7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pertanian Organik Pengertian istilah pertanian organik menurut IFOAM (International Federation of Organik Agriculture Movement, 2008) adalah suatu sistem produksi yang berkelanjutan terhadap kesehatan tanah, ekosistem dan manusia. Hal itu tergantung kepada proses ekologi, keragaman hayati dan siklus yang beradaptasi dengan kondisi lokal daripada penggunaan komponen-komponen yang menimbulkan dampak kerugian. Pertanian organik menggabungkan tradisi, inovasi dan pengetahuan yang memberi keuntungan terhadap lingkungan yang digunakan bersama-sama dan memberikan hubungan yang adil dan kualitas hidup yang baik bagi seluruh komunitas yang terlibat. Menurut Peraturan Menteri Pertanian No 64 Tahun 2013 mengenai sistem pertanian organik adalah sistem manajemen produksi yang holistik untuk meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian organik menekankan penerapan praktek-praktek manajemen yang lebih mengutamakan penggunaan input dari limbah kegiatan budidaya di lahan, dengan mempertimbangkan daya adaptasi terhadap keadaan/kondisi setempat. Jika memungkinkan hal tersebut dapat dicapai dengan penggunaan budaya, metoda
20
Embed
BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2016-0002- BAB II.pdf9 - Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetika (GMO –
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pertanian Organik
Pengertian istilah pertanian organik menurut IFOAM (International Federation of
Organik Agriculture Movement, 2008) adalah suatu sistem produksi yang
berkelanjutan terhadap kesehatan tanah, ekosistem dan manusia. Hal itu
tergantung kepada proses ekologi, keragaman hayati dan siklus yang beradaptasi
dengan kondisi lokal daripada penggunaan komponen-komponen yang
menimbulkan dampak kerugian. Pertanian organik menggabungkan tradisi,
inovasi dan pengetahuan yang memberi keuntungan terhadap lingkungan yang
digunakan bersama-sama dan memberikan hubungan yang adil dan kualitas hidup
yang baik bagi seluruh komunitas yang terlibat.
Menurut Peraturan Menteri Pertanian No 64 Tahun 2013 mengenai sistem
pertanian organik adalah sistem manajemen produksi yang holistik untuk
meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk
keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian organik
menekankan penerapan praktek-praktek manajemen yang lebih mengutamakan
penggunaan input dari limbah kegiatan budidaya di lahan, dengan
mempertimbangkan daya adaptasi terhadap keadaan/kondisi setempat. Jika
memungkinkan hal tersebut dapat dicapai dengan penggunaan budaya, metoda
8
biologi dan mekanik, yang tidak menggunakan bahan sintesis untuk memenuhi
kebutuhan khusus dalam sistem.
IFOAM (2015) yang merupakan organisasi internasional untuk kegiatan
pertanian organik telah memberikan sejumlah prinsip-prinsip pertanian organik
yang dapat dipakai di seluruh dunia. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
1. Prinsip kesehatan
Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah,
tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan.
2. Prinsip ekologi
Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan.
Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi
kehidupan.
3. Prinsip keadilan
Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin
keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama.
4. Prinsip perlindungan
Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung jawab untuk
melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang
serta lingkungan hidup.
Penerapan pertanian organik dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
9
- Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetika (GMO –
Genetically modified organisms)
- Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis. Pengendalian gulma, hama
dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis dan rotasi tanaman.
- Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh (growth regulator) dan pupuk
kimia sintetis. Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan dipelihara
dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandang dan batuan mineral
alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan pertanian organik yang
meliputi:
1. Di Bidang Kesehatan
Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan bergizi sehingga meningkatkan
kesehatan masyarakat. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat
bagi petani, karena petani akan terhindar dari paparan polusi yang diakibatkan
oleh digunakannya bahan kimia sintetik dalam produksi pertanian.
