PT. DHARMA BUANA LESTARI BAB II PELINGKUPAN BAB II PELINGKUPAN 2.1. DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG AKAN DIKAJI 2.1.1. Status Studi AMDAL Penyusunan studi AMDAL rencana kegiatan pembangunan perkebunan dan pabrik kelapa sawit PT. Dharma Buana Lestari ini dilakukan terintegrasi dengan penyusunan studi kelayakan teknis dan ekonomis, sehingga informasi yang tercantum dalam dokumen AMDAL ini relatif masih umum dan belum memiliki spesifikasi teknis yang rinci. 2.1.2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Secara administrasi, lokasi rencana pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan Kelapa Sawit PT. Dharma Buana Lestari terletak di Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua (Gambar 2.1). Batas lokasi perkebunan sawit ini adalah: Sebelah Utara : Berbatasan dengan laut, yaitu Teluk Maffin Sebelah Timur : Berbatasan dengan areal Hutan Produksi yang dapat dikonversi KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI II - 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
BAB II
PELINGKUPAN
2.1. DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG AKAN
DIKAJI
2.1.1. Status Studi AMDAL
Penyusunan studi AMDAL rencana kegiatan pembangunan perkebunan dan pabrik kelapa
sawit PT. Dharma Buana Lestari ini dilakukan terintegrasi dengan penyusunan studi
kelayakan teknis dan ekonomis, sehingga informasi yang tercantum dalam dokumen
AMDAL ini relatif masih umum dan belum memiliki spesifikasi teknis yang rinci.
2.1.2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Secara administrasi, lokasi rencana pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan
Kelapa Sawit PT. Dharma Buana Lestari terletak di Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur
dan Pantai Timur Barat Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua (Gambar 2.1).
Batas lokasi perkebunan sawit ini adalah:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan laut, yaitu Teluk Maffin
Sebelah Timur : Berbatasan dengan areal Hutan Produksi yang dapat dikonversi
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Hutan Produksi yang dapat dikonversi dan Rencana
lahan perkebunan PT. Gaharu Prima Lestari
Sebelah Barat : Berbatasan dengan areal Hutan Produksi yang dapat dikonversi
Jarak dari lokasi perkebunan ke Ibukota Kabupaten Sarmi kurang lebih ± 10 km dan jarak
ke Ibu kota Provinsi Papua ± 320 km. Kota Sarmi merupakan akses kota terdekat dengan
waktu tempuh melalui transportasi darat ± 1 jam. Untuk lebih jelas lokasi dan kesampaian
daerah rencana kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit PT. Dharma Buana
Lestari dapat dilihat pada Gambar 2.1.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 1
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Gambar 2.1. Peta Lokasi Areal Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT.
Dharma Buana Lestari
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 2
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
2.1.3. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan Rencana Tata
Ruang
Lahan rencana lokasi kegiatan yang akan digunakan telah sesuai dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Sarmi Nomor 02 tahun 2013 tentang Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Sarmi Tahun 2013-2033, sebagaimana tercantum dalam Izin Lokasi No. 78 tahun 2013
tanggal 14 Juni 2013, tentang Pemberian Izin Lokasi Tanah Seluas ± 16.726,10 Ha Kepada
PT. Dharma Buana Lestari untuk keperluan pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit di
Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat Kabupaten Sarmi.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua Tahun 2013 - 2033, rencana kegiatan PT. Dharma
Buana Lestari termasuk dalam Kawasan Peruntukan Perkebunan. Dalam rencana
kegiatannya, lahan yang dimohonkan untuk lahan perkebunan adalah lahan yang sesuai
dengan peruntukkannya, sementara lahan lainnya yang tidak sesuai tidak akan digunakan
meskipun masuk kedalam batas proyek sesuai izin lokasi yang telah ada. Dengan
demikian, terdapat kesesuaian penggunaan ruang (lahan) proyek dengan kebijakan tata
ruang pemerintah Provinsi Papua. (Peta Rencana Pola Ruang RTRW Provinsi Papua tahun
2013 – 2033 disajikan pada Gambar 2.2).
Berdasarkan Peta Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan serta Wilayah Tertentu yang
ditunjuk sebagai Kawasan Hutan di Provinsi Papua skala 1 : 250.000 yang merupakan
lampiran Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.782/Menhut-II/2012 tanggal 27 Desember
2012, rencana permohonan lokasi pembangunan perkebunan Kelapa Sawit a.n. PT.
Dharma Buana Lestari di Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua berada pada Hutan Produksi
Konversi (HPK) dan Areal Penggunaan Lain (APL). (Peta Kawasan Hutan dan Konservasi
Perairan Provinsi Papua tahun 2012 disajikan pada Gambar 2.3).
Sementara itu, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sarmi Nomor 02 Tahun 2013
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sarmi Tahun 2013 - 2033, lokasi
rencana kegiatan PT. Dharma Buana Lestari termasuk dalam peruntukkan ruang untuk
fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Sebagian lagi merupakan
lahan kawasan lindung berupa area resapan air. (Peta Rencana Pola Ruang Kab. Sarmi
disajikan pada Gambar 2.4).
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 3
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Dilihat dari Peta Fungsi Kawasan Hutan Kabupaten Sarmi, lahan lokasi rencana PT.
Dharma Buana Lestari berada dalam Area Penggunan Lain (APL), Kawasan Hutan
Produksi yang dapat Dikonversi (HPK) dan Permukiman. Namun demikian lahan yang
berada dalam Kawasan Hutan Produksi yang dapat Dikonversi (HPK) akan dilakukan
proses pelepasan kawasan hutan, sedangkan lahan yang berada dalam Kawasan
Permukiman tidak akan dipergunakan sebagai lahan perkebunan dan akan dipertahankan
(enclave).(Peta Fungsi Kawasan Hutan Kabupaten Sarmi disajikan pada Gambar 2.5).
Sedangkan berdasarkan Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru Pemanfaatan
Hutan, Penggunaan Kawasan Hutan dan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Areal
Penggunaan Lain (PIPPIB Revisi VI) skala 1 : 250.000 yang merupakan lampiran
Kepmenhut Nomor: SK. 3706/Menhut-VII/IPSDH/2014 tanggal 13 Mei 2014, terdapat
sebagian kecil lahan yang merupakan Hutan Primer. Namun demikian lahan tersebut tidak
akan dipergunakan sebagai lahan perkebunan dan akan dipertahankan (enclave).(Peta
PIPPIB disajikan pada Gambar 2.6). Rencana Layout Rencana Blok Kebun PT. DBL disajikan
pada Gambar 2.7.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 4
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
Gambar 2.2. Peta Rencana Pola Ruang RTRW Provinsi Papua tahun 2013 – 2033
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 5
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Gambar 2.3. Peta Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Papua tahun 2012
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 6
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
Gambar 2.4. Peta Rencana Pola Ruang Kab. Sarmi
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 7
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Gambar 2.5. Peta Fungsi Kawasan Hutan Kabupaten Sarmi
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 8
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
Gambar 2.6. Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 9
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Gambar 2.7. Layout Rencana Blok Kebun PT. DBL
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 10
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
2.2. URAIAN SINGKAT RENCANA KEGIATAN
2.2.1. Kegiatan Utama Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS)
2.2.1.1. Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit
Sesuai dengan izin lokasi yang diperoleh bahwa lokasi kegiatan PT. Dharma Buana Lestari
(PT. DBL) berlokasi di Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur (Kampung Betaf dan
Ansudu) dan Pantai Timur Barat(Kampung Arare, Wakde, keder Lama, Keder Baru, Dabe
1, Nengke, Takar Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu),Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua.
Luas lahan yang digunakan untuk kebun dan pabrik (PKS) sesuai dengan Izin Lokasi
adalah seluas 16.726,10 Ha yang terbagi menjadi: perkebunan kelapa sawit inti + 10.705
Ha, tanaman kelapa sawit kemitraan/plasma ± 2.676 Ha dan areal yang tidak bisa ditanam
seluas 3.345,10 Ha seperti jurang, sungai, pemukiman, sekolah, fasilitas pemerintah dll.
Tabel 2.1. Rencana Alokasi Penggunaan Lahan
No. Rencana Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1. Rencana pembangunan lahan perkebunan inti dan lokasi pabrik pengolahan
kelapasawit (PKS)
10.705,00
2. Rencana pembangunan lahan perkebunan plasma 2.676,00
3. Areal yang tidak bisa ditanami (sepertijurang, sungai, sekolah, perkampungan,
lahan sakral, jalur leluhur, dusun sagu dan lain sebagainya
3.345,10
Luas lahan sesuai izin lokasi 16.726,10Sumber: PT. Dharma Buana Lestari, 2014
Tabel 2.2. Rencana Pengembangan Tanaman Inti dan Plasma
No. TahunLuas ( Ha)
Inti Plasma Jumlah
1 Tahun 2016 1.285 321 1.606
2 Tahun 2017 1.682 421 2.103
3 Tahun 2018 1.558 390 1.948
4 Tahun 2019 1.150 287 1.437
5 Tahun 2020 1.920 480 2.400
6 Tahun 2021 1.920 480 2.400
7 Tahun 2022 1.190 297 1.487
Jumlah 10.705 2.676 13.381
Sumber: PT. Dharma Buana Lestari, 2014
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 11
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Kebun sawit plasma merupakan program kemitraan perusahaan dengan masyarakat dengan
Pola Kemitraan. Sesuai dengan Permentan No. 98 tahun 2013 bahwa kebun plasma
minimal 20% dari kebun inti. Lahan plasma akan diberikan kepada marga pemilik hak
ulayat yang masuk dalam ijin lokasi sesuai kesepakatan antara PT. DBL dengan
masyarakat pemilik hak ulayat yang diketahui LMA dan Dinas Instansi Terkait.
Rencana kebun plasma yang diberikan kepada masyarakat adalah lahan yang termasuk
dalam lokasi HGU yang dikelola oleh perusahaan. Lahan plasma diberikan kepada pemilik
hak ulayat yang lahannya masuk dalam lokasi rencana proyek dan pembagian per KK akan
diserahkan kepada marga pemilik hak ulayat.
Untuk menunjang kegiatan perkebunan kelapa sawit dan perawatannya, maka akan
dibangun sarana dan prasarana penunjang, baik bangunan, jalan, jembatan, dan parit serta
kendaraan dan alat berat.
1) Desain Kebun
Maksud perencanaan/desain kebun adalah untuk merencanakan tata ruang dalam kebun
dan afdeling yang terbagi atas: jaringan jalan, areal pembibitan, saluran air serta lokasi
afdeling dan blok.
a) Afdeling (Divisi) dan Blok
Luas afdeling dan blok disesuaikan dengan keadaan topografi lahan dan efisiensi
pengelolaan areal yang dikaitkan dengan kemudahan perawatan tanaman dan kegiatan
panen. Luas areal satu afdeling yang ideal berkisar 500 - 600 ha dan luas satu blok adalah
30 ha (1000 m x 300 m) untuk topografi datar, sedangkan luas blok untuk daerah dengan
topografi bergelombang atau berbukit adalah 16 ha (400 m x 400 m). Luas satu blok
tersebut juga dikaitkan terhadap kepentingan penetapan kesatuan contoh daun (KCD).
Untuk memudahkan pengelolaan, beberapa Afdeling, digabungkan menjadi Estate. Satu
Estate dipimpin oleh seorang Manager kebun (EstateManager), sedangkan kebun Plasma
berada dibawah satu orang manager tersendiri. Dalam gambar 2.7 terlihat rancangan tata
letak kebun PT. Dharma Buana Lestari.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 12
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
Tabel 2.3. Pembangunan Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit
No. Uraian Satuan Jumlah
1 Tempat Ibadah (mesjid) Unit 3
2 Tempat Ibadah (Gereja) Unit 3
3 Rumah General Manager Unit 1
4 Barak Unit 3
5 Rumah Manager Unit 3
6 Rumah Staff Type T.70 Unit 15
7 Mess Unit 1
8 Rumah Karyawan G2 Semi Permanen Unit 15
9 Rumah Karyawan G6 Semi Permanen Unit 20
10 Rumah Karyawan G8 Semi Permanen Unit 20
11 Kantor Manajer Kebun Unit 3
12 Gudang Sentral Unit 1
13 Gudang Afdeling Unit 5
14 Bengkel/Worksop Unit 3
15 TPS Limbah B3 Unit 1
16 Pos Satpam Unit 5
17 Koperasi Karyawan Unit 1
18 Balai Karyawan Unit 1
19 Sekolah Dasar Unit 1
Sumber: PT. Dharma Buana Lestari, 2014
2.2.1.2. Kegiatan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS)
Rencananya di lokasi perkebunan akan dibangun 1 unit pabrik pengolahan kelapa sawit
dengan kapasitas pengolahan 60 ton TBS/jam pada tahun 2016 hingga tahun 2022.
Penempatan lokasi pabrik ditentukan berdasarkan kemudahan pencapaian (aksesibilitas)
dan dekat sumber air, dengan dasar tersebut, maka pabrik akan dibangun di sekitar Sungai
Timwah.
Konstruksi bangunan kantor menggunakan konstruksi beton bertulang, dinding bata
diplester dan sebagian akan dibuat partisi teak wood, atap asbes spandeks, dan lantai
keramik. Pembangunan fasilitas pabrik pengolahan kelapa sawit meliputi kegiatan
penyediaan sarana dan prasarana pabrik antara lain: Jembatan timbang, Penerimaan TBS
dan penimbunan (loading ramp), Stasiun rebusan (sterilization), Pelepasan buah
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
Tindakan konservasi tanah dan air dimaksudkan untuk mengendalikan kerusakan tanah
agar produktivitas/sumber daya lahan dapat dimanfaatkan secara optimum.
Pembuatan drainase serta penanaman LCC dilaksanakan segera setelah kegiatan
pembukaan lahan selesai dan hasil pembukaan lahan telah memenuhi persyaratan
penanaman kelapa sawit. Dengan usaha-usaha seperti tersebut, maka kemungkinan
ancaman erosi dan genangan air dapat diperkecil.
C. Sistem Penutup Tanah Leguminosa (Legume Cover Crop/atau LCC)
Penutupan tanah leguminose berguna untuk mencegah erosi permukaan, menekan
perkembangan gulma yang sekaligus mengurangi penyiangan, menambah bahan organik
dan cadangan unsur hara, memperbaiki aerasi, kelembaban tanah dan ketersediaan air
untuk tanaman.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 39
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Penanaman LCC dilakukan pada seluruh areal kebun sesudah selesai pembukaan lahan.
Jenis penutup tanah yang akan ditanam adalah kombinasi dari jenis Peuraria javanica (PJ),
Calopogonium mucunoides (CM) dan Centrosema pubescens (CP) dengan perbandingan
penggunaan benih tiap hektar 4 kg PJ, 6 kg CM dan 4 kg CP. LCC yang lain adalah
Mucuna brachiata (MB) yang diperbanyak melalui stek batang dipembibitan.
Benih LCC ditanam dengan sistem larikan atau tugal. Dengan sistem larikan satu
gawangan (antar baris tanaman) dapat dibuat 3 jalur penanaman searah barisan tanaman
kelapa sawit. Untuk mempercepat penutupan tanah oleh LCC, dilakukan pemupukan rock
phosfat (RP) dengan dosis RP dicampur dengan biji LCC 1 : 1 untuk tahap awal.
4) Pembangunan Sarana dan Prasarana Kebun
Sebelum pembangunan sarana dan prasana perlu adanya pelaksanaan rencana tata ruang
perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) yang menerapkan kerangka ruang,
sehingga kegiatan-kegiatan produksi, sosial, ekonomi diharapkan berlangsung dengan
baik. Struktur tata ruang yang akan dibangun diatur sehingga tidak terlepas dari struktur
tata ruang yang lebih luas, strategi pengembangan wilayah daerah yang lebih luas seperti
dalam tingkat kabupaten, propinsi maupun nasional.
Setelah rencana detail tata ruang selesai dilaksanakan, maka pembangunan prasarana jalan
(jalan penghubung, jalan produksi, jalan koleksi, jembatan dan gorong-gorong), saluran
drainase serta bangunan perkantoran dan perumahan karyawan dilaksanakan.
a) Pembangunan Base Camp dan Fasilitasnya
Untuk mendukung pembangunan perkebunan kelapa sawit PT. Dharma Buana Lestari
membangun base camp induk sebagai pusat kegiatan proyek yang akan dilengkapi dengan
berbagai fasilitas, seperti bangunan di emplasemen, terdiri dari; bangunan kantor
perkebunan/proyek, gudang, garasi kendaraan, bengkel, bak tandon air bersih dan lain-lain.
Bangunan perumahan untuk staff dan karyawan non staff dirancang dengan kondisi layak
huni dan memadai yang dilengkapi dengan sarana kesehatan, sosial keagamaan,
pendidikan maupun sarana sanitasi, seperti instalasi penerangan, WC, saluran pembuangan
air limbah dan sarana air bersih. Lokasi lahan untuk bangunan perkantoran dan perumahan
dipilih dengan memperhatikan persyaratan lingkungan antara lain sebagai berikut :
lahan harus sesuai untuk tujuan pembangunannya,
lingkungan yang sehat dan nyaman,
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 40
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
fasilitas air bersih cukup tersedia
sanitasi yang baik dan mudah diterapkan
tidak terganggu pencemaran dari perkebunan
Sesuai dengan kebutuhan, bangunan akan disesuaikan dengan detail pembangunan kebun,
sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan pengoperasian perkebunan dan pabrik
pengolahan kelapa sawit (PKS).
b) Pembangunan Instalasi Air Bersih, Listrik dan Sampah
Pada lokasi base camp juga dibangun instalasi air bersih dan listrik. Air untuk keperluan
domestik dan afdeling dipenuhi dengan menggunakan air permukaan. Air selanjutnya
didistribusikan melalui pipa-pipa yang dipasang untuk memenuhi kebutuhan kawasan base
camp. Sedangkan kebutuhan listrik untuk penerangan dipenuhi dengan penyediaan
generator listrik (genset) pada awal kegiatan, lalu menggunakan PLTU dan generator
listrik (genset) pada saat operasional kegiatan kebun dan pabrik telah berjalan.
i) Air Bersih
Kebutuhan air untuk operasional basecamp akan dipenuhi dari air permukaan dengan
terlebih dahulu diolah pada unit water treatment plant (WTP).
Tabel 2.12. Prakiraan Jumlah Kebutuhan Air Bersih untuk Kegiatan Domestik pada Tahap
Konstruksi
No. Jenis Kegiatan Ket.Asumsi Jumlah
Pemakai AirKebutuhan
Total
Kebutuhan
(L/Hari)
1. Domestik karyawan - 520 orang 100 L/Orang/Hari 52.000
2. Utilitas - - - 10.000
3 Pembibitan
a. Pre Nursery
b. Main Nursery
3 bulan
10 bulan
2.788.057,5 bibit
2.788.057,5 bibit
2 L/10 bibit/hari
2 L/10 bibit/hari
557.611,50
557.611,50
JUMLAH 1.177.223,00
Sumber : Berdasarkan estmasi dari kegiatan sejenis
Ket.: *Jumlah orang yang diperhitungkan, yaitu dengan asumsi seluruh tenaga kerja melakukan aktivitas di emplasement kebun
Berdasarkan di atas terlihat bahwa kebutuhan air bersih untuk kegiatan domestik dan
pembibitan pada tahap konstruksi adalah lebih kurang sebanyak 1.177.223,00 l/hari
atau 1.177,22 m3/hari.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 41
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
ii) Listrik
Kebutuhan energi listrik akan terpenuhi dari genset serta PLTU dari pabrik PKS.
Genset di pabrik kelapa sawit sebanyak 2 Unit dengan masing-masing kapasitas 400
KVA. Sedangkan untuk PLTU (Turbin Uap) sebanyak 2 unit dengan masing-masing
kapasitas sebesar 10 MW. Kebutuhan energi listrik pada tahap konstruksi akan
terpenuhi dari 2 genset dengan masing-masing kapasitas 150 KVA dan 4 Unit Genset
dengan masing-masing Kapasitas 10 KVA. serta 2 unit PLTU (Turbin Uap) dengan
kapasitas masing-masing 1.500 KW.
Pada proses pengolahan kelapa sawit di PKS diperlukan energi listrik 15 s.d. 19
kW/ton TBS (Bapedal, 1998). Dengan kapasitas produksi sebesar 60 ton TBS/jam,
maka diperlukan energi sebesar 900 – 1.140 kwh.
Untuk menghasilkan 1 KW diperlukan 26 Kg Uap. Untuk PKS Kapasitas 60 Ton
TBS/Jam, diperlukan uap sebesar = (900 – 1.140) kwh x 26 Kg/KW = 23.400 – 29.640
Kg uap/Jam atau setara dengan 23,4 – 29,64 ton uap/jam.
Untuk keperluan pengoperasian boiler PLTU, akan dimanfaatkan bahan bakar berupa
cangkang dan serabut kelapa sawit. Cangkang dan serabut sawit ini merupakan limbah
padat yang dihasilkan dari proses pengolahan kelapa sawit dan inti sawit.
Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa jumlah limbah cangkang dan serabut kelapa
sawit yang dihasilkan dari proses produksi dengan kapasitas 60 ton TBS/jam adalah
sebagai berikut:
a) Cangkang = 13% x 60 ton TBS/jam = 7.800 kg.
b) Serabut = 7% x 60 ton TBS/jam = 4.200 kg.
