Top Banner
10 BAB II ACUAN TEORITIK 2.1 Deskripsi Teoritik 2.1.1 Konsep kepercayaan diri Siswa a. Pengertian Kepercayaan diri Kepercayaan diri dalam bahasa inggris yaitu “belief” yang artinya percaya diri. Istilah "keyakinan" atau kepercayaan diri sering disamakan artikan dengan istilah sikap (attitude), diposisi (disposition), pendapat (opinion), filsafat (philosophy), atau nilai (value) (Leder dan Forgasz, 2002 : 99). Pernyataan tentang kepercayaan diri juga disampaikan oleh pendapat para ahli seperti Bandura bahwa self-efficacy (SE) pada perakteknya sinonim dengan keyakinan diri, meskipun keyakinan diri (sikap percaya diri) terhadap kemampuan sendiri untuk menampilkan tingkah laku yang akan mengarahkannya kepada hasil yang diharapkannya. Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh hasilseperti yang diharapkan. Lauster mengungkapkan ciri-ciri orang yang percaya diri adalah mandiri, tidak mementingkan diri sendiri, cukup toleran, ambisius, optimis, tidak pemalu, yakin dengan pendapatnya sendiri dan tidak berlebihan. Sementara itu Taylor dkk mengatakan bahwa orang yang percaya diri memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri (Siska, dkk, 2003 : 68-69). Kepercayaan diri melibatkan struktur kognitif serta memiliki pengertian berupa suatu sikap percaya terhadap suatu objek tertentu. Seperti halnya menurut Cooper dan Me Gaugh mengatakan bawa keyakinan (beliefs) adalah sikap yang melibatkan sejumlah struktur kognitif. Secara operasional, kepercayaan diri dimana seorang bersikap percaya tentang suatu objek. Keyakinan dapat berkonotasi berupa sikap seseorang secara mendalam terhadap suatu objek. Seseorang menggunakan keyakinan sebagai dasar untuk memprediksi apa yang akan menjadi kemudian. (Leder dan Forgasz, 2002 : 96) Kepercayaan diri Yang menjadi kontruksi sentral dalam teori kognitif sosial, yang dimiliki seseorang akan : 1. Mempengaruhi pengambilan keputusan, dan mempengaruhi tindakan yang akan dilakukannya. Seseorang cendrung akan menjalankan sesuatu ketika dirinya merasa kompeten dan percaya diri, dan akan menghindarinya apabila tidak.
24

BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Mar 28, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

10

BAB II

ACUAN TEORITIK

2.1 Deskripsi Teoritik

2.1.1 Konsep kepercayaan diri Siswa

a. Pengertian Kepercayaan diri

Kepercayaan diri dalam bahasa inggris yaitu “belief” yang artinya percaya diri.

Istilah "keyakinan" atau kepercayaan diri sering disamakan artikan dengan istilah sikap

(attitude), diposisi (disposition), pendapat (opinion), filsafat (philosophy), atau nilai

(value) (Leder dan Forgasz, 2002 : 99). Pernyataan tentang kepercayaan diri juga

disampaikan oleh pendapat para ahli seperti Bandura bahwa self-efficacy (SE) pada

perakteknya sinonim dengan keyakinan diri, meskipun keyakinan diri (sikap percaya diri)

terhadap kemampuan sendiri untuk menampilkan tingkah laku yang akan mengarahkannya

kepada hasil yang diharapkannya.

Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa

dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh hasilseperti yang

diharapkan. Lauster mengungkapkan ciri-ciri orang yang percaya diri adalah mandiri, tidak

mementingkan diri sendiri, cukup toleran, ambisius, optimis, tidak pemalu, yakin dengan

pendapatnya sendiri dan tidak berlebihan. Sementara itu Taylor dkk mengatakan bahwa

orang yang percaya diri memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri (Siska, dkk, 2003

: 68-69).

Kepercayaan diri melibatkan struktur kognitif serta memiliki pengertian berupa

suatu sikap percaya terhadap suatu objek tertentu. Seperti halnya menurut Cooper dan Me

Gaugh mengatakan bawa keyakinan (beliefs) adalah sikap yang melibatkan sejumlah

struktur kognitif. Secara operasional, kepercayaan diri dimana seorang bersikap percaya

tentang suatu objek. Keyakinan dapat berkonotasi berupa sikap seseorang secara

mendalam terhadap suatu objek. Seseorang menggunakan keyakinan sebagai dasar untuk

memprediksi apa yang akan menjadi kemudian. (Leder dan Forgasz, 2002 : 96)

Kepercayaan diri Yang menjadi kontruksi sentral dalam teori kognitif sosial, yang

dimiliki seseorang akan :

1. Mempengaruhi pengambilan keputusan, dan mempengaruhi tindakan yang akan

dilakukannya. Seseorang cendrung akan menjalankan sesuatu ketika dirinya merasa

kompeten dan percaya diri, dan akan menghindarinya apabila tidak.

Page 2: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

11

2. Membantu seberapa jauh upaya dirinya bertindak dalam suatu aktivitas, berapa lama

dirinya bertahan apabila mendapat masalah, dan seberapa fleksibel dalam suatu situasi

yang kurang menguntungkan baginya. Semakin besar SE seseorang, makin besar

upaya, ketekunan, dan fleksibilitasnya.

3. Mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosionalnya. Seseorang dengan SE yang rendah

mudah dalam menghadapi masalah, cenderung menjadi Setres, dan depresi, dan

mempunyai sesuatu visi yang sempit tentang apa yang terbaik untuk menyelesaikan

masalah. SE yang tinggi, akan membantu sesorang dalam menciptakan suatu perasaan

tentang dalam menghadapi masalah atau aktifitas yang sukar (Leder dan Forgasz, 2002

: 160).

Percaya diri dapat diartikan bahwa suatu kepercayaan akan kemampuan sendiri

yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara tepat.

Sebagaimana psikolog Miskell (1939 : 55) telah mendeflnisikan arti percaya diri adalah

kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang

dimiliki, serta dapat memanfaatkan secara tepat. Rasa percaya diri sangat diperlukan untuk

mengaktualisasikan segala potensi yang dimilikinya. Karena kepercayaan diri merupakan

suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang

dibutuhkan, tidak tergantung pada orang lain dan melihat kenyataan secara obyektif

(Ernawati, 2012 : 130).

