sedangkan menurut Sawidji Widoatmodjo (2012) Saham adalah surat

berharga yang merupakan tanda bukti kepemilikan atau tanda penyertaan

dalam suatu perusahaan dengan menyertakan modal tersebut maka pemilik

saham berhak memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset

perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Page 8: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

17

Saham merupakan salah satu jenis investasi yang menjanjikan

keuntungan bagi investor. Saham yang diperoleh melalui pembelian

ataudengan cara lain, yang memberikan hak kepada pemegang saham atas

deviden dan yang lain sesuai dengan investasi yang ada pada perusahaan

tersebut. Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal

luas masyarakat. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012), ada beberapa

jenis saham yaitu:

a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham

terbagi atas:

1) Saham preferen (preferred stock)

Merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara

obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap

(seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil

seperti ini dikehendaki oleh investor.

2) Saham biasa (common stock)

Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior

terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan

apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

b. Dilihat dari cara pemeliharaannya, saham dibedakan menjadi:

1) Saham atas unjuk (bearer stock)

Pada saham tersebut tidaktertulis nama pemiliknya, agar mudah

dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.

Page 9: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

18

2) Saham atas nama (registered stock)

Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya, dan

dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

c. Ditinjau dari kinerja perdagangnannya, maka saham dapt dikategorikan

menjadi:

1) Saham spekulatif (spekulative stock)

Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secra konsisten

memperoleh penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun

belum pasti.

2) Saham pertumbuhan (growth stock-well known)

Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan

yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi

tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock lesser known, yaitu saham

dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki

ciri growth stock.

3) Saham pendapatan (income stock)

Saham biasa dari suatu emiten yang memiliki kemampuan

membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan

pada tahun sebelumnya.

4) Saham unggulan (blue-chip stock)

Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,

sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan

konsisten dalam membayar dividen.

Page 10: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

19

Herarum Sekarwati (2016) bahwa setiap investasi selalu berkaitan

dengan keuntungan maupun kerugian. Investasi dalam bentuk saham juga

tidak selalu berjalan mulus, kadang juga mendapatkan keuntungan namun tak

jarang pula yang mendapatkan kerugian. Oleh karena itu investor juga harus

benar-benar mengetahui keuntungan dan kerugian memiliki saham.

Keuntungan dan kerugian tersebut yaitu :

a. Keuntungan Memiliki Saham

1) Dividen

Dividen yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan

penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham

dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2) Capital Gain

Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.

Capital gain terbentuk dengan adanya transaksi di pasar sekunder.

Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar

keuntungan melalui capital gain.

b. Kerugian Memiliki Saham :

1) Tidak Mendapat Dividen

Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan

menghasilkan keuntungan.

2) Capital Loss

Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih

rendah daripada harga beli yang disebut capital loss. Dalam jual beli

saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang makin besar

Page 11: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

20

seiring dengan terus menurunnya harga saham, maka investor rela menjual

saham dengan harga rendah yang dikenal dengan istilah cut loss.

3) Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi

Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, maka

jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomats

saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di delist.

Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan

menempati posisi lebih rendah dibanding kreditur atau pemegang

obligasi, artinya setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih

dahulu dibagikan kepada para kreditur atau pemegang obligasi, dan jika

masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.

5. Harga Saham

Harga saham menentukan kekayaan pemegang saham. Maksimalisasi

kekayaan pemegang saham diterjemahkan menjadi maksimalkan harga saham

perusahaan. Harga saham pada satu waktu tertentu akan bergantung pada arus

kas yang diharapkan diterima di masa depan oleh investor “rata-rata”jika

investor membeli saham ( Brigham dan Houston 2010 ). Sedangkan menurut

Jogiyanto (2010) bahwa harga saham adalah harga saham yang terjadi di

pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar

ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar

bursa.

