6 BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL I.1. Pentas Tari Pentas tari Umbul diartikan sebagai kegiatan mempertunjukkan karya-karya di depan penonton, rangkaian kegiatan pementasan adalah latihan dan pagelaran. Latihan adalah merupakan cara terbaik untuk melihat implementasi visual dari ide dan tujuan dari pentas tari (Blacking, 2018). Gambar I.1, adalah contoh acara kegiatan latihan tari Umbul dalam rangka persiapan pentas untuk penyambutan tamu peserta atelit manca negara Paragliding Championship & Culture Festival 2009. Dalam acara latihan, koreografer dapat memastikan implementasi unsur verbal yang di tuliskan (diskenariokan) ke dalam unsur visual dalam tari Umbul. Pada Gambar I.2, adalah kelompok para penari Umbul Kabupaten Sumedang yang telah mengikuti rangkaian pelatihan untuk persiapan pentas. Gambar I.1 Latihan Tari Umbul Sebelum Pentas dalam Acara Paragliding Championship & Culture Festival di Sumedang Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019) Dalam satu pagelaran tari Umbul, merupakan adegan-adegan tari yang tersusun dengan suatu cerita, dalam satu adegan menceritakan satu susunan gerak tari yang bermakna. Satu adegan merupakan satu irama dalam gerak tempo yang bervariasi atau tetap. Perpindahan irama dari irama satu ke irama berikutnya, dapat dilakukan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II. TARI TRADISIONAL UMBUL I. Insert 2
I.1. Pentas Tari
Pentas tari Umbul diartikan sebagai kegiatan mempertunjukkan karya-karya di
depan penonton, rangkaian kegiatan pementasan adalah latihan dan pagelaran.
Latihan adalah merupakan cara terbaik untuk melihat implementasi visual dari ide
dan tujuan dari pentas tari (Blacking, 2018). Gambar I.1, adalah contoh acara
kegiatan latihan tari Umbul dalam rangka persiapan pentas untuk penyambutan
tamu peserta atelit manca negara Paragliding Championship & Culture Festival
2009. Dalam acara latihan, koreografer dapat memastikan implementasi unsur
verbal yang di tuliskan (diskenariokan) ke dalam unsur visual dalam tari Umbul.
Pada Gambar I.2, adalah kelompok para penari Umbul Kabupaten Sumedang yang
telah mengikuti rangkaian pelatihan untuk persiapan pentas.
Gambar I.1 Latihan Tari Umbul Sebelum Pentas dalam Acara Paragliding Championship
& Culture Festival di Sumedang
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)
Dalam satu pagelaran tari Umbul, merupakan adegan-adegan tari yang tersusun
dengan suatu cerita, dalam satu adegan menceritakan satu susunan gerak tari yang
bermakna. Satu adegan merupakan satu irama dalam gerak tempo yang bervariasi
atau tetap. Perpindahan irama dari irama satu ke irama berikutnya, dapat dilakukan
7
dengan mengubah tingkat tari dari satu tingkat atau dua tingkat. Tingkat tari dalam
tari Umbul diartikan untuk tingkat rendah menari sambil duduk atau jongkok,
tingkat menengah menari sambil berdiri dan tingkat tinggi menari sambil loncat.
Gambar I.2 Penari Umbul dalam Acara Paragliding Championship & Culture Festival di
Sumedang Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)
Pagelaran merupakan gabungan dari rangkaian gerak tari yang ditampilkan dan
dipertontonkan kepada khalayak dalam suatu pertunjukkan. Tari Umbul merupakan
perpaduan dari berbagai unsur, diantaranya seni tari, seni musik, seni sastra dan
seni rupa. Unsur tari dari tari Umbul adalah merupakan pola gerak diantaranya silat,
bangreng, dan ketuk tilu. Seni sastra dan seni rupa terwujud dalam menggunakan
lagu pengiring dan busana yang digunakan. Tata rias dan busana pada tari Umbul
sangat sederhana yaitu kacamata hitam, baju kebaya, kain panjang atau samping,
dan sampur atau selendang. Sedangkan rias yang dipergunakan secara sederhana
yaitu rias cantik.
