8 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Daryanto (2011) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi penggajian pada Pusat Koperasi Unit Desa (PUSKUD) Mina Baruna Jawa Tengah masih terdapat kelemahan dan belum sesuai dengan teori. Kelemahan yang terjadi yaitu kerangkapan tugas di fungsi personalia dengan bagian pencatat waktu hadir. Absensi kehadiran juga masih menggunakan daftar manual belum menggunakan kartu jam hadir dengan mesin pencatat waktu dan tidak adanya jurnal umum dan kartu biaya. Di dalam pengawasan perkembangan departemen juga tidak memiliki laporan prestasi kerja yang digunakan sebagai dokumen pendukung, namun dokumen lain, prosedur dan catatan akuntansi sudah baik dan sesuai teori sistem akuntansi yang telah ada. Sirwandi (2014) menyatakan sistem informasi akuntansi penggajian yang diterapkan pada Koperasi Unit Desa Nandhi Murni Kota Batu sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Mulyadi (2001) tentang bagian yang terkait, namun masih terdapat beberapa kelemahan seperti kurangnya pengawasan pada setiap unit, terdapat kerangkapan jabatan pada kasir dengan pencatatan akuntansi. Indriani (2015) menyatakan pada Credit Union Dharma Bhakti Yogyakarta telah menerapkan sistem akuntansi penggajian dengan baik dan
27
Embed
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46579/3/BAB II.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Daryanto (2011) menyatakan bahwa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Daryanto (2011) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi
penggajian pada Pusat Koperasi Unit Desa (PUSKUD) Mina Baruna Jawa
Tengah masih terdapat kelemahan dan belum sesuai dengan teori.
Kelemahan yang terjadi yaitu kerangkapan tugas di fungsi personalia
dengan bagian pencatat waktu hadir. Absensi kehadiran juga masih
menggunakan daftar manual belum menggunakan kartu jam hadir dengan
mesin pencatat waktu dan tidak adanya jurnal umum dan kartu biaya. Di
dalam pengawasan perkembangan departemen juga tidak memiliki laporan
prestasi kerja yang digunakan sebagai dokumen pendukung, namun
dokumen lain, prosedur dan catatan akuntansi sudah baik dan sesuai teori
sistem akuntansi yang telah ada.
Sirwandi (2014) menyatakan sistem informasi akuntansi penggajian
yang diterapkan pada Koperasi Unit Desa Nandhi Murni Kota Batu sesuai
dengan teori yang dipaparkan oleh Mulyadi (2001) tentang bagian yang
terkait, namun masih terdapat beberapa kelemahan seperti kurangnya
pengawasan pada setiap unit, terdapat kerangkapan jabatan pada kasir
dengan pencatatan akuntansi.
Indriani (2015) menyatakan pada Credit Union Dharma Bhakti
Yogyakarta telah menerapkan sistem akuntansi penggajian dengan baik dan
9
sesuai teori yang digunakan, namun terdapat kelemahan pada pengawasan
daftar hadir. Credit Union Dharma Bhakti Yogyakarta menerapkan
kepercayaan penuh kepada karyawan, namun hal ini dapat dikatakan kurang
efektif karena dapat menimbulkan kecurangan. Sehingga diperlukan
evaluasi terhadap daftar hadir karyawan.
Handayani & Budiwinarto (2016) menyimpulkan bahwa sistem
akuntansi penggajian pada KSP. Bhina Raharja Cabang Sragen masih
terdapat kelemahan pada kerangkapan jabatan dan pemeriksaan
pengendalian intern. Kerangkapan jabatan yang terjadi seperti bagian
pembuat daftar gaji merangkap sebagai bagian keuangan, pimpinan kantor
cabang merangkap sebagai fungsi kepegawaian. Untuk pemeriksaan
pengendalian intern yang dilakukan juga kurang efektif dikarenakan hanya
dilakukan setiap dua bulan sekali. Pengawasan terhadap absensi karyawan
juga masih terdapat kelemahan karena tidak adanya kartu absensi.
Benson (2018) menyimpulkan bahwa Koperasi Kredit CU Semarong
telah melaksanakan sistem akuntansi penggajian didengan baik dan sesuai
dengan teori. Namun tetap saja diperlukan pengawasan yang lebih akurat
pada pencatatan kartu jam hadir karyawan khususnya waktu lembur,
diharapkan pemeriksaan dilakukan secara teratur dan berkala.
Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa
sistem akuntansi penggajian yang diterapkan di masing-masing organisasi
terutama pada koperasi masih belum melakukan prosedur dengan baik.
Kelemahan sering muncul pada kerangkapan jabatan pada fungsi personalia
10
dengan bagian pencatat waktu hadir, tidak ada dokumen jurnal umum, kartu
biaya dan laporan prestasi kerja sebagai dokumen pendukung. Untuk
absensi juga masih menggunakan daftar manual (Daryanto, 2011). Terdapat
kerangkapan jabatan pada kasir dengan pencatatan akuntansi maupun
keuangan, kurang pengawasan setiap unitnya (Sirwandi, 2011).
Penelitian Indriani (2015) terdapat kurangnya pengawasan daftar
hadir. Pada penelitian Handayani & Budiwinarno juga terdapat kerangkapan
jabatan pada bagian pembuat daftar gaji dengan bagian keuangan, pimpinan
kantor juga merangkap sebagai fungsi kepegawaian, tidak adanya kartu
absensi dan kurangnya pemeriksaan pengendalian internal. Menurut Benson
(2018) kurangnya pengawasan yang dilakukan dan pemeriksaan yang lebih
teratur dan berkala.
B. Teori dan Kajian Pustaka
1. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Tujuan utama SIA adalah mencatat, meringkas dan dikumpulkan
menjadi informasi untuk kepentingan organisasi tersebut, sehingga
memudahkan pemahaman data yang diperoleh, pengaksesan file serta
pembaharuan. Kemudian data dapat diproses dan ditelusuri terkait transaksi
yang telah dilakukan secara bolak – balik dari awal transaksi hingga laporan
keuangan (Romney dan Steinbart, 2016).
Romney dan Steinbart (2016) beberapa cara SIA dapat membantu
meningkatkan pengambilan keputusan yaitu :
11
a. Dapat mengidentifikasi kondisi yang diperlukan manajemen.
b. Memberikan tindakan dasar untuk memilih alternative dan mengurangi
ketidakpastian.
c. Dapat menganalisis pengambilan keputusan di masa depan dan
memberikan peningkatan dari keputusan sebelumnya.
d. Memberikan informasi tepat dan akurat.
e. Memperbaiki tata letak barang sehingga dapat mendorong penjualan
tambahan dan menganalisis data penjualan yang telah dibeli.
2. Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Romney dan Steinbart (2016), komponen sistem informasi akuntansi
terdiri dari :
a. Orang – orang yang terlibat dalam berbagai fungsi dan yang
menjalankan sistem,
b. Prosedur dan instruksi baik manual atau terotomatisasi yang
digunakan untuk mengumpulkan, memproses dan menyimpan data.
c. Data – data perusahaan dan transaksi-transaksi bisnis yang dijalankan,
d. Perangkat lunak yang berfungsi sebagai pengolah data perusahaan,
e. Peralatan teknologi informasi, yang berupa komputer, perangkat
periferal, dan perangkat jaringan komunikasi yang diperlukan sistem
informasi akuntansi.
f. Pengendalian internal yang cukup memadai untuk mengukur
keamanan yang menyimpan data sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi akuntansi dapat dikatakan berguna sebagai informasi yang
bermutu harus melihat karakteristik informasi sebagai berikut :
12
a. Relevan
Dapat dikatakan relevan jika mampu menjadi sebuah pengambilan
keputusan dalam membuat prediksi, mengkonfirmasi dan
memperbaiki anggaran atau perkiraan sebelumnya.
b. Andal
Jika informasi dapat dijamin keakuratan dan terbebas dari
penyimpangan yang terjadi.
c. Lengkap
Segala aspek-aspek penting terkandung dalam sebuah informasi
tersebut telah disajikan yang merupakan sebagai dasar masalah atau
aktivitas.
d. Tepat waktu
Informasi ini dapat berguna pada saat waktu yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan.
e. Dapat dipahami
Penyajian informasi ini telah jelas dan memudahkan pembaca yang
bersangkutan.
f. Dapat diverifikasi
Dengan pengetahuan yang baik, informasi dapat diverifikasi oleh
dua pihak yang bekerja secara independen dan menghasilkan
informasi yang sama.
Maka dari itu informasi memiliki peranan penting dalam organisasi.
Dalam proses pengambilan keputusan dapat dibantu oleh sistem
13
informasi akuntansi tersebut. Sehingga untuk mencapai tujuan
sistem informasi dan perusahaan, sistem informasi yang bagus harus