2. Di Bidang Lingkungan
a. Menjaga Kualitas Tanah
Pertanian organik tidak merusak tanah karena tidak menggunakan bahan-
bahan kimia. Menjaga sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang baik
merupakan hal yang penting dalam pertanian organik. Untuk itu dalam
pertanian organik diutamakan cara pengelolaan tanah yang meminimalkan
10
erosi, meningkatkan kandungan bahan organik tanah serta mendorong
kuantitas dan diversitas biologi tanah.
b. Menjaga Kualitas Air
Penjagaan kualitas air merupakan upaya yang sangat penting dalam sistem
pertanian lestari. Pada areal pertanian organik, sumber air dijaga dengan
menghindari praktek-praktek pertanian yang menyebabkan erosi tanah dan
pencucian nutrisi, pencemaran air akibat penggunaan bahan kimia.
c. Menjaga Kualitas Udara
Pertanian organik terbukti mampu meminimalkan perubahan iklim global
karena emisi gas rumah kaca (greenhouse gas emission) lebih baik
dibandingkan pertanian konvensional. Dalam pertanian organik tidak
menggunakan pupuk nitrogen sintetis sehingga tidak ada emisi nitrogen
oksida dari pupuk buatan tersebut.
d. Pengelolaan Limbah
Praktek pertanian organik mengurangi jumlah limbah melalui daur ulang
limbah menjadi pupuk organik. Kotoran ternak, jerami dan limbah pertanian
lainnya yang selama ini dianggap limbah, justru menjadi bahan yang
mempunyai nilai sebagai sumber nutrisi dan bahan organik bagi pertanian
organik.
11
3. Keanekaragaman Hayati
Pertanian organik tidak hanya menghindari penggunaan pestisida sintetis,
namun juga mampu menciptakan keanekaragaman hayati. Praktek seperti
rotasi pertanaman, tumpang sari serta pengolahan tanah konservasi merupakan
hal-hal yang mampu meningkatkan keanekaragaman hayati dengan
menyediakan habitat yang sehat bagi banyak spesies mulai dari jamur
mikroskopis hingga binatang besar.
4. Peningkatan kesejahteraan
Penggunaan pupuk organik dan pestisida organik dapat menghemat biaya
operasional karena petani mampu mengolahnya sendiri. Selain itu, pengolahan
tanah secara organik melalui pengolahan tanah secara minimum (minimum
tillage) juga dapat mengurangi biaya operasional. Meningkatkan kesadaran
masyarakat akan jaminan kesehatan produk pertanian akan menaikkan jumlah
yang ingin dibayar terhadap komoditi tersebut. Hal ini dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani.
2.2 Perencanaan Bisnis
Pengertian perencanaan bisnis menurut Bygrave (2015) adalah suatu
dokumen yang menyatakan keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis untuk
menjual barang atau jasa dengan menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan
menarik bagi penyandang dana. Definisi yang lebih baik menyatakan bahwa
12
perencanaan bisnis adalah sebuah dokumen menjual yang mengungkapkan daya
tarik dan harapan sebuah bisnis kepada penyandang dana potensial.
Dengan perencanaan bisnis yang baik dapat diperoleh manfaat-manfaat
sebagai berikut:
1. Menjaga perusahaan tetap berada pada strategi perusahaan
Adalah sulit untuk tetap bertahan pada strategi perusahaan dengan melihat
rutinitas dan gangguan sehari-hari. Tetapi perusahaan bisa melihat
kembali strategi perusahaan dari perencanaan bisnis yang telah dibuat.
2. Tujuan bisnis menjadi lebih jelas.
Penggunaan perencanaan bisnis untuk mendefinisikan dan mengelola tujuan
bisnis yang dapat diukur, seperti jumlah pengunjung website perusahaan,
jumlah penjualan, margin atau peluncuran produk baru
3. Perkiraan perusahaan akan menjadi lebih baik.
Penggunaan perencanaan bisnis untuk memperbaiki perkiraan tentang
masalah seperti potensi pasar, penjualan, biaya penjualan dan sebagainya.