I.1.1. Unsur-Unsur Tari
Pagelaran pada dasarnya adalah suatu kegiatan konsumsi secara tidak langsung
antara pemain dengan penonton untuk mencapai kepuasan masing-masing. Menari
adalah gerakan yang mengekspresikan dari ide, perasaan, dan keyakinan melalui
gerakan. Gerakan dalam tari Umbul memiliki pengertian sebagai pagelaran tari
8
yang melibatkan berbagai unsur tari, meliput gerakan tubuh, waktu, ruang, energi
dan bentuk komunikasi (Barker, 2007).
I.1.1.1. Gerak Tubuh
Secara umum, tubuh dalam tarian terdiri dari tubuh penari yang bergerak (menari),
berjalan, berlari, melompat, bergeser, gerakan kelompok berderet lurus,
melengkung dan melingkar. Gambar I.3, adalah contoh perpaduan gerak tari Umbul
dalam pentas.
Gambar I.3 Perpaduan Unsur Gerak Tari Umbul
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)
Tari umbul merupakan tari tradisional yang telah memiliki susunan gerak,
diantaranya seperti sembah, olah bahu, tolak pinggang, sabetan, oray-orayan yang
merupakan bagian tari dari seni tradisional lainnya. Sedangkan gerak tari yang
menjadi ciri khas dari tari Umbul adalah yang disebut dengan goyang pare seperti
di tunjukkan pada Gambar I.23. Pola gerak yang ada pada tari Umbul bersifat
sederhana, di dalam susunan geraknya merupakan pengulangan dari gerak-gerak
khusus.
9
I.1.1.1.1. Sembah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2016), sembah adalah pernyataan
hormat dan khidmat yang menyatakan dengan menangkupkan kedua belah tangan,
lalu mengangkatnya hingga ke bawah dagu, seperti ditunjukkan pada Gambar I.4.
Pada gambar tersebut, sembah dalam bentuk denotatif. Fakta di lapangan sering
kali sembah dibentuk dalam arti konotatif, seperti hal pada tari Umbul yaitu dengan
menggunakan simbol bendera Umbul yang digerakkan dari atas ke bawah beberapa
kali seperti ditunjukkan dalam Gambar I.5.
Gambar I.4 Gerak Sembah dalam Tari (Denotatif)
Sumber: Dokumen Pribadi (2020)
Pada tari Umbul, biasanya sembah jika diperankan oleh penari perempuan maka
bentuk sembah menggunakan bentuk denotatif. Tetapi jika sembah diperankan oleh
laki-laki maka sembah diperankan dalam bentuk konotatif. Bentuk sembah dalam
arti konotatif, dapat diwujudkan oleh sekelompok penari dengan membawa bendera
umbul secara berderet lurus atau melingkar. Sembah biasa dilakukan pada
rangkaian adegan di awal pentas. Kemudian diikuti dengan adegan-adegan lainnya
yang menceritakan dalam bentuk visual maksud dan tujuannya pentas tari Umbul.
Posisi penari ketika memperagakan gerakan sembah, yang baik adalah pada posisi
di mana pandangan mata penonton pemangku kepentingan (seperti pimpinan
Pemerintah Daerah) dapat melihat secara lurus, tidak dalam posisi sudut miring.