Kepercayaan diri sangat penting untuk mengaktualisasikan diri, seperti yang

Maslow katakan bahwa percaya diri merupakan modal dasar untuk mengembangkan

aktualitas diri. Proses percaya diri pada seorang akan mampu mengenal dan memahami

diri sendiri, sementara itu kurangnya percaya diri akan menghambat perkembangan potensi

diri. Orang kurang percaya diri akan menjadikan dirinya menjadi seorang yang pesimis

dalam menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu untuk menyampaikan gagasan, serta

bimbang dan menentukan pilihan dan sering membanding bandingkan dirinya dengan

orang lain.” (Greer, dkk, 2002 : 122).

Kepercayaan pada diri adalah modal dasar seorang manusia dalam memenuhi

berbagai kebutuhan sendiri. Seorang manusia mempunyai kebutuhan untuk berkebebasan

berfikir dan berperan sehingga seorang yang mempunyai kebebasan berfikir dan berperan

akan tumbuh menjadi manusia dengan rasa percaya diri yang dimilikinya. Salah satu

langkah pertama dalam membangun rasa percaya diri dengan memahami kelebihan dan

Page 3: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

12

kelemahan kelemahan masing masing yang telah diberikan oleh Allah SWT. Kelebihan

yang ada didalam diri seseorang harus dikembangkan dan dimanfaatkan untuk dirinya dan

berguna bagi orang lain sekitarnya. Memperhatikan apa yang dikatakan oleh Bandura,

bahwa sebuah kejadian pasti akan bisa mempengaruhi terhadap perbuatan yang akan

dilakukan selanjutnya. Kesimpulan bahwa ada sebab dan akibat dari suatu yang telah

terjadi sebelumnya.

Menurut Thursan Hakim dalam Goldin (2002 : 51) rasa percaya diri tidak muncul

begitu saja pada diri seseorang dan proses tertentu didalam pribadinya sehingga terjadilah

pembentukan rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui proses:

1. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan

yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu. Munculnya bakat yang menunjang

kearah proses pembelajaran matematika siswa sebagai contohnya.

2. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan kelebihan yang dimilikinya akan

melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan

kelebihan kelebihannya.

3. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang

dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri.

4. Pengalaman didalam menjalani berbagi aspek kehidupan dengan menggunakan segala

kelebihan yang ada pada dirinya.

Penjabaran Thurasan hakim diatas, lebih menitik beratkan bahwa rasa percaya diri

itu timbul dari beberapa aspek yang secara umum disimpulkan yaitu memaksimalkan

kelebihan yang dimiliki agar timbulnya rasa percaya diri dalam diri itu keluar dengan

sendirinya. Menurut Firmansyah dan Fauzi dalam Goldin (2002 : 68) mengambarkan

dalam diri dalam setiap individu mempunyai emosi, sikap (attitude), keyakinan, dan nilai /

etika / moral yang dimiliki sendiri. Proses pembentukan kemandirian belajar dan

keyakinan adalah seperti bagan berikut:

Gambar 2.1 Proses Pembentukan Keyakinan Siswa

Sumber : Goldin, G.A. (2002 : 68) Affect, MetaAffect and Mathematical

Beliefs Structures in Beliefs.London: Kluwer Academics Publisher

Emosi Sikap Kemandirian Keyakinan Nilai

Page 4: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

13

Menurutnya bahwa emosi adalah akar penyebab segalanya sampai terjadinya proses

terakhir yaitu nilai yang dihasilkannya. Percaya diri merupakan dasar dari motivasi diri

untuk berhasil. Keinginan supaya termotivasi, seseorang yang mendapatkan ketenangan

dan kepercayaan diri haruslah menginginkan dan termotifasi dirinya. Banyak orang yang

mengalami kekurangan tetapi bangkit melampaui kekurangan sehingga benar benar

mangalahkan kemalangan dan mempunyai kepercayaan diri dan motivasi untuk terus

tumbuh serta mengubah masalah menjadi tantangan yang bisa diselesaikan dengan baik.

Peristiwa yang dapat dijadikan contoh, Napoleon Bonaparte yang tinggi badannya

hanya mencapai lima kaki dan dua inci. Tak satu haripun merasa pendek dan kerdil

dihadapan lawan-lawannya dan pasukannya namun, melihat dirinya menjadi raksasa dan

diantara laki-laki lainnnya meskipun sebenarnya tidak demikian. Keperacayaan diri dan

kebesaran hati membuatnya bersikaf, bergaul bersama orang lain dan penuh percaya diri

dan kemampuan menghadapi segala dengan percaya diri yang besar. Banyak faktor yang

diduga sebagai penyebab rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran

matematiaka.

Salah satu diantara faktor tersebut adalah masih banyak siswa yang berkeyakinan

bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan sangat abstrak. Siswa, para guru dan

yang berada disekitar siswa tersebut memegang peran penting dalam membangun

keyakinan (Beliefs) siswa terhadap matematika ( Goldin, 2002 : 70). Pajares dan Kiran

sebagaimana dikutip oleh Asrori (2002 : 87) mengatakan bahwa Self-efficacy adalah suatu

alat yang berguna dalam pelajaran metematika. Self-efficacy matematika didefinisikan

sebagai suatu penilaian situasional dari suatu keyakinan individu dalam kemampuan untuk

berhasil membentukatau menyelesaikan tugas-tugas atau masalah masalah matematis

tertentu.

Masalah kepercayaan diri siswa dapat menimbulkan hambatan besar pada bidang

kehidupan pribadi, sosial, belajar dan karirnya. Siswa yang memiliki kepercayaan diri

rendah dalam kehidupan pribadinya diliputi dengan keragu-raguan untuk menentukan

suatu tindakan, mudah cemas, selalu tidak yakin dan mudah patah semangat. Dalam

kehidupan sosial, remaja yang kurang percaya diri seringkali menunjukan sikap yang pasif,

merasa malu, menarik diri dari pergaulan, komunikasi terbatas, kurang berani

menampilkan kreatifitas dan kurang inisiatif. Dampak dari semua itu bermuara pada

bidang kehidupan karir siswa, yaitu siswa mengalami hambatan dalam merencanakan dan

menentukan pilihan karir atau menentukan pilihan studi lanjutnya (Mastur, dkk, 2012 : 75).

