7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
1/28
BAB II
PEMBAHASAN
Penanganan medis untuk korban cedera dalam jumlah besar
diperlukan segera setelah terjadinya gempa bumi, kecelakaan
transportasi atau industri yang besar, dan bencana lainnya !ebutuhan
terbesar untuk pertolongan pertama dan pelayanan kedaruratan
muncul dalam beberapa jam pertama Banyak ji"a tidak tertolong
karena sumbersumber daya lokal, termasuk transportasi tidak
dimobilisasi segera #leh karena itu sumber daya lokal sangatmenentukan dalam penanganan korban di $ase darurat
A Penatalaksanaan di %apangan
Penatalaksanaan lapangan meliputi prosedur&prosedur yang
digunakan untuk mengelola daerah bencana dengan tujuan
mem$asilitasi penatalaksanaan korban
' Proses Penyiagaan
Proses penyiagaan merupakan bagian dari akti(itas yang
bertujuan untuk melakukan mobilisasi sumber daya secara
e)sien Proses ini mencakup peringatan a"al, penilaian situasi,
dan penyebaran pesan siaga Proses ini bertujuan untuk
memastikan tanda bahaya, menge(aluasi besarnya masalah
dan memastikan bah"a sumber daya yang ada memperoleh
in$ormasi dan dimobilisasi
a Penilaian A"al
Penilaian a"al merupakan prosedur yang dipergunakan
untuk segera mengetahui beratnya masalah dan risiko
potensial dari masalah yang dihadapi Akti(itas ini
dilakukan untuk mencari tahu masalah yang sedang terjadi
dan kemungkinan yang dapat terjadi dan memobilisasi
sumber daya yang adekuat sehingga penatalaksanaan
lapangan dapat diorganisasi secara benar *i dalam
penilaian a"al dilakukan serangkaian akti(itas yang
bertujuan untuk mengidenti)kasi+
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
2/28
' %okasi kejadian secara tepat- .aktu terjadinya bencana
/ 0ipe bencana yang terjadi1 Perkiraan jumlah korban2 3isiko potensial tambahan4 Populasi yang terpapar oleh bencana
b Pelaporan ke 0ingkat Pusat
Penilaian a"al yang dilakukan harus segera dilaporkan
ke pusat komunikasi sebelum melakukan akti(itas lain di
lokasi kecelakaan !eterlambatan akan timbul dalam
mobilisasi sumber daya ke lokasi bencana jika tim
melakukan akti(itas lanjutan sebelum melakukan pelaporanpenilaian a"al, atau in$ormasi yang dibutuhkan dapat
hilang jika kemudian tim tersebut juga terlibat dalam
kecelakaan
c Penyebaran In$ormasi Pesan Siaga
Segera setelah pesan diterima, pusat komunikasi akan
mengeluarkan pesan siaga, memobilisasi sumber daya
yang dibutuhkan dan menyebarkan in$ormasi kepada tim
atau institusi dengan keahlian khusus dalam
penanggulangan bencana massal Pesan siaga selanjutnya
harus dapat disebarkan secara cepat dengan menggunakan
tata cara yang telah ditetapkan sebelumnya 5lihat bagian
Pengelolaan data dan in$ormasi penanganan krisis
- Identi)kasi A"al %okasi Bencana
0ugas kedua tim penilai a"al adalah untuk mengidenti)kasi
lokasi penanggulangan bencana Hal ini mencakup+
a *aerah pusat bencanab %okasi pos komandoc %okasi pos pelayanan medis lanjutand %okasi e(akuasie %okasi 6IP dan media massa$ Akses jalan ke lokasi
Identi)kasi a"al lokasi&lokasi di atas akan memungkinkan
masing&masing tim bantuan untuk mencapai lokasi yang
merupakan daerah kerja mereka secara cepat dan e)sien
Salah satu cara terbaik untuk proses pra&identi)kasi ini adalah
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
3/28
dengan membuat suatu peta sederhana lokasi bencana yang
mencantumkan topogra) utama daerah tersebut seperti jalan
raya, batas&batas "ilayah alami dan arti)sial, sumber air,
sungai, bangunan, dan lain&lain
*engan peta ini dapat dilakukan identi)kasi daerah&daerah
risiko potensial, lokalisasi korban, jalan untuk mencapai lokasi,
juga untuk menetapkan perbatasan area larangan *alam peta
tersebut juga harus dicantumkan kompas dan petunjuk arah
mata angin
/ 0indakan !eselamatan0indakan penyelamatan diterapkan untuk memberi
perlindungan kepada korban, tim penolong dan masyarakat
yang terekspos dari segala risiko yang mungkin terjadi dan dari
risiko potensial yang diperki&rakan dapat terjadi 5perluasan
bencana, kemacetan lalu lintas, material berbahaya, dan lain&
lain %angkah&langkah penyelamatan yang dilakukan, antara
