BAB II PENDEKATAN TEORITIS Dalam bab ini penulis akan membuat kerangka teoritis dari penulisan skripsi ini. Pada bab ini penulis akan melakukan pendekatan teoritis antara lain: pertama teori keluarga, kedua teori mengenai jender, dan ketiga teori mengenai KB sebagai kebijakan pemerintah dan KB dalam perspektif Kristen. 2.1 Problematika Keluarga Secara Umum Pada dasarnya keluarga yang terbentuk adalah keluarga yang seharusnya dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari secara lebih baik. Namun kenyataannya di Indonesia, pengaruh kepadatan penduduk sering menyebabkan sulitnya lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyaknya keluarga yang tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya secara layak , terutama makanan dan kedua adalah pendidikan bagi masa depan anak-anaknya yang berdampak pada kasus- kasus kekerasaan. Hingga akhirnya tak jarang terjadi pembunuhan yang mengancam keutuhan keluarga dan yang tak kala menarik saat ini adalah kasus perceraian. Salah satu faktor paling utama dari perceraian biasanya dipicu oleh komunikasi yang kurang baik dan juga faktor ekonomi keluarga. Dimana hal ini mengakibatkan perceraian dapat terjadi dan biasanya hal yang berkaitan langsung dengan program KB adalah banyaknya anak yang dihasilkan dari sebuah keluarga yang menyebabkan fungsi orang tua sebagai pendidik dan yang membiayai kebutuhan hidup sehari-hari tidak tercukupi, karena beban kerja melebihi
26
Embed
BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Problematika Keluarga ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
���
�
BAB II
PENDEKATAN TEORITIS
Dalam bab ini penulis akan membuat kerangka teoritis dari penulisan skripsi
ini. Pada bab ini penulis akan melakukan pendekatan teoritis antara lain: pertama
teori keluarga, kedua teori mengenai jender, dan ketiga teori mengenai KB
sebagai kebijakan pemerintah dan KB dalam perspektif Kristen.
2.1 Problematika Keluarga Secara Umum
Pada dasarnya keluarga yang terbentuk adalah keluarga yang seharusnya
dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari secara lebih baik. Namun kenyataannya di
Indonesia, pengaruh kepadatan penduduk sering menyebabkan sulitnya lapangan
pekerjaan yang mengakibatkan banyaknya keluarga yang tidak mampu untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya secara layak , terutama makanan dan kedua
adalah pendidikan bagi masa depan anak-anaknya yang berdampak pada kasus-
kasus kekerasaan. Hingga akhirnya tak jarang terjadi pembunuhan yang
mengancam keutuhan keluarga dan yang tak kala menarik saat ini adalah kasus
perceraian.
Salah satu faktor paling utama dari perceraian biasanya dipicu oleh
komunikasi yang kurang baik dan juga faktor ekonomi keluarga. Dimana hal ini
mengakibatkan perceraian dapat terjadi dan biasanya hal yang berkaitan langsung
dengan program KB adalah banyaknya anak yang dihasilkan dari sebuah keluarga
yang menyebabkan fungsi orang tua sebagai pendidik dan yang membiayai
kebutuhan hidup sehari-hari tidak tercukupi, karena beban kerja melebihi
���
�
kemampuannya, memenuhi kebutuhan sehari-hari dan ditunjang oleh beberapa
faktor lainnya. Dimana sebenarnya pembentukan keluarga dimaksudkan untuk
suatu kehidupan yang bahagia secara jasmani maupun rohani. Sehingga kenyataan
yang dipaparkan tersebut seharusnya perlu disadari dan di perbaiki dimana
dibutuhkan peran secara teoritis maupun praktis semua komponen yang terbentuk
dalam keluarga, kelompok organisasi agama hingga negara dan dunia yang mana
pertama-tama pembentukan pemahaman pola berpikir dan kemudian dapat
diaplikasikan oleh sebab itu pengertian keluarga secara utuh perlu untuk dipahami
secara mendalam untuk menghasilkan sebuah tindakan yang sesuai.