Page 5: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

14

Proses tersebut artinya ketika kepala siswa/mahasiswa diberikan suatu masalah

matematika ia dapat menyatakan/meyakini dirinya tentang kemampuan dalam

menyelesaikan masalah tersebut dan rasa percaya diri tersebut harus ada sebelum melihat

dan mengetahui masalah yang ada dalam matematika tersebut. Keyakinan (belief) siswa,

sebagian besar berdasarkan pengalaman yang diperoleh selama belajar matematika

sebelumnya. Memberi pengalaman kepada siswa bahwa pelajaran matematika itu mudah,

tidak semuanya abstrak, tidak hanya berisi rumus-rumus dan bisa diikuti oleh semua siswa.

Tujuan tersebutlah memerlukan kemauan dan kemampuan guru dalam memilih

pendekatan, strategi atau metode pembelajaran matematika yang tepat.

Memperhatikan dan beberapa pendapat diambil kesilmpulan bahwa percaya diri

memiliki hubungan dengan perbuatan seseorang dari sebelumnya. Tergantung perbutan

seseorang tersebut, baik atau buruk akan berdampak langsung kepada perbuatan seseorang

tersebut, baik atau buruk akan berdampak langsung kepada perbutan yang dilakukan.

b. Karakteristik Kepercayaan diri

Karakteristik diri sangat dibutuhkan untuk beraktivitas, tak terkecuali pada dunia

pendidikan. Jika kita sudah memiliki kepercayaan diri maka akan memudahkan kita untuk

menerima, menyerap, memahami, dan mengimprovisai materi yang didapat, Kepercayaan

diri akan ditampakkan atau dicerminkan pada perilaku yang ditampilkan seseorang.

Individu dengan rasa kepercayaan diri yang proporsional biasanya memiliki karakteristik

sebagai berikut (Fatimah, 2010 : 149) :

1. Percaya akan kemampuan diri sendiri, sehingga tidak membutuhkan pujian,

pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat dari orang lain.

2. Tidak terdorong untuk menunjukan sikap yang konformitas demi diterima oleh orang

lain atau kelompok. Konformitas adalah proses dimana tingkah laku seseorang

terpengaruh atau dipengaruhi oleh orang lain atau kelompok.

3. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani menjadi diri sendiri.

4. Mempunyai pengendalian diri yang baik, tidak moody dan emosinya stabil.

5. Memiliki unternal focus of control, yaitu memandang keberhasilan atau kegagalan

bergantung kepada usaha diri sendiri, tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan,

serta tidak tergantung atau mengharapkan bantuan orang lain.

6. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi

diluar dirinya.

Page 6: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

15

7. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak

terwujud, ia mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

Menurut Hakim (2002 : 5) ciri-ciri orang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi

sebagai berikut:

1. Selalu bersikap tenang dalam mengerjakan segala sesuatu.

2. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.

3. Mampu menetralisir ketegangan yang muncul didalam berbagai situasi.

4. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi.

5. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya.

6. Memiliki kecerdasan yang cukup.

7. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup.

8. Memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang.

9. Memiliki kemampuan bersosialisasi.

10. Memiliki latar belakang keluarga yang baik.

11. Memiliki pengalaman hidup yang menimpa mentalnya menjadi kuat.

12. Selalu bereaksi positif didalam menghadapi berbagai masalah.

Menurut Lauster, mengemukakan bahawa ciri-ciri orang yang mempunyai

kepercayaan diri yang tinggi adalah sebagai berikut (Lauster, 1997 : 58):

1. Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif tentang dirinya bahwa mengerti

sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya.

2. Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam

menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan.

3. Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala sesuatu

sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut

dirinya sendiri.

4. Bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang

telah menjadi konsekuensinya.

5. Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, suatu kejadian

dengan menggunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri seorang itu

sangat penting apa lagi seorang siswa. Siswa yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi

Page 7: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

16

akan menghasilkan hasil yang positif, hasil positip tersebut diantaranya sikap yang

mandiri, optimis selalu yakin akan kopetensi / kemampuan dirinya pantang menyerah,

bertanggung jawab dan mempunyai cara pandang yang psitif terhadap dirinya sendiri,

dengan adanya rasa percaya diri seorang akan mampu mandiri segala sesuatu tidak

bertanggung pada orang lain dalam melakukan sesuatu pekerjaannya.

2.1.2 Kemampuan Berpikir Matematis Pada Materi Aljabar

a. Pengertian Kemampuan Berfikir

Kemampuan/ Kompetensi adalah kemampuan bersikap. Berfikir dan bertindak

secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan sikap dan keterampilan yang

dimiliki. Sedangkan berfikir (Solso, 1991 : 18) merupakan proses menghasilkan

refresentasi mental yang baru melalui transformasi informasi yang melibatkan interaksi

secara konsfleks antra atribut-atribut mental seperti penilaian abstraksi secara kompleks

antra atribut-atribut mental seperti penilaiyan abstraksi, imajinasi, dan pemecahan

masalah.

Berpikir dapat diartikan sebagai pross menghasilkan representasi mental yang baru

melalui transformasi informasi yang melibatkan interaksi secara kompleks antara atribut-

atribut mental, seperti penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi, dan pemecahan masalah

(Suharnan, 2005 : 280). Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak.

Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari

sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh

pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia.

Berpikir juga berarti berjerih-payah secara mental untuk memahami sesuatu yang

dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam berpikir

juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur,

mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah-milah atau membedakan,

menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat

analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari premis-premis yang ada,

menimbang, dan memutuskan.

Poerwadarmita (1984 : 752) menyebutkan bahwa berfikir adalah menggunakan akal

budi untuk mempertimbangkan memutuskan suatu. Berfikir merupakan proses

mempertimbangkan dan memutuskan segala sesuatu yang berkitqn dengan masing masing

Page 8: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

17

individu. Pembentukan dan perkembangan kemampuan berpikir seseorang untuk mengerti

atau memahami sesuatu lahir dari kematangan kemampuan intelektual serta yang diperoleh

dari belajar selama waktu tertentu. Pentingnnya kemampuan berpikir pada pelaksanaan

pembelajaran matematika jika dihubungkan dengan teori piaget ( teori perkembangan

kognitif ).