lain+
a Aksi langsung yang dilakukan untuk mengurangi risiko
seperti dengan memadamkan kebakaran, isolasi material
berbahaya, penggunaan pakaian pelindung, dan e(akuasi
masyarakat yang terpapar oleh bencanab Aksi pencegahan yang mencakup penetapan area larangan
berupa+ *aerah pusat bencana7terbatas hanya untuk tim
penolong pro$esional yang dilengkapi dengan peralatan
memadai Area sekunder7hanya diperuntukkan bagi petugas
yang ditugaskan untuk operasi penyelamatan korban,
pera"atan, komando dan kontrol, komunikasi,
keamanan8keselamatan, pos komando, pos medis
lanjutan, pusat e(akuasi dan tempat parkir bagi
kendaraan yang dipergunakan untuk e(akuasi dan
keperluan teknis Area tersier7media massa diijinkan untuk berada di
area ini, area juga ber$ungsi sebagai 9penahan: untuk
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
4/28
mencegah masyarakat memasuki daerah berbahaya
%uas dan bentuk area larangan ini bergantung pada
jenis bencana yang terjadi 5gas beracun, material
berbahaya, kebakaran, kemungkinan terjadinya
ledakan, arah angin dan topogra)
Langkah penyelamatan akan diterapkan oleh Tim Rescue dengan
bantuan dari Dinas Pemadam Kebakaran dan unitunit khusus (seperti
ahli bahan peledak, ahli material berbahaya, dan lain-lain) dalam
menghadapi masalah khusus. Area larangan ditetapkan oleh Dinas
Pemadam Kebakaran dan jika diperlukan dapat dilaku-kan koordinasi
dengan petugas khusus seperti kepala bandar udara, kepala
keamanan di pabrik bahan kimia, dan lain-lain.
1 %angkah Pengamanan
%angkah pengamanan diterapkan dengan tujuan untuk
mencegah campur tangan pihak luar dengan tim penolong
dalam melakukan upaya penyelamatan korban Akses ke setiap
area penyelamatan dibatasi dengan melakukan kontrol lalu
lintas dan keramaian %angkah penyelamatan ini memengaruhi
penyelamatan dengan cara+
a Melindungi tim penolong dari campur tangan pihak luarb Mencegah terjadinya kemacetan dalam alur e(akuasi
korban dan mobilisasi sumber dayac Melindungi masyarakat dari kemungkinan risiko terpapar
oleh kecelakaan yang terjadi
;aktor keamanan ini dilaksanakan oleh !epolisian, unit
khusus 5Angkatan Bersenjata, petugas keamanan sipil,
petugas keamanan bandar udara, petugas keamanan 3umah
Sakit, dan lain&lain
2 Pos !omando
Pos !omando merupakan unit kontrol multisektoral yang
dibentuk dengan tujuan+
a Mengoordinasikan berbagai sektor yang terlibat dalam
penatalaksanaan di lapangan
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
5/28
b Menciptakan hubungan dengan sistem pendukung dalam
proses penyediaan in$ormasi dan mobilasi sumber daya
yang diperlukanc Menga"asi penatalaksanaan korban
Semua hal di atas hanya dapat ter"ujud jika Pos !omando
tersebut mempunyai jaringan komunikasi radio yang baik
Penatalaksanaan lapangan dari suatu bencana massal
membutuhkan mobilisasi dan koordinasi sektor&sektor yang
biasanya tidak bekerja sama secara rutin E)siensi akti(itas
pra&rumah sakit ini bergantung pada tercipta&nya koordinasi
yang baik antara sektor&sektor tersebut
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
6/28
Sudah menjadi ketentuan umum bah"a !epala Pos
!omando ini ditunjuk dari !epolisian 0etapi, dengan
mempertimbangkan jenis kecelakaan yang terjadi jabatan
ini dapat dipercayakan kepada petugas lain misalnya
kepala bandar udara pada kecelakaan pesa"at terbang
Petugas&petugas yang bekerja di Pos komando harus
saling mengenal satu dengan lainnya, menyadari peranan
masingmasing, dan telah sering bertemu dalam pertemuan
reguler Pertemuan reguler ini diadakan sebagai sarana
latihan koordinasi sumber daya yang diperlukan, juga untukmendiskusikan tentang perubahan sumber daya dan
prosedur sesuai perkembangan "aktu Pertemuan ini
sebaiknya diadakan secara teratur sekalipun tidak perlu
terlampau sering
b Metode
Pos !omando merupakan pusat komunikasi8koordinasi
bagi penatalaksanaan pra 3umah Sakit Pos !omando ini
secara terus menerus akan melakukan penilaian ulang
terhadap situasi yang dihadapi, identi)kasi adanya
kebutuhan untuk menambah atau mengurangi sumber
daya di lokasi bencana untuk+
' Membebastugaskan anggota tim penolong segera
