BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian tentang metafora yang dilakukan penulis juga pernah dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian tersebut dilakukan oleh Akhmad Munarso (2004) dan Eli Kuswono (2012). Kedua penelitian tersebut sama-sama mengkaji tentang jenis-jenis metafora dan penentu kemetaforikan. Hal yang membedakan antara kedua penelitian tersebut yaitu terletak pada data dan sumber data. Meskipun demikian, penulis meyakini bahwa penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian yang sudah ada, terutama pada skripsi-skripsi yang ada di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). 1. Penelitian berjudul Metafora pada Syair Lagu-Lagu Pop Indonesia (Kajian pada Urutan Tangga Lagu-Lagu Pop Indonesia, Siaran RRI dan Radio Dian Suwara Purwokerto), oleh Akhmad Munarso (2004). Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan struktur metafora, jenis- jenis metafora, dan penentu kemetaforisan pada syair lagu-lagu pop Indonesia. Data yang diperoleh berupa lirik lagu yang mengandung metafora yang terdapat dalam siaran RRI dan Radio Dian Suwara Purwokerto tahun 2004. Dalam penelitiannya, ada tiga metode yang digunakan, yaitu (1) tahap penyajian data dilakukan dengan menggunakan teknik simak, teknik catat, dan teknik rekam, (2) tahap penganalisisan data menggunakan metode deskriptif kualitatif, dan (3) tahap penyajian hasil analisis data dengan penyajian data formal dan informal. Perbedaam antara penelitian di atas dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu terletak pada data dan sumber data. 10 Verba Metaforik Dalam…, Adelita Kurniawati, FKIP UMP, 2016
32
Embed
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/5024/3/ADELITA KURNIAWATI BAB II.pdf · sifatnya semantic, yang dalam BI dipadankan dengan kata semantik
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Sejenis yang Relevan
Penelitian tentang metafora yang dilakukan penulis juga pernah dilakukan oleh
peneliti lain. Penelitian tersebut dilakukan oleh Akhmad Munarso (2004) dan Eli
Kuswono (2012). Kedua penelitian tersebut sama-sama mengkaji tentang jenis-jenis
metafora dan penentu kemetaforikan. Hal yang membedakan antara kedua penelitian
tersebut yaitu terletak pada data dan sumber data. Meskipun demikian, penulis
meyakini bahwa penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian yang
sudah ada, terutama pada skripsi-skripsi yang ada di Universitas Muhammadiyah
Purwokerto (UMP).
1. Penelitian berjudul Metafora pada Syair Lagu-Lagu Pop Indonesia (Kajian
pada Urutan Tangga Lagu-Lagu Pop Indonesia, Siaran RRI dan Radio Dian
Suwara Purwokerto), oleh Akhmad Munarso (2004).
Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan struktur metafora, jenis-
jenis metafora, dan penentu kemetaforisan pada syair lagu-lagu pop Indonesia. Data
yang diperoleh berupa lirik lagu yang mengandung metafora yang terdapat dalam
siaran RRI dan Radio Dian Suwara Purwokerto tahun 2004. Dalam penelitiannya, ada
tiga metode yang digunakan, yaitu (1) tahap penyajian data dilakukan dengan
menggunakan teknik simak, teknik catat, dan teknik rekam, (2) tahap penganalisisan
data menggunakan metode deskriptif kualitatif, dan (3) tahap penyajian hasil analisis
data dengan penyajian data formal dan informal. Perbedaam antara penelitian di atas
dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu terletak pada data dan sumber data.
10 Verba Metaforik Dalam…, Adelita Kurniawati, FKIP UMP, 2016
11
2. Penelitian berjudul Verba Metaforis dalam Rubrik Olahraga pada Harian
Suara Merdeka (Analisis Pembeda Makna) oleh Eli Kuwsono (2012).
Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis verba
metaforis, mendeskripsikan penentu kemetaforisan, dan mendeskripsikan pembeda
makna verba nonmetaforis dengan verba metaforis dalam rubrik “Olahraga” pada
harian Suara Merdeka Edisi April 2012. Dalam penelitiannya, metode yang digunakan
yaitu metode deskriptif kualitatif. Perbedaan antara penelitian tersebut dengan
penelitian yang peneliti lakukan yaitu terletak pada data, sumber data, dan penyajian
hasil penganalisisan data. Dalam penelitian Eli Kuswono (2012) hanya disajikan
analisis tentang makna leksikal dan makna gramatikalnya saja, sedangkan penelitian
yang peneliti lakukan disajikan analisis tentang makna leksikal, makna gramatikal,
serta makna kiasnya secara rinci.
Penelitian yang penulis lakukan berjudul Verba Metaforik dalam Tabloid Bola
Edisi Januari 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis verba
metaforik yang dapat diketahui dengan analisis struktur metaforik dan dengan
menentukan makna leksikal, makna gramatikal, dan makna kias yang terkandung
dalam verba metaforik yang akan diteliti secara lebih rinci. Mendeskripsikan penentu
kemetaforikan dengan analisis komponen makna yang terkandung dalam tabloid Bola
Edisi Januari 2016. Selain data berupa kata metaforik, peneliti juga menemukan data
berupa frasa idiom sebagai penentu kemetaforikan yang akan dibahas secara lebih
mendalam. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif yang berupaya meneliti, menggali, dan mendeskripsikan fakta kebahasaan
kemetaforikan.
Verba Metaforik Dalam…, Adelita Kurniawati, FKIP UMP, 2016
12
B. Bahasa dan Variasi Bahasa
1. Bahasa dan Fungsi Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem lambang yang tersusun dan berpola tetap, berupa
bunyi ujar atau bunyi bahasa yang bersifat arbitrer (bebas) dan konvensional
(disepakati). Selain itu, bahasa dapat terus berkembang dan memiliki kemungkinan
dapat berubah, sehingga bahasa bersifat produktif dan dinamis. Bahasa sebagai alat
komunikasi verbal hanya dimiliki dan digunakan oleh pengguna bahasa atau manusia
(bersifat manusiawi) yang memiliki latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda,
maka bahasa itu menjadi beragam. Bahasa merupkan alat komunikasi atau alat
interaksi yang digunakan oleh pengguna bahasa yaitu masyarakat untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, maupun perasaan. Menurut pandangan
sosiolinguistik bahasa juga digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi diri (Chaer
dan Agustina, 2004:11).
Chaer dan Agustina (2004:15) menyebutkan fungsi-fungsi bahasa antara lain:
Dilihat dari segi penuturnya, bahasa berfungsi sebagai personal atau pribadi (fungsi
emotif). Artinya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya.
Dilihat dari segi pendengar atau lawan bicaranya, maka bahasa berfungsi direktif.
Artinya, penutur mengatur tingkah laku pendengar (fungsi retorikal). Dilihat dari segi
topik ujaran, maka bahasa itu berfungsi referensial (fungsi kognitif) yaitu sebagai alat
untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada di sekeliling penutur. Dilihat dari
segi kode yang digunakan, bahasa berfungsi metalingual, yaitu bahasa digunakan
untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Dilihat dari segi amanat (messege) bahasa
berfungsi imaginatif (fungsi poetic speech) yaitu bahasa digunakan untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Chaer dan Agustina, 2004:15).
Verba Metaforik Dalam…, Adelita Kurniawati, FKIP UMP, 2016
13
2. Variasi Bahasa dan Jenis Variasi Bahasa
Masyarakat sebagai pemakai bahasa berperan penting dalam perkembangan
bahasa atau pembentukan variasi bahasa karena mereka bukanlah kumpulan manusia
yang homogen sehingga wujud bahasa yang konkret menjadi beragam dan bervariasi.
