13 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan untung merangsang pertumbuhan dan perkembangan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Husdarta (2010, hlm. 18) “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, pemainan atau olahraga terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan”.Menurut Safari (2012, hlm. 11) Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, khususnya pertumbuhan dan perkembangan gerak manusia yaitu gerak yang dibutuhkan manusia dalam aktivitas keseharian, baik untuk belajar mengenal dirinya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dalam mengatasi dan menyusaikan perubahan yang terjadi di lingkungan. Selaras dengan penjelasan di atas, berikut Ibrahim (2001, hlm. 63) mengemukakan mengenai keterampilan sosial dalam penjas : Pelajaran pendidikan jasmani (penjas) di sekolah dapat membantu anak-anak dan remaja untuk mempelajari, bagaimana membaur, atau menggabungkan dirinya, ke dalam kelompok teman sebaya. Dalam aktivitas jasmani, seperti permainan dan kegiatan olahraga, tersedia lingkungan yang baik untuk dapat mempelajari perilaku emosional dan keterampilan sosial orang lain. Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah merupakan salah satu wadah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam pendidikan jasmani agar lebih kreatif, inovatif, dan aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pendidikan jasmani terdapat tiga aspek yang dikembangkan, yaitu psikomotorik, kognitif dan afektif. Ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan dalam pendidikan jasmani.Selain itu, pendidikan jasmani berperan penting dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa karena melalui aktivitas pendidikan jasmani yang diaplikasikan oleh guru dengan baik akan menumbuhkan sikap- sikap sosial siswa seperti; adanya interaksi antar siswa, mengembangkan moral fair play, berkerja sama dalam kelompok, bertanggung jawab atas keputusannya,
20
Embed
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Hakikat ...repository.upi.edu/24286/4/s_pgsd_penjas_1305796_chapter2.pdf · dan remaja untuk mempelajari, bagaimana membaur, atau menggabungkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
13
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan untung merangsang
pertumbuhan dan perkembangan melalui aktivitas jasmani, permainan atau
olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Husdarta (2010, hlm. 18)
“Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani,
pemainan atau olahraga terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan”.Menurut
Safari (2012, hlm. 11) Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang sangat
penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, khususnya
pertumbuhan dan perkembangan gerak manusia yaitu gerak yang dibutuhkan
manusia dalam aktivitas keseharian, baik untuk belajar mengenal dirinya sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial, dalam mengatasi dan menyusaikan
perubahan yang terjadi di lingkungan. Selaras dengan penjelasan di atas, berikut
Ibrahim (2001, hlm. 63) mengemukakan mengenai keterampilan sosial dalam
penjas :
Pelajaran pendidikan jasmani (penjas) di sekolah dapat membantu anak-anak
dan remaja untuk mempelajari, bagaimana membaur, atau menggabungkan
dirinya, ke dalam kelompok teman sebaya. Dalam aktivitas jasmani, seperti
permainan dan kegiatan olahraga, tersedia lingkungan yang baik untuk dapat
mempelajari perilaku emosional dan keterampilan sosial orang lain.
Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah merupakan salah satu wadah
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam pendidikan jasmani agar lebih
kreatif, inovatif, dan aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
pendidikan jasmani terdapat tiga aspek yang dikembangkan, yaitu psikomotorik,
kognitif dan afektif. Ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan dalam
pendidikan jasmani.Selain itu, pendidikan jasmani berperan penting dalam
meningkatkan keterampilan sosial siswa karena melalui aktivitas pendidikan
jasmani yang diaplikasikan oleh guru dengan baik akan menumbuhkan sikap-
sikap sosial siswa seperti; adanya interaksi antar siswa, mengembangkan moral
fair play, berkerja sama dalam kelompok, bertanggung jawab atas keputusannya,
14
dan menumbuhkan sikap saling menghargai antar siswa. Sungguh tidak diragukan
lagi dari bukti penelitian dan definisi pendidikan jasmani menurut para ahli,
bahwa melalui pembelajaran pendidikan jasmani membantu siswa agar tumbuh
dan berkembang menjadi manusia yang sehat jasmani, rohani, dan kreatif
sehingga mampu menjadi manusia yang berintelektual tinggi, berjiwa mandiri dan
kreatif dalam berkarya.