Dalam jurnal Rescyana (2012) menyebutkan bahwa Penilaian Harga

Saham tersebut tediri dari 3 peniliaan, yaitu:

Page 12: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

21

a. Nilai Buku

Nilai buku per lembar saham adalah nilai aktiva bersih yang dimiliki

oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.

b. Nilai Pasar

Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga

saham tersebut di pasar.

c. Nilai Intrinsik

Nilai intrinsik adalah nilai teoritis merupakan nilai saham yang

sebenarnya atau seharusnya terjadi.

6. Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

a. Faktor yang bersifat fundamental

Faktor ini memberikan informasi terhadap kinerja perusahaan dan

faktor yang lain dapat juga di pengaruhi, yaitu:

1) Perkembangan teknologi dalam kegiatan operasi perusahaan.

2) Kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional.

3) Prospek bisnis perusahaan dimasa datang.

4) Kemampuaan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

5) Propek pemasaran dari bisnis yang dilakukan.

6) Kemampuan mengetahui penjualan, pertumbuhan penjualan suatu

saham.

7) Kemampuan manajemen biaya kebijakan deviden yang diperkirakan

akan mempengaruhi harga saham.

b. Faktor yang bersifat teknikal

Page 13: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

22

Faktor teknikal ini meyajikan informasi yang menggambarkan pasaran

bursa efek baik itu secara kelompok atau individu dalam memperkirakan

harga saham dengan mengamati perubahan harga tersebut di waktu lalu.

Pemikiran yang mendasari faktor teknikal, yaitu:

1) Perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan berulang.

2) Kekuatan pasar modal dalam mempengaruhi harga saham perusahaan.

3) Volume dan frekuensi transaksi suku bunga.

4) Harga saham mencerminkan informasi yang relevan.

5) Informasi tersebut ditunjukkan perubahan harga di waktu lalu

6) Keadaan pasar modal

7) Perkembangan kurs.

c. Faktor yang bersifat politik

Namun faktor politik ini dapat turut mempengaruhi harga saham di

bursa efek sebagai akibat respon dari kondisi eksternal yang berpengaruh

terhadap kondisi perusahaan. Hal – hal tersebut diantara lain sebagai

berikut:

1) Kondisi perekonomian.

2) Keadaan politik suatu negara

3) Tingkatan inflasi yang terjadi.

4) Kebijakan moneter yang dilakukan oleh pemerintah.

7. Analisis Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan umumnya diukur berdasarkan penghasilan bersih

(laba) atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi

(return on investment) atau penghasilan per saham (earning per share). Unsur

Page 14: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

23

yang berkaitan langsung dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah

penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban,

dan karenanya juga penghasilan bersih (laba), tergantung sebagian konsep

modal dan pemeliharaan modal tang digunakan perusahaan dalam

penyusunan laporan keuangan. (Harmono : 2016).

8. Analisis Kinerja Keuangan

Menurut Rudianto (2013) kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi

yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya

mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu. Kinerja

keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan

mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan

aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan.

a. Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi

yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak

yang berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi

perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut tersebut adalah

manajemen, pemilik, kreditur, investor, penyalur, karyawan, lembaga

pemerintah, dan masyarakat umum (Jumingan:2011).

Analisisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu Analisis dan

Laporan Keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan

sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan

adalah neraca, Labal/Rugi, dan Arus Kas (Dana). Jika dua perngertian itu

digabungkan, analisis laporan keuangan berarti :

Page 15: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

24

“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi informasi yang

lebih kecil dan melihat hubunganyang bersifat signifikan atau yang

mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data

kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui

kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses

menghasilkan keputusan yang tepat.”

Tujuan analisis laporan keuangan ini dapat di kemukakan sebagai

berikut:

1) Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada

yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

2) Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata

(explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan

keuangan (implicit).

3) Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4) Dapat menentukan peringkat perusahan menurut kreteria tertentu yang

sudah dikenal dalam dunia bisnis.

5) Bisa juga meprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di

masa yang akan datang.

Kelemahan analisis laporan keuangan ini dapat di kemukakan sebagai

berikut:

1) Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan, oleh

karenanya kelemahan laporan harus selalu diingat agar kesimpulan dari

analisis itu tidak salah.