Nilai kalor dari masing-masing cangkang dan serabut tersebut adalah:
a) Nilai kalor cangkang = 3.640 k.cal x 7.800 = 28.392.000 k.cal
b) Nilai kalor serabut = 2.540 k.cal x 4.200 kg = 10.668.000 k.cal
Sehingga jumlah total kalor yang dihasilkan dari cangkang dan serabut adalah
39.060.000 k.cal.
Jumlah kalori yang diperlukan untuk setiap kg uap dalam proses produksi adalah
sebesar 600 k.cal. Oleh karena itu, jumlah uap yang dihasilkan dari kalor bahan bakar
cangkang dan serabut adalah:
= 39.060.000 k.cal/600 k.cal x 1 kg = 65.100 kg uap.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 42
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
Dengan asumsi efisiensi boiler yang digunakan adalah 80%, maka jumlah uap yang
dihasilkan adalah 65.100 kg uap x 80% = 52.080 kg uap/jam atau setara 52,08 ton
uap/jam.
Oleh karena itu, kebutuhan bahan bakar untuk proses pengolahan kelapa sawit dengan
kapasitas 60 ton TBS/jam dan dengan kebutuhan uap sebesar 52,08 ton uap/jam dapat
dipenuhi dari bahan bakar cangkang dan serabut kelapa sawit yg dihasilkan dari proses
produksi.
iii) Telepon
Untuk pemenuhan kebutuhan sarana komunikasi di lokasi base camp, akan diusahakan
adanya sarana telepon dari provider di lokasi.
iv) Drainase dan Septic Tank
Untuk menyalurkan air hujan yang jatuh ke permukaan jalan akan dibuat saluran
drainase. Sedangkan air bekas dari WC dibuang ke septic tank yang dilengkapi dengan
bidang resapan.
v) Sampah
Kegiatan kebersihan akan dilakukan setiap hari, sehingga tercipta lingkungan kerja
yang sehat, bersih indah dan nyaman. Untuk mewujudkan hal itu, di lokasi akan
diletakkan tempat pembuangan sampah (TPSS).
c) Pembangunan Jaringan Jalan, Jembatan dan Gorong-Gorong
i) Jaringan Jalan
Panjang dan kualitas jalan di kebun merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan dalam menjamin kelancaran pengangkutan bahan, alat dan produksi serta
pengontrolan lapangan. Jalan dirancang selurus mungkin, sehingga pengemudi
kendaraan dapat melihat jauh kedepan. Rencana pembuatan jaringan jalan harus
selaras dengan desain kebun secara keseluruhan, yang disesuaikan dengan kondisi
topografi dan kebutuhan kebun. Berdasarkan kebutuhan di lapangan terdapat beberapa
jenis jalan, antara lain:
a) Jalan Akses utama, yaitu jalan yang menghubungkan dari jalan raya ke lokasi
kantor dan pabrik dengan lebar 20 meter.
b) Jalan utama (Main Road), yaitu jalan yang menghubungkan antara satu afdeling
dengan afdeling lainnya maupun dari afdeling ke pabrik serta menghubungkan
langsung pabrik dengan jalan luar/umum. Jalan utama dengan lebar 9 m, dilalui
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 43
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
kendaraan lebih sering dan lebih berat, termasuk kendaraan umum, sehingga perlu
diperkeras dengan batu. Jalan utama biasanya dibangun secara terpadu dengan
infrastruktur lain, seperti perumahan, bengkel dan kantor.
c) Jalan produksi/transport (Collection Road), yaitu jalan untuk membatasi blok dan
melayani pengangkutan hasil kebun TBS yang terkumpul di tempat pengumpulan
hasil (TPH) menuju ke jalan produksi, yang berfungsi juga sebagai jalan kontrol,
lebar badan jalan 7 meter. Jalan pengumpul dibangun arah timur-barat tegak lurus
terhadap barisan tanaman pada umumnya dibangun setiap jarak 300 meter. Dengan
demikian jarak pikul TBS ketika panen nantinya maksimum 150 meter. Jaringan
jalan yang dibangun akan berfungsi sekaligus batas blok, dan setiap blok terdiri dari
1.000 m x 300 m = 30 Ha. Jalan didesain berupa jalan tanah dipadatkan, sehingga
cukup keras untuk dapat dilalui baik pada musim kemarau maupun musim hujan.
Secara rinci spesifikasi jalan yang akan dibangun PT. DBL disajikan pada tabel di
bawah ini, sedangkan untuk gambar rencana jalan disajikan pada Gambar 2.13.
Tabel 2.13. Kelas jalan dan peruntukan di PT. Dharma Buana Lestari
No Kelas Jalan ROW (m) Perkerasan (m)
1
2
3
Jalan Akses Utama
Jalan Utama/Transport
Jalan produksi/collection road
20
12
10
Sirtu (12)
Sirtu (9)
Tanah (7)
Sumber : PT. Dharma Buana Lestari, 2014Keterangan: - Jalan Utama (MR) 10 m/ha
- Jalan Koleksi (CR) 33 m/ha.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 44
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
Gambar 2.13. Rencana Jalan KebunPT. DBL
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 45
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
ii) Jembatan dan Gorong-gorong
Jembatan sementara yang terdapat dalam areal perkebunan dibuat dengan
memanfaatkan sisa potongan kayu yang terdapat di kebun. Jembatan sementara ini
diperkirakan dapat bertahan selama 8 - 12 tahun, terutama dengan landasan kayu kelas
II. Tetapi kalau jenis kayu tidak tersedia, akan digunakan jembatan-jembatan beton
bertulang, terutama apabila panjang jembatan lebih dari 6 (enam) meter. Lebar
jembatan adalah 4 (empat) meter.
Gorong-gorong terbuat dari beton bertulang. Dikerjakan sejak awal pembangunan
proyek. Gunanya untuk mengurangi risiko pemeliharaan yang akan mengganggu
aktivitas produksi. Infrastruktur yang baik akan memudahkan dalam melaksanakan
penyebaran sarana produksi dan pengangkutan produksi. Gambar konstruksi jembatan
kayu disajikan pada Gambar 2.14, dan konstruksi gorong-gorong disajikan pada
Gambar 2.15.
d) Saluran Air
Perencanaan pembangunan saluran air didasarkan atas topografi lahan, letak sumber
air dan tinggi muka air tanah. Sistem pengeluaran air berlebih (drainase) dibuat
berdasarkan kondisi drainase areal. Untuk lahan gambut, pengelolaan tata air sangat
dominan, mengingat karakteristik lahan gambut yang mengering dan mengkerut tidak
balik (irreversible shrinkage) apabila mengalami kekeringan.
Pembangunan saluran drainase dimaksudkan untuk menghindarkan lahan dari
kemungkinan genangan air, khususnya pada lahan datar dengan faktor pembatas
drainase. Pembangunan saluran dirancang dengan mempertimbangkan struktur tanah
dan kemiringannya serta kedalaman perakaran tanaman kelapa sawit dan kerapatan
tanaman.
Saluran primer (kanal utama), merupakan saluran yang dapat menampung limpasan air
yang mengalir baik dari saluran sekunder (kanal cabang) maupun kanal tersier dan
hamparan lahan sekitarnya yang selanjutnya mengalirkannya ke sungai (Tabel 2.14),
gambar saluran drainase disajikan pada Gambar 2.16.
Tabel 2.14. Jenis Parit yang Akan Dibangun
No. Uraian Lebar Atas Lebar Bawah Dalam
1 Parit Primer 4,75 m 2.0 m 3,0 m
2 Parit Sekunder 2,5 m 1,5 m 2,5 m
3 Parit Tersier 1,0 m 0,3 m 1,0 mSumber : PT. Dharma Buana Lestari, 2014
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 46
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
Gambar 2.14. Konstruksi Jembatan Kayu
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 47
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Gambar 2.15. Konstruksi Gorong-gorong
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 48
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
Gambar 2.16. Dimensi Saluran Drainase Kebun
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 49
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
5) Penanaman Tanaman Kelapa Sawit
Sesuai dengan rencana penyediaan bibit, penanaman akan dilakukan secara simultan, dari
tahun 2016 sampai 2022 Dalam tabel dibawah terlihat rencana penanamannya.
Tabel 2.15. Rencana Pembangunan Kebun Kelapa Sawit Inti dan Plasma
No. TahunLuas ( Ha)
Inti Plasma Jumlah
1 Tahun 2016 1.285 321 1.606
2 Tahun 2017 1.682 421 2.103
3 Tahun 2018 1.558 390 1.948
4 Tahun 2019 1.150 287 1.437
5 Tahun 2020 1.920 480 2.400
6 Tahun 2021 1.920 480 2.400
7 Tahun 2022 1.190 297 1.487
Jumlah 10.705 2.676 13.381
Sumber: PT. Dharma Buana Lestari, 2014
Kegiatan penanaman dilakukan dengan urutan adalah sebagai berikut:
i) Pemancangan dan Lubang Tanam (Field lining & holing)
Setelah pekerjaan land clearing dilakukan pemancangan untuk menentukan titik
penanaman kelapa sawit dengan pola segitiga dengan jarak antar baris 7,71 mdan antar
pohon dalam baris 8,9 m. Pada ukuran ini populasi akhir tanam adalah sekitar 145
pohon per ha. Di tempat pancang inilah nantinya digali lobang tanam.
Lubang tanam dibuat dengan ukuran ukuran 60 x 60 x 60 cm. tanah galian bagian atas
dicampur dengan pupuk fosfat sebanyak 1 kg/lobang
ii) Penanaman (Transplanting)
Sebelum diangkut ke lokasi penanaman, bibit diseleksi secara seksama, dipilih bibit
yang sehat, sudah berumur 12 – 14 bulan. Pada waktu penanaman kelapa sawit plastik
polybag dibuang dan dasar lobang ditimbun sedikit supaya tinggi leher bibit kelapa
sawit sama dengan tinggi permukaan tanah. Setelah bibit dimasukan ke dalam lobang
ditimbun, tanah dipadatkan dengan cara menginjak-nginjak agar bibit tidak miring atau
condong ditiup angin. Disekeliling tanaman dengan radius 50 cm dibuat piringan, yang
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 50
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
bebas dari gulma. Didekat tanaman ditancapkan batang kayu kecil setinggi tanaman dan
polybag bekas digantungkan diujungnya, sebagai tanda poyibag sudah dilepas.
a) Jenis dan Bahan Tanaman
Jenis tanaman yang ditanam adalah hasil persilangan D x P (jenis Tenera) merupakan salah
satu jenis tanaman kelapa sawit yang banyak ditanam dan direkomendasikan oleh Pusat
Penelitian Marihat (PPM), karena memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan
jenis lainnya, seperti : inti lebih kecil, cangkang lebih tipis, daging buah lebih tebal serta
kandungan minyak lebih tinggi dan dengan perlakuan optimal dapat mencapai kapasitas
produksi +25 - 32 ton TBS/ha atau equivalen dengan hasil minyak kelapa sawit + 6 - 7
ton/ha.
Bahan tanaman ini dapat diperoleh dalam jumlah besar dalam bentuk biji kecambah
(germinated-seed) dari Lonsum dan PPKS. Dengan keperluan bibit siap tanam sebanyak
150 bibit/ha (136 ditanam, 14 sisipan), maka akan diperlukan kecambah/bahan tanaman
sebanyak +180 benih, sehingga kebutuhan kecambah selama tahap pembangunan disajikan
pada tabel berikut.
Tabel 2.16. Kebutuhan Bahan Tanaman
TahunTanam
Luas Kebutuhan Bibit TanamanAsal Bahan Tanaman (Benih)
Penanaman Inti dan Plasma (Ha)
Penanaman SisipanJumlah
(Bibit) (Bibit)
2016 1,606 218,416 22,484 240,900
Lonsum dan PPKS
2017 2,103 286,008 29,442 315,450
2018 1,948 264,928 27,272 292,200
2019 1,437 195,432 20,118 215,550
2020 2,400 326,400 33,600 360,000
2021 2,400 326,400 33,600 360,000
2022 1,487 202,232 20,818 223,050
Total 13,381 1,819,816 187,334 2,007,150
b) Pembibitan
Pelaksanaan pembibitan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pre-nursery dan tahap
main-nursery. Lahan pembibitan dipilih pada areal yang cukup datar dan terdapat sumber
air permanen di dekatnya, bebas dari banjir dan kurang lebih di tengah lahan perkebunan.
Pembibitan dilakukan dua tahap, yaitu pre nursery dan main nursery. Tahap pre nursery
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 51
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
bibit disusun rapat, sedangkan tahap main nursery bibit disusun dengan jarak 90 x 90 x 90
cm segitiga sama sisi atau dengan poplasi rata-rata berkisar 12.000 pohon per ha.
Persentase bibit afkir umumnya berkisar 30 % dari jumlah kecambah tertanam, yaitu 12,5
% di pembibitan pendahuluan dan 17,5 % di pembibitan utama.
i) Pre-Nursery (Pembibitan Awal)
Petak pembibitan dibuat dengan arah utara-selatan. Petak berukuran 20 x 1 m2 dapat
memuat + 2.400 baby polybag dengan ukuran tinggi 22 cm, lebar 14 cm. Jarak antar
petak dibuat 60 - 80 cm.
Pre-nursery dapat tanpa diberi pelindung. Tanah untuk mengisi baby-polybag dipilih
tanah lapisan atas yang subur, bersih dari benda keras (batu/konkresi) atau sisa kayu.
Sebelum melakukan penanaman kecambah kelapa sawit, tanah di dalam polybag harus
disiram hingga jenuh dan setelah penanaman kecambah penyiraman diulang kembali
Penyiraman dilakukan 2 x sehari, pagi dan sore. Penggunaan air untuk penyiraman
kurang lebih 1 liter untuk 10 bibit polybag. Penyiraman ditiadakan bila terjadi curah
hujan > 8 mm/hari.
Penyiangan, yaitu dengan cara membuang rumput dan kotoran lain dari polybag.
Seleksi bibit, dilakukan bersamaan saat menyiang dengan menyisihkan bibit polybag
yang memperlihatkan kelainan pertumbuhan. Bibit yang disisihkan setelah dihitung
dan dicatat, dimusnahkan.
Setelah 10 - 15 hari dari penanaman kecambah, bakal daun akan timbul di atas
permukaan tanah. Setelah berumur kurang lebih 3 bulan, bibit telah memiliki 3 - 4
helai daun dan siap dipindahkan ke pembibitan utama.
ii) Main-Nursery (Pembibitan Utama)
Main -Nursery adalah merupakan tempat untuk bibit ex pre-nursery yang dipindahkan
kedalam kantong polybag ukuran lebih besar, karenanya lokasi pre dan main-nursery
dibuat berdekatan. Bibitan akan dibesarkan selama 8 - 10 bulan. Pembuatan main-
nursery dapat secara mekanis dan guna efisiensi penyiraman, digunakan
sprinklerirrigation. Disamping jalan-jalan kontrol, maka untuk mengalirkan air
permukaan di waktu hujan perlu dibuat parit-parit drainase.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 52
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
Pemeliharan di main-nursery mencakup: penyiraman, penyiangan, pemupukan,
pemberantasan hama dan penyakit dan seleksi. Setelah penanaman bibit ke dalam
polybag perlu dilakukan penyiraman. Kebutuhan air per bibit diperkirakan 2 liter per
hari. Air untuk penyiraman diperoleh dari air tanah yang ditampung dalam
kolam/embung air yang dibuat di sekitar lokasi pembibitan. Sementara penyiangan
dilakukan secara manual.
Pemupukan perlu dilakukan dengan jadwal dan dosis sesuai bagan pemupukan (Tabel
2.17) dengan intensitas pemberian setiap 2 minggu. Hama dan penyakit yang sering
terdapat di pembibitan adalah belalang, larva kumbang, tungau merah yang diberantas
dengan cara kimiawi atau manual.
Tabel 2.17. Dosis Pemupukan pada Persemaian/Pembibitan
No. UmurDosis (kg/tanaman)
Urea TSP MOP Kies Bo
1 0 bln (lubang) - 0,5 - - -
2 1 bln 0,15 - - - -
3 3 bln 0,25 - 0,15 0,10 -
4 5 bln 0,25 0,50 0,15 0,10 -
5 8 bln 0,35 - 0,25 0,15 0,02
6 12 bln 0,50 0,75 0,50 0,25 -
Jumlah 1,50 1,75 1,00 0,60 0,02
1 Tahun 1
2 16 bulan 0,50 - 0,50 0,25 0,03
3 20 bulan 0,50 0,50 - 0,35 -
4 24 bulan 0,75 1,00 0,75 0,50 0,05
Jumlah 1,75 1,00 1,75 1,10 0,08
1 Tahun 2
2 28 bulan 0,75 1,00 0,75 0,50 -
3 32 bulan 1,00 - 1,00 0,75 -
Jumlah 5,00 3,75 4,55 2,95 0,10
Sumber : Data empiris dari kegiatan sejenis, 2014.
Seleksi akhir bibit perlu dilakukan pada umur + 8 bulan yaitu menjelang ditanam ke
lapangan.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 53
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
c) Pengendalian Hama dan Penyakit
Ada dua jenis hama yang umum ditemukan di pembibitan yaitu :
Kumbang mala (Apogonia sp. dan Adoretus sp.), dimana Apogonia sp. berwarana hitam
dan Adoretus sp. berwana coklat. Penyerangan kedua hama tersebut dilakukan terhadap
helaian anak daun, sehingga berbentuk lubang-lubang. Kumbang tersebut aktif dan keluar
mencari makan pada waktu malam.
Ulat Setora nitens (ulat api). Pada tahap serangan awal, pembasmiannya dilakukan dengan
cara manual (dikutip). Penggunaan insektisida hendaknya dibatasi, untuk menjaga
kemusnahan parasit ulat tersebut dan kumbang penyerbuk (Elaedobius camerunicus).
Terdapat 2 (dua) jenis penyakit di pembibitan yaitu:
i) Penyakit Akar (Blast)
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia sp. atau Pythium sp. Gejala penyakit
adalah akar yang berwarna kuning dan berair serta daun tampak kusam coklat kemerahan,
seperti terbakar api. Penyerangan biasanya terjadi waktu musim kering. Penyakit ini sering
di pembibitan awal pada umur 1 - 2 bulan.
ii) Penyakit Daun
Penyakit daun ini antara lain :
Penyakit antracnoses disebabkan oleh cendawan Botridiplodia sp., Glomerella sungulata
dan Melanconiem elaeidis dengan gejala serangan hampir serupa. Pada umumnya
cendawan bersifat sebagai parasit pada daun yang luka. Penularan berasal dari spora-spora
yang ada di daun, kemudian terbawa air hujan dan waktu penyiangan. Penyakit ini banyak
terdapat dipembibitan awal apabila naungan terlalu berat. Gejala serangan penyakit
tersebut ditandai dengan bercak-bercak pada daun dengan ujung berwarna hijau pucat,
kemudian berubah coklat, membusuk dan akhirnya kering dan rapuh.
Penyakit bercak daun (black spot), disebabkan oleh cendawan Culvularia sp. dan
Helminthosporium sp. Penularan melalui spora yang terdapat di permukaan daun. Penyakit
yang banyak menyerang tanaman di pembibitan ini sebenarnya tidak merugikan, tetapi
pada musim kering yang panjang dapat mematikan tanaman.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 54
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
iii) Pencegahan dan Pengendalian Hama dan Penyakit di Pembibitan :
Pencegahan (preventif)
Tindakan pencegahan adalah tindakan yang paling efisien dalam sistem pengendalian
hama dan penyakit. Tindakan tersebut bertujuan untuk kondisi lingkungan hidup hama
maupun penyakit, tidak bisa berkembang. Tindakan pencegahan antara lain :
a) Mengurangi kelembaban
b) Mengurangi Naungan. Naungan di pembibitan awal berfungsi untuk mencegah
bibit kelapa sawit terhadap sinar matahari secara langsung. Selain itu, naungan juga
berfungsi untuk menghindari terbongkarnya tanah di polybag akibat terpaan air
hujan. Dalam pembuatan naungan perlu diatur intensitas penerimaan cahaya
matahari yang masuk. Pengaturan naungan di pembibitan awal umur 0 - 1,5 bulan
naungan 100%, umur 1,5 - 2,5 bulan naungan 50%, dan > 2,5 bulan naungan
dihilangkan secara bertahap.
c) Menghilangkan sumber infeksi dengan cara:
Bibit yang terkena infeksi dibuang dan dibakar
Pemotongan bibit yang sakit dengan pisau steril
Penggunaan naungan yang bebas dari hama dan penyakit
iv) Pengendalian (Kuratif)
Dalam tindakan ini perlu digunakan pestisida yang sesuai dengan jenis hama atau penyakit
yang menyerang.
