v BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Corporate Identity Corporate identity adalah suatu bentuk visual dan ekspresi grafis dari image dan identitas suatu perusahaan. Sebagai bentuk visual, corporate identity menampilkan simbol yang mencerminkan image yang hendak disampaikan. Sebagai suatu ekspresi grafis, sebuah identitas perusahaan dapat diciptakan dan mempengaruhi nasib dari perusahaan tersebut. Sebuah logo apabila diterapkan pada papan nama, amplop, nota, seragam karyawan, stiker, mobil boks, maupun material promosi lainnya disebut sebagai corporate identity. Perusahaan yang bergerak dibidang produk maupun jasa membutuhkan suatu citra yang positif, yang sesuai dengan tujuan dari perusahaan itu sendiri. Dalam pembentukan citra perusahaan di masyarakat maka perlu dirancang corporate identity yang efektif untuk menyampaikan tujuan serta pesan perusahaan. Identitas perusahaan (corporate identity) adalah suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan- perusahaan lainnya. Identitas perusahaan tersebut harus diciptakan melalui suatu rancangan desain khusus yang meliputi segala hal khas / unik berkenaan dengan perusahaan yang bersangkutan secara fisik.(Frank Jefkins, 1996 : 297.).
10
Embed
BAB II LANDASAN TEORI · Padahal dalam prakteknya, desain tidak hanya sekedar visual semata karena desain juga mengandung atribut non-fisik seperti emosi, kepribadian, budaya dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
v
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Corporate Identity
Corporate identity adalah suatu bentuk visual dan ekspresi grafis dari image
dan identitas suatu perusahaan. Sebagai bentuk visual, corporate
identity menampilkan simbol yang mencerminkan image yang hendak disampaikan.
Sebagai suatu ekspresi grafis, sebuah identitas perusahaan dapat diciptakan dan
mempengaruhi nasib dari perusahaan tersebut.
Sebuah logo apabila diterapkan pada papan nama, amplop, nota, seragam
karyawan, stiker, mobil boks, maupun material promosi lainnya disebut sebagai
corporate identity.
Perusahaan yang bergerak dibidang produk maupun jasa membutuhkan suatu
citra yang positif, yang sesuai dengan tujuan dari perusahaan itu sendiri. Dalam
pembentukan citra perusahaan di masyarakat maka perlu dirancang corporate
identity yang efektif untuk menyampaikan tujuan serta pesan perusahaan. Identitas
perusahaan (corporate identity) adalah suatu cara atau suatu hal yang
memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan-
perusahaan lainnya. Identitas perusahaan tersebut harus diciptakan melalui suatu
rancangan desain khusus yang meliputi segala hal khas / unik berkenaan dengan
perusahaan yang bersangkutan secara fisik.(Frank Jefkins, 1996 : 297.).
vi
2.1.1 Fungsi dan manfaat Corporate Identity
Menurut Knapp (2004:4) menjelaskan bahwa:
Selain berfungsi sebagai identitas perusahaan, corporate identity juga
mempunyai fungsi-fungsi lain, antara lain:
a. Sebagai alat yang menyatukan strategi perusahaan.
Sebuah corporate identity yang baik harus sejalan dengan rencana
perusahaan tersebut, bagaimana perusahaan itu sekarang dan bagaimana di
masa yang akan datang. Selain itu corporate identity harus dapat dengan
tepat mencerminkan image perusahaan, melalui produk dan jasanya.
b. Perusahaan dengan image yang positif berpeluang besar untuk
mengembangkan sayapnya dan memperkenalkan produk atau jasa baru.
Konsumen yang telah lama memakai produk dari perusahaan tersebut akan
dengan setia terus memakai produk itu. Mereka akan lebih menerima
karena telah membuktikan sendiri bahwa produk itu benar-benar cocok
dengan mereka.
Dari dua poin diatas penulis menyimpulkan bahwa manfaat dari corporate
identity sangat penting untuk tercapainya visi dan misi perusahaan dalam
memperkenalkan produk mereka, dengan merancang corporate identity yang baik
akan berdampak positif pada perusahaan dan juga konsumen.
