Top Banner
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan Interpersonal 1. Pengertian Kecerdasan Kecerdasan merupakan bagian dari faktor internal dan merupakan unsur psikologis yang dapat mempengaruhi kegiatan dan prestasi belajar. Menurut Gardner dalam Kusmayadi (2011 : 23) kecerdasan merupakan kemampuan menangkap situasi baru, serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. 6 Menurut Gardner dalam Uno menuruntnya kecerdasan sebagai : 1. Kemmapuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia 2. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaiakan 3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan memnimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang. Franklin dalam Alder menurutnya “ Kecerdasan adalah kemapuan untuk mengambil sikap yang tepat untuk menghadapi situasi dalam sebuah lingkungan. 7 6 Heru Fatkhur Rohman, “Pengaruh Kecerdasan Interpersonal dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Kelas VII " Jurnal Volume 3, Nomor 2, Juli 2015, 8-16 7 Fitria Aprilia, Skripsi Hubungan Antara Kecerdasan Interpersonal Dengan Perilaaku Kenakalan Remaja Siswa SMA Negeri 1 Grobogan”(Semarang : UNS, 2013), 34 12
33

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

Nov 21, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Kecerdasan Interpersonal

1. Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan merupakan bagian dari faktor internal dan merupakan

unsur psikologis yang dapat mempengaruhi kegiatan dan prestasi belajar.

Menurut Gardner dalam Kusmayadi (2011 : 23) kecerdasan

merupakan kemampuan menangkap situasi baru, serta kemampuan untuk

belajar dari pengalaman masa lalu seseorang.6

Menurut Gardner dalam Uno menuruntnya kecerdasan sebagai :

1. Kemmapuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam

kehidupan manusia

2. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk

diselesaiakan

3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa

yang akan memnimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.

Franklin dalam Alder menurutnya “ Kecerdasan adalah kemapuan

untuk mengambil sikap yang tepat untuk menghadapi situasi dalam sebuah

lingkungan.7

6 Heru Fatkhur Rohman, “Pengaruh Kecerdasan Interpersonal dan Kebiasaan Belajar Terhadap

Prestasi Belajar Matematika Kelas VII " Jurnal Volume 3, Nomor 2, Juli 2015, 8-16 7 Fitria Aprilia, Skripsi “Hubungan Antara Kecerdasan Interpersonal Dengan Perilaaku

Kenakalan Remaja Siswa SMA Negeri 1 Grobogan”(Semarang : UNS, 2013), 34

12

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

Dari pendapat para ahli ditas dapat didimpulkan bahwa kecerdasan

adalah kempuan jiwa seseorang untuk menyelesaikan maslaha dan

menghasilkan sesutau dalam lingkunagn masyarakat.

2. Pengertian Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpesonal di definisikan kecerdasan yang dimiliki

oleh masing-masing individu.8 Bagaimana diri kita mampu membangun

hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon manusia atau

orang lain merupakan bagian dariketrampilan interpersonal.

Kecerdasan ini merujuk pada kemapuan anak untuk bersosialisasi

dan bekerja sama, berhubungan baik dengan orang lain, kemampuan anak

berempati dan memahami perasaan dan kebutuhan orang lain selama

berinteraksi dan mapu memperhitungkan keberadaanya dan menempatkan

diri sendiri dengan kebiasaan yang berlaku.9

Menurut Uno mendifinisikan kecerdasan interpersonal merupakan

kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka

cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehiongga

muda bersosialiasi dengan lingkungan di sekelilingnya.

8 Arjun Fatah Amitha, “Hubungan Kecerdasan Interpersonal Dengan Hasil Belajar Pada Mata

Pelajaran IPS KELAS V di SD Intis School Yogyakarta,” E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan

Vol. V Nomor 6 Tahun 2016 t.t., 139. 9 Neni Hermita DKK, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak, (Yogyakarta : Deepublish,

2017), 13

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

Menurut Gardner kecerdasan interpersonal adalah kemampuan

untuk memahami orang lain, apa yang memotivasi mereka, bagaimana

mereka bekerja, dan bagaimana bekerja sama dengan mereka.10

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

kecerdasan interpersonal adalah kecakapan yang harus dibawa seseorang

dalam memulai, mengembangkan dan memelihara hubungan dengan orang

lain secara tatap muka agar dapat melakukan interaksi secara efektif.

3. Dimensi Kecerdasan Interpersonal

Menurut Anderson, yang tercantum dalam kutipan oleh Safaria,

mengemukakan bahwa kecerdasan interpersonal mempunyai tiga dimensi

utama. Yang mana dimensi tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh

serta ketiganya saling mengisi serta mendukung satu sama lainnya. Berikut

tiga dimensi kecerdasan interpersonal :11

a. Social Sensitivity

Kemapuan untuk mampu merasakan dan mengamati reaksi-reaksi

atau perubahan orang lain yang ditunjukkan baik secara verbal maupun

non-verbal.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa social sensitivity

atau sensivitas social berkaitan erat dengan kemampuan individu yang

meliputi :

10

Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling Di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta : Prenadamedia

Group, 2015), 263-237 11

Fitria Aprilia, “Hubungan Antara Kecerdasan Interpersonal Dengan Perilaku Kenakalan Remaja

Pada Siswa SMA N 1 Grobogan,” Journal of Social and Industrial Psychology 2 (1) 2013, 59.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

1. Sikap Empati.

Empati adalah sikap yang kompleks karena empati merupakan

kemampuan manusia untuk merasakan keadaan emosional

orang lain. Secara umum, arti kata empati dapat didefinisikan

sebagai kemampuan seseorang untuk memahami orang lain

dengan memposisikan diri sebagai orang lain tersebut.