Pestisida yang efektif untuk pengendalian adalah yang larut dalam air. Apabila terjadi
serangan penyakit, fungisida yang digunakan tidak boleh mengandung ikatan tembaga
(Cu), mercuri (Hg) dan timah hitam (Pb). Sebagai bahan tambahan perlu dipergunakan zat
perata dan perekat supaya efektivitas pengendalian lebih baik. Penyemprotan harus segera
dilakukan apabila serangan sudah merata. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari,
dilakukan 2 jam sebelum atau sesudah penyiraman bibit.
d) Penanaman
Berdasarkan data curah hujan di wilayah ini, penanaman kelapa sawit harus selesai
sebelum berakhirnya musim penghujan, sehingga tanaman cukup kuat dalam menghadapi
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 55
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
musim kemarau. Bibit berumur 10 -12 bulan sejak penanaman kecambah merupakan yang
terbaik untuk dipindahkan ke lapangan setelah diseleksi.
i) Memancang
Setelah pekerjaan land clearing dilakukan pemancangan untuk menentukan titik
penanaman kelapa sawit dengan pola segitiga sama sisi dengan jarak 9,2 m x 7,97 m. Pada
ukuran ini populasi akhir tanam adalah sekitar 136 pohon per ha. Di tempat pancang inilah
nantinya digali lobang tanam.
ii) Penataan Afdeling dan Blok
Luas afdeling disesuaikan dengan keadaan topografi lahan dan efisiensi pengelolaan yang
berhubungan dengan perawatan tanaman dan panen. Luas satu afdeling/divisi yang ideal
untuk kebun PT. Dharma Buana Lestari dirancang akan mencakup luas 1.000 - 1.100 ha
sesuai dengan keadaan medan. Penataan blok dikerjakan setelah pemancangan dengan luas
tiap blok sekitar 25 ha. Setiap blok selanjutnya digunakan menjadi satu kesatuan contoh
daun (KCD) yang akan dipergunakan dalam menentukan rekomendasi pemupukan
nantinya.
iii) Membuat Lobang dan Menanam
Lobang tanam dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm dan satu atau dua hari sebelum
lobang tanam ditaburi pupuk Rock Phosphate (RP) 0,5 kg per lobang. Pada waktu
penanaman kelapa sawit plastik polybag dibuang dan dasar lobang ditimbun sedikit supaya
tinggi leher bibit kelapa sawit sama dengan tinggi permukaan tanah. Setelah bibit
dimasukan ke dalam lobang ditimbun, tanah dipadatkan dengan cara menginjak-nginjak
agar bibit tidak miring atau condong ditiup angin.
6) Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Kegiatan operasi di perkebunan secara umum adalah berupa pemeliharaan, baik
pemeliharaan tanaman, maupun jalan dan prasarana lainnya. Dalam perkebunan kelapa
sawit, cara pemeliharaan tanaman yang belum menghasilkan (TBM) berbeda dengan
tanaman yang sudah menghasilkan (TM).
Pemeliharaan yang baik dan mengikuti anjuran selama tanaman belum menghasilkan akan
memberikan hasil buah yang baik pada saat tanaman berproduksi. Beberapa langkah yang
perlu mendapat perhatian seksama selama pemeliharaan TBM.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 56
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
a) Penyulaman dan Penyisipan
Kegiatan penyulaman dan penyisipan dilakukan hingga tanaman berusia 6 bulan,
dimaksudkan agar umur tanaman yang disulam/disisipkan tetap seragam dengan tanaman
lainnya. Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati atau yang kurang baik
pertumbuhannya. Sedangkan penyisipan dimaksudkan untuk menanami tempat-tempat
lubang tanam tertentu yang ketinggalan, atau tidak tertanami pada penanaman pertama.
Sisipan dilakukan untuk menggantikan tanaman yang mati di lapangan, penyisipan
sebaiknya dilakukan dimana tanaman utama umurnya tidak melebihi 1 tahun.
b) Pemeliharaan Saluran Drainase/Rorak
Saluran drainase dan parit rorak harus secara teratur dikeruk dan dibersihkan. Biasanya
waktu pembersihan adalah 6 - 8 bulan sekali.
c) Pemeliharaan Tanaman Penutup Tanah
Untuk mempertahankan fungsinya, tanaman penutup tanah perlu perawatan yang baik,
bersih dari gulma. Penyiangan atau perawatan dilakukan setiap 2 (dua) minggu sampai saat
tanaman menutup permukaan tanah.
d) Pengendalian Hama/Penyakit Tanaman dan Gulma
Gulma yang sering ditemukan antara lain ilalang dan beberapa jenis rumput liar lainnya.
Gulma perlu diberantas, agar tidak menyaingi pertumbuhan tanaman sawit dan tanaman
penutup tanah. Pemberantasan dan pembuangan gulma dilakukan secara bergilir setiap 1
hingga 2 bulan sekali. Pemberantasan gulma dilakukan dengan cara kombinasi, yaitu
secara fisik dengan dicangkul dan secara biologis dengan penanaman tanaman penutup
tanah (cover crop) dan secara kimia dengan penyemprotan herbisida.
Untuk mengatasi gangguan hama dan penyakit tanaman dilakukan pengendalian dengan
menyemprotkan pestisida, sesuai dengan jenis tanaman dan penyakitnya. Tabel 2.18
dibawah ini menyajikan jenis dan dosis pestisida yang digunakan dalam pengendalian HPT
dan gulma.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 57
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Tabel 2.18. Jenis dan Dosis Insektisida, Fungisida dan Herbisida Untuk Pengendalian
Hama dan Penyakit Pada TBM
Campuran Herbisida
Laju/HaLaju Campuran / 18
liter airTarget gulma
Starane+Round Up
0,3 Liter +1,5 Liter
12 ml Starane + 60 ml Round Up
Daun lebar
Ally 20 DF+Round Up
75 gm
1,5 liter
3 gm Ally + 60 ml glyphosate
Gulma umum: rumput, daun lebar dan kacang-kacangan;Gulma kayu Clidemia, melastoma, Lantana spp., Eupatorium spp.:Fern – Dicranopteris, Nephrolepis, Stenochlaena, dan Adiantum;Wild ginger dan Wild yam.
Ally 20 DF+Paraquat
75 gm
1,5 liter
3 gm Ally + 60 ml paraquat
Gulma umum: rumput, daun lebar, dan kacang-kacangan.Gulma kayu Clidemia, melastoma, Lantana spp., Eupatorium spp.;Fern – Dicranopteris, Nephrolepis, Stenochlaena, dan Adiantum;Wild ginger dan Wild yam.
Round Up 2,5 liter 100 ml Round Up Rumput
Sumber : PT. Dharma Buana Lestari, 2014
e) Membuka dan Merawat Piringan
Membuka piringan dilakukan pada saat menjelang pemupukan pertama. Diameter piringan
yang dibuka 0,75 m dan diperlebar hingga 2,5 m sesuai dengan umur tanaman sedangkan
pemeliharaannya dilakukan satu kali sebulan.
f) Pemupukan
Setelah bibit ditanam di lapangan, tanaman sudah harus mulai dipupuk. Jenis pupuk yang
umum digunakan adalah :
Urea (46 % N)
Rock Phosphate (RP - 36 % P2O5)
Muriate of Potash (MOP - 60 % K2O)
Kieserite (25 % MgO)
HGF - Borate (46 % B2O3)
Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan jadwal, umur tanaman. Pada waktu satu bulan,
ZA ditebar dari pangkal batang hingga 30 – 40 Cm. Setelah itu ZA, Rock Phosphate, MOP
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 58
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
dan Kieserit ditaburkan merata hingga batas lebar tajuk. Boron ditebarkan diketiak pelepah
daun. ZA, MOP, Kieserite dapat diberikan dalam selang waktu yang berdekatan. Rock
Phosphate tidak boleh dicampur dengan ZA. Rock Phosphate dianjurkan diberikan lebih
dulu dibanding pupuk lainnya jika curah hujan > 60 mm. Jarak waktu pemberian Rock
Phosphate dengan ZA minimal 2 minggu. Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur
tanaman, jenis tanah, kondisi penutup tanah, kondisi visual tanaman.
Tabel 2.19. Pemupukan Pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Umur Tanaman
(bulan)*
Dosis Pupuk (Gram/pohon)
UREA R P MOP KS HGFB
3
6
9
12
16
20
24
28
32
100
150
150
200
250
300
350
350
450
150
150
200
300
300
300
300
450
450
200
250
250
300
300
350
350
450
500
100
100
150
150
200
250
300
350
350
-
-
25
-
25
-
50
50
-
Sumber : PT. Dharma Buana Lestari, 2014
Ket: * = Setelah tanam di lapangan
g) Kastrasi/Ablasi
Kastrasi adalah pekerjaan membuang bunga-bunga baik jantan maupun betina yang
dilakukan pada tanaman belum menghasilkan. Pekerjaan ini dimulai pada tanaman yang
telah berumur 18 bulan (setelah tanam) dan berlangsung selama 3 bulan, sampai tanaman
berumur 21 bulan. Kastrasi bertujuan :
Merangsang pertumbuhan vegetatif
Memperoleh tandan buah lebih besar dan seragam sehingga memenuhi persyaratan
untuk diolah di pabrik.
h) Persiapan Panen
Panen umumnya sudah dapat dimulai setelah tanaman kelapa sawit berumur 36 bulan.
Agar panen dapat berjalan dengan lancar, perlu adanya persiapan panen, mencakup
pelaksanaan pekerjaan:
Pembuatan atau pembukaan jalan panen untuk mempermudah pemanen mengangkut
buah.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 59
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Memperlebar dan membersihkan piringan pohon agar buah-buah yang jatuh dapat
terlihat dengan jelas.
II. Konstruksi Pabrik
7) Pematangan Lahan dan Pondasi PKS
Salah satu tahapan kegiatan pembangunan PKS adalah pematangan lahan dan pekerjaan
pondasi dengan total luas lahan 15 Ha. Kegiatan pematangan lahan dan pekerjaan pondasi
secara garis besar terdiri dari kegiatan galian dan pengurugan. Pekerjaan pematangan lahan
meliputi kegiatan pengupasan terhadap lahan tinggi dan penimbunan lahan yang rendah,
sehingga lahan yang dipersiapkan memenuhi elevasi yang diinginkan, membersihkan
tanaman dengan mencabut sampai ke akarnya, pemadatan, urugan sampai stabil melalui
proses soil improvement.
8) Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
Perencanaan pembangunan pabrik perlu dipersiapkan dengan matang agar panen perdana
dapat terolah dan pabrik dapat bekerja secara effisien. Rencana penanaman, rencana
produksi dan rencana pembangunan pabrik harus terpadu mengingat :
Pembangunan pabrik memerlukan waktu 18 - 24 bulan
Biaya cukup tinggi, yaitu 60% dari biaya investai tanaman atau 30% dari seluruh
investasi
Sarana dan prasarana yang masih sangat minimum ke lokasi proyek
Dalam menentukan lokasi pabrik, maka beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan
sebagai berikut:
Letak pabrik hendaknya dekat dengan sarana dan prasarana yang ada
Daya dukung tanah minimal 1 kg/cm
Dekat dengan sumber air, tetapi bebas banjir
Dekat dengan sungai atau rendahan yang dapat mengalirkan limbah cair
Relatif dekat dengan kebun kelapa sawit
Rencananya di lokasi perkebunan akan dibangun 1 unit pabrik pengolahan kelapa sawit
dengan kapasitas 60 ton TBS/jam pada tahun 2017. Penempatan lokasi pabrik ditentukan
berdasarkan kemudahan pencapaian (aksesibilitas) dan dekat sumber air.
Untuk sebuah unit PKS terdapat beberapa stasiun pengolahan yang meliputi: stasiun buah
dan penyimpanan, stasiun perebusan, stasiun penebah/perontokan, stasiun kempa, stasiun
klarifikasi, stasiun penyimpanan CPO, stasiun pengupasan bijih, stasiun pengutipan inti,
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 60
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
stasiun pembangkit tenaga listrik, sumber air proses, bangunan sipil pabrik, dan unit
pengutipan minyak dari sludge.
2.2.4.3. Tahap Operasional
1) Penerimaan dan Mobilisasi Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dikerahkan pada operasional perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa
sawit ini pada umumnya berasal dari penduduk setempat, sisanya dari penduduk daerah
Papua disekitarnya. Jumlah karyawan yang direkrut pada tahap operasi berjumlah sekitar
1.000 orang tidak termasuk tenaga kerja kontraktor, subkontraktor dan suplayer (pemasok
material, bahan makanan, ATK dsb). Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
keperluan operasional perkebunan PT. Dharma Buana Lestari dari tingkat direksi sampai
tenaga kerja lepas, diperkirakan sekitar 870 – 1.450 orang (Tabel 2.7). Sebagian dari
tenaga kerja operasional kebun telah direkrut pada tahap konstruksi. Sementara itu, untuk
operasional pabrik diperkirakan diperlukan tenaga kerja sebanyak kurang lebih 150 orang.
I. Operasional Perkebunan
2) Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)
Untuk mendapatkan produksi yang kontinyu dengan hasil yang baik, pemeliharaan
tanaman menghasilkan perlu dilaksanakan dengan baik dan secara intensif, termasuk
pengawasan yang terus menerus akan adanya hama dan penyakit. Pemeliharaan tanaman
menghasilkan, pada prakteknya dapat dibagi atas tanaman menurut kelompok umur,
sebagai berikut :
tanaman muda : 4 - 8 tahun
tanaman remaja : 9 - 17 tahun
tanaman tua : > 17 tahun
Tingkat intensitas pemeliharaan pada ketiga kelompok tersebut adalah sama, kecuali dalam
dosis pemupukan. Pada tanaman tua, dosis tua pemupukan mulai dikurang bahkan
dihentikan dua tahun menjelang penanaman ulang (replanting). Perlakuan pemeliharaan
tanaman menghasilkan antara lain akan mencakup:
a) Pembasmian Alang-alang
Pembasmian alang-alang dilakukan secara semprot sheet dan spot dengan rotasi tiga bulan
sekali.
Pengendalian dilakukan secara selektif dan disesuaikan dengan kondisi alang-alang di
lapangan, secara umum pengendalian dimulai dengan: 1. Semprot alang-alang (biasanya
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 61
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
2 rotasi dengan interval 1,5 bulan sampai 2 bulan), 2. Kemudian dilanjutkan dengan
Spot (biasanya 2 rotasi dengan interval 2 bulan).
Bahan pengendalian menggunakan herbisida systemik, menggunakan knapsack sprayer
kapasitas ± 15 liter pada konsentrasi larutan 0,75 % dengan cara menyemprotkan ke
alang-alang (pengendalian secara semprot dan spot).
Pengendalian hanya bagian kebun yang ada alang-alang dan kerjanya secara sistemik
(bahan aktif Glyphosate) dan tidak menjadi residu di dalam tanah. Bila pekerja tidak
mematuhi aturan pekerjaan, bisa saja air cucian alat semprot dibuang ke parit/sungai
yang pada akhirnya dapat mencemari lingkungan parit/sungai, sehingga dapat
mengganggu ekosistem di parit/sungai tersebut.
Setelah 1,5 minggu sampai 2 minggu penyemprotan pengendalian alang-alang pertama,
dilakukan penanaman kacangan penutup tanah/leguminous cover crop (LCC) yang
berfungsi : mencegah erosi, sebagai mulsa (menambah bahan organik tanah dan
kelembaban lingkungan), fiksasi nitrogen, dan juga mengotrol gulma.
b) Pemeliharaan Tanaman Muda dan Tanaman Remaja
Pada areal tanaman muda dan tanaman remaja pemeliharaan gawangan dilakukan dengan
cara penyemprotan terhadap pakis kawat dengan menggunakan herbisida, disamping
pembasmian tanaman liar dengan pusingan (rotasi) tiap tiga bulan sekali.
c) Pemeliharaan Piringan
Pemeliharaan piringan dilaksanakan dengan menggunakan larutan herbisida dilengkapi
atomizer sprayer, tiga bulan sekali.
Tabel 2.20. Penggunaan Pestisida pada Tanaman Menghasilkan
Sedangkan jumlah tenaga kesehatan yang terdapat di Kabupaten Sarmi tahun 2013 tercatat
sebanyak 25 dokter, 112 perawat, 88 bidan, 10 apoteker, dan 69 tenaga non medis.
1) Jenis Penyakit
Berdasarkan data yang bersumber dari Kabupaten Sarmi Dalam Angka 2014, diketahui
bahwa jenis penyakit yang diderita oleh penduduk di Kabupaten Sarmi,dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.38. Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyak di Kabupaten Sarmi Tahun 2013
No Jenis PenyakitBanyaknya
Kasus
1 Gangguan saluran pernafasan (ISPA) 5.462
2 Malaria 4.665
3 Penyakit pada system otot/Jaringan Pengikat 3.509
4 Malaria Tropika 2.142
5 Diare 1.710
6 Penyakit Kulit Infeksi 1.589
7 Gastritis 1.559
8 Malaria Tersiana 958
9 Ruda Paksa 916
10 Penyakit Lain 845
Sumber : Kabupaten Sarmi Dalam Angka 2014
Gambar 2.25. Peta Situasi Sekitar
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 107
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
2.6. KEGIATAN LAIN DI SEKITAR LOKASI RENCANA USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 108
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
Di sekitar lokasi rencana Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
PT. Dharma Buana Lestari terdapat beberapa usaha dan/atau kegiatan lainnya, antara lain
yaitu:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan laut, yaitu Teluk Maffin
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan area Hutan Produksi yang dapat dikonversi
dan Rencana lahan perkebunan PT. Gaharu Prima Lestari,
Sebelah Timur : Berbatasan dengan areal Hutan Produksi yang dapat dikonversi,
Sebelah Barat : Berbatasan dengan areal Hutan Produksi yang dapat dikonversi
2.7. HASIL PELIBATAN MASYARAKAT
Sebagaimana yang diamanahkan oleh Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17
tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak
Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan, serta Keputusan Gubernur Provinsi Irian Jaya
Nomor 37 Tahun 2001 tentang Peran Serta Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam
Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup di Provinsi Irian Jaya, maka
PT. Dharma Buana Lestari sudah membuat pengumuman terkait dengan rencana usaha
pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan Kelapa Sawit melalui media cetak yaitu
Koran Cenderawasih Pos yang diterbitkan pada tanggal 16, 17 dan 19 Juli 2014 (Lampiran
10).
Selain itu, PT. Dharma Buana Lestari juga telah melakukan Konsultasi Publik terkait
dengan rencana pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan Kelapa Sawit yang
dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2014 bertempat di Kantor Kepala Distrik Pantai
Timur Barat. Konsultasi Publik tersebut dihadiri oleh PT. Dharma Buana Lestari, Asisten
II Setda Kabupaten Sarmi, BPLH Provinsi Papua, Kepala Bapeldada Kabupaten Sarmi,
Kepala Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat serta pewakilan dari
masyarakat setempat (Lampiran 11).
Berdasarkan hasil Konsultasi Publik dihasilkan saran dan masukan dari masyarakat, yaitu:
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 109
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Harus ada perlindungan hukum yang pasti dan jelas serta tegas bagi masyarakat pemilik
hak ulayat
Setiap orang yang perusahaan bawa dari luar papua untuk bekerja di perusahaan harus
orang yang tunduk kepada norma-norma agama dan adat istiadat masyarakat lokal
Apabila perusahaan kelapa sawit sudah bekerja sampai sukses, saya mohon perusahaan
tidak boleh terbitkan sertivikat kepada karyawan, supaya hak ulayat yang dikelola oleh
perusahaan dapat dikembalikan kepada masyarakat adat
Suatu saat bila perusahaan beroperasi nanti yang terkena dampak adalah masyarakat
yang berada di pesisir pantai
Jagalah pembuangan limbah dengan baik, jangan sampai limbahnya dibuang ke sungai
Apabila hutan dikelola, akan terjadi erosi, bagaimana cara perusahaan mengatasi ini.
Perusahaan tolong bangun 1 unit asrama untuk mahasiswa/I di jayapura, tolong juga
perhatikan mahasiswa/I kami yang sedang kuliah saat ini dan nanti
Bila perusahaan telah beroperasi, tolong berikan beasiswa kepada anak-anak kami yang
berprestasi
Kami selaku masyarakat setuju dengan adanya rencana akan dibuka serta dibangunnya
pabrik kelapa sawit di wilayah distrik pantai timur barat kabupaten sarmi
Memberikan lapangan kerja untuk kami masyarakat, anak-anak kami yang ada
dibangku pendidikan agar diperhatikan.
2.8. DAMPAK PENTING HIPOTETIK
Penentuan dampak penting hipotetik diperoleh dari hasil pelingkupan dampak rencana
kegiatan terhadap lingkungan kegiatan di sekitar, hasil sosialisasi khususnya temu muka,
konsultasi dan diskusi, masukan para pakar, instansi terkait, data sekunder dan tinjauan
lapangan. Proses pelingkupan tersebut terdiri dari dua tahap yaitu:
i) Identifikasi Dampak Potensial
ii) Evaluasi Dampak Potensial
2.8.1. Identifikasi Dampak Potensial
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 110
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
Identifikasi dampak potensial merupakan tahap awal dari proses pelingkupan. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengidentifikasi segenap dampak lingkungan, baik primer maupun
sekunder, yang mungkin timbul pada kegiatan mulai dari tahap pra-konstruksi, konstruksi,
operasi dan pasca operasi. Identifikasi dampak potensial ini dilakukan melalui:
1) Penelaahan Pustaka
Penelaahan pustaka dilakukan guna menangkap permasalahan lingkungan yang
bersifat project specific melalui penelaahan laporan atau dokumen sejenis.
2) Diskusi/Brainstorming
Diskusi/brainstorming dilakukan diantara anggota tim penyusun AMDAL guna
memperoleh kata sepakat mengenai identifikasi dampak potensial yang perlu dicermati.
Diskusi dengan anggota tim studi dilakukan secara sinambung terutama untuk
merumuskan jenis dan karakteristik dampak yang potensial timbul, serta sejak awal
mengkaji sifat aliran dampaknya.
3) Survei pendahuluan
Survei pelingkupan/pendahuluan dilakukan guna mempertajam hasil identifikasi
dampak potensial sebelumnya, sehingga diperoleh daftar dampak potensial yang
sifatnya spesifik lokasi (site specific). Untuk itu dalam survei pelingkupan dilakukan
pengumpulan data melalui:
a) Penggalian informasi melalui tokoh masyarakat
Kegiatan ini dilakukan dengan cara wawancara dengan para tokoh masyarakat. Hal ini
dilakukan guna mendapatkan permasalahan setempat baik yang berkaitan langsung
dengan rencana kegiatan maupun masalah-masalah sosial, ekonomi, dan budaya.