2.2 Teori logo
Logo berasal dari Bahasa Yunani yaitu Logos yang berarti kata, pikiran,
pembicaraan, akal budi. Pada awalnya yang lebih populer adalah istilah
logotype, bukan logo. Pertama kali istilah logotype muncul tahun 1810-1840,
diartikan sebagai tulisan nama entitas yang didesain secara khusus dengan
menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf tertentu logotype
adalah elemen tulisan saja (Rustan, 2009: 12).
Logo adalah penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru muncul tahun 1937
dan kini istilah logo lebih populer daripada logotype. Logo bisa menggunakan
elemen apa saja, berupa tulisan, logogram, gambar, ilustrasi, dan lain-lain.
Banyak juga yang mengatakan logo adalah elemen gambar/ simbol pada
identitas visual. (Rustan, 2009: 13).
Selanjutnya, Sularko, dkk (2008:6)mengemukakan bahwa :
vii
Logo atau corporate identity atau brand identity adalah sebuah tanda yang
secara langsung tidak menjual, tetapi memberi suatu identitas yang pada
akhirnya sebagai alat pemasaran yang signifikan, bahwa logo mampu
membantu membedakan suatu produk atau jasa dari kompetitornya. Suatu
logo diperoleh maknanya dari suatu kualitas yang disimbolkan, melalui
pendekatan budaya perusahaan (corporate culture),penempatan posisi
(positioning) historis atau aspirasi perusahaan, apa yang diartikan atau
dimaksudkan adalah penting daripada seperti apa rupanya. Penekanannya
pada makna di luar atau dibalik wujud logo itu. Secara keseluruhan logo
merupakan instrumen rasa harga diri dan nilai-nilainya mampu mewujudkan
citra positif dan dapat dipercaya.
Dari pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa logo adalah sebuah simbol
dan gambar yang merupakan elemen penting dari identitas perusahaan. Logo sebagai
identitas diri atau tanda kepemilikan yang fungsinya untuk membedakan identitas
milik orang lain. Penulis merancang ulang corporate identity The Harvest sebagai
identitas visual perusahaan yang mampu membedakannya dengan perusahaan lain.
Secara visual, corporate identity yang akan dirancang harus sesuai dengan
prinsip/kaidah logo yang baik serta mampu menampilkan image perusahaan yang
ingin dibentuk.
2.2.1 Jenis Bentuk Logo
Menurut Kuwayama dalam Rustan (2013:22) mengategorikan logo menjadi 4
jenis yaitu:
1) Alphabet(berbentuk huruf)
Gambar II.1
viii
Contoh jenis logo Alphabet
2) Symbols, Numbers (lambang,angka)
Gambar II.2
Contoh jenis logo Symbol dan Number
3) Conrete Forms (bentuk yang serupa dengan obyek aslinya)
Gambar II.3
Contoh jenis logo Conrete Froms
4) Abstract Form (bentuk abstrak)
ix
Gambar II.4
Contoh jenis logo Abstract Form
2.2.2 Fugsi, Tujuan dan Kriteria Logo
Menurut Rustan (2013:12) fungsi logo diantaranya:
1. Identitas diri, membedakan miliknya dengan identitas milik orang lain.
2. Tanda kepemilkan. Untuk membedakan pemiliknya dengan milik orang
lain.
3. Tanda jaminan kualitas.
4. Mencegah peniruan/pembajakan.
Menurut Rustan (2009:13) tujuan membuat desain logo tentunya untuk
memperoleh respon yang positif. Tentunya respon yang positif ini merupakan
timbal balik dari apa yang diberikan atau dicitrakan perusahaan melalui logo
terhadap masyarakat yang menggunakan produk/jasa. Maka tujuan yang dapat
diterapkan dalam sebuah logo yaitu :
1. Menciptakan brand awareness/kesadaran merek
2. Membangun market identity
3. Membangun consumer awareness
4. Membangun corporate identity
Kriteria logo yang baik menurut Carter (2004:7) antara lain adalah:
1. Original: Unik, khas
2. Legible: Mudah dibaca
3. Simple: Sederhana
4. Memorable: Mudah diingat
5. Associated: Mudah di asosiasikan dengan perusahaan
6. Adaptable: Mudah diadaptasi di semua media cetak
x
Dari fungsi, tujuan dan kriteria logo diatas dapat memberikan gambaran penulis
untuk membuat logo yang baik, unik, mudah diingat dan mudah di asosiasikan
dengan perusahaan.