2. Sikap Prososial

Perilaku Prososial adalah yang digunakan oleh para pskologi

sebuah tindakan moral yang harus dilakukan secara cultural

seperti berbagi, membantu seseorang yang membutuhkan,

bekerja sama dengan orang lain, dan mengungkapkan simpati.

b. Social Insight

Kemampuan seseeorang untuk memahami dan mencari pemecahan

masalah yang efktif dalam sustui interaksi social, sehingga maasalah-

masalah terebut tidaak menghambat apali menghancurtkan relasi social

yang telah dibangun.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Social Insight atau

berkaitan erat dengan kemampuan individu yang meliputi :

1. Berkembangnnya kesadaran diri

Menurut Fenisgstain dalam Safaria mendefinisikan kesadaran diri

sebagai kecenderungan individu untuk dapat menyadari dan

memperhatikan aspek internal dan eksternal.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

Jadi, maksud dari penyataan tersebut adalah individu memiliki dua

aspek dalam kesadaran akan dirinya yaitu aspek diri internal (privat)

yang berkaitan dengan kemapuan individu dalam menyadari

kempuan internalnyaseperti pikiran, perasaan, emosi-emosi,

pengalaman, dan tindakan-tindakan yang diambil. Sedangkan aspek

diri eksternal (pulblik) adalah menyadari penampilan, pola interaksi

dengan lingkungan sosila, dan menyadari situasi yang terjadi di

sekeliling individu.

2. Pemahaman situasi sosial dan etika sosial

Safari menjelaskan untuk sukses dalam membina dan

mempertahankan sebuah hubungan, individu perlu memahami

norma-norma social yang berlaku. Dalam bersosialisasi individu

harus memahami kaidah moral. Ada perbuatan yang harus

dilakukan dan ada pula perbuatan yang tidak boleh dilakukan. Etika

adalah suatu kaaidah social yang mengatur mana yang yang harus

dilkukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Aturan ini

mencakup banyak hal seperti bagaimana etika dalam bertemu,

berteman, makan, minum, bermain, meminjam, meminta tolong,

dan banyak lagi.

3. Pemecahan masalah efektif

Setiap individu membutuhkan ketrampilan dalam memecahkan

masalah secara efektif, apalagi jika masalah tersebut berkaitan

dengan konflik interpersonal. Semakin tinggi kemampuan anak

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

dalam memecahkan masalah, maka akan semakin positif hasil yang

akan didapatkan dari penyelesaian konflik abatar pribadi tersebut.

c. Social Communication

Penguasaan keterampilan berkomunikasi soal dalah kemmapuan

indivisu untuk menggunakan proses komunikasi dalam menjalin dan

membangun hubungan interpersonal yang sehat dalam proses

menciptakan, membangun dan mempertahankan relasi social, maka

sembutuhkan sarannya.12

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Social

Communication atau berkaitan erat dengan kemampuan yang meliputi :

1. Kemampuan berkomunikasi dengan santun

De Vito dalam safari menjelaskan komunikasi dapat didefinisikan

sebagai proses penyampaian informasi, pengertian dan pemahaman

anatar pengirim dan penerima.

2. Kemampuan mendengarkan efektif.

Safari menyatakan bahwa mendengarkan adalah proses aktif

menerima rangsangan (stimulus) telinga (aural) dalam bentuk

gelombang-gelombang suara.

4. Unsur – Unsur Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal memiliki beberapa unsur penting.

Beberapa penelitian telah menelaah unsur-unsur dalam kecerdasan

12

Fitria Aprilia, Skripsi “Hubungan Antara Kecerdasan Interpersonal Dengan Perilaaku

Kenakalan Remaja Siswa SMA Negeri 1 Grobogan”(Semarang : UNS, 2013), 36.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

interpersonal. Beberapa unsur ini dikemukakan oleh Daniel Goleman

diantaranya:

1. Kesadaran sosial, kesadaran ini menentukan bagaimana kita

mengenai suatu hubungan. Hal ini meliputi :

a. Empati dasar, kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan

kepentingan orang lain.

b. Penyelarasan, menyusuaikan diri dengan keadaan atau situasi

tertentu yang melibatkan orang atau hal lain diluar dirinya.

c. Ketepatan empatik, memahami pikiran, perasaan, dan maksud

orang lain.

d. Kognisi sosial, pengetahuan yang berkaitan dengan bagaimana

dunia sosial bekerja.13

Dari paparan diatas siswa yang memiliki kecerdasan

interpersonal memiliki beberapa unsur yang khas. Jadi hal yang

membedakan antara siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal

yang tinggi diantaranya dalah empati social yang tinggi, memiliki

kecakapan social yang baik, mampu menjadi pendengar bagi oorang

lain, dapat berbicara dengan baik serta mampu membaur dimananpun

dia berada.