Maka berdasarkan teori ini, proses belajar dapat berlangsung apabila terjadi proses

pengolahan data yang aktif dipihak pembelajran. Pengolahan data yang aktif merupakan

aktifitas lanjutan dari kegiatan mencari informasi dan di lanjutakan dengan kegiatan

penemuan (Gredler dalam Soviawati, 2011 : 82). Bruner membangun teori belajar yang

dinamakan dengan teori Bruner. Menurut teori ini, belajar merupakan proses aktif di mana

siswa mengkonstruk gagasan atau konsep baru berdasarkan pengetahuan yang telah

dimiliki sebelumnya. Siswa menyeleksi dan mengubah informasi mengkonstruksi hipotesis

dan membuat keputusan didasarkan pada struktur kognitif (Kamarga dalam Soviawati,

2011 : 182-83).

Menurut Bruner dalam Soviawati (2011 : 83) bahwa pengembangan dalam

pembelajaran menjelaskan, bahwa “ Mengajarkan suatu pelajaran kepada siswa pada usia

manapun dapat memperkenalkan struktur keilmuan pada pelajaran tersebut asalkan

disesuaikan dengan cara berfikir siswa”. Berdasarkan teori yang dikemukakan, Zruner

mengajarkan untuk mengajarkan disiplin ilmu pada siswa sehingga terjadi apa yang

dinamakan dengan transfer of training yaitu pemahaman terhadap struktur keilmuan yang

menyebabkan bahan pelajaran menjadi lebih komprehensif.

Sebenarnya kemampuan berpikir seorang siswa dapat dilatih sejak usia dini sesuai

dengan pendapat Nasution (2008 : 24) yang mengatakan bahwa kemampuan berpikir

adalah sekumpulan ketrampilan yang kompleks yang dapat dilatih sejak usia dini. Tetapi

banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan berpikir siswa, Kemampuan

berpikir seorang siswa sebenarnya dapat ditingkatkan, salah satunya dengan memberikan

pertanyaan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan serta dapat meningkatkan

kemampuan berpikir siswa Kemampuan berpikir merupakan salah satu faktor penting yang

harus diperhatikan oleh setiap guru, karena seorang siswa dikatakan memiliki kemampuan

berpikir yang baik apabila hasil belajar siswa tersebut jauh lebih maksimal atau sesuai

dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) di sekolah.

Berpikir banyak sekali macamnya. Banyak para ahli yang mengutarakan pendapat

mereka. Berikut ini akan dijelaskan macam - macam berpikir, yaitu :

Page 9: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

18

1. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari

pengaruh alam sekelilingnya, misal; penalaran tentang panasnya api yang dapat

membakar jika dikenakan kayu pasti kayu tersebut akan terbakar.

2. Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan

cermat, misal; dua hal yang bertentangan penuh tidak dapat sebagai sifat hal tertentu

pada saat yang sama dala satu kesatuan.

3. Berpikir autistik: contoh berpikir autistik antara lain adalah mengkhayal, fantasi atau

wishful thinking. Dengan berpikir autistik seseorang melarikan diri dari kenyataan,

dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis.

4. Berpikir realistik: berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata,

biasanya disebut dengan nalar (reasoning). Ada tiga macam berpikir realistik, antara

lain :

a) Berpikir Deduktif

Deduktif merupakan sifat deduksi. Kata deduksi berasal dari kata Latin deducere

(de berarti ‘dari’, dan kata ducere berarti ‘mengantar’, ‘memimpin’). Dengan demikian,

kata deduksi yang diturunkan dari kata itu berarti ‘mengantar dari satu hal ke hal lain’.

Sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduksi merupakan proses berpikir (penalaran) yang

bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju proposisi baru yang berbentuk kesimpulan.

b) Berpikir Induktif

Induktif artinya bersifat induksi. Sinduksi adalah proses berpikir yang bertolak dari

satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi).

Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas fenomenafenomena

yang ada. Karena semua fenomena harus diteliti dan dievaluasi terlebih dahulu sebelum

melangkah lebih jauh ke proses penalaran induktif, proses penalaran itu juga disebut

sebagai corak berpikir ilmiah. Namun, induksi tidak akan banyak manfaatnya jika tidak

diikuti oleh proses berpikir deduksi.

c) Berpikir induktif

Berfikir induktif ialah menarik suatu kesimpulan umum dari berbagai kejadian

(data) yang ada di sekitarnya. Dasarnya adalah observasi. Proses berpikirnya adalah

sintesis. Tingkatan berpikirnya adalah induktif. Jadi jelas, pemikiran semacam ini

mendekatkan manusia pada ilmu pengetahuan.Tepat atau tidaknya kesimpulan (cara

berpikir) yang diambil secara induktif ini terutama bergantung pada representatif atau

tidaknya sampel yang diambil, yang mewakili fenomena keseluruhan.Makin besar jumlah

Page 10: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

19

sampel yang diambil, makin representatif dan makin besar taraf validitas dari kesimpulan

itu, demikian juga sebaliknya. Taraf validitas kebenaran kesimpulan itu masih ditentukan

pula oleh obyektivitas dari si pengamat dan homogenitas dari fenomena-fenomena yang

diselidiki (Purwanto, 1998 : 47-48).

d) Berpikir Evaluatif

Berpikir evaluatif ialah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya

suatu gagasan. Dalam berpikir evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan.

Kita menilainya menurut kriteria tertentu.

Perlu diingat bahwa jalannya berpikir pada dasarnya ditentukan oleh berbagai

macam faktor. Suatu masalah yang sama mungkun menimbulkan pemecahan yang

berbeda-beda pula. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi jalannya berpikir itu antara

lain, yaitu bagaimana seseorang melihat atau memahami masalah tersebut, situasi yang

tengah dialami seseorang dan situasi luar yang dihadapi, pengalaman-pengalaman orang

tersebut, serta bagaimana intelegensi orang itu.

Selain jenis-jenis berpikir yang telah disebutkan di atas, masih ada pendapat lain

dari beberapa ahli.

1. Morgan dkk. membagi dua jenis berpikir, yaitu;

Berpikir autistik (autistic thinking) yaitu proses berpikir yang sangatpribadi

menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contohnya mimpi.

Berpikir langsung (directed thinking) yaitu berpikir untuk memecahkan masalah.

2. Menurut Kartono ada enam pola berpikir, yaitu :

Berpikir konkrit, yaitu berpikir dalam dimensi ruang, waktu, dan tempat tertentu.

Berpikir abstrak, yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan, sebab bisa dibesarkan atau

disempurnakan keluasannya.