2.1.1 Tujuan pembentukan keluarga dalam perspektif keKristenan
Keluarga itu tidak dapat dipisahkan dari pernikahan. Pernikahan adalah
suatu ikatan yang telah dipersatukan oleh Allah. Di mana suami istri “bukan lagi
dua tetapi satu”. Hidup sebagai suami istri adalah salah satu bentuk kehidupan
bersama yang berbeda dari bentuk-bentuk kehidupan bersama lainnya., misalnya
persahabatan, persaudaraan, dan sebagainya. 1 Hal ini disebabkan oleh adanya
kenyataan bahwa kehidupan bersama dalam pernikahan bersifat total, eksklusif
(tertutup) dan langgeng (terus-menerus). Artinya dalam pernikahan suami istri
hidup dalam suatu persekutuan yang mencakup seluruh aspek kehidupan, terbatas
antara satu pria dan satu perempuan saja dan terjadi secara terus menerus sampai
akhir hayat seseorang. Dalam suatu pernikahan, suami istri bertanggungjawab atas
pembentukan dan besarnya keluarga. Dalam suatu pernikahan juga, suami istri
dipersiapkan untuk menjadi orang tua bagi anak-anaknya. Akan tetapi apabila dua ����������������������������������������������������������������������� ���������������������� ����� ��������������� �������������������������
���
�
orang menikah tanpa kesediaan untuk membentuk keluarga, maka mereka
berdosa. Karena anak adalah berkat yang diberikan Allah kepada pasangan suami
istri untuk dididik dan diasuh sesuai dengan apa yang diajarkanNya. Allah
memberikan kedudukan khusus kepada orang tua dalam keluarga, yaitu adanya
suatu ikatan khusus antara orang tua dan anak-anak. Keistimewaannya ialah
bahwa Tuhan menggunakan dan menguduskan ikatan itu, yakni Ia menggunakan
hubungan itu untuk memberi mandat yang khusus kepada orang tua. Tuhan
menghendaki supaya orang tua melaksanakan wibawanya atas namaNya. Baik
dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru, anak yang diterima di
dalam pernikahan itu dipandang sebagai berkat Tuhan.2
Menurut Kejadian 1:28, “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “beranak- cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi“.
Firman Tuhan menjelaskan dalam ayat ini bahwa manusia diberi tugas
oleh Allah untuk berketurunan dan memenuhi bumi guna menjaga, mengolah,
merawat, mengusahakan, dan berkuasa atas bumi. Menurut Markus 10:15, “Aku
berkata kepadamu: sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah
seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya”, anak adalah berkat
Tuhan yang paling terindah. Orang tua yang hidup berdasarkan iman, memandang
anaknya sebagai ahli waris kerajaan Allah. Banyak suami istri yang merindukan
Secara umum disadari perlunya usaha keluarga berencana untuk menahan
lajunya pertambahan penduduk di dunia.Masalah keluarga berencana ini tidak
dapat dipisah sama sekali dari tinjauan menurut pandangan agama. Karena soal
kelahiran dan pengembang-biakan manusia ini adalah suatu persoalan yang
merupakan anugerah Tuhan.Dalam perkawinan yang penting adalah saling
mencintai, saling menghormati dan saling menerima supaya sampai pada kesatuan
hati dan cita-cita.Namun terwujudnya perkawinan bukanlah semata-mata inisiatif
dan usaha yang bersangkutan berdua saja, tetapi sebenarnya Allah yang
menggerakkan hati-hati mereka untuk mengadakan persekutuan cinta dan
membentuk keluarga.Selanjutnya tujuanperkawinan itu bukan hanya hubungan
pribadi antara pria dan wanita, tetapi juga untuk melahirkan dan mendidik anak
sebagai hasil cinta suami istri dan pengikat cinta mereka.