2) Objek analisis adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan

kondisi ini bisa berbeda dengan kondisi masa depan.

Page 16: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

25

3) Jika kita melakukan perbandingan dengan perusahaan lain maka perlu

dilihat berapa perbedaan prinsip yang bisa menjadi penyebab angka

misalnya : prinsip akuntansi, size perusahaan dan jenis industri.

( Sofyan Syafri : 2013)

b. Informasi Laporan Keuangan

Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan informasi

laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis

informasi yang paling mudah dan paling mudah didapatkan dibidang

alternatif informasinya. Dengan menggunakan laporan keuangan, investor

juga akan bisa menghitung beberapa besarnya pertumbuhan earning yang

telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan.

Salah satu informasi yang bisa digunakan investor dalam menilai

suatu perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan ini

merupakan informasi akuntansi yang menggambarkan seberapa besar

kekayaan perusahaan, seberapa besar penghasilan yang diperoleh

perusahaan serta transaksi-transaksi ekonomi apa saja yang telah dilakukan

perusahaan yang bisa mempengaruhi kekayaan dan penghasilan

perusahaan.

Laporan keuangan sangat berguna bagi investor untuk menentukan

keputusan investasi yang terbaik dan menguntungkan. Berdasarkan

analisis terhadap informasi laporan keuangan, investor bisa mengetahui

perbandingan antara nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga

pasar saham perusahaan bersangkutan, dan atas dasar perbandingan

tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah membeli atau

penjual saham bersangkutan.

Page 17: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

26

Jenis-jenis laporan keuangan berdasarkan informasi yang telah

dikandung bisa dibagi dalam tiga laporan keuangan utama, yaitu: neraca,

laporan laba-rugi, dan laporan aliran kas perusahaan (Tandelilin, 2001).

9. Rasio Profitabilitas

Menurut Sofyan Syafri Harapan (2013) Profitabilitas menghambarkan

kemampuan perusahaan mendapatakan laba melalui semua kemampuan, dan

sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,

jumlah cabang, dan sebagainya. Analisis profitabilitas perusahaan ini

menggambarkan kinerja fundamental perusahaan ditinjau dari tingkat

efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam menggunakan nilai

kemampuan memperoleh keuntungan (Harmono:2016).

Adapun jenis-jenis rasio profitabilitas menurut Harmono (2016) yaitu

“Return On Assets, Net Profit Margin, Gross Profit Margin, Return On

Equity, Return On Investment, Erning Per Share,” Rasio profitabilitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA).

Peneliti memilih rasio Return On Assets sebagai faktor yang

mempengaruhi harga saham karena Return On Assets merupakan rasio yang

mewakili pemgembalian atas seluruh aktifitas perusahaan. Return On Assets

tersebut diduga menjadi pertimbangan para investor dalam membeli saham

dan sebagai alat evaluasi bahwa Return On Assets dapat mempengaruhi

saham.

Page 18: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

27

9.1.Return On Asset

Menurut Brigham dan Houston (2010), return on asset adalah rasio

laba bersih terhadap total aset. Sedangkan menurut Sofyan Syafri

Harahap (2013) bahwa return on asset merupakan gambaran perputaran

aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin

baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraij

laba. Kasmir (2012) juga menyatakan bahwa “Return On Asset

merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aset yang

digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang aktivitas

manajemen.”

Return On Asset merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu.

Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai

prospek perusahaan dimasa yang akan datang adalah dengan melihat

sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Rasio ini penting

diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang dilakukan

investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai

dengan tingkat yang diisyaratkan oleh investor. Hal ini menyebabkan

rasio ini menjadi salah satu rasio yang selalu diperhatikan oleh calon

investor sebelum menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Return On Asset

adalah rasio yang menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa

diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Karena itu

digunakan angka laba setelah pajak dan rata-rata kekayaan perusahaan.