10
Gambar I.5 Gerak Sembah dalam Tari Umbul (Konotatif)
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)
I.1.1.1.2. Olah Bahu
Gerak tari olah bahu dalam tari ditunjukkan seperti pada Gambar I.6. Gerak olah
bahu adalah gerakan dasar yang paling pokok digunakan dalam tari, termasuk gerak
tari Umbul. Bahu bergerak ke muka dan ke belakang bergantian, memutar arah kiri
dan arah kanan, terus dilakukan berulang-ulang dalam irama dan tempo yang
ditentukan. Gerak bahu dalam tari Umbul seperti ditunjukkan pada Gambar I.7,
digerakkan secara santai (rileks), bersamaan dengan mengangkat kaki kiri dan
kanan secara bergantian. Gerak bahu selalu dikombinasi dengan gerak tangan,
gerak kepala, gerak pinggul dan gerak kaki atau dikombinasikan dari beberapa
gerak. Gerak bahu sangat mempengaruhi kepada mimik muka seorang penari,
seperti menampilkan emosi sedih, gembira atau bahkan marah. Tentunya sesuai
dengan alur cerita dalam tari yang digunakan. Misalnya gerak bahu pada tari Umbul
dalam memerankan keceriaan bermain tari rakyat di halaman rumah, seperti tari
oray-orayan maka gerak bahu dikombinasikan dengan seluruh gerakan kepala,
tangan, pinggul dan kaki dengan mimik muka tersenyum, rileks dan tidak kaku.
11
Gambar I.6 Olah Bahu dalam Tari Sumber: Dokumen Pribadi (2020)
Gambar I.7 Olah Bahu dalam Tari Umbul
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)
I.1.1.1.3. Tolak Pinggang
Dalam Gambar I.8, adalah gerak tari dasar tolak pinggang dari tari Umbul. Gerakan
tersebut selalu diulang-ulang dan bergantian tangan atau diletakkan secara bersama
antara tangan kiri dan kanan. Sebelah kiri adalah gerak tolak pinggang dengan
12
tempo yang relatif cepat bergantian dari tangan kiri kemudian tangan kanan dan
sebaliknya. Sedangkan gambar sebelah kanan, adalah irama dengan tempo yang
lambat sebagai salah satu tanda untuk pergantian adegan tari pada tingkat tari
rendah ke tingkat tari tinggi atau masih dalam satu tingkat untuk memerankan tari
dalam satu atau lebih adegan.
Gambar I.8 Tolak Pinggang dalam Tari Umbul
Sumber: Dokumen Pribadi (2020)
I.1.1.1.4. Sabetan
Pada tari Umbul, sabetan adalah bagian dari tari pencak silat yang merupakan salah
satu unsur tari dalam satu atau lebih adegan. Gerak sabetan dalam tari Umbul
dimainkan dengan tempo gerakan yang cepat, unsur lelucon biasanya
dipertahankan (tetapi tidak mutlak). Gambar I.9, menunjukkan gerak sabetan dalam
tari Umbul. Unsur lelucon dalam gerakan ini dikonotasikan dengan busana yang
dipakai, yakni tidak menggunakan busana seperti pakaian adat dalam pencak silat.
Tetapi secara denotatif gerakan yang dimainkan adalah salah satu bentuk
penguasaan dari seorang penari Umbul dari gerakan pencak silat.
13
Gambar I.9 Sabetan dalam Tari Umbul
Sumber: Dokumen Pribadi (2020)
I.1.1.1.5. Oray-Orayan
Oray-orayan adalah salah satu permainan rakyat yang dimainkan oleh anak-anak
desa baik laki-laki ataupun perempuan.
Gambar I.10 Gerak Tari Oray-Orayan dalam Tari Umbul
Sumber: Dokumen Pribadi (2020)
Gerak tari di permainan oray-orayan dalam tari Umbul, ditunjukkan seperti pada
Gambar I.10, gambar A adalah dua penari berhadap-hadapan yang merupakan salah
satu unsur tari dari tari oray-orayan, kedua cara berjalan (gambar B), penari
berbaris dan berjalan mengikuti pola melengkung, dan pada gambar C, di mana
gerakan tangan ke belakang, ke atas secara bergantian.
14
I.1.1.2. Waktu (Time)
I.1.1.2.1. Tempo Gerak Tari
Tempo dalam gerak tari adalah tingkat kecepatan yang digunakan dalam
melakukan serangkaikan gerakan tari. Tingkat kecepatan lambat, sedang, cepat atau
sekaligus (bersamaan).
