34 BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini terdiri dari dua bagian yaitu temuan penelitian dan pembahasan. Pada temuan penelitian menyajikan data berbagai teknik penerjemahan yang terdapat dalam terjemahan buku Risa@lah Ila@ Syaba@ bil-Ummah. Data teknik penerjemahan terkumpul melalui proses identifikasi pada bagian data penelitian disajikan data temuan penelitian tentang teknik penerjemahan yang diterapkan dalam satuan bahasa berupa kata, frasa, klausa atau kalimat dalam terjemahan buku Risa@lah Ila@ Syaba@ bil-Ummah. Dari hasil temuan data teknik penerjemahan ini menjadi bahan untuk menganalisis metode dan ideologi yang dipakai penerjemah. Kemudian pada bagian pembahasan dipaparkan tentang teknik terjemahan kemudian metode dan ideologi yang dipakai penerjemah. A. Temuan Penelitian Setelah membaca dan membandingkan kedua buku RSU dan buku MPPZ dilakukan beberapa kali proses analisis akhirnya diambil 150 sampel data. Pengambilan dilakukan pada satuan bahasa berupa kalimat agar konteks penerapan teknik penerjemahan dapat diamati. Data di atas merupakan pasangan kalimat pada BSu dan BSa yang memuat teknik penerjemahan pada tataran kata, frasa, klausa atau kalimat. Dari hasil penelusuran diperoleh penggunaan 17 teknik penerjemahan. Penerjemah tidak hanya menerapkan satu teknik saja, beberapa teknik diterapkan untuk satu masalah penerjemahan. Oleh karena itu, jumlah teknik yang
25
Embed
BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
34
BAB II
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri dari dua bagian yaitu temuan penelitian dan pembahasan.
Pada temuan penelitian menyajikan data berbagai teknik penerjemahan yang
terdapat dalam terjemahan buku Risa@@lah Ila@ Syaba@bil-Ummah. Data teknik
penerjemahan terkumpul melalui proses identifikasi pada bagian data penelitian
disajikan data temuan penelitian tentang teknik penerjemahan yang diterapkan
dalam satuan bahasa berupa kata, frasa, klausa atau kalimat dalam terjemahan
buku Risa@@lah Ila@ Syaba@bil-Ummah. Dari hasil temuan data teknik penerjemahan
ini menjadi bahan untuk menganalisis metode dan ideologi yang dipakai
penerjemah. Kemudian pada bagian pembahasan dipaparkan tentang teknik
terjemahan kemudian metode dan ideologi yang dipakai penerjemah.
A. Temuan Penelitian
Setelah membaca dan membandingkan kedua buku RSU dan buku MPPZ
dilakukan beberapa kali proses analisis akhirnya diambil 150 sampel data.
Pengambilan dilakukan pada satuan bahasa berupa kalimat agar konteks
penerapan teknik penerjemahan dapat diamati. Data di atas merupakan pasangan
kalimat pada BSu dan BSa yang memuat teknik penerjemahan pada tataran kata,
frasa, klausa atau kalimat.
Dari hasil penelusuran diperoleh penggunaan 17 teknik penerjemahan.
Penerjemah tidak hanya menerapkan satu teknik saja, beberapa teknik diterapkan
untuk satu masalah penerjemahan. Oleh karena itu, jumlah teknik yang
35
diidentifikasi berjumlah 356 teknik penerjemahan pada satuan bahasa tertentu,
seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2
Teknik Penerjemahan dan Frekuensi Penggunaannya
No. Teknik Jumlah Presentase
1 Penambahan 76 21.3%
2 Inversi 49 13.8%
3 Penghilangan 42 11.8%
4 Peminjaman Murni 33 9.3%
5 Modulasi 28 7.9%
6 Kompensasi 22 6.2%
7 Peminjaman Alamiah 21 5.9%
8 Transposisi 18 5.1%
9 Kalke 18 5.1%
10 Adaptasi 15 4.2%
11 Amplifikasi 13 3.7%
12 Penerjemahan Harfiah 11 3.1%
13 Kreasi Diskursif 6 1.7%
14 Kesepadanan Lazim 1 0.3%
15 Partikularisasi 1 0.3%
16 Generalisasi 1 0.3%
17 Deskripsi 1 0.3%
356 100%
Jumlah Data 150
B. Pembahasan
1. Teknik
a. Teknik Penambahan (Addition)
Molina dan Albir (2002: 510) menyebutkan bahwa penambahan
(addition) termasuk teknik amplifikasi. Sedangkan Nida (1964) Teknik
teknik addition digunakan untuk 1) menyesuaikan bentuk pesan sesuai
dengan bentuk bahasa sasaran, 2) untuk menampilkan struktur semantik yang
sepadan, 3) untuk menghasilkan kesepadanan stilistik yang pas, 4) untuk
menghasilkan efek komunikatif yang sepadan. Teknik penambahan ini
36
sebenarnya sama dengan konsep penambahan (addition) yang diajukan oleh
Delisle (1954).
