RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021 PARAF KOORDINASI KEPALA BAPPEDA : Halaman II-1 Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Geografi 2.1.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten. Pembentukan daerah otonom baru tersebut dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten, yaitu pada titik koordinat 106˚38’-106˚47’ Bujur Timur dan 06˚13’30”-06˚22’30” Lintang Selatan, memiliki Luas sebesar 147,19 Km 2, dan mempunyai 7 (tujuh) kecamatan yang terdiri atas 54 (lima puluh empat) kelurahan (berdasarkan Perda Kota Tangerang Selatan Nomor 10 Tahun 2012). Kota Tangerang Selatan terletak di sebelah Timur Provinsi Banten dengan batas wilayah: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tangerang dan Provinsi DKI Jakarta; b. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Depok Provinsi Jawa Barat; c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Depok dan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat; dan d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
90
Embed
Bab II · Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Depok Provinsi Jawa Barat; ... rencana Jalan Tol JORR II ruas ... Jaringan jalan kolektor ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-1
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Geografi
2.1.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir
tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten. Pembentukan daerah otonom baru tersebut
dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan
daya saing daerah.
Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten, yaitu pada titik
koordinat 106˚38’-106˚47’ Bujur Timur dan 06˚13’30”-06˚22’30” Lintang Selatan,
memiliki Luas sebesar 147,19 Km2, dan mempunyai 7 (tujuh) kecamatan yang terdiri atas
54 (lima puluh empat) kelurahan (berdasarkan Perda Kota Tangerang Selatan Nomor 10
Tahun 2012).
Kota Tangerang Selatan terletak di sebelah Timur Provinsi Banten dengan batas
wilayah:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tangerang dan Provinsi DKI Jakarta;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Depok Provinsi Jawa
Barat;
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Depok dan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa
Barat; dan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-2
Gambar 2.1.
Peta Wilayah Kota Tangerang Selatan
Luas wilayah masing-masing kecamatan tertera dalam Tabel 2.1. Kecamatan
dengan wilayah paling besar adalah Pondok Aren dengan luas 29,88 Km2 atau 20,30% dari
luas keseluruhan Kota Tangerang Selatan, sedangkan kecamatan dengan luas paling kecil
adalah Setu dengan luas 14,80 Km2 atau 10,06%.
Tabel. 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan
No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Persentase Terhadap Luas Kota (%)
Kota Tangerang Selatan 147,19 100,00% Sumber: RTRW Kota Tangerang Selatan
2.1.1.2. Topografi Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah dan
memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0-3%, sedangkan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-3
ketinggian wilayah antara 0-25 mdpl. Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua)
bagian, yaitu:
1) Kemiringan antara 0-3% meliputi: Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur,
Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara.
2) Kemiringan antara 3-8% meliputi: Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu.
2.1.1.3. Geologi dan Jenis Tanah
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa
kecamatan memiliki lahan yang bergelombang, seperti diperbatasan antara Kecamatan
Setu dan Kecamatan Pamulang serta sebagian di Kecamatan Ciputat Timur. Kondisi
geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari batuan
lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah.
Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Kota Tangerang Selatan
berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang secara umum cocok untuk
pertanian/ perkebunan. Meskipun demikian, dalam kenyataannya makin banyak yang
berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya yang bersifat non-pertanian. Untuk
sebagian wilayah seperti Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu, jenis tanah ada yang
mengandung pasir khususnya untuk wilayah yang dekat dengan Sungai Cisadane.
2.1.1.4. Keadaan Iklim Keadaan iklim didasarkan pada info dari Stasiun Pos Pengamatan Balai Besar
Wilayah II Ciputat pada Koordinat 06° 18' 15.2"LS-106° 45' 38.2"BT dan elevasi 41
meter, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas
matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan angin. Temperatur udara rata-rata berada
disekitar 26,4°C-28,2°C dengan temperatur udara minimum berada di 23,9°C dan
temperatur udara maksimum sebesar 33,9°C. Rata-rata kelembaban udara adalah 98%,
sedangkan keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 526,8 mm,
sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 225,9 mm. Hari hujan tertinggi pada
bulan Januari, dengan hari hujan sebanyak 25 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam
setahun adalah 4 m/detik, dan kecepatan maksimum rata-rata 12,3 m/detik.
2.1.1.5. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan sebagian besar adalah untuk
permukiman kepadatan sedang, yaitu seluas 38,17%. Permukiman kepadatan rendah
menempati posisi kedua terluas dengan 23,62%. Kebun atau ladang menempati posisi
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-4
ketiga dengan 15,04%. Penggunaan lahan paling kecil adalah untuk kawasan pertahanan
dan keamanan negara sebesar 0,42%.
Tabel. 2.2 Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan
No Jenis Penggunaan Lahan Persentase 1 Permukiman Kepadatan Sedang 38,17% 2 Permukiman Kepadatan Rendah 23,62% 3 Industri 2,01% 4 Kawasan Bandar Udara 0,70% 5 Kawasan Pertahanan dan Keamanan Negara 0,42% 6 Kawasan PUSPIPTEK 1,78% 7 Perdagangan dan Jasa 3,65% 8 Pariwisata 1,64% 9 Pendidikan 0,47%
(1) jalan poros Utara-Selatan meliputi jalan Raden
Patah-Jalan Jombang Raya-Jalan Aria Putra-Jalan
Ciater Sukamulya-Jalan Mujahir-Jalan Beringin-
Jalan Siliwangi/Pamulang Raya-Jalan Surya
Kencana-Jalan Setia Budi-Jalan Mohamad Toha
(Batas Bogor); dan
(2) jalan poros Timur-Barat meliputi Jalan Pulau Air
(batas Kota Depok)-Jalan Pondok Cabe 5-Jalan
Pondok Cabe Raya-Jalan Bukit Cirendeu-Jalan
Purnawarman-Jalan Kertamukti-Jalan Wr.
Supratman-Jalan Kompas Menjangan-Jalan
Merpati-Jalan Aria Putera-Jalan SeruaRaya-Jalan
Ciater Raya-Jalan Letnan Sutopo-Jalan BSD Arteri
Barat-Batas Kabupaten Tangerang.
(3) pengembangan rencana simpang tidak sebidang,
meliputi: simpang ruas Jalan Raya Serpong/Jalan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-10
Kapten Soebiyanto (German Center); Jalan Raya
Serpong (Alam Sutera); dan Jalan Raya Serpong
(Pasar Serpong);
(1) simpang ruas jalan RE Martadinata (Gaplek);
(2) simpang jalan Letnan Sutopo (Polsek
Serpong); dan
(3) simpang Jombang (Sudimara); dan simpang
Pondok Ranji.
(3) penataan perempatan persimpangan jalan dalam wilayah
kota;
(4) sistem jaringan jalan arteri dan kolektor didesain dan dapat
difungsikan sebagai jalur angkutan umum massal; dan
(5) persilangan dengan jalur kereta api diarahkan menjadi
persilangan tidak sebidang.
(2) Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, yaitu terminal
angkutan penumpang. Terminal angkutan penumpang meliputi :
pengembangan terminal tipe A di Kecamatan Pamulang;
pengembangan terminal tipe B di Kecamatan Ciputat; dan
pengembangan terminal tipe C di Kecamatan Serpong, Kecamatan
Setu, dan Kecamatan Pondok Aren.
(3) Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan
Pengembangan sistem angkutan massal berbasis jalan dalam kota,
meliputi :
(a) koridor Ciputat-Pamulang-Setu;
(b) koridor Pamulang-Pondok Aren-Serpong;
(c) koridor Ciputat-Pondok Aren;
(d) koridor Ciputat-Serpong; dan
(e) koridor yang menghubungkan antara koridor dalam kota.
Pengembangan sistem angkutan massal berbasis jalan yang
terintegrasi dengan sistem angkutan umum massal
Jabodetabekpunjur, meliputi :
(a) koridor Serpong-Tangerang;
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-11
(b) koridor Serpong-Bogor;
(c) koridor Setu-Ciputat-Lebak Bulus;
(d) koridor BSD-Ratu Plaza;
(e) koridor BSD-Pasar Baru;
(f) koridor BSD-Mangga Dua; dan
(g) koridor Bintaro.
- Sistem jaringan transportasi perkereta apian
(1) Jaringan jalur kereta api, meliputi:
(a) peningkatan jalur kereta api jalur ganda Serpong-Merak;
(b) pengembangan jaringan jalur kereta api Serpong-Cikupa-
Cikande-Serang;
(c) pengembangan jalur kereta api monorel/Sky Train Puspiptek-
Bandara Soekarno Hatta; dan
(d) pengembangan prasarana dan sarana baru jaringan kereta api
intra kota yang menghubungkan antar pusat pelayanan.
(2) Prasarana perkeretaapian berupa stasiun kereta api
(a) pengembangan stasiun kereta api eksisting meliputi:
stasiun Serpong di Kelurahan Serpong, Kecamatan
Serpong;
stasiun Rawa Buntu di Kelurahan Rawa Buntu Kecamatan
Serpong;
stasiun Sudimara di Kelurahan Jombang Kecamatan
Ciputat;
stasiun Jurangmangu di Kelurahan Sawah Baru
Kecamatan Ciputat; dan
stasiun Pondok Ranji di Kelurahan Pondok Ranji
Kecamatan Ciputat Timur.
(b) pembangunan stasiun kereta api terpadu di Kecamatan Serpong,
Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur dan Kecamatan
Setu.
(3) Penyediaan fasilitas parkir kendaraan pribadi dengan konsep park and
ride untuk berpindah angkutan di stasiun.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-12
- Sistem jaringan transportasi udara.
(1) Tatanan kebandarudaraan, meliputi Bandara Khusus Pondok Cabe
yang berfungsi sebagai lokasi pertahanan dan keamanan negara,
penerbangan domestik dan perbaikan pesawat yang ditetapkan di
Kecamatan Pamulang.
(2) Ruang udara berupa KKOP yang meliputi Kecamatan Pamulang,
Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Ciputat Timur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan.
b) Sistem Prasarana Lainnya
- Rencana Sistem Jaringan Prasarana Energi/Kelistrikan
Sistem jaringan prasarana energi/kelistrikan, terdiri atas:
1) Jaringan Pipa Gas
Jaringan pipa gas bumi, terdiri atas:
(a) pengembangan rencana wilayah jaringan distribusi kota sesuai
dengan Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Di stribusi Gas
Bumi Nasional di Kecamatan Pamulang, Kecamatan Ciputat,
Kecamatan Serpong, dan Kecamatan Serpong Utara; dan
(b) pengembangan pelayanan energi gas untuk transportasi melalui
pengadaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBBG) pada
jalan-jalan arteri dan kolektor.
2) Jaringan Tenaga Listrik
(a) pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik meliputi :
- jaringan transmisi SUTET 500 (lima ratus) kilovolt yang
melintasi Kecamatan Setu;
- pengembangan jaringan SUTT 150 (seratus lima puluh)
kilovolt yang melintasi Kecamatan Pamulang, Kecamatan
Ciputat, Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara,
Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Setu dan Kecamatan
Ciputat Timur;
- gardu induk 150 (seratus lima puluh) kilovolt yang berada
Kecamatan Serpong, Kecamatan Setu, Kecamatan Ciputat
Timur dan Kecamatan Pondok Aren; dan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-13
- pengadaan gardu distribusi di seluruh wilayah kota.