Selain itu kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menangkap hal-hal yang dianggap
penting oleh tokoh masyarakat, serta persepsi mereka terhadap rencana kegiatan.
b) Pengumpulan data sekunder dari instansi terkait
Jenis data sekunder yang dikumpulkan pada saat survei pelingkupan meliputi RTRW
Kabupaten Sarmi, Monografi Kampung/desa/distrik serta data-data lain yang
diperlukan.
c) Pengumpulan data primer
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 111
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan lapangan secara umum dan
menyeluruh terhadap kondisi fisiografi dan bentuk wilayah, tanah/lahan, sungai,
pemanfaatan lahan di sekitar lokasi rencana kegiatan, dan aktivitas perekonomian di
sekitar.
4) Matriks interaksi
Setelah memperoleh data mengenai deskripsi rencana kegiatan dan rona awal
lingkungan secara umum, maka kemudian dituangkan ke dalam matriks interaksi yang
menunjukkan adanya keterkaitan antara komponen rencana kegiatan yang berpotensial
menimbulkan dampak dengan komponen lingkungan hidup yang potensial terkena
dampak. Apabila terjadi interaksi antara komponen rencana kegiatan dan komponen
lingkungan akan diberi tanda silang (X). Dengan matriks interaksi ini diharapkan
dapat diperoleh daftar komponen lingkungan yang potensial terkena dampak rencana
kegiatan. Selanjutnya matriks identifikasi dampak potensial rencana kegiatan
pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) disajikan pada
Tabel 2.39.
Pada tahap ini diidentifikasi dan diinventarisir dampak potensial yang mungkin timbul
tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak atau penting tidaknya dampak, sehingga
belum ada upaya penilaian apakah dampak tersebut merupakan dampak penting atau
tidak. Metode yang digunakan adalah metode matriks dengan cara menghubungkan antara
komponen rencana kegiatan sebagai sumber dampaknya dengan jenis dampak yang
mungkin terjadi.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 112
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Tabel 2.39. Matriks Identifikasi Dampak Potensial Rencana Kegiatan Terhadap Komponen Lingkungan
Tahap dan Jenis Kegiatan
Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak, dan Dampak Potensial Yang Kemungkinan Timbul
Pra KonstruksiKonstruksi Operasional Pasca
Operasional
Pen
erim
aan
dan
Mob
ilisa
si
Ten
aga
Ker
ja
Mob
ilis
asi a
lat
ber
at d
an a
lat
angk
ut m
ater
ial k
onst
ruk
si
Kebun Pabrik
Pen
erim
aan
dan
Mob
ilisa
si
Ten
aga
Ker
ja
Kebun
Pen
gan
gku
tan
Has
il P
anen
(T
BS
& C
PO
)
Pabrik
Pro
ses
Per
izin
an d
an S
urve
i L
apan
gan
Sos
iali
sasi
Keg
iata
n
Pen
gad
aan
Lah
an
Pem
bu
kaa
n d
an P
enyi
apan
L
ahan
Pem
ban
gun
an S
aran
a d
an
Pra
sara
na
Keb
un
Pen
anam
an T
anam
an
Kel
apa
Saw
it
Pem
elih
araa
n T
anam
an
Bel
um
Men
ghas
ilk
an
(TB
M)
Pem
atan
gan
Lah
an d
an
Pon
das
i PK
S
Pem
ban
gun
an P
abri
k
Kel
apa
Saw
it (
PK
S)
Pem
elih
araa
n T
anam
an
Men
ghas
ilk
an (
TM
)
Pem
anen
an d
an P
erk
iraa
n
Has
il
Pro
ses
Pen
gola
han
Kel
apa
Saw
it &
Int
i Saw
it
Pen
gop
eras
ian
Boi
ler
Pen
gola
han
Lim
bah
Pem
utu
san
Hu
bun
gan
K
erja
Pen
gem
bal
ian
Sar
ana
dan
P
rasa
ran
a
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21I. FISIK-KIMIA1. Iklim Mikro (Peningkatan Temperatur Udara Lokal) X2. Penurunan Kualitas Udara X X X X X X X X3. Peningkatan Kebisingan X X X X X X X4. Hidrologi
a. Peningkatan Aliran Air Permukaan (run off water) X X Xb. Penurunan Kuantitas Air Permukaan X Xc. Peningkatan Laju Erosi X X
5. Penurunan Kualitas Air Permukaan X X X X X X X X X X X6. Penurunan Kualitas Air Tanah X X X7. Fungsi Ruang, Lahan dan Multiplier Effect X X X8. Penurunan Kesuburan Tanah X XII. TRANSPORTASI9. Gangguan Kelancaran Lalu-lintas X X10. Peningkatan Kerusakan Jalan X XIII. BIOLOGI11. Berkurangnya Tutupan Vegetasi Darat X X12. Terganggunya Keberadaan Fauna Darat X X13. Terganggunya Keberadaan Biota Air X X X X X X X X X X XIV. SOSIAL EKONOMI BUDAYA14. Peningkatan Jumlah Penduduk X X X15. Mata Pencaharian
a. Terbukanya Kesempatan Kerja/Berusaha X X X X Xb. Hilangnya Mata Pencaharian X X X
16. Perubahan Adat Istiadat & Pola Kebiasaan Masyarakat X X17. Timbulnya Sikap dan Persepsi Positif/Negatif Masyarakat X X X X X X X X X X X X X X X18. Gangguan Kamtibmas X X X X X X X X X X X X X19. Peningkatan Layanan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum X X X XV. Kesehatan Masyarakat20. Penurunan Sanitasi Lingkungan X X X X X X X21. Peningkatan Morbiditas X X X X
Keterangan : X = dampak potensial
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 113
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
Gambar 2.26. Bagan Alir Dampak Lingkungan Rencana Kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. Dharma
Buana Lestari pada Tahap Pra-konstruksi
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 114
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Gambar 2.27. Bagan Alir Dampak Lingkungan Rencana Kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. Dharma
Buana Lestari pada Tahap Konstruksi
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 115
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
Gambar 2.28. Bagan Alir Dampak Lingkungan Rencana Kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. Dharma
Buana Lestari pada Tahap Operasi
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 116
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Gambar 2.29. Bagan Alir Dampak Lingkungan Rencana Kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. Dharma
Buana Lestaripada Tahap Pasca Operasi
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 117
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
2.8.2. Evaluasi Dampak Potensial
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap dampak potensial yang telah diidentifikasi
dengan memisahkan dampak-dampak yang perlu kajian mendalam untuk membuktikan
dugaan (hipotesa) dampak (dari dampak yang tidak perlu dikaji). Sehingga diperoleh
dampak-dampak berpotensi penting yang merupakan dampak penting hipotetik (DPH) dan
selanjutnya akan ditelaah dalam dokumen ANDAL.
Berdasarkan Permen LH Nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup, Lampiran I untuk Pedoman Penyusunan Dokumen Kerangka Acuan,
beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu dampak potensial
dapat menjadi Dampak Penting Hipotetik (DPH) atau tidak adalah dengan melihat apakah
pihak pemrakarsa telah berencana untuk mengelola dampak tersebut dengan cara-cara yang
mengacu pada Standard Operational Procedure (SOP) tertentu, pengelolaan yang menjadi
bagian dari rencana kegiatan, panduan teknis tertentu yang diterbitkan pemerintah dan/atau
standar internasional, dan lain sebagainya.
Berdasarkan pertimbangan dan kriteria-kriteria penentuan dampak penting hipotetik yang
ada, hasil ringkasan evaluasi dampak potensial dari rencana kegiatan perkebunan dan
pabrik pengolahan sawit oleh PT. Dharma Buana Lestari disajikan pada tabel di bawah ini.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 118
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Tabel 2.40. Ringkasan Proses Pelingkupan Studi AMDAL Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
PT. Dharma Buana Lestari di Kabupaten Sarmi
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
I Tahap Pra-konstruksi/Persiapan
1 Proses perizinan dan Survei Lapangan
Mengutamakan penduduk lokal untuk terlibat dalam kegiatan survei
Mata pencaharian penduduk
Terbukanya kesempatan kerja saat survei lapangan
Kegiatan survei lapangan untuk mengetahui kondisi awal dari lahan yang direncanakan dipergunakan sebagai lokasi perkebunan sawit. Kegiatan ini meliputi kegiatan berbagai kajian yang digunakan untuk penyusunan rancang bangun dan studi kelayakan lahan dan lingkungan untuk rencana kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS). Kegiatan ini akan melibatkan masyarakat setempat sebagai tenaga kerja lapangan. Berdasarkan hasil konsultasi publik dengan masyarakat setempat, masyarakat sangat berharap mereka dilibatkan dalam kegiatan survei seperti dalam kegiatan penentuan tata batas tapak proyek, dll. Namun demikian, dalam kegiatan survei lapangan ini hanya dibutuhkan
Dampak tidak penting hipotetik karena jumlah tenaga kerja yang diserap sangat sedikit sekali
- -
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 119
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
sedikit tenaga kerja (<10 orang). Dengan jumlah penduduk usia produktif di Kab. Sarmi
- Sikap dan persepsi masyarakat
Timbulnya persepsi negatif masyarakat terhadap rencana kegiatan
Dengan dilibatkannya tenaga kerja lokal dalam kegiatan survei lapangan akan menimbulkan sikap dan persepsi masyarakat yang negatif terhadap rencana kegiatan, karena adanya penduduk yang tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Namun karena penyerapan tenaga kerja untuk kegiatan survei lapangan sedikit sekali (<10 orang) dan lebih diutamakan kepada pemilik hak ulayat. Oleh karena itu, tidak akan menimbulkan sikap dan persepsi negatif masyarakat
Dampak tidak penting hipotetik karena tenaga kerja yang dilibatkan terutama adalah pemilik hak ulaya
- -
- Keamanan dan Ketertiban Masyrakat
Timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat
Dampak kegiatan proses perizinan dan survei lapangan terhadap komponen lingkungan kamtibmas merupakan dampak turunan dari terbukanya kesempatan kerja dan sikap serta persepsi negatif masyarakat. Oleh karena itu dampak kegiatan terhadap komponen kesempatan kerja dan sikap serta persepsi negatif masyarakat bukan merupakan
Dampak tidak penting hipotetik karena merupakan dampak turunan dari terbukanya kesempatan kerja dan sikap serta persepsi masyarakat
- -
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 120
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
dampak penting hipotetik, maka dampak kegiatan ini terhadap komponen kamtibmas tidak termasuk dampak penting hipotetik
2 Sosialisasi kegiatan - Sikap dan persepsi masyarakat
Timbulnya persepsi negatif masyarakat terhadap rencana kegiatan
Kegiatan sosialisasi rencana kegiatan terutama bertujuan untuk memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai rencana kegiatan perusahaan, peran serta dan keterlibatan masyarakat dalam rencana kegiatan serta memberikan gambaran manfaat serta dampak yang diperoleh dari rencana kegiatan. Adanya kekurangan informasi atau kesimpangsiuran informasi dari rencana kegiatan ini akibat tidak tepatnya tata cara dan informasi yang disampaikan pada saat sosialisasi kepada masyarakat akan berdampak terhadap timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Selama 6 bulan, yaitu selama kegiatan sosialisasi berlangsung
- Keamanan dan Ketertiban Masyrakat
Timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban di
Dampak kegiatan sosialisasi terhadap komponen lingkungan kamtibmas merupakan dampak turunan dari timbulnya sikap serta persepsi negatif masyarakat. Oleh
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde,
Selama 6 bulan, yaitu selama kegiatan sosialisasi berlangsung
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 121
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
lingkungan masyarakat
karena dampak kegiatan terhadap komponen kesempatan kerja dan sikap serta persepsi negatif masyarakat merupakan dampak penting hipotetik, maka dampak kegiatan ini terhadap komponen kamtibmas termasuk dampak penting hipotetik
Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
3 Pengadaan Lahan - Mendapat uang penghormatan/tali asih atas tanah ulayat/adat sesuai kesepakatan dan status lahan yang diusahakan
- Masyarakat dapat memanfaatkan kayu yang bernilai ekonomi di atas lahan yang akan dibuka dengan terlebih dahulu diupayakan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK)
Kepemilikan lahan pemilik hak ulayat
Hilangnya mata pencaharian penduduk
Pengadaan lahan dapat menyebabkan penduduk kehilangan hak untuk mempergunakan lahan yang dibebaskan, sementara pekerjaan lain belum dimilikinya
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
3 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 122
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
- Pemberian kebun plasma diutamakan kepada pemilik tanah ulayat/adat
- Membuka kesempatan lapangan kerja bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan keahlian yang diperlukan.
- Pendekatan secara adat
- Mendapat uang penghormatan/tali asih atas tanah ulayat/adat sesuai kesepakatan dan status lahan yang diusahakan
- Masyarakat dapat memanfaatkan kayu yang bernilai ekonomi di atas lahan yang akan dibuka dengan terlebih dahulu diupayakan Izin Pemanfaatan Kayu
Sikap dan persepsi masyarakat
Timbulnya sikap dan persepsi masyarakat yang negatif
Sebagian anggota suku pemilik hak ulayat atas lahan yang dibebaskan belum tentu menyetujui pembebasan tersebut. Anggota suku yang tidak mendapat bagian yang seperti diharapkan akan mempunyai persepsi negatif dan mempengaruhi yang lainnya yang dapat menjadi keresahan
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Pengadaan/pembebasan lahan yang diperlukan untuk kebun Kelapa Sawit seluas 16.726,10 Ha diperkirakan/ diasumsikan dapat dilakukan selama 3 tahun. Namun semuanya tergantung dari masyarakat pemilik lahan apakah mau
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 123
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
(IPK)- Pemberian kebun
plasma diutamakan kepada pemilik tanah ulayat/adat
- Membuka kesempatan lapangan kerja bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan keahlian yang diperlukan.
menyerahkan lahannya atau tidak, sehingga batas waktu kajian untuk sikap dan persepsi masyarakat dianggap dapat dilakukan selama 3 tahun.
- Pendekatan secara adat
- Mendapat uang penghormatan/tali asih atas tanah ulayat/adat sesuai kesepakatan dan status lahan yang diusahakan
- Masyarakat dapat memanfaatkan kayu yang bernilai ekonomi di atas lahan yang akan dibuka dengan terlebih dahulu diupayakan Izin
Timbulnya gangguan kamtibmas
Munculnya gangguan ketertiban dan keamanan masyarakat sebagai akibat dampak turunan dari sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap kegiatan perusahaan
Dampak kegiatan pada tahap pra-konstruksi yang meliputi kegiatan pengadaan lahan dapat menimbulkan sikap dan persepsi negatif masyarakat. Hal ini akan berdampak lanjutan terhadap gangguan ketertiban dan keamanan masyarakat. Terutama awalnya timbul dari sikap dan persepsi ngatif masyarakat terhadap kegiatan perusahaan.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Selama kegiatan operasional perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT. DBL. Oleh karena di wilayah Papua umumnya kepemilikan tanah berdasar-kan hak ulayat. Sering terjadi tuntutan ganti rugi lahan yang berkepanjangan
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 124
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
Pemanfaatan Kayu (IPK)
- Pemberian kebun plasma diutamakan kepada pemilik tanah ulayat/adat
- Membuka kesempatan lapangan kerja bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan keahlian yang diperlukan.
II Tahap Konstruksi
1 Penerimaan dan Mobilisasi Tenaga Kerja
Pembuatan saluran drainase dan septic tank di lokasi basecamp dan emplasement karyawan
Kualitas air permukaan
Meningkatnya kandungan TDS, BOD, COD, H2S, fosfat, ammoniak, nitrit dan nitrat, penurunan DO, akibat limbah domestik
Aktivitas tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi kebun dan pabrik pengolahannya selama di base camp akan menghasilkan limbah domestik padat maupun cair yang dapat mencemari lingkungan di sekitar lokasi base camp dan emplasement. Limbah domestik dari aktivitas karyawan dapat menurunkan sanitasi lingkungan dan kualitas air permukaan. Begitu pula dengan limbah cair berupa grey water yang dialirkan melalui saluran drainase menuju badan air
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh dan Sungai Biri yang merupakan badan air penerima dari limbah cair domestik, mencakup sebaran limbah cair domestik sejauh 750 m ke arah hilir dari saluran pembuangan
2 tahun, yaitu selama kegiatan konstruksi kebun dan pabrik berlangsung
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 125
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
penerima. Dengan adanya limbah cair domestik ini akan menambah zat pencemar bagi badan air penerima
limbah cair domestik base camp dan emplasement
- Biota air Gangguan terhadap keberadaan biota air akibat penurunan kualitas air badan air penerima
Terganggunya kehidupan biota air merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas air permukaan akibat aktivitas tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi kebun dan pabrik pengolahannya selama di base camp yang menyebabkan penurunan kualitas air permukaan pada badan air penerima (Sungai Maro). Penurunan kualitas air permukaan ini disebabkan oleh meningkatnya kandungan TDS, BOD, COD, H2S, fosfat, nitrit dan nitrat, penurunan DO, akibat limbah domestik.
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh dan Sungai Biri yang merupakan badan air penerima dari limbah cair domestik, mencakup sebaran limbah cair domestik sejauh 750 m ke arah hilir dari saluran pembuangan limbah cair domestik base camp dan emplasement
2 tahun, yaitu selama kegiatan konstruksi kebun dan pabrik berlangsung
Penerimaan tenaga kerja dengan mengutamakan penduduk lokal sesuai
Kependudu-kan
Peningkatan jumlah penduduk
Jumlah tenaga kerja kegiatan konstruksi perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) adalah sebanyak 520 orang dan
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu:
3 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 126
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
kualifikasi kebutuhan pada saat awal penanaman kelapa sawit simultan pada masa konstruksi akan membutuhkan tenaga kerja sebanyak 870 – 1.450 orang. Perekrutan tenaga kerja ini terutama diambil dari tenaga kerja lokal maupun dari luar sehingga diperkirakan terjadi migrasi penduduk dari luar menuju wilayah Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat. Masa kerja tenaga kerja konstruksi cukup lama sekitar 24 – 36 bulan.
Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Penerimaan tenaga kerja dengan mengutamakan penduduk lokal sesuai kualifikasi kebutuhan
Sosial Ekonomi
Terbukanya kesempatan kerja sebagai mata pencaharian penduduk
Tersedianya kesempatan kerja pada kegiatan konstruksi saat puncak kegiatan konstruksi mencapai 520 orang akan menimbulkan dampak terhadap peningkatan pendapatan penduduk, sehingga dianggap dampak penting hipotetik sebab sebagian besar adalah tenaga kerja non skill (umum) sehingga dapat dipenuhi dari tenaga kerja setempat.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai
3 tahun
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 127
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
Timur Barat
Penerimaan tenaga kerja dengan mengutamakan penduduk lokal sesuai kualifikasi kebutuhan
Sosial Ekonomi
Perubahan adat istiadat dan pola kebiasaan masyarakat
Adanya tenaga kerja pendatang yang bekerja pada tahap konstruksi akan berinteraksi dengan pekerja penduduk lokal yang adat istidatnya berbeda. Pembauran penduduk dengan latar budaya, adat kebiasaan yang berbeda, setidaknya akan saling mempengaruhi. Dalam kurun waktu kegiatan 24 – 36 bulan, pola adat kebiasaan masing- masing akan mencapai keseimbangan, dimana pendatang dapat menyesuaikan dengan pola adat kebiasaan setempat dan penduduk lokal dapat menerima pola adat kebiasaan pendatang.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
3 tahun
Penerimaan tenaga kerja dengan mengutamakan penduduk lokal sesuai kualifikasi kebutuhan
Sosial Ekonomi
Timbulnya Persepsi negatif
Sikap dan persepsi masyarakat akan menjadi positif pada saat salah satu anggota keluarganya diterima menjadi tenaga kerja. Namun sikap dan persepsi ini akan dapat menjadi negatif bagi penduduk yang tidak dilibatkan dalam kegiatan proyek.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar,
3 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 128
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Penerimaan tenaga kerja dengan mengutamakan penduduk lokal sesuai kualifikasi kebutuhan
Sosial ekonomi
Timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Kegiatan konstruksi perkebunan dan pabrik pengolahannya dapat menimbulkan kecemburuan sosial bagi penduduk lokal yang tidak dapat bekerja. Disamping itu adanya pekerja pendatang dengan latar budaya yang tidak sama dengan penduduk lokal, dapat menjadi penyebab terjadinya konflik dengan penduduk lokal. Kecemburuan sosial dan perbedaan budaya dapat berkembang menjadi konflik fisik, manakala muncul pemicunya, sehingga terjadi gangguan keamanan.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
3 tahun
- Perubahan layanan fasilitas sosial dan fasilitas
Perubahan layanan fasos dan fasum akibat
Peningkatan kebutuhan fasilitas lingkungan merupakan dampak turunan dari peningkatan jumlah penduduk dari adanya penerimaan
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung
3 tahun
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 129
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
umum peningkatan jumlah penduduk
tenaga kerja yang berasal dari luar lokasi tapak proyek. Bertambahnya penduduk tentunya akan menuntut peningkatan berbagai fasilitas lingkungan seperti fasilitas peribadatan, pendidikan, hiburan dan jalan. Keberadaan tenaga kerja pendatang ini juga dapat menimbulkan kegiatan ikutan seperti keberadaan warung-warung yang menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi pendatang maupun penduduk lokal. Dengan demikian dampak termasuk dampak penting hipotetik.
Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Penyediaan fasilitas sanitasi, jamban, tempat sampah yang memadai
Kesehatan masyarakat
Penurunan kualitas sanitasi lingkungan
Adanya penerimaan tenaga kerja akan meningkatkan jumlah permukiman penduduk di sekitar lokasi kegiatan, sehingga sanitasi lingkungan dapat menurun dari aktivitas dan pola hidup tenaga kerja pendatang tersebut. Dengan jumlah tenaga kerja pendatang cukup banyak dengan masa kerja sekitar 24 - 36 bulan, akan menimbulkan limbah padat dan limbah cair domestik cukup
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu,
3 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 130
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
banyak, sehingga akan berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan vektor penyakit.
Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
-Pembuatan saluran drainase dan septic tank
-Pembuatan tempat sampah dan TPSS
-Pembangunan klinik bagi karyawan dan masyarakat
Kesehatan masyarakat
Peningkatan morbiditas masyarakat
Kegiatan konstruksi akan melibatkan tenaga kerja yang cukup banyak sehingga akan menimbulkan limbah padat dan limbah cair domestik yang berpotensi menurunkan kualitas sanitasi lingkungan sehingga berdampak terhadap penurunan kualitas kesehatan masyarakat sekitar maupun karyawan di sekitar tapak proyek. Selain itu, peningkatan morbiditas masyarakat dapat secara langsung disebabkan oleh pekerja pendatang yang berpenyakit sehingga menular kepada pekerja lainnya maupun masyarakat lokal.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
3 tahun
2 Mobilisasi alat berat dan alat angkut material konstruksi
- Kualitas udara Penurunan kualitas udara dan kebisingan
Kendaraan pengangkut alat berat dan bahan-bahan bangunan akan mengeluarkan gas buang kendaraan sepanjang perjalanannya dan pada saat melewati jalan tanah akan
Disimpulkan menjadi DPH
Tapak proyek Selama masa konstruksi
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 131
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
menghasilkan debu, disamping itu bunyi kendaraan ini menimbulkan kebisingan. Selama kegiatan mobilisasi alat berat dan alat angkut material akan melalui perkampungan/desa yang berada di dalam maupun di luar lokasi tapak proyek, sehingga akan berdampak langsung terhadap penduduk sekitarnya.
Pengaturan jarak antar kendaraan, dan pengawalan pihak yang berwenang
Lalu lintas Terganggu-nya kelancaran lalu lintas
Bahan dan material konstruksi kebun dan pabrik direncanakan berasal dari Sarmi dan sekitarnya. Pengangkutan bahan dan material konstruksi ini akan melalui Ruas Jalan Sarmi. Kendaraan angkut bahan dan material konstruksi yang digunakan berupa dump truck selama tahap konstruksi diperkirakan akan berdampak terhadap kelancaran arus lalu lintas jalan tersebut. Namun demikian, arus kendaraan dari pusat Kota Sarmi menuju lokasi tapak proyek saat ini masih tergolong sedikit, sehingga tidak akan mengganggu arus lalu lintas di jalan yang dilalui
Disimpulkan tidak menjadi DPH
- -
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 132
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
- Lalu lintas Peningkatan kerusakan jalan umum
Meningkatnya mobilitas kendaraan pengangkut alat berat dan material konstruksi di ruas jalan Sarmi dan tapak proyek akan berdampak terjadinya kerusakan ruas jalan tersebut. Jenis kendaraan yang digunakan merupakan kendaraan berat seperti dump truck, truck container, excavator, bulldozer, dan alat angkut bahan serta material konstruksi. Kondisi jalan dari Sarmi sampai ke tapak proyek sebagian telah diaspal dan sebagian aspalnya telah terkelupas dan berlubang-lubang. Namun sebagian besar kondisi jalan penghubung dari kampung ke kampung lainnya kondisinya masih jalan tanah. Oleh sebab itu, kegiatan mobilisasi kendaraan dan alat berat ini berpotensi menimbulkan kerusakan jalan umum yang digunakan.
Disimpulkan menjadi DPH
Sepanjang jalan yang dilalui kendaraan angkutan bahan dan material konstruksi
Selama masa konstruksi
Sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan kegiatan mobilisasi peralatan dan material
Sosial Ekonomi Budaya
Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat
Persepsi negatif dapat timbul karena adanya sesuatu yang dilihat atau didengar dianggap akan merugikan kepentingannya. Kebisingan, asap knalpot, debu, kemacetan dan kekhawatiran jalan
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama,
Selama masa konstruksi
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 133
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
rusak, merupakan hal yang dikhawatirkan penduduk akan mengurangi kenyamanan.
Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
- Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
Timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat
Munculnya gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat, terutama di lingkungan kegiatan perusahaan disebabkan oleh ketidakpuasaan masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan dari kegiatan mobilisasi alat berat dan material konstruksi. Dampak ini merupakan dampak turunan dari sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap perusahaan yang dapat terakumulasi menjadi sikap anarkis dan vandalisme.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Selama masa konstruksi
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 134
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
3 Penyiapan Lahan dan Pembukaan Lahan
Pemeliharaan sempadan (buffer zone) dengan pemukiman dan jalan raya
Iklim mikro Perubahan iklim mikro (peningkatan temperatur dan penurunan kelembaban)
Perubahan iklim mikro disebabkan menurunnya ruang terbuka hijau di tapak proyek akibat kapasitas kalor spesifik permukaan tanah menjadi lebih rendah karena vegetasinya hilang dan suhu permukaan menjadi lebih tinggi pada siang (kenaikan albedo) dibandingkan dengan keadaan sebelum dibuka. Sebagai akibatnya, panas yang lebih tinggi ini akan mengalir ke lokasi yang sedikit menerima radiasi matahari. Akhirnya bukan hanya tanah yang hilang penutupnya saja yang menerima panas tetapi juga lokasi-lokasi sekitarnya
Disimpulkan menjadi DPH
Tapak proyek dan wilayah sekitar proyek
3 tahun, selama kegiatan pembukaan dan penyiapan lahan berlangsung
-Pengaturan leveling permukaan tanah, aliran air lambat
Hidrologi Peningkatan aliran air permukaan (run off)
Pembersihan lahan dari tumbuhan baik untuk kebun, sarana prasarana, dan bangunan pabrik, akan menyebabkan permukaan tanah menjadi terbuka, tidak ada tumbuhan yang dapat menahan tetesan air hujan pada lahan yang sudah terbuka, sehingga air hujan akan lebih banyak yang dialirkan dari kondisi sebelumnya. Peningkatan air larian ini akan berlangsung terus, selama
Disimpulkan menjadi DPH
Tapak proyek, Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Birri, dan anak-anak sungai di dalam lokasi tapak proyek dan Teluk Maffin
3 tahun, selama kegiatan pembukaan dan penyiapan lahan berlangsung
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 135
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
permukaan tanah masih terbuka.
-Penanaman tanaman penutup tanah (land cover crop)
-Pembuatan saluran drainase
Erosi dan sedimentasi
Terjadinya erosi dan sedimentasi
Kegiatan pembukaan dan penyiapan lahan akan berdampak terhadap profil tanah yaitu susunan horizon tanah, struktur dan agregasi tanah sehingga pori-pori tanah lebih cenderung menjadi pori aerasi (makro), sebagai akibat sekundernya adalah lemahnya ikatan antar butiran tanah, sehingga mudah hancur oleh pukulan air hujan, mudahnya butiran tanah terbawa oleh aliran air permukaan (run off) akan menyebabkan erosi, meningkatnya butiran tanah yang terbawa kedalam air dapat menyebabkan sedimentasi.
Disimpulkan menjadi DPH
Tapak proyek, Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Birri, dan anak-anak sungai di dalam lokasi tapak proyek dan Teluk Maffin
3 tahun, selama kegiatan pembukaan dan penyiapan lahan berlangsung
Pengaturan leveling permukaan tanah, aliran air lambat, pembuatan drainase pengendap
Kualitas air permukaan
Penurunan kualitas air permukaan
Kegiatan pembukaan lahan dan penyiapan lahan diperkirakan akan menurunkan kualitas air permukaan di sekitar lokasi kegiatan, karena limpasan air hujan akan membawa sedimen (padatan tersuspensi) dari area kegiatan ke sungai terdekat dan terjadinya kekeruhan dan peningkatan zat padat tersuspensi tidak bisa dihindari karena adanya
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Birri,dan anak-anak sungai di dalam lokasi tapak proyek
3 tahun, selama kegiatan pembukaan dan penyiapan lahan berlangsung
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 136
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
aliran air permukaan secara kontinyu. Tingginya kandungan tersuspensi ini akan mengurangi penetrasi cahaya/sinar matahari ke dalam air sehingga mempengaruhi regenerasi oksigen secara fotosintesis. Diperkirakan peningkatan kekeruhan dan kandungan zat padat tersuspensi yang akan terjadi sangat besar dan akan mempengaruhi kualitas air permukaan di wilayah studi. Pencemaran air ini juga dapat mengganggu kehidupan biota air.
- Ruang dan lahan
Perubahan fungsi ruang dan lahan
Kondisi vegetasi eksisting areal rencana perkebunan dan pengolahan kelapa sawit adalah semak belukar yang diselingi tegakan berupa tanaman hutan, sisa penebangan kayu, dan sebagian kecil areal tanaman dan bibit kelapa sawit, akan berubah menjadi kebun kelapa sawit seluas sekitar 16.726,10 ha, rencana pembangunan lahan untuk tanaman inti 10.000 ha, tanaman plasma 3.400 ha dan 3.326,10 ha area yang tidak bisa ditanam
Disimpulkan tidak menjadi DPH, karena sebagian lahan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya tidak akan dipakai (di encluve), meskipun masuk kedalam batas proyek sesuai dengan izin lokasi yang
- -
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 137
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
telah diperoleh
Penurunan kesuburan tanah
Kegiatan pembukaan dan penyiapan lahan untuk lokasi rencana kebun sawit yang dilakukan meliputi pembersihan lahan berupa semak belukar, pohon-pohon serta tanaman penutup lainnya dan mendongkel tunggul batang yang telah ditebang. Dengan Sistem Konservasi Tanah dan Air yang akan diterapkan dalam kegiatan tersebut akan mempertahankan produktivitas/ sumber daya lahan. Selain itu, dengan Sistem Penutup Tanah Leguminosa (Legume Cover Crop/atau LCC), berguna untuk mencegah erosi permukaan, menekan perkembangan gulma yang sekaligus mengurangi penyiangan, menambah bahan organik dan cadangan unsur hara, memperbaiki aerasi, kelembaban tanah dan ketersediaan air untuk tanaman.
Disimpulkan tidak menjadi DPH
- -
-Pembukaan lahan dilakukan secara bertahap dengan
Biologi Hilangnya tutupan vegetasi dan
Pada saat melakukan pembukaan dan penyiapan lahan akan berdampak pada hilangnya
Disimpulkan menjadi DPH
Tapak proyek 3 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 138
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
mempertahankan koridor ruang gerak fauna
hilangnya habitat fauna darat
tutupan vegetasi darat di areal tersebut terutama lahan hutan yang ada. Hilangnya vegetasi dalam skala yang relatif luas akan mengganggu kondisi keseimbangan ekosistem, diantaranya hilangnya habitat fauna tertentu baik dari jenis mamalia, aves, reptilia dan serangga. Kerusakan ataupun musnahnya habitat fauna akan mengakibatkan kepunahan hewan terutama untuk satwa yang mobilitasnya rendah, sedangkan satwa dengan mobilitas tinggi akan berpindah ke lokasi lain yang lebih aman.
Pembukaan lahan dilakukan secara bertahap dengan mempertahankan koridor ruang gerak fauna. Para pekerja dilarang berburu hewan liar yang ada di areal lokasi PT. DBL
Biologi Terganggu-nya fauna darat
Gangguan terhadap fauna darat/satwamerupakan dampak lanjutan dari terganggunya vegetasi/flora di areal yang dibuka. Kerusakan ataupun musnahnya habitat fauna akan mengakibatkan kepunahan hewan terutama untuk satwa yang mobilitasnya rendah, sedangkan satwa dengan mobilitas tinggi akan berpindah ke lokasi lain yang lebih aman. Selain itu, suara bising dari peralatan yang
Disimpulkan menjadi DPH
Tapak proyek dimana dilakukannya pembukaan dan penyiapan lahan
3 tahun
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 139
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
digunakan menyebabkan fauna yang menempati daerah tersebut menjadi tergangggu, sehingga fauna tersebut terdorong untuk melakukan migrasi ke tempat yang baru.
-Penanaman tanaman penutup tanah (land cover crop)
-Pembuatan saluran drainase
Biota air Gangguan terhadap biota air
Terganggunya kehidupan biota air merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas air permukaan akibat kegiatan pembukaan dan penyiapan lahan. Penurunan kualitas air permukaan ini disebabkan oleh meningkatnya kandungan sedimen tersuspensi yang masuk ke sungai melalui aliran air permukaan dan erosi.
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Birri, dan anak-anak sungai di dalam lokasi tapak proyek dan Teluk Maffin
3 tahun, selama kegiatan pembukaan dan penyiapan lahan berlangsung
- Sikap dan persepsi masyarakat
Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat
Kegiatan pembukaan dan penyiapan lahan akan menimbulkan respon negatif dari masyarakat jika pengelolaan kegiatan tersebut tidak dilakukan dengan baik sehingga menimbulkan pencemaran dan kerusakan pada lingkungan masyarakat sekitarnya. Hal ini akan berdampak terhadap kepercayaan masyarakat kepada perusahaan
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor
Selama kegiatan pembukaan lahan berlangsung, 3 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 140
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
- Kamtibmas Timbulnya gangguan keamanan di lingkungan sekitar tapak proyek.
Gangguan keamanan di lingkungan masyarakat mungkin terjadi akibat ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap rencana kegiatan PT. DBL. Hal ini dapat disebabkan oleh pengelolaan lingkungan yang tidak sesuai, dll. Adanya gangguan kamtibmas ini berpotensi menimbulkan konflik antara masyarakat sekitar dan pihak PT. DBL
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Selama kegiatan pembukaan lahan berlangsung, 3 tahun
- Kesehatan masyarakat
Meningkat-nya angka kesakitan (morbiditas) akibat meningkat-nya populasi nyamuk
Kegiatan penebangan pohon menyebabkan terbuka lahan di area yang dibuka. Lahan terbuka ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim mikro di kawasan tersebut, sehingga meningkatkan pertumbuhan populasi nyamuk malaria,
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1,
Selama kegiatan pembukaan lahan berlangsung, 3 tahun
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 141
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
malaria nyamuk malaria lebih menyukai hidup pada lahan terbuka, berupa semak, rawa, dll.
Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
4 Pembangunan sarana dan prasaranakebun
Penyiraman secara berkala pada waktu kegiatan dilakukan pada musim kemarau
Kualitas udara dan kebisingan
Penurunan kualitas udara dan kebisingan
Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana kebun di lokasi tapak proyek, meliputi pembuatan saluran untuk menyalurkan air, pelaksanaan konstruksi, pekerjaan struktur jalan angkut meliputi pekerjaan perkerasan badan jalan, pembangunan jembatan, basecamp dan lain sebagainya. Kegiatan ini akan meningkatkan kadar debu (TSP) dan kebisingan di lokasi kegiatan dan sekitarnya, terutama pada kegiatan pembangunan jalan, jembatan serta basecamp pada musim kemarau. Dimana, pada lokasi kegiatan terdapat permukiman penduduk.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
3 tahun selama kegiatan pembangunan berlangsung
Pembuatan saluran drainase dan saluran
Hidrologi Peningkatan Air larian
Pembersihan lahan dari tumbuhan baik untuk bangunan pabrik dan
Disimpulkan Tapak proyek, Sungai
3 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 142
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
air darurat di sekeliling lokasi tapak proyek serta kolam pengendapan
(run off) sarana prasarana, akan menyebabkan permukaan tanah menjadi terbuka, tidak ada tumbuhan yang dapat menahan tetesan air hujan pada lahan yang sudah terbuka, sehingga air hujan akan lebih banyak yang dialirkan dari kondisi sebelumnya. Peningkatan air larian ini akan berlangsung terus, selama permukaan tanah masih terbuka.
menjadi DPH Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Birri, dan anak-anak sungai di dalam lokasi tapak proyek dan Teluk Maffin
Pembuatan saluran drainase dan saluran air darurat di sekeliling lokasi tapak proyek serta kolam pengendapan
Kualitas air permukaan
Penurunan kualitas air permukaan akibat dari
Peningkatan kandungan padatan tersuspensi (TSS) di badan air penerima
Penurunan kualitas air permukaan pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana kebun merupakan dampak turunan dari adanya aliran air permukaan pada lahan lokasi rencana yang membawa sedimen tersuspensi dan ceceran bahan dan material yang masuk ke badan air penerima di sekitar lokasi perkebunan. Dampak kegiatan ini cenderung meningkat pada musim hujan dan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Birri, dan anak-anak sungai di dalam lokasi tapak proyek dan Teluk Maffin
3 tahun
Pembuatan saluran drainase dan saluran air darurat di sekeliling lokasi tapak proyek
Biota air Gangguan terhadap keberadaan biota air
Terganggunya kehidupan biota air merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas air permukaan akibat kegiatan pembangunan
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Birri, dan anak-
3 tahun selama kegiatan pembangunan berlangsung
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 143
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
serta kolam pengendapan
akibat penurunan kualitas air di badan air penerima
sarana dan prasarana kebun yang menyebabkan penurunan kualitas air permukaan pada badan perairan. Penurunan kualitas air permukaan ini disebabkan oleh meningkatnya kandungan sedimen tersuspensi yang masuk ke BAP melalui aliran air permukaan dan erosi.
anak sungai di dalam lokasi tapak proyek dan Teluk Maffin
- Sosial Ekonomi Budaya
Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat
Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana kebun, akan menimbulkan respon negatif dari masyarakat jika pengelolaan kegiatan tersebut tidak dilakukan dengan baik sehingga menimbulkan pencemaran pada lingkungan masyarakat sekitarnya.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
3 tahun selama kegiatan pembangunan berlangsung
- Kamtibmas Timbulnya gangguan keamanan di
Gangguan keamanan di lingkungan masyarakat mungkin terjadi akibat ketidakpuasan
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan,
3 tahun selama kegiatan pembangunan
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 144
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
lingkungan sekitar tapak proyek.
sebagian masyarakat terhadap rencana kegiatan PT. DBL. Hal ini dapat disebabkan oleh pengelolaan lingkungan yang tidak sesuai, dll. Adanya gangguan kamtibmas ini berpotensi menimbulkan konflik antara masyarakat sekitar dan pihak PT. DBL. Oleh karena itu, dampak kegiatan termasuk dampak penting hipotetik.
yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
berlangsung
- Fasilitas sosial dan fasilitas umum
Meningkat-nya jumlah fasos dan fasum
Pembangunan sarana dan prasarana kebun, terutama jalan dan jembatan akan memberikan dampak positif untuk aksesibilitas penduduk di sekitar lokasi tapak proyek. Namun demikian, akses jalan yang dibangun pada umumnya diperuntukkan untuk kegiatan proyek dan terbatas bagi karyawan proyek
Disimpulkan tidak menjadi DPH
- -
- Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi Lingkungan
Menurunnya tingkat kesehatan masyarakat dan sanitasi
Kegiatan ini akan meningkatkan kadar debu (TSP) dan kebisingan di lokasi kegiatan dan sekitarnya terutama pada kegiatan pembangunan jalan, jembatan
Disimpulkan tidak menjadi DPH
- -
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 145
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
lingkungan serta basecamp pada musim kemarau. Dampak ini akan berdampak turunan terhadap kesehatan dan sanitasi lingkungan di sekitar lokasi kegiatan maupun penduduk sekitar. Namun demikian, karena kegiatan ini berlokasi jauh dari permukiman penduduk, maka diperkirakan tidak akan berdampak berarti terhadap kesehatan dan sanitasi lingkungan.
5 Penanaman tanaman kelapa sawit
Mengutamakan masyarakat lokal untuk terlibat dalam kegiatan perusahaan
Sikap dan persepsi masyarakat
Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat
Kegiatan penanaman tanaman kelapa sawit akan menimbulkan respon negatif dari masyarakat jika pengelolaan kegiatan tersebut tidak dilakukan dengan baik sehingga menimbulkan pencemaran pada lingkungan masyarakat sekitarnya.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Selama 3 tahun pengembangan kebun seluas 16.726,10 Ha
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 146
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
- Keamanan dan ketertiban masyarakat
Timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat
Gangguan keamanan di lingkungan masyarakat mungkin terjadi akibat ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap rencana kegiatan PT. DBL. Hal ini dapat disebabkan antara lain, adanya pengelolaan lingkungan yang tidak sesuai. Adanya gangguan kamtibmas ini berpotensi menimbulkan konflik antara masyarakat sekitar dan pihak PT. DBL.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Selama 3 tahun pengembangan kebun seluas 16.726,10 Ha
6 Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM)
-Kegiatan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan dilakukan secara terkendali, yaitu penggunaan jumlah dan jenis pupuk, herbisida dan pestisida sesuai dosis
-Pemberian pupuk, herbisida maupun pestisida pada musim penghujan perlu
Kualitas air permukaan
Penurunan kualitas air permukaan (peningkatan BOD, COD, dan unsur kimia lainnya)
Kegiatan pemeliharaan tanaman Kelapa Sawit yang belum menghasilkan diperkirakan akan menurunkan kualitas air permukaan di sekitar lokasi kegiatan, karena ceceran bekas pupuk serta ceceran bahan-bahan pertisida yang terbawa oleh limpasan air hujan akan membawa unsur-unsur kimia yang terkandung dalam pupuk dan pestisida dari area kegiatan ke sungai terdekat dan terjadinya
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Brri, dan anak-anak sungai di dalam lokasi tapak proyek dan Teluk Maffin
Selama operasional kebun berlangsung
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 147
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
mendapatkan perlakuan khusus
-Membuat saluran drainase disekitar areal kebun untuk meminimalisir atau mencegah masuknya pupuk, herbisida atau pestisida ke badan air yang dibawa oleh aliran air hujan
peningkatan BOD dan COD serta unsur-unsur kimia lainnya tidak bisa dihindari karena adanya aliran air hujan tersebut. Diperkirakan terjadi peningkatan kadar-kadar bahan unsur kimia tertentu yang akan terjadi dan akan mempengaruhi kualitas air permukaan di wilayah studi. Pencemaran air ini dapat mengganggu kehidupan biota air.