Berpikir klasifikatoris, yaitu berpikir menganai klasifikasi atau pengaturan menurut

kelas-kelas tingkat tertentu.

Berpikir analogis, yatiu berpikir untuk mencari hubungan antarperistiwa atas dasar

kemiripannya

Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang

lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.

Berpikir pendek, yaitu lawan berpikir ilmiah yang terjadi secara lebih cepat, lebih

dangkal dan seringkali tidak logis.

Page 11: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

20

b. Kemampuan Berfikir Matematis

Menurut Sumarmo (2010 : 4) istilah berfikir matematis diartikan sebagai cara

berfikir berkenaan dengan proses matematika atau cara berfikir dalam menyelesikan

matematis baik yang sederhana maupun yang kompleks. Merujuk pendapat dari ahli

tersebut berfikir matematis dapat diartikan sebagi proses berfikir untuk menyelesaikan

soal matematis baik yang tingkat rendah maupun tingkat tinggi.

Berfikir matematis dikaitkan dengan konsep berfikir tersebut berarti ”cara untuk

meningkatkan pengertian terhadap matematika dengan menyusun data dan informasi

yang diperoleh melalui penelitian atau pengkajian terhadap obyek-obyek matematika.

Sebelum dapat menggunakan cara berfikir matematis, ada suatu tahap pendahuluan

dimana informasi dipisah-pisahkan dan kemudian diterjemahkan kedalam simbol-simbol.

Berdasarkan penjelasan diatas, jelaslah bahwa berfikir matematis merupakan

kemampuan seseorang untuk menghubung-hubungkan permasalahan sehingga

menghasilkan ide atau gagasan untuk memecahkan masalah tersebut. Yang dimaksud

dengan menghubung-hubungkan masalah tersebut yaitu melakukan langkah langkah yang

bersifat penyelidikan dan pengkajian yang sistematis. (Sumarmo, 2010 : 18).

Dan pada dasarnya siswa memiliki kemampuan berpikir dari diri sendiri yang

merupakan benih kodrati untuk ditumbuh kembangkan untuk mengoptimalisasi diri

potensi dalam proses pembelajaran seperti pendapat A. Chaeder Alwasilah dalam Johson

(2007 : 69) bahwa peserta didik memiliki potensi, gandrung, dan memiliki kemampuan

berpikir diri yang merupakan benih kodrati untuk ditumbuh kembangkan tanpa henti.

Proses belajar mengajar (pembelajaran) merupakan optimalisasi potensi diri sehinggga

dicapailah kualitas yang ideal dan relatif permanen.

2.1.3 Materi Aljabar Kelas VIII

1. Bentuk Aljabar

a. Pengertian Bentuk Aljabar

Bentuk Aljabar adalah kalimat matematika matematika yang didalamnya terdapat

suku rangkayang koefisien, variabel, dan konstanta menggunakan operasi aljabar.

Contoh:

Tentukan jenis, suku, variabel, dan koefisien dari bentuk aljabar 2x+14y+5

Page 12: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

21

Koefisien

Variabel konstanta

2x + 14y + 5suku suku suku

Bentuk Aljabar

Contoh di atas merupakan bentuk aljabar suku tiga.

Suku-suku adalah 2x, 14y dan 5

Variabelnya adalah x, dan y

Koefisiennya adalah 2 dan 14

Konstantanya adalah 5.

Latihan

1) Tentukan banyak suku dari bentuk aljabar dengan cara menyebutkannya!

5 + x – 2y

-p + 7

3

2) Tentukan jenis, suku, variabel, dan koefisien dari bentuk aljabar 8x3 + 4y2 – z

b. Pengertian Suku Sejenis dan Berbeda Jenis

Dua suku atau lebih jika memiliki variabel yang sama disebut suku sejinis jika

memiliki variabel yang berbeda, maka disebut suku tidak sejenis.

Contoh :

Suku Sejenis

5x + 7y - 6x + 9y

Suku Sejenis

c. Penjumlahan Dan Pengurangan Bentuk Aljabar

Bentuk-bentuk aljabar yang mengandung suku sejenis dapat disederhanakan dengan

cara menjumlahkan dan menguranginya, sedangkan suku-suku yang tidak sejenis tidak

dapat disederhanakan.

Contoh :

Sederhanakan bentuk-bentuk aljabar berikut!

Page 13: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

22

1) − +2) 2pq + 3p2q – 5pq + 3 p2q

Penyelesaian:

1) − + = . . . = =2) 2pq + 3p2q – 5pq + 3 p2q = 2pq – 5pq + 3p2q + 3 p2q

= -3pq + 6 p2q + 3 p2q

d. Perkalian dan pembagian bentuk Aljabar

Siswa dapat melakukan perkalian dan pembagian pada bentuk-bentuk Aljabr

dengan cara yang serupa seperti perkalian dan pembagian pada bilangan bulat.

Contoh :

Tentukan hasil perkalian dan pembagian pada bentuk-bentuk aljabar berikut!

a. 3a . 8b b. 12a3b : 3ab2

Penyelesaian :

a. 3a . 8b = 3 . a . 8 . b

= 3 . 8 . a . b

= 24ab

b. 6a3b : 2ab2 =. . . .. . .

=. .

=

Perhatikan gambar dibawah ini!

Hitungkan luas persegi panjang tersebut !

Penyelesaian :

Panjang bangun tersebut adalah 3p satuan panjang dan lebar bangun tersebut adalah 4q

satuan panjang, oleh karena itu, luas bangun tersebut adalah:

3p . 4p = 3 . 4 . p . q = 12 pq satuan luas.

3p4q

Page 14: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

23

e. Perpangkatkan Bentuk Aljabar

Perpangkatan bentuk aljabar pada dasarnya adalah perkalian bentuk aljabar tersebut

secara berulang terhadap faktor yang sama. Sifat-sifat perpangkat bentuk aljabar sama

dengan sifat-sifat perpangkatan pada bilangan bulat.

Contoh :

Tentukan hasil perpangkatan bentuk aljabar dibawah ini.

(3x)2

Penyelesaiian :

(3x)2 = 3x . 3x = 9 x2

f. Perkalian khusus pada bentuk Aljabar

Perkalian khusus pada bentuk aljabar mencakup perkalian antara bentuk aljabar

yang hasilnya dapat dinyatakan kedalam pola tertentu. Perkalian tersebut digambarkan

sebagai berikut.