(b) kebutuhan listrik sampai akhir tahun rencana sebesar kurang lebih
1.426.701 (satu juta empat ratus dua puluh enam ribu tujuh ratus
satu) kilowatt atau sekitar 1.426,7 (seribu empat ratus dua puluh
enam koma tujuh) megawatt; dan
(c) pengembangan jaringan transmisi bawah tanah di Kecamatan
Pamulang, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Pondok Aren,
Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Serpong dan Kecamatan
Setu.
3) Penyediaan Energi Alternatif
Penyediaan sumber energi alternatif, meliputi :
(a) penyediaan energi listrik alternatif yang berwawasan lingkungan
terutama untuk bangunan dengan kebutuhan energi listrik yang
besar, memanfaatkan tenaga surya dan angin; dan
(b) penyediaan sumber energi baru biogas yang terdapat di
Kecamatan Setu dan Kecamatan Serpong.
- Rencana Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi
(a) Rencana sistem jaringan prasarana telekomunikasi melalui
pengembangan jaringan telekomunikasi.Pengembangan sistem
telekomunikasi meliputi sistem kabel/fiber optic dan sistem nirkabel
yang menjangkau seluruh wilayah Kota.
(b) Pengembangan dan pemerataan jaringan telepon kabel yang
menjangkau seluruh wilayah kota, meliputi pengembangan jaringan
telekomunikasi bawah tanah untuk menjaga dan meningkatkan
kualitas ruang kota.
(c) Pengembangan dan pemerataan jaringan telepon nirkabel yang
menjangkau seluruh wilayah kota berupa telepon seluler, meliputi :
- penguatan signal jaringan Global System for Mobile (GSM) dan
CodeDivision Multiple Access (CDMA); dan
- pengembangan dan penataan menara Base Transceiver Station
(BTS) secara terpadu di wilayah Kota.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-14
- Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air
Rencana Sistem jaringan sumber daya air kota diarahkan pada konservasi
sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air, dan pengendalian daya
rusak air meliputi :
a. WS;
b. CAT;
c. Situ;
d. Sistem jaringan air baku untuk air minum;
e. Sistem pengendali banjir; dan
f. Sistem pengendali rawan longsor.
- Rencana Infrastruktur Perkotaan
a. Sistem penyediaan air minum;
b. Sistem pengelolaan air limbah;
c. Sistem persampahan;
d. Sistem drainase;
e. Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan
pejalan
kaki;
f. Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalur
sepeda;
g. Jalur evakuasi bencana;
h. Sistem proteksi kebakaran; dan
i. Sistem perparkiran.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-15
Tabel. 2.3 Hasil Telaahan Struktur Ruang Kota Tangerang Selatan
NO
PROGRAM
LOKASI
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER
DANA PELAKSANA PROGRAM
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 201
1 201
2 201
3 201
4 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
A. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG
1. SISTEM PUSAT PELAYANAN
a. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
1)Kecamatan Setu
APBD Kota Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman 2) Kecamatan Serpong
Utara 3) Kecamatan Serpong
4) Kecamatan Pamulang
5) Kecamatan Ciputat Timur 6) Kecamatan Ciputat 7) Kecamatan Pondok Aren
b. Evaluasi RDTR APBD Kota Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman
c. Penyusunan Kajian Teknis APBD Kota Dinas Tata Kota dan Bangkim/Dinas Bina Marga dan SDA/BAPPEDA
2. SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
2. 1. Jaringan Jalan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-16
NO
PROGRAM
LOKASI
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER
DANA PELAKSANA PROGRAM
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 201
1 201
2 201
3 201
4 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
a. Pengembangan Jalan Tol
1) Tol ruas Serpong-Balaraja APBN Kementerian
Pekerjaan Umum
2) Tol JORR II APBN Kementerian Pekerjaan Umum
b. Pengembangan jalan arteri sekunder
1) Jalan Moch.Toha APBN Kementerian Pekerjaan Umum
2) Jalan R.E. Martadinata
3) Jalan Dewi Sartika
4) Jalan Ir. Juanda. c. Pengembangan
jalan lingkar Jalan Raya Serpong -Jalan Raya BSD sektor 2-Jalan Buaran Rawa Buntu-Jalan Tekno Widya-Jalan Raya Puspitek-Jalan Siliwangi-Jalan Padjadaran-Jalan Otista-Jalan Dewi Sartika-Jalan Ir. H. Juanda-Jalan WR Supratman-Jalan Bintaro Utama-Boulevard Bintaro-Graha Bintaro-Jalan Bhayangkara-Boulevard Alam Sutera-Jalan Raya Serpong.
APBN/APBD Prov/APBD Kota
Kementerian Pekerjaan Umum/Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Prov/Dinas Bina Marga dan SDA Kota/Swasta
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-17
NO
PROGRAM
LOKASI
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER
DANA PELAKSANA PROGRAM
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 201
1 201
2 201
3 201
4 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
d. Pengembangan jalan poros
1) jalan poros Utara-Selatan meliputi ruas Jalan Raden Patah-Jalan Jombang Raya Jalan Aria Putra-Jalan Sukamulya-Jalan Beringin; dan
APBD Prov/ APBD Kota
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Prov/Dinas Bina Marga dan SDA Kota/Swasta
2) jalan poros Timur-Barat meliputi ruas Jalan Menjangan/Kompas-Jalan Merpati-Jalan Aria Putera-Jalan Ciater Raya-Jalan Letkol Sutopo (BSD) atau ke rencana Jalan (Ciater ke Simpang Buaran).
e. Peningkatan fungsi dan pelebaran jalan kolektor sekunder dan jalan lokal
Tersebar diseluruh wilayah
APBD Prov/APBD Kota
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Prov/Dinas Bina Marga Dan SDA Kota
f. Pembangunan Jalan Tidak Sebidang Jalan-dengan Jalan
-simpang ruas jalan German Center boulevard Kapten Soebianto,
APBN/APBD Prov/APBD Kota
Kementerian Pekerjaan Umum/Dinas Bina Marga TR Prov/Dinas Bina Marga SDA Kota - simpang ruas Jalan RE
Martadinata,
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-18
NO
PROGRAM
LOKASI
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER
DANA PELAKSANA PROGRAM
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 201
1 201
2 201
3 201
4 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
-simpang Jalan Alam Sutera; dan
- simpang gaplek.
Pembangunan Jalan Tidak Sebidang Jalan-dengan Rel Kereta
- Jl. Raya Serpong (Ps. Serpong),
APBN/APBD Prov./APBD Kota
Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas Bina Marga TR Prov/Dinas Bina Marga SDA Kota
- Jl. Jombang Raya (Ps. Jombang),
- Jl. Wr. Supratman, (STA. Pd. Ranji).
g. Penataan persimpangan
Seluruh jalan dalam wilayah kota
APBN/ APBD Prov/ APBD Kota
Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas Bina Marga TR Prov/Dinas Bina Marga SDA Kota
2. 2. Angkutan Umum dan Terminal
Pembangunan terminal tipe A
Kecamatan Ciputat APBN/ APBD Prov./ APBD Kota
Kementerian Perhubungan/ Dishubkominfo Prov/ Dishubkominfo Kota
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-19
NO
PROGRAM
LOKASI
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER
DANA PELAKSANA PROGRAM
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 201
1 201
2 201
3 201
4 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
Pembangunan terminal tipe B
Kecamatan Pamulang APBN/ APBD Prov./ APBD Kota
Kementerian Perhubungan/ Dishubkominfo Prov/ Dishubkominfo Kota
Pembangunan terminal tipe C
Kecamatan Serpong, Kecamatan Setu, dan Kecamatan Pondok Aren.
APBD Kota Dishubkominfo
Pengembangan sistem angkutan massal dalam kota
Jalan lingkar dan poros yang menghubungkan antar pusat kota
APBD Kota /Swasta
Dishubkominfo/ Swasta
Pengembangan sistem angkutan massal Jabodetabek
a. koridor Pamulang-Ciputat-Muncul;
APBN Kementerian Perhubungan
b. koridor Pamulang-Pondok Aren-Serpong;
c. koridor Ciputat-Pondok Aren; d. koridor Ciputat-Ciputat Timur-Serpong;
e. Koridor yang menghubungkan antara koridor dalam kota .
2. 3. Kereta Api
Peningkatan jalur kereta double track
a. Tangerang-Jakarta APBN Kementerian Perhubungan b. Serpong-Merak
Pembangunan kereta api monorel bandara
Bandara Soekarno Hatta-Serpong
APBN Kementerian Perhubungan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-20
NO
PROGRAM
LOKASI
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER
DANA PELAKSANA PROGRAM
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 201
1 201
2 201
3 201
4 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
Pengembangan jaringan kereta dalam kota
Menghubungkan PPK dengan SPK
APBD Kota / Swasta
Dishubkominfo/ Swasta
Penataan stasiun eksisting
Stasiun Serpong, Stasiun Rawa Buntu, Stasiun Jurang Mangu, Stasiun Sudimara, Stasiun Pondok Ranji.
APBN Kementerian Perhubungan
Pembangunan stasiun baru
lokasi di PPK dan SPK APBD Kota/ Swasta
Dishubkominfo/ Swasta
2. 4. Angkutan Udara
Pengembangan kawasan Bandara khusus
Pondok Cabe APBN Kementrian Pertahanan/ Kementrian Perhubungan/ Swasta
3 SISTEM JARINGAN ENERGI DAN KELISTRIKAN
Pengadaan stasiun BBG
Pada jalan arteri dan kolektor di seluruh wilayah kota
Swasta Swasta
Mengembangkan pipa distribusi gas
Tersebar diseluruh wilayah
APBN PGN dan Pertamina
Pengembangan jaringan transmisi dan gardu listrik
Tersebar diseluruh wilayah
APBN PLN
Penyediaan sumber energi listrik
Tersebar diseluruh wilayah
APBN PLN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-21
NO
PROGRAM
LOKASI
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER
DANA PELAKSANA PROGRAM
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 201
1 201
2 201
3 201
4 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
Pengembangan jaringan transmisi bawah tanah
Tersebar diseluruh wilayah
APBN PLN
Pengembangan pelayanan Penerangan Jalan Umum (PJU)
Tersebar diseluruh wilayah
APBD Kota Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Mengembangkan energi listrik alternatif
Tersebar diseluruh wilayah
APBN/ APBD Kota
PLN /Dinas Kebersihan dan Pertamanan
4. SISTEM JARINGAN
TELEKOMUNIKASI
Peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi
Tersebar diseluruh wilayah
APBD Kota/ Swasta
Dishubkominfo/ Swasta
Pengembangan jaringan bawah tanah
Tersebar diseluruh wilayah
APBD Kota/Swasta
Dishubkominfo / Dinas Bina Marga dan SDA/ Swasta
penataan dan pengendalian menara telekomunikasi
Tersebar diseluruh wilayah
APBD Kota/ Swasta
Dishubkominfo / Swasta
Pengaturan penggunaan frekuensi pemancar radio
Tersebar diseluruh wilayah
APBD Kota Dinas Informasi dan Komunikasi
Pengembangan Jaringan Serat Optik dan TV Kabel
APBD Kota/ Swasta
Dishubkominfo /Dinas Bina Marga dan SDA/ Swasta
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-22
NO
PROGRAM
LOKASI
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER
DANA PELAKSANA PROGRAM
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 201
1 201
2 201
3 201
4 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
5. SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR
Penataan wilayah sungai/Kali
Sungai Cisadane, Kali Angke, Kali Pesangrahan, Kali Serua, Kali Ciputat, Kali Kedaung.