13

Monowati, “Hubungan Kecerdasan Interpersonal dengan Prestasi Belajar " Jurnal Pesona

Dasar Volume 3, Nomor 3, November 2015. 25-26

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

5. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Kecerdasan Interpersonal

Beberapa hal yang mempengaruhi kecerdasan interpersonal

diantaranya:

a. Genetik

b. Pola asuh

c. Lingkungan

Genetik merupakan faktor untuk menurunkan sifat dari orang tua

kepada anak. Hal ini juga disampaikan oleh Atkinson (Rita Eka

izzaty,dkk) yang menjelaskan bahwa genlah yang menentukan warna

rambut,warna kulit, ukuran tubuh, jenis kelamin, kemampuan intelektual.

Menurut George Boeree menyatakan bahwa untuk menghindari

kesalahpahaman bahwa harus ditekankan bahwa aksi gen selalu berkaitan

dengan lingkungan baik biokimia maupun ekologis (ekologi sering

diartikan sebagai lingkungan kultural atau hubungan interpersonal)

sehingga dapat diartikan bahwa efek genetika terhadap perkembangan sifat

selalu dipengaruhi dengan efek lingkungan begitu juga sebaliknya.

Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan

anak adalah pola asuh. Pola asuh orang tua yangpermisif, otoriter,

demokratis sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Menurut Rita

Eka Izzaty, dkk. bahwa setiap gaya pengasuhan yang diberikan oleh orang

tua akan memberikan pengaruh dan dampak berbeda pada setiap individu.

Gaya pengasuhan yang dberikan orang tua dibagi menjadi 3 tipe ( Rita Eka

Izzaty) yaitu :

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

a. Tipe Permisif: merupakan pola pengasuhan dimana orangtua

cenderung lebih membebaskan anaknya dalam menentukan segala

pilihan yang dimilikinya. Orang tua dengan tipe ini sangat

membebaskan anaknya sehingga anak terkadang merasa kurang

diperhatikan.

b. Tipe Otoriter: merupakan tipe pengasuhan dimana orang tua cenderung

memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan anak. Anak berada

dalam pengawasan penuh orang tua serta memiliki kebebasan terbatas.

Orang tua cenderung memiliki pengaruh serta otoritas yang besar

dalam kehidupan anak.

c. Tipe Otoritatif: merupakan pola asuh yang merupakan perpaduan dari

pola otoriter serta permisif dimana orang tua tetap mengawasi serta

memberikan afeksi tetapi juga memberikan kebebasan pada anak untuk

menentukan sesuatu.

Menurut George Boeree sekolah mempengaruhi kecerdasan

dalam beberapa cara, yang paling jelas adalah dengan menyediakan

perkembangan keterampilan intelektual yang signifikan, yang

berkembang, untuk tingkat yang berbeda dan untuk anak yang

berbeda .Selain itu menurut George Boeree faktor lain yang

mempengaruhi diantaranya:

a. Lingkungan keluarga dimana anak memerlukan perawatan serta

perhatian orang tua.

b. Nutrisi dimana pengaruh kekurangan nutrisi tidak terjadi secara

langsung. Anak yang mengalami kekurangan gizi biasanya kurang

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

responsif pada saat dewasa, kurang termotivasi untuk belajar, dan

kurang aktif dalam mengeksplorasi daripada anak-anak yang cukup

mendapatkan nutrisi.

c. Pengalaman hidup individu.

Pada dasarnya hal-hal yang mempengaruhi kecerdasan

interpersonal memiliki porsi yang berbeda pada setiap individu.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal

yang mempengaruhi kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh

seseorang diantaranya, 1) genetik, 2) lingkungan, 3) pengetahuan,

4) pengalaman serta 5) nutrisi.14

B. Kajian Tentang Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan usaha-usaha yang dapat menyebabkan

seseorang untuk kelompok orang tertentu bergerak unutk melakukan

keinginan mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan

dengan perbuatannya.15

Kata motivasi berasal adri kata “motif”, yang berarti alasan

melakukan sesuatu, sebuah kegiatan yang menyebabkan seseorang

bergerak melakukan suatu kegitan. Sondang P Siagan mengungkapkan

bahwasannya motivasi sebagai daya doiongan yang melibatkan seseorang

14

Monowati, “Hubungan Kecerdasan Interpersonal dengan Prestasi Belajar " Jurnal Pesona

Dasar Volume 3, Nomor 3, November 2015. 26-27 15

Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Siswa,

(Yogyakarta : CV Budi Utama, 2017), hlm. 267

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan, tenaga dan waktunya

dalam rangka pencapain tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Sedangkan belajar merupakan proses dasar dari perkembangan

hidup manusia, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan

kualitatif imndividu sehingga tinghkah lakunya berkembang.