Molina dan Albir (2002: 511) memberikan contoh sebagai berikut:
/ syahru rama @dhan diterjemahkan Ramadan, the Muslim month of
fasting. Dari contoh tersebut, terdapat penambahan kata Muslim dan fasting.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik
penambahan (addition) di sini adalah penambahan informasi dari penerjemah
yang tidak terdapat dalam TSu (baik tersirat maupun tersurat) yang dilakukan
untuk memperkaya informasi dan juga penambahan penjelasan bagi pembaca.
Berdasarkan pemahaman ini, diperoleh 76 (21.3%) data yang
menggunakan teknik penambahan. Teknik ini cenderung memberikan
informasi tambahan pada bahasa sasaran (terjemahan). Untuk lebih jelas bisa
dilihat pada salah satu data berikut.
Tabel 3
Contoh Penerapan Teknik Penambahan
No. Data BSu BSa
02
Ana asyku@ anna ibni@ syadi@dul-iltiza@mi bita’a@li@mi’d-di@n.
Saya mengadukan
anak saya yang
sangat rajin dan
komitmen terhadap
perintah agama.
Pada tabel 3 di atas data no. 02, penerjemah menambahkan kata rajin dalam
BSa yang mana kata tersebut tidak terdapat pada teks sumber (TSu). Tujuan
penerjemah menambahkan kata rajin dalam kalimat di atas untuk menekankan
dan menjelaskan kepada pembaca. Dengan ini, tujuan penerjemah di samping
37
terdapat kata komitmen pada BSa juga menambahkan kata rajin untuk
menegaskan begitu tinggi dalam menjalankan perintah dan mempelajari agama.
Penerapan teknik ini pada data lainnya dapat dilihat pada lampiran.
b. Teknik Inversi (Inversion)
Menurut Vinay dan Darlbenet (1958) teknik inversi dipakai penerjemah
dengan cara memindahkan kata atau frase ke bagian lain dalam kalimat
terjemahan agar hasil terjemahan tersebut terasa lebih alami dalam bahasa sasaran.
Vinay dan Darlbenet memberikan contoh sebagai berikut: Pack separately […]
for convenient inspection diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis Pour faciliterla
visite de la douane mettre à part […]. Pada contoh di atas terjadi inversi pada
Pack separately yang terletak pada awal kalimat dipindah ke akhir kalimat.
Dari 150 data yang memuat 356 teknik penerjemahan, ditemukan 49
(13.8%) data yang menerapkan teknik inversi. Untuk lebih jelas, bisa dilihat
pada salah satu data berikut.
Tabel 4
Contoh Penerapan Teknik Inversi
No. Data BSu BSa
16
Wa hali’s-shaghi@ru fi’lan huwa’s-saghi@ru fil-‘umr?
Apakah anak kecil itu
adalah yang usianya
masih belia?
Pada tabel 4 data no. 16, terjadi pemindahan yaitu pada / al-‘umr
yang awalnya terletak pada akhir kalimat dipindahkan sebelum /
huwa’s-saghi@ru . terjemahkan dalam BSa (Bahasa Indonesia) menjadi ‚adalah
yang usianya masih belia?”.
Penerapan teknik ini pada data lainnya dapat dilihat lebih lanjut pada
lampiran.
38
c. Teknik Penghilangan (Deletion atau Omission)
Penghilangan di sini adalah tidak diterjemahkannya sebagian atau seluruh
teks sumber yang pesannya tidak tersirat pada unit terjemahan lainnya pada BSa.