Selain karena faktor penuturnya yang heterogen, penyebab terjadinya keragaman atau
kevariasian bahasa yaitu karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat
beragam. Keragaman ini akan semakin bertambah jika bahasa tersebut digunakan oleh
penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas. Jadi, apabila
penutur bahasa itu adalah kelompok yang homogen, maka variasi atau keragaman itu
tidak akan ada. Variasi bahasa dapat dibagi dalam empat segi, antara lain: variasi dari
segi penutur, variasi dari segi pemakaian, variasi dari segi keformalan, dan variasi dari
segi sarana (Chaer dan Agustina, 2004:61-62).
a. Variasi dari Segi Penutur
Variasi bahasa pertama yang dilihat berdasarkan penuturnya adalah variasi
bahasa yang disebut idiolek, yaitu variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Variasi
idiolek berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, dan susunan
kalimat. Variasi bahasa kedua berdasarkan penuturnya adalah dialek, yaitu variasi
bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada suatu
tempat, wilayah, atau area tertentu. Variasi bahasa ketiga berdasarkan penutur adalah
yang disebut kronolek atau dialek temporal, yaitu bahasa yang digunakan oleh
kelompok sosial pada masa tertentu. Variasi bahasa keempat berdasarkan penuturnya
adalah yang disebut sosiolek atau dialek sosial, yaitu variasi bahasa yang berkenaan
dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya (Chaer dan Agustina,
2004:62).
Verba Metaforik Dalam…, Adelita Kurniawati, FKIP UMP, 2016
14
b. Variasi dari Segi Pemakaian
Variasi bahasa yang berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya, atau
fungsinya disebut fungsiolek (Nababan dalam Chaer dan Agustina, 2004:68), ragam,
atau register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaannya,
gaya, atau tingkat keformalan, dan sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan
segi pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau
bidang apa. Misalnya, bidang sastra jurnalistik, olahraga, militer, pertanian, pelayaran,
perekonomian, pendidikan, perdagangan dan kegiatan keilmuan. Variasi bahasa dalam
bidang-bidang tersebut tampak pada tataran morfologik dan sintaktik yang
menekankan bahwa variasi bahasa atau ragam bahasa sastra biasanya lebih
mementingkan penggunaan bahasa dari segi estetik, sehingga seringkali menggunakan
kosakata yang secara estetik dianggap memiliki daya ungkap yang paling tepat (Chaer
dan Agustina, 2004:68).
c. Variasi dari Segi Keformalan
Berdasarkan tingkat keformalannya, Martin Joos (dalam Chaer dan Agustina,
2004: 70) membagi variasi bahasa atas lima macam gaya, antara lain: Pertama,
ragam baku, adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan dalam situasi-
situasi khidmat, dan upacara-upacara resmi. Kedua, ragam resmi adalah variasi bahasa
yag digunakan dalam pidato kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat dinas, ceramah
keagamaan, buku-buku pelajaran, dan sebagainya. Ragam resmi ini pada dasarnya
sama dengan ragam bahasa baku yang hanya digunakan dalam situasi resmi. Ketiga,
ragam usaha adalah variasi bahasa yang lazim digunakan dalam pembicaraan biasa di
sekolah, dan rapat-rapat atau pembicaraan yang berorientasi kepada hasil atau
Verba Metaforik Dalam…, Adelita Kurniawati, FKIP UMP, 2016
15
produksi. Keempat, ragam bahasa santai adalah variasi bahasa yang digunakan dalam
situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman. Dan yang
kelima, ragam akrab adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur
yang hubungannya sudah akrab, seperti anggota keluarga, atau antar teman karib
(Chaer dan Agustina, 2004:70).
d. Variasi dari Segi Sarana
Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan.