Menurut Mc. Donaldd mengatakan bahwasanya Motivation is a

energy xhange within person characterized affective arosousal and

anticipatpry goal reactions (Motivasi adalah suatu perubahan energy

didalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif

(perasaan)dan reaksi untuk mencapai tujuan).16

Hakim mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan

kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk

mencapai tujuan tertentu.17

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut

menentukan keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan

belajar dengan baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi

belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh jika memiliki

motivasi belajar yang tinggi.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

belajar adalah suatu dorongan yang didalam diri seseorang dalam diri

seseorang untuk melakukan sesuatu untuk memperoleh perubahan tingkah

16

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2013), 148 17

Siti Suprihatin, “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa,” Promosi (Jurnal

Pendidikan Ekonomi) 3, no. 1 (30 Mei 2015): 74, https://doi.org/10.24127/ja.v3i1.144.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

laku yang ditandari dengan perasan atau ereaksi dalm berinteraksi dengan

lingkunagn untuk memcapai suatu tujuan.

2. Peran dan Fungsi Motivasi Belajar

Menurut Hamzah B. Uno, peran penting motivasi belajar dan

pembelajaran, antara lain:

a. Peran motivasi belajar dalam menentukan penguatan belajar. Motivasi

dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang

sedang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang menentukan

pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang

pernah dilalui.

b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar. Peran motivasi

dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan

belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari

itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya oleh

anak.

Motivasi menentukan ketekunan belajar. Seorang anak yang telah

termotivasi untuk belajar sesuatu berusaha mempelajari dengan baik dan

tekun dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik.

Selain itu, Oemar Hamalik (2011: 108), menyebutkan fungsi

motivasi itu meliputi:18

1. Mendorong timbulnya kelakuan / suatu perbuatan.

18 Dewi and Kurniawan, “Hubungan Kecerdasan Interpersonal dan Motivasi Belajar terhadap

Hasil Belajar Matematika.”Jurnal Universitas Semarang PRISMA 2 (2019): 228-233

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarah pada perbuatan

ke pencapaian tujuan yang diinginkan.

3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya sebagai motor

penggerak dalam kegiatan belajar.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peran dan

fungsi motivasi belajar adalah sebagai pendorong usaha dan

pencapaian prestasi sehingga untuk mencapai prestasi tersebut peserta

didik dituntut untuk menentukan sendiri perbuatan-perbuatan apa yang

harus dilakukan untuk mencapai tujuan belajarnya.

3. Indikator- indikator Motivasi Belajar

Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan

sehingga semakin besar motivasi yang dimiliki seseorang, semakin besar

pula kesuksesan belajarnya. Seseorang yang memiliki motivasi belajar

tinggi, dapat dilihat sebagai berikut : Sardiman A. M, yaitu:19

a. Tekun menghadapi tugas-tugas dan dapat bekerja terus-menerus

sampai pekerjaannya selesai.

b. Ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan.

c. Memungkinkan memiliki minat terhadap bermacam-macam masalah.

d. Lebih sering bekerja secara mandiri.

e. Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.

f. Jika sudah yakin dapat mempertahankan pendapatnya.

19

Masayu Endang Apriyanti, “Hubungan Motivasi Belajar Dan Kecerdasan Interpersonal Dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial” Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol.

3 No. 3 (2016): 8. 289-296.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

g. Tidak akan melepaskan sesuatu yang telah diyakini.

h. Sering mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang memiliki kriteria seperti di atas, berarti

orang tersebut memiliki motivasi yang cukup kuat. Seorang yang memiliki

motivasi belajar yang tinggi akan memiliki beberapa ciri yang

membedakan dengan dirinya bila dibandingkan dengan seseorang yang

memiliki motivasi yang rendah.

C. Kajian Teori Tentang Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu “Prestasi”

dan “Belajar”. Untuk memahami pengertian prestasi belajar, maka

perlu diketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan “Prestasi”

dan apa yang dimaksud dengan “Belajar”. Secara etimologis istilah

prestasi merupakan kata serapan dari bahasa belanda yaitu dari kata

prestatie yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “Prestasi”

yang bisa diartikan sebagai hasil usaha, atau suatu hasil yang telah

dicapai, baik itu dilakukan ataupun dikerjakan.20

Prestasi dalam Kamaus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar, adalah

“Hasil yang telah dicapai”.21

Hasil ini berupa hasil yang memuaskan

yang membuat orang mencapai menjadi senang dan bahagia.

20

Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung : Alfabeta,

2013), 153 21

Meity Taqdir Qodratillah, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar (Jakarta : Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2011) ,427

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

Menurut Poerwodarminto mengatakan bahwa yang dimaksud

prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh

seseorang.22

Menurut Saiful Bahri Djamarah dalam bukunya Prestasi

Belajar dan Kompetensi Guru, bahwa prestasi adalah apa yang telah

dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang

diperoleh dengan jalan keuletan.

Pengertian prestasi dari beberapa tokoh diatas dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi adalah suatu hasil

yang telah dicapai dengan cara diciptakan atau diperoleh dengan kerja

keras sehingga dapat menyenangkan seseorang yang melakukan.

Usaha yang dilakukan kerja keras itu dapat beraneka ragam bentuknya.