2. Tujuan Pendidikan Jasmani
Tujuan pendidikan jasmani adalah memacu kepada pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras dalam upaya
membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai,
sikap dan membiasakan hidup sehat. Menurut Lutan (dalam Safari, 2015, hlm. 4)
Aktivitas jasmani ini mencakup lingkup yang cukup luas, yang lazim dilakukan
dalam berbagai jenis pekerjaan, kegiatan pengisi waktu senggang, dan kegiatan
rutin sehari-hari. Pendidikan jamani harus memiliki tujuan yang sejalan dengan
tujuan pendidikan memberi konstribusi yang sangat berharga dan sangat memberi
inspirasi bagi kesejahtaraan hidup manusia.
Makna yang terkandung dalam pendidikan jasmani tidak sekedar pendidikan
yang bersifat fisikal atau aktivitas fisik tetapi lebih luas keterkaitannya dengan
tujuan pendidikan secara menyeluruh serta memberi kontribusi terhadap
kehidupan individu. Menurut Abdillah (2015, hlm 12) Pendidikan jasmani
berusaha mendidik manusia melalui sarana jasmani, dengan aktivitas-aktivitas
jasmani atau aktivitas fisik, tetap berkepentingan dengan tujuan-tujuan pendidikan
yang tidak semuanya jasmani atau fisik. Tujuannya itu agar bisa membantu anak
tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan pendidikan nasional, yaitu
menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya. Melalui pembelajaran pendidikan
jasmani, siswa dapat melakukan berbagai kegiatan permainan dan olahraga tanpa
mengesampingkan aspek kompetisi dan prestasi yang mungkin bisa diraih di
dalamnya. Menurut Mahendra (dalam Paturusi, 2012, hlm 4) Pendidikan jasmani
dan olahraga adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau
olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan uraian tersebut, bahwa pendidikan jasmani pada dasarnya media
untuk meraih tujuan pendidikan secara keseluruhan termasuk nilai-nilai yang
15
terkandung aktivitas jasmani atau olahraga, sehingga memberikan kontribusi
terhadap berbagai aspek kehidupan secara positif. Melalui pembelajaran
pendidikan jasmani, siswa dapat melakukan berbagai kegiatan permainan dan
olahraga. Tercantum dalam KTSP (Depdiknas, 2006) Tujuan pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai
aktivitas jasmani dan olahraga terpilih.
b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
d. Meletakkan landasan karaktek moral
e. yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung didalam pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan.
f. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis.
g. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang
lain dan lingkungan.
h. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
3. Hakikat Sepakbola
Sepakbola merupakan olahraga yang banyak disukai dan paling digemari
diseluruh dunia. Untuk melakukan permainan sepakbola ini tidak banyak
menguras biaya seperti olahraga pada umumnya sehingga semua kalangan
masyarakat dapat melakukan olahraga dengan lebih leluasa. Menurut Herdiansyah
dan Nurasyifa (2010, hlm 1)Sepakbola yaitu: olahraga sepakbola termasuk salah
satu olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat dan banyak dimainkan oleh
seluruh masyarakat Indonesia dan banyak dimainkan oleh seluruh lapisan
masyarakat, baik anak-anak, remaja atau orang dewasa bahkan oleh wanita.
sepakbola merupakan salah satu cabang olahrga yang tercantum dalam kurikulum
pada jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, dan sampai perguruan tinggi.Kareana
16
permainan sepakbola bisa dimainkan dimana saja contohnya lapangan, halaman
rumah dan lain-lain. Ukuran lapangan sepakbola yang dimainkan empat persegi
panjang dan ukurannya bisa bervaresi yaitu: panjang lapangan antara 100-110
meter, lebar lapangannya antara 64-75 meter dan ukuran lapangan tersebut adalah
satandar lapangan internasional. sedangkan di tengah lapangan terdapat lingkaran
dan garis tengah sebagai pembatasan daerah kekuasaannya. Dalam lapangan juga
terdapat dua tiang gawang dengan tinggi 2,44 meter, sedangkan lebarnya 7,32
meter dan di depan gawang terdapat masing-masing garis yang terdiri dari garis
gawang sejauh 5,5 meter dan panjangnya 18,30 meter. Garis pinalty sejauh 16,47
meter dari gawang dan panjangnya 40 meter. Sedangkan dibelakang gawang
diberi jaring ini gunanya untuk mengetahui apakah bola masuk atau tidak.