Dalam hal ini dapat disebut dengan ragam lisan dan ragam tulis, atau ragam bahasa
yang menggunakan sarana atau alat tertentu, misalnya, dalam surat kabar. Ragam
bahasa lisan dan tulis memiliki wujud struktur yang berbeda. Perbedaan wujud
struktur tersebut adalah karena dalam bahasa lisan kita dimudahkan oleh unsur-unsur
nonsegmental yang berupa nada suara, gerak tangan, gelengan kepala, dan sejumlah
gejala fisik lainnya, sedangkan dalam bahasa tulis hal tersebut tidak ada. Sebagai
gantinya harus dieksplisitkan secara verbal. Jadi, dalam penggunaan bahasa tulis kita
harus lebih menaruh perhatian pada kalimat-kalimat yang kita susun supaya dapat
dipahami dengan baik oleh pembaca (Chaer dan Agustina, 2004:72).
Berdasarkan penjelasan tentang variasi-variasi bahasa di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa variasi yang sesuai dengan penelitian tentang verba metaforik
dalam tabloid Bola yang peneliti lakukan yaitu variasi bahasa dari segi pemakaiannya,
variasi dari segi sarana yang digunakan dan variasi dari segi keformalannya.
Berdasarkan segi pemakaian yang melihat bahasa digunakan dalam berbagai bidang
penggunaannya. Dalam hal ini, bahasa digunakan dalam bidang jurnalistik dan
olahraga. Berdasarkan sarana yang digunakan yaitu bahwa data yang diperoleh dalam
Verba Metaforik Dalam…, Adelita Kurniawati, FKIP UMP, 2016
16
penelitian ini berupa bahasa tulis pada surat kabar, dalam hal ini surat kabar berfungsi
sebagai sarana atau alat. Berdasarkan segi keformalannya yaitu bahwa bahas yang
digunakan dalam surat kabar tersebut sifatnya resmi. Bahasa tulis tidak memiliki
wujud struktur seperti unsur nonsegmental sehingga harus menaruh perhatian pada
kalimat-kalimat yang disusun supaya dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
C. Ruang Lingkup Semantik
Semantik merupakan cabang ilmu linguistik umum (linguistic general) yang
mempelajari dan menganalisis tentang makna linguistik (M. Breal dalam Parera,
2004:42). Semantik bukan hanya mengkaji tentang makna, tetapi juga mempelajari
hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya (Chaer,
2013:2). Menurut Britanika (dalam Djajasudarma, 2008:4) semantik adalah studi
suatu pembeda bahasa dengan hubungan proses mental atau simbolisme dalam
aktivitas bicara. Semantik berarti teori makna atau teori arti (Inggris, semantics, kata
sifatnya semantic, yang dalam BI dipadankan dengan kata semantik sebagai nomina
dan semantic sebagai ajektiva (Verhaar, 2012:13). Semantik adalah bagian dari
tatabahasa yang meneliti makna dalam bahasa tertentu, mencari asal mula dan
perkembangan dari arti suatu kata (Keraf, 1984:129).
Dari beberapa pengertian semantik menurut para ahli, dapat disimpulkan
bahwa semantik merupakan salah satu bidang kajian atau cabang linguistik yang
mengkaji arti/makna dalam suatu bahasa. Mencari asal mula dan perkembangan dari
arti suatu kata. Semantik juga digunakan sebagai suatu pembeda bahasa dengan
hubungan proses mental atau simbolisme dalam aktivitas bicara. Menelaah lambang
atau tanda-tanda yang melambangkan makna, serta hubungan makna yang satu
Verba Metaforik Dalam…, Adelita Kurniawati, FKIP UMP, 2016
17
dengan yang lain atau hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang
ditandainya.
D. Verba
Verba merupakan salah satu jenis kata dalam kelas kata. Menurut
Kridalaksana (1994:47) kata bahasa Indonesia terbagi menjadi tiga belas jenis kelas
kata, yaitu: (1) kata kerja (verba), (2) kata sifat (adjektiva), (3) kata benda (nomina),