6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Telaah Pustaka Sebagai referensi serta pembanding penelitian ini, peneliti mengumpulkan beberapa penelitian sejenis yang berhubungan dengan POS Tagger dan Parsing. Berikut adalah penelitian sebelumnya : - Susi Setyowati (2015). Penelitian ini berjudul POS-Tagger twitter bahasa Indonesia Menggunakan Stanford NLP. Penelitian ini tentang bagaimana membuat data training dari tweet bahasa Indonesia dan bagaimana melakukan POS-Tagger twitter berbahasa Indonesia menggunakan Stanford NLP. Hasil dari penelitian ini adalah POS Tagger Stanford NLP dapat digunakan untuk melatih dan mengenali tweet berbahasa Indonesia tetapi tidak dapat memberikan jenis tag berbeda pada suatu kata yang sama tetapi memiliki arti yang berbeda. - Fachry Khusaini dan Fachrul Kurniawan ( 2013). Penelitian ini berjudul Implementasi Left-corner parsing Untuk Pembelajaran Grammar Bahasa Inggris Pada Game 3d Adventure “Go To London”. Hasil dari penelitian ini adalah left-corner parsing mampu mengenali pola grammar pada permainan “Go to London” dengan baik. Hanya saja pemilihan kata yang sesuai dengan definisinya berdasarkan struktur kalimat belum bisa, hanya sebatas pengenalan grammar. Sehingga secara pelafalan masih kurang tepat. - Vita Meriati (2015). Penelitian ini berjudul Analisis Perbandingan Algoritma LCP (Left-corner Parsing) Dan Algoritma CYK (Cocke-Younger-Kasami) Untuk Memeriksa Pola Kalimat Baku Bahasa Indonesia. Penelitian ini tentang analisa perbandingan tingkat akurasi antara algoritma LCP (Left-corner Parsing) dengan algoritma CYK (Cocke-Younger-Kasami) menggunakan aplikasi simulator sebagai pemeriksa pola kalimat bahasa baku. Hasil dari
13
Embed
BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40166/3/BAB II.pdf · Kalimat adalah duakata atau lebih dalam satuan bahasa. Unsur utama pembentuk kalimat adalah subjek
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Telaah Pustaka
Sebagai referensi serta pembanding penelitian ini, peneliti
mengumpulkan beberapa penelitian sejenis yang berhubungan dengan
POS Tagger dan Parsing. Berikut adalah penelitian sebelumnya :
- Susi Setyowati (2015). Penelitian ini berjudul POS-Tagger twitter
bahasa Indonesia Menggunakan Stanford NLP. Penelitian ini
tentang bagaimana membuat data training dari tweet bahasa
Indonesia dan bagaimana melakukan POS-Tagger twitter
berbahasa Indonesia menggunakan Stanford NLP. Hasil dari
penelitian ini adalah POS Tagger Stanford NLP dapat digunakan
untuk melatih dan mengenali tweet berbahasa Indonesia tetapi
tidak dapat memberikan jenis tag berbeda pada suatu kata yang
sama tetapi memiliki arti yang berbeda.
- Fachry Khusaini dan Fachrul Kurniawan ( 2013). Penelitian ini
berjudul Implementasi Left-corner parsing Untuk Pembelajaran
Grammar Bahasa Inggris Pada Game 3d Adventure “Go To
London”. Hasil dari penelitian ini adalah left-corner parsing
mampu mengenali pola grammar pada permainan “Go to London”
dengan baik. Hanya saja pemilihan kata yang sesuai dengan
definisinya berdasarkan struktur kalimat belum bisa, hanya sebatas
pengenalan grammar. Sehingga secara pelafalan masih kurang
tepat.
- Vita Meriati (2015). Penelitian ini berjudul Analisis Perbandingan
Algoritma LCP (Left-corner Parsing) Dan Algoritma CYK
(Cocke-Younger-Kasami) Untuk Memeriksa Pola Kalimat Baku
Bahasa Indonesia. Penelitian ini tentang analisa perbandingan
tingkat akurasi antara algoritma LCP (Left-corner Parsing) dengan
algoritma CYK (Cocke-Younger-Kasami) menggunakan aplikasi
simulator sebagai pemeriksa pola kalimat bahasa baku. Hasil dari
7
penelilitian ini adalah tingkat akurasi algoritma CYK lebih besar
dibandingkan dengan LCP. Penelitian ini masih terbatas pada POS
Tag yang digunakan.
2.2 Twitter
Twitter adalah salah satu jejaring sosial dan microbloging untuk
mengirim dan membaca pesan secara singkat yang dikenal sebagai
kicauan (tweets)[1]. Tergolong dalam salah satu media hibrida, yaitu
media yang mengkombinasikan kekayaan fungsional media massa dan
komunikasi inter-personal, menjadi salah satu alasan mengapa twitter
diminati oleh berbagai pihak. Mulai dari ajang promosi, pemberitaan serta
bisnis karena hanya memerlukan sedikit waktu saja informasi yang
disampaikan dapat langsung menyebar.
Situs microbloging twitter asal mulanya berawal dari sebuah acara
diskusi perusahaan podcast, Odeo. Jack Dorsey, mahasiswa Universitas
New York, menyatakan gagasannya tentang penggunaan layanan pesan
singkat yang digabungkan dengan situs jejaring sosial. “twttr” adalah
nama awal dari layanan ini, “twttr” terinspirasi dari nama situ sharing
foto Flickr[2]. Awalnya twitter hanya digunakan sebatas dalam internal
perusahaan Odeo saja, kemudian versi lengkapnya dikenalkan ke public
pada tanggal 15 Juli 2006 dengan nama “twitter”.
Sejak diperkenalkannya twitter kepada publik pada tahun 2006.
Twitter yang dikenal dengan logo burung berwarna biru “Larry the bird”.
Logo twitter sendiri sudah beberapa kali dimodifikasi hingga pada tahun
2012 twitter meluncurkan logo baru yang dinamakan “Twitter Bird”
hingga saat ini.
Gambar 2.1 Perubahan logo Twitter
8
2.3 Bahasa Indonesia Formal
Tanpa disadari penggunaan bahasa bisa berubah mengikuti
kebutuhan penuturnya. Contohnya bahasa yang digunakan saat berpidato
akan berbeda dengan bahasa yang digunakan saat berbicara dengan teman
atau keluarga. Hal ini disebut sebagai ragam bahasa. Dalam penggunaan
bahasa Indonesia ada berbagai macam ragam bahasa, diantaranya adalah