4 BAB II LANDASAN TEORI 2.2 Definisi Jalan Pasal 4 no. 38 Tahun 2004 tentang jalan, memberikan definisi mengenai jalan yaitu prasarana transportasi darat meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkapnya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada di permukaan tanah, di atas permukaan tanah,di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum sedangkan jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. Penyelenggaraan jalan adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan jalan. Pengaturan jalan adalah kegiatan perumusan kebijakan perencanaa, penyusunan rencana umum, dan penyusunan peraturan perundang-undangan jalan. Pembinaan jalan adalah kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan jalan. Pembangunan jalan adalah kegiatan pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan. Pengawasan jalan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan dan pembangunan jalan. Sementara bangunan pelengkap jalan adalah bangunan yang melekat dan tidak dapat dipisahkan dari badan jalan itu sendiri, seperti jembatan, tempat parkir, gorong-gorong, tembok penahan lahan atau tebing, saluran air dan perlengkapan yang meliputi rambu-rambu dan marka jalan, pagar pengaman lalu lintas, pagar daerah milik jalan serta rambu lalu lintas. Jalan mempunyai suatu sistem jaringan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam hubungan hierarki. Menurut peranan pelayanan jasa
23
Embed
BAB II LANDASAN TEORI Definisi Jalan - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/4374/6/2013-1-22401-511308026-bab2... · f. Alinyemen jalan Lengkung horisontal dengan jari-jari dan tanjakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.2 Definisi Jalan
Pasal 4 no. 38 Tahun 2004 tentang jalan, memberikan definisi mengenai
jalan yaitu prasarana transportasi darat meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkapnya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada di
permukaan tanah, di atas permukaan tanah,di bawah permukaan tanah dan/atau
air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel.
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum
sedangkan jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha,
perseorangan atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.
Penyelenggaraan jalan adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pembangunan dan pengawasan jalan.
Pengaturan jalan adalah kegiatan perumusan kebijakan perencanaa,
penyusunan rencana umum, dan penyusunan peraturan perundang-undangan jalan.
Pembinaan jalan adalah kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis,
pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan
pengembangan jalan. Pembangunan jalan adalah kegiatan pemrograman dan
penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi serta pengoperasian
dan pemeliharaan jalan. Pengawasan jalan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan dan pembangunan jalan.
Sementara bangunan pelengkap jalan adalah bangunan yang melekat dan
tidak dapat dipisahkan dari badan jalan itu sendiri, seperti jembatan, tempat
parkir, gorong-gorong, tembok penahan lahan atau tebing, saluran air dan
perlengkapan yang meliputi rambu-rambu dan marka jalan, pagar pengaman lalu
lintas, pagar daerah milik jalan serta rambu lalu lintas.
Jalan mempunyai suatu sistem jaringan yang mengikat dan menghubungkan
pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh
pelayanannya dalam hubungan hierarki. Menurut peranan pelayanan jasa
5
distribusi, terdapat dua macam jaringan jalan yaitu sistem jaringan jalan primer
dan sistem jaringan jalan sekunder. Pada dasarnya Indonesia terdapat tiga
klasifikasi utama jalan, yaitu:
1. klasifikasi menurut fungsi/peranan jalan (arteri, kolektor, lokal),
2. klasifikasi menurut kelas jalan (I, IIA, IIB, III),
3. klasifikasi menurut administrasi/wewenang pembinaan (nasional, propinsi,
kabupaten/kota).
2.3 Klasifikasi dan Fungsi jalan
2.3.1 Berdasarkan Sistem Jaringan Jalan
Menurut Peraturan Pemerintah No. 26 jalan-jalan di lingkungan perkotaan
terbagi dalam jaringan jalan primer dan jaringan jalan sekunder.
1. Sistem jaringan jalan primer.
Sistem jaringan jalan primer disusun mengikuti ketentuan pengaturan
tata ruang dan struktur dan pengembangan wilayah tingkat Nasional, yang
menghubungkan simpul jasa distribusi.