Gambar. 2.1
Lapangan Sepakbola dan Ukurannya
Salim (2007, hlm. 36)
Menurut Subardi dan Setyawan (2007, hlm. 1) Sepakbola telah ditemukan
diberbagai belahan dunia sejak 3.000 tahun yang lalu. sedangkan menurut Usli W,
dkk (2010, hlm.15)Tahun 2500 SM di Cina ada permainan yang menyerupai asal
mulanya sepakbola namanya Tsu Chu, juga pada tahun yang sama di Mesir ada
permainan yang mirip sepakbola dilakukan untuk upacara minta
kesuburan.Banyak teori tentang siapa yang mula-mula melaksanakan dan dimana
17
permainan sepakbola ini diciptakan, pada tahun 1863 tepatnya pada tanggal 26
Oktober, ketika sebelas perkumpulan di London mengadakan pertemuan untuk
menjernihkan kekacauan dengan membuat serangkaian peraturan yang mendasar
untuk mengatur pertandingan-pertandingan selanjutnya. Pertemuan ini berhasil
membentuk Football Association (FA) yang pertama walaupun berbuntut
keluarnya kelompok Rugby dalam rapat karena menolak peraturan yang melarang
penginjakan, penendangan tulang kering dan melarikan atau membawa bola.
Akhirnya pada tanggal 8 Desember 1863, Rugby resmi mengundurkan diri dan
keduanya berjalan sendiri-sendiri.Setelah 6 tahun Football Association berjalan,
permainan sepakbola semakin mendekati kesempurnaan, terutama setelah adanya
keputusan yang melarang memegang bola saat bermain. Di tahun kedelapann
sejak berdirinya FA selain anggotanya yang bertambah menjadi 50 perkumpulan,
kompetisi sepakbola yang pertama juga mulai digelar di bawah naungannya.
Pertumbuhan sepakbola melaju begitu pesat di seantero jagat bahkan pada tahun
1879 sudah dikenal langkah-langkah sepakbola profesional di Darwin.
Dalam perkembangannya permaianan sepakbola banyak digemari dan di
tonton seluruh dunia. Karena permainan sepakbola sangat menarik dan melibatkan
banyak orang. Menurut Charlim, dkk. (2010, hlm. 2) Sepakbola erat kaitannya
dengan beberapa faktor positif yang harus dimiliki oleh seorag pemain, meliputi
kesegaran jasmani, keterampilan teknik, kekuatan mental, kecerdasan,
kepemimpinan, pola hidup teratur, serta gotong-royong. Hingga sekarang
perkembangan permainan sepakbola menjadi olahraga yang paling favorit dan
banyak menyedot penonton di seluruh dunia. Sepakbola juga sudah menjadi
perpaduan antara kebutuhan rohani dan jasmani, hingga menjadi kebutuhan sosial
yang sangat penting. Sepakbola bisa berperan ikut meningkatkan kualitas hidup
pemain, pelatih, dan ofisial, wasit, penonton, serta yang terkait didalamnya.
4. Teknik Dasar Permainan Sepakbola
Sepakbola merupakan permainan tim yang dimainkan oleh dua regu yang
berjumlah sebelas (11) pemain inti termasuk penjaga gawang dan ditambah
dengan beberapa cadangan. Permainan sepakbola dimainkan selama 2 x 45 menit
dengan istirahat 15 menit. Menurut Salim (2007, hlm. 10) Pada dasarnya
sepakbola adalah olahraga yang memainkan bola dengan menggunakan kaki.