Page 19: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

28

Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh

dari operasinya perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang

digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut. Secara

matematis Retutn On Assets dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 =(𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑒𝑥𝑎𝑠)

Total Asset 𝑋 100

10. Rasio Solvabilitas (leverage Ratio)

Manahan P.Tampubolon (2013) menyatakan bahwa, Rasio leverage

digunakan untuk menjelaskan penggunaan hutang untuk membiayai sebagian

dari pada aktiva korporasi. Pembiayaan dengan hutang mempunyai pengaruh

bagi korporasi karena hutang mempunyai beban yang bersifat tetap.

Kegagalan korporasi dalam membayar bunga atas hutang yang dapat

menyebabkan kesulitan keuangan yang dapat berakhir dengan kebangkuran.

Oleh karena itu penggunaan hutang harus menyeimbangkan antara

keuntungan dan kerugian. Sedangkan rasio solvabilitas merupakan “Rasio

yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban

jangka panjangnya atau kewajiban – kewajibannya apabila perusahaan

dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos – pos yang sifatnya jangka

panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang (Sofyan Syafri

Harahap:2013).

Adapun jenis-jenis rasio leverage menurut Manahan P.Tampubolon

(2013) yaitu “Debt to Assets Ratio (debt ratio), Debt to Equity Ratio, Debt to

Net Worth, Coverage Interest Change, Long Term Debt to Equity Ratio,

Tangible Assets Debt Coverage, Current Liabilities to Net Worth, Liquid

Asset to Net Worth, inventory to Net Worth, Times Interest Earned dan Fixed

Page 20: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

29

Charge Coverage.” Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Debt to Equity Ratio (DER).

Peneliti memilih rasio Debt to Equity Ratio sebagai faktor yang

mempengaruhi harga saham karena Debt to Equity Ratio memperbaiki

struktur hutang sebagai pendanaan perusahaan. Debt to Equity Ratio tersebut

diduga menjadi pertimbangan para investor dalam membeli saham dan

sebagai alat evaluasi bahwa Debt to Equity Ratio dapat mempengaruhi

saham.

10.1.Debt to Equity Ratio

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010) menyatakan : “Rasio ini

menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi

utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.

Rasio ini disebut juga rasio leverage. Untuk keamanan pihak luar rasio

terbaik jika modal lebih besar dari jumlah utang atau minimal sama.

Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio leverage ini

sebaiknya besar”. Kasmir (2012) menyebutkan bahwa “Debt to Equity

Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui perbandingan

antara total utang dengan modal. Debt to Equity Ratio ini berguna untuk

mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dari utang.”

Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang

saham kepada pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah

pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Rasio ini

juga merupakan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang

diberikan kepada para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang

Page 21: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

30

diberikan oleh pemilik perusahaan. Hal ini biasanya digunakan untuk

mengukur financial leverage suatu perusahaan.

Maka dari pengertian Debt to Equity Ratio diatas menurut Kasmir

dan Sofyan, ditarik kesimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio merupakan

suatu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membiayai besar kecilnya utang jangka pendek maupun jangka

panjangnya. Secara matematis Debt to Equity Ratio dapat dihitung

dengan menggunakan rumus:

Debt to Equity Ratio =Total Hutang (𝐷𝑒𝑏𝑡)

Total Ekuitas (𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)

11. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Menurut Brigham dan Houston (2010) rasio likuiditas adalah rasio yang

menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan

kewajiban lancarnya. Sedangkan menurut Harmono (2016) rasio likuiditas

dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melunasi sejumlah

hutang jangka pendek, umumnya kurang dari satu tahun. Menurut Shofyan

(2013) bahwa rasio likuiditas ini menggambarkan kemampuaan perusahaan

untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio – rasio ini dapat

dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos – pos aktiva

lancar dan hutang lancar.

Menurut Harmono (2016) Adapun jenis-jenis rasio likuiditas yaitu

“Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio dan Working Capital to Total Asset

Ratio. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current

Ratio (CR).

Page 22: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

31

Peneliti memilih rasio Current Ratio sebagai faktor yang mempengaruhi

harga saham karena Current Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Current

Ratio tersebut diduga menjadi pertimbangan para investor dalam membeli

saham dan sebagai alat evaluasi bahwa Current Ratio dapat mempengaruhi

saham.