Pemupukan dan penggunaan pestisida dilakukan sesuai dosis
Kualitas air tanah
Penurunan kualitas air tanah
Kegiatan pemeliharaan tanaman Kelapa Sawit yang belum menghasilkan diperkirakan berdampak terhadap kualitas air tanah yang tercemar akibat kegiatan pemeliharaan TBM yang menggunakan pupuk, pestisida maupun herbisida yang meresap dan masuk menuju akuifer tanah. Pemeliharaan dilakukan kurang lebih selama 6 tahun sesuai dengan rencana penanaman. Dengan jangka waktu tersebut, maka terdapat kemungkinan akan mempengaruhi kualitas air tanah dimana di lokasi rencana tapak proyek juga terdapat permukiman penduduk.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Selama operasional kebun berlangsung
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 148
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
-Kegiatan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan dilakukan secara terkendali, yaitu penggunaan jumlah dan jenis pupuk, herbisida dan pestisida sesuai dosis
-Pemberian pupuk, herbisida maupun pestisida pada musim penghujan perlu mendapatkan perlakuan khusus
-Membuat saluran drainase disekitar areal kebun untuk meminimalisir atau mencegah masuknya pupuk, herbisida atau pestisida ke badan air yang dibawa oleh aliran air hujan
Biota air Gangguan terhadap biota air
Dampak kegiatan pemeliharaan TBM merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas air permukaan. Hal ini terutama disebabkan oleh kandungan kimia dari bahan pupuk dan pestisida yang masuk ke badan air penerima dan meracuni serta menyebabkan kematian pada biota air di perairan di sekitar lokasi kegiatan.
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Brri, dan anak-anak sungai di dalam lokasi tapak proyek dan Teluk Maffin
Selama operasional kebun berlangsung
- Sikap dan persepsi masyarakat
Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat
Kegiatan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan akan menimbulkan respon negatif dari masyarakat jika pengelolaan kegiatan tersebut tidak dilakukan dengan baik sehingga
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama,
Selama 3 tahun pengembangan kebun seluas 16.726,10 Ha
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 149
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
menimbulkan pencemaran pada lingkungan masyarakat sekitarnya.
Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
- Keamanan dan ketertiban masyarakat
Timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat
Kegiatan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan akan berdampak terhadap penurunan kualitas air permukaan, air tanah, gangguan terhadap biota air. Apabila tidak dikelola dengan baik dan benar akan menimbulkan sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap kegiatan yang dilakukan. Hal ini akan berdampak lanjutan terhadap timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban terhadap pelaksanaan kegiatan maupun lingkungan masyarakat sekitar
Disimpulkan menjadi DPH
mpung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Selama 3 tahun pengembangan kebun seluas 16.726,10 Ha
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 150
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
7 Pematangan lahan dan pondasi PKS
- Kualitas Udara ambient
Penurunan Kualitas udara dan kebisingan
Kegiatan pematangan lahan dengan menggunakan alat berat, juga didalamnya terdapat kegiatan gali timbun, diprakirakan akan menyebabkan menurunnya kualitas udara (peningkatan CO, SOx, NOx, sebaran debu lokal/TSP) dan meningkatnya kebisingan. Kegiatan ini terutama akibat peningkatan kandungan TSP dan kebisingan di lokasi kegiatan
Disimpulkan menjadi DPH
Lokasi rencana pabrik
Selama kegiatan pematangan lahan untuk lokasi pabrik, 6 bulan
- Hidrologi Peningkatan Air larian (run off)
Kegiatan pematangan lahan untuk rencana lokasi pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit akan merubah tutupan lahan yang akan mengakibatkan perubahan koefisien air larian yang selanjutnya mempengaruhi debit air larian di tapak proyek dan infiltrasi air hujan. Peningkatan run off ini akan mempengaruhi debit aliran badan air penerima wilayah daerah di sebelah hilirnya
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Brri, dan anak-anak sungai di dalam lokasi tapak proyek dan Teluk Maffin
Selama kegiatan pematangan lahan untuk lokasi pabrik, 6 bulan
- Erosi dan Sedimentasi
Meningkat-nya erosi tanah akibat aliran air permukaan
Pada saat pekerjaan pematangan lahan biasanya dilakukan pengupasan tanah permukaan pada bagian yang lebih tinggi kemudian ditimbunkan pada
Disimpulkan menjadi DPH
-Tapak proyek-Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Brri,
Selama kegiatan pematangan lahan untuk lokasi pabrik, 6 bulan
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 151
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
(run off water)
daerah yang lebih rendah. Akibat penggalian, pemotongan, perataan dan pengurugan tanah, maka tekstur lapisan tanah menjadi rusak atau hancur serta terjadi perubahan posisi lapisan tanah. Akibat kerusakan struktur tanah lapisan permukaan menjadi gembur, tidak padat dan kurang padu dan meningkatkan air larian terutama pada saat terjadi hujan, maka akan menimbulkan adanya kandungan tanah yang terikut dengan aliran air larian (run off)
dan anak-anak sungai di dalam lokasi tapak proyek dan Teluk Maffin
- Kualitas air Penurunan kualitas air permukaan akibat peningkatan kandungan TSS di badan air penerima
Kegiatan pematangan lahan untuk lokasi rencana pabrik pengolahan kelapa sawit dengan melakukan pengurugan dan pemadatan tanah akan menurunkan lahan resapan air sehingga meningkatkan aliran air permukaan. Bersama aliran air permukaan ini akan terbawa sedimen tersuspensi (TSS) yang akan masuk menuju badan air penerima atau sungai di sekitar lokasi pabrik sehingga akan menurunkan kualitas badan air penerima. Tingginya kandungan tersuspensi ini akan mengurangi
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Brri, dan anak-anak sungai di dalam lokasi tapak proyek dan Teluk Maffin
Selama kegiatan pematangan lahan untuk lokasi pabrik, 6 bulan
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 152
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
penetrasi cahaya/sinar matahari ke dalam air sehingga mempengaruhi regenerasi oksigen secara fotosintesis
Berkurang-nya tutupan vegetasi darat dan terganggu-nya keberadaan fauna darat
Kegiatan pematangan lahan untuk lokasi pabrik pengolahan sawit akan menghilangkan tegakan vegetasi yang ada di lokasi tapak proyek. Lokasi pabrik yang direncanakan terletak di sekitar sungai besar kemungkinan memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang cukup tinggi. Dengan hilangnya berbagai jenis flora ini akan mengakibatkan terganggunya keberadaan satwa liar di habitat tersebut. Namun dengan luas lahan pabrik sekitar 20 ha sehingga perubahan yang terjadi sangat kecil sekali
Disimpulkan tidak menjadi DPH
- -
- Terganggu-nya biota air
Dengan menurunnya kualitas air, diprakirakan kehidupan biota air dapat terganggu.
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Brri, dan anak-anak sungai di dalam lokasi tapak proyek dan Teluk Maffin
Selama kegiatan pematangan lahan untuk lokasi pabrik, 6 bulan
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 153
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
8 Pembangunan pabrik pengolahan Kelapa Sawit (PKS)
- Kualitas udara ambient
Penurunan Kualitas udara dan kebisingan
Pekerjaan konstruksi pabrik, pemasangan alat proses produksi, pembuatan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan lain sebagainya. Kegiatan ini meliputi pemasangan pondasi bangunan, kerangka dan struktur bangunan serta mesin-mesin produksi yang juga menggunakan berbagai alat berat. Kegiatan ini dilakukan pada lahan seluas ± 20 ha dan terletak dekat dengan permukiman penduduk. Kampung terdekat dengan lokasi pabrik, yaitu Kampung Arare berjarak ± 5 km dari lokasi kegiatan. Oleh karena itu, diperkirakan dampak kegiatan terhadap penurunan kualitas udara ini termasuk penting.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
2 tahun, selama kegiatan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) berlangsung
Pembuatan saluran drainase dan kolam pengendapan di sekeliling lokasi rencana kegiatan
Kualitas air Penurunan kualitas air permukaan dengan meningkat-nya kandungan TSS, BOD dan COD
Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) diperkirakan akan menurunkan kualitas air permukaan di sekitar lokasi kegiatan, karena ceceran bahan dan material bangunan yang terbawa oleh limpasan air hujan ke sungai terdekat sehingga meningkatkan kandungan BOD dan COD serta unsur-unsur kimia
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Birri, dan anak-anak sungai di dalam lokasi tapak proyek dan Teluk Maffin
3 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 154
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
lainnya. Dengan jangka waktu pembangunan yang cukup lama, yaitu 18 – 24 bulan dan letak rencana pabrik yang harus dekat dengan sungai
- Biota air Terganggu-nya biota air
Dengan menurunnya kualitas air, diprakirakan kehidupan biota air dapat terganggu.
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Birri, dan anak-anak sungai di dalam lokasi tapak proyek dan Teluk Maffin
3 tahun
- Sosial Ekonomi Budaya
Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat
Kegiatan pembangunan PKS akan menimbulkan respon negatif dari masyarakat jika pengelolaan kegiatan tersebut tidak dilakukan dengan baik sehingga menimbulkan pencemaran pada lingkungan masyarakat sekitarnya. Terutama dampak kegiatan terhadap kualitas udara dan kebisingan.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
2 tahun, selama kegiatan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) berlangsung
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 155
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
Timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas)
Dari persepsi negatif masyarakat, dapat berkembang menjadi ketidaksenangan, kemudian secara psychologis timbul kebencian dan dapat menjadi konflik. Hal ini menimbulkan rasa tidak aman bagi para pekerja dan demikian pula penduduk setempat lainnya.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
2 tahun, selama kegiatan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) berlangsung
III Tahap Operasi/Produksi
1 Penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja
Pembuatan saluran drainase, septic tank dan grease trap di lokasi kebun dan pabrik, terutama kantor dan perumahan karyawan
Kualitas air permukaan
Penurunan kualitas air permukaan (peningkatan kandungan TDS, penurunan DO, peningkatan kandungan
Penerimaan tenaga kerja berjumlah lk. 870 – 1.450 orang untuk operasional kebun dan pabrik, akan menghasilkan limbah domestik padat maupun cair yang dapat mencemari kualitas air di sekitar perumahan dan lokasi pabrik. Limbah domestik dari aktivitas karyawan dapat menurunkan sanitasi lingkungan
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Birri, mencakup sebaran limbah cair domestik sejauh 750 m ke arah hilir dari saluran pembuangan
2 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 156
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
BOD, COD, H2S, fosfat, ammoniak, nitrit dan nitrat akibat limbah domestik)
dan kualitas air permukaan. Begitu pula dengan limbah cair berupa grey water yang dialirkan melalui saluran drainase menuju badan air penerima. Dengan adanya limbah cair domestik ini akan menambah zat pencemar bagi badan air penerima.
limbah cair domestik base camp dan emplasement
Perubahan ruang, lahan dan multiplier effect
Perubahan ruang dan lahan (tumbuhnya multiplier Effect dan pengembangan wilayah)
Meningkatnya aktifitas operasional kebun menimbulkan terbukanya sumber mata pencaharian masyarakat dengan adanya kesempatan kerja pada saat operasional kebun yang sudah berjalan dengan perekrutan lk. 1.000 orang. Jumlah tersebut belum termasuk tenaga kerja sebagai kontraktor, suplayer dan yang terlibat dalam sector informal lainnya sebagai komponen multiplier effect yang jumlahnya jauh lebih banyak juga terikut beraktifitas. Keberadaan dan operasional PT. DBL mendukung dalam perkembangan wilayah dengan multiplier effect yang ditimbulkannya tersebut terjadi peningkatan aktifitas perekonomian, sehingga dapat meningkatkan pendapatan
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
5 tahun
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 157
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
Pemerintah Daerah dan masyarakat, dengan demikian dikategorikan dampak penting
Pembuatan saluran drainase dan septic tank di lokasi basecamp dan emplasement karyawan
Biota Air Terganggu-nya keberadaan biota air
Terganggunya kehidupan biota air merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas air permukaan akibat limbah yang dihasilkan dari kegiatan/aktivitas tenaga kerja perkebunan dan PKS. Dampak terhadap kualitas air merupakan dampak penting hipotetik, maka dampak kegiatan terhadap keberadaan biota air juga merupakan dampak penting hipotetik
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Birri, mencakup sebaran limbah cair domestik sejauh 750 m ke arah hilir dari saluran pembuangan limbah cair domestik base camp dan emplasement
2 tahun
- Sosial Ekonomi
Peningkatan jumlah penduduk
Dari 870 – 1.450 orang pegawai yang diterima bekerja di PT. DBL, diperkirakan sekitar 50% berasal dari luar Distrik Patai Timur dan Pantai Timur Barat, sebagian diantaranya membawa serta anggota keluarganya. Penduduk pendatang ini akan manambah tingkat kepadatan Distrik Patai Timur dan Pantai Timur Barat atau kampung disekitarnya selama perusahaan
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu,
3 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 158
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
beroperasi. Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
- Terbukanya kesempatan kerja
Tenaga kerja yang akan diterima menjadi pekerja di PT. DBL berjumlah sekitar 870 – 1.450 orang. Penghasilan yang akan diterima minimal sesuai dengan UMR Papua, pendapatan ini sangat berarti bagi penduduk yang sebelumnya tidak mendapat penghasilan seperti ini.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
3 tahun
- Perubahan pola kebiasaan masyarakat
Adanya tenaga kerja pendatang yang bekerja pada tahap operasi sekitar 870 – 1.450orang akan berinteraksi dengan pekerja penduduk lokal yang adat istidatnya berbeda. Pembauran penduduk dengan latar budaya,
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru,
3 tahun
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 159
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
adat kebiasaan yang berbeda, akan saling mempengaruhi. Dalam kurun waktu kegiatan 24 – 36 bulan, pola adat kebiasaan masing-masing akan mencapai keseimbangan, dimana pendatang dapat menyesuaikan dengan pola adat kebiasaan setempat dan penduduk lokal dapat menerima pola adat kebiasaan pendatang.
Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Sikap dan persepsi masyarakat
Timbulnya Persepsi negatif
Sikap dan persepsi masyarakat akan menjadi positif pada saat salah satu anggota keluarganya diterima menjadi tenaga kerja. Namun sikap dan persepsi ini akan dapat menjadi negatif bagi penduduk yang tidak dilibatkan dalam kegiatan proyek.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
3 tahun
Timbulnya gangguan
Gangguan Penerimaan tenaga kerja operasi perkebunan dan PKS dapat me-
Disimpulkan Kampung yang berada di sekitar
3 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 160
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
kamtibmas keamanan nimbulkan kecemburuan sosial bagi penduduk lokal yang tidak dapat bekerja. Disamping itu adanya pekerja pendatang dengan latar budaya yang tidak sama dengan penduduk lokal, dapat menjadi penyebab terjadinya konflik dengan penduduk lokal. Kecemburuan sosial dan perbedaan budaya dapat berkembang menja di konflik fisik, manakala muncul pemicunya, sehingga terjadi gangguan keamanan.
menjadi DPH lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Fasos dan Fasum
Peningkatan jumlah fasos dan fasum
Peningkatan kebutuhan fasilitas lingkungan merupakan dampak turunan dari peningkatan jumlah penduduk dari adanya penerimaan tenaga kerja yang berasal dari luar lokasi tapak proyek. Bertambahnya penduduk tentunya akan menuntut peningkatan berbagai fasilitas lingkungan seperti fasilitas peribadatan, pendidikan, hiburan dan jalan. Keberadaan tenaga kerja pendatang ini juga dapat menimbulkan kegiatan ikutan seperti keberadaan warung-
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur
3 tahun
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 161
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
warung yang menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi pendatang maupun penduduk lokal. Dengan demikian dampak termasuk dampak penting hipotetik.
dan Pantai Timur Barat
Kesehatan masyarakat
Penurunan kualitas sanitasi lingkungan
Adanya penerimaan tenaga kerja akan meningkatkan jumlah permukiman penduduk di sekitar lokasi kegiatan, sehingga sanitasi lingkungan dapat menurun dari aktivitas dan pola hidup tenaga kerja pendatang tersebut. Dengan jumlah tenaga kerja pendatang cukup banyak dengan masa kerja cukup lama, akan menimbulkan limbah padat dan limbah cair domestik cukup banyak, sehingga akan berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan vektor penyakit.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
3 tahun
2 Pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM)
-Kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan dilakukan secara terkendali, yaitu
Air permukaan
Penurunan kualitas air permukaan
Kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) diperkirakan akan menurunkan kualitas air permukaan di sekitar lokasi
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Birri, anak-anak
3 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 162
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
penggunaan jumlah dan jenis pupuk, herbisida dan pestisida sesuai dosis dan penyemprotan tidak dilakukan pada lokasi yang berbatasan dengan badan air penerima
-Pemberian pupuk, herbisida maupun pestisida pada musim penghujan perlu mendapatkan perlakuan khusus
-Membuat saluran drainase disekitar areal kebun untuk meminimalisir atau mencegah masuknya pupuk, herbisida atau pestisida ke badan air yang dibawa oleh aliran air hujan
kegiatan, karena ceceran pupuk serta bahan-bahan pertisida yang terbawa oleh limpasan air hujan masuk ke sungai terdekat. Masuknya kandungan pupuk ke badan air penerima akan menyebabkan meningkatnya kandungan TDS, penurunan DO, peningkatan kandungan BOD, COD, H2S, fosfat, ammoniak, nitrit dan nitrat serta unsur-unsur kimia dari pestisida tidak bisa dihindari karena adanya aliran air hujan tersebut. Diperkirakan terjadi peningkatan kadar-kadar bahan unsur kimia tertentu yang akan terjadi dan akan menurunkan kualitas air permukaan di wilayah studi
sungai di dalam lokasi tapak proyek dan Teluk Maffin
Kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan dilakukan secara terkendali, yaitu penggunaan jumlah dan jenis pupuk, herbisida
Kualitas air tanah
Penurunan kualitas air tanah
Kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) diperkirakan berdampak terhadap kualitas air tanah yang tercemar akibat kegiatan pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan
Disimpulkan menjadi DPH
Tapak proyek dan Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung
3 tahun
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 163
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
dan pestisida sesuai dosis
menggunakan pupuk, pestisida maupun herbisida yang meresap dan masuk menuju akuifer tanah. Pembibitan dilakukan kurang lebih selama 10 – 12 bulan dan pemeliharaan tanaman sawit dilakukan dalam jangka waktu 24 – 36 bulan atau hingga tanaman sawit siap dipanen. Dengan jangka waktu tersebut, maka terdapat kemungkinan tersebut akan mempengaruhi kualitas air tanah dimana di lokasi rencana tapak proyek juga terdapat permukiman penduduk. Oleh sebab itu, kegiatan ini diperkirakan berdampak penting hipotetik.
Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Penggunaan pupuk dan pestisida sesuai dosis
Kesuburan Tanah
Penurunan kesuburan Tanah
Pada kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) salah satunya dilakukan kegiatan pemberian pupuk urea, RP, MOP dan HGFB pada tanaman sawit. Hal ini akan meningkatkan kesuburan tanah di dalam lokasi tapak proyek. meskipun dampak tergolong positif, namun kegiatan ini akan berlangsung lk. 25 tahun, dalam jangka waktu yang relatif
Disimpulkan menjadi DPH
Tapak proyek 5 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 164
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
lama, dampak pupuk yang tujuan awalnya adalah untuk meningkatkan kesuburan, karena kondisi lingkungan tertentu yang berubah, bisa menjadi berpengaruh sebaliknya, yaitu dapat menurunkan kesuburan dan dapat menumbuhkan jenis hama yang lain.
-Penggunaan pupuk dan pestisida sesuai dosis dan penyemprotan tidak dilakukan pada lokasi yang berbatasan dengan badan air penerima
Biologi Terganggu-nya biota air
Terganggunya kehidupan biota air merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas air permukaan akibat kegiatan pemeliharaan tanaman. Penurunan kualitas air permukaan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya kandungan TDS, penurunan DO, peningkatan kandungan BOD, COD, H2S, fosfat, ammoniak, nitrit dan nitrat serta unsur-unsur kimia dari pestisida tidak bisa dihindari karena adanya aliran air hujan tersebut.
