BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembuatan laporan study tour ini berguna untuk memenuhi tugas bahsa indonesia sebagai syarat penambahan nilai dan kelulusan. B. TUJUAN PENULISAN Menambah Pengetahuan Menambah Wawasan Mengenal Kebesaran Ciptaan Allah C. PEMBATASAN WILAYAH Masalah dibatasi oleh obyek yang dikunjungi yaitu : 1. Museum Geologi 2. Gedung KAA ( Konfrensi Asia –Afrika ) 3. Tangkuban Perahu 4. Cibaduyut D. METODE KEGIATAN A. Observasi, mengamati obyek yang dikunjungi B. Interview, wawancara dengan nara sumber diobyek tersebut. Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembuatan laporan study tour ini berguna untuk memenuhi tugas bahsa
indonesia sebagai syarat penambahan nilai dan kelulusan.
B. TUJUAN PENULISAN
Menambah Pengetahuan
Menambah Wawasan
Mengenal Kebesaran Ciptaan Allah
C. PEMBATASAN WILAYAH
Masalah dibatasi oleh obyek yang dikunjungi yaitu :
1. Museum Geologi
2. Gedung KAA ( Konfrensi Asia –Afrika )
3. Tangkuban Perahu
4. Cibaduyut
D. METODE KEGIATAN
A. Observasi, mengamati obyek yang dikunjungi
B. Interview, wawancara dengan nara sumber diobyek tersebut.
C. Kajian pustaka, menggunakan buku yang relevan dengan tugas tersebut.
E. MANFAAT KEGIATAN
A. Bagi guru, memberikan pelajaran langsung pada siswa
B. Bagi siswa, menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman
C. Bagi sekolah, mendapat masukan tentang laboratorium pengetahuan nyata pada
siswa.
Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono1
BAB II ISI
1. MUSEUM GEOLOGI
MASA PENJAJAHAN BELANDA
Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan sejarah penyelidikan geologi dan
tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak pertengahan abad ke-17 oleh para ahli
dari Eropa. Setelah di Eropa terjadi revolusi industri pada pertengahan abad ke-18,
mereka sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri. Pemerintah
Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Dengan
jalan itu diharapkan perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang. Maka
dibentuklah Dienst van het Mijnwezen pada tahun 1850. Kelembagaan ini berganti
nama jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas melakukan
penyelidikan geologi dan sumberdaya mineral. Hasil penyelidikan yang berupa contoh-
contoh batuan, mineral, fosil, laporan dan peta memerlukan tempat untuk penganalisaan
dan penyimpanan, sehingga pada tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun
gedung di Rembrandt Straat Bandung. Gedung tersebut pada awalnya bernama
Geologisch Laboratorium yang kemudian juga disebut Geologisch Museum. Gedung
Geologisch Laboratorium dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir. Menalda
van Schouwenburg, dan dibangun selama 11 bulan dengan 300 pekerja dan
menghabiskan dana 400 Gulden, mulai pertengahan tahun 1928 sampai diresmikannya
pada tanggal 16 Mei 1929. Peresmian tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan
Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress) di Bandung
pada tanggal 18-24 Mei 1929.
MASA PENJAJAHAN JEPANG
Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda dari pasukan Jepang pada perang dunia
II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw berakhir. Letjen. H. Ter Poorten (Panglima
Tentara Sekutu di Hindia Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial Belanda
menyerahkan kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura (Panglima
Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono2
Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan itu dilakukan di Kalijati, Subang. Dengan
masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch Laboratorium berpindah
kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO dan setahun kemudian berganti
nama CHISHITSU CHOSACHO. Pada masa pendudukan Jepang, pasukan Jepang
mendidik dan melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi: PETA (Pembela Tanah
Air) dan HEIHO (pasukan pembantu bala tentara Jepang pada Perang Dunia II). Laporan
hasil kegiatan di masa itu tidak banyak yang ditemukan, karena banyak dokumen
(termasuk laporan hasil penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan Jepang
mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.