setelah mereka tidak dibutuhkan di lapangan *engan
ini, Pos !omando turut berperan dalam mengembalikan
kegiatan rutin di 3umah Sakit
- Secara teratur mengatur rotasi tim penolong yang
bekerja di ba"ah situasi yang berbahaya dengan tim
pendukung/ Memastikan suplai peralatan dan sumber daya manusia
yang adekuat1 Memastikan tercukupinya kebutuhan tim penolong
5makanan dan minuman2 Menyediakan in$ormasi bagi tim pendukung dan
petugas lainnya, serta media massa 5melalui Humas
4 Menentukan saat untuk mengakhiri operasi lapangan
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
7/28
4 Pencarian dan Penyelamatan
!egiatan pencarian dan penyelamatan terutama dilakukan
oleh Tim Rescue 5Basarnas, Basarda dan dapat berasal dari
tenaga suka rela bila dibutuhkan 0im ini akan+
a Melokalisasi korbanb Memindahkan korban dari daerah berbahaya ke tempat
pengumpulan8penampungan jika diperlukanc Memeriksa status kesehatan korban 5triase di tempat
kejadiand Memberi pertolongan pertama jika diperlukane Memindahkan korban ke pos medis lanjutan jika diperlukan
Bergantung pada situasi yang dihadapi 5gas beracun,
material berbahaya, tim ini akan menggunakan pakaian
pelindung dan peralatan khusus =ika tim ini bekerja di ba"ah
kondisi yang sangat berat, penggantian anggota tim dengan
tim pendukung harus lebih sering dilakukan
*i ba"ah situasi tertentu dimana lokalisasi korban sulit
dilakukan 5seperti korban yang terjebak dalam bangunan
runtuh, pembebasan korban akan membutuhkan "aktu yang
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
8/28
lebih lama =ika kondisi korban memburuk, pimpinan tim SA3
melalui Pos !omando dapat meminta bantuan tenaga medis
lapangan dari tim medis untuk melakukan stabilisasi korban
selama proses pembebasan dilakukan 0enaga medis yang
melakukan prosedur ini harus sudah dilatih khusus untuk itu,
dan prosedur ini hanya boleh dilakukan pada situasi&situasi
yang sangat mendesak=ika daerah pusat bencana cukup luas mungkin perlu untuk
membaginya menjadi daerah&daerah yang lebih kecil dan
menugaskan satu tim SA3 untuk setiap daerah tersebut *alam
situasi seperti ini, atau jika daerah pusat bencana tidak aman
bagi korban, tim SA3 dapat membuat suatu tempat
penampungan di dekat daerah pusat bencana dimana korban
akan dikumpulkan sebelum pemindahan selanjutnya0empat penampungan ini diorganisasikan oleh tenaga
medis ga"at darurat bersama para sukarela"an dimana akan
dilakukan triase a"al, pertolongan pertama dan pemindahan
korban ke pos medis lanjutan
B Pera"atan di %apangan=ika di daerah dimana terjadi bencana tidak tersedia $asilitas
kesehatan yang cukup untuk menampung dan mera"at korban
bencana massal 5misalnya hanya tersedia satu 3umah Sakit tipe >8
tipe B, memindahkan seluruh korban ke sarana tersebut hanya
akan menimbulkan hambatan bagi pera"atan yang harus segera
diberikan kepada korban dengan cedera serius %ebih jauh, hal ini
juga akan sangat mengganggu akti(itas 3umah Sakit tersebut dan
membahayakan kondisi para penderita yang dira"at di sana Perlu
dipertimbangkan jika memaksa memindahkan -?? orang korban ke
3umah Sakit yang hanya berkapasitas /?? tempat tidur, dengan
tiga kamar operasi dan mengharapkan hasil yang baik dari
pemindahan ini*alam keadaan dimana dijumpai keterbatasan sumber daya,
utamanya keterbatasan daya tampung dan kemampuan
pera"atan, pemindahan korban ke 3umah Sakit dapat ditunda
sementara *engan ini harus dilakukan pera"atan di lapangan
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
9/28
yang adekuat bagi korban dapat lebih mentoleransi penundaan ini
=ika diperlukan dapat didirikan rumah sakit lapangan 53umkitlap
*alam mengoperasikan rumkitlap, diperlukan tenaga medis,
paramedic dan non medis 5coordinator, dokter, dokter spesialis
bedah, dokter spesialis anastesi, tiga pera"at mahir, radiolog,
$armasis, ahli gi@i, laboran, teknisi medis, teknisi non medis, dan
pembantu umum' 0riase
0riase dilakukan untuk mengidenti)kasi secara cepat korban
yang membutuhkan stabilisasi segera 5pera"atan di lapangan
dan mengidenti)kasi korban yang hanya dapat diselamatkan