11.1.Current Ratio

Current Rasio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi

kewajiban – kewajiban lancaar. Makin besar perbandingan aktiva lancra

dan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi

kewajiban jangka pendeknya (Shofyan:2013). Current Rasio merupakan

rasio yang dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban

lancar, rasio current ratio menunjukkan sampai sejauh apa kewajiban

lancar ditutupi oleh aset yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas

dalam waktu dekat (Brigham dan Houston:2010). Menurut Megawati

(2016) Current ratio (CR) berfungsi untuk menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva lancarnya. Semakin besar nilai CR, maka semakin

tinggi tingkat likuiditas perusahaan. Hal ini akan menyebabkan tingkat

dana yang menganggur tinggi, yang menyebabkan perusahaan

kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan dananya yang menganggur

guna meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Current Ratio = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Page 23: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

32

12. Hubungan Rasio Keuangan dengan Harga Saham

Rasio keuangan adalah angka yang di peroleh dari hasil perbandingan

dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai

hubungan yang relevan dan signifikan (Sofyan:2002). Melalui rasio keuangan

kita bisa membuat perbandingan yang berarti dalam dua hal, yaitu

membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dari waktu ke waktu untuk

kecenderungan yang sedang terjadi atau membandingkan rasio keuangan

perusahaan lain yang masih bergerak dalam industri sejenis pada periode

tertentu.

Dalam bentuk rasio keuangan investor akan mengukur dan memberikan

indikasi mengenai kinerja keuangan perusahaan yang mengeluarkan saham

tersebut. Apabila rasio – rasio keuangan tersebut baik maka kinerja keuangan

perusahaan tersebut juga baik sehingga para investor akan berminat guna

membeli saham perusahaan tersebut sehingga permintaan terhadap saham

perusahan tersebut menjadi meningkat dan menyebabkan semakin besar

harga saham akan naik, demikian sebaliknya.

Page 24: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

33

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian yang di olah

Untuk melihat bagaimana pengaruh dari masing-masing variabel terhadap

harga saham dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Hubungan Return On Asset terhadap Harga Saham

Return On Assets merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Dari

sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek

perusahaan dimasa yang akan datang adalah dengan melihat sejauh mana

pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Return On Assets ini penting

diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang dilakukan

investor disuatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan

tingkat yang diisyaratkan oleh investor. manajemen keuangan perusahaan

Page 25: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

34

menyatakan bahwa para pemegang saham menaruh perhatian utama pada

tingkat keuntungan baik sekarang maupun masa yang akan datang karena

tingkat keuntungan ini akan mempengaruhi harga saham-saham yang

mereka miliki. Jadi, dengan meningkatnya profitabilitas perusahaan berarti

meningkatkan harga saham secara tidak langsung akan meningkatkan

pendapatan per lembar saham (earning per share) yang akan diterima oleh

pemegang saham.

Menurut hasil penelitian Syahib Natarsyah (2000) Return On Assets

mempunyai hasil yang positif dan signifikan terhadap harga saham.

Semakin besar Return On Assets menunjukkan kinerja semakin baik

sehingga mampu memberikan laba bagi perusahaan dan akan mengundang

investor untuk membeli saham akan tinggi. Sebaliknya apabila Return On

Assets semakin kecil menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan

perusahaan mendapatkan kerugian , maka investor kurang suka melirik

saham perusahaan tersebut dan harga sahamnnya rendah.

“Return On Assets mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

harga saham”.

2. Hubungan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham

Debt to Equity Ratio dipergunakan untuk mengukur tingkat

penggunaan utang terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki

perusahaan. Total debt merupakan total liabilities (jangka pendek/jangka

panjang), sedangkan total shareholder equity menunjukkan total modal

sendiri yang dimiliki perusahaan.

Perusahaan yang sedang berkembang dan tumbuh hampir pasti akan

memerlukan sumber pendanaan untuk mendanai operasional perusahaan.