Gambar I.11 Tempo Gerakan Tari dalam Berbalik Arah
Sumber: Dokumen Pribadi (2020)
Gambar I.11 adalah contoh tempo dari gerakan balik kelompok penari dalam
membalik arah, dari arah lain ke arah sebaliknya tetapi masih dalam posisi adegan
tari yang sama. Tempo dalam gerakan tari harus dipetakan ke dalam irama tempo
yang serasi, dari setiap gerakan tari Umbul. Kapan tempo harus cepat, kapan harus
lambat, kapan harus berganti, tetapi pada keseluruhan pentas harus merupakan
irama yang teratur dengan baik. Baik dalam arti mengikuti cerita atau pesan yang
ingin disampaikan kepada penonton.
I.1.1.2.2. Irama Tari
Irama adalah waktu yang dipakai dalam tempo dan dinamika untuk menuntaskan
satu rangkaian tari (adegan). Kaitan tempo dengan irama dalam tari ialah berapa
lama menari dalam kecepatan lambat atau cepat dari mulai sampai dengan selesai
dalam satu adegan. Dalam pentas tari Umbul, satu adegan memiliki irama yang
bervariasi. Irama, dalam pagelaran tari Umbul harus merupakan penekanan dalam
menceritakan karya seni tari, dari adegan pertama, adegan kedua dan sampai
15
adegan paling akhir. Penyusunan irama dalam adegan satu cerita tari Umbul dapat
dianalogikan dengan irama dalam sebuah sinetron atau film pendek yang memiliki
irama dalam bentuk tangga dramatik. Tangga dramatik yang baik adalah dari mulai
aksi pembukaan, aksi pertengahan atau aksi menuju klimaks dan aksi akhir atau
antiklimaks, dengan komposisi antara 25%, 50% dan 25% (Mabruri, 2018).
Gambar I.12 Perubahan Irama Tari dari Tingkat Menengah ke Tingkat Rendah
Sumber: Dokumen Pribadi (2020)
I.1.1.2.3. Durasi Pagelaran Tari Umbul
Durasi menunjukkan lamanya pagelaran, bisa lama atau pendek. Pagelaran tari
Umbul biasanya hanya dimainkan dalam durasi waktu antara 30-40 menit. Pada
Gambar I.13, adegan awal dimulai dari penari Umbul laki-laki memasuki ruang tari
dengan membawa bendera (umbul-umbul), kemudian terjadi pergantian tari dengan
penari inti, sebagai tanda adegan awal berakhir dan adegan berikutnya mengganti,
16
pada akhir adegan penari laki-laki masuk kembali dengan membawa umbul-umbul
sebagai tanda antiklimaks.
Gambar I.13 Durasi Pentas Tari Umbul
Sumber: Dokumen Pribadi (2020)
I.1.1.3. Ruang Tari
Ruang adalah area tak terbatas di mana alam semesta ada. Dalam tari Umbul ruang
diartikan sebagai hubungan tubuh dan lingkungan yang membentuk desain
(Briginshaw, 2001). Gambar I.14 adalah ruang tari pada pentas tari Umbul Word
Class Pariwisata Jatigede 2019.
Gambar I.14 Ruang Tari Umbul pada Pentas World Class Pariwisata Jatigede
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)
17
Tari Umbul dengan jumlah penari yang sedikit di antara 5 sampai 20 penari, ruang
tari yang digunakan bisa di gedung atau di panggung halaman. Ini berbeda ketika
jumlah penari sampai dengan ribuan. Tari Umbul harus pentas pada ruangan
terbuka seperti pentas tari Umbul dalam acara world class Pariwisata Jatigede 2019,
dengan jumlah penari lebih dari 5000 penari.