Bentuk + + , dengan adalah variabel, sedangkan dan adalah konstanta.+ + = + + + (menggunakan sifat distributif)

= . + . + ( . + . )= + + +

Bentuk ( + ) = + ( + )( + ) = + ( + ) (menggunakan sifat distributif)= . + . + . + .= + 2 +

Bentuk ( − ) = − ( − )( + ) = − ( − ) (menggunakan sifat distributif)= . − . − . + .= − 2 +

2. Pecahan Bentuk Aljabar

Definisi : Pecahan bentuk aljabar adalah pecahan yang pembilang atau

Jumlah hasil kali

Page 15: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

24

penyebutnya, bisa salah satunya atau kedua-duanya berbentuk aljabar.

Contoh: , − , .

a. Penjumlahan dan pengurangan pada pecahan Bentuk Aljabar

Penjumlahan dan pengurangan pecahan bentuk aljabar dilakukan bagi penyebut

yang sama maupun berbeda. Sama halnya dengan bilangan pecachan, bagi pecahan dengan

penyebut yang berbeda, pertama kali ynag harus dilakukan adalah menyamakan

penyebutnya.

Contoh :

Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan pecahan bentuk aljabar berikut ini.

1. + 3. +Penyelesaian: Penyelesaian:+ = = + = + .

= +2. + ( ) =

Penyelesaian:+ ( ) = ( ) = =b. Perkalian dan pembagian pada bentuk pecahan Aljabar

Perkalian antra bentuk pacahan aljabar pada dasarnya sama dengan perkalian

bilangan pecahan yaitu mengalikian antra pembilang dan mengalikan antra penyebut dari

keduanya, sedangkan operasi pembagian yaitu dengan mengalikan suatu pecahan dengan

kebalikan (invers) perkalian dari bentuk pecahan aljabar lainnya.

Contoh :

1. Tentukan hasil kali dari dan .

Penyelesaian:

3 . 25 = . 23.5. . = 2152. Tentukan hasil dari dibagi oleh .

Page 16: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

25

Penyelesaian:÷ = .= ..= atau 7c. Perpangkatan pada bentuk pecahan Aljabar

Perpangkatan bentuk pecahan aljabar merupakan perkalian bentuk pecahan aljabar

yang sama secara berulang kali. Perpangkatan pada bentuk pecahan aljabar memiiki sifat

yang sama dengan perpangkatan pada pecahan biasa. Ketika bentuk pecahan aljabar

dipangkatkan dengan bilangan tertentu, maka pembilang dan penyebut masing-masing

dipangkatkan terhadap bilangn tersebut. = , ≠ 0Contoh : Sederhankan perpangkatan pada bentuk pecahan aljabar berikut ini.

1. ==2. = . ..

=3. Penerapan Aljabar (Aritmatika Sosial)

a. Keseluruhan dan per Unit

Keterkaitan antara harga keseluruhan dan harga per unit yaitu:

Harga keseluruhan = banyak unit X harga perunit

Contoh :

Ibu membeli 2 dus berisi 16 toples kue nastar sebesar Rp. 200.000,00.

Page 17: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

26

Berapakah harga 1 toples kue ?

Harga 1 toples kue = harga per unit

Harga 1 toples kue = harga per unit

=

=. = 12.500

Jadi, harga 1 toples kue nastar yaitu Rp. 12.500,00

b. Laba dan Rugi

1) Menghitung laba atau rugi dari harga beli dan harga jual

(jika harga jual)> harga beli); laba = harga jual – harga beli

(jika harga jual < harga beli ); rugi = harga beli = harga jual

2) Menghitung persentase laba tau rugi

Persentase laba = × 100%Persentase rugi = × 100%

c. Diskon dan Rabat

Diskon adalah potongan dari harga sebenarnya, sedangkan rabat adalah potongan

harga jika barang dibeli dalam jumlah sangat banyak.

Besar diskon = % diskon x harga baramg

Harga barang bersih = harga barang semula – besar diskon

Besar rabat = % rabat x harga barang

Harga barang bersih = harga barang semula – bersar rabat

Contoh :

Sebuah toko menjual sepasang sepatu harga Rp. 250.000,00. Agar pembeli tertarik, toko

tersebut memberi diskon sebesar 15%. Berapakah uang yang harus dikeluarkan oleh

pembeli untuk mendapatkan sepatu tersebut?

Penyelesain :

Besar diskon = × 250.000 = Rp. 37.500,00

Harga Sepatu setelah didiskon =250.000 – 37.500 = Rp.212.500,00

Jadi, uang yang harus dikeluarkan oleh pembeli adalah Rp. 212.500,00.

Page 18: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

27

d. Bruto, Tara dan Netto

Bruno adalah Berat Kotor (berat isi beserta wadahnnya). Tara dalah berat wadah.

Netto adalah berat bersih (hanya isi, tanpa wadah).

Bruto = Tara + Neto Persentase Tara = × 100%Neto = Bruto – Tara

Contoh :

Lima botol berisi minyak kelapa ukuran 1 liter, tertulis netto masing-masing sebesar 0,9

kg. Ketika ditimbang, berat seluruh botol berisi minyak kelapa tersebut adalah 6kg.

Berapakah bruto dan tara setiap botol tersebut?

Penyelesaian :

Bruto setiap botol = 6kg : 5 = 1,2 kg

Tara setiap Botol = 1,2 – 0,9 = 0,3 kg per Botol

e. Pajak

Pajak adalah iuran wajib masyarakat kepada negara. Contoh jenis pajak diantaranya

adalah pajak pertambahan Niali (PPn) dan Pajak Penghasilan (PPh).

PPn = % PPn x Harga Barang Kena Pajak

PPh = % PPh Besar Penghasilan Kena Pajak

Contoh :

Ayah membeli sebuah televisi bewarna seharga Rp. 1.700.000,00 dan dikenakan pajak

pertambahan nilai (PPn) sebesar 15%. Berapakah besar uang yang harus dibayarkan Ayah?

Penyelesaian

Besar pajak pertambahan nilai = 15% x harga televisi

= 15/100 x 1.700.000

= Rp. 225.000,00

Harga televisi yang harus dibayar Ayah = harga televisi + PPn

= 1.700.000 + 225.000

= Rp. 1.955.000,00

Page 19: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

28

2.1.4 Hubungan Konsep Percaya diri dengan Kemampuan Berpikir

Percaya dengan keadaan dirinya terhadap pembelajaran matematika sangat

dibutuhkan berguna untuk lebih memahami dan menerima pembelajaran matematika.