4. Prioritas perusahaan akan lebih masuk akal.
Disamping dari strategi, perusahaan harus membuat prioritas terhadap bisnis
seperti pertumbuhan perusahaan, kesehatan keuangan dan manajemen.
Perencanaan bisnis berguna untuk menentukan masalah ini.
13
5. Perusahaan akan memahami interdependensi. Penggunaan perencanaan
bisnis untuk melacak apa yang perlu dilakukan dan dengan urutan yang
bagaimana.
6. Milestone akan membuat perusahaan tetap pada jalur. Penggunaan
perencanaan bisnis untuk melacak tanggal dan tenggat waktu pada suatu
tempat.
7. Pendelegasian perusahaan akan lebih baik. Perencanaan bisnis merupakan
tempat yang ideal untuk mengklarifikasi siapa yang bertanggung jawab dan
untuk apa.
8. Mengelola anggota tim dan melacak hasilnya akan menjadi lebih mudah.
Perencanaan bisnis merupakan format yang bagus untuk mendapatkan hal-hal
dalam menulis dan menindaklanjuti perbedaan antara ekspektasi dan hasil
yang didapatkan dengan koreksi tertentu.
9. Perusahaan dapat lebih baik merencanakan dan mengelola arus kas.
Perencanaan arus kas merupakan cara yang bagus untuk menyatukan
perkiraan penjualan, biaya, pengeluaran, aset yang ingin dibeli dan utang
yang harus dibayar.
10. Koreksi tertentu akan menjaga bisnis perusahaan dari kegagalan.
Memiliki perencanaan bisnis memberi perusahaan cara untuk bertindak
proaktif dan bukan reaktif tentang bisnis
14
11. Menjadi sumber pendanaan bisnis
Sumber pendanaan dari pihak ketiga misal perbankan, investor atau modal
ventura memerlukan dokumen tertulis untuk mengetahui bisnis yang akan
dibuat. Dokumen perencanaan bisnis yang menjual dapat mempermudah
perusahaan memperoleh dana pembiayaan usahanya.
Perencanaan bisnis dibuat dalam bentuk jangka pendek ataupun jangka panjang
yang pertama kali diikuti untuk tiga tahun berjalan. Perencanaan bisnis merupakan
perjalanan atau road map yang akan diikuti oleh perusahaan. Perencanaan bisnis
dapat menjawab dimana saya sekarang berada, kemana saya akan menuju dan
bagaimana caranya untuk menuju tujuan tersebut.
Berikut ini merupakan tahapan-tahapan yang ada di dalam pembuatan
perencanaan bisnis menurut Bygrave (2015):
• Deskripsi perusahaan dan product (company & product description)
• Analisa industri dan competitor (industry & competitor analysis)
• Perencanaan marketing (marketing plan)
• Operasional (operations)
• Perencanaan pengembangan (development plan)
• Tim (team)
• Risiko kritikal (critical risks)
• Perencanaan Keuangan (financial plan)
• Ringkasan eksekutif (executive summary)
• Lampiran (appendix)
15
Gambar 2.1. Tahapan Pembuatan Perencanaan Bisnis
2.3 Model Bisnis Osterwalder
Konsep model bisnis kanvas yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder
dan Yves Pigneur (2010) berhasil mengubah konsep model bisnis yang rumit
menjadi sederhana. Dengan pendekatan kanvas, model bisnis ditampilkan dalam
satu lembar kanvas, berisi peta 9 elemen. Karena kesederhanaannya, metode
kanvas dapat mendorong sebanyak mungkin karyawan terlibat dalam
pengembangan model bisnis perusahaannya.
16
Gambar 2.2. Model Bisnis Canvas Osterwalder
Berikut ini merupakan 9 komponen yang terdapat dalam model bisnis kanvas
menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) :
1. Customer segments
Dalam menjalankan roda bisnisnya, perusahaan harus menetapkan siapa yang
harus dilayani. Organisasi dapat menetapkan untuk melayani satu atau lebih
segmen. Penetapan segmen ini akan menentukan komponen-komponen lain
dalam model bisnis.