dengan pembedahan darurat 5life-saving surgery *alam
akti(itasnya, digunakan kartu merah, hijau dan hitam sebagai
kode identi)kasi korban, seperti berikut+ Merah, sebagai penanda korban yang membutuhkan
stabilisasi segera dan korban yang mengalami+ Syok oleh berbagai kausa
angguan pernapasan
0rauma kepala dengan pupil anisokor
Perdarahan eksternal massi$Pemberian pera"atan lapangan intensi$ ditujukan bagi
korban yang mempunyai kemungkinan hidup lebih besar,
sehingga setelah pera"atan di lapangan ini penderita lebih
dapat mentoleransi proses pemindahan ke 3umah Sakit, dan
lebih siap untuk menerima pera"atan yang lebih in(asi$
0riase ini korban dapat dikategorisasikan kembali dari status
9merah: menjadi 9kuning: 5misalnya korban dengan tension
pneumothora yang telah dipasang drain thoraks 5.S* !uning, sebagai penanda korban yang memerlukan
penga"asan ketat, tetapi pera"atan dapat ditunda
sementara 0ermasuk dalam kategori ini+ !orban dengan risiko syok 5korban dengan gangguan
jantung trauma abdomen ;raktur multipel
;raktur $emur 8 pel(is
%uka bakar luas
angguan kesadaran 8 trauma kepala
!orban dengan status yang tidak jelas
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
10/28
Semua korban dalam kategori ini harus diberikan in$us,
penga"asan ketat terhadap kemungkinan timbulnya
komplikasi, dan diberikan pera"atan sesegera mungkin
Hijau, sebagai penanda kelompok korban yang tidak
memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat
ditunda, mencakup korban yang mengalami+
;raktur minor
%uka minor, luka bakar minor
!orban dalam kategori ini, setelah pembalutan luka dan
atau pemasangan bidai dapat dipindahkan pada akhir
operasi lapangan
!orban dengan prognosis in$aust, jika masih hidup pada
akhir operasi lapangan, juga akan dipindahkan ke $asilitas
kesehatan
Hitam, sebagai penanda korban yang telah meninggal dunia
0riase lapangan dilakukan pada tiga kondisi+
' 0riase di tempat 5triase satu
- 0riase medik 5triase dua
/ 0riase e(akuasi 5triase tiga
a 0riase di 0empat
0riase di tempat dilakukan di tempat korban ditemukan
atau pada tempat penampungan yang dilakukan oleh tim
Pertolongan Pertama atau 0enaga Medis ga"at *arurat
0riase di tempat mencakup pemeriksaan, klasi)kasi,
pemberian tanda dan pemindahan korban ke pos medis
lanjutan
b 0riase Medik
0riase ini dilakukan saat korban memasuki pos medis
lanjutan oleh tenaga medis yang berpengalaman 5sebaiknya
dipilih dari dokter yang bekerja di
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
11/28
c 0riaseE(akuasi
0riase ini ditujukan pada korban yang dapat dipindahkan
ke 3umah Sakit yang telah siap menerima korban bencana
massal =ika pos medis lanjutan dapat ber$ungsi e$ekti$,
jumlah korban dalam status 9merah: akan berkurang, dan
akan diperlukan pengelompokan korban kembali sebelum
e(akuasi dilaksanakan0enaga medis di pos medis lanjutan
dengan berkonsultasi dengan Pos !omando dan 3umah Sakit
tujuan berdasarkan kondisi korban akan membuat keputusan
korban mana yang harus dipindahkan terlebih dahulu,3umah Sakit tujuan, jenis kendaraan dan penga"alan yang
akan dipergunakan
- Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama dilakukan oleh para sukarela"an,
petugas Pemadam !ebakaran, Polisi, tenaga dari unit khusus,
0im Medis a"at *arurat dan 0enaga Pera"at a"at *arurat
0erlatih Pertolongan pertama dapat diberikan di lokasi seperti
berikut+
o %okasi bencana, sebelum korban dipindahkan
o 0empat penampungan sementara
o Pada 9tempat hijau: dari pos medis lanjutan
o *alam ambulans saat korban dipindahkan ke $asilitas
kesehatan
Pertolongan pertama yang diberikan pada korban dapat
berupa kontrol jalan napas, $ungsi pernapasan dan jantung,
penga"asan posisi korban, kontrol perdarahan, imobilisasi
$raktur, pembalutan dan usaha&usaha untuk membuat korban
merasa lebih nyaman Harus selalu diingat bah"a, bila korban
masih berada di lokasi yang paling penting adalah memindahkan
korban sesegera mungkin, memba"a melakukan usaha
pertolongan pertama utama, seperti mempertahankan jalan
napas, dan kontrol perdarahan 3esusitasi !ardiopulmoner tidak