Sikap percaya diri itu tidak muncul begitu saja, bahkan ada kiat kiat untuk membangun

kepercayaan diri sebagaimana pernyataan yang disampaikan oleh Abdurahman, dkk (2003

: 23) yaitu :

a. Menumbuhkan sikap positif terhadap penampilan dan kemampuan diri.

b. Bersikap dan berfikir realistis (disesuaikan dengan kelebihan dan kelemahan diri)

c. Memberikan penghargaan (reward) terhadap penampilan, prilaku, dan hasil karya

sendiri.

d. Mengembangkan kualitas kualitas kemandirian.

e. Mengembangkan perencanaan yang tepat.

f. Menciptakan suasana yang kondusif.

g. Mengembangkan kontak dan interaksi sosial.

h. Membekali diri dengan kemampuan dan keterampilan.

Siswa yang dalam belajar matematikanya mengikuti pelajaran dengan sungguh-

sungguh, menyelesaikan tugas dengan baik, berpartisipasi aktif dalam diskusi,

mengerjakan tugas-tugas pekerjaan rumah dengan tuntas dan selesai pada waktunya,

menunjukkan bahwa siswa tersebut bersikap positif terhadap matematika. Sikap positif

terhadap matematika berkorelasi positif dengan hasil belajar matematika. Oleh karena itu

bersikap positif terhadap matematika merupakan salah satu tujuan pembelajaran

matematika.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri siswa terhadap

matematika sangat menenrukan keberhasilan dalam pembelajaran matematika siswa. Oleh

karena itu guru hendaknya mengetahui kepercayaan diri siswa terhadap matematika

sebelum membuat perencanaan pembelajarannya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam,

National Council of Teacherc of Mathematics bahwa penilaian terhadap kepercayaan diri

siswa mengenai matematika dapat membantu para guru merencanakan instruksi dan

mengatur lingkungan kelas sehingga membantu siswa mengembangkan kepercayaan diri

yang lebih berpengetahuan mengenai matematika dan pembelajaran matematika.

Penelitian tentang kepercayaan diri terhadap matematika, yang dilakukan oleh

Schoenfeld dalam Suryanto (2001 : 134) menunjukan bahwa ada korelasi yang kuat antara

Page 20: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

29

hasil tes matematika yang diharapkan oleh siswa dan kepercayaan siswa itu tentang

kemampuannya. Hasil penelitian yang demikian dapatlah disimpulkan bahwa sangat

penting bagi guru untuk menanamkan kepada siswa keyakinan yang positif terhadap mata

pelajaran matematika itu tidak sulit, tidak semua abstrak, tidak hanya berisi rumus-rumus,

tidak semua hapalan, dan tentu bisa di pelajari oleh semua siswa dengan didasari

kepercayaan diri yang baik terhadap matematika.

Pelajaran matematika juga ada yang melihat dari kesulitan belajarnya seseorang

tidak mempunyai IQ yang tinggi salah satunya. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004 :

81) menyatakan bahwa kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor

inteligensi yang rendah (kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor -

faktor non-intelegansi.

Sebetulnya IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Abu

Ahmadi dan Widodo supriyono juga menegaskan arti kesulitan belajar yaitu dalam

keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Golding

mengatakan dalam Ahmadi dan Supriyono (2004 : 81) bahwa pembentukan struktur

keyakinan yang ada pada masing-masing individu dipengaruhi oleh proses interaksi

individu tersebut dengan kelompok sosial yang memiliki sistem keyakinan kolektif.

Keyakinan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh diri dan lingkungannya. Hal ini

berimplikasi bahwa keyakinan seseorang dapat berubah, sebab setiap saat setiap orang

mengalami pembentukan, pengubahan, atau penguatan atas keyakinan yang dimilikinya

(Goldin, 2002 : 67).

Sebelum membahas topik ini, perlu diketahui hubungan antara kepercayaan diri,

sikap dan motivasi. Fishbein dalam Asrori (2002 : 59) mendefinisikan bahwa sikap

adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespon secara konsisten terhadap

suatu objek. Secara oprasional sikap dapat diekpresikan dalam bentuk kata-kata atau

tindakan / perbuatan yang merupakan respon reaksi dari sikapnnya terhadap objek sikap.

Objek sikap dapat berupa benda situasi orang dan lain sebagainnya.

Menurut Poerwadarmita dalam Darhim (2004 : 7) sikap adalah perbuatan yang

berdasarkan pendirian (pendapat atau keyakinan/ kepercayaan diri). Dengan kata lain sikap

seseorang terhadap sesuatu adalah akibat dari belief seseorang terhadap sesuatu.

Page 21: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

30

2.2 Tinjauan Hasil Penelitian yang Relevan

Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah menelusuri beberapa hasil

penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan.

Berikut hasil penelitian terdahulu yang ditemukan.

a. Nur Alawiyah Jurusan Tadris Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah Institut Agama

Islam Negeri ( IAIN ) Syekh Nurjati Cirebon. Penelitian berjudul “Pengaruh percaya

diri dan kompetensi terhadap prestasi belajar siswa di MTs Negeri Cirebon II”.

Penelitian ini dilakuakan sebagai tugas akhir kuliah yaitu skripsi. Dan penelitian ini

menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasinya berjumlah

351 yaitu siswa kelas VII MTs Negeri Cirebon II. Sedangkan sampel yang diambil

adalah 25% dari populasi tiap kelas. Pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

menggunakan angket, wawancara, observasi dan tes. Dari hasil penelitian diperoleh

hubungan percaya diri dengan prestasi belajar siswa berkolerasi rendah dengan harga r

= 0,83, sedangkan hubungan kompetensi dengan prestasi belajar siswa berkorelasi

tinggi dengan harga r = 0,49 dan hubungan percaya diri dengan kompetensi

berkorelasi sangat rendah dengan harga r = 0,016. Artinya ada pengaruh yang

signifikan antara percaya diri dengan kompetensi terhadap prestasi belajar siswa di

MTs Negeri Cirebon II. Hal ini dapat dilihat persamaan regresinya yaitu = 19,82 +