APBN/ APBD Prov/ APBD Kota
Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas Pengairan Prov/ Dinas Bina Marga dan SDA Kota
Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas Pengairan Prov/Dinas Bina Marga dan SDA Kota
Pengembangan sistem jaringan air baku
Sungai Cisadane, Kali Angke, kali pesangrahan dan Situ
` APBN/ APBD Prov/ APBD Kota
Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas Pengairan Prov/Dinas Bina Marga dan SDA Kota
Pengembangan sistem pengendalian banjir
Tersebar di seluruh wilayah
APBN/ APBD Prov/ APBD Kota
Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas Pengairan Prov/Dinas Bina Marga dan SDA Kota
6. SISTEM INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
6. 1. Air Minum
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-23
NO
PROGRAM
LOKASI
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER
DANA PELAKSANA PROGRAM
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 201
1 201
2 201
3 201
4 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
Pengembangan sistem penyediaan air minum perpipaan
Tersebar di seluruh wilayah
APBD Kota/ Swasta
Dinas Tata Kota Bangunan dan Permukiman/Dinas Bina Marga dan SDA dan Swasta
Pengembangan unit air baku
Sungai Cisadane, Kali Angke, Kali Pesangrahan dan situ
APBD Kota/ Swasta APBD Kota
PDAM/ Swasta
Pengembangan sistem penyediaan air minum non perpipaan
Tersebar di seluruh wilayah
APBD Kota/ Swasta
Dinas Tata Kota dan Bangkim/Dinas Bina Marga dan SDA/Disperindag/ BLHD/ Swasta
6. 2. Air Limbah
Pengembangan sistem air limbah domestik dengan sistem setempat
Tersebar di seluruh wilayah
APBD Kota /Swasta
BLHD/ Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman/ Swasta
Peningkatan sistem air limbah domestik dengan sistem terpusat
Tersebar di seluruh wilayah
APBD Kota Dinas Kebersihan, Pertaanan dan Pemakaman/Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman
Pengembangan pengolahan limbah industri dengan sistem setempat
Tersebar di seluruh wilayah
APBD Kota/ Swasta
BLHD/ Swasta
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-24
NO
PROGRAM
LOKASI
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER
DANA PELAKSANA PROGRAM
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 201
1 201
2 201
3 201
4 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
Pengembangan prasarana limbah industri sistem terpusat
Kawasan peruntukan industri
APBD Kota/ Swasta
BLHD, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman/ Swasta
6. 3. Persampahan
Optimalisasi TPA Cipeucang
Kecamatan Setu APBN/ APBD Kota
Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman.
Pengadaan lokasi TPST
Disetiap kelurahan APBD Kota
Pengembangan 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery) pada TPS
Disetiap kelurahan APBN/ APBD Kota
Penyusunan masterplan persampahan
Kota Tangerang Selatan APBD Kota
Pengelolaan sampah kerja sama Swasta dan daerah sekitar (TPS Regional)
APBN/ APBD Kota
6. 4. Drainase
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-25
NO
PROGRAM
LOKASI
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER
DANA PELAKSANA PROGRAM
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 201
1 201
2 201
3 201
4 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
Penataan kembali sempadan sungai dan situ
Situ Legoso Situ Pamulang Situ Bungur Situ Rompong Situ Parigi Situ Ciledug Situ Kayu Antap Situ Pondok Jagung Situ Gintung, Sungai Cisadane, Kali Angke dan Kali Pesangrahan
APBN/ APBD Prov/ APBD Kota
Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas Pengairan Prov/Dinas Bina Marga dan SDA Kota
Pembangunan, peningkatan, dan pengembangan fungsi situ, tandon air, kolam dan sumur resapan
Tersebar di seluruh wilayah
APBN/ APBD Kota/ Swasta
Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas Pengairan Prov/Dinas Bina Marga dan SDA Kota/Swasta
Penyusunan masterplan drainase
Kota Tangerang Selatan APBN/APBD Kota
Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas Bina Marga dan SDA/Bappeda
Pengembangan Drainase Kota
Kota Tangerang Selatan APBN/APBD Kota
Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas tata Kota danBangkim/ Dinas Bina Marga dan SDA
6. 5. Jalan Pejalan Kaki
Penyediaan trotoar
Tersebar di seluruh wilayah
APBN/APBD Prov/APBD Kota
Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas Bina Marga dan TR Prov/ Dinas Bina Marga dan SDA
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-26
NO
PROGRAM
LOKASI
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER
DANA PELAKSANA PROGRAM
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 201
1 201
2 201
3 201
4 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
Penyediaan
penyebrangan sebidang
Tersebar di seluruh wilayah
APBD Kota Dishubkominfo
Penyediaan
penyebrangan tidak sebidang
Tersebar di seluruh wilayah
APBD Kota Dishubkominfo
Pengembangan
kawasan khusus pejalan kaki
Tersebar di seluruh wilayah
APBD Kota Dinas Bina Marga dan SDA
6. 6. Jalur Sepeda
Pengembangan
jalur sepeda Koridor jalan arteri sekunder dan kolektor sekunder
APBD Kota Dinas Bina Marga dan SDA
6. 7. Jalur Evakuasi Bencana Jalan Puspiptek Jalan Ir. H. Juanda Jalan Siliwangi, Jalan Pahlawan Seribu, jalan di sekitar alun-alun Kecamatan Pondok Aren
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
6. 8. Proteksi Kebakaran
Peningkatan dan pengembangan prasarana dan sarana kebakaran
Tersebar di seluruh wilayah
APBD Kota Dinas Pemadam Kebakaran
Penempatan lokasi hidran
Tersebar di seluruh wilayah
APBD Kota Dinas Pemadam Kebakaran
Penyusunan masterplan sistem proteksi kebakaran
Kota Tangerang Selatan APBN/ APBD Kota
Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas Pemadam Kebakaran
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-27
NO
PROGRAM
LOKASI
TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER
DANA PELAKSANA PROGRAM
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 201
1 201
2 201
3 201
4 2015 2016-2021 2021-2026 2026-2031
6. 9. Perparkiran
Penyediaan parkir off street
Tersebar di seluruh wilayah
Swasta Swasta
Pembatasan parkir on street
Tersebar di seluruh wilayah
APBD Kota Dishubkominfo
Pengembangan konsep park and ride
Di setiap stasiun dan terminal
APBD Kota/ Swasta
Dishubkominfo/ swasta
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-28
2.1.2.2. Pola Ruang
(1) Rencana pengembangan Kawasan Lindung, meliputi:
(a) Kawasan perlindungan setempat;
(b) RTH;
(c) Kawasan rawan bencana alam; dan
(d) Kawasan cagar budaya
(2) Rencana pengembangan Kawasan Budi Daya, meliputi:
(a) Kawasan Peruntukan Perumahan
Kawasan peruntukan perumahan direncanakan sebesar kurang lebih
7.610,67 (tujuh ribu enam ratus sepuluh koma enam tujuh) hektar
tersebar di seluruh wilayah kota terdiri atas perumahan vertikal dan
perumahan horizontal meliputi :
1) Kawasan Peruntukan Perumahan Kepadatan Tinggi meliputi :
- Kecamatan Pondok Aren;
- Kecamatan Ciputat;
- Kecamatan Ciputat Timur; dan
- Kecamatan Pamulang.
2) Kawasan Peruntukan Perumahan Kepadatan Sedang meliputi :
- Kecamatan Serpong Utara;
- Kecamatan Serpong; dan
- Kecamatan Setu.
(b) Kawasan Peruntukan Perdagangan Dan Jasa;
Rencana pengembangan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa,
meliputi :
1) Pasar Tradisional;
- Pasar Ciputat di Kecamatan Ciputat;
- Pasar Ciputat Permai di Kecamatan Ciputat;
- Pasar Jombang di Kecamatan Ciputat;
- Pasar Bintaro Sektor 2 di Kecamatan Ciputat Timur;
- Pasar Jengkol di Kecamatan Setu;
- Pasar Serpong di Kecamatan Serpong; dan
- Pasar Gedung Hijau di Kecamatan Serpong Utara.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-29
2) Pusat Perbelanjaan
- Pengembangan perdagangan skala regional kota berupa
perdagangan grosir dan pasar besar ditetapkan di Kecamatan
Serpong, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur,
Kecamatan Pamulang dan Kecamatan Pondok Aren; dan
- Pengembangan kawasan perdagangan berbentuk rumah toko di
sepanjang jalan arteri sekunder dan jalan kolektor sekunder.
(c) Kawasan Peruntukan Perkantoran;
1) Kawasan peruntukan perkantoran pemerintahan ditetapkan di :
- Kecamatan Ciputat;
- Kecamatan Setu;
- Kecamatan Serpong;
- Kantor Kecamatan tersebar di setiap Kecamatan; dan
- Kantor Kelurahan tersebar di setiap Kelurahan.
2) Kawasan peruntukan perkantoran swasta, ditetapkan di :
- Kecamatan Pondok Aren;
- Kecamatan Serpong;
- Kecamatan Serpong Utara;
- Kecamatan Ciputat; dan
- Kecamatan Pamulang.
(d) Kawasan Peruntukan Industri;
1) Kegiatan industri besar diarahkan pada optimalisasi industri
eksisting yang tersebar di wilayah kota, dengan ketentuan tidak
menambah luasan lahan dan tidak menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan dan kawasan sekitarnya.
2) Kegiatan industri menengah dapat dikembangkan di Kecamatan
Serpong Utara, Kecamatan Serpong, Kecamatan Setu dan
Kecamatan Ciputat dengan ketentuan kegiatan industri tidak
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kawasan
sekitarnya.
3) Kegiatan industri kecil dan mikro dapat dikembangkan pada
kawasan perumahan dengan ketentuan kegiatan dilengkapi dengan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-30
sarana dan prasarana pengelolaan limbah dan sampah untuk
mengurangi timbulnya dampak negatif bagi lingkungan dan
kawasan sekitarnya.
(e) Kawasan Peruntukan Pariwisata
Pengembangan kawasan peruntukan pariwisata, meliputi :
1) Pengembangan wisata alam dan rekreasi diarahkan di Sungai
Cisadane, Situ Gintung, Situ Ciledug, Situ Pondok Jagung, taman
kota dan hutan kota;
2) Pengembangan wisata belanja diarahkan di Kecamatan Pondok
Aren, Kecamatan Serpong, dan Kecamatan Ciputat Timur; dan
3) Pengembangan wisata kuliner di Kecamatan Serpong, Kecamatan
Serpong Utara dan Kecamatan Pondok Aren.
(f) Kawasan RTNH
Kawasan RTNH, meliputi :
1) Pelataran parkir stasiun Pondok Ranji di Kecamatan Ciputat Timur;
2) Pelataran parkir stasiun Sudimara di Kecamatan Ciputat;
3) Pelataran parkir stasiun Jurang Mangu di Kecamatan Pondok Aren;
4) Pelataran parkir stasiun Rawa Buntu di Kecamatan Serpong;
5) Pelataran parkir stasiun Serpong di Kecamatan Serpong;
6) Pelataran parkir terminal Kecamatan Ciputat dan Kecamatan
Pamulang;
7) Pelataran parkir pusat perdagangan, perkantoran dan jasa tersebar di
seluruh Kecamatan; dan
8) Pedestrian di seluruh Kecamatan.