Lebih penting lagi usaha yang dilakukan itu dapat menimbulkan

perasaan senang kepada orang yang melakukanya.

Setelah membahas pengertian dari kata prestasi selanjutnya

membahas pengertian dari kata belajar.

Abdul Majid mengatakan bahwa “Belajar adalah perubahan

tingkah laku para peserta didik, baik pada aspek pengetahuan, sikap

maupun ketrampilan sebgai hasil respon pembelajaran yang dilakukan

guru”23

Menurut Trianto Ibnu Badar Al-Tabany “Belajar secara umum

diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui

22

Noor Komari Pratiwi, “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang Tua, dan Minat Belajar

Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMK Kesehatan di Kota Tangerang " Jurnal Pujangga Volume 1, Nomor 2, Desember 2015. ,81 23 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran (Bandung : Remaja Rosadakarya, 2012 ), 107

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan

tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir”24

Menurut Kunandar “Belajar adalah suatu aktivitas yang

mengharapkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar.

Periubahan tingkah laku terjadi karena usaha individu yang

bersangkutan.25

Menurut Slameto “Belajar yaitu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksinya dengan lingkungan.

Berdasarkan pengertian belajar dari pendapat beberapa tokoh

diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan

tingkah laku dalam diri organisme sebagai hasil dari pengalaman dan

latihan. Perubahan tingkah laku tersebut dapat berupa aspek kognitif

(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (ketrampilan)

Setelah mengetahui makna dari prestasi dan belajar, barulah dapat

dimengerti tentang pengertian prestasi belajar itu sendiri. Prsetasi belajar

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Untuk Pelajar adalah “Penguasaan

pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

24

Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan

Kontekstual (Jakarta : Prenadamedia Group, 2014), 18 25

Vina Rahmayanti, “Pengaruh Minat Belajar Siswa dan Persepsi Upaya Guru Dalam Memotivasi

Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP di Depok " Jurnal SAP

Volume 1, Nomor 2, Desember 2016. 212

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh

guru”26

Heri Gunawan mengatakan bahwa “Prestasi belajar adalah aspek

aspek kecakapan yang dimiliki oleh siswa sebagai hasil usaha dan kegiatan

belajar yang ditempuh, dipandang sebagai indikator penting dalam

keseluruhan proses pendidikan pada umumnya dan proses elajar mengajar

pada khususnya”.27

Agoes Dariyo mengatakan bahwa “Prestasi belajar adalah hasil

pencapaian yang diperoleh seorang pelajar setelah mengikuti ujian dalam

suatu pelajaran tertentu”.28

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, definisi prestasi belajar adalah

“hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara

individual maupun kelompok.”29

Sedangkan Nasution menyatakan bahwa prestasi belajar adalah

kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa berbuat.

Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan penilaian ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

26

Meity Taqdir Qodratillah, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar (Jakarta : Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2011) ,427 27

Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung : Alfabeta,

2013), 153 28

Agoes Dariyo, dasar-dasar Pedagogi Modern (Jakarta : Indeks, 2013), 89 29

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 58-

59.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar berupa

pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual (Chatarina Tri

Anni, 2004: 6-7). Ranah kognitif mencakup enam kategori yaitu:

1) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau

mengenali informasi (materi pembelajaran) yang telah dipelajari

sebelumnya.

2) Pemahaman (comprehension)

Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna

dari materi pembelajaran dengan bahasa atau ungkapan sendiri.

3) Penerapan (application)

Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi

pembelajaran yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan

kongkrit.

4) Analisis (analysis)

Analisis mengacu pada kemampuan menguraikan suatu fakta,

konsep, pendapat, asumsi dan semacamnya atas elemen-elemennya

sehingga dapat menentukan hubungan masing-masing elemen.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian

dalam rangka membentuk struktur yang baru.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

6) Penilaian (evaluation)

Penilaian mengacu pada kemampuan menilai suatu pendapat,

gagasan, produk, metode dan semacamnya dengan suatu kriteria

tertentu.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berorientasi pada nilai dan sikap. Krathwohl

(Chatarina Tri Anni, 2004: 8-10) membagi taksonomi ranah afektif

menjadi lima kategori yaitu:

1) Penerimaan (receiving)

Penerimaan mengacu pada kesadaran, kemauan, perhatian individu

untuk menerima dan memperhatikan berbagai stimulus dari

lingkungannya.

2) Penanggapan (responding)

Penanggapan mengacu pada adanya rasa kepatuhan individu dalam

hal mematuhi dan ikut serta terhadap sesuatu gagasan, benda atau

sistem nilai.

3) Penghargaan terhadap nilai (valuing)

Penghargaan terhadap nilai menunjukan sikap menyukai,

menghargai dari seseorang individu terhadap suatu gagasan,

pendapat atau sistem nilai.