I.1.1.3.1. Bentuk Tari
Bentuk tari merupakan bentuk desain dalam ruang, dimulai dari penari masuk ke
ruang tari, pagelaran sampai dengan penutup. Bentuk adalah aspek elemen ruang
yang merupakan komponen visual terkuat dalam tarian (Sanyoto, 2009). Bentuk
dalam istilah dapat merujuk pada bentuk tubuh individu penari dan bentuk
kelompok. Bentuk tubuh hadir dalam semua aksi dalam tarian yang menyampaikan
pesan atau makna. Bentuk dalam formasi tari dengan garis dan sudut lurus,
melengkung atau organik, terbuka dan tertutup, simetris dan tidak simetris,
harmonis dan kontras, terpusat dan tidak terpusat akan memiliki arti dan makna
yang berbeda-beda.
Gambar I.15 Bentuk Tari Umbul
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)
Gambar I.15, penari membuat bentuk tubuh berderet mengikuti garis lurus
imajinatif pada lantai dan sudut, kelurusan tubuh disatukan. Bentuk dan tindakan
18
sudut dapat dimaknai sebagai unsur pesan yang disampaikan. Kurva alami dalam
tubuh penari dalam kemampuan tubuh melenturkan pada berbagai tingkatan yang
lebih lembut, lebih melengkung dapat dimaknai, seperti bentuk dan tindakan
melengkung dapat mengkomunikasikan berbagai emosi kepada khalayak.
Demikian juga dalam bentuk kelompok, dengan kurva alami dapat memberikan
makna yang sama dengan kurva alami dalam tubuh satu penari, namun pada bentuk
kelompok memiliki penekanan yang lebih tinggi.
I.1.1.3.2. Tingkat Penari
Dalam tari ada tiga tingkat yang dilakukan oleh penari yaitu tingkat menari sambil
duduk adalah pada tingkat rendah, tingkat menengah menari berdiri atau sedikit
bungkuk, dan tingkat tari tinggi adalah menari sambil melompat (Hackney, 2002).
Ketiga tingkat dilakukan oleh penari sebagai gerak tari yang merupakan komposisi
tingkat rendah, sedang dan tinggi. Sedangkan gerakan untuk tingkat tinggi seperti
melompat, dalam tari Umbul masih jarang tampil. Gambar I.16 adalah tingkat
penari dari tari Umbul, tingkat rendah ketika penari berjongkok, sedang ketika
penari membungkuk atau berdiri dan tingkat tinggi ketika penari meloncat atau
posisi kaki di atas lantai tari.
Gambar I.16 Tingkat Penari
Sumber: Dokumen Pribadi (2020)
19
I.1.1.3.3. Arah Tari
Tari umbul selalu dimainkan dengan arah dalam formasi arah maju, mundur,
menyamping, melingkar dan zigzag. Arah merupakan variasi dari tari Umbul.
Dalam pagelaran selama durasi pertunjukkan tari Umbul, pengulangan arah bisa
berkali-kali tergantung dari kreasi tari yang diciptakan. Arah lurus maju, lurus
mundur, lengkung, melingkar ataupun zigzag, dalam ilmu komunikasi visual dapat
dimaknai sebagai visualisasi pesan yang disampaikan (Irawan & Tamara, 2013).
Arah dalam suatu kelompok tari terdiri dari beberapa penari, di mana penari paling
depan dan paling belakang merupakan penari yang diberi tugas untuk membawa
anggotanya (leader) berjalan sesuai dengan arah yang ditentukan. Di sini
diperlukan tanda atau simbol komunikasi visual yang harus diketahui oleh
kelompok penari. Kapan penari harus duduk, kapan penari harus berdiri, berbalik,
membentuk formasi, semuanya di gerakan oleh leader.
Gambar I.17 Arah Geometris
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)
Gambar I.17, adalah kelompok tari yang membentuk arah geometri. Penari
kelompok A yaitu penari dengan busana merah bergerak melingkar dan kelompok
B dengan busana hitam bergerak mengubah adegan dari tingkat menengah ke
rendah.