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
12/28
boleh dilakukan di lokasi kecelakaan pada bencana massal
karena membutuhkan "aktu dan tenaga
/ Pos Medis %anjutan
Pos medis lanjutan didirikan sebagai upaya untuk
menurunkan jumlah kematian dengan memberikan pera"atan
e$ekti$ 5stabilisasi terhadap korban secepat mungkin
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
13/28
o Satu tempat penerimaan korban8tempat triase yang dapat
menampung paling banyak dua orang korban secara
bersamaan
o Satu tempat pera"atan yang dapat menampung -2 orang
korban secara bersamaan
0empat pera"atan ini dibagi lagi menjadi+
' 0empat pera"atan korban ga"at darurat 5korban yang
diberi tanda dengan label merah dan kuning %okasi ini
merupakan proporsi terbesar dari seluruh tempat
pera"atan
- 0empat pera"atan bagi korban nonga"at darurat 5korban
yang diberi tanda dengan label hijau dan hitam
Pos medis lanjutan standar, terdiri atas 5ambar '-+
' Satu pintu keluar
- *ua buah pintu masuk 5a"at *arurat dan Non& a"at
*arurat
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
14/28
1 0empat pera"atan a"at *arurat yang berhubungan
dengan tempat triase a"at *arurat, tempat ini dibagi
menjadi+
0empat pera"atan korban dengan tanda merah
5berhubungan langsung dengan tempat triase
0empat pera"atan korban dengan tanda kuning
5setelah tempat pera"atan merah
2 0empat pera"atan Non a"at *arurat, berhubungan
dengan tempat triase Non a"at *arurat, dibagi menjadi+ 0empat korban meninggal 5langsung berhubungan
dengan tempat triase
0empat pera"atan korban dengan tanda hijau 5setelah
tempat korban meninggal Setiap tempat pera"atan ini
ditandai dengan bendera sesuai dengan kategori
korban yang akan dira"at di tempat tersebut
4 Sebuah tempat e(akuasi yang merupakan tempat korban
yang kondisinya telah stabil untuk menunggu pemindahan
ke 3umah Sakit
b %uas Pos Medis %anjutan
Sebaiknya pos ini menampung sekitar -2 orang korban
bersama para petugas yang bekerja di sana %uas pos medis
lanjutan yang dianjurkan+
'
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
15/28
/ %uas minimum tempat pera"atan untuk pos medis
lanjutan dasar adalah 42 m-
1 %uas minimum tempat pera"at untuk pos medis lanjutan
standar adalah '/? m-
2 0empat e(akuasi -4 m-
*engan demikian, luas minimum yang diperlukan untuk
sebuah pos medis lanjutan adalah / m-
c Arus Pemindahan !orban
!orban yang telah diberi tanda dengan kartu ber"arna
merah, kuning, hijau atau hitam sesuai dengan kondisimereka, dilakukan registrasi secara bersamaan dan korban
langsung dipindahkan ke tempat pera"atan yang sesuai
dengan "arna kartu yang diberikan hingga keadaannya
stabil Setelah stabil korban akan dipin&dahkan ke tempat
e(akuasi dimana registrasi mereka akan dilengkapi sebelum
dipindahkan ke $asilitas lain
d 0enaga Pelaksana Pos Medis %anjutan Standar
0enaga medis yang akan dipekerjakan di pos ini adalah
dokter dari
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
16/28
b *ibantu oleh pera"at, 0enaga Medis a"at *arurat,
atau tenaga pertolongan pertama
c Petugas administrasi yang bertugas untuk
meregistrasi korban
0riase Non a"at *arurat
a Pelaksana triase adalah pera"at yang
berpengalaman, Pera"at atau 0enaga Medis a"at
*arurat
b *ibantu oleh tenaga Pertolongan Pertama
c Petugas administrasi 5diambil dari tenagaPertolongan Pertama
Pada pos medis lanjutan standar hanya satu tim
triase yang akan bekerja memberi pelayanan kepada
seluruh korban dimana tim ini beranggotakan
sebagaimana yang telah disebutkan di atas untuk tim
triase a"at *arurat 0empat triase hanya diperuntukkan
sebagai tempat menerima korban, tidak sebagai tempat
pera"atan8pengobatan
- 0empat pera"atan, tenaganya terbagi sesuai+
0empat Pera"atan a"at *arurat
a Penanggung =a"ab pera"atan ga"at darurat,
merupakan seorang dokter spesialis, konsultan atau
dokter terlatih Penanggung ja"ab pera"atan ga"at
darurat ini akan bekerja untuk menjamin suplai ke
pos medis lanjutan, melakukan koordinasi dengan
bagian lain dalam pos medis lanjutan, mengatur
pembuangan alat dan bahan yang telah dipakai dan
komunikasi radio Ia juga akan ber$ungsi sebagai