Teknik ini sebenarnya sesuai dengan teknik omission yang diperkenalkan Delisle
(dalam Molina & Albir, 2002: 505). Teknik penghilangan (ommision) ini berbeda
atau tidak termasuk sebagai teknik reduksi yang diredefinisi Molina dan Albir
(2002: 10-11). Sedangkan menurut Vázquez Ayora (1977) teknik penghilangan
(ommision) adalah hal ini untuk menghilangkan redudansi atau kelebihan kata
dan pengulangan yang merupakan karakteristik dari teks sumber. Mereka
menyebutkan bahwa reduksi terkait dengan mengimplisitkan pesan BSu pada
BSa. Sementara penghilangan (omission) adalah pelenyapan pesan dalam BSa.
Contoh dari Vázquez Ayora (1977) untuk teknik pengilangan sebagai
berikut. La Comision ada actuó diterjemahkan menjadi “Comision dejo de Actuar
”. Teknik ini dipakai untuk menerjemahkan panitia telah gagal untuk bertindak
menghilangkan kata kerja untuk gagal dan menghindari over- translation.
Berdasarkan prinsip tersebut, ditemukan 42 (11.8%) data yang
diterjemahkan dengan menerapkan teknik penghilangan (ommision). Salah satu
contoh penerapan teknik penghilangan sebagai berikut:
Tabel 5
Contoh Penerapan Teknik Penghilangan
No. Data BSu BSa
13
Wa achaduhum ka@nat musykilatuhu annahu yuri@du an yasytari@ tili@fu@n machmu@l wa abu@hu yarfudhu dzalik.
Ingin membeli telepon
genggam, namun orang
tuanya tidak merestui.
39
Pada tabel 5 data no. 13, terjadi penghilangan klausa
/ Wa achaduhum ka@nat musykilatuhu annahu (dan salah satu diantara problem
mereka) pada BSa, padahal pada BSu / Wa achaduhum
ka@nat musykilatuhu annahu (dan salah satu diantara problem mereka) masih ada
tetapi ketika diterjemahkan ke BSa, klausa tersebut dihilangkan. Penghilangan ini
terjadi karena pada kalimat sebelumnya sudah dijelaskan tentang Problematika
Pemuda ( / Musykilatu‟s-syaba@b ) sehingga oleh penerjemah, klausa
tersebut dihilangkan karena sudah dijelaskan pada nama babnya yaitu
Problematika Para Pemuda ( / Musykilatu‟s-syaba@b).
Penghilangan dalam bahasa Arab juga dikenal dengan istilah Al-Hadfu,
menurut Al-Khulli (1982) adalah pelepasan sebagai penghilangan bunyi, morfem,
kata atau klausa, sesuai sistem bahasa yang bersangkutan. Al-khulli menyebutkan
bahwa elipsi berguna untuk penghematan dalam kalimat.
Penerapan teknik ini pada data lainnya dapat dilihat lebih lanjut pada
lampiran.
d. Teknik Peminjaman Murni (Pure Borrowing)
Teknik peminjaman murni adalah teknik mengambil sebuah kata atau
ekspresi secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman
murni, sedangkan peminjaman yang menggunakan sistem fonetik dan morfologis
BSa adalah teknik seperti peminjaman ternaturalisasi (peminjaman alamiah).
Newmark mendefinisikan naturalisasi tidak sama dengan Nida. Untuk Nida,
itu berasal dari mentransfer dan terdiri dari mengadaptasi kata bahasa sumber ke
fonetik dan norma morfologi dari bahasa sasaran, contohnya, kata Jerman
40
Performanz diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi “performance”
(Molina dan Albir, 2002, 505).
Teknik peminjaman murni ini merupakan teknik penerjemahan yang
langsung menggunakan bahasa sumber atau bahasa asing lainnya dalam teks
sasaran. Dari 356 teknik penerjemahan yang diidentifikasi, diperoleh 33
(9.3%) di antaranya merupakan teknik peminjaman murni. Salah satu contoh
data teknik peminjaman murni sebagai berikut.
Tabel 6
Contoh Penerapan Teknik Peminjaman Murni
No. Data BSu BSa
07
Wa kam minal-a@bna'@i chawat ‘uqu@lahumu’s-sya@bata chikmatun mas-tatha@’a a@ba@'uhum an yachshulu@ha@ ‘ala@ mada@ril-a’wa@m.
Tetapi sebaliknya, tak
sedikit anak-anak yang
–meskipun masih
muda- mendapatkan
“hikmah” yang tak
kunjung didapatkan
oleh orang tuanya
selama bertahun-tahun.