18
Tujuan utamanya dari permainan ini adalah untuk mencetak gol atau skor
sebanyak-banyaknya yang tentunya harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan. Menurut Salim (2007, hlm 11)Para pemain dapat menggunakan
kedua kaki, kepala, atau bagian tubuh lainnya kecuali ke dua tangan dan lengan
untuk memainkan atau mengontrol bola. Dalam permainan sepakbola para pemain
menggunakan keterampilannya dengan menggunakan kaki, kecuali penjaga
gawang yang bebas menggunakan semua anggota badannya dan permainan ini
mengutamakan kerjasama tim serta berusaha untuk memasukan bola ke gawang
lawan dengan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawangnya sendiri.
Oleh karena itu seorang pemain bola mutlak menguasai teknik-teknik dasar
sepakbola agar meningkatkan dan mencapai setinggi-tingginya untuk mencapai
itu sesuai dengan pendapat Charlim, dkk (2010, hlm. 9-10)pemain sepakbola
harus memiliki empat kelengkapan pokok, yaitu :
a. Pembinaan teknik (memiliki keterampilan).
b. Pembinaan fisik (kesegaran jasmani).
c. Pembinaan taktik (mental, ingatan dan kecerdasan).
d. Kematangan juara.
Sebelum melakukan permainan sepakbola alangkah baiknya melakukan
pemanasan seperti berlari, melompat dan lari-lari kecil agar otot-otot atau
persendian tidak kaku atau terjadi masalah yang tidak diinginkan. Menurut
Subardi dan Setyawan (2007, hlm. 13)Pemanasan membuat darah beredar lancar
keseluruh tubuh. Setelah pemanasan, lakukan pergelangan otot untuk mencegah
terjadinya cedera.
Gambar 2.2
Pemanasan Pergangan Otot
Subardi dan Setyawan (2007, hlm. 13)
19
Oleh karena itu, dalam bermain sepakbola kita harus menguasai teknik-teknik
dasar dalam bermain sepak bola. Untuk dapat menghasilkan permainan sepakbola
yang optimal, maka seorang pemain harus dapat menguasai teknik-teknik dalam
permainan. Teknik dasar bermain sepakbola adalah merupakan kemampuan untuk
melakukan gerakan-gerakan atau mengerjakan sesuatu yang terlepas sama sekali
dari permainan sepakbola. Untuk menjadi seorang pemain yang berkualitas,
seorang atlit harus mempunyai kemampuan sebagai berikut sesuai dengan
pendapatSubardi dan Setyawan (2007, hlm. 13) Seorang pemain sepakbola
berkualitas memiliki teknik individu yang baik, mental yang bagus, pengertian
tentang permainan yang memadai, dan fisik yang mendukung. Sedangkan
menurut Charlim, dkk (2010, hlm. 12) Teknik bermin sepakbola terdiri atas
gerakan-gerakan tanpa bola dan gerakan-gerakan dengan bola.Dalam permainan
sepakbola terdapat beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang
pemain. Menurut Subardi dan Setyawan (2007, hlm. 13) Teknik dasar permainan
sepakbola terdiri dari :
a. Mengumpan (Passing)
b. Menggiring (Dribbling)
c. Melakukan Tembakan (shooting)
d. Menyundul
e. Mengontrol Bola
f. Melakukan Tackling
Dalam setiap permainan tentunya ada aturan atau cara bermain. Aturan dalam
permainan sepakbola menurut Mahariesti (2010, hlm. 15)adalah:
a. Apabila suatu ketika tendangan bola mengakibatkan bola keluar dari lapangan,
tim lawan melakukan lemparan dalam.
b. Jika bola ditendang keluar, kemudian menyentuh salah satu pemain yang
bukan lawan, akan dikenai tendangan sudut.
c. Apabila salah satu tim melakukan kesalahan berat di dalam area penalti, tim
lawan melakukan “tendangan penalti”.
d. Jika terjadi pelanggaran di luar daerah pinalti (daerah luar gawang) oleh satu