20
I.1.1.3.4. Rentang Penari
Tari Umbul memerlukan ukuran gerak yang dapat dibuat oleh tubuh, ukuran kecil,
ukuran sedang, ukuran besar atau kombinasi dari ketiganya (Hackney, 2002).
Rentang penari antara satu dengan yang lainnya, secara pengalaman yang baik
adalah tersedia ruang kosong antara 30% sampai dengan 50% dari ruang tari yang
digunakan penari. Penyediaan ruang tari kosong dimaksudkan untuk membentuk
tarian menjadi lebih leluasa dan yang paling penting adalah faktor keamanan bagi
penari, tidak terjadi tubrukan atau terlalu berdesakan sehingga penari tidak tampil
secara maksimal. Misalnya satu orang penari berdiri menempati ruang kurang lebih
1.5 m3 (diukur dengan penari berdiri sambil mengangkat tangan sebahu, dan
berputar, luas lantai tari x tinggi badan penari). Gambar I.18, menunjukkan rentang
tari dari susunan penari dalam ruang.
Gambar I.18 Rentang Penari
Sumber: Dokumen Pribadi (2020)
Tinggi rentang penari menjadi tidak terbatas ketika penari menggunakan ruang
terbuka, pada ruangan tertutup dibatasi dengan pelindung atap dalam (celling).
Untuk jarak ke samping, antara penari dengan penari lainnya harus dibentuk secara
jarak proporsional dengan tinggi penari, keindahan jarak yang baik. Jadi semakin
banyak penari, dibutuhkan ruang tari yang luas.
Jarak dari rentang tari pada prinsipnya ditentukan dengan pola tari, seperti arah dan
variasi dari arah yang ditentukan, gerakan arah lurus, melintang, zigzag atau
21
kombinasi ketiganya. Dalam pola gerak di tari Umbul, rentang tari belum ada
ketentuan yang mengikat, tergantung dari kesesuaian dan kenyamanan penari itu
sendiri.
I.1.1.3.5. Lantai Tari
Kondisi saat ini, tari Umbul masih pentas di ruang terbuka dengan lantai alami,
kecuali untuk tari Umbul dalam upacara adat pengantin atau jumlah penari yang
dibatasi (antara 5 sampai 20 penari) dapat didesain dengan mengikuti pola
pergerakan tari itu sendiri. Lantai alami seperti di lapangan rumput dan jalan
beraspal sering digunakan untuk pentas tari Umbul. Pola lantai (garis imajinasi
yang harus diketahui oleh penari) bisa berbentuk persegi, bentuk lurus atau
melengkung. Oleh karena hal tersebut, desain pentas tari Umbul harus
diperhitungkan dengan penyesuaian lantai yang tersedia, antara garis imajinasi
dengan tekstur dan bentuk lantai yang nyata.
Gambar I.19 Lantai Tari
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2020)
Tekstur dari ruang tari menentukan juga kepada properti penari yang harus
digunakan, misalnya penari harus menggunakan alas kaki atau tidak, karena alas
kaki telanjang bisa merupakan satu bentuk keindahan dan kenyamanan bagi penari.
22
Gambar I.19 adalah contoh lantai tari yang sering digunakan untuk pentas tari
Umbul yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang. Lantai
tersebut berupa jalan raya dan alun-alun Sumedang, yang tepat berada di depan
gedung pemerintahan Kabupaten Sumedang. Tekstur lantai adalah aspal terbuka
dengan tambahan ornamen bahu jalan dan tiang-tiang penghias. Terdiri dari dua
tingkat lantai tari, yang berbeda dengan tingkat ketinggian sekitar 10 cm. Kapasitas
ruang efektif untuk pentas tari Umbul antara 150 sampai dengan 200 orang.
