7 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Lingkungan Hidup a. Pengertian Lingkungan Hidup Secara khusus, sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi. Berdasarkan Undang-undang Lingkungan Hidup (UULH) No. 32 tahun 2009, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup. Lingkungan hidup berdasarkan Undang-undang Lingkungan Hidup (UULH) No. 4 tahun 1982, menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Salah seorang ahli ilmu lingkungan, yaitu Otto Soemarwoto mengemukakan bahwa dalam bahasa Inggris istilah lingkungan adalah environment. Lingkungan atau lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada pada setiap makhluk hidup atau organisme dan berpengaruh pada kehidupannya. b. Konsep Lingkungan Hidup Konsep dasar lingkungan hidup antara lain: 1) Lingkungan hidup adalah keseluruhan ruang yang ada di bumi yang terdiri dari air, tanah, udara, makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya. 2) Norma yang mendasari lingkungan hidup adalah norma sosial dan norma hukum.
21
Embed
BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Lingkungan Hidup a. Pengertian Lingkungan Hidup ... Hidup (UULH) No. 32 tahun 2009, lingkungan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Lingkungan Hidup
a. Pengertian Lingkungan Hidup
Secara khusus, sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk
menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
segenap makhluk hidup di bumi. Berdasarkan Undang-undang Lingkungan
Hidup (UULH) No. 32 tahun 2009, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup.
Lingkungan hidup berdasarkan Undang-undang Lingkungan Hidup
(UULH) No. 4 tahun 1982, menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain.
Salah seorang ahli ilmu lingkungan, yaitu Otto Soemarwoto
mengemukakan bahwa dalam bahasa Inggris istilah lingkungan adalah
environment. Lingkungan atau lingkungan hidup merupakan segala sesuatu
yang ada pada setiap makhluk hidup atau organisme dan berpengaruh pada
kehidupannya.
b. Konsep Lingkungan Hidup
Konsep dasar lingkungan hidup antara lain:
1) Lingkungan hidup adalah keseluruhan ruang yang ada di bumi yang terdiri
dari air, tanah, udara, makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya.
2) Norma yang mendasari lingkungan hidup adalah norma sosial dan norma
hukum.
8
3) Lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu lingkungan
alami, lingkungan binaan, dan lingkungan sosial budaya.
4) Lingkungan hidup yang baik adalah lingkungan hidup yang masing-
masing makhluk hidup dan komponen di dalamnya dapat berinteraksi
dengan baik.
5) Lingkungan hidup yang berada di bumi, baik benda mati atau hidup,
manusia dan alam mampu berhubungan secara timbal balik.
Permasalahan lingkungan mikro yang dominan menyebabkan
kerawanan lingkungan adalah penyediaan air minum dan pembuangan
sampah domestik, sedangkan pada lingkungan kerja adalah pemborosan
energi dan pada lingkungan makro adalah kerusakan dan kemerosotan
kualitas ekosistem (Nadira, 2012).
c. Komponen dan Manfaat Lingkungan Hidup
Menurut Nadira (2012), komponen lingkungan hidup yaitu:
1) Lingkungan Hidup Alami
Lingkungan hidup alami adalah lingkungan yang telah ada di alam tanpa
campur tangan manusia. Contoh: hutan belantara.
2) Lingkungan Hidup Binaan
Lingkungan binaan adalah lingkungan yang sudah direkayasa oleh
manusia. Contoh: sekolah, perumahan dan perkantoran.
3) Lingkungan Hidup Sosial Budaya
Lingkungan sosial budaya yaitu lingkungan yang dipengaruhi oleh sosial
budaya masyarakat setempat.
Manfaat lingkungan hidup menurut Nadira (2012), antara lain:
1) Menyediakan sumberdaya alam bagi kebutuhan hidup manusia.
2) Menyediakan ruang bagi manusia dan makhluk hidup lain untuk
melakukan aktifitas keseharian, untuk bertahan hidup dan berkembang
biak.