Pada tabel 6 data no. 7, penerjemah memilih menggunakan teknik
penerjemahan murni pada kata / chikmah dalam BSu, kemudian hikmah
pada BSa dipinjam dari BSu. Kata / chikmah memiliki arti kebijaksanaan
(Munawir: 2008, 287) kemudian dipinjam ke dalam bahasa Indonesia dengan
memiliki arti (1) kebijaksanaan (dari Allah); (2) kesaktian; (3) arti atau makna
yang dl ; manfaat. Dari arti di atas, memiliki kesamaan sehingga peminjaman ini
murni, murni dari segi kata dan secara arti. Penerapan teknik ini dapat dilihat lebih
lanjut pada lampiran.
41
e. Teknik Modulasi (Modulation)
Modulasi merupakan teknik yang mengganti sudut pandang atau fokus
terjemahan dari TSu. Modulasi ini dapat dilakukan dalam bentuk struktural
maupun leksikal (Hoed, 2006; Molina & Albir, 2002; Newmark, 1988).
Molina dan Albir (2002: 111) memberikan contoh: penerjemahan /
satashi @ru aban diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi You are going to
have a child. Dari contoh di atas, arti dari / satashi @ru aban adalah ‚kamu
akan menjadi ayah‛ kemudian diterjemahkan dengan teknik modulasi menjadi
You are going to have a child artinya “kamu akan memiliki seorang anak”. Dari
terjemahan di atas dapat dipahami bahwa dari seorang ayah akan memiliki
seorang ayah sehingga terjemahkan “kamu akan memiliki seorang anak”
merupakan modulasi.
Dari 17 teknik penerjemahan yang terdapat dalam 150 data, 28 (7.9%) data
menerapkan teknik modulasi. Berikut salah satu contoh data yang menggunakan
teknik modulasi.
Tabel 7
Contoh Penerapan Teknik Modulasi
No. Data BSu BSa
150
Sir ‘ala@ barakati’l-La@hi wa ‘ainuka ‘alal-jannah.
Berjalanlah atas restu
dan keridhaan Allah
dan jadikanlah surga
sebagai cita-citamu
tertinggi.
Pada tabel 7 data no. 150, terjadi teknik modulasi pada frasa nomina /
‘ainaka menjadi sebagai “cita-citamu tertinggi”, penerjemah menggunakan
teknik ini untuk mengubah sudut pandang yang sebelumnya pengelihatan dengan
42
mata menjadi sebuah cita-cita tertinggi. Perubahan sudut pandang ini untuk
menekankan bahwa ini merupakan keinginan yang kuat sehingga dari sebuah
pengelihatan dari mata menjadi sebuah cita-cita.
Penerapan teknik ini dapat dilihat lebih lanjut pada lampiran.
f. Kompensasi (Compensation)
Merupakan teknik memperkenalkan elemen informasi (penggunaan bahasa
dan gaya bahasa di dalam karya sastra) lain pada tempat lain pada TSa karena
tidak ditempatkan pada posisi yang sama seperti dalam TSu (Molina & Albir,
2002; Newmark, 1988).
Molina dan Albir (2002: 111) memberikan contoh: penerjemahan I was
seeking thee, Flathead dalam bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam bahasa
Prancis menjadi En vérité, c‟est bien toi que je cherche, O Tête-Plate.
Dari 356 teknik penerjemahan yang diidentifikasi, diperoleh 22 (6.2%) di
antaranya merupakan teknik kompensasi. Salah satu contoh data teknik
kompensasi sebagai berikut.
Tabel 8
Contoh Penerapan Teknik Kompensasi
No. Data BSu BSa
34
Innahu’t-thiflu a’l-ladzi@ ka@na fil-‘a@syirati min ‘umrih!!
Ia adalah seorang anak
kecil yang baru berusia
sepuluh tahun.