2. Sistem jaringan jalan sekunder.
Sistem jaringan sekunder disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata
ruang kota yang menghubungkan kawasan-kawasan yang memiliki fungsi
primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder
ketiga, dan seterusnya sampai ke perumahan.
2.3.2 Berdasarkan Fungsinya
Alamsyah (2003) tentang jalan menyebutkan bahwa klasifikasi jalan
menurut fungsinya mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Jalan Arteri Primer
Jalan arteri primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang
kesatu dengan kota jenjang kedua. Jalan arteri primer wilayah perkotaan
memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Jalan arteri primer dalam kota merupakan terusan arteri primer luar kota,
b. Jalan arteri primer melalui atau menuju kawasan primer,
6
c. Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah
60 km/jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 8 meter,
d. Lalu lintas jarak jauh pada jalan arteri primer adalah salah satu lintas
regional. lalu lintas jarak jauh tidak boleh tergangu oleh lalu lintas ulang
alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal,
e. Kendaraan angkutan berat dan kendaraan umum diijikan menggunakan
jalan ini,
f. Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi sedemikian rupa, jarak
antara jalan masuk langsung tidak lebih dari 500 meter,
g. Persimpangan diatur dengan pengaturan tertentu, sesuai dengan volume
lalu lintas harian rata-rata,
h. Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya lebih besar dari
fungsinya jalan yang lain,
i. Lokasi berhenti dan parkir pada jalan ini seharusnya tidak diijinkan.
2. Jalan Kolektor Primer
Jalan kolektor primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang
kesatu dengan kota jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang kedua
dengan kota jenjang ketiga. Jalan kolektor primer memiliki kriteria sebagai
berikut:
a. Jalan kolektor primer kota merupakan terusan jalan kolektor primer luar
kota,
b. Melalui atau menuju kawasan primer atau jalan arteri primer,
c. Didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40 km/jam
dengan lebar badan jalan paling sedikit 7 meter,
d. jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien dan jarak antaranya lebih dari
400 meter,
e. Kendaraan angkutan berat dan bus dapat diijinkan melalui jalan ini
f. Persimpangan diatur dengan persimpangan tertentu sesuai dengan
volume lalu lintas harian rata-rata
g. Kapasitasnya sama atau lebih besar dari volume lalu lintas harian rata-
rata
7
h. Dilengkapi dengan perlengkapan jalan yang cukup
i. Besarnya LHR pada umumnya paling rendah pada sistem primer.
1. Jalan lokal primer
Jalan lokal primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang
kesatu dengan persil atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan persil
atau kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga dengan kota dibawahnya,
atau kota jenjang ketiga dengan persil atau kota dibawah jenjang ketiga
sampai persiil.
Kriteria jalan lokal primer sebagai berikut:
a. Merupakan terusan jalan lokal primer luar kota
b. Melalui atau menuju kawasan primer atau jalan primer atau jalan primer
lainnya
c. Dirancang untuk kecepatan rencana 20 km/jam
d. Lebar jalan tidak kurang dari 6 meter
e. Besar LHR pada umumnya paling rendah pada sistem primer.
Kawasan primer adalah kawasan kota yang mempunyai fungsi primer.
Fungsi primer adalah fungsi kota dalam hubungannya dengan kedudukan kota
sebagai pelayanan jasa bagi kebutuhan pelayanan kota, dan wilayah
pengembangaannya.
2. Jalan arteri sekunder
Jalan arteri sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan
primer dengan kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan sekunder
kesatu dengan kawasan sekunder kedua. Kriteria untuk jalan perkotaan:
a. Dirancang berdasarkan kecepatan rancang paling rendah 20 km/jam,
b. Lebar badan jalan tidak kurang dari 7 meter.
c. Kendaraan angkutan berat tidak diijinkan melalui fungsi jalan ini di
daerah pemukiman,
d. Lokasi parkir pada badan jalan dibatasi,
e. Harus mempunyai perlengkapan jalan yang yang cukup.
f. Besarnya LHR pada umumnya paling rendah dari sistem primer.