3) Memberikan kesempatan bagi manusia terutama untuk bereksplorasi,
membuat berbagai macam penemuan baru dengan ilmu dan pengetahuan
yang diperoleh manusia melalui pengamatan dan penelitian.
9
4) Membantu manusia mengenal siapa dirinya dan apa peran serta dalam
suatu ekosistem.
d. Jenis Lingkungan Hidup
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari
makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad
renik. Contoh: lingkungan hayati di kebun sekolah, didominasi oleh
tumbuhan dan di dalam kelas, lingkungan hayati yang dominan adalah
teman-teman atau sesama manusia.
2) Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat
manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam
perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai
keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati
oleh segenap anggota masyarakat.
3) Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-
benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain.
Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan
hidup segenap kehidupan di bumi.
e. Asas lingkungan
Asas-asas lingkungan diantaranya adalah hukum termodinamika
pertama atau yang disebut hukum konservasi energi. Energi dapat berubah
dari suatu bentuk ke bentuk lain, tetapi tidak dapat dihancurkan atau
diciptakan. Energi yang memasuki organisme hidup, populasi atau ekosistem
dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Sistem
kehidupan dapat dianggap sebagai pengubah energi. Ada berbagai strategi
untuk mentransformasikan energi (Setyono, 2008).
Asas kedua diambil dari hukum termodinamika kedua, yakni tidak
ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien. Jadi meskipun energi
itu tidak pernah hilang di alam ini, tetapi energi itu akan terus diubah ke
10
dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Misalnya energi yang masuk
kedalam tubuh organisme berbentuk bahan makanan yang padat dan
bermanfaat, sedangkan energi yang keluar dari tubuh hewan berbentuk panas
(Setyono, 2008).
Asas ketiga menyangkut sumber alam. Materi, energi, ruang, waktu
dan keanekaragaman semuanya termasuk kategori sumber alam. Pengubahan
energi oleh sistem biologi diharapkan berlangsung pada kecepatan yang
sebanding dengan materi dan energi yang ada di alam lingkungannya
(Setyono, 2008).
Asas keempat dinamakan asas penjenuhan, yaitu kemampuan
lingkungan habitat untuk menyokong suatu materi ada batasnya.
Kemampuan untuk menyokong pencemar ada batasnya.
Asas kelima menyangkut pengaturan populasi dengan faktor
ketergantungan pada kepadatan. Pada asas ini terangkut situasi sumber alam
yang tidak menimbulkan rangsangan penggunaan lebih lanjut.
Asas keenam menyangkut persaingan. Individu dan spesies yang
mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya cenderung berhasil
mengalahkan saingannya.
Asas ketujuh menyangkut keteraturan yang pasti dalam suatu
lingkungan dalam periode relatif lama. Ada fluktuasi penurunan dan
kenaikan kondisi lingkungan disemua habitat, tingkat kesukaran diramalkan
berbeda-beda (Setyono, 2008).
Asas kedelapan menyangkut habitat dan keanekaragaman takson.
Kelompok taksonomi tertentu suatu jasad hidup ditandai keadaan lingkungan
yang khas, disebut nicia.
Asas kesembilan berbunyi keanekaragaman sebanding dengan
biomassa atau produktivitas. Konsep kestabilan selalu diikuti dengan
keanekaragaman yang tinggi sehingga rantai makanan terbentuk stabil
dengan komponen biotik yang lengkap. Hal ini mempengaruhi peningkatan
produktivitas.
Asas kesepuluh berbunyi biomassa atau produktivitas meningkat
dalam lingkungan yang stabil. Lingkungan yang stabil merupakan
11
representasi aliran energi yang dinamis menurut kesetimbangan yang
tertoleransi sehingga fluktuasi kuantitas biomassa dan produktivitas
meningkat.