manajer bagi pos medis lanjutan tersebut
b 0empat Pera"atan Merah terdiri dari+
!etua tim, merupakan seorang ahli anestesi,
dokter
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
17/28
Pera"at8penata anestesi dan8atau pera"at dari
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
18/28
o Monitoring korban sebelum dilakukan
pemindahan ke $asilitas lain
o Super(isi pengangkutan korban
o Menyediakan 8 mengatur penga"alan
Petugas administrasi
Penanggung ja"ab transportasi yang
merupakan petugas senior dari *inas Pemadam
!ebakaran atau %ayanan Ambulans Petugas ini
berhubungan dengan !epala pos medis lanjutan
dan pos komando
d Peralatan 5kebutuhan minimum untuk+
0empat 0riase
0anda pengenal untuk menandai setiap
tempat 8 bagian dan petugas
!artu triase
Peralatan administrasi
0andu 5empat buah
Alat penerangan
S)gomanometer, stetoskop, lampu senter,
sarung tangan
0empat Pera"atan a"at *arurat 5minimum
untuk kebutuhan -2 orang korban
o 0anda pengenal untuk !etua 5jaket merah
dengan tulisan 9!etua:, dan untuk setiap
!etua tim 5kain ber"arna merah 8 kuning
yang dipergunakan di lengan
o Alat penerangan
o 0andu
o Selimut
o Peralatan administrasi
o S)gomanometer, stetoskop, lampu senter,
sarung tangan
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
19/28
o Peralatan medis bencana alam
0empat Pera"atan Non a"at *arurat
o Peralatan penerangan khusus
o Alat membalut 8 bidai
o Peralatan administrasi
o S)gmanometer, stetoskop, lampu senter,
sarung tangan
%okasi E(akuasi
Alat penerangan
0andu
Peralatan administrasi
S)gomanometer, stetoskop, lampu senter,
sarung tangan
1 Pos Penatalaksanaan E(akuasi
Pos penatalaksanaan e(akuasi ini ber$ungsi untuk+
o Mengumpulkan korban dari berbagai pos medis lanjutan
o
Melakukan pemeriksaan ulang terhadap para korbano Meneruskan8memperbaiki upaya stabilisasi korban
o Memberangkatkan korban ke $asilitas kesehatan tujuan
=ika bencana yang terjadi mempunyai beberapa daerah
pusat bencana, di setiap daerah pusat bencana tersebut harus
didirikan pos medis lanjutan *engan adanya beberapa pos
medis lanjutan ini pemindahan korban ke sarana kesehatan
penerima harus dilakukan secara terkoordinasi agar pemindahan
tersebut dapat berjalan secara e)sien
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
20/28
> Penerapan 3encana Penatalaksanaan !orban Bencana Massal
3umah Sakit
' Penerimaan di 3umah Sakit dan Pengobatan
*i rumah sakit, struktur perintah yang jelas diperlukan dan
pelaksanaan triase harus menjadi tanggung ja"ab dari klinisi
yang berpengalaman hal ini dapat berarti hidup atau mati bagi si
pasien, dan akan menetapkan prioritas dan akti(itas dari
keseluruhan petugas
Prosedur terapetik harus dipertimbangkan secara ekonomis
baik mengenai sumber daya manusia maupun materialPenanganan medis ini pertama harus disederhanakan dan
bertujuan untuk menyelamatkan nya"a dan menghindari
komplikasi atau masalah sekunder yang besar+
o Prosedur yang distandarisasi 5telah ditetapkan
secarasungguh&sungguh, seperti tindakan debridemen
yangdiperluas, penundaan penutupan luka primer,
penggunaan bidai dibandingkan perban sirkuler, dapat
memberikan penurunan mortalitas dan kecacatan jangka
panjang yang berarti
o Indi(idu dengan pengalaman yang terbatas, dapat
melakukan prosedur sederhana secara cepat dan e$ekti$,
dalam beberapa keadaan 0eknik yang lebih canggih dan
membutuhkan indi(idu terlatih dan peralatan yang kompleks
serta peralatan yang banyak 5seperti pera"atan luka bakar
yang besar bukan merupakan in(estasi sumber daya yang
bijaksana dalam penanganan cedera massal
a Proses Penyiagaan
Pesan siaga dari pusat komunikasi harus disampaikan
langsung kepada
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
21/28
korban massal *an mulai memanggil tenaga penolong yang
dibutuhkan
b Mobilisasi
=ika bencana terjadi dalam radius -? menit dari 3umah
Sakit, 0im Siaga Penanggulangan Bencana di 3umah Sakit
akan segera diberangkatkan ke lokasi kejadian =ika bencana
tersebut terjadi dalam jarak lebih dari -? menit dari 3umah
Sakit, tim tersebut hanya akan diberangkatkan berdasarkan