I.1.1.3.6. Fokus Penari
Penari harus selalu di posisi pandangan mata yang baik, karena penari harus selalu
berkoordinasi dengan sesama penari dan utamanya dengan “leader” dalam
kelompok tari. Leader diartikan sebagai penari kelompok pada urutan terdepan
yang dibantu oleh penari pada urutan paling belakang. Dalam pentas tari Umbul
dengan jumlah yang kecil, fungsi leader diganti dengan bunyi seperti bunyi kecrek.
Fokus dalam tari adalah hal yang sangat penting dan memberikan dampak yang luar
biasa terhadap penampilan tari (Peh, Chowa & Davids, 2011).
Gambar I.20 Fokus dalam Kelompok Tari
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)
Gambar I.20 adalah bentuk pagelaran tari Umbul yang terdiri dari banyak
kelompok, setiap kelompok satu sama lain harus mengetahui apa yang harus
dilakukan selama pentas. Keseragaman bentuk (penari) dalam hal, antara lain
23
warna busana, pola tari, variasi tempo dalam perubahan tinggi tari, arah gerak,
tinggi tari dan rentang tari berpengaruh besar terhadap pandangan mata yang baik
untuk leader ataupun penonton. Ketika pandangan mata antara leader dan
anggotanya “putus”, maka kemungkinan besar momentum penampilan tari menjadi
tidak maksimal.
I.1.1.3.7. Permukaan Tari
Dalam ilmu komunikasi visual, permukaan tari dianalogikan sebagai bentuk yang
mengisi ruang. Jika bentuk diletakkan dalam ruang tentunya harus tampak memiliki
permukaan atas yang indah, dipandang dari berbagai sudut tiga dimensi.
Gambar I.21 Permukaan Tari bentuk Horizontal, Vertikal dan Diagonal
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)
Gambar I.21, adalah contoh bentuk permukaan dari pagelaran tari Umbul. Bentuk
juga berbeda jika dilihat pada jarak pandangan mata jauh atau dekat, miring atau
lurus (Rose, 2001). Sekelompok penari dapat dilihat dari kerataan permukaan
penari dari arah 3 dimensi yaitu horizontal, vertikal, diagonal dan atau kombinasi
ketiganya. Permukaan yang rata atau bertangga dari tinggi ke rendah atau
sebaliknya memberikan nuansa yang sangat berbeda bagi penonton. Permukaan tari
dalam pagelaran tari Umbul, perlu diperhitungkan dengan baik, antara lain dengan
menata tinggi dari para penari dari setiap kelompok, menyusun penari dari yang
24
tinggi ke rendah, atau sebaliknya dari rendah ke tinggi. Masing-masing kelompok
dapat diberi label dalam bentuk warna atau tinggi bentuk. Hal ini memudahkan bagi
perancang dalam memainkan peran dalam desain.
I.1.1.4. Kekuatan Energi Penari
Kekuatan energi adalah energi yang dikeluarkan oleh seorang penari dalam
pagelaran. Ketika penari melakukan gerakan tempo lambat, berbeda energi yang
dikeluarkan seorang penari dari pada gerakan dalam tempo lebih cepat. Sebagai
contoh dalam Gambar I.22, gerak tari yang memerlukan energi yang cukup untuk
mengangkat seorang penari dalam tempo yang sedang.
Gambar I.22 Gerakan Tari yang Memerlukan Energi
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)
Contoh lain, misalnya dalam tari Umbul gerakan sedang goyang pare dengan
gerakan cepat pencak silat yang di mainkan penari memerlukan energi yang
berbeda. Penari umbul harus memiliki kekuatan fisik yang prima dalam setiap
pagelaran, kebutuhan untuk menyesuaikan tempo dan irama yang dibutuhkan
dalam suatu adegan tari. Kadang-kadang harus bergerak dengan cepat dan
melompat. Faktor lain yang menguras energi dalam tari Umbul adalah ruang tari
yang terbuka, di bawah sinar matahari yang terik. Jika energi penari terkuras, maka
performansi dari tari dipastikan tidak tampil dengan baik.