Asas kesebelas berbunyi sistem yang sudah mantab (dewasa)
mengeksploitasi sistem yang belum mantab. Tingkat makanan, populasi atau
ekosistem yang sudah dewasa memindahkan, energi, biomassa dan
keanekaragaman tingkat energi kearah yang belum dewasa (Setyono, 2008).
Asas keduabelas lahir dari asas keenam dan ketujuh. Kalau seleksi
berlaku, tetapi keanekaragaman meningkat dilingkungan mantap, akan ada
perbaikan sifat adaptasi terhadap lingkungan.
Asas ketigabelas adalah perkembangan asas ketujuh, Sembilan dan
duabelas.
Asas keempatbelas berbunyi derajat pola keteraturan fluktuasi
populasi bergantung kepada pengaruh sejarah populasi sebelumnya.
2. Hutan
Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1)
Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Menurut Undang-
undang tersebut, Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan
berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan
alam lingkungan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Berdasarkan definisi hutan yang disebutkan, terdapat unsur-unsur yang
meliputi :
a. Suatu kesatuan ekosistem
b. Berupa hamparan lahan
c. Berisi sumberdaya alam hayati beserta alam lingkungan yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain
d. Mampu memberikan manfaat secara lestari (Rahmawaty, 2004).
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. P.18/Menhut-
II/2011 Tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan pada pasal I berbunyi
bahwa hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan
12
memiliki kawasan yang mencakup wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau
ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan
tetap.
a. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia
Jenis-jenis hutan di Indonesia berdasarkan iklim adalah:
1) Hutan Hujan Tropika, adalah hutan yang terdapat didaerah tropis dengan
curah hujan sangat tinggi. Hutan jenis ini sangat kaya akan flora dan
fauna. Di kawasan ini keanekaragaman tumbuh-tumbuhan sangat tinggi.
Luas hutan hujan tropika di Indonesia lebih kurang 66 juta hektar Hutan
hujan tropika berfungsi sebagai paru-paru dunia. Hutan hujan tropika
terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
2) Hutan Monsun, disebut juga hutan musim. Hutan monsun tumbuh
didaerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi, tetapi mempunyai
musim kemarau yang panjang. Pada musim kemarau, tumbuhan di hutan
monsun biasanya menggugurkan daunnya. Hutan monsun biasanya
mempunyai tumbuhan sejenis, misalnya hutan jati, hutan bambu, dan
hutan kapuk. Hutan monsun banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
b. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Variasi Iklim, Jenis Tanah, dan
Bentang Alam.
Jenis-jenis hutan di Indonesia berdasarkan variasi iklim, jenis tanah,
dan bentang alam adalah sebagai berikut:
1) Kelompok Hutan Tropika :
a) Hutan Hujan Pegunungan Tinggi
b) Hutan Hujan Pegunungan Rendah
c) Hutan Tropika Dataran Rendah
d) Hutan Subalpin
e) Hutan Pantai
f) Hutan Mangrove
g) Hutan Rawa
h) Hutan Kerangas
i) Hutan Batu Kapur
13
j) Hutan pada batu Ultra Basik
2) Kelompok Hutan Monsun
a) Hutan Monsun Gugur Daun
b) Hutan Monsun yang Selalu Hijau (Evergreen)
c) Sabana
c. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Pembentukan
Jenis-jenis hutan di Indonesia berdasarkan pembentukan adalah
sebagai berikut:
1) Hutan alam, yaitu suatu lapangan yang bertumbuhan pohon-pohon alami
yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta
alam lingkungannya. Hutan alam juga disebut hutan primer, yaitu hutan
yang terbentuk tanpa campur tangan manusia.
2) Hutan buatan disebut hutan tanaman, yaitu hutan yang terbentuk karena
campur tangan manusia.
d. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Status
Jenis-jenis hutan di Indonesia berdasarkan status adalah sebagai
berikut:
1) Hutan negara, yaitu hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak
atas tanah. Beberapa hutan negara yang dikelola oleh badan usaha atau
pemerintah yaitu; Perum Perhutani, Ijin Usaha Pemanfataan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK).