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Birri, anak-anak sungai di dalam lokasi tapak proyek dan Teluk Maffin
3 tahun
3 Pemanenandan perkiraan hasil
Prioritas perekrutan tenaga kerja lokal setempat
Sosial ekonomi masyarakat
Terbukanya kesempatan kerja bagi penduduk lokal setempat
Kegiatan pemanenan hasil kebun sawit membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak pada musimnya. Tenaga kerja pemanenan ini umumnya dapat dilakukan oleh tenaga kerja lokal baik yang berstatus BHL maupun
Disimpulkan tidak menjadi DPH oleh karena perekrutan tenaga kerja akan dilakukan pada saat tahap
- -
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 165
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
karyawan tetap. Namun demikian, untuk tenaga kerja pemanenan direkrut pada saat tahap kegiatan penerimaan tenaga kerja. Oleh karena itu pada saat pemanenan tidak akan dilakukan lagi perekrutan tenaga kerja
kegiatan penerimaan tenaga kerja, sehingga pada saat pemanenan tidak dilakukan lagi penerimaan tenaga kerja
Kesehatan masyarakat
Penurunan sanitasi lingkungan
Kegiatan pemanenan hasil kebun sawit akan menghasilkan limbah padat, berupa kayu, pelepah dan gulma. Limbah padat tersebut diperkirakan dalam setahun setiap satu hektar perkebunan kelapa sawit rata-rata menghasilkan limbah pelepah daun sebanyak 10,4 ton bobot kering (Fauzi et al. 2008). Jika limbah tersebut tidak dikelola akan menurunkan sanitasi terhadap lingkungan.
Disimpulkan menjadi DPH
Tapak proyek 3 tahun
4 Pengangkutan hasil (TBS & CPO)
- Kualitas Udara
Penurunan kualitas udara dan kebisingan
Kegiatan pengangkutan hasil panen (TBS) dengan menggunakan dump truck dari lokasi kebun ke lokasi pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) akan menyebabkan material tanah seperti debu akan terangkat dan berterbangan di lokasi kebun dan di sepanjang jalan mulai dari
Disimpulkan menjadi DPH
Tapak proyek dan Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru,
3 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 166
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
kebun sampai ke lokasi pabrik. Tingginya kadar debu di udara akan mengganggu kesehatan manusia yang terkena dampak langsung secara terus menerus dalam waktu yang lama.
Kegiatan pengangkutan TBS menggunakan dump truck akan menimbulkan kebisingan dari mesin-masin dum truck yang digunakan. Lalu lintas kendaraan angkut TBS akan melalui permukiman penduduk di sekitar lokasi tapak proyek. Berdasarkan hasil studi diketahui bahwa tingkat kebisingan yang timbul dari mesin kendaraan truck dapat mencapai (Environmental Data Book, 1992) adalah 108 dBA pada sumbernya. Sehingga diperkirakan pada jalur permukiman yang dilalui akan melebihi baku mutu tingkat kebisingan untuk permukiman sebesar 55 dBA. Beberapa permukiman di kampung-kampung di dalam lokasi tapak proyek terletak berbatasan dengan jalan umum yang juga akan digunakan untuk pengangkutan
Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 167
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
TBS dan CPO.
- Transportasi/ Lalu lintas
Terganggunya kelancaran arus lalu lintas jalan umum
Kegiatan pengangkutan TBS dari lokasi kebun ke lokasi pabrik diprakirakan dapat minimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup berupa terganggunya kelancaran lalu lintas akibat peningkatan jumlah arus lalu lintas jalan oleh armada pengangkutan TBS. Namun demikian, fasilitas jalan yang digunakan adalah milik perusahaan dan berada di dalam kawasan kebun serta volume arus lalu lintas kendaraan di lokasi proyek masih sangat rendah.
Kegiatan pengangkutan CPO dipasarkan terutama untuk pasar dalam negeri dan diangkut dari lokasi pabrik menuju pelabuhan di Kota Sarmi diprakirakan dapat minimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup berupa terganggunya kelancaran lalu lintas akibat peningkatan jumlah arus lalu lintas jalan oleh armada pengangkutan CPO. Namun demikian, volume arus lalu lintas di Sarmi saat ini masih sangat
Disimpulkan TIDAK menjadi DPH
- -
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 168
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
rendah dan tidak adanya kemacetan lalu lintas, diperkirakan tidak akan terpengaruh oleh kegiatan pengangkutan CPO.
- Kualitas jalan Peningkatan kerusakan jalan
Meningkatnya mobilitas truk sebagai kendaraan pengangkut hasil (TBS dan CPO) selama tahap operasional diperkirakan akan berdampak terjadinya kerusakan ruas jalan umum. Kondisi jalan sebagian besar telah diaspal namun ada sebagian jalan yang berlubang. Kondisi jalan penghubung dari kampung ke kampung lainnya kondisinya masih jalan tanah.
Disimpulkan menjadi DPH
Sepanjang jalan yang dilalui kendaraan pengangkut TBS dan CPO
3 tahun
Sikap dan Persepsi Masyarakat
Kegiatan pengangkutan hasil produksi CPO dipasarkan terutama untuk pasar dalam negeri dan diangkut dari lokasi pabrik menuju pelabuhan di Kota Sarmi melalui jalan umum yang digunakan masyarakat. Dengan perkerasan berupa tanah dan beberapa diantara aspal namun jika dilalui kendaraan berat akan mudah rusak.
Disimpulkan menjadi DPH
Sepanjang jalan yang dilalui kendaraan pengangkut CPO
2 tahun
5 Proses pengolahan -Pemeliharaan mesin Kualitas udara Penurunan Pada saat proses pengolahan Disimpulkan Tapak proyek 3 tahun
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 169
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
kelapa sawit dan inti sawit
produksi-Menyediakan alat pelindung diri bagi pekerja
-Menyediakan ruang terbuka hijau disekitar lokasi pabrik
ambient Kualitas Udara dan Kebisingan
kelapa sawit dan pengolahan inti sawit di pabrik dengan melalui berbagai tahap pengolahan akan menimbulkan limbah/cemaran udara berasal dari pembakaran solar dari generating set, pembakaran cangkang sawit dan tandan kosong kelapa sawit dari unit boiler PLTU akan mengeluarkan emisi gas buang berupa kandungan CO, SOx, NOx, TSP. Emisi gas buang tersebut dapat menurunkan kualitas udara ambient di lokasi pabrik dan sekitarnya dan akan dapat terpapar pada penduduk atau masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik, terutama karyawan yang tinggal di perumahan pabrik. Uap minyak pada proses pemanasan, dapat tersebar, dan menimbulkan bau. Dampak ini akan berlangsung selama kegiatan operasional pabrik berlangsung.
Disamping itu suara bising dari mesin mesin dan peralatan yang digunakan dapat terdengar beberapa ratus meter disekitar lokasi pabrik. Kegiatan
menjadi DPH dan Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 170
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
pengolahan kelapa sawit dan inti sawit dengan beroperasinya alat-alat pengolahan berpotensi menimbulkan dampak timbulnya peningkatan kebisingan. Meskipun jarak lokasi pabrik jauh (> 500 meter dari perumahan karyawan dan jauh dari kampung terdekat, namun kebisingan ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran bagi karyawan yang bekerja di lokasi pabrik.
Efisiensi penggunaan air dengan melakukan reuse air limbah yang telah diolah pada unit IPAL
Kuantitas air permukaan
Penurunan debit air sungai
Kegiatan pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas 60 ton/jam memerlukan kapasitas air dalam jumlah yang sangat besar untuk proses-proses pada press station, hidrocyclone, vacum injector, bearing collector fan bearing, underfurnace, turbo alternator, klarifikasi, pencucian pabrik serta kantor dan perumahan . Untuk kebutuhan proses produksi CPO diperlukan air sebanyak lk. 1,25 m3 untuk setiap ton produk. Dengan kapasitas produksi sebesar 60 ton/jam, maka diperlukan air sebanyak 75 m3/jam dan dengan jam operasional pabrik selama 20 jam,
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, dan Sungai Birri
5 tahun
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 171
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
maka dalam sehari diperlukan air sebanyak 150 m3/hari. Sementara itu untuk operasional domestik diperlukan air besih sebesar lk. 150 m3/hari. Air ini bersumber dari air permukaan yang terdapat di sekitar lokasi pabrik. Sehingga dengan debit pengambilan yang cukup besar ini akan mempengaruhi debit air permukaan sebagai sumber air.
- Penerapan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan Land Application (LA)
- Pembangunan saluran drainase dan saluran limbah secara terpisah di seluruh lahan pabrik
Kualitas air permukaan
Penurunan kualitas air permukaan
Pembuangan air limbah dari kegiatan proses pengolahan kelapa sawit ke badan air penerima yang telah diolah di IPAL akan menyebabkan penurunan kualitas air sungai tersebut khususnya karena peningkatan kandungan parameter BOD, COD, TSS, Minyak dan Lemak, total N serta pH. Penurunan kualitas air badan air penerima ini dikhawatirkan akan menurunkan daya dukung dan daya tampung sungai tersebut.
Disimpulkan menjadi DPH
Bagian hilir Sungai Timwah, Sungai Weuseh, dan Sungai Birri.
2 tahun
- Penerapan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan
Biota air Terganggu-nya biota air
Dengan menurunnya kualitas air, kehidupan biota air di badan air penerima diprakirakan akan terganggu, sehingga biota air di
Disimpulkan menjadi DPH
Bagian hilir Sungai Timwah, Sungai Weuseh, dan Sungai
2 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 172
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
Land Application (LA)
- Pembangunan saluran drainase dan saluran limbah secara terpisah di seluruh lahan pabrik
aliran badan air tersebut akan berkurang jumlah dan jenisnya.
Birri.
- Kesehatan masyarakat
Penurunan sanitasi lingkungan akibat timbulan limbah kegiatan produksi
Pada proses pengolahan kelapa sawit dan inti sawit dari mulai bahan baku akan menimbulkan berbagai jenis limbah, antara lain tandan kosong, cangkang, sabut halus, abu sisa pembakaran cangkang dan sabut halus dari ketel (boiler) serta sludge/cake dari unit IPAL serta limbah cair, dsb. Limbah-limbah ini pada umumnya disimpan di tempat terbuka dan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan polusi udara dan bau yang menyengat. Selain itu, tumpukan limbah ini akan menimbulkan kesan lingkungan yang kumuh dan dapat menjadi sumber penyakit
Disimpulkan menjadi DPH
Lokasi penyimpanan limbah proses produksi pabrik
2-3 tahun
6 Pengoperasian boiler - Pembangunan cerobong pengendali emisi gas buang dari unti pembakaran boiler
Kualitas udara ambient
Penurunan Kualitas Udara dan Kebisingan
Sebaran gas SO2, dan partikulat yang berasal dari kegiatan pembakaran bahan bakar boiler (cangkang sawit dan tandan
Disimpulkan menjadi DPH
Tapak proyek dan Kampung yang berada di sekitar lokasi
3 tahun
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 173
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
- Penggunaan wet scrubber pada unit cerobong boiler
kosong kelapa sawit). Sebaran partikulat akan mudah dikenali dari warna pertikulat (abu kehitam-hitaman) yang menempel pada permukaan tanaman dan bangunan. dampak yang timbul berlangsung dalam waktu yang lama selama proses produksi dan sebarannya luas.
Kegiatan mesin boiler di lakukan di dalam lokasi proyek yang cukup luas dan tata letak bangunannya ditempatkan di lokasi yang jauh dari permukiman, maka peningkatan kebisingan terbatas di lokasi proyek dan tidak menyebar ke lingkungan permukiman. Meskipun jarak lokasi pabrik jauh (> 500 meter dari perumahan karyawan dan terletak jauh dari kampung terdekat, namun kebisingan ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran bagi karyawan yang bekerja di lokasi pabrik
kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Efisiensi penggunaan air dengan melakukan reuse air limbah yang
Kuantitas air permukaan
Penurunan debit air Sungai
Kegiatan pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas 60 ton/jam memerlukan kapasitas air dalam
Disimpulkan menjadi DPH
Sungai Timwah, Sungai Weuseh, dan Sungai Birri.
5 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 174
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
telah diolah pada unit IPAL
jumlah yang sangat besar untuk proses-proses produksinya, termasuk untuk unit boiler sebagai pendukung proses produksi. Air ini bersumber dari air permukaan yang terdapat di sekitar lokasi pabrik. Sehingga dengan debit pengambilan yang cukup besar ini akan mempengaruhi debit air permukaan sebagai sumber air.
- Kualitas air permukaan
Peningkatan temperatur air Sungai
Air buangan dari boiler ketika di keluarkan (blowdown), masih dalam keadaan panas (80-90 oC), apabila dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan suhu air pada badan air penerima meningkat.
Disimpulkan menjadi DPH
Hilir Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Birri.dan Teluk Maffin
2 tahun
- Biota air Terganggu-nya habitat dan keberadaan biota air
Peningkatan suhu air permukaan dapat menyebabkan gangguan bahkan kematian pada biota air di badan air penerima. Pembuangan sisa air dari unit boiler dengan suhu 80 - 90 oC juga akan merusak habitat biota air, terutama benthos serta nekton pada badan air penerima tersebut.
Disimpulkan menjadi DPH
Hilir Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Birri.dan Teluk Maffin
2 tahun
- Sosial Ekonomi Timbulnya Dengan terjadinya perubahan Disimpulkan Tapak proyek 3 tahun
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 175
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
sikap dan persepsi negatif masyarakat
kualitas lingkungan akibat penurunan kualitas udara dari kegiatan operasional boiler serta penurunan kualitas air akibat peningkatan temperatur air badan penerima yang disebabkan oleh pembuangan air panas dari unit boiler, akan menimbulkan sikap dan persepsi negatif masyarakat di sekitar lokasi pabrik. Hal ini disebabkan oleh masih tingginya ketergantungan masyarakat lokal setempat pada sungai sebagai sumber kebutuhan hidup terutama dari ikan-ikan yang terdapat di Sungai
menjadi DPH dan Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
- Sanitasi dan Kesehatan Masyarakat
Meningkat-nya angka kesakitan masyarakat
Sebaran gas SO2, danpartikulat yang berasal dari kegiatan pembakaran bahan bakar boiler (cangkang sawit dan tandan kosong kelapa sawit). Terutama sebaran partikulat dapat menempel pada permukaan tanaman dan bangunan sehingga menurunkan sanitasi lingkungan sekitar. Selain itu, sebaran partikulat ini dapat terpapar pada
Disimpulkan menjadi DPH
Tapak proyek dan Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar,
2 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 176
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
tenaga kerja serta masyarakat sekitar sehingga meningkatkan angka penderita sakit saluran pernafasan atas (ISPA).
Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
7 Pengolahan limbah - Kualitas udara ambient
Timbulnya bau dari sebaran gas NH3 dan gas Methane (CH4)
Dari proses pengolahan limbah cair di unit IPAL ini dirancang dengan menggunakan system anaerobic/aeration pond. Dari proses pengolahan limbah cair di unit IPAL akan menimbulkan bau dari sebaran gas NH3 dan gas Methane (CH4) yang cukup menyengat dan dapat mencapai permukiman penduduk sekitar lokasi pabrik dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi penduduk sekitar maupun karyawan yang berada di lokasi pabrik.
Disimpulkan menjadi DPH
Tapak proyek dan Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
3 tahun
Air permukaan
Penurunan kualitas air
Untuk mengolah limbah buangan PKS, PT. DBL merencanakan
Disimpulkan tidak menjadi
- -
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 177
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
permukaan membangun dan mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dirancang dengan menggunakan system anaerobic/aeration pond. Pembuangan air limbah dari kegiatan proses pengolahan kelapa sawit ke badan air penerima yang telah diolah di IPAL akan menyebabkan penurunan kualitas air sungai tersebut khususnya karena peningkatan kandungan parameter BOD, COD, TSS, Minyak dan Lemak, total N serta pH. Namun demikian, seluruh air limbah yang telah diolah pada unit IPAL akan digunakan sebagai land application sehingga tidak ada limbah proses produksi yang dibuang ke badan air penerima.
DPH, karena tidak ada limbah proses produksi yang dibuang ke badan air penerima
Peraturan Menteri Pertanian No. KB.340/-452/MENTAN/XII/95 tentang Standarisasi Pengolahan Limbah PKS.
Air tanah Penurunan kualitas air tanah
Air limbah yang diaplikasikan dapat meresap kedalam tanah dan masuk kedalam akuifer dan mencemari air sumur penduduk di sekitar lokasi rencana kegiatan kebun dan pabrik
Disimpulkan menjadi DPH
Tapak proyek dan Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama,
2 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 178
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
Biologi Terganggu-nya biota air
Dampak kegiatan terhadap biota air merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas air permukaan dari limbah proses produksi CPO. Namun demikian, karena dampak kegiatan ini tidak berdampak terhadap kualitas air permukaan, maka kegiatan ini tidak berdampak pula terhadap keberadaan biota air.
Disimpulkan tidak menjadi DPH, karena tidak ada limbah proses produksi yang dibuang ke badan air penerima
- -
- Sosial Ekonomi
Timbulnya Persepsi negatif dan gangguan kamtibmas
Timbulnya dampak negatif dari operasi IPAL dapat menimbulkan persepsi negatif dari masyarakat akibat penurunan kualitas lingkungan dan terganggunya kesehatan masyarakat. Hal ini juga memicu timbulnya gangguan
Disimpulkan menjadi DPH
Tapak proyek dan Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde,
2 tahun
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 179
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat jika terjadi konflik antara perusahaan dan masyarakat lokal setempat.
Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
- Kesehatan masyarakat
Penurunan kualitas sanitasi lingkungan
Bau yang ditimbulkan dari operasi IPAL, menyebabkan estetika, dan sanitasi lingkungan menjadi menurun
Disimpulkan menjadi DPH
Tapak proyek dan Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur
3 tahun
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 180
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
dan Pantai Timur Barat
IV Tahap Pasca Operasi
1 Pemutusan hubungan kerja
- Sosial kependudukanMasyarakat
Berkurang-nya jumlah penduduk
Pekerja pendatang, setelah tidak ada lagi ikatan hubungan kerja dengan perusahaan, akan kembali ketempat asalnya, kecuali yang menikah dengan penduduk setempat mempunyai tanah garapan, atau usaha lain. Dengan demikian jumlah penduduk disekitar lokasi kegiatan akan berkurang
Disimpulkan tidak menjadi DPH
- -
Tenaga kerja yang akan di PHK sebelum waktu yang diperkirakan habisnya kegiatan ini akan diberikan keterampilan sesuai dengan kemampuan/keahlian tenaga kerja tersebut
Mata pencaharian
Hilangnya Mata Pencaharian
Kegiatan pemutusan hubungan kerja dengan telah berakhirnya kegiatan operasional perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) akan menyebabkan hilangnya mata pencaharian tenaga kerja yang ada. Dengan jumlah tenaga kerja Sekitar 870 – 1.450 orang akan mengalami PHK dari PT. DBL, bagi pekerja yang tidak bisa menabung, pemutusan hubungan kerja ini akan menyebabkan hilangnya mata pencaharian, sedangkan bagi yang bisa menabung, dapat menggunakan tabungannya untuk
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai
6 bulan
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 181
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
modal usaha. sebagian akan mencari pekerjaan baru, sebagian akan usaha sendiri, sedangkan petani plasma dapat meneruskan usaha kelapa sawit dan mencari pembeli buah di lokasi yang lain, atau tanaman lain yang dapat dipasarkan
Timur Barat
Tenaga kerja yang akan di PHK sebelum waktu yang diperkirakan habisnya kegiatan ini akan diberikan keterampilan sesuai dengan kemampuan/keahlian tenaga kerja tersebut
Sosial budaya masyarakat
Timbulnya sikap dan persepsi negatif serta gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat
Sebagian besar pekerja di PT. DBL, berstatus pegawai tidak tetap, ketika perusahaan ini berhenti beroperasi, mereka biasanya akan diberhentikan tanpa menerima pesangon seperti pegawai tetap. Untuk sementara waktu mereka akan mempunyai persepsi yang negatif terhadap perusahaan tersebut, tetapi setelah lama dan/atau mendapat pekerjaan lain, persepsi tersebut akan lambat laun hilang dengan sendirinya.
Disimpulkan tidak menjadi DPH
- -
2 Pengembalian sarana dan prasarana
- Ruang dan Lahan
Perubahan ruang, lahan dan multiplier effect
Beberapa sarana dan prasarana yang tidak diperlukan oleh pemilik lahan akan dibongkar, demikian pula tanaman kelapa sawit yang sudah tidak menghasilkan akan hilang,
Disimpulkan tidak menjadi DPH
- -
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 182
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
berubah menjadi tanaman lain. Disekitar lokasi pabrik akan tumbuh perkampungan baru dengan kegiatan penduduk yang bervariasi, pedagang, petani, jasa, pertukangan dan sebagainya.
Sosial Ekonomi
Terbukanya kesempatan kerja
Pengembalian sarana dan prasarana akan menjadi lahan usaha baru bagi beberapa penduduk, antara lain jasa pembongkaran bangunan, angkutan barang, material peralatan pabrik, dan beberapa perabotan rumah tangga, dan sebagainya.
Disimpulkan menjadi DPH
Kampung yang berada di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe 1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat
6 bulan
- Sikap dan persepsi masyarakat
Timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat
Dengan berakhirnya kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS), maka seluruh sarana dan prasarana akan dikembalikan ke pemerintah daerah Kab. Sarmi
Disimpulkan tidak menjadi DPH
- -
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 183
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
No.