permintaan 0im !esehatan *aerah
*alam bencana yang cenderung menimbulkan banyakkorban 5kecelakaan pesa"at terbang, kebakaran di atas
kapal tim ini harus segera diberangkatkan ke lokasi
kecelakaan tersebut
c Pengosongan ;asilitas Penerima !orban
Harus diusahakan untuk menyediakan tempat tidur di
3umah Sakit untuk menampung korban bencana massal
yang akan diba"a ke 3umah Sakit tersebut
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
22/28
pera"atan Bedah, dan lebih jauh kapasitas 3umah Sakit
dalam mera"at korban
- Penerimaan Pasien
a %okasi
0empat penerimaan korban di 3umah Sakit adalah tempat
dimana triase dilakukan
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
23/28
=ika sistem penataksanaan korban bencana massal telah
berjalan baik akan dijumpai hubungan komunikasi yang konstan
antara Pos !omando 3umah Sakit, Pos Medis %anjutan, dan Pos
!omando %apangan
*alam lingkungan 3umah Sakit, perlu adanya aliran
in$ormasi yang konstan antara tempat triase, unit&unit
pera"atan utama dan Pos !omando 3umah Sakit
Ambulans harus menghubungi tempat triase di 3umah Sakit
lima menit sebelum ketibaannya di 3umah Sakit
1 0empat Pera"atan di 3umah Sakita 0empat Pera"atan Merah
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
24/28
!orban dengan kondisi 9hijau: sebaiknya tidak diba"a ke
3umah Sakit, tetapi cukup ke Puskesmas atau klinik&klinik =ika
penatalaksanaan pra 3umah Sakit tidak e)sien, banyak
korban dengan status ini akan dipindahkan ke 3umah Sakit
Harus tercantum dalam rencana penatalaksanaan korban
bencana massal di 3umah Sakit upaya untuk mencegah
terjadinya hal seperti ini dengan menyediakan satu tempat
khusus bagi korban dengan status 9hijau: ini 0empat ini
sebaiknya berada jauh dari unit pera"atan utama lainnya =ika
memungkinkan, korban dapat dikirim ke Puskesmas atauklinik terdekat
d 0empat !orban dengan Hasil Akhir8Prognosis =elek
!orban&korban seperti ini, yang hanya membutuhkan
pera"atan suporti$, sebaiknya ditempatkan di
pera"atan8bangsal yang telah dipersiapkan untuk menerima
korban kecelakaan massal
e 0empat !orban Meninggal
Sebagai bagian dari rencana penatalaksanaan korban
bencana massal di 3umah Sakit harus disiapkan suatu ruang
yang dapat menampung sedikitnya sepuluh korban yang telah
meninggal dunia
2 E(akuasi Sekunder
Pada beberapa keadaan tertentu seperti jika daya tampung
3umah Sakit terlampaui, atau korban membutuhkan pera"atan
khusus 5mis, bedah sara$, korban harus dipindahkan ke 3umah
Sakit lain yang menyediakan $asilitas yang diperlukan penderita
Pemindahan seperti ini dapat dilakukan ke 3umah Sakit lain
dalam satu "ilayah, ke daerah atau pro(insi lain, atau bahkan ke
negara lain
Pelayanan medis spesialistik, seperti bedah sara$, mungkin
tersedia pada rumah sakit di luar area bencana Namun,
e(akuasi medis semacam ini harus dengan hati&hati dikontrol
dan terbatas bagi pasien yang memerlukan penanganan
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
25/28
spesialistik yang tidak tersedia pada area bencana !ebijakan
mengenai e(akuasi harus distandardisasi diantara tenaga
kesehatan yang memberikan bantuan pemulihan di area
bencana, dan kepada rumah sakit yang akan menerima pasien
3umah sakit darurat yang dilengkapi petugas dan mandiri,
dari pihak pemerintah, militer, palang merah atau pihak s"asta
didalam negeri atau dari negara tetangga yang memiliki kultur
dan bahasa yang sama, dapat dipertimbangkan penggunaannya
dalam kasus yang ekstrim tetapi lihat masalah yang potensial
3umah sakit dida$tarkan sesuai dengan lokasi geogra)knya,dimulai dari yang terdekat dengan lokasi bencana
* Pelayanan !esehatan *i Pengungsian
' Pelayanan !esehatan *asar di Pengungsian
Pola pengungsian di Indonesia sangat beragam mengikuti
jenis bencana, lama pengungsian dan upaya persiapannya
Pengungsian pola sisipan yaitu pengungsi menumpang di rumah
sanak keluarga Pengungsian yang terkonsentrasi di tempat&
tempat umum atau di barak&barak yang telah disiapkan Pola
lain pengungsian yaitu di tenda&tenda darurat disamping kanan
kiri rumah mereka yang rusak akibat bencana
Apapun pola pengungsian yang ada akibat bencana tetap