8
3. Jalan lokal sekunder
Jalan lokal sekunder adalah menghubungkan antar kawasan sekunder
ketiga atau di bawahnya dan kawasan sekunder dengan perumahan. Kriteria
untuk daerah perkotaan adalah:
a. Dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10 km/jam,
b. Lebar badan jalan tidak kurang dari 5 meter,
c. Kendaraan angkutan barang dan bus tidak diijinkan melalui jalan ini di
daerah pemukiman,
d. Besarnya LHR umumnya paling rendah dibanding fungsi jalan yang lain.
2.3.3 Berdasarkan Wewenang Pembinaan
Klasifikasi dan fungsi berdasarkan wewenang pembinaan adalah:
a. Jalan nasional, yang termasuk kelompok ini adalah jalan arteri primer, jalan
kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan lain
yang mempunyai nilai strategis terhadap kepetingan Nasional.
b. Jalan provinsi, yang termasuk kelompok jalan provinsi adalah jalan kolektor
primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota
kabupaten/kotamadya atau antar ibukota kabupaten/kotamadya.
c. Jalan kabupaten, yang termasuk kelompok jalan kabupaten adalah kolektor
primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi, jalan lokal
primer, jalan sekunder,dan jalan lain yang tidak termasuk dalam kelompok
jalan nasional atau jalan propinsi serta jalan kotamadya.
2.4 Jalan Perkotaan
Dalam MKJI (1997), jalan perkotaan merupakan segmen jalan yang
mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau
hampir seluruh jalan, minimum pada suatu sisi jalan, apakah berupa
perkembangan lahan atau bukan (Alamsyah, 2005).
Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini:
1. Jalan dua lajur dua arah (2/2UD).
1. Jalan empat lajur dua arah.
9
a. Tak terbagi (tanpa median) (4/2UD)
b. Terbagi ( dengan median ) (4/2 D)
2. Jalan enam lajur dua arah terbagi (6/2 D)
3. Jalan satu arah (1-3/1).
2.5 Karakteristik dan Geometrik Jalan
2.5.1 Karakteristik Jalan
1. Geometrik jalan terdiri dari:
a. Tipe jalan
Berbagai tipe jalan menunjukkan kinerja berbeda pada
pembebanan lalu lintas tertentu, misalnya jalan terbagi dan tak terbagi
(jalan satu arah).
b. Jalur lalu lintas
Lajur adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang, dibatasi oleh
marka lajur jalan, memiliki lebar yang cukup untuk dilewati suatu
kendaraan bermotor.
c. Kerb
Kerb sebagai batas antara lajur lalu lintas dan trotoar berpengaruh
terhadap dampak hambatan samping pada kapasitas dan kecepatan.
d. Bahu jalan
Jalan perkotaan tanpa kerb pada umumnya mempunyai bahu pada
kedua sisi jalur lalu lintasnya. Fungsi bahu jalan adalah sebagai jalur lalu
lintas darurat, tempat berhenti sementara, tempat parkir darurat, ruang
bebas sampng bagi lalu lintas, dan penyangga untuk kestabilan
perkerasan jalur lalu lintas.
e. Median
Median adalah daerah yang memisahkan arah lalu lintas pada
segmen jalan.
10
f. Alinyemen jalan
Lengkung horisontal dengan jari-jari dan tanjakan curam juga
mengurangi kecepatan arus bebas, karena secara umum kecepatan arus
bebas di daerah perkotaan.
Lengkung vertikal terdiri atas bagian landai vertikal dan bagian
lengkung vertikal. Bagian landai vertikal dapat berupa landai positif
(tanjakan), landai negatif (turunan, dan landai nol atau datar).bagian
lengkung vertikal dapat berupa lengkung cekung atau lengkung
cembung.
Bagian geometri jalan, dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 2.1 berikut
ini:
Gambar 2.1. Geometrik Jalan (http://id.wikipedia.org/wiki.com di akses