Deskripsi Rencana yang Berpotensi Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan yang
Sudah Direncanakan Sejak Awal sebagai
Bagian dari Rencana Kegiatan
Komponen Lingkungan
terkena Dampak
Pelingkupan
Wilayah StudiBatas Waktu
KajianDampak Potensial
Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Penting
Hipotetik (DPH)
sementara lahan akan dikembalikan kepada pemegang hak ulayat sehingga tidak akan timbul persepsi negatif masyarakat terhadap kegiatan tersebut.
- Fasos dan Fasum
Peningkatan jumlah fasos dan fasum
Setelah kegiatan operasional perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) berakhir, seluruh sarana dan prasarana yang ada akan diserahkan pemerintah daerah Kab. Sarmi dan lahan akan dikembalikan kepada pemegang hak ulayat. Sehingga seluruh sarana, prasarana dan fasilitas lainnya dapat digunakan oleh masyarakat dan diatur melalui kebijakan pemerintah setempat.
Disimpulkan tidak menjadi DPH
- -
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 184
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Tabel 2.41. Matriks Evaluasi Dampak Penting Hipotetik Rencana Kegiatan terhadap Komponen Lingkungan
Tahap dan Jenis Kegiatan
Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak, dan Dampak Potensial Yang Kemungkinan Timbul
a. Peningkatan Aliran Air Permukaan (run off water) DPH DPH DPHb. Penurunan Kuantitas Air Permukaan DPH DPHc. Peningkatan Laju Erosi DPH DPH
5. Penurunan Kualitas Air Permukaan DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH TPH6. Penurunan Kualitas Air Tanah DPH DPH DPH7. Fungsi Ruang, Lahan dan Multiplier Effect TPH DPH TPH8. Penurunan Kesuburan Tanah TPH DPHII. TRANSPORTASI9. Gangguan Kelancaran Lalu-lintas TPH TPH
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 185
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
Tahap dan Jenis Kegiatan
Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak, dan Dampak Potensial Yang Kemungkinan Timbul
Pra KonstruksiKonstruksi Operasional Pasca
Operasional
Pen
erim
aan
dan
Mob
ilisa
si
Ten
aga
Ker
ja
Mob
ilis
asi a
lat
ber
at d
an a
lat
angk
ut m
ater
ial k
onst
ruk
si
Kebun Pabrik
Pen
erim
aan
dan
Mob
ilisa
si
Ten
aga
Ker
ja
Kebun
Pen
gan
gku
tan
Has
il P
anen
(T
BS
& C
PO
)
Pabrik
Pro
ses
Per
izin
an d
an S
urve
i L
apan
gan
Sos
iali
sasi
Keg
iata
n
Pen
gad
aan
Lah
an
Pem
bu
kaa
n d
an P
enyi
apan
L
ahan
Pem
ban
gun
an S
aran
a d
an
Pra
sara
na
Keb
un
Pen
anam
an T
anam
an
Kel
apa
Saw
it
Pem
elih
araa
n T
anam
an
Bel
um
Men
ghas
ilk
an
(TB
M)
Pem
atan
gan
Lah
an d
an
Pon
das
i PK
S
Pem
ban
gun
an P
abri
k
Kel
apa
Saw
it (
PK
S)
Pem
elih
araa
n T
anam
an
Men
ghas
ilk
an (
TM
)
Pem
anen
an d
an P
erk
iraa
n
Has
il
Pro
ses
Pen
gola
han
Kel
apa
Saw
it &
Int
i Saw
it
Pen
gop
eras
ian
Boi
ler
Pen
gola
han
Lim
bah
Pem
utu
san
Hu
bun
gan
K
erja
Pen
gem
bal
ian
Sar
ana
dan
P
rasa
ran
a
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2010. Peningkatan Kerusakan Jalan DPH DPHIII. BIOLOGI11. Berkurangnya Tutupan Vegetasi Darat DPH TPH12. Terganggunya Keberadaan Fauna Darat DPH TPH13. Terganggunya Keberadaan Biota Air DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH TPHIV. SOSIAL EKONOMI BUDAYA14. Peningkatan Jumlah Penduduk DPH DPH TPH15. Mata Pencaharian
c. Terbukanya Kesempatan Kerja/Berusaha TPH DPH DPH DPH TPH DPHd. Hilangnya Mata Pencaharian DPH DPH
16. Perubahan Adat Istiadat & Pola Kebiasaan Masyarakat DPH DPH17. Timbulnya Sikap dan Persepsi Positif/Negatif Masyarakat TPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH TPH TPH18. Gangguan Kamtibmas TPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH19. Peningkatan Layanan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum DPH TPH DPH TPHV. Kesehatan Masyarakat20. Penurunan Sanitasi Lingkungan DPH TPH DPH DPH DPH DPH DPH21. Peningkatan Morbiditas DPH DPH TPH DPH
Keterangan : DPH = Dampak Penting Hipotetik TPH = Tidak Penting Hipotetik
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
II - 186
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Gambar 2.30. Diagram Alir Proses Pelingkupan Rencana Usaha Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. Dharma Buana Lestari di Kabupaten Sarmi
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 187
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
2.9. BATAS WILAYAH STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN
2.9.1. Batas Wilayah Studi
Batas wilayah studi merupakan batas terluar dari hasil tumpang susun (overlay) dari batas
wilayah proyek, ekologis, sosial dan administratif setelah mempertimbangkan kendala
teknis yang dihadapi. Batasan ruang lingkup wilayah studi penentuannya disesuaikan
dengan kemampuan pelaksana yang biasanya memiliki keterbatasan sumber data (waktu,
dana, tenaga, teknis, dan metode telahaan). Berikut diuraikan batas wilayah studi AMDAL
rencana usaha pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan Kelapa Sawit :
a. Batas Proyek
Batas proyek yaitu ruang dimana seluruh komponen rencana usaha dan/atau kegiatan akan
dilakukan (pra-konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca-operasi). Adapun batas proyek
studi AMDAL dari rencana usaha pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan
Kelapa Sawit PT. Dharma Buana Lestari adalah lahan seluas ± 16.726,10 Ha, sesuai Izin
Lokasi dari Bupati Kabupaten Sarmi No. 78 tahun 2013,tanggal 14 Juni 2013 yang
berlokasi di Distrik Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat. Batas tapak
proyek adalah:
- Sebelah Utara : Berbatasan dengan laut, yaitu Teluk Maffin
- Sebelah Timur : Berbatasan dengan areal Hutan Produksi yang dapat dikonversi
- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Hutan Produksi yang dapat dikonversi dan
Rencana lahan perkebunan PT. Gaharu Prima Lestari
- Sebelah Barat : Berbatasan dengan areal Hutan Produksi yang dapat dikonversi
b. Batas Ekologis
Batas ekologis yaitu merupakan ruang persebaran dampak dari rencana pembangunan
perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) PT. Dharma Buana Lestari
berdasarkan media air, yaitu Sungai Timwah, Sungai Weuseh, Sungai Birri.dan Teluk
Maffin, yang merupakan badan air penerima dari dampak yang dihasilkan berupa
penurunan kualitas air permukaan akibat limbah pabrik dan perkebunan, sedimentasi, erosi
dan peningkatan TSS.
Sedangkan melalui medium udara, yaituberdasarkan sebaran polutan berupa emisi gas
buang dari kegiatan operasional boiler menurut arah angin dominan, persebaran emisi gas
buang dan debu terbang dari kegiatan mobilisasi kendaraan operasional pada tahap
konstruksi maupun operasional.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 188
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
c. Batas Sosial
Batas sosial yaitu ruang disekitar rencana kegiatan usaha dan/atau kegiatan yang
merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan
nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai dengan
proses dan dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan
mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Batas ini
pada dasarnya merupakan ruang dimana masyarakat yang terkena dampak lingkungan
(seperti limbah, emisi atau kerusakan lingkungan) tinggal atau melakukan kegiatan.
Adapun batas sosial studi AMDAL dari rencana usaha pembangunan perkebunan dan
pabrik pengolahan Kelapa Sawit PT. Dharma Buana Lestari, adalah Kampung yang berada
di sekitar lokasi kegiatan, yaitu: Kampung Arare, Wakde, Kader Lama, Kader Baru, Dabe
1, Nengke, Takar, Beneraf, Yamna, Betaf dan Ansudu, Distrik Tor Atas, Distrik Pantai
Timur dan Pantai Timur Barat.
d. Batas Administratif
Batas administratif yaitu wilayah administratif terkecil yang relevan (seperti
desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi) yang wilayahnya tercakup tiga unsur
batas di atas. Adapun batas administratif studi AMDAL dari rencana usaha pembangunan
perkebunan dan pabrik pengolahan Kelapa Sawit PT. Dharma Buana Lestari adalah Distrik
Tor Atas, Distrik Pantai Timur dan Pantai Timur Barat, Kabupaten Sarmi. Peta batas
wilayah studi disajikan pada Gambar 2.32.
2.9.2. Batas Waktu Kajian
Batas kajian studi ANDAL rencana pembangungan perkebunan dan pabrik pengolahan
kelapa sawit berdasarkan jenis kegiatan pada saat pra-konstruksi, konstruksi, operasional
dan tahap pasca operasional. Penentuan batas waktu kajian didasarkan atas pertimbangan:
1) Kondisi rona lingkungan tidak berubah signifikan dalam tempo yang singkat, yaitu
apabila perkembangan wilayah seperti saat ini.
2) Kebijaksanaan pemerintah tidak berubah dalam hal lingkungan.
3) Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tidak banyak mengalami perubahan
mendasar.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 189
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
Batas waktu kajian untuk masing-masing dampak pada setiap tahapan kegiatan disajikan
pada Tabel 2.56.
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK TOR ATAS, DISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 190
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
Gambar 2.31. Peta Batas Wilayah Studi
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 191
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
2.1. DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG AKAN DIKAJI.......................................1
2.1.1. STATUS STUDI AMDAL....................................................................................................................12.1.2. LOKASI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN.....................................................................................12.1.3. KESESUAIAN LOKASI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN DENGAN RENCANA TATA RUANG......................3
2.2.1. KEGIATAN UTAMA PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (PKS)....................................112.2.1.1. Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit........................................................................................................112.2.1.2. Kegiatan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS).....................................................................................13
2.2.2. RENCANA PENGEMBANGAN KEMITRAAN............................................................................................252.2.3. JADWAL DAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENYEBAB DAMPAK...............................................26
2.2.4.1. Tahap Pra-konstruksi.......................................................................................................................282.2.4.2. Tahap Konstruksi..............................................................................................................................302.2.4.3. Tahap Operasional.................................................................................................................................61
TAHAP PROSES...................................................................................................................................... 86
F U N G S I.............................................................................................................................................. 86
A L A T.................................................................................................................................................... 86
2.2.4.4. Tahap Pasca Operasi........................................................................................................................88
2.3. PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT (COMMUNITY DEVELOPMENT)...............................88
2.4. ALTERNATIF YANG AKAN DIKAJI DALAM AMDAL........................................................................90
2.5. DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL (ENVIRONMENTAL SETTING).................................90
2.5.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia..................................................................................................912.2.1.....................................................................................................................................................1002.5.2. Komponen Biologi..............................................................................................................1012.5.3. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat......................................................1022.5.4. Komponen Kesehatan Masyarakat....................................................................................107
2.6. KEGIATAN LAIN DI SEKITAR LOKASI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN............................109
2.7. HASIL PELIBATAN MASYARAKAT...............................................................................................109
2.8. DAMPAK PENTING HIPOTETIK..................................................................................................110
2.8.1. Identifikasi Dampak Potensial...........................................................................................111I. FISIK-KIMIA............................................................................................................................................1131. IKLIM MIKRO (PENINGKATAN TEMPERATUR UDARA LOKAL).............................................................................113III. BIOLOGI..............................................................................................................................................113
IV. SOSIAL EKONOMI BUDAYA..........................................................................................................................1132.8.2. Evaluasi Dampak Potensial................................................................................................118
I. FISIK-KIMIA............................................................................................................................................1191. IKLIM MIKRO (PENINGKATAN TEMPERATUR UDARA LOKAL).............................................................................119III. BIOLOGI..............................................................................................................................................119
IV. SOSIAL EKONOMI BUDAYA..........................................................................................................................119
2.9. BATAS WILAYAH STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN.................................................................119
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 192
PT. DHARMA BUANA LESTARIBAB II PELINGKUPAN
2.9.1. Batas Wilayah Studi...........................................................................................................1192.9.2. Batas Waktu Kajian............................................................................................................119
TABEL 2.1. RENCANA ALOKASI PENGGUNAAN LAHAN................................................................................................11TABEL 2.2. RENCANA PENGEMBANGAN TANAMAN INTI DAN PLASMA...........................................................................11TABEL 2.3. PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT.......................................................13TABEL 2.4. JENIS MESIN DAN PERALATAN PABRIK.....................................................................................................14TABEL 2.5. JADWAL RENCANA KEGIATAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITPT.
DHARMA BUANA LESTARI.....................................................................................................................27TABEL 2.6. KEBUTUHAN TENAGA KERJA UNTUK TAHAP PENYIAPAN KEBUN BIBIT DAN PENYIAPAN BASECAMP (ORANG)........30TABEL 2.7. RENCANA KEBUTUHAN TENAGA KERJA....................................................................................................31TABEL 2.8. DAFTAR PERALATAN DAN ALAT BERAT YANG DIMOBILISASI PADA TAHAP KONSTRUKSI......................................34TABEL 2.9. DAFTAR JENIS BAHAN BANGUNAN YANG AKAN DIGUNAKAN........................................................................35TABEL 2.10. PERKIRAAN KEBUTUHAN BAHAN DAN MATERIAL BANGUNAN....................................................................36TABEL 2.11. MAKSIMUM TINGGI SISA TEBANGAN....................................................................................................38TABEL 2.12. PRAKIRAAN JUMLAH KEBUTUHAN AIR BERSIH UNTUK KEGIATAN DOMESTIK PADA TAHAP KONSTRUKSI..............41TABEL 2.13. KELAS JALAN DAN PERUNTUKAN DI PT. DHARMA BUANA LESTARI..............................................................44TABEL 2.14. JENIS PARIT YANG AKAN DIBANGUN.....................................................................................................46TABEL 2.15. RENCANA PEMBANGUNAN KEBUN KELAPA SAWIT INTI DAN PLASMA..........................................................50TABEL 2.16. KEBUTUHAN BAHAN TANAMAN...........................................................................................................51TABEL 2.17. DOSIS PEMUPUKAN PADA PERSEMAIAN/PEMBIBITAN...............................................................................53TABEL 2.18. JENIS DAN DOSIS INSEKTISIDA, FUNGISIDA DAN HERBISIDA UNTUK PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA
TBM........................................................................................................................................................58TABEL 2.19. PEMUPUKAN PADA TANAMAN BELUM MENGHASILKAN (TBM).................................................................59TABEL 2.20. PENGGUNAAN PESTISIDA PADA TANAMAN MENGHASILKAN.......................................................................62TABEL 2.21. PEMUPUKAN PADA TANAMAN MENGHASILKAN......................................................................................63TABEL 2.22. TINGKAT KEMATANGAN BUAH YANG AKAN DIPANEN...............................................................................65TABEL 2.23. PERKIRAAN PRODUKSI DAN RENDEMEN KELAPA SAWIT.............................................................................66TABEL 2.24. PRAKIRAAN LIMBAH PADAT YANG DIHASILKAN.........................................................................................71TABEL 2.25. KONSENTRASI AIR LIMBAH KELAPA SAWIT.............................................................................................78TABEL 2.26. KANDUNGAN UNSUR HARA PADA AIR LIMBAH KELAPA SAWIT..................................................................78TABEL 2.27. KONSENTRASI AIR LIMBAH SETELAH IPAL UNTUK LAND APPLICATION....................................................79TABEL 2.28. PENGOLAHAN LIMBAH PADAT PADA PKS PT. DHARMA BUANA LESTARI......................................................83TABEL 2.29. KONDISI GEOLOGI KABUPATEN SARMI......................................................................................92TABEL 2.30. KONDISI TOPOGRAFI/KEMIRINGAN LERENG KABUPATEN SARMI.................................................................93TABEL 2.31. KONDISI SEBARAN JENIS TANAH KABUPATEN SARMI................................................................97TABEL 2.32. KONDISI HIDROLOGI KABUPATEN SARMI...................................................................................98TABEL 2.33. RATA-RATA BULANAN CURAH HUJAN, TEMPERATUR, KELEMBABAN, KECEPATAN ANGIN SELAMA PERIODE 2012 –
2013.....................................................................................................................................................100TABEL 2.34. LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK, RASIO JENIS KELAMIN DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT DISTRIK
(WILAYAH STUDI) DI KABUPATEN SARMI TAHUN 2012....................................................................................103TABEL 2.35. JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN DI KABUPATEN SARMI TAHUN 2012...104TABEL 2.36. BANYAKNYA TEMPAT IBADAH MENURUT DISTRIK DI KABUPATEN..........................................106TABEL 2.37. BANYAKNYA SEKOLAH, GURU DAN MURID TAHUN 2012........................................................106TABEL 2.38. JUMLAH KASUS 10 PENYAKIT TERBANYAK DI KABUPATEN SARMI TAHUN 2013..........................................107TABEL 2.39. MATRIKS IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL RENCANA KEGIATAN TERHADAP KOMPONEN LINGKUNGAN..........113
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI
II - 193
BAB II PELINGKUPANPT. DHARMA BUANA LESTARI
TABEL 2.40. RINGKASAN PROSES PELINGKUPAN STUDI AMDAL PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT. DHARMA BUANA LESTARI DI KABUPATEN SARMI....................................119
Tabel 2.41. Matriks Evaluasi Dampak Penting Hipotetik Rencana Kegiatan terhadap Komponen Lingkungan.............................................................................................................................................................119
GAMBAR 2.1. PETA LOKASI AREAL PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT. DHARMA BUANA LESTARI......2GAMBAR 2.2. PETA RENCANA POLA RUANG RTRW PROVINSI PAPUA TAHUN 2013 – 2033.............................................5GAMBAR 2.3. PETA KAWASAN HUTAN DAN KONSERVASI PERAIRAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2012....................................6GAMBAR 2.4. PETA RENCANA POLA RUANG KAB. SARMI.............................................................................................7GAMBAR 2.5. PETA FUNGSI KAWASAN HUTAN KABUPATEN SARMI................................................................................8GAMBAR 2.6. PETA INDIKATIF PENUNDAAN PEMBERIAN IZIN BARU...............................................................................9GAMBAR 2.7. LAYOUT RENCANA BLOK KEBUN PT. DBL............................................................................................10GAMBAR 2.8. PETA LAY OUT TATA LETAK PABRIK....................................................................................................18GAMBAR 2.9. DIAGRAM ALIR PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT..............................................................................22GAMBAR 2.10. NERACA BAHAN PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT..........................................................................23GAMBAR 2.11. DIAGRAM PENGOLAHAN AIR BAKU UNTUK KEBUTUHAN PABRIK KELAPA SAWIT DAN
DOMESTIK..............................................................................................................................................25GAMBAR 2.12. STRUKTUR ORGANISASI PT. DHARMA BUANA LESTARI.........................................................................33GAMBAR 2.13. RENCANA JALAN KEBUNPT. DBL.....................................................................................................45GAMBAR 2.14. KONSTRUKSI JEMBATAN KAYU..........................................................................................................47GAMBAR 2.15. KONSTRUKSI GORONG-GORONG.......................................................................................................48GAMBAR 2.16. DIMENSI SALURAN DRAINASE KEBUN................................................................................................49GAMBAR 2.17. DIAGRAM RENCANA IPAL...............................................................................................................77GAMBAR 2.18. PARIT SEKUNDER PADA SISTEM FLATBED...........................................................................................80GAMBAR 2.19. PENGALIRAN LIMBAH CAIR PADA AREAL KEBUN DENGAN SISTEM FLATBED..............................................80GAMBAR 2.20. BAGAN ALIR PENGELOLAAN OLIE DAN PELUMAS BEKAS......................................................82GAMBAR 2.21. SUMBER LIMBAH DALAM PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT.............................................................86GAMBAR 2.22. DIAGRAM PEMANFAATAN LIMBAH KELAPA SAWIT...............................................................................87GAMBAR 2.23. MODEL PENDEKATAN CD: HUBUNGAN TRIPARTIT ANTARA PT. DHARMA BUANA LESTARI, PEMERINTAH DAN
MASYARAKAT.............................................................................................................................................90GAMBAR 2.24. PETA GEOLOGI........................................................................................................................94GAMBAR 2.25. PETA SITUASI SEKITAR..................................................................................................................108GAMBAR 2.26. BAGAN ALIR DAMPAK LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK
PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT. DHARMA BUANA LESTARI PADA TAHAP PRA-KONSTRUKSI...................................114GAMBAR 2.27. BAGAN ALIR DAMPAK LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK
PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT. DHARMA BUANA LESTARI PADA TAHAP KONSTRUKSI.........................................115GAMBAR 2.28. BAGAN ALIR DAMPAK LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK
PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT. DHARMA BUANA LESTARI PADA TAHAP OPERASI..............................................116GAMBAR 2.29. BAGAN ALIR DAMPAK LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK
PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT. DHARMA BUANA LESTARIPADA TAHAP PASCA OPERASI......................................117GAMBAR 2.30. DIAGRAM ALIR PROSES PELINGKUPAN RENCANA USAHA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN
PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT. DHARMA BUANA LESTARI DI KABUPATEN SARMI............119Gambar 2.31. Peta Batas Wilayah Studi........................................................................................................119
KA-ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWITDISTRIK PANTAI TIMUR & PANTAI TIMUR BARAT, KABUPATEN SARMI