2) Hutan hak, yaitu hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas
tanah. Hak atas tanah, misalnya hak milik (HM), Hak Guna Usaha (HGU),
dan hak guna bangunan (HGB). Hutan hak merupakan hutan yang status
kepemilikan tanahnya milik rakyat, atau disebut hutan rakyat. Hutan
rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas minimal
0.25 ha.
3) Hutan adat, yaitu hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat
hukum adat.
14
e. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Jenis Tanaman
Jenis-jenis hutan di Indonesia berdasarkan jenis tanaman adalah
sebagai berikut:
1) Hutan Homogen (Sejenis), yaitu hutan yang arealnya lebih dari 75 %
ditutupi oleh satu jenis tumbuh-tumbuhan. Misalnya: hutan jati, hutan
bambu, dan hutan pinus.
2) Hutan Heterogen (Campuran), yaitu hutan yang terdiri atas bermacam-
macam jenis tumbuhan.
f. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Fungsi
Jenis-jenis hutan di Indonesia berdasarkan fungsi adalah sebagai
berikut:
1) Hutan Lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan.
2) Hutan Konservasi.
Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan
satwa serta ekosistemnya. Hutan konservasi terdiri atas:
a) Hutan Suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu yang
mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan, satwa dan ekosistemnya serta berfungsi
sebagai wilayah penyangga kehidupan. Kawasan hutan suaka alam
terdiri atas cagar alam, suaka margasatwa dan Taman Buru.
b) Kawasan Hutan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas
tertentu, baik didarat maupun di perairan yang mempunyai fungsi
perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara
lestari sumberalam hayati dan ekosistemnya. Kawasan pelestarian alam
terdiri atas taman nasional, taman hutan raya (TAHURA) dan taman
wisata alam.
15
3) Hutan Produksi
Hutan produksi adalah kawasan hutan yang diperuntukkan guna produksi
hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya serta
pembangunan, industri, dan ekspor pada khususnya. Hutan produksi dibagi
menjadi tiga, yaitu hutan produksi terbatas (HPT), hutan produksi tetap
(HP), dan hutan produksi yang dapat dikonversikan (HPK). (Kainde, 2011)
g. Hutan Rakyat
Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan
luas minimal 0.25 ha. Penutupan tajuk didominasi oleh tanaman perkayuan,
dan atau tanaman tahun pertama minimal 500 batang (Dephutbun, 1999).
Penanaman pepohonan di tanah milik masyarakat oleh pemiliknya,
merupakan salah satu butir kearifan masyarakat dalam rangka memenuhi
berbagai kebutuhan hidupnya. Dengan semakin terbatasnya kepemilikan
tanah, peran hutan rakyat bagi kesejahteraan masyarakat semakin penting.
Pengetahuan tentang kondisi tanah dan faktor-faktor lingkungannya untuk
dipadukan dengan pengetahuan jenis-jenis pohon yang akan ditanam untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan oleh pemilik lahan, merupakan faktor
yang menentukan keberhasilan pembangunan hutan rakyat. (Rahmawaty,
2004)
Pengelolaan di areal hutan rakyat dapat dilakukan penanaman dengan
mengkombinasikan tanaman perkayuan dengan tanaman pangan/palawija
yang biasa dikenal dengan istilah agroforestry. Pola pemanfaatan lahan
seperti ini banyak manfaatnya, antara lain:
1) Pendapatan per satuan lahan bertambah
2) Erosi dapat ditekan
3) Hama dan penyakit lebih dapat dikendalikan
4) Biaya perawatan tanaman dapat dihemat
5) Waktu petani di lahan lebih lama.
Beberapa tanaman perkayuan yang dikembangkan di hutan rakyat,
adalah: sengon (Paraserianthes falcataria), kayu putih (Melaleuca