2.1.2 Konsep mengenai keluarga inti
Menurut J. Verkuyl, keluarga adalah suatu bentuk kehidupan
persekutuan.3Tetapi keluarga itu hidup di tengah-tengah kehidupan persekutuan
yang luas.Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. 4 Jika keluarga
berkualitas, maka masyarakat pun akan berkualitas. Keluarga di katakan sebagai
setting utama dan pertama tidak lain karena peranan orang tua dalam mengasuh
anak-anaknya adalah sangat penting. 5 Horton dan Hurt memberikan pendapat
��������������������������������������������������������������J. Verkuyl, Etika Seksuil (Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1957), 200 4 Jurnal Program Keluarga Berencana, kependudukan, dan Keluarga sejahtera (Jakarta: BKKBN, 2006), 5 5 Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK (Bandung: Jurnal Info Media, 2007), 57
���
�
mengenai keluarga sebagai berikut: “The family is the basic social
institution”.Horton dan Hurt juga mengatakan ada 2 tipe keluarga yaitu:
a. “Nuclear family atau Conjugal family atau Basic family”, yaitu keluarga
yang terdiri dari suami, isteri dan anak-anak.
b. Extended family atau Consanguine family atau joint family, yaitu
keluarga yang tidak hanya terdiri dari suami, isteri dan anak-anak,
melainkan termasuk juga orang-orang yang ada hubungan darah dengan
mereka, misalnya kakek, nenek, paman, bibi, kemenakan dan
sebagainya.6
Selain itu dalam bukunya “Sociology” juga dijelaskan bahwa keluarga
merupakan lembaga pokok yang mengorganisasi dan mengatur pemuasan
keinginan-keinginan seksual.7
Selain berbagai pendapat yang telah dikemukakan diatas, terdapat juga
pendapat lainnya yang mengatakan bahwa keluarga adalah sekelompok manusia
yang terdiri dari suami, isteri, anak-anak (bila ada) yang terikat dan didahului
dengan pernikahan, Sitti Partini. 8 Vembriarto juga mengemukakan pengertian
keluarga sebagai suatu kelompok sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang mempunyai ikatan darah, perkawinan atau adopsi.9 Kendatipun pengertian
keluarga dikemukakan dengan cara dan gaya yang berbeda-beda, namun di antara
berbagai rumusan itu terdapat beberapa kesamaan. Kesamaan itu bertalian dengan
�������������������������������������������������������������6Kristiana Tjandrarini, Bimbingan Konseling Keluarga (Salatiga: Widya Sari Press, 2004), 7 �� !������
"� !������
�� !������
�"�
�
beberapa ciri pokok.Pertama, keluarga merupakan persekutuan sosial yang paling
kecil dalam struktur sosial.Kedua,keluarga terbentuk apabila ada ikatan darah,
perkawinan atau adopsi.Ketiga, keluarga itu suatu persekutuan yang awalnya dari
dua orang yang berbeda jenis kelamin.
Minuchin mengatakan bahwa keluarga adalah satu kesatuan (entity) atau
organisme.10 Ia bukanlah kumpulan (collection) individu-individu. Ibarat amoeba,
keluarga mempunyai komponen-komponen yang membentuk organisme keluarga
itu. Komponen-komponen itu ialah anggota keluarga.
2.2 Problematika atau dampak penekanan jumlah penduduk terhadap
eksistensi keluarga khususnya yang dihadapi oleh perempuan.