MASA KEMERDEKAAN
Setelah Indonesia merdeka pada Tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi berada
dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19
September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi
oleh Netherlands Indiës Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia (mendarat di
Tanjungpriuk, Jakarta). Di Bandung mereka berusaha menguasai kembali kantor PDTG
yang sudah dikuasai oleh para pegawai Indonesia. Tekanan yang dilancarkan oleh
pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8
Bandung pada tanggal 12 Desember 1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya terdorong
pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang
mempertahankan kantor PDTG . Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III
Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari PDTG. Setelah
kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda pun di
tempat itu mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst. Di mana-mana
terjadi pertempuran, maka sejak Desember 1945 sampai dengan Desember 1949, selama
4 tahun kantor PDTG terlunta-lunta pindah dari satu tempat ke tempat lain. Pemerintah
Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen- dokumen hasil penelitian geologi
sehingga harus berpindah pindah tempat dari Bandung – Tasikmalaya- Solo – Magelang
- Yogyakarta, baru pada Th 1950 kembali ke Bandung.
Dalam usaha menyelamatkan dokumen dokumen tersebut, pada tanggal 7 mei 1949,
Kepala PUSAT JAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI, Arie Frederik Lasut,
diculik dan dibunuh tentara belanda dan gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem
Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono3
Yogyakarta. Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari
pemerintah RI, terbukti pada tahun 1960 Museum Geologi dikunjung oleh Presiden
pertama RI , Ir. Soekarno. Pengelolaan Museum Geologi yang tadinya dibawah PUSAT
DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG) berganti nama menjadi:
Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan Geologi (1952-
1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963),
Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978
- 2005) , Pusat Survei Geologi mulai akhir tahun 2005 sampai sekarang.
Seiring dengan perkembangan jaman, pada tahun 1999 Museum Geologi mendapat
bantuan dari Pemerintah Jepang senilai 754,5 juta yen untuk direnovasi. Setelah ditutup
selama satu tahun, Museum Geologi dibuka kembali dan pembukaannya diresmikan
pada tanggal 20 Agustus Tahun 2000 oleh Wakil Presiden RI waktu itu Ibu Megawati
Soekarnoputri yang didampingi oleh Menteri Pertambangan dan Energi Bapak Susilo
Bambang Yudhoyono.
Dengan penataan yang baru ini peragaan Museum Geologi terbagi menjadi 3 ruangan
yang meliputi Sejarah Kehidupan, Geologi Indonesia serta Geologi dan Kehidupan
Manusia. Sedangkan untuk dokumentasi koleksi tersedia sarana penyimpan koleksi yang
lebih memadai diharapkankan pengelolaan contoh koleksi di Museum Geologi lebih
mudah diakses oleh pengguna baik peneliti maupun grup industri. Mulai tahun 2002
Museum Geologi melalui Kepmen ESDM Nomor: 1725 tahun 2002 statusnya menjadi
Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi dilingkungan Balitbang ESDM. Mulai akhir
2005 Museum Geologi berada dibawah Badan Geologi bersama dengan terbentuknya
Badan Geologi sebagai Unit Eselon I yang ada di lingkungan Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral (DESDM). Untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik
Museum Geologi dibentuk 2 seksi dan 1 sub bagian yaitu Seksi Peragaan dan Seksi
Dokumentasi dan Subbag Tatausaha. Guna lebih mengoptimalkan perannya sebagai
lembaga yang memasyarakatkan ilmu geologi, Museum Geologi juga mengadakan
kegiatan antara lain seperti penyuluhan, pameran, seminar serta kegiatan survey
lapangan untuk pengembangan peragaan dan dokumentasi koleksi.
2. TANGKUBAN PERAHU
Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono4
Gunung Tangkuban Perahu terletak sekitar 30 km di utara Kota Bandung.
Tempat indah ini terletak di daerah Lembang, kurang lebih 30 menit dari Bandung
menggunakan kendaraan bermotor.Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian
setinggi 2.084 meter. Gunung ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang
menarik di Jawa Barat. Lingkungan alamnya yang sejuk, dan sumber mata air panas
di kaki-kaki gunungnya. Deretan kawah yang memanjang, menjadi daya tarik
tersendiri.Tangkuban Perahu sebenarnya adalah gunung berapi. Dinamakan
tangkuban perahu karena bentuknya yang menyerupai kapal yang terbalik.
Nama Tangkuban Perahu sendiri sangat lekat dengan sebuah legenda tanah
Sunda yang sangat terkenal, yaitu Sangkuriang. Gunung Tangkuban Perahu yang dari
kejauhan tampak seperti perahu terbalik, konon diakibatkan oleh kesaktian
Sangkuriang yang gagal meyelesaikan tugasnya dalam membuat perahu dalam waktu
semalam untuk menikahi Dayang Sumbi yang tak lain adalah ibu kandungnya sendiri.