menimbulkan masalah kesehatan Masalah kesehatan bera"al
dari kurangnya air bersih yang berakibat pada buruknya
kebersihan diri dan sanitasi lingkungan yang menyebabkan
perkembangan beberapa penyakit menular
Persediaan pangan yang tidak mencukupi juga memengaruhi
pemenuhan kebutuhan gi@i seseorang serta akan memperberat
proses terjadinya penurunan daya tahan tubuh terhadap
berbagai penyakit
*alam pemberian pelayanan kesehatan di pengungsian
sering tidak memadai akibat dari tidak memadainya $asilitas
kesehatan, jumlah dan jenis obat serta alat kesehatan,
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
26/28
terbatasnya tenaga kesehatan !ondisi ini makin memperburuk
masalah kesehatan yang akan timbul
Penanggulangan masalah kesehatan di pengungsian
merupakan kegiatan yang harus dilakukan secara menyeluruh
dan terpadu serta terkoordinasi baik secara lintasprogram
maupun lintas&sektor
*alam penanganan masalah kesehatan di pengungsian
diperlukan standar minimal yang sesuai dengan kondisi keadaan
di lapangan sebagai pegangan untuk merencanakan,
memberikan bantuan dan menge(aluasi apa yang telahdilakukan oleh instansi pemerintah maupun %SM dan s"asta
lainnya Pelayanan kesehatan dasar yang diperlukan pengungsi
meliputi+
Pelayanan pengobatan
Bila pola pengungsian terkonsentrasi di barak&barak atau
tempat&tempat umum, pelayanan pengobatan dilakukan di
lokasi pengungsian dengan membuat pos pengobatan
Pelayanan pengobatan dilakukan di Puskesmas bila $asilitas
kesehatan tersebut masih ber$ungsi dan pola pengungsianya
tersebar berada di tenda&tenda kanan kiri rumah pengungsi
Pelayanan imunisasi
Bagi pengungsi khususnya anak&anak, dilakukan
(aksinasi campak tanpa memandang status imunisasi
sebelumnya Adapun kegiatan (aksinasi lainnya tetap
dilakukan sesuai program untuk melindungi
kelompokkelompok rentan dalam pengungsian
Pelayanan kesehatan ibu dan anak
!egiatan yang harus dilaksanakan adalah+
!esehatan Ibu dan Anak 5pelayanan kehamilan,
persalinan, ni$as dan pasca&keguguran
!eluarga berencana 5!B
Deteksi dini dan penanggulangan I! dan "I#$AID!
Kesehatan reproduksi remaja
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
27/28
Pelayanan gi@i
0ujuannya meningkatkan status gi@i bagi ibu hamil dan
balita melalui pemberian makanan optimal Setelah
dilakukan identi)kasi terhadap kelompok bumil dan balita,
petugas kesehatan menentukan strategi inter(ensi
berdasarkan analisis status gi@iPada bayi tidak diperkenan
diberikan susu $ormula, kecuali bayi piatu, bayi terpisah dari
ibunya, ibu bayi dalam keadaan sakit berat
Pemberantasan penyakit menular dan pengendalian (ektor
Beberapa jenis penyakit yang sering timbul dipengungsian dan memerlukan tindakan pencegahan karena
berpotensi menjadi !%B antara lain+ campak, diare, cacar,
malaria, (aricella, ISPA, tetanus Pelaksanaan pengendalian
(ektor yang perlu mendapatkan perhatian di lokasi
pengungsi adalah pengelolaan lingkungan, pengendalian
dengan insektisida, serta penga"asan makanan dan
minuman
Pada pelaksanaan kegiatan sur(eilans bila menemukan
kasus penyakit menular, semua pihak termasuk %SM
kemanusiaan di pengungsian harus melaporkan kepada
Puskesmas8Pos Fankes di ba"ah koordinasi *inas !esehatan
!abupaten sebagai penanggung ja"ab pemantauan dan
pengendalian
Pelayanan kesehatan ji"a
Pelayanan kesehatan ji"a di pos kesehatan diperlukan
bagi korban bencana, umumnya dimulai pada hari ke&-
setelah kejadian bencana Bagi korban bencana yang
memerlukan pertolongan pelayanan kesehatan ji"a dapat
dilayani di pos kesehatan untuk kasus keji"aan ringan
Sedangkan untuk kasus berat harus dirujuk ke 3umah Sakit
terdekat yang melayani kesehatan ji"a
Pelayanan promosi kesehatan
7/23/2019 Bab II Manajemen Korban Massal
28/28
!egiatan promosi kesehatan bagi para pengungsi
diarahkan untuk membiasakan perilaku hidup bersih dan
sehat !egiatan ini mencakup+
!ebersihan diri
Pengolahan makanan
Pengolahan air minum bersih dan aman
Pera"atan kesehatan ibu hamil 5pemeriksaan rutin,
imunisasi
!egiatan promosi kesehatan dilakukan melekat pada
kegiatan kesehatan lainnya