Tekanan penduduk yang disebabkan oleh lajunya pertumbuhan penduduk
mempunyai implikasi sangat luas dalam sektor pembangunan dan kehidupan
sosial ekonomi masyarakat. Pertumbuhan jumlah penduduk mempunyai pengaruh
yang sangat kuat terhadap peningkatan ekonomi perkapita penduduk,
pembentukan modal pembangunan, penyediaan lapangan kerja, penyediaan sarana
sosial seperti kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Dalam suatu keluarga usia
perkawinan juga berpengaruh pada dinamika penduduk, jika perkawinan terjadi
pada usia reproduktif yang dialami oleh pasangan muda tersebut akan lebih
panjang daripada pasangan usia lanjut akibatnya kemungkinan jumlah anak yang
dihasilkan oleh pasangan muda akan lebih banyak daripada pasangan usia lanjut.11
Kematian ibu, yang terjadi juga pada masa kehamilan, persalinan dan masa nifas
hanyalah pusing-pusing, bercak perdarahan sedikit-sedikit diluar masa haid
selama 2-8 hari. Gejala ini tidak perlu dicemaskan karena akan hilang dengan
sendirinya. Selama ibu sehat, suntikan KB bisa digunakan hingga usia di atas 40
tahun. Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran ASI ibu, bahkan cocok untuk
ibu yang menyusui.33
3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/ IUD)
Spiral/ IUD adalah alat untuk mencegah kehamilan yang bentuknya kecil
dan dipasang dengan keahlian tinggi oleh Dokter/ Bidan ke dalam rahim wanita
hanya dengan beberapa menit. Kelebihannya cara ini bisa bertahan sangat lama.
Ada jenis tang terbuat dari platik dan berbentuk spiral yang bisa dipakai
selamanya, tanpa diganti-ganti selama tidak ada keluhan. Ada yang berbentuk
huruf T, angka 7, dan Multiload yang terbuat dari plastik lapis tembaga.Masa
pakainya mulai 3 sampai 10 tahun.Pemasangan dilakukan pada akhir haid atau
beberapa hari setelah bersalin. Setelah itu akan menjalani pemeriksaan rutin.
Biasanya pemeriksaan pertama seminggu setelah pemasangan, pemeriksaan kedua
sebulan kemudian, pemeriksaan ketiga 4 bulan setelah pemasangan.Bila tidak ada
keluhan, pemeriksaan berikutnya cukup setiap enam 6 bulan sekali.Keuntungan
dari Spiral/ IUD ini adalah tidak mengganggu hubungan suami isteri, tidak
menghambat produksi ASI, dapat membantumencegah kehamilan diluar
kandungan. 34 Sedangkan efek samping dari Spiral/ IUD ini adalah perubahan
siklus haid (umumnya pada 8 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan),
haid lebih lama dan banyak, saat haid lebih sakit, sedikit nyeri dan perdarahan ���������������������������������������������������������������� !����0����
sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi vagina. Manfaat dari
penggunaan kondom adalah efektif bila digunakan dengan benar, tidak
mengganggu kesehatan klien/pengguna, mudah dan dapat dibeli secara umum
(tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan khusus).
2.2.3 Sterilisasi KB sebagai keputusan Pemerintah
Ledakan jumlah penduduk mengancam Indonesia.Pemerintah pun berupaya
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana
(KB).Pelaksanaan program keluarga berencana merupakan tugas Nasional
Pemerintah RI yang besar.Berhasil atau tidaknya pelaksanaan program keluarga
berencana ini menentukan pula berhasil atau tidaknya perwujudan cita-cita
Nasional, yaitu kesejahteraan bangsa Indonesia. 40 Program keluarga berencana
sangat jelas manfaatnya selain untuk kesehatan ibu, anak dan kesejahteraan
keluarga juga dalam pembangunan nasional dan daerah.Oleh karena itu,
pemerintah daerah segera menjadikan program KB sebagai salah satu kebijakan
kependudukan yang harus ditangani secara sungguh-sungguh
denganmemperlihatkan daya dukung dan daya tampung daerah.
Dengan adanya program keluarga berencana ini, maka pemerintah
mengusahakan agar tingkat kelahiran menurun.Oleh karena itu, pemerintah
menawarkan beragam alat kontrasepsi bagi kaum wanita atau pria untuk
mengerem pertambahan penduduk. 41 Salah satu alternatif kontrasepsi yang
ditawarkan bagi kaum hawa adalah sterilisasi alias tubektomi. Tubektomi berasal �����������������������������������������������������������������# $�)1 �0�2 (���1 ��$� ���������������)������������� �*������+ ��� ���������������