0,75X1 + 0,93X2. Pengaruh percaya diri dan kompetensi terhadap prestasi belajar siswa

yang mempunyai korelasi yang sangat tinggi, diperoleh dari harga rxy sebesar 0,96,

sedangkan kontribusi variable X1 dan X2 terhadap Y adalah sebesar 92, 11 %.

b. Penelitian Entin Jumyatin Jurusan Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Penelitiannya berjudul “Hubungan Percaya Diri dengan Prestasi Belajar Kelas VIII

pada bidang Studi Matematika (studi kasus di MTs An-Nur Kota Cirebon). Penelitian

ini dilakuakan sebagai tugas akhir kuliah yaitu skripsi. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

menggunakan observasi, angket, dan dokumentasi. populasinya 64 siswa. Hasil angket

penelitian skor rata-rata percaya diri adalah 52,1 dan hasil prestasi belajar siswa kelas

VIII di MTs An-Nur Kota Cirebon diperoleh skor rata-rata 72. Pengaruh percaya diri

tehadap prestasi belajar siswa mempunyai korelasi sangat tinggi, diperoleh dari harga

rxy diperoleh sebesar 0,67 yang menunjukkan korelasi yang cukup kuat.

c. Penelitian Masrukin Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Matematika Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

Page 22: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

31

pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

matematika. Instrumen untuk memperoleh data kepercayaan diri siswa terhadap

matematika dijaring dengan angket, sedangkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

matematika dijaring melalui tes objektif. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini

adalah: terdapat pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa dalam

pembelajaran matematika.Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus atau ex

post facto yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi

dan melihat kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan kejadian

tersebut. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon pada

siswa kelas VIII semester I Tahun Ajaran 2014/2015. Populasi penelitian seluruh

siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon sebanyak 356 siswa.

Sedangkan teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster random sampling

dengan cara pengundian dari 9 kelas yaitu kelas VIII-F yang berjumlah 40 siswa yang

di ambil secara acak dari undian tersebut. Teknik analisis data adalah uji persyaratan

normalitas, homogenitas, estimasi model regresi, uji signifikan model regresi, uji

signifikan koefisien regresi, koefisien determinan dan uji hipotesis. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan dapat dikemukakan bahwa kepercayaan diri dengan hasil

belajar matematika ada hubungan positif yang signifikan.

Hasil dari analisis penelitian diatas secara umum dinyatakan bahwa ada kepercayan

diri berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berbeda dengan permasalahan

yang akan dilakukan pada penelitian ini. Dari hasil penelitian di atas, secara umum dapat

dikatakan ada kaitannya dengan masalah hasil belajar matematika siswa dan kepercayaan

diri siswa yang akan dilakukan penulis. Akan tetapi secara khusus dari sejumlah hasil

penelitian tersebut tidak ada satupun yang persis sama permasalahannya dengan masalah

penelitian yang akan dilakukan.

Hasil penelusuran pertama, variabel X-nya yaitu percaya diri dan kompetensi

hampir sama dengan variabel X dalam penelitian yang akan dilakukan. Akan tetapi,

variabel Y-nya berbeda yakni tentang prestasi belajar matematika siswa, sedangkan

dalam penelitian yang akan dilakukan variabel Y adalah hasil belajar. Hasil penelusuran

kedua, variabel X-nya yaitu percaya diri sama dengan variabel X pada penelitian yang

akan dilakukan yaitu kepercayaan diri. Akan tetapi variabel Y-nya berbeda yakni tentang

prestasi belajar matematika siswa, sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan

variabel Y adalah hasil belajar.

Page 23: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

32

Hasil penelusuran ketiga, variabel X-nya yaitu percaya diri sama dengan variabel X

pada penelitian yang akan dilakukan yaitu kepercayaan diri. Akan tetapi variabel Y-nya

berbeda yakni tentang prestasi belajar matematika siswa, sedangkan dalam penelitian yang

akan dilakukan variabel Y adalah hasil belajar. Oleh karena itu, penelitian dengan judul

“Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Kemampuan Berfikir Matematiaka Materi Aljabar

pada kelas VIII Semester II di Mts Alhidayah Dukupuntang ” perlu dan layak untuk

ditindak lanjuti, karena masalah yang akan diteliti berbeda dari penelitian-penelitian yang

telah dilakukan sebelumnya, dimana variabel Y dari penelitian ini adalah kemampuan

berpikir siswa.

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan fakta dari hasil penelitian yang dilakukan di MTs Nurul Huda Beber di

peroleh informasi bahwa minat belajar akan pelajaran matematika kurang disukai oleh sebagian

besar siswa, dikarenakan paradigma matematika itu adalah sesuatu yang sulit dan menyusahkan

sehingga berpengaruh terhadap nilai prestasi dibidang matematika dibandingkan materi yang lain.

Adanya beberapa kendala yang menjadi faktor kurangnya minat belajar dibidang

matematika diantaranya adalah pengajar tidak bisa membuat suasana nyaman di kelas,

penyampaian materi'yang terlalu sulit. Perubahan yang dialami oleh individu harus relatif

tetap, harus merupakan akhir dari suatu periode yang cukup panjang.

Ini berarti kita harus mengesampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang

disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian ataupun kepekaan

seseorang yang biasanya hanya berlangsung sementara. Berdasarkan definisi yang

dikemukakan di atas mengenai strategi pembelajaran, peneliti mengambil kesimpulan

bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang

termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau

kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai

suatu tujuan tertentu. Strategi pembelajaran di dalamnya mencakup pendekatan, model,

metode dan teknik pembelajaran secara spesifik.

Page 24: BAB II - SMARTCAMPUS IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

33

Kepercayaan Diri Siswa

Rangkaian Aktifitas Pembelajaran Matematika Materi Aljabar

Kemampuan Berfikir Matematika Materi Aljabar

Pengaruh Kepercayaan Diri Siswa Terhadap Kemampuan Berfikir Matematika

Materi Aljabar Siswa

Gambar 2.2

Kerangka Berfikir

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.(Arikunto. 2006 :

71). Berdasarkan rumusan masalah dan study literatur yang telah dikemukakan diatas,

penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis Penelitian

Ha : Terdapat pengaruh kepercayaan diri terhadap kemampuan berfikir aljabar siswa.

Dalam penelitian ini, berdasarkan studi pendahuluan yang telah dijelaskan pada

latar belakang penelitian. Penulis merasa yakin jika terdapat pengaruh positif kepercayaan

diri terhadap kemampuan berfikir aljabar siswa.