2.2.3 Langkah Proses Penciptaan Logo
Pesatnya perkembangan teknologi menimbulkan dampak yang signifikan
pada dunia desain, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Sebagai contoh
dampak positif perkembangan teknologi, desain dimudahkan dalam prosesnya karena
teknologi saat ini dapat membantu proses riset hingga finishing sehingga menghemat
waktu pengerjaan sebuah desain. Sedangkan dampak negatif perkembangan
teknologi, banyak pihak yang menganggap dirinya seorang desainer hanya karena
dapat menjalankan software yang berhubungan dengan desain seperti Photoshop.
Padahal dalam prakteknya, desain tidak hanya sekedar visual semata karena desain
juga mengandung atribut non-fisik seperti emosi, kepribadian, budaya dan lain-lain.
Menurut Rustan, ( 2009:2) menjelaskan bahwa:
“Mendesain logo yang efektif sebagai suatu identitas perusahaan bukanlah perkara
yang mudah yang dapat diselesaikan dalam hitungan jam atau hari. Merasa punya
bakat dan taste yang baik saja tidaklah cukup. Diperlukan sejumlah tahapan
pekerjaan dan pengetahuan pendukung.”
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan sebuah
logo memerlukan sebuah riset dan analisa brand yang tepat. Karena pengenalan yang
mendalam akan karakteristik sebuah brand menjadi landasan dari rancangan logo
sebuah perusahaan.
xi
Selain mengenal seluk beluk perusahaan, perancangan sebuah logo juga tidak
lepas dari proses pemahaman simbol, yakni karakteristik bentuk, tipografi,
pengetahuan tentang gestalt, kecenderungan optis mata manusia, karakteristik warna,
pengetahuan tentang media, pengetahuan di bidang produksi cetak dan masih banyak
lagi pengetahuan tambahan yang diperlukan.
Terdapat beberapa tahapan yang biasa digunakan oleh desainer untuk
mendesain sebuah logo. Tahapan-tahapan ini dilakukan untuk memperoleh sebuah
desain logo yang benar-benar menggambarkan entitas dari perusahaan yang
bersangkutan.
Berikut beberapa tahapan yang harus dilalui oleh desainer untuk menciptakan
logo perusahaan yang berkualitas menurut Rustan (2011:36), adalah :
1. Riset dan Analisa
Riset dan Analisa adalah hal paling pertama yang dilakukan oleh seorang
desainer logo dalam membuat sebuah logo tentunya.Kegiatan ini dilakukan dengan
cara mencari fakta-fakta tentang entitas dari perusahaan yang akan dibuatkan
logonya, dan tidak lupa juga entitas dari pesaingnya. Contoh mudahnya, jika
entitasnya adalah perusahaan, maka anda harus mencari tahu sektor industrinya,
visi, misi, struktur perusahaan, analisa pasar, target group, keunggulan atau
kelemahan dari entitas tersebut. Mencari alasan serta tujuan dari pembuatan logo
pun harus anda lakukan. Bisa saja logo yang dibuat adalah logo untuk grup, anak
perusahaan atau lainnya. Semua informasi yang dibutuhkan tersebut dapat
dilakukan dengan melakukan wawancara khusus. Hasil riset dan analisa dapat
xii
dirangkum dalam creative brief yang sangat dibutuhkan dalam pengerjaan pada
tahap berikutnya.
2. Thumbnails
Thumbnails merupakan visual brand storming atau cara pengembangan ide
melalui visual yang berupa sketsa-sketsa kasar dengan menggunakan pensil atau
ballpoint yang dibuat secara manual tanpa bantuan komputer. Sering kali desainer
pemula langsung menggunakan komputer dan melewatkan tahapan ini. Mereka
tidak menyadari bahwa saat memvisualkan konsep, kita harus juga memikirkan
cocok tidaknya gambar dengan pesan yang ingin disampaikan, bagaimana supaya
logo mampu menarik perhatian dan mudah diingat. Konsentrasi kita akan terbagi
dalam banyak hal ketika langsung membuatnya dengan komputer. Selain harus
fokus pada hal-hal diatas, kita juga harus membagi fokus kita dengan