25
I.1.1.5. Bentuk Komunikasi
Tari Umbul memiliki sejarah, tercipta karena keinginan masyarakat khususnya di
wilayah pasundan yang tidak mau di jajah oleh Belanda di sekitar tahun 1900-an.
Muncul sebuah tarian yang saat ini dinamakan tari “Umbul”. Tari Umbul di jadikan
suatu tempat untuk berkomunikasi masyarakat dalam berjuang untuk menghadapi
para penjajah. Terlepas dari konotasi negatif dalam perkembangannya, tetapi
dasarnya tari Umbul adalah suatu alat komunikasi yang digunakan masyarakat
Sunda saat dulu sampai sekarang.
Tarian adalah salah satu metode komunikasi yang tidak terikat dengan suatu verbal
atau akuisisi bahasa lisan. Tarian adalah komunikasi melalui gerakan fisik tidak
bergantung pada elemen vokal atau linguistik, dan sangat penting untuk komunikasi
manusia (Rounds, 2016).
Pada tahun 2005, ketika itu tari Umbul muncul dalam peringatan hari ulang tahun
PGRI di halaman Kantor Bupati Sumedang, dengan tema memajukan pendidikan
nasional (Jelita Foto, 2005). Ini artinya tari Umbul sudah lama digunakan oleh
Pemerintah Kabupaten Sumedang sebagai alat komunikasi publik.
Tari Umbul adalah waktu yang didedikasikan untuk gerakan bermakna yang
berasal dari berbagai tari tradisional yang ada sebelumnya. Arti ini merupakan
aspek tari sebagai bentuk komunikasi, bukan hanya sekadar hiburan. Tari Umbul
melibatkan seluruh tubuh penari untuk menjadi agen komunikasi yang kuat. Tari
Umbul juga merupakan alat komunikasi pengikat gender, tali kasih sayang dan
membangun kehidupan bersama dalam masyarakat untuk mencapai satu tujuan.
I.1.2. Aksen Tari Umbul
Aksen tari Umbul adalah sesuatu gerak yang ditonjolkan, berbeda dengan yang lain
atau dengan kata lain unik. Tari Umbul memiliki keunikan tersendiri antara lain
goyang pare, selendang sarung, dan busana kacamata hitam. Gambar I.23 adalah
salah satu gerak tari Umbul yang dapat dikonotasikan sebagai ajakan untuk
berkumpul dan berdiskusi bersama, suatu makna positif untuk menjalin
silahturahmi, kasih sayang, silih asah dan silih asuh.
26
Gambar I.23 Goyang Pare
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2019)
I.1.3. Properti Tari Umbul
I.1.3.1. Busana Tari
Fakta di lapangan dari cerita mulut ke mulut, penari daerah seperti ronggeng pada
umumnya selalu memiliki konotasi negatif terutama pada busana ketika manggung.
Pada tahun 2005, Pemerintah Kabupaten Sumedang menggelar pentas tari Umbul
dengan busana yang menarik dan warna-warni, seolah-olah pandangan masyarakat
yang semula negatif berubah perlahan menjadi lebih baik. Dengan adanya
kemajuan teknologi pewarnaan pada busana, jenis kain, dan kemudahan dalam
memproduksi, busana tari Umbul menjadi lebih trendy mengikuti mode masa kini.
Busana tari Umbul penulis mengklasifikasikan menjadi tiga jenis busana yaitu
busana modern, klasik dan bergaya lama (old style). Ketiga busana ini adalah
busana tari Umbul yang digunakan dalam pentas besar Pemerintah Kabupaten
Sumedang di tahun 2019 dalam acara Paragliding Championship & Culture
Festival dan World Class Pariwisata Jatigede.
27
I.1.3.1.1. Busana Tari Umbul Modern
Gambar I.24 adalah model busana tari Umbul modern dan ciri-cirinya. Busana
modern adalah busa yang dibuat lebih fleksibel, mengikuti kemajuan mode dan
futuristik, namun tetap dirancang sesuai dengan karakteristik budaya tradisional.