Page 26: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

35

Perusahaan tersebut memerlukan banyak dana operasional yang tidak

mungkin dapat dipenuhi hanya dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan.

Sumber pendanaan yang bagi perusahaan diantaranya berasal dari hutang

karena mempunyai kelebihan diantaranya; 1) bunga mengurangi pajak

sehingga biaya hutang rendah, 2) kreditur memperoleh return terbatas

sehingga pemegang saham tidak perlu berbagi keuntungan ketika kondisi

bisnis sedang maju, 3) kreditur tidak memliki hak suara sehingga pemegang

saham dapat mengendalikan perusahaan dengan penyertaan dana yang kecil.

Penggunaan hutang yang makin banyak, yang dicerminkan oleh debt

ratio (rasio antara hutang dengan total aktiva) yang makin besar, pada

perolehan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang sama akan

menghasilkan laba per saham yang lebih besar. Jika laba per saham

meningkat, maka akan berdampak pada meningkatkannya harga saham

(Susilowati:2011).

Menurut hasil penelitian Farda dan aniek (2016) Debt to Equity Ratio

mempunyai hasil yang positif dan signifikan terhadap harga saham. Debt

Equity Ratio (DER) dapat dijadikan dasar untuk menentukan return saham.

Karena dapat diketahui dari perhitungan rasio Debt Equity Ratio (DER)

perusahaan manufaktur sektor food and baverage memiliki nilai DER yang

cukup tinggi. Namun, meskipun nilai DER-nya cukup tinggi, proporsi

hutang lancar lebih besar daripada hutang tetapnya, karena hutang lancar

digunakan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan produksi sehingga

menghasilkan barang untuk dijual dan untuk mendapatkan modalnya

kembali, sehingga secara teoritis DER akan berpengaruh positif pada return

saham

Page 27: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

36

“Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap harga saham”.

3. Hubungan Current Ratio terhadap Harga Saham

Kriteria perusahaan yang memiliki posisi keuangan kuat adalah

perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan kepada pihak luar

secara aman. Semakin tinggi rasio likuiditas suatu perusahaan maka

semakin baik karena semakin besar kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajiban jangka pendek dan semakin diminati oleh para

investor untuk menanamkan saham di perusahaan tersebut. Dengan semakin

tinggi Current Ratio (CR) perusahaan maka memberikan sinyal yang baik

agar investor berminat untuk menanamkan modalnya. Current Ratio (CR)

yang tinggi menandakan bahwa kewajiban jangka pendeknya dapat

terpenuhi sehingga kegiatan operasionalnya tidak terganggu sehingga

memungkinkan untuk mendapatkan keutungan yang besar. Investor

menyukai perusahaan yang memiliki Current Ratio (CR) yang tinggi

sehingga perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya secara

maksimal dan tidak terganggu oleh hutang sehingga dapat memperoleh

keuntungan yang maksimal.

Menurut Septiana (2016) Current Ratio mempunyai hasil yang positif

dan signifikan terhadap harga saham. Current Ratio menunjukkan sejauh

mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar

perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi

kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Namun,

dengan dimilikinya aktiva lancar yang tinggi maka akan cenderung

memiliki aset lain yang dapat dicairkan setiap waktu dengan tidak

Page 28: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/37102/3/jiptummpp-gdl-muhammadfa-52929-3-babii.pdfMargin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA)

37

berkurang nilai pasarnya sehingga investor lebih menyukai untuk membeli

saham- saham perusahaan dengan nilai aktiva lancar yang tinggi

dibandingkan perusahaan yang mempunyai nilai aktiva lancar yang rendah.

“Current Ratio mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

harga saham”.

D. Perumusan Hipotesis

Gambar 2.2 Pengaruh Return On Assets, Debt to Equity Ratio dan Current

Ratio terhadap Harga Saham

Berdasarkan hubungan antara variabel dan permasalahan diatas, maka

dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Diduga Return On Assets, Debt to Equity Ratio dan Current Ratio

berpengaruh positif terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate dan

Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.