Pada tabel 8 data no. 34, penerjemah menggunakan teknik kompensasi
dalam menerjemahkan klausa / ka@na fil-‘a@syirati min
‘umrih diterjemahkan dalam BSa menjadi “baru berusia sepuluh tahun”. Melihat
43
dari terjemahan harifah/kata per kata / ka@na fil-‘a@syirati
min ‘umrih adalah ‚dia di kesepuluh dari umurnya‛. Terjemahan secara literal
dari / ka@na fil-‘a@syirati min ‘umrih adalah ‚ (adalah),
(di dalam), (kesepuluh) (dari), (umurnya). Terjemahan seperti
dalam BSa tidak jelas dan sulit dipahami, oleh karena itu teknik yang dipilih
menggunakan modulasi supaya diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran (bahasa
Indonesia) dapat dipahami. Penerapan teknik ini pada data lainnya dapat dilihat
pada lampiran.
g. Teknik Peminjaman Alamiah (Naturalized Borrowing)
Peminjaman yang menggunakan sistem fonetik dan morfologis BSa adalah
teknik seperti peminjaman ternaturalisasi (peminjaman alamiah) milik Newmark
(Molina & Albir, 2002: 501). Dengan kata lain, peminjaman alamiah ditandai
dengan peminjaman istilah asing yang kemudian penulisannya disesuaikan
dengan pola bahasa Indonesia baik secara fonologis maupun morfologis (Ardi:
2010: 101).
Molina dan Albir (2002: 111) memberikan contoh teknik peminjaman
alamiah sebagai berikut: penerjemahan kata Meeting dalam bahasa Inggris
diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol menjadi “Mitin”.
Dari 356 teknik penerjemahan yang diidentifikasi, hanya 21 (5.9%) teknik
peminjaman alamiah yang terdapat dalam data. Berikut salah satu contoh data
teknik peminjaman alamiah.
44
Tabel 9
Contoh Penerapan Teknik Peminjaman Alamiah
No. Data BSu BSa
03 Kullu shaghi@ratin yabchatsu ahiya chala@lun am chara@m.
Ia selalu mencari tahu
hukum setiap masalah,
baik yang sepele
maupun besar, apakah
ini halal ataukah
haram?
Pada tabel 9 data no. 03, penerjemah menggunakan teknik peminjaman
alamiah yaitu pada kata / chala@l dan / chara@m diterjamahkan halal dan
haram, kedua kata tersebut mengalami peminjaman murni dari transliterasinya
menggunakan “ch” kemudian diterjemahkan menjadi “h” dengan menghilangkan
huruf “c”, ini dilakukan untuk menyesuaikan bahasa sasaran (bahasa Indonesia).
Kata Halal dan Haram sudah popular secara alamiah dari bahasa sumber yaitu
bahasa Arab. Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), kata Halal memiliki arti
diizinkan -tidak dilarang oleh syarak- (KBI, 2008, 503) sedangkan kata Haram
memiliki arti terlarang (oleh agama Islam); tidak halal (KBI, 2008: 510).
Penerapan teknik ini pada data lainnya dapat dilihat pada lampiran.
h. Teknik Transposisi (Transposition)
Teknik transposisi (transposition) umumnya dilakukan dengan penggantian
kategori grammar, misal dari verba menjadi adverb dsb (Hoed, 2006; Molina
& Albir, 2002; Newmark, 1988). Teknik ini dipilih penerjemah dengan cara
mengubah struktur asli BSu untuk mencapai efek yang sepadan. Pengubahan
ini dilakukan bila terdapat perbedaan antara struktur yang wajar pada BSu dan
45
BSa. Pengubahan ini bisa pengubahan bentuk jamak ke bentuk tunggal, posisi
kata sifat, sampai pengubahan struktur kalimat secara keseluruhan.
Molina dan Albir (2002: 111) memberikan contoh penerapan teknik
transposisi sebagai berikut. Penerjemahan He will soon be back dalam bahasa
Inggris diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol menjadi “No tardará en venir”.
Dari 356 teknik penerjemahan yang diidentifikasi, hanya 18 (5.1%) teknik
transposisi yang terdapat dalam data. Berikut salah satu contoh data teknik
transposisi.
Tabel 10
Contoh Penerapan Teknik Transposisi
No. Data BSu BSa
60
Atara@hu tamanna@ an lau ‘a@sya sa@liman fil-madi@nati ba’i@dan ‘anil-juru@chi wal-a@la@mi wal-'i’a@qah?!
Apakah ia berharap,
seandainya ia tidak ikut
dalam medan perang
serta hidup dengan
selamat dan damai di
Madinah, sehingga
dirinya terhindar dari
luka, penderitaan, dan
cacat?
Pada tabel 10 data no. 60, penerjemah memilih teknik tranposisi untuk kata