17
2. Value proposition
Value proposition adalah manfaat yang ditawarkan perusahaan kepada segmen
pasar yang dilayani.
3. Channels
Channels merupakan sarana bagi organisasi untuk menyampaikan value
proposition kepada customer segment yang dilayani. Channels berfungsi dalam
beberapa tahapan mulai dari kesadaran pelanggan sampai kepada pelayanan
purna jual.
4. Revenue streams
Revenue stream menjelaskan bagaimana perusahaan akan memperoleh
pendapatan dari pelanggan. Meskipun demikian banyak perusahaan bisa
membuka aliran masuk pendapatan dari kantong bukan pelanggan langsung.
5. Customer relationships
Customer relationship merupakan cara perusahaan mendapatkan,
mempertahankan dan menambah basis pelanggannya.
6. Key activities
Key activities adalah kegiatan utama organisasi untuk dapat menciptakan
proposisi nilai.
18
7. Key resources
Key resources adalah sumber daya milik perusahaan yang digunakan untuk
mewujudkan proposisi nilai. Sumber daya umumnya berwujud manusia,
teknologi, peralatan, channel maupun brand.
8. Key partners
Key partners merupakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk
mewujudkan proposisi nilai tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Pemanfaatan key partner oleh perusahaan dapat berbentuk outsourcing, joint
venture, joint operation atau aliansi strategis.
9. Cost structure
Cost structure merupakan komposisi biaya untuk mengoperasikan perusahaan
mewujudkan proposisi nilai yang diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya
yang efisien menjadi kunci besarnya laba yang diperoleh perusahaan.
2.4 E-commerce
Pengertian e-commerce menurut Laudon & Traver (2015) adalah suatu proses
untuk menjual dan membeli produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan
dari perusahaan ke perusahaan dengan komputer sebagai perantara transaksi
bisnis.
Pengertian e-commerce menurut pemerintah Indonesia berdasarkan PP No.82
tahun 2012 menyatakan transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang
19
dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media
elektronik lainnya.
E-commerce sebenarnya sudah ada dalam berbagai bentuk selama lebih dari 20
tahun. Teknologi yang disebut dengan Electronic Data Interchange (EDI),
Electronic Fund Transfers (EFT) yang diperkenalkan pada akhir tahun 1970,
penggunaan kartu kredit, Automated Teller Machine (ATM) dan perbankan via
telepon di tahun 1980-an merupakan bentuk-bentuk e-commerce. Komersialisasi
dan privatisasi internet yang meningkat beberapa tahun yang lalu telah menjadi
dasar pertumbuhan e-commerce.
Berdasarkan pemaparan dari Kalakota dan Winston (1997) mengenai
framework e-commerce dan dikutip kembali oleh Turban et al (2010) disebutkan
bahwa aplikasi e-commerce disusun berdasarkan 4 pilar yaitu orang, kebijakan
umum, standar teknis dan organisasi. Aplikasi e-commerce juga membutuhkan
landasan infrastruktur yang kuat yang meliputi jasa bisnis umum, distribusi pesan
dan informasi, isi multimedia dan publikasi jaringan, infrastruktur jaringan dan
infrastruktur interface. Di atas semuanya itu, aplikasi e-commerce yang berhasil
tetap memerlukan dukungan manajemen perusahaan yang kuat dari level atas
sampai bawah.
20
Gambar 2.3. Framework E-commerce
Ada banyak cara untuk mengklasifikasikan transaksi E-commerce. Berdasarkan
sifat penggunanya, E-commerce dibagi menjadi 3 jenis (Laudon, 2015):
1. E-commerce bisnis ke konsumen (B2C) melibatkan penjualan produk dan