4) Pengorganisasian (organization)

Pengorganisasian menunjukan adanya kemauan membentuk sistem

nilai dari berbagai nilai yang dipilih.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

5) Pembentukan Pola Hidup (organization by a value complex)

Pembentukan pola hidup menunjukan kepercayaan diri untuk

mengintegrasikan nilai-nilai ke dalam suatu filsafat hidup yang

lengkap dan meyakinkan serta mampu mengembangkannya

menjadi karakteristik gaya hidupnya.

c. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik menunjukan adanya kemampuan fisik

seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan

koordinasi syaraf. Elizabet Simpson membagi ranah psikomotorik

menjadi tujuh kategori yaitu (Chatarina Tri Anni, 2004: 10):

1) Persepsi (perception)

Persepsi ini berkaitan dengan penggunaan organ penginderaan

untuk memperoleh petunjuk yang membantu kegiatan motorik.

2) Kesiapan (set)

Kesiapan mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu.

Kategori ini mencakup kesiapan mental dan jasmani.

3) Gerakan terbimbing (guided response)

Gerakan terbimbing berkaitan dengan tahap-tahap awal di dalam

belajar keterampilan komplek. Gerakan terbimbing meliputi

peniruan dan mencoba-coba.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

4) Gerakan terbiasa (mechanism)

Gerakan terbiasa berkaitan dengan tindakan unjuk kerja dimana

gerakan yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan gerakan

dapat dilakukan dengan sangat meyakinkan dan mahir.

5) Gerakan kompleks (complex overt response)

Gerakan kompleks berkaitan dengan kemahiran unjuk kerja dari

tindakan motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang

kompleks.

6) Penyesuaian (adaptation)

Penyesuaian berkaitan dengan keterampilan yang dikembangkan

sangat baik sehingga individu dapat memodifikasi pola-pola

gerakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan baru atau ketika

menemui situasi masalah baru.

7) Kreativitas (creativity)

Kreativitas mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk

disesuaikan dengan situasi tertentu atau masalah-masalah tertentu.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil belajar yang dicapai seseorang yang dapat dinyatakan

dengan angka.

Berdasarkan pengertian prestasi belajar dari beberapa tokoh di

atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah

dicapai oleh siswa setelah melakukan proses belajar siswa yang dapat

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

dinyatakan dengan angka. Hasil tersebut dapat berupa hasil dalam aspek

kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (ketrampilan).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Slameto (2010:54) “Faktor-faktor yang

memepengaruhi belajar abnyak jenisnya tetapi dapat digolongkan ke

dalam dua golongan saja, yaitu : factor intern dan factor ekstern.

Adapun uraian dari kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Faktor Internal

Faktor internal dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1) Faktor jasmani (fisiologi)

Faktor jasmani baik yang bersifat bawaan maupun

bukan bawaan, yang termasuk faktor ini misalnya, penglihatan,

pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. Keadaan atau

kondisi jasmani pada umumnya dapat dikatakan melatatar

belakangi kegiatan belajar, keadaan jasmani yang optimal akan

lain sekali pengaruhnya, bila dibandingkan dengan keadaan

jasmani yang lemah dan lelah.

2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun

bukan bawaan di antaranya:

a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan

psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan

diri terhadap lingkungan dengan cara yang tepat.

b) Faktor kecakapan nyata

Yaitu prestasi yang telah dimiliki seseorang,

misalnya ketrampilan, melukis dan lain-lain. Faktor non

intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu, seperti

sikap, minat, motivasi, Konsep diri, emosi, penyesuaian

diri, kebiasaan dan kebutuhan.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis

Kematangan merupakan tingkat atau fase dalam

pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah

siap untuk melaksanakan kecakapan baru, misalnya anak

sudah siap dengan kakinya untuk berjalan, serta tangan

dengan jari-jarinya sudah siap untuk menulis.

b. Faktor eksternal (dari luar)

1) Faktor sosial yang terdiri atas:

a) Lingkungan Keluarga

Mahfud Shalahudin menjelaskan bahwa: Keluarga

merupakan lingkungan pendidikan tingkat pemula bagi

anak-anak. Pendidikan keluarga merupakan fundamen atau

dasar dari pendidikan anak selanjutnya, baik di sekolah

maupun di masyarakat. Lingkungan sosial yang lebih

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan

keluarga siswa sendiri.

b) Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah seperti para guru, para staf

administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi

semangat belajar siswa. Para guru yang selalu menunjukkan

sikap dan prilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri

teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar.

c) Lingkungan Masyarakat

Dalam pendidikan masyarakat yang dimaksud

adalah pendidikan dan pengaruh-pengaruh yang disengaja

oleh anggota-anggota sebagai golongan masyarakat tertentu

di mana seseorang atau individu itu berbeda, seperti

pengaruh paman, nenek, organisasi, teman atau kekasih.

2) Faktor Budaya

Seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan

kesenian, hal ini mempengaruhi proses belajar. Makin modern

kebudayaan suatu masyarakat, maka makin modern pula alat-

alat yang digunakannya, khususnya dalam hal pendidikan,

semua itu dapat menunjang keberhasilan proses belajar.