(g) Kawasan Ruang Evakuasi Bencana
(h) Kawasan Peruntukan Ruang Bagi Kegiatan Sektor Informal
Pengembangan kawasan peruntukan kegiatan sektor informal, meliputi :
1) Pusat perdagangan Kecamatan Pamulang, Kecamatan Setu,
Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, dan Kecamatan
Pondok Aren;
2) Sektor 9 Kel pondok Pucung Kecamatan Pondok Aren;
3) Kawasan stasiun yang berada di kota;
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-31
4) Pasar delapan Kelurahan Pakulonan Kecamatan Serpong Utara;
5) Pasar modern Kelurahan Rawa Mekar Jaya Kecamatan Serpong; dan
6) Taman jajan Kelurahan Rawa Buntu Kecamatan Serpong.
(i) Kawasan Peruntukan Lainnya.
1) Kawasan Peruntukan Pertanian;
Kawasan pertanian tanaman holtikultura dan kawasan
peternakan.kawasan pertanian tanaman holtikultura berada di
Kecamatan di Kota; dan kawasan peternakan sebagaimana dimaksud
pada huruf a tidak berada dalam kawasan perumahan/permukiman.
2) Kawasan Peruntukan Perikanan;
Kawasan perikanan meliputi perikanan budi daya ditetapkan di
seluruh wilayah kota.
3) Kawasan Peruntukan Pelayanan Umum;
Kawasan peruntukan pelayanan umum berupa pendidikan,
kesehatan, dan peribadatan ditetapkan di seluruh wilayah kota.
4) Kawasan Peruntukan Pergudangan
Kawasan peruntukan pergudangan ditetapkan di Kecamatan Setu dan
Kecamatan Serpong.
5) Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan Negara.
Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara, meliputi :
(a) Komando Pendidikan dan Latihan (KODIKLAT) TNI di
Kecamatan Serpong dengan luas kurang lebih 50 (lima puluh)
hektar;
(b) Markas Batalyon Kavaleri 9 di Kecamatan Serpong Utara
dengan luas kurang lebih 20 (dua puluh) hektar;
(c) Markas Batalyon Artileri Pertahanan Udara I (ARHANUDRI I),
Rajawalidi Kecamatan Serpong Utara dengan luas kurang lebih
19 (sembilan belas) hektar;
(d) Pusat Penerbangan Angkatan Darat (PUSPENERBAD) di
Kecamatan Pamulang;
(e) Pusat Pendidikan Lalu Lintas Polisi Republik Indonesia
(PUSDIKLANTAS POLRI) Kecamatan Serpong Utara;
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-32
(f) Satuan Brimob Detasemen C Pelopor di Kecamatan Ciputat;
(g) Komando Rayon Militer (KORAMIL) yang berada pada
Kecamatan di Kota; dan
(h) Polisi Udara di Kecamatan Pamulang dengan luas kurang lebih
15 (lima belas) hektar
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-33
Tabel. 2.4 Hasil Telaahan Pola Ruang Kota Tangerang Selatan TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV SUMBER
Penataan kawasan sempadan situ Situ Legoso Situ Pamulang Situ Bungur Situ Rompong Situ Parigi Situ Ciledug Situ Kayu Antap Situ Pondok Jagung Situ Gintung.
APBN dan APBD Provinsi
Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas Pengairan Provinsi
Penataan kawasan sempadan sungai/kali/saluran pembuang
Sungai Cisadane, Kali Angke, Kali Pasanggrahan, Kali Serua, Kali Ciater, Kali Engram Gintung, Kali Pembuang Parigi, Kali Pembuang Gintung, Kali Cantiga, Kali Pembuang Legoso, Kali Pembuang Bungur, Kali Kedaung, Kali Baru, Kali Pembuang Pondok Jagung, Kali Cisalak, Kali Cirompang, Kali Cibarengkok, Kali Pembuang Ciledug.
APBN/APBD Prov/APBD Kota
Kementerian Pekerjaan Umum/ Dinas Pengairan Prov/Dinas Bina Marga dan SDA serta BLHD
1 2 Ruang Terbuka Hijau
Pembebasan dan pengadaan lahan untuk RTH
Tersebar di seluruh wilayah APBD Kota
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman/BLHD
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
2 7 Ruang Evakuasi Bencana Pengembangan ruang untuk
evakuasi bencana pada wilayah rawan banjir
Kota Tangerang Selatan APBN, APBD Prov. APBD Kota
Dinas Bina Marga dan SDA/ Damkar/ Penanggulangan Bencana Daerah
2 8 Ruang bagi Kegiatan Sektor Informal
Penataan sektor informal Pusat Perdagangan kecamatan Pamulang, Kecmatan Setu, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur dan Kecamatan Pondok Aren; Sektor 9 Bintaro Jaya; kawasan stasiun yang berada di kota; pasar modern Bumi Serpong Damai Kecamatan Serpong; Taman Jajan Bumi Serpong Damai Kecamatan Serpong
APBN/APBD Prov./ APBD Kota
Kementerian Perindustrian/ Disperindag/Dinas KUKM
Pengembangan sektor informal Tersebar di seluruh wilayah APBD Kota
Disperindag/ Dinas KUKM
2 9 Kawasan Pertanian dan Perikanan Pengembangan hortikultura Tersebar di seluruh wilayah APBD
Prov./ APBD Kota/ Swasta/ Masyarakat
Dinas Pertanian Prov.Dinas Pertanian Kota/ Swasta/ Masyarakat
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
Markas Batalyon Kaveleri-9 Kecamatan Serpong Utara; Markas Batalyon Arhanudri Kecamatan Serpong Utara; PUSDIKLANTAS POLRI Kecamatan Serpong Utara Komando Pendidikan dan Latihan (KODIKLAT) di Kecamatan Serpong;Pusat Penerbangan Angkatan Darat (PUSPENERBAD) di Kecamatan Pamulang; dan Polisi Udara Di Kecamatan Pamulang, Kawasan Mako Birmob di Kecamatan Ciputat.
APBN Kementerian Polhukam
Ketertiban umum skala kota Kota Tangerang Selatan APBN/ APBD Kota
Satpol PP, Polisi, TNI.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-42
Kawasan Strategis Kota
Kota Tangerang Selatan ditetapkan termasuk dalam Kawasan Strategis Nasional
Jabodetabekpunjur. Kota Tangerang Selatan termasuk kawasan strategis Provinsi sebagai
kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau
teknologi tinggi di Puspiptek pada Kecamatan Setu. Penetapan Kawasan Strategis Kota
meliputi:
(a) Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, meliputi:
1) Sepanjang Jalan Raya Serpong;
2) Kawasan sekitar Central Bussiness District (CBD) Bumi Serpong Damai
Kecamatan Serpong;
3) Kawasan sekitar CBD Bintaro Kecamatan Pondok Aren; dan
4) Kawasan Alam Sutra Kecamatan Serpong Utara.
(b) Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya
Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, meliputi Kawasan
Pusat Pemerintah Kota di Kecamatan Ciputat.
(c) Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup sebagaimana meliputi Kawasan Situ Gintung.
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2031
ditetapkan wilayah rawan bencana di Kota Tangerang Selatan. Kawasan rawan bencana
tersebut yaitu:
1) Wilayah Rawan Bencana Banjir, meliputi:
a. Kecamatan Pondok Aren;
b. Kecamatan Ciputat Timur;
c. Kecamatan Ciputat;
d. Kecamatan Serpong;
e. Kecamatan Serpong Utara
f. Kecamatan Setu; dan
g. Kecamatan Pamulang.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-43
2) Kawasan rawan bencana longsor, meliputi:
a. Kecamatan Pamulang;
b. Kecamatan Setu;
c. Kecamatan Serpong; dan
d. Kecamatan Ciputat Timur.
3) Kawasan radiasi nuklir berpusat di kawasan Puspiptek pada Kecamatan Setu
dengan sebaran radiasi meliputi seluruh wilayah kota dan sekitarnya.
4) Pengembangan kawasan evakuasi bencana bertujuan untuk memberikan ruang
terbuka yang aman dari bencana alam sebagai tempat berlindung dan penampungan
penduduk sementara dari suatu bencana alam meliputi :
(a) Ruang evakuasi bencana skala kota meliputi lapangan bola Cilenggang, alun-
alun Kecamatan Pondok Aren, lapangan kantor Kecamatan Pamulang, lapangan
kantor Kecamatan Ciputat Timur, kawasan Puspiptek, Universitas
Muhammadiyah dan stadion mini Ciputat; dan
(b) Ruang evakuasi bencana skala lingkungan tersebar diseluruh wilayah kota.
Hal ini menunjukkan bahwa bencana yang sering terjadi (rutin) adalah banjir dan
tanah longsor. Berdasarkan dokumen RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016, lokasi
rawan banjir misalnya terdapat disepanjang beberapa sungai yang mengalir di Kota
Tangerang Selatan. Potensi bencana limpasan air dari situ seperti yang pernah terjadi
dengan Situ Gintung akibat jebolnya tanggul juga masih ada, karena terdapat beberapa situ
yang permukaannya lebih tinggi dibandingkan wilayah permukiman.
Adapun rekapitulasi bencana di Kota Tangerang Selatan Tahun 2015 selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 2.5. berikut ini.
Tabel. 2.5 Rekapitulasi Kejadian Bencana di Kota Tangerang Selatan Tahun 2015
No Jenis Bencana Faktor Penyebab Kecamatan Kelurahan Lokasi Keterangan
1 Banjir Curah hujan yang tinggi dan luapan dari kali angke
Pondok Aren
Jurang Mangu Barat
Perumahan Jurang ManguPermai Blok A, B, C RW.14
Ketinggian air sekitar 40 cm danJumlah KK yang terendam adalah 180 KK.
Pondok Kacang Timur
Kp. Bulak RT.004 RW .002;
Ketinggian air sekitar 70 cm danJumlah KK yang terendam adalah 39KK.
Perumahan Pondok Ketinggian air sekitar
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-44
No Jenis Bencana Faktor Penyebab Kecamatan Kelurahan Lokasi Keterangan
Maharta 50-60 cm dan Jumlah KK yang terendam adalah 966 KK
Serpong Utara
Paku Jaya Perumahan Kayu Gede I Ketinggian Air sekitar 40 cm.
Pondok Jagung Timur
Perumahan Villa Mutiara Serpong Blok B dan C
Ketinggian air sekitar 50 cm danJumlah KK yang terendam adalah 280 KK.
Curah hujan yang tinggi dan luapan saluran drainase.
Pamulang Pamulang Barat Perumahan Reni Jaya RW .020 Blok AE dan AG
Ketinggian air sekitar 70 cm.
Pamulang Timur Perumahan Bukit PamulangIndah Blok A RT.002 RW .04
Ketinggian air sekitar 35-50 cm.
Perumahan Bukit PamulangIndah Blok C RT.008 RW .05
Ketinggian air sekitar 40 cm.
Curah hujan yang tinggi dan disertai angin kencang.
Ciputat Timur
Cempaka Putih Angin Kencang di Jl. Ir. H. Juanda (Samping UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Ukuran Reklame adalah 5 Meter x 10 Meter x 1 Meter.
Curah hujan yang tinggi dan Jebolnya tanggul
Pamulang Benda Baru Bas ement RS. Permata Pamulang
Ketinggian Air sekitar 25 cm.
Curah hujan yang tinggi dan Luapan Kali Pes anggrahan
Ciputat Timur
Cireundeu Perumahan Cireundeu Permai
Ketinggian air sekitar 130 cm danJumlah KK yang terendam adalah 130 KK.
Pondok Aren
Jurang Mangu Barat
Perumahan Taman Mangu Permai Blok G dan H RW .07
Ketinggian air sekitar 40 cm danJumlah KK yang terendam adalah 112 KK.
Curah hujan yang tinggi dan saluran drainase yang ters umbat akibat longsor
Ciputat Cipayung Perumahan Cipayung Mas
Ketinggian air sekitar 100-150 cm dan Jumlah KK yang terendam adalah 114 KK
Curah hujan yang tinggi dan saluran drainase yang ters umbat dan Sempit.
Ciputat Cipayung Perumahan Cipayung Mas
Ketinggian Air sekitar 70 cm.
Serua Jalan Raya Aria Putera (Depan Perumahan Green Hill)
Ketinggian Air sekitar 30 cm.
Serua Permai Perumahan Roos wood Garden
Ketinggian Air sekitar 50 cm.
Sawah Jalan Merpati Kp. Sawah
Ketinggian Air sekitar 50 cm.
Pamulang Pamulang Barat MTs Negeri Pamulang Ketinggian air sekitar 40 cm.
Perumahan Reni Jaya Blok AG RW .019, Blok AE RW .018, Blok AF RW.019
Ketinggian air sekitar 50 cm danJumlah KK yang terendam sebanyak 200 KK
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-45
No Jenis Bencana Faktor Penyebab Kecamatan Kelurahan Lokasi Keterangan
Pamulang Timur Kp. Lamtoro RT.003 RW.016
Ketinggian Air sekitar 30 cm.
Perumahan Bukit Pamulang Indah
Ketinggian Air sekitar 40 cm danJumlah KK yang terendam adalah 90 KK
Perumahan Bukit Pamulang Indah Blok A dan B
Ketinggian air sekitar 40 cm dan Jumlah KK yang terendam sebanyak 98 KK.
Perumahan Mahkamah Agung
Ketinggian air s ekitar 40 cm.
Pondok Cabe Ilir Jalan Raya Pondok Cabe Ketinggian Air s ekitar 40 cm dan menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Pondok Aren
Pondok Kacang Timur
Kp. Bulak RT.004 RW.002
Ketinggian air s ekitar 150 cm dan Jumlah KK yang terendam sebanyak 103 KK.
Perumahan Pondok KacangPrima Blok A s .d K RT.001 RW .008
Ketinggian air sekitar 100 cm dan Jumlah KK yang terendam sebanyak 1113 KK
10 Informasi dan Komunikasi 12,33 4 10,86 5 11 Jasa Keuangan 1,21 12 1,21 13 12 Real Estate 17,04 2 16,21 2 13 Jasa Perusahaan 3,01 10 3,42 8 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 1,12 13 1,25 12
15 Jasa Pendidikan 8,11 6 8,96 6 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,96 7 4,05 7 17 Jasa lainnya 3,14 8 3,14 10
PDRB 100,00 100,00 Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015
Selanjutnya jika dilihat dari pertumbuhannya, setiap tahunnya (2011-2014) semua
sektor mengalami pertumbuhan positif kecuali sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan
yang pada tahun 2012-2013 mengalami pertumbuhan negatif. Secara rata-rata
pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor informasi dan komunikasi, yaitu 14,41%;
disusul sektor transportasi dan pergudangan sebesar 12,02%; dan sektor konstruksi sebesar
10,90%. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.11. berikut ini.
Tabel. 2.11 Pertumbuhan PDRB ADHK Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2014
LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014 Rata-Rata 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,95 (2,59) (1,65) 3,06 1,19 2 Pertambangan dan Penggalian - - - - 3 Industri Pengolahan 3,81 0,72 8,38 7,66 5,14 4 Pengadaan Listrik, Gas 9,77 12,00 10,37 1,83 8,49
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-54
LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014 Rata-Rata 5 Pengadaan Air 5,92 0,85 5,59 5,97 4,58 6 Konstruksi 9,26 12,66 12,52 9,14 10,90 7 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi
Melalui Tabel 2.12 terlihat bahwa dalam tiga tahun terakhir inflasi sektoral
berfluktuatif tetapi masih berada pada level 1 digit. Inflasi sektoral tahun 2014 sebesar
5,36 persen, meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun 2012 sebesar 3,05 persen.
Selanjutnya jika dilihat dari Inflasi Harga Konsumen menunjukkan Inflasi Kota
Tangerang Selatan di tahun 2015 mencapai 0,87%. Inflasi di Kota Tangerang Selatan tahun
2015 ini lebih rendah dibandingkan dengan Kota Tangerang (0,96%), Kota Cilegon
(0,99%), dan Kota Serang (1,13%) bahkan dibandingkan dengan Provinsi Banten (0,99%).
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.13 berikut ini:
Tabel. 2.13 Perbandingan IHK, Inflasi/ Deflasi dan Laju Inflasi 4 Kota
di Provinsi Banten Tahun 2015
No. Kota IHK
Januari 2014
IHK Desember
2014
IHK Desember
2015
Inflasi Desember
2015 *)
Laju Inflasi Tahun Kaleder 2015 **)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Serang 111.98 123.07 128.82 1,13 4,67 2. Tangerang 114.80 124.82 130.16 0,96 4,28 3. Cilegon 111.50 120.92 125.69 0,99 3,94 4. Tangerang Selatan 114.65 125.43 129.49 0,87 3,24 5. B A N T E N 113.95 124.05 129.37 0,99 4,29
Ket : *) Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2015 terhadap IHK Bulan Januari 2014 **) Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2015 terhadap IHK Bulan Desember 2014 Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-56
Kelompok bahan makanan merupakan pemberi andil terbesar inflasi Kota
Tangerang Selatan tahun 2015, dengan total menyumbang 60,58% dari inflasi keseluruhan
Kota Tangerang Selatan. Pengaruh terbesar meningkatnya inflasi adalah adanya kebijakan
pengurangan subsidi BBM oleh pemerintah yang berdampak langsung terhadap kenaikan
tarif angkutan. Selain itu, kenaikan tarif dasar listrik pada industri maupun rumah tangga
yang dilakukan secara bertahap, turut pula memberikan dampak pada inflasi.
Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2015
Gambar 2.8. Inflasi Kota TangerangSelatan menurut Kelompok PengeluaranTahun 2014
2.2.1.4. Persentase Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin di Kota Tangerang Selatan masih relatif rendah jika
dibandingkan dengan Kabupaten/ Kota di Provinsi Banten, yaitu 1,50% pada tahun 2011,
dan hingga tahun 2014 sebesar 1,62%. Angka ini menempatkan Kota Tangerang Selatan
paling rendah, dan cukup jauh diatas rata-rata provinsi banten, yaitu 5,51% pada tahun
2014. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.14 berikut ini.
Tabel. 2.14 Persentase Penduduk MiskinKabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2011-2014
Penanganan penyakit menular dan penyakit tidak menular 100% sesuai standar
98% 100% 100% 100% 100%
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 100% 100% 100% 100% 100%
% ODHA yang mendapatkan pengobatan ART (MDGs) 100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA 5 29 55 56 89%
Tertanggulanginya kasus KLB < 24 jam 49% 54% 56% 47% 46% Prosentase pemukiman sehat 100 100 100 100 100
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
2.3.1.3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Sektor pekerjaan umum merupakan sektor strategis dalam upaya penguatan
pembangunan sebuah daerah. Sektor ini mengetengahkan pelayanan infrastruktur daerah
dalam rangka memudahkan mobilitas masyarakat di daerah. Pemerintah Daerah
berkewajiban untuk merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan, serta koordinasi dalam
mengimplemntasikan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan umum, baik soal
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-65
lingkungan, sumber daya air, penyelenggaraan jalan, penyediaan perumahan dan
pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan gedung, sistem penyediaan air
minum, sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan, dan
pembinaan jasa konstruksi.
Semua mandat ini akan memicu pembangunan dan kesejahteraan bagi masyarakat
di daerah. Sebab jika ini berjalan maksimal maka sudah barang tentu akan mendorong
percepatan pembangunan di segala bidang. Infranstruktur adalah jantung pembangunan
daerah. Pada konteks ini ada beberapa capaian indikator urusan pekerjaan umum di Kota
Tangerang Selatan.
Di Kota tangerang Selatan, semua indikator urusan pekerjaan mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Persentase jalan dan jembatan yang
direhabilitasi/dipelihara mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2014 berjumlah 94%,
kemudian meningkat menjadi 95% pada tahun 2014. Selanjutnya persentase jaringan
sungai dan anak sungai yang berkondisi baik juga meningkat, dari 50% pada tahun 2014
menjadi 55% pada tahun 2015. Hal yang sama juga terjadi pada panjang saluran drainase
dan gorong-gorong yang berkondisi baik juga meningkat, dari 50% tahun 2014 menjadi
55% pada tahun 2015. Sejalan dengan hal itu wilayah rawan banjir yang ditangani
meningkat dari 55% pada tahun 2014 menjadi 74% pada tahun 2015. Ketika indikator
tersebut meningkat, maka sudah barang tentu peningkatan yang sama akan terjadi pada
cakupan rumah tangga yang memiliki akses air bersih pada tahun 2015 sebanyak 82,50%
Tabel. 2.19 Capaian Indikator Bidang Pekerjaan Umum
Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015 Program Indikator Program 2011 2012 2013 2014 2015
Rehabilitasi/ pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Prosentase jalan dan jembatan yang direhabilitasi/dipelihara
45% 50% 93% 94% 95%
Pengembangan, Pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber daya air lainnya
Prosentase jaringan sungai dan anak sungai yang berkondisi baik 30% 35% 40% 50% 55%
Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
Prosentase panjang saluran drainase dan gorong-gorong yang berkondisi baik 35% 40% 45% 50% 55%
Pengendalian banjir Prosentase wilayah rawan banjir yang ditangani 35% 40% 45% 55% 74%
Pengembangan kinerja pengelomaan
Cakupan rumah tangga yang memiliki akses air bersih 0 82,20% 82,22% 82,25% 82,50%
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-66
Program Indikator Program 2011 2012 2013 2014 2015 air minum dan air limbah Pengembangan kinerja pengelomaan air minum dan air limbah Pengembangan penyediaan dan pengelolaan PJU
Prosentase pemasangan PJU di lokasi Strategis
11% 17% 33% 28% 11%
Terpeliharanya lampu PJU yang telah terpasang
3% 13% 20% 28% 36%
Perencanaan tata ruang
Tersedianya informasi mengenai perencanaan ruang
4 dokumen 6 dokumen 1 perda, 7 dokumen
1 dokumen 7 dokumen/ 1 perda
Kebijakan Pemanfaatan Ruang
Tersedianya kebijakan pemanfaatan ruang sesuai fungsi kota
Rasio Penduduk berKTP persatuan Penduduk, jumlah Penduduk berusia >17 tahun yang memiliki KTP/jumlah penduduk>17 tahun atau sudah menikah
23.10% 43.89% 70.47% 74.85% 75.11%
Rasio Pasangan Berakta Perkawinan, jumlah pasangan berakta perkawinan/ jumlah keseluruhan pasangan berakta perkawinan
117.50% 128.40% 106.13% 70.35% 67.44%
Rasio Bayi Berakta Kelahiran, Jumlah bayi lahir yang memiliki akta kelahiran/jumlah keseluruhan bayi yang lahir
195.24% 47.21% 110.41% 86.76% 84.72%
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
2.3.1.8. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Pemberdayaan perempuan adalah upaya perempuan untuk memperoleh akses dan
kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya, agar perempuan dapat
mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan
berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga mampu membangun
kemampuan dan konsep diri di daerah. Sebagai proses, pemberdayaan adalah kegiatan
memperkuat kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat. Sebagai
tujuan, maka pemberdayaan merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-72
perubahan sosial, yaitu masyarakat menjadi berdaya. Termasuk di dalamnya adalah
pemberdayaan anak agar lebih berdaya bagi pengembangan sebuah daerah.
Beberapa indikator yang dapat diukur dari pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak antara lain persentase partisipasi perempuan di lembaga. Pada tahun
2014 dan 2015% IPG sebesar 64,32% ; dan IDG sebesar 60,30%. Kemudian untuk perempuan
yang mendapatkan pembinaan di lokasi P2WKSS mengalami peningkatan dari 53,30%
pada tahun 2014 menjadi 87,31% pada tahun 2015. Sejalan dengan hal tersebut cakupan
perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh
petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu, cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum dan cakupan perempuan dan anak
korban kekerasan yang mendapatkan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di
puskesmas mampu tatalaksana KtP/ A dan PPT/PKT di rumah sakit relatif terwujud
dengan baik setidaknya dari tahun 2014 sampai 2015 berada diangka 100 %.
Tabel. 2.24 Capaian Indikator Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Tahun 2011-2015
Program Indikator dan
rumusan indikator Program
Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
Penguatan Kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
Jumlah Perempuan yang ada di lembaga pemerin-tah
IPG 62,82% ;
IDG 60,46%
IPG 63,70% ; IDG
59,94%
IPG 63,70% ; IDG
59,94%
IPG 64,32% ; IDG
60,30%
IPG 64,32% ; IDG
60,30%
Peningkatan Peran Serta Kesetaraan Gender dalam pembangunan
Jumlah perempu-an yang mendapatkan pembinaan di lokasi P2WKSS di Bagi dengan seluruh jumlah perempu-an yang ada di lokasi P2WKSS
20%
(190/954)*100=20
49%
(2543/5191)*100=49
53.30%
(2685/5038)*100=53.30
87.31%
(2195/2514)*100=87.31
Peningkatan Pelayanan bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak
Jumlah Pengaduan yang ditindaklanjuti oleh unit pelayanan terpadu dibagi dengan jumlah pengaduan yang masuk ke unit pelayanan terpadu
50.89%
(85/167)*100=50.89
85.34%
(99/116)*100=85.34
81.87%
(149/182)*100=81.87
100%
(447/447)*100=100
100%
(118/118)*100=100
Jumlah Perkara yang diputuskan pengadilan dengan dasar perundang-undangan yang berkaitan dengan
50%
(93/186)*100=50
30%
(133/450)*100=29.55
100%
(97/97)*100=97
100%
(12/12)*100=100
100%
(28/28)*100=100
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-73
Program Indikator dan
rumusan indikator Program
Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
kekerasan terhadap perempuan dan anak/ Jumlah perkara kekerasan terhadap perempuan dan anak yang disidangkan x 100%
Jumlah korban kekersan yang memperoleh layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
20%
(2/10)*100=20
50%
(10/20)*100=50
100%
(25/25)*100=100
100%
(25/25)*100=100
100%
(13/13)*100=100
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
2.3.1.9. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Tujuan utama program keluarga berencana adalah untuk mengontrol jumlah
penduduk, untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat atau angka kematian ibu dan
bayi serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun
keluarga kecil yang berkualitas. Sekarang ini pelaksanaan program KB dirasakan telah
membuahkan hasil, walaupun masih belum berhasil benar tetapi telah mengalami
kemajuan yang cukup besar.
Dari beberapa indikator, yaitu untuk cakupan pasangan usia subur yang istrinya di
bawah 20 tahun untuk tahun 2014 sebanyak 1,84% kemudian mengalami penurunan pada
tahun 2015 sebanyak 1,68%. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.25 dibawah
ini.
Tabel. 2.25 Capaian Indikator Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Tahun 2011-2015
Program Indikator dan
rumusan indicator Program
Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
Keluarga Berencana
Proporsi PUS yang istrinya di bawah 20 tahun dibandingkan dengan seluruh PUS yang dalam suatu wilayah
5.60%
(13516/241.176)*100=
5.60
4.16%
(8968/215.603)*100
=4.16
3.24%
(8059/248.170)*100=
3.24
1.84%
(4813/260.924)*100=
1.84
1.68%
(4407/260925)*100=1.
68
Unmet Need = (∑ PUS IAT+TIAL)/
21.75%
18.18%
8%
7.30%
5.56%
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-74
Program Indikator dan
rumusan indicator Program
Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
∑ PUS 15-49 th x 100%
(52456/241176)*100=
21.75
(39216/215603)*100=18.18
(19831/248170)*100=
8
(19047/260924)*100=
7.30
(10632+10799)/385.574*100=5.56
Jumlah Anggota ber-KB dibandingkan dengan seluruh PUS anggota BKB
76.47%
(884/1156)*100=76.4
7
95.75%
(1488/1554)*100=9
5.75
97.62%
(1523/1560)*100=97.6
2
94.40%
(2327/2465)*100=94.4
0
91.94%
(1962/2134)*100=91.9
4 Jumlah Anggota ber-KB dibandingkan dengan seluruh PUS anggota BKR
89.39%
(936/1047)*100=89.3
9
94.75%
(1391/1468)*100=9
4.75
95.08%
(1432/1506)*100=95.0
8
93.84%
(1373/1463)*100=93.8
4
90.56%
(950/1649)*100=90.56
Jumlah Anggota BKL dibandingkan dengan anggota yang aktif mengikuti kegiatan
72.92%
(1341/1839)*100=72.9
2
96.03%
(1744/1816)*100=9
6.03
97.10%
(1780/1833)*100=97.1
0
96.50%
(1658/1712)*100=96.5
0
85.15%
(1314/1543)*100=85.1
5 Kualitas dan
kuantitas kelembagaan di masyarakat meningkat
8.60%
(14/162)*100=8.60
10.93%
(28/256)*100=10.93
17.07%
(28/164)*100=17.07
20.00%
(52/260)*100=20
29.54%
(52/260)*100=29.54
Jumlah Peserta KB aktif/ PUS x 100%
69.69%
(168079/241176)*100
=69.69
72.24%
(155771/215603)*100=72.24
71.54%
(177541/248171)*100
=71.54`
70.01%
(182673/260924)*100
=70.01
75%
(301283/385574)*100
=75 PUS yang ingin ber-KB tapi tidak terpenuhi/ Jumlah PUS x 100%
21.75%
(52456/241176)*100=
21.75
18.18%
(39216/215603)*100=18.18
8%
(19831/248170)*100=
8
7.30%
(19047/260924)*100=
7.30
5.56%
(10632+10799)/385574*100=5.56
Jumlah PLKB/ PKB, PPKBD
25 Orang 25 Orang 25 org 763 org (PLKB : 54
Org, Pos KB 54 Org, PPKBD :
655 = Total 763 org)
784 org (PLKB : 75
Org, Pos KB 54 Org, PPKBD :
655 = Total 784 org)
Jumlah alat dan Obat kontrasepsi yang terpenuhi/Jumlah yang dibutuhkan x 100
12.14%
(18376/151374)*100=
12.14
32.75%
(50236/153393)*100=32.75
72%
(123053/170907)*100
=72
168%
(295948/176160)*100
=168
88.69%
(156938/176940)*100
=88.69
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-75
2.3.1.10. Sosial
Capaian bidang sosial di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2011-2015
menunjukkan belum adanya peningkatan yang signifikan. Capaian indikator bidang sosial
di Kota Tangerang Selatan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel 2.26. berikut ini.
Tabel. 2.26 Capaian Indikator Bidang Sosial Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015
Program Indikator Program rumusan indikator
Program
REALISASI
2011 2012 2013 2014 2015
Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Jumlah lembaga kesejahteraan sosial dalam pelayanan masyarakat yang diberdayakan Lembaga Kesos yg Diberdayakan : Lembaga Kesos Se-Kota Tangsel x 100%
23% (3
Lembaga)
23% (3
Lembaga)
38% (5
Lembaga)
38% (5
Lembaga)
15% (2
Lembaga)
Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
Meningkatnya peran dan fungsi Panti Asuhan/Panti Jompo dalam peningkatan kesejahteraan sosial Panti Asuhan/Jompo yg Dibina : Panti Asuhan/Jompo se-Kota Tangsel x 100%
0 20% (5 Panti)
20% (5 Panti)
20% (5 Panti)
20% (5 Panti)
Meningkatnya sarana dan prasarana panti asuhan/panti jompo di Kota Tangerang Selatan Panti Asuhan/Jompo yg diberikan bantuan sarana dan prasarana : Panti Asuhan/Jompo se-Kota Tangsel x 100%
0% 20% (2 Panti)
20% (2 Panti)
20% (2 Panti)
20% (2 Panti)
Penyuluhan dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
Prosentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama tanggap darurat Korban bencana alam yg menerima bantuan : korban bencana alam x 100%
100% 100% 100% 100% 100%
Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas adat Trepencil (KAT) & Penyendang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya
Prosentase PMKS yang dilatih PMKS yg dilatih : PMKS se-Kota Tangsel x 100%
10% (71 Jiwa)
33% (240 jiwa)
29% (209 Jiwa)
36% (260 jiwa)
53% (380 Jiwa)
Prosentase keluarga miskin yang dilatih Keluarga miskin yg dilatih terampil berusaha : keluarga miskin yg ada di Kota Tangsel x 100 %
60% (360 KK)
10% (60 KK)
10% (60 KK)
10'% (60 KK)
10% (60 KK)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-76
Program Indikator Program rumusan indikator
Program
REALISASI
2011 2012 2013 2014 2015
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial Jumlah PMKS yang ditangani/jumlah PMKS yang ada x 100
0% 20% (265 org)
20% (265 org)
20% (265 org)
20% (265 Jiwa)
PMKS yang memperoleh bantuan social Jumlah PMKS yang diberi bantuan sosial/jumlah PMKS yang seharusnya menerima bantuan x 100
0% 20% (107org)
20% (107org)
20% (107org)
20% (107 Jiwa)
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
2.3.1.11. Ketenagakerjaan
Letak Kota Tangerang Selatan yang berdekatan dengan ibukota negara
menyebabkan perekonomian berjalan dengan cepat dan oleh karenanya banyak tersedia
lapangan kerja yang merupakan daya tarik bagi para penduduk daerah lain untuk
bermigrasi ke Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan perhitungan BPS Kota Tangerang
Selatan, tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2013 adalah sebesar 60,73%, angka
tersebut memberikan gambaran bahwa ada sekitar 61 persen dari penduduk usia kerja di
Kota Tangerang Selatan berpotensi untuk mendapatkan pendapatan/penghasilan, walaupun
di dalamnya termasuk mereka yang sedang mencari pekerjaan. Sedangkan tingkat
pengangguran terbuka sebesar 4,56% dari angkatan kerja.
Berdasarkan sebaran penyerapan tenaga kerja pada sektor lapangan usaha, sebagian
besar tenaga kerja diserap oleh sektor jasa-jasa, yaitu sebesar 29,87%, sektor perdagangan,
hotel dan restoran sebesar 29,69%, sektor industri sebesar 7,59%, serta sektor pertanian
sebesar 0,40%. Sisanya yaitu sebesar 32,45% bekerja pada sektor lainnya yaitu
pertambangan dan penggalian; listrik, gas dan air bersih; bangunan; pengangkutan dan
komunikasi; keuangan; dan jasa perusahaan.
Tabel. 2.27 Persentase Penduduk 15 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerja Utama
Sektor/ Lapangan Usaha Jumlah % 1. Pertanian 2.467 0,40% 2. Industri 47.083 7,59% 3. Perdagangan, Hotel, Restoran 184.287 29,69% 4. Jasa-jasa 185.410 29,87% 5. Lainnya 201.380 32,45%
T o t a l 620.627 100% Sumber: RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-77
Berdasarkan tingkat pendidikan dari data pencari kerja yang tercatat pada BPS
Kota Tangerang Selatan Tahun 2013, pencari kerja terbanyak berpendidikan DI-DII, DIII
dan Sarjana, yaitu 2.734 orang atau 55.05%. Selanjutnya dengan tingkat pendidikan SMK
sebanyak 1.219 orang.
Tabel. 2.28 Banyaknya Pencari Kerja Menurut Pendidikan Tahun 2013
Tahun SD SMP SMA SMK D I-D II D III Universitas Jumlah 2010 23 43 3,562 - 189 5 968 8,439 18,324 2011 15 178 2,372 - 11 230 521 3,327 2012 6 80 1,336 - 15 225 846 2,644 2013 6 65 942 1 219 52 589 2,093 4,966 Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2014
Tabel. 2.29 Capaian Indikator Bidang Ketenagakerjaan Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Program Indikator Program rumusan indikator
Program
Target Akhir
RPJMD
REALISASI
2011 2012 2013 2014 2015
Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Tingkat partisipasi angkatan kerja Jumlah penduduk angkatan kerjan/ Jumlahpenduduk usia kerja (15-64 th) x 100%
20% 60,5% (587.163 org/ 969.584 org)
64,90% 60,73% 63,04% 63,04% (data BPS 2015 baru terbit pd awal 2016)
Peningkatan Kesempatan Kerja
Pencari kerja yang ditempatkan Jumlah Pencari Kerja yang telah ditempatkan dalam 1 tahun/ Jumlah Pencari Kerja yang mendaftar x 100 %
20% 0% 15% (753 Pencari Kerja)
14% (710 Pencari Kerja)
46% (2332)
25% (1257 Pencari Kerja)
Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenegekerjaan
Angka penyelesaian sengketa pengusaha-pekerja pertahun Jumlah sengketa pengusaha yang terselesaikan/ Jumlah sengketan x 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
2.3.1.12. Koperasi, UKM
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta Koperasi merupakan salah satu bagian
penting dari perekonomian suatu daerah, tidak terkecuali di Kota Tangerang Selatan.
s e l u r u h n y aj a l a n P a n j a n g
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-78
Keduanya mempunyai banyak peranan penting dalam perekonomian. Salah satu
peranannya yang paling krusial dalam pertumbuhan ekonomi adalah menstimulus
dinamisasi ekonomi. Karakternya yang fleksibel dan cakap membuat UKM dan Koperasi
dapat direkayasa untuk mengganti lingkungan bisnis yang lebih baik daripada perusahaan-
perusahaan besar.
Beberapa indikator dalam sektor UKM dan Koperasi relatif mengalami peningkatan
yang cukup signifikan. Persentase Usaha Mikro dan Kecil yang difasilitasi oleh Pemda,
pada tahun 2014 sebanyak 521 unit dan pada tahun 2015 hanya 134 unit. Pada saat yang
bersamaan untuk tingkat UKM Aktif Non BPR/LKM UKM mengalami peningkatan, dari
300 UKM pada tahun 2014 menjadi 310 UKM pada tahun 2015. Begitupun dengan
indikator koperasi aktif sebesar 121 unit pada tahun 2014 menjadi 148 unit pada tahun
2015.
Tabel. 2.30 Capaian Indikator Bidang Koperasi, UKM di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015
Program Indikator Program
REALISASI
2011 2012 2013 2014 2015 Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif
Persentase Usaha Mikro dan Kecil yang difasilitasi oleh pemda
235 Unit 269 Unit 521 Unit 521 Unit 134 Unit
411 UKM 114 UKM 275 UKM 601 UKM 0
1 Sentra 1 Sentra 1 Sentra 1 Sentra 7 Sentra
Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Jumlah UKM aktif non BPR/LKM UKM 200 UKM 225 UKM 240 UKM 300 UKM 310 UKM
Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Koperasi Aktif
19 Unit 27 Unit 98 Unit 121 Unit 148 Unit
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-79
2.3.1.13. Penanaman Modal
Untuk meningkatkan investasi, pemerintah telah menetapkan indikator kinerja yaitu
Peraturan Daerah tentang investasi; dan tersusunnya kajian dan kebijakan tentang potensi
unggulan daerah sebagaimana dimuat dalam LKPJ tahun 2015. Berdasarkan dokumen
tersebut pada tahun 2013 telah disusun Peraturan Daerah tentang investasi (1 dokumen).
Selain itu, kajian dan kebijakan tentang potensi unggulan daerah juga telah disusun, yaitu
sebanyak 1 dokumen.
Jika dilihat dari jumlah investasi di Kota Tangerang Selatan, terdapat 190
perusahaan pada tahun 2013 (terdiri dari: 172 perusahaan PMA, dan 18 Perusahaan
PMDN). Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu
sebanyak 167 PMA dan 12 PMDN. Hal ini mengindikasikan bahwa Kota Tangerang
Selatan masih menjadi daerah tujuan calon investor untuk menanamkan modalnya.
Nilai investasi PMDN pada tahun 2013 sebesar Rp.426.592.556.000 dan nilai
investasi PMA sebesar Rp.3.230.423.144. Angka ini mengalami peningkatan jika
dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu PMDN sebesar Rp.340.687.976.000 dan PMA
sebesar Rp.2.934.539.498, dengan persentase kenaikan PMA sebesar 25,22% dan kenaikan
PMDN sebesar 10,08%.
Tabel. 2.31 Peningkatan Jumlah Perusahaan PMA dan PMDN di Kota Tangerang Selatan
Tahun P M A P M D N Jumlah 1 2010 102 15 117 2 2011 143 17 160 3 2012 167 12 179 4 2013 172 18 190
Sumber :RKPD Kota Tangerang Selatan tahun 2016.
Tabel. 2.32 Peningkatan Jumlah Investasi PMA dan PMDN di Kota Tangerang Selatan
Sektor perdagangan dan jasa memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian
Kota Tangerang Selatan. Kegiatan perdagangan dan jasa tersebar hampir di seluruh
wilayah Kota Tangerang Selatan. Namun, yang paling menonjol adalah kegiatan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-80
perdagangan dan jasa di sepanjang koridor jalan-jalan utama, seperti Jalan Raya Serpong,
Jalan Raya Ceger, Jalan Raya Bintaro Utama-Jalan kesehatan, Jalan Raya Pondok Betung-
Jalan Raya WR Supratman, Jalan Raya Pamulang-Ciputat, Jalan Raya Pamulang-Pondok
Cabe dan Jalan Raya Ir. H. Juanda (Ciputat Raya).
Fasilitas perdagangan dan jasa yang tersedia berupa pasar (baik modern maupun
tradisional), bank, BPR, KUD/ koperasi, kompleks ruko dan minimart. Pasar tradisional
yang terdapat di tanah milik pemerintah daerah sebanyak 6 unit, yaitu: Pasar Ciputat, Pasar
Ciputat Permai, Pasar Jombang, Pasar Bintaro Sektor 2, Pasar Serpong, dan Pasar Gedung
Hijau. Pasar-pasar tersebut seluruhnya berfungsi, kecuali Pasar Gedung Hijau. Secara total,
luas lahan yang ditempati oleh pasar-pasar tersebut adalah 25.721 m2, dengan 1.966 kios,
875 los dan 1.795 pedagang kaki lima.
Tabel. 2.33 Capaian Indikator Bidang Penanaman Modal di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011-2015 Program Indikator
Program REALISASI
2011 2012 2013 2014 2015 Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Penyelenggaraan Pameran Investasi
5 5 5 17 5
Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Peraturan Daerah tentang Investasi
- - 1 Dok - -
Kebijakan Pengembangan potensi Unggulan Daerah
Tersususnya kajian dan kebijakan tentang Potensi Unggulan daerah
- 1 dok 1 Dok - -
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
2.3.1.14. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri merupakan bagian penting sekaligus
penyangga bangsa dan negara. Kesatuan bangsa merupakan prinsip dasar dalam basis
ketahanan nasional. Tanggung jawab menjaga kesatuan bangsa dan stabilitas politik dalam
negeri juga menjadi tanggung jawab daerah. Kemudian dari beberapa capaian indikator di
Kota Tangerang Selatan untuk kategori pos jaga linmas dalam upaya penciptaan keamanan
dan kenyamanan lingkungan masyarakat mengalami peningkatan, jika pada tahun 2014
terdapat 10 pos, maka pada tahun 2015 menjadi 20 pos. Sementara dalam konteks
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-81
pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP relatif stabil sebanyak 6 lembaga dari tahun
2011 sampai tahun 2015.
Tabel. 2.34 Capaian Indikator Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Program
Indikator Program
Realisasi Program
2011 2012 2013 2014 2015
Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Jumlah Pos Jaga Linmas dalam upaya pencipta-an keaman-an dan kenyamanan lingkung-an masyarakat
7 pos 5 pos 5 pos 10 pos 20 pos
Jumlah Linmas yang dilatih
550 orang 605 orang 905 orang 800 orang 800 orang
Jumlah Pos Jaga Pasar
1 Unit 1 Unit 1 Unit
Jumlah penanganan Pelanggaran
PERDA/ Jumlah Laporan
Pelanggaran PERDA x 100
56,4% 57,00% 67,45% 79,81% 88,99%
Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Kegiatan pembinaan terhadap LSM,Ormas dan OKP
6 Kegiatan 6 Kegiatan 6 Kegiatan 6 Kegiatan 6 Kegiatan
Pendidikan Politik Masyarakat
Kegiatan Pembinaan Politik Daerah
750 orang 950 orang 1340 orang 1150 orang 1150 orang
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
2.3.1.15. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Pemberdayaan masyarakat, secara lugas dapat diartikan sebagai suatu proses
pembangunan manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat,
perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat. Tujuan utama dalam
pemberdayaan masyarakat, yaitu mengembangkan kemampuan masyarakat, mengubah
perilaku masyarakat, dan mengorganisir diri masyarakat. Aspek pemberdayaan masyarakat
juga tidak bisa dilepaskan dari aspek pemberdayaan pemberlakuan Otonomi Desa melalui
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-82
UU No.6 Tahun 2014 Tentang Desa telah mengamanatkan tentang pembangunan daerah
yang lebih terdesentralisasi dalam gugus pemerintahan yang paling kecil.
Dari beberapa indikator, untuk indikator pengelolaan dan pengembangan dana
BLM sudah mencapai angka 100% sejak tahun 3013 sampai tahun 2015. Untuk indikator
lain dapat dilihat lebih lengkapnya pada tabel 2.35 dibawah ini.
Tabel. 2.35 Capaian Indikator Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Program Indikator dan
rumusan indicator Program
Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
Pemeberdayaan Masyarkatat dan Desa
Pengelolaan dan Pengembangan dana BLM
50% 70% 100% 100% 100%
Pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
Jumlah Pembangunan Sarana dan Prasarana Melalui Orientasi, Pelatihan Kordinasi,Bimtek air minum dan penyehatan lingkungan dan sanitasi berbasis Masyarakat
0% 0% 1 Kec (Setu)
6 Kec 7 Kec
Jumlah Lembaga Ekonomi Mikro pedesaan
3 3 75 80 (100%) 90 (100%)
Jumlah Kegiatan Usaha ekonomi Masyarakat Keluarga
30% 40% 60 (100%) 397 Kelompok
SPP (100%)
369 Kelompok SPP + 58 Kelompok
UPPKS di 7 Kec (100%)
Peningkatan Partisipasi masyarakat dalam membangun keluarga sejahtera
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-83
2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan
2.3.2.1. Pertanian
Di era Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah memiliki keleluasaan dalam
perumusan permasalahan dan kebijakan pembangunan pertanian. Pelaksanaan otonomi
daerah dan desentralisasi diharapkan akan mampu menjamin efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan pembangunan pertanian, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Sektor pertanian menjadi salah satu komponen
pembangunan daerah dalam menuju swasembada pangan guna mengentaskan kemiskinan.
Pentingnya peran sektor pertanian dalam pembangunan daerah di antaranya: sebagai
penyerap tenaga kerja, menyumbang PDRB, bahan baku industri, sumber bahan pangan
dan gizi, serta pendorong bergeraknya sektor-sektor ekonomi lainya.
Beberapa indikator di sektor pertanian relatif stabil. Ini dapat dilihat dari
peningkatan hasil produksi pertanian pada tahun 2014 sebesar-13,21%, kemudian
mengalami kenaikan pada tahun 2015 menjadi 1,09%. Untuk kondisi cakupan bina
kelompok tani yang meningkat dari 80% tahun 2014 menjadi 90% pada tahun 2015.
Implikasinya beberapa cakupan seperti cakupan bina kelompok peternak dari 56,41% pada
tahun 2014 menjadi 69,23% pada tahun 2015. Peningkatan ini secara pasti akan
meningkatkan produksi hasil peternakan, jika tahun 2014 berada diangka 108,18%
meningkat menjadi 145,68% pada tahun 2015.
Tabel. 2.36 Capaian Indikator Bidang Pertanian
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Program Indikator Program
REALISASI
2011 2012 2013 2014 2015 Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan
Peningkatan produksi hasil pertanian
0% 14,23% 16,02% -13,21% 1,09%
Cakupan bina kelompok tani 6% 15% 79% 80% 90%
Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Cakupan bina kelompok peternak 20,51% 30,77% 41,03% 56,41% 69,23%
Peningkatan Produksi hasil peternakan
80,41% 75,96% 90,73% 108,18% 145,68%
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-84
2.3.2.2. Perdagangan
Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor strategis karena ia terkait
langsung dengan basis ekonomi daerah. Pembangunan perdagangan sangat penting dalam
upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, serta memberikan sumbangan
yang cukup berarti dalam menciptakan lapangan usaha serta perluasan kesempatan kerja
dan peningkatan pendapatan. Perdagangan merupakan ujung tombak dari pelaku ekonomi
yang langsung berhadapan dengan konsumen. Semakin maju suatu daerah berarti semakin
banyak dan beraneka ragam pelaku ekonomi khususnya dalam sektor perdagangan.
Dalam aspek ekspor bersih perdagangan memperlihatkan kenaikan dari 15% pada
tahun 2014 menjadi 159% pada tahun 2015. Kemudian untuk indikator persentase kasus
pengaduan konsumen yang terselesaikan mengalami peningkatan dari 80% tahun 2014
menjadi 87% pada tahun 2015. Selanjutnya untuk indikator cakupan binaan kelompok
pedagang mengalami penurunan dari 7 kelompok pada tahun 2014 menjadi 5 kelompok
pada tahun 2015.
Tabel. 2.37 Capaian Indikator Bidang Perdagangan
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
Program Indikator dan
rumusan indikator Program
REALISASI
2011 2012 2013 2014 2015
Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
Ekspor Bersih perdagangan, Nilai Ekspor = Nilai Ekspor Bersih-Nilai Impor
10 % 15 % 20 % 15 % 159 %
Perlindungan Konsu-men dan Pengamanan Perdaagangan
Prosentase Kasus Pengaduan Konsumen yang terselesaikan (Banyaknya kasus yang terselesaikan berbanding banyak kasus yang diadukan *100%)
0% 0 0% 80% 87%
Pembina-an Pedagang Kaki Lima dan Asongan
Cakupan kelompok pedagang/usaha informal, Jumlah kelompok pedagang/usaha informal yang mendapat binaan Pemda (tahun n dibagi jumlah kelompok pedagang/usaha informal *100%)
0 10 15 7 5
Sumber: LKPJ Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-85
2.4 Aspek Daya Saing Daerah
2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Semenjak lima tahun terbentuk, Kota Tangerang Selatan sudah memiliki beberapa
kawasan industri dan perdagangan. Luas yang disediakan untuk zona industri di Kota
Tangerang Selatan adalah seluas 2218,31 hektar dengan 2386 unit industri yang
termanfaatkan. Sedangkan luas yang disediakan untuk kawasan industri adalah seluas 1284
hektar dengan 1614 unit industri yang termanfaatkan. Kawasan perdagangan di Kota
Tangerang Selatan terbagi menjadi dua, yaitu kawasan dengan skala kota dan lokal serta
kawasan perdagangan jasa. Luas yang disediakan untuk kawasan perdagangan skala kota
dan lokal adalah seluas 1050 hektar, sedangkan untuk kawasan perdagangan jasa seluas
1224,79 hektar.
Tabel. 2.38 Pasar Daerah/Tradisional Di Kota Tangerang Selatan
No. Nama pasar Luas areal (m2)
Lokasi (kecamatan)
Pedangang (orang)
1 Pasar Ciputat 5,670 Ciputat 816 2 Pasar Jombang 6,095 Ciputat 386 3 Pasar Serpong 8,730 Serpong 837
4 Pasar Bintaro Sektor 2 2,600 Ciputat Timur 135
5 Pasar Ciputat Permai 1,000 Ciputat 55
6 Pasar Gedung Hijau 3,395 Serpong Utara 3 7 Pasar Modern BSD 30,000 Serpong 730
8 Pasar Segar Graha Raya Bintaro 10,250 Serpong Utara 644
9 Pasar Delapan 34,945 Serpong Utara 208
10 Pasar Modern Bintaro Jaya 17,000 Pondok Aren 492
11 Pasar Jengkol 1,500 Setu 40 12 Pasar Kita 17,000 Pamulang (Baru)
Sumber: RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
Selain kawasan perindustrian dan perdagangan, Kota Tangerang Selatan juga
memiliki kawasan pergudangan di Taman Tekno, dalam kawasan taman tekno saat ini ada
kurang lebih 1.696 perusahaan. Lahan kawasan pergudangan pun terbagi menjadi dua,
yaitu lahan yang disediakan untuk kawasan pergudangan, yaitu sebesar 2218,31 hektar
dengan perusahaan 2386 unit dan lahan yang disediakan untuk zona gudang, yaitu sebesar
3502,31 hektar dengan 2386 unit perusahan. Terdaftar ada 12 (dua belas) pasar tradisional
yang berada di tanah milik pemerintah Kota Tangerang Selatan.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-86
2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur 2.4.2.1 Panjang Jalan
Kota Tangerang Selatan juga memiliki ruas jalan dengan total panjang 405,67
kilometer. Kondisi ruas jalan yang kualitasnya baik sepanjang 330,26 kilometer sedangkan
yang kurang baik sepanjang 72,49 kilometer, dan ruas jalan yang rusak berat sepanjang
2,92 kilometer.
Selain itu, Kota Tangerang Selatan memiliki jembatan sebanyak 117 buah, dengan
total panjang 711,27 meter yang tersebar di masing-masing kecamatan.
Tabel. 2.39 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan Per Kecamatan di Kota Tangerang Selatan
Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Selatan, 2014
Sumber: RTRW Kota Tangerang Selatan
Gambar 2.13.
Peta Jaringan Transportasi Darat Kota Tangerang Selatan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-87
2.4.2.2 Kereta Api
Untuk mendukung pengoperasian angkutan kereta api, di wilayah Kota Tangerang
Selatan dilengkapi dengan 5 stasiun. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.37. berikut
ini.
Tabel. 2.40 Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan
Nama Stasiun Kereta Rel Listrik
Kelurahan/ Desa Kecamatan Lokasi Panjang Luas (m2)
(KM+HM) SPUR (M) Tanah Bangunan Stasiun Serpong Serpong Serpong 30+185 4x1376,70 34.250 231 Stasiun Rawabuntu Rawabuntu Serpong - - - - Stasiun Sudimara Jombang Ciputat 24+244 3x2077 34.226 150 Stasiun Jurangmangu Pondok Jaya
& Sawah Baru Pondok Aren - - - -
Stasiun Pondok Ranji Pondok Ranji Ciputat Timur 20+071 2x1626 2.800 64 Sumber: RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
2.4.2.3 Sarana Pendidikan
Di Kota Tangerang Selatang terdapat 208 unit SDN; 21 unit SMPN; 12 unit
SMAN; dan 5 unit SMKN. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.41. berikut ini.
Tabel. 2.41 Jumlah Sekolah Negeri di Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Kecamatan
Rumah Sakit yang ada di Kota Tangerang Selatan, diantaranya sudah bertaraf
internasional. Rumah Sakit tersebut seperti Rumah Sakit Internasional Bintaro, Omni
Hospital di Serpong Utara dan Eka Hospital.
Adapun jumlah tenaga kesehatan yang ada di Kota Tangerang Selatan dapat dilihat
pada Tabel 2.43 berikut ini.
Tabel. 2.43 Jumlah Tenaga Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan
Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 No Tenaga Kesehatan Total 1 Bidan 264 2 Perawat 336 3 Dokter Spesialis 22 4 Dokter Umum 106 5 Dokter Gigi 39 6 Tenaga Kefarmasian 13 7 Tenaga Gizi 2 8 Tenaga Sanitasi 21 9 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 1
10 Jumlah Tenaga Kesmas 6 11 Fisioterapis 4
Sumber: RKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN 2016-2021
PARAF KOORDINASI
KEPALA BAPPEDA :
Halaman II-89
2.4.2.5 Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Pasar tradisional pemerintah seluruhnya berada di Serpong, Serpong Utara, Ciputat
dan Ciputat Timur. Fasilitas perdagangan jasa lain-pun tidak merata yang sebagian
besarnya tersebar di Serpong, Ciputat Timur dan Pamulang. Kecamatan dengan fasilitas
perdagangan dan jasa yang paling sedikit adalah Setu. Selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 2.44 berikut ini.
Tabel. 2.44 Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Kota Tangerang Selatan