Karena begitu kesalnya tidak dapat menyelesaikan pembuatan perahu tersebut,
akhirnya Sangkuriang menendang perahu yang belum jadi tersebut. Legenda diataslah
yang menjadi kaitan erat dalam penamaan gunung Tangkuban Perahu.
Pesona gunung Tangkuban Perahu ini begitu mengagumkan, bahkan, pada
saat cuaca cerah, lekukan tanah pada dinding kawah dapat terlihat dengan jelas,
sangat kontras dengan hijaunya pepohonan di sekitar gunung tersebut. Tidak hanya
itu, dasar kawah pun dapat kita nikmati keindahannya yang sangat mengagumkan.
Keindahan alam inilah yang menjadikan Tangkuban Perahu menjadi salah satu tempat
wisata alam andalan Propinsi Jawa Barat, khususnya Bandung.
Jalan menuju Tangkuban perahu, dikiri kanan jalan anda akan melihat
hamparan hijaunya kebun teh dan juga barisan pohon-pohon pinus. Namanya juga
gunung, sudah pasti setiap saat udaranya sejuk banget. Karena Tangkuban perahu
merupakan gunung merapi yang masih aktif sampai saat ini, maka dari dulu sudah
banyak terjadi letusan yang meninggalkan kawah sisa letusannya. Saat ini Kawah-
kawah tersebut sudah dijadikan tempat wisata.Kawah-kawah tersebut antara lain
Kawah Ratu, Upas, Domas, Baru, Jurig, Badak, Jurian, Siluman dan Pangguyungan
Badak. Di antara kawah-kawah tersebut, Kawah Ratu merupakan kawah yang
terbesar, dikuti dengan Kawah Upas yang terletak bersebelahan dengan kawah Ratu.
Beberapa kawah mengeluarkan bau asap belerang, bahkan ada kawah yang dilarang
untuk dituruni, karena bau asapnya mengandung racun.
Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono5
Jikalau anda berkunjung ke Bandung, luangkan waktu anda mengunjungi
tangkuban perahu. Udara yang sejuk, pemandangan yang indah, semuanya akan
membuat anda puas. Mengunjungi tangkuban perahu berarti anda telah menikmati
wisata alam, wisata lagenda, dan juga wisata belanja. Karena di kawasan gunung ini
banyak kita jumpai pedagang-pedagang yang menjual berbagai macam sauvenir,
makanan, dll. Di bibir kawah gunung ini anda juga bisa berjalan-jalan dengan
menunggangi kuda sewaan, yang semuanya akan menambah kepuasaan anda
berwisata. Datang dan Nikmati..!!
Legenda Tangkuban Perahu
Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan
Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan).
Seekor babi hutan betina bernama Wayungyang yang tengah bertapa ingin menjadi
manusia meminum air seni tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi
cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang
Sumbi alias Rarasati. Banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak
ada yang diterima.
Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun
atas permitaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing
jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik bertenun, toropong (torak) yang tengah
digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas,
terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak
yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang
mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi akhirnya
melahirkan bayi laki-laki diberi nama Sangkuriang.
Ketika Sangkuriang berburu di dalam hutan disuruhnya si Tumang untuk
mengejar babi betina Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, lalu
dibunuhnya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu
dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang
dimakannya adalah hati si Tumang, kemarahannya pun memuncak serta merta kepala
Sangkuriang dipukul dengan senduk yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga
luka.
Study Tour Ke Bandung SMP N 1 Sukodono6
Sangkuriang pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama
berjalan ke arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba
kembali di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal
bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi - ibunya.
Terminological kisah kasih di antara kedua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi
mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya, dengan tanda luka di kepalanya.
Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi
meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu
semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.
Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur,
tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung ukit Tanggul. Rantingnya
ditumpukkan di sebelah barat dan menjadi Gunung Burangrang. Dengan bantuan para
guriang, bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi bermohon
kepada Sang Hyang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang
Sumbi menebarkan irisan boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), ketika itu pula
fajar pun merekah di ufuk timur. Sangkuriang menjadi gusar, dipuncak
kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat
aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung
Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan
dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi
Gunung Tangkuban Perahu.
Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di
Gunung Putri dan berubah menjadi setangkai bunga jaksi. Adapun Sangkuriang
setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya