24 BAB II PENELUSURAN PERSOALAN PERANCANGAN DAN PEMECAHANNYA 2.1 Analisis Variable Perancangan Analisis variable perancangan berisi tentang indikator-indikator yang dapat mempengaruhi dalam mendesain Fun Dance Studio and Art Centre for Children , indikator berupa studi literatur yang memiliki korelasi dan preseden yang dapat menjadi acuan dalam mendesain. 2.1.1 Lokasi Proyek Wirogunan, Mergangsang , Yogyakarta Wirogunan merupakan salah satu kawasan pendidikan yang berada di Yogyakarta. Terdapat beberapa universitas dan sekolah yang berada di daerah Wirgounan. Adanya perguruan tinggi, sekolah dan fasilitas lainnya menjadi kawasan Wirogunan menjadi kawasan yang padat. Selain itu padatnya permukiman tidak sebanding dengan ruang publik yang disediakan untuk anak-anak. Sehingga anak-anak bermain di gang-gang yang padat oleh permukiman warga. Daerah Wirogunan terdiri dari 4.029 jumlah laki-laki dan 4.368 perempuan dengan pekerjaan dominan adalah wiraswasta dan PNS. Batas wilayah Wirogunan Mergangsang adalah sebagai berikut : Utara : Kelurahan Purwokinentil dan Kelurahan Gunungketur Timur : Kelurahan Tahunan, Kelurahan Pandeyan dan Kelurahan Sorosutan Selatan : Kelurahan Sorosutan dan Kelurahan Brontokusuman Barat : Kelurahan Keparakan dan Kelurahan Prawirodirjan a. Latar Belakang Kawasan Terdapat hal yang menarik di daerah Wirogunan tepatnya di Jalan Taman Siswa terutama pada pendopo Perguruan Taman Siswa, dengan latar depan patung Ki Hajar Dewantara. Salah satunya adalah yang melatar belakangi nama jalan yang berada di kawasan Wirogunan sebagai bentuk apresiasi atas usaha perjuangan kemerdekaan dan pengembangan dengan menggunakan pendidikan secara luas.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
24
BAB II
PENELUSURAN PERSOALAN PERANCANGAN DAN PEMECAHANNYA
2.1 Analisis Variable Perancangan
Analisis variable perancangan berisi tentang indikator-indikator yang dapat
mempengaruhi dalam mendesain Fun Dance Studio and Art Centre for Children , indikator
berupa studi literatur yang memiliki korelasi dan preseden yang dapat menjadi acuan dalam
mendesain.
2.1.1 Lokasi Proyek Wirogunan, Mergangsang , Yogyakarta
Wirogunan merupakan salah satu kawasan pendidikan yang berada di Yogyakarta.
Terdapat beberapa universitas dan sekolah yang berada di daerah Wirgounan. Adanya
perguruan tinggi, sekolah dan fasilitas lainnya menjadi kawasan Wirogunan menjadi
kawasan yang padat. Selain itu padatnya permukiman tidak sebanding dengan ruang publik
yang disediakan untuk anak-anak. Sehingga anak-anak bermain di gang-gang yang padat
oleh permukiman warga.
Daerah Wirogunan terdiri dari 4.029 jumlah laki-laki dan 4.368 perempuan dengan
pekerjaan dominan adalah wiraswasta dan PNS.
Batas wilayah Wirogunan Mergangsang adalah sebagai berikut :
Utara : Kelurahan Purwokinentil dan Kelurahan Gunungketur
Timur : Kelurahan Tahunan, Kelurahan Pandeyan dan Kelurahan Sorosutan
Selatan : Kelurahan Sorosutan dan Kelurahan Brontokusuman
Barat : Kelurahan Keparakan dan Kelurahan Prawirodirjan
a. Latar Belakang Kawasan
Terdapat hal yang menarik di daerah Wirogunan tepatnya di Jalan Taman Siswa
terutama pada pendopo Perguruan Taman Siswa, dengan latar depan patung Ki Hajar
Dewantara. Salah satunya adalah yang melatar belakangi nama jalan yang berada di
kawasan Wirogunan sebagai bentuk apresiasi atas usaha perjuangan kemerdekaan dan
pengembangan dengan menggunakan pendidikan secara luas.
25
Perguruan Taman Siswa merupakan sekolah tertua di Indonesia yang hingga kini
masih eksis. Perguruan ini didirikan pada tanggal 3 juali 1922 dengan nama National
Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Taman Siswa atas prakarsa Raden
Mas Soewardi Soeryaningrat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ki Hajar Dewantara
dengan semboyannya “ Ing Ngarsa Sung Tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani “.
Dengan ditawarkannya fasilitas seperti perguruan tinggi di daeah Wirogunan dan
sekitarnya, namun fasilitas untuk anak sendiripun belum terpenuhi terutama juga ruang
publik untuk masyarakat. Ruang terbuka di Jogja saat ini mencakup 18.76% , jumlah
tersebut belum memenuhi standar ketentuan yang sudah ada yang seharusnya 30% dari
luas wilayah kota berfungsi sebagai ruang publik.
b. Analisa Kawasan
Gambar 2.1 Kawasan Wirogunan
Sumber: Data Penulis
26
Kawasan Wirogunan dibagi menjadi 10 area yang akan mempermudah untuk analisa
setiap kawasan. Kawasan yang akan dirancang sebagai Fun Dance Studio and Crafting Art
for Children adalah pada kawasan “e” .
Pemilihan lokasi pada kawasan “e” adalah karena pada data Perda RDTR No. 1
Tahun 2015 kawasan “e dan g” terdapat ruang terbuka kosong yang dapat difungsikan
sebagai ruang publik anak, masyarakat dan ruang terbuka hijau, sehingga lebih bermanfaat
untuk sekitar.
Gambar 2.2 Ruang Terbuka pada kawasan Wirogunan
Sumber : Perda RDTR No 1 tahun 2015
27
Luasan lahan yang akan di gunakan sebagai Fun Dance Studio and Art for Children
adalah 10.000 meterpersegi yang ditunjukkan pada kotak berwarna biru.
Batasan lokasi perancangan :
Utara : RTH
Timur : Permukiman warga
Selatan : RTH
Barat : Sungai Code
28
Tabel 1.1 Analisa Kawasan bag. 1
Sumber: analisis penulis
Pada kawasan a,b dan, c memiliki kecenderungan masalah negative mengenai tidak
tersedia ruang publik untuk masyarakat, pedestrian yang kurang terawat dan sirkulasi pejalan
kaki yang kurang. Hal ini menjadi perhatian karena menunjukan bahwa ruang untuk akses
anak-anak sangat kurang untuk mencapai suatu tujuan, karena anak-anak lebih memiliki
29
kecenderungan untuk berjalan atau menggunakan alat transportasi seperti sepeda dengan
kemampuan seusianya.
Tabel 1.2 Analisis bag. 2
Sumber : Analisis Penulis
Analisa bagian kedua tidak jauh berbeda dengan bagian pertama namun di bagian
kedua terlihat di beberapa titik kawasan memiliki kekurangan dengan sedikitnya terjalin
30
sosialisasi antar tetangga atau antar masyarakat karena tidak terdapatnya ruang publik yang
mewadahi.
Tabel 1.3 Analisa bag. 3
Sumber: Analisa Pribadi
31
Masalah mengenai ruang publik yang kurang dan sampah yang kurang terorganisir
terlihat pada pengamatan kawasan g, h dan i. Dari analisa ketiga kawasan terlihat bahwa
akses untuk berjalan kaki, ruang publik dan ruang bersosialisasi diperlukan bagi masyarakat
terutama anak-anak untuk kenyamanan dan keamanan.
c. Tinjauan Sosialisasi Anak-anak dan Masyarakat Kelurahan Wirogunan
Kelurahan Wirogunan merupakan kelurahan yang berada di pusat kota. Dengan
lokasi yang strategis dan berada di pusat kota terlihat bangunan-bangunan komersil ,
sekolah dan perguruan tinggi di kelurahan Wirogunan, tepatnya di jalan utama yaitu jalan
Taman Siswa. Bagian jalan utama merupakan kawasan komersil dan pendidikan ,
sedangkan di bagian belakang bangunan-bangunan komersil merupakan permukiman warga
Gambar 2.3 Pembagian Wilayah Kelurahan Wirogunan
Sumber : Analisa Peneliti
32
Di kawasan jalan utama terlihat sosialisasi masyarakat berupa sosialisasi antar
pembeli dan penjual atau antar rekan namun belum tentu tinggal di kelurahan Wirogunan
karena terdapat toko, restaurant dan pusat pendidikan di jalan Taman Siswa. Pada
permukiman warga terlihat lebih sepi dan hanya terlihat orang yang berjalan kaki saja, anak-
anak terlihat jarang bermain di dalam kawasan permukiman, namun pada hari-hari libur
anak-anak dari RW lain seperti RW 15, RW 17, RW 19, RW 20 senang bermain ke ruang
terbuka hijau di kawasan RW 16 dan RW 22 untuk bermain atau sekedar berkumpul. Anak-
anak di kelurahan Wirogunan yang berdekatan dengan RW 16 dan RW 22 memyukai
bermain di ruang terbuka yang berupa sawah milik warga pada siang hari atau sore hari,
karena kawasan tidak padat oleh kendaraan dan lingkungannya lebih hijau . Namun jika
cuaca sedang tidak baik seperti terjadi hujan anak-anak bermain dirumah masing-masing.
Gambar 2.4 Anak Bermain di Ruang Terbuka RW 16
Sumber : Data Peneliti
Tidak tersedianya lahan yang untuk bermain hijau dan edukasi anak di kawasan
kelurahan membuat anak-anak bermain di area persawahan. Ketika anak-anak ingin bermain
yang berkaitan dengan olahraga atau membutuhkan ruang yang luas dan lapang ,lahan yang
disediakan jauh dari kawasan mereka.
33
Gambar 2.5 Lapangan Badminton kawasan perumahan
Sumber : Data Pribadi
Pada kelurahan Wirogunan terdapat area lapang yang berbentuk lapangan tenis
(gambar kanan) dan bulu tangkis namun area tersebut merupakan area milik perumahan
sehingga anak-anak yang tidak tinggal di perumahan tersebut tidak bermain di lapangan
tersebut . Area tersebut menjadi kumuh dan tidak terawatt (kiri).
2.1.2 Sanggar Sebagai Sarana Bermain Multifungsi
Sebutan sanggar adalah tempat untuk kegiatan suatu komunitas ata orang untuk
melakukan sebuah aktivitas . Kegiatan yang dilakukan biasanya adalah kegiatan sesuai
dengan topik tertentu yang fasilitasnya bersifat non-formal.
2.1.3 Seni Sebagai Sarana Pengenalan dan Pendidikan Budaya Pada Anak
a. Seni Tari
Seni tari mempunyai beberapa peranan yang menguntungkan bagi anak-anak dan
orang dewasa seperti :
1. Sebagai sarana untuk mengasah bakat yang dimiliki orang seseorang
2. Tari sebagai perantara komunikasi. Hal ini terjadi pada tarian-tarian tradisional yang
berfungsi sebagai komunikasi dengan tuhan atau manusia melalui gerakan tangan,
kaki dan tubuh.
34
3. Sebagai pengasah kreatifitas yang dapat meningkatkan ingatan berpikir dan
kecerdasaran sehingga memunculkan kreatifitas seni yang baru.
4. Sebagai media ekspresi yang dapat mengungkapkan emosi seseorang , hati dan
perasaan lainnya.
Tari memiliki beberapa fungsi yaitu :
1. Tari sebagai upacara
Tari digunakan untuk sarana upacara. Seperti upacara adat tradisional, baik
pernikahan , bersih desa, atau upacara adat yang lainnya.
2. Seni tari sebagai hiburan
Tari selain memunculkan gerakan-gerakan indah, tari juga sebagai hiburan sehingga
tidak menimbulkan kebosanan. Seni tari sebagai hiburan tidak selalu dengan hal
yang formal namun hanya di iringi dengan alunan musik tanpa membutuhkan
kostum seni tari sudah dapat menjadi hiburan bagi penikmatnya.
3. Seni tari sebagai terapi
Tari sebagai terapi biasanya disasarkan bagi penyandang disabilitas atau cacat
mental. Seni tari dapat menghasilkan dampak langsung pada penderita tuna rungu,
tuna wicara dan cacat tubuh. Namun, dapat dirasakan secara tidak langsung bagi
penyandang cacat mental. Seni tari bagi penyandang disabilitas terkadang
digunakan untuk menambah percaya diri kepada penyandang disabilitas dan
menjadi pengembangan bakat.
4. Seni tari sebagai edukasi
Nilai-nilai estetika pada dari dapat digunakan sebagai media edukasi seperti
mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari sikap yang tidak baik.
Menari dapat menambah percaya diri dan kepekaan terhadap budaya terutama tari.
5. Seni tari sebagai pergaulan
Tari dapat sebagai sarana pergaulan karena seni tari aktivitasnya melibatkan
beberapa orang.
35
b. Kesimpulan
Seni tari memiliki berbagai manfaat yang dapat dirasakan oleh berbagai macam
masyarakat, anak-anak maupun orang dewasa. Selain sebagai hiburan secara tidak
langsung juga seni tari menjadi sarana edukasi untuk mencintai budaya dalam konteks seni
tari tradisional, sarana belajar untuk lebih bersabar karena memerluka proses dan aturan di
setiap geraka, sarana untuk bersosialisasi dan berbagai manfaat lainnya.
2.1.4 Ruang Publik
Ruang publik menurut Kevin Lynch adalah nodes dan landmark yang menjadi
petunjuk suatu kota (Lynch, 1960) . Usulan tentang ruang publik semakin berkembang
seiring dengan munculnya kekuatan civil society . Seorang filsuf Jerman bernama
Jurgen Habermes yang di anggap menjadi orang pertama penggagas munculnya ide
ruang publik melalui buku yang berjudul The Structural Transformation of the Public
Sphere: an Inquire Into a Catogory of Bourjuis Society yang diterbitkan pada tahun 1989
.
2.1.5 Pergerakan Manusia
Berdasarkan Kevin Lynch, path adalah ruang gerak yang berupa akses dimana
pengamat bisa bergerak . bentuk dari path bisa berupa jalan, jalur, gang dan lain-lain. Orang
yang mengamati sebuah area atau kawasan bisa bergerak untuk menyusurinya.
Path memiliki definisi yang cenderung luas. Path dalam skala perkotaan dapat
disebut jalan, sedangkan dalam skala yang lebih kecil path bisa di artikan sebagai pedestrian,
jalur setapak, ruang jalan dan lain-lain.
Manusia seharusnya bergerak pada jalur yang sudah di sediakan, pergerakan
pengunjung/pejalan kaki sangatlah penting dalam merancanga sebuah landscape. Sebagai
arsitek di perlukan startegi untuk data mengatur pergerakan manusia disebuah ruang, apakah
melalui jalan yang memutar, berbelok-belok, atau lurus. Dalam keadaan tergesa-gesa orang
cenderung mengambil jalan terpendek. Hal ini harus di perhatikan realitanya sehingga tidak
terjadi kesalahan.
36
Dilihar dari segi fungsi ruang, secara sederhana bisa di katakana bahwa jalur
merupakan daya Tarik yang kuat sehingga harus di buat lebar, luas, dan memudahakan
dalam ruang geraknya. Misalnya akses antara pintu masuk ke wahana taman bermain. Dari
akses tersebut terdapat dua titik yang memiliki daya Tarik yang kuat sebaiknya di buat path
yang sesuai dengan aksinya.
Akses adalah jarak terdekat antara dua buah titik. Sedangkan path adalah jakur yang
ada untuk menempuh dari titik awal ke tujuan akhir. Fungsi sirkulasi adalah untuk
pergerakan, yang bisa berupa pergerakan perlahan, berjalan jalan, perhentian, santai dan
lain-lain. Elemen ruang luar dan dalam juga mempengaruhi dalam kualitas ruang yang di
butuhkan.
Gambar 2.6 Kemungkinan Pembentukan Path
Sumber : Pengantar pada Arsitektur Pertamanan, hal: 83
a. Arsitektur, Ruang , dan Pengguna
Arsitektur, menurut kamus besar bahasa indonesia adalah seni dan ilmu merancang
serta membuat konstruksi bangunan, jembatan dan lain-lain. Kini arsitektur tidak sebatas
bangunan saja , segala sesuatu yang berkaitan dengan merancangan dan menciptakan
ruang/lingkungan buatan merupakan arsitektur.
37
Hal-hal yang di bangun maupun peninggalan hasil rancangan merupakan pilihan
yang ditemukan dalam proses rancangan, lingkungan menjadi salah satu hal yang di pikirkan
manusia saat merancang. Menata ruang, waktu, kegiatan, topik perancangan meruapakan
hal-hal yang menjadi topik perancangan. Fungsi dalam arsitektur mengacu pada hal yag
bersifat dimensional seperti tinggi, lebar, luas, dsb. Kajian lingkungan dan pemaikainnya ini
lebih dari sekedar fungsi. Tetapi jauh pada faktor perilaku dan psikologi si pemakai. Manusia
sebagai pengguna karya arsitektur, terbagi dalam beberapa kelompok usia. Kelompok usia
yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda pula. Kelompok usia yang akan di bahas
dalam karya tulis ilmiah ini adalah anak-anak.
Jean Piaget, seorang psikolog perkembangan dari Swiss, membuktikan (dari
penelitian yang dilakukannya) bahwa anak-anak berkembang dari suatu interaksi antara
dirinya dan kondisi lingkungan luar. Piaget juga menambahkan bahwa pekembangan
merupakan hasil dari hubungan sosial anak dengan lingkungannya. Dari sini kita ketahui
betapa pentingnya lingkungan bagi anak-anak akan menjadi tempat perkembangan bagi
dirinya.
Berikut ini merupakan beberapa penemuan yang berhubungan dengan pengaruh
lingkungan bagi anak-anak :
1. Di bandingkan dengan anak-anak lain, dengan variabel lain yang
di nyatakan konstan, anak-anak berusia tujuh tahun dari
lingkungan rumah yang bersesakan ternyata sembilan bulan
terbelakang dari usia membaca, dan perbedaan pendengaran
dan kemampuan membaca ternyata lebih rencah untuk anak-
anak yang tinggal di lantai-lantai dekat kegaduhan jalan raya lalu
lintar cepat.
2. Bila keluarga pindah dari perumahan yang bersesakan ke
perumahan umum yang tidak begitu bersesakan , anak-anak
dan orang tua mengalami kekurangan dalam tingkat stress,
jumlah penyakit berkurang dan anak-anak lebih teratur datang
ke sekolah.
38
3. Dalam studi tentang rancangan dan perumahan, tercatat banyak
keluhan tentang tidak memadainya ruang luar bagi anak-anak
4. Mengenai perumahan tingkat tinggi dan tingkat rendah dengan
kepadatan yang sama, banyak telah di beberapa negara
menemukan bahwa jauh lebih sedikit anak-anak dari perumahan
tingkat tinggi yang bermain di luar bahkan bermain di gang dan
balkon. Di bangunan-bangunan tingkat tinggi, para pemakai
ruang luar-rumah yang paling sering adalah anak-anak yang
tinggal di tingkat-tingkat lebih tinggi tidak di izinkan pergi keluar
rumah kecuali dengan pengawasan ketat.
5. Walaupun telah di perhitungkan bahwa anak-anak merupakan
pemakai terbanyak dari ruang umum luar rumah , tempat
bermain, dan taman tidak memenuhi sebagian besar kebutuhan
mereka. Sebuah telaah menemukan bahwa anak-anak
menggunakan kurang dari rata-rata 15 meni di suatu tempat
dbermain selama masa beberapa jam yang digunakan di luar. Di
pihak lain, anak-anak lebih banyak menggunakan halaman, kaki
lima, balkon, serambi, jalan kecil, jalan raya , dan ruang-ruang
sisa antaraangunan karena kurangnya tempat bermain yang di
buat dengan kelengkapan .
Dari contoh kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan sangat
berpngaruh pada perkembangan anak.
2.1.6 Flexibilitas Ruang dan Massa sebagai Respon Keberagaman Aktivitas Anak
Flexibilitas penggunaan ruang adalah ciri dari kemungkinan yang digunakan dalam
ruang untuk bermaca-macam kegiatan dan dapat dilakukan perubahan susunan ruang
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dan beberapa pertimbangan yaitu :
39
Segi Teknik : suatu kepraktisan yang memenuhi persayaratan
ruang seperti dari sisi resiko kerusakan , kecepatan perubahan
penyususan ruang dan keflexibilitas .
Segi ekonomis : dalam pemeliharaan dan dari biaya yang dapat
ramah.
Terdapat tiga konsep dalam flexibilitas yaitu ekspanbilitas , konvertibilitas, dan
versabilitas. Ekspanbilitas yaitu sebuah konsep ide dari flexibilitas yang penerapannya pada
ruang atau bangunan jika ruang dan banguan yang di rancang dapat menampung
pertumbuhan melalui perluasan. Konverbilitas dapat memungkinakan adanya perubahan
dalam sebuah ruang. Dan konsep versabilitas adalah ruang yang dapat bersifat multifungsi.
(Rahadi, 2008)
2.1.7 Child Friendly Space
a. Konsep City Child Friendly Space
Konsep Lynch dalam Widiyanto (2012:211) konsep Child-Friendly Space atau yang
selanjutnya disebut dengan kota layak anak adalah berawal dari proyek UNESCO dengan
program Growing Up City yang bertujuan untuk mendokumentasikan presepsi dan prioritas
anak, sebagai basis program dan peran perbaikan kota dan untuk mengetahui sekelompok
anak-anak usia belasan tahun menggunakan dan menilai lingkungan sekitar.. Kegiatan
growing up city di ujicobakan di beberapa kota di berbagai negara, yaitu Argentina, Australia,
Mexico dan Polandia.
Konsep Child Friendly Space diharapkan mampu memberikan hak-hak yang
seharusnya di dapatkan oleh anak seperti kesehatan , perlindungan anak, perawatan,
pendidikan , tidak menjadi korban diskriminasi , memiliki kebebasan dalam bermain dan
merasa aman dari lingkungan yang bebas dari polusi (Widiyanto, 2012:214)
Ani dalam Widiyanto (2012: 215) berbicara bahwa tujuan dari suatu kota layak anak
bagi anak adalah :
1. Mampu berkontribusi dalam keputusan mengenai perkotaan tempat dimana dia tinggal
2. Mengekspresikan pendapat
40
3. Berpartisipasi di dalam keluarga, komunitas di kehidupan bermasyarakat
4. Memperoleh akses terhadap pelayanan publik seperti taman bermain anak, kesehatan ,
pendidikan dan tempat tinggal
5. Memperoleh akses nutrisi kesehatan bagi tubuh yang layak untuk anak-anak
6. Merasa tidak terancam akan kejahatan eksploitasi , kekerasan dan pelecehan anak
7. Merasa aman terhadap apa yang di jumpainya
8. Memiliki ruang yang layak untuk bermain dengan peliharaan atau tanaman
9. Memperoleh akses untuk mendapatkan fasilitas publik tanpa memandang ras, suku ,
agama, jenis kelamin dan keterbatasan.
Di Indonesia, mengenai konsep layak anak sudah terwadahi dalam satu Peraturan
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor 02 Tahun 2009 mengenai Kebijakan
Kabupaten/ Kota Layak anak. Di dalam Peraturan Menteri tersebut diketahui bahwa terdapat
indicator kota layak anak di Indonesia, antara lain kesehatan, pendidikan, perlindungan,
infrastruktur, lingkungan hidup, dan pariwisata. Indikator tersebut menurut peraturan Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan di atas merupakan indikator umum, sedangkan kebijakan
mengenai kota layak anak merupakan indikator khusus.
Gambar 2.7 Anak-anak sedang bermain dengan teman-teman
Sumber : Building spaces and places for children and young people
41
Konsep Kota Layak Anak mengacu pada tumbuh kembang anak. Di Yogyakarta,
terbentuknya Ruang terbuka memiliki harapan agar terdapat keseimbangan untuk kehidupan
sosial termasuk pendidikan, kesehatan dan hak perlindungan. Tujuan ini memiliki hal yang
berkesinambungan dengan Visi Pembangunan Kota Yogyakarta sebagaimana tercantum
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Yogyakarta 2007-2011 yang
berbunyi “ Kota Yogyakarta Sebagai Kota Pendidikan yang Berkualitas, Pariwisata Berbasis
Budaya dan Pusat Pelayanan Jasa Yang Berwawasan Lingkungan”.
b. Child Friendly Space
Child Friendly Space merupakan pendekatan yang memiliki program untuk hak hak
anak yang mendukung kesejahteraan anak di tengah keadaan darurart (unicef.org,2009).
Child Friendly Space dari tahun 1999 digunakan untuk melindungi anak-anak dengan
menyediakan ruang yang aman dan pengawasan terhadap kegiatan, dengan cara menaikkan
kesadaran risiko terhadap anak-anak dan memobilisasi masyarakat untuk memulai proses
lingkungan pelindung.
Child friendly space di rancang dan di laksanakan secara partisipatif, dimana lokasi
anak-anak berada dapat diberikan lingkungan yang aman, program terpadu(termasuk
bermain, rekreasi,pendidikan, kesehatan) dan dukungan psikososial.
Terdapat enam prinsip utama yang di gunakan dalam child friendly space didalam
buku A Practical Guide to Developing Child Friendly Space.
1. Child Friendly Space merupakan tempat yang aman dan terlindungi untuk anak-anak
2. Child Friendly Space menyediakan lingkungan yang mendukung dan merangsang
pertumbungan anak
3. Child Friendly Space dibangun didalam masyarakat
4. Child Friendly Space menggunakan pendeketan partisipatif sepenuhnya untuk desain
dan implementasi
5. Menyediakan layanan dukungan dan program terpadu
6. Tempat terbuka dan tidak diskriminatif
42
Ruang terbuka yang berupa taman bermain merupakan lingkungan yang penting
bagi anak-anak untuk bertemu dengan teman sebaya. Aktivitas bermain anak dilengkapi
dengan tempat yang nyaman dan aman sehingga menjadi lebih hidup. Meskipun aman dan
nyaman, tetapi juga harus berada di bawah pengawasan orang tua.
Dampak Pendekatan Child Friendly Space
Pendekatan child friendly space datang dari United Nation Convention On the
Right of The Children (UNCRC).
Setiap anak memiliki sifat yang berbeda-beda, disituasi darurat anak memiliki
karateristik umum yang mempengaruhi struktur dan untuk memperkuat ketahanan
psikososialnya seperti :
1. Menyimpang rasa kasih sayang untuk merawat orang tua
2. Memiliki kemampuan untuk mencari hal positif dan role model yang baik
3. Memiliki interaksi yang baik dengan orang dewasa dan dengan teman
sebayanya
4. Memiliki kemandirian dan kemampuan untuk membantu jika diperlukan
5. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi
6. Memiliki kecenderungan untuk berpikir sebelum bertindak.
Melibatkan Anak-anak dan Remaja Dalam Membangun Lingkungan Binaan
Membangun lingkungan mengacu pada hal-hal di sekitar yang dibangun
berdasarkan adaptasi manusia termasuk dari bangunan, taman, ruang belajar, ruang
untuk orang bekerja dan melanjutkan hidupnya. Fasilitas komersial dan non
komersial seperti sekolah , tempat parkir, pertokoan , transportasi publik , rumah
merupakan bagian dari lingkungan.
Membangun lingkungan berdampak langsung pada anak anak dan remaja
yang sedang tumbuh di lingkungan tersebut. Lingkungan fisik sekitar anak-anak dan
remaja tumbuh mempengaruhi bagaimana mereka berinteraksi, bentuk karakter
kepribadian dan pengalaman hidup pada masa dewasa.
43
Ruang untuk anak-anak dan remaja berdampak pada kebiasaan yang akan
mempengaruhi tingkat kesenangan dan cara menikmati hidup di lingkungan sekitar.
Lingkungan memiliki kemampuan untuk menghidupkan inspirasi , imajinasi dan
eksplorasi anak. Selain itu juga dapat sebagai antar koneksi untuk setiap masyarakat
luas,keluarga dan komunitas.
Gambar 2.8 Anak Mengajak Peliharannya untuk Berjalan-jalan
Sumber : Building spaces and places for children and young people
Hal-hal yang dibutuhkan dalam lingkungan bagi anak adalah lingkungan
yang menyenangkan dan penuh aktivitas, merasa aman , terdapat ruang untuk
menyendiri, dan ruang yang flexible untuk orang lain. Fasilitas seperti taman, tempat
bermain dan lingkungan yang bersih perlu di sediakan untuk anak-anak untuk
mengembangkan kenyamanan anak-anak didalam lingkungan .
Merasa aman adalah salah satu kondisi yang menunjukkan bahawa
lingkungan tersebut ramah bagi anak dan terlindungi. Lingkungan yang aman dan
terlindungi memberikan “safe spaces” untuk anak berpartisipasi dengan beberapa
aktivitas dengan bebas. Merasa aman didalam ruang publik juga terkonsenkan pada
sirkulasi publik untuk anak-anak dan remaja. Berdasarkan penelitian dari
commissioner children and young people, anak-anak merasa tidak aman ketika
ruang terkesan gelap dan kotor. Lingkungan di katakan baik ketika anak mampu
mengeksplorasi lingkungan tanpa khawatir dan dampingan oleh orang tua, dan
orang tua tidak merasa khawatir akan lingkungannya.
44
Kota/kawasan yang melibatkan anak dan remaja akan memberikan kualitas
dan karakter. Memunculkan sesuatu yang unik mengenai kawasan setempat dan
budaya.
Faktor yang diperlukan untuk menumbuhkan design ruang yang ramah bagi
anak adalah :
1. Memungkinkan untuk anak-anak aktif dan memiliki lifestyle yang sehat.
2. Mendesign ruang publik yang hijau dan ruang yang ramah
3. Menyediakan anak-anak dan remaja pilihan transport/akses yang aman
4. Di design aman bagi anak-anak secara fisik dan psikologis.
5. Di design aksesibel dan multifungsi
Gaya Hidup Lingkungan yang Sehat Bagi Anak
Lingkungan yang memungkinkan anak-anak untuk aktif dan memiliki gaya
hidup yang sehat memiliki keuntungan untuk fisik anak-anak. Dari segi kesehatan
akan mereduksi kualitas kesehatan yang buruk. Ruang yang baik akan menimbulkan
sosialisasi yang baik untuk anak-anak dan remaja sehingga dapat mengembangkan
kapasitas belajar, fungsi kognitif, konsentrasi dan akademik.
Lingkungan yang ramah bagi anak dan remaja untuk aktif dan memiliki
lifestyle yang sehat terdiri dari :
1. Terkoneksikan dengan baik antara rute untuk berjalan dan transportasi yang aman
untuk anak seeprti design rute jalan yang membuat mobil berjalan secara lebih
perlahan dan design jalan setapak yang mudah.
2. Penunjuk arah yang jelas, atraktif , pintu masuk yang menyambut dan jalur yang
mudah dipahami oleh anak-anak.
3. Tujuan destinasi seperti fasilitas komersial yang dekat dari rumah
4. Jalan dan jalansetapak yang alami dan mudah dalam pengawasan/pengelihatan
mata ketika berjalan untuk anak-anak dan remaja
45
Design Kawasan Hijau dan Ruang Publik yang Ramah
Kawasan yang ramah anak memerlukan design yang inovatif, adaptif dan
kreatif untuk menumbuhkan imajinasi anak, termasuk menyediakan ruang hijau yang
alami untuk menambahkan anak-anak untuk merasakan lingkungan, belajar
mengenai lingkungan. Anak-anak yang kurang bermian dengan lingkungan alami
dapat memiliki masalah tingkahlaku yang bernama “nature deficit disorder” .
Pemilihan Transportasi Ramah bagi Anak
Gambar 2.9 Remaja menggunakan sepeda untuk menuju ke sebuah tujuan
Sumber : Buku Building spaces and places for children and young people
Mendesign lingkungan dengan jalan dan gang yang aman bagi anak dan
terkoneksi dengan akses dan jalur yang jelas untuk berjalan, bersepeda sehingga
memberikan kebebasan bagi pengguna jalan dan anak-anak yang menggunakan alat
transportasi seperti sepeda.
Mendesain Ruang yang Aman
Anak-anak dapat menjadi korban dari serangan orang-orang yang berada di
sekitar lingkungannya . Tingkat ketakutan dan kecemasan anak menandakan bahwa
ruang tersebut tidak ramah ketika anak berada di sebuah kawasan publik.
Strategi untuk membangun lingkungan yang aman terdiri dari beberapa hal yaitu:
1. Melakukan perbaikan jalan,taman dan ruang terbuka
2. Menghapus dan menutupi vandalism
3. Membuat komunitas dari sebuah ruang publik
46
4. Mempromosikan design rumah untuk lebih waspada terhadap pengawasan
5. Meningkatkan lingkungan yang lebih mengutamakan pejalan kaki melalui
konektivitas jalan dan tata letaknya
6. Menumbuhkan rasa komunitas/bersama.
Crime Prevention Enviromental Design (CPTED) sudah di gunakan di
Australia dan design internasional untuk pengawasan dan ruang yang ramah
pengguna dan ruang. CPTED berdasarkan dari teori keefektifan bangunan dapat
mengurangi ketatukan dan insiden dari kekerasan untuk memperbaiki kualitas hidup.
Pengaplikasian design termasuk dari pengaturan lingkungan perumahan, stasiun
kereta, pusat perbelanjaan, akses, fasilitas umum dan pusat kota.
Membangun lingkungan berdasarkan prespektif anak dan remaja dapat
membantu memabangun lingkungan yang aman dan ramah bagi semua orang.
Mendesain Ruang yang Multifungsi dan Mudah di Akses.
Anak-anak dan remaja selalu merasa ingin dianggap menjadi bagian dari
sebuah komunitas didalam sebuah lingkungan. Bangunan, fasilitas terkadang
didesain bukan untuk cakupan anak-anak dan remaja. Desain sebuah lingkungan
seharusnya di buat agar anak-anak dan remaja juga dapat mengakses sebuah
kawasan dengan mudah.
c. Kesimpulan Child Friendly Space
Child Friendly Space pada kesejahteraan anak-anak dan remaja untuk mendapatkan
hak-hak sesuai dengan seusianya seperti hak untuk mendapatkan ruang untuk bermain,
terhindar dari rasa terancam atau takut ,dan terhindar dari diskriminasi . Dalam konteks
ruang untuk memperlihatkan konsep pendekatan Child Friendly Space terdapat beberapa
konteks yang dapat di tekankan yaitu :
1. Memungkinkan untuk anak-anak aktif dan memiliki lifestyle yang sehat.
47
2. Mendesign ruang publik yang hijau dan ruang yang ramah
3. Menyediakan anak-anak dan remaja pilihan transport/akses yang aman
4. Di design aman bagi anak-anak secara fisik dan psikologis.
5. Di design aksesibel dan multifungsi
Jika di lihat dari analisa kawasan bahwa pada rancangan Fun Dance Studio and
Crafting Art for Children memerlukan konsep CFS sebagai salah satu cara untuk
memperoleh tujuan memberikan hak-hak anak, membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak yang lebih baik, edukasi masyarakat dan anak-anak dan sebagai sarana
untuk bersosialisasi. Karena pada kawasan Wirogunan masih sedikit perhatian mengenai
hak-hak anak untuk mendapatkan tempat yang layak untuk bermain dan mendapatkan ilmu
selain di sekolah yang lebih interaktif dan menyenangkan.
2.1.8 Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai
lingkaran yang melingkupi . Pengertian lainnya lingkungan cukup bervariasi artinya seperti
circle, area, surrounding, sphere, domain, range dan environment , memiliki makna yang
lebih berhubungan dengan situasi atau hal-hal yang terdapat di sekeliling. Dalam sumber
lain di sebutkan bahwa lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan benda dan keadaan
mahluk hidup yang termasuk manusia dan perilakunya. Lingkungan berasal dari bermaca-
macam komposisi yang hidup dan yang mati (biotik abiotik) dan budaya manusia.
Lingkungan yang berada disekitar anak-anak merupakan salah satu sumber belajar yang
dapat di tambah lagi untuk mencapai proses dan pendidikan yang lebih baik dan berkualitas.
Sumber belajar yang berasal dari lingkungan sekitar akan memperkaya wawasan
da pengetahuan anak karena belajar dalam lingkungan tidak dibatasi oleh dinding pembatas
selain itu hasilnya lebih nyata karena anak merasakan sendiri dan dapat mengambil
kesimpulan dari apa yang dirasakannya, apakah suka atau tidak suka, apakah baik atau tidak
baik dan lain-lain. Kegiatan/aktivitas yang dilakukan di luar lebih menarik karena
menyediakan kegiatan yang lebih bervariasi atau beragam. Lingkungan merupakan
48
pembelajaran mengenai kehidupan yang terus berlangsung, begitu banyak manfaat dan nilai
yang didapat dari lingkungan yang baik. (Tiara, 2014)
2.1.9 Konsep Crime Prevention through Enviromental Design (CPTED)
a. Sejarah
Telah terjadi kejadian/realita dimana lingkungan telah banyak dirubah untuk
memenuhi kebutuhan keamanan sebuah kawasan. CPTED tumbuh sebagai disiplin ilmu
yang berkembang dari berbagai teori yang berkontribusi mengenai hubungan lingkungan
dan perilaku manusia. Dalam bidang arsitektur CPTED memperhatikan hal mengenai
bagaimana sebuah desain diciptakan untuk mengurangi sebuah kejahatan di lingkungan
sekitar. Analisa secara psikologi diperlukan untuk mengetahui sikap seseorang dalam
merespon sebuah lingkungan mereka.
Pada tahun 1920 Universitas Chicago mempublikasikan sebuah kejahatan yang
terkait dengan lingkungan. Peneliti menemukan kejahatan di kota Chicago yang paling
riskan didalam kota ,dan kejahatan menurun ketika berada di kawasan yang jauh dari
perkotaan. Sejak penelitian ini dilakukan terlihat bahwa terdapat korelasi antara kejahatan
dan perilaku pertumbuhan penduduk. Jane Jacob menemukan bahwa adanya korelasi
terhadap keamanan, konsep mix-use dan kawasan yang remain untuk mengamati kegiatan
yang terjadi di lingkungan. Dari pengamatan yang dilakukan munculah prinsip CPTED.
b. Strategi CPTED
Strategi Crime Prevention Enviromental Design (CPTED) terbagi menjadi empat yaitu
:
1. Pengawasan Alami
Desain ditujukan agar setiap orang dapat mengamati setiap sudut pandang
kawasan. Hal ini dapat di aplikasikan pada ruang parkir, pintu masuk ruang
publik dan kawasan. Pedestrian yang terbuka, pencahayaan yang cukup baik
dikawasan , desain pavin blokyang jelas dapat menjadi sebuah pengawasan
dari lingkungan.
49
2. Pengawasan Kawasan
Desain sebuah kawasan dapat berpengaruh terhadap orang yang berada
didalamnya. Dari kawasan yang dibangun seseorang dapat menumbuhkan
kepekaan dan kepedulian terhadap zona kawasannya. Aplikasi dari
pengawasan kawasan dapat terlihat dari penggunaan pagar yang membatasi
kawasan satu dengan yang lain , elemen-elemen struktural, penanda,
tumbuhan dan sistem di sebuah lingkungan yang dibangun.
3. Kendali Akses Alami
Desain dapat mengurangi sebuah kemungkinan kejahatan dengan sebuah
akses. Konsep ini muncul di jalan raya, pintu masuk, pintu samping yang dapat
mengindikasi perbedaan kawasan umum dan privat. Desain dapat membuat
presepsi orang melihat bahwa sebuah kawasan terasa bebas pengguna atau
sebuah kawasan merupakan sebuah kawasan privat.
4. Penekanan Target
Membuat hambatan pada setiap pintu masuk seperti jendela, celah-celah,
detil sebuah pagar yang tidak bisa di bongkar sehingga cukup membantu
mencegah terjadinya kejahatan dan mengurangi rasa takut terhadap
penghuni/pengunjung.
c. Pengaplikasian CPTED
Dalam lingkungan
1. Meminimkan pintu masuk sebuah kawasan
2. Mendesain sebuah jalan yang membuat presepsi orang bahwa jalan
tersebut adalah jalan privat
3. Membuat desain yang lapang sehingga akses pandangan menjadi luas
4. Penerangan yang baik di kawasan
Tempat Parkir
1. Desain tempat parkir yang terbuka , hindari lokasi parkir di bawah tanah
atau bertingkat banyak
2. Pencahayaan yang baik
50
3. Menggunakan warna cerah untuk meningkatkan kualitas ruang/kawasan
yang terang
4. Hindari kolom dan cekungan sebagai tempat persembunyian
Ruang Publik
1. Ruang publik di gunakan oleh masyarakat setempat dan dekat dengan
masyarakat.
2. Menghindari tempat yang gelap dan tersembunyi atau jauh dari aktivitas
masyarakat
3. Menciptakan tata cahaya yang baik pada siang dan malam hari
d. Kesimpulan Konsep CPTED
CPTED merupakan salah satu bagian dari pendekatan Child Friendly Space yang
memiliki fungsi untuk mengontrol perilaku manusia di lingkungan sekitar dan sebagai sarana
keaman sehingga menghindari kejahatan yang mungkin terjadi di ruang publik.
CPTED perlu di terapkan pada ruang publik karena suatu space akan di katakan baik
jika orang tua tidak merasa khawatir anaknya bermain di sebuah lokasi/kawasan tanpa
pengawasan dari orang tua secara langsung, karena pengawasan secara tidak langsung
akan di bentuk pada rancangan dan akan memberikan dampak pada prespektif masyarakat
untuk lebih mudah dan aware dalam pengawasan lingkungan.
2.1.10 Psikologi Anak
Anak adalah aset penerus bangsa yang jika dari kecil di didik dan di
perhatikan dengan baik maka akan berkembang dan tumbuh dengan baik, namun
apabila tidak di didik dan di perhatikan dengan baik maka tidak akan menjadi sesuatu
yang di harapkan .
a. Masa Kecil Anak : Personal dan Pengembangan Sosial
Sarana utama untuk membangun hubungan anak dengan teman sebaya
adalah dengan bermain . Hubungan bermain dengan teman sebaya terjadi setelah
umur 2 tahun , sebelum umur 2 tahun interaksi terjadi secara symbol-simbol
51
yang dilakukan oleh anak seperti mendorong mobil-mobilan atau bermain