3) Faktor lingkungan fisik

Seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim, semua itu

harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat membantu,

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

menguntungkan, dan menimbulkan rasa aman dalam proses

belajar mengajar.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan

Hal ini sangat berpengaruh terhadap ketenangan jiwa

seseorang, apabila suasana ingkungan kacau, kemungkinan

besar aktivitas belajar akan terganggu, tetapi bila keamanan

lingkungan terjamin, maka konsentrasi fikiran akan terpusat

pada belajar.30

D. Kajian Tentang Mata Pelajaran Akhidah Ahklak

1. Pengertian Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Mata pelajaran aqidah akhlak ini merupakan cabang dari

pendidikan Agama Islam, menurut Zakiyah Daradjat pendidikan

Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh

peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara

menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat

mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

Aqidah dilihat dari segi bahasa (etimologi) berarti “ikatan”.

Aqidah seseorang, artinya “ikatan seseorang dengan sesuatu”. Kata

aqidah berasal dari bahasa arab yaitu „aqoda, ya‟idu, aqdan,

„itiqodaan yaitu : kepercayaan hati atau keyakinan.

Sedangkan meneurut istilah aqidah yaitu keyakinan atau

kepercayaan terhadap sesuatu yang dalam setiap hati seseorang

30

Monowati, “Hubungan Kecerdasan Interpersonal dengan Prestasi Belajar " Jurnal Pesona

Dasar Volume 3, Nomor 3, November 2015. , 29-31

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

yang membuat hati tenang. Dalam Islam akidah ini kemudian

melahirkan iman, menurut Al-Ghozali, sebagai mana dikutip oleh

Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, iman adalah mengucapkan

dengan lidah mengakui kebenarannya dengan hati dan

mengamalkan dengan anggota.

Ahklak menurut Al-ghazali adalah sifat yang tertanam

dalam jiwa seseoarang yang menimbulkan perbuatan-perbuatan

dengan mudah dilakukan tanpa perlu kepada pemikiran dan

pertimbangan.

Sedangkan menurut Miqdad Yaljan, ahklak adalah setiap

tingkah laku yang mulia, yang dilakukan oleh manusia dengan

kemauan yang mulia dan untuk tujuan yang mulia pula.31

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa ahklak

merupakan suatu keyakinan di dalam hati seseorang tentang

keagamaan seorang yang dianut, dan menjadi cirri khas dari

pedoman dalam kehidupan sehari-harinya.

Pendidikan Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT dan

meralisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan

sehari-hari berdasrkan Al-Qur’an dan Hadits melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.

31

Muhammad Abdurahman, Ahklak Menjadi Seseorang Muslim Berahklak Mulia (Jakarta : Raja

GRAFINDO Persada, 2016), 6

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

Dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dan

hubunganya dengan kerukunan antar umat beragama dalam

masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Peranan dan efektifitas pendidikan agama di madrasah sebagai

landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan

masyarakat harus ditingkatkan, karena jika pendidikan Agam Islam

(yang meliputi: Aqidah Akhlak, Qur’an Hadits, Fiqih, Sejarah

Kebudayaan Islam, dan Bahasa arab) yang dijadikan landasan

pengembangan nilai spiritual dilakukan dengan baik, maka

kehidupan masyarakat akan lebih baik.

Pendidikan atau mata pelajaran Aqidah Akhlak di

Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian integral dari pendidikan

Agam Islam, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan

dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa. Tetapi secara

substansial mata pelajaran pelajaran Aqidah Akhlak memiliki

konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik

untuk memperaktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid)

dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu setelah mempelajari materi yang ada

didalam mata pelajaran Aqidah Akhlak diharapkan siswa dapat

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai

salah satu pedoman kehidupannya.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

2. Tujuan Mata Pelajaran Akhidah Ahklak

Tujuan pendidikan merupakan suatu faktor yang sangat

penting didalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang

hendak dicapai atau yang hendak ditinjau oleh pendidikan.

Adapun tujuan yang hendak ingin dicapai dalam pembelajaran

akhidah ahklak menurut Departemen Agama yaitu :

1. Memberikan pengetahuan, penghayatan dan keyakinan

kepada siswa akan hal yang harus diimani, sehingga

tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya.

2. Memberikan pengethuan, penghayatan, dan keamanan yang

kuat untuk mengamalkan ahklak yang baik, dan menjahui

ahklak yang buruk dalam hubungannya dengan Allah,

dengan dirinya sendiri, dengan sesame manusia, maupun

dengan alam lingkungannya.

3. Memebrikan bekal kepada anak atau siswa tentang akhidah

dan ahklak untuk melanjutkan pelajaran ke jenjang

pendidikan menengah.32

Dalam pasal 3 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa tujuan pendidikan

Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

32

Chairul Anas, Skripsi “Hubungan Antara Pemeblajaran Akhidah Ahklak Dengan Kecerdasan

Interpersonal Siswa Kelas XI MAN 2 Yogyakarta”(Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga, 2018), 20.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa.

Tentang tujuan pendidikan nasional dengan tujuan pendidikan

agama Islam tidak jauh beda. Pendidikan Agama Islam di sekolah

atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan

keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang

Agam Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus

berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan

bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan

yang lebih tinggi.

Jadi mata pelajaran akidah akhlak bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan siswa yang

diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta

pengalaman siswa tentang aqidah dan akhlak Islam, sehingga

menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan

meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah

SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan peribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat

melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

E. Hubungan kecerdasan interpersonal terhadap prestasi belajar

Menurut teori Umar menyebutkan banyak faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya adalah faktor psikologi.

Faktor psikologi antarnya adalah intelegensi, lingkungan belajar, dan

metode pembelajaran.33

Namun peneliti mengambil intelengensi yaitu

kecerdasan interpersonal.

Pada Pembelajaran dengan menekaknakan kecerdasan

interpersonal ternyata mampu mengubah perilaku dan sikap peserta

didik terhadap pelajaran yang dianggap sulit, semula kurang semngat,

kurang menarik, serta membosankan, hal ini bisa dibukikan dalam

kegiatan kelompok, munculnya keberanian dalam mengungkpkan

pendapat, ide dan gagasan karena guru mengharigai pertanyaan, atau

jawaban yang diajukan.

Hasil pemeblajaran siswa dapat meningkat yang dibuktikan secara

kognitif dengan meingkat nilainya yang diperoleh dari tes atau hasil

pembelajaran baik secara individu, berpasangan, maupun kelompok.

Secara efektif yaitu peribahan tingkah laku siswa dengan semakin

aktif dan semgatnya dalam mengemukakan pendapat.34

33 Azril, Skripsi “Faktor-faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Hang

Tuah 1 Jakarta”(Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), 3. 34 Herman Lasrin dan Kendra Hartaya, “Hubungan Antara Kecerdasan Interpersonal Dan Motivasi

Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Fisika (Survei Pada Peserta Didik Kelas X di SMA Kosgoro

Bogor),”Jurnal Jurnal Teknologi Pendidikan 4, no. 1 (14 Juli 2015),

https://doi.org/10.32832/tek.pend.v4i1.473.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

F. Hubungan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

Menurut teori Wlodkowski dan Jaynea, menyatakan bahwa

motivasi juga dapat mempengaruhi prestasi belajar. Menurut

Wlodkowski dan Jaynea Motivasi belajar adalah sebua nilai dan

hasrat untuk belajar.35

Motivasi yang tinggi akan akan selalu mendorong siswa untuk

berusaha sampai yang diharapkannya terwujud. Berbeda dengan

orang yang memiliki motivasi yang rendah maka hasilnya juga

rendah. Motivasi sesungguhnya berkaitan erat dengan keinguinan

peserta didik untuk terlibat dalam proses pembelajran.

Motivasi sangat penting dalam meningkatkan prestasi seorang

peserta didik. Pada umumnya pesreta didik yang memiliki motivasi

yang tinggi akan mampu meraih kebehasilan proses maupun hasil

pembeljaran. Berdasarkan pemahaman ini, terdapat hubungan antar

motivasi dan prestasi belajar.

G. Hubungan Kecerdasan Interpersonal dan Motivasi belajar

terhadap Prestasi Belajar

Menurut teori Smith dalam Dalyono, prestasi belajar dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu : faktor internal dan faktor eksternal. Salah

35 Azril, Skripsi “Faktor-faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Hang

Tuah 1 Jakarta”(Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), 4

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

satunya faktor internal adalah intelegensi dan motivasi yang

mempengaruhi prestasi belajar.36

Kecerdasan interpersonal yang dimiliki seorang pesrta didik tinggi

akan mudah bersosialisasi atau membaur dengan lingkungan diantara

siswa mapun siswi lainnya serta guru-guru disekolah. Apabila seorang

siswa mapu melakukan komunikasi yang efektif baik diluar ataupun

saat proses kegiatan belajar dikelas, maka akan mempermudah siswa-

siswi melkukan diskusi yang baik.

Motivasi belajar peserta didik itu sendiri berala dari dalam diri

sendiri (internal) bukan berasal dari luar diri peserta didik (eksternal).

Seorang peserta didik mempunyai motivasi yang berasal dari dalam

akan sunguh-sungguh untuk belajar, dan tidak mudah untuk mengubah

niatnya. Peserta didik yang memiliki motivasi dari luar akan belajra

apabila ada dorongan yang muncul dari luar yang menjadikan untuk

belajar. Oleh karena itu motivasi dari dalam atau dari luar dapat

dipadukan menjadi sebuah kekuatan untuk meningkatkan motivasi

untuk belajar.

Keberhasilan peserta didik dalm proses belajar selain ditentukan

oleh kecerdasan interpersonal juga ditentukan oleh motivasi

belajarnya. Motivasi yang dilkukan dengan sungguh-sungguh dan

terus-menerus dapat menemukan cara belajar yang benar, tepat dan

efektif yang akhirnya dapat meningkatklan prestasi belajar.

36 Baskoro Eriyanto Putro, Skripsi “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI Program Keahlian Keuangan SMK Negeri 1

Kendal”(Semarang : UNNES, 2011), 10

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Kecerdasan ...

Jadi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal dan

motivasi belajar siswa yang timggi secara bersama-sama akan

memproleh prestasi belajar yang tinggi. Dengan kata lain terdapat

hubungna antar kecerdasan interpersonal dan motivasi belajar terhadap

prestasi belajar siswa.