Page 1
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Peneliti Terdahulu
Penelitian terdahulu Fadliilah dan Atmani (2012), Penelitian ini menggunakan
analisis regresi linier berganda dengan metode kuadrat terkecil biasa (ordinary
least-square). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa upah tidak berpengaruh
signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja yang artinya adalah penyerapan
tenaga kerja pada industri tidak sensitif terhadap perubahan upah. Produktivitas
berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja artinya semakin tinggi
produktivitas tenaga kerja maka semakin rendah penyerapan tenaga kerja.
Sedangkan modal kerja berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja
artinya setiap penambahan bahan baku dan alat produksi akan membutuhkan
tenaga kerja.
Siburian dan Woyanti (2013), Penelitian ini menggunakan analisis regresi
linier berganda yang menggunakan double log dan analisis deskriptif. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa modal, produktivitas, dan usia usaha
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, Artinya
setiap ada penambahan modal, produktivitas, dan usia maka akan meningkatkan
penyerapan tenaga kerja. Sedangkan variabel upah berpengaruh negatif terhadap
penyerapan tenaga kerja artinya turunnya tingkat upah maka akan menaikkan
tenaga kerja pada industri kecil dan menengah furniture kayu di Kabupaten
Jepara.
Page 2
8
Ariani (2013), Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah usaha, nilai investasi, dan upah
minimum berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, artinya
dimana semakin besar jumlah usaha, nilai investasi, dan tingkat upah akan
meningkatkan tenaga kerja yang bisa terserap oleh sektor industri, sehingga
penyerapan tenaga kerja meningkat.
Fauziah (2015), Hasil dari penelitian ini adalah nilai investasi dan nilai
produksi berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja artinya setiap
kenaikan nilai investasi dan nilai produksi menyebabkan kenaikan pada
penyerapan tenaga kerja. Sedangkan UMP menunjukkan hubungan negatif atau
menurunnya pertumbuhan upah mengakibatkan meningkatnya pertumbuhan
penyerapan tenaga kerja.
Hubungannya penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yang pertama
ada pada judul penelitian yaitu tentang analisis penyerapan tenaga kerja pada
industri kecil. Hubungannya dengan penelitian yang kedua berada pada judul
yaitu analisis penyerapan tenaga kerja pada industri kecil dan menengah.
Hubungannya dengan penelitian yang ketiga berada pada penyerapan tenaga kerja
pada industri kecil menengah dan variabel independent jumlah usaha sama dengan
variabel independent yang digunakan oleh peneliti sekarang. Hubungannya
dengan penelitian yang keempat adalah berada pada judul penelitian yaitu analisis
penyerapan tenaga kerja pada industri kecil dan menengah (IKM) dengan variabel
independent yang digunakan adalah nilai investasi sama dengan variabel
independent yang digunakan oleh peneliti sekarang.
Page 3
9
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yang pertama
adalah terletak pada variabel independent yaitu upah, produktivitas, dan modal
kerja serta metode yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.
Perbedaan dengan penelitian terdahulu kedua adalah pada variabel independent
yaitu modal, produktivitas, upah, dan usia usaha dan metode yang digunakan yaitu
analisis regresi linier berganda. Perbedaan dengan penelitian terdahulu ketiga
adalah pada variabel independent yaitu upah dan metode yang digunakan yaitu
analisis regresi linier berganda. Perbedaan dengan penelitian terdahulu keempat
adalah variabel yang digunakan yaitu nilai produksi dan UMP dan metode yang
digunakan adalah deskriptif. Sedangkan penelitian sekarang menggunakan metode
penelitian analisis regresi data panel.
B. Teori dan Pengertian Tenaga Kerja
1. Pengetian Tenaga Kerja
Menurut Badan Pusat Statistik (2015), Penduduk usia kerja adalah penduduk
yang berumur 15 tahun ke atas. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15
tahun ke atas) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja
dan pengangguran. Dan istilah Bekerja merupakan melakukan pekerjaan dengan
maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan
dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara terus menerus dalam seminggu
yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam suatu
usaha/kegiatan ekonomi).
Page 4
10
Menurut Simanjuntak (2001) sumber daya manusia atau human resources
mengandung dua pengertian. Pertama sumber daya manusia (SDM) mengandung
pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi.
Dalam hal ini SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang
dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua dari
SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau
usaha kerja tersebut.
Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang bernilai ekonomis,
yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Secara fisik, kemampuan bekerja diukur dengan usia.
Dengan kata lain, orang dalam usia kerja dianggap mampu bekerja. Kelompok
penduduk dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau man power.
Menurut Sumarsono (2003:5) Tenaga Kerja adalah orang yang bersedia untuk
sanggup bekerja. Pengertian tenaga kerja ini meliputi mereka yang bekerja untuk
diri sendiri ataupun anggota keluarga yang tidak menerima bayaran berupa upah
atau mereka yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti
mereka menganggur dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan kerja.
Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah sedang bekerja, sedang mencari
kerja dan melakukan pekerjaan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga.
Menurut Mulyadi (2008:59) Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk dalam
usia kerja (15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang
dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka,
dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.
Page 5
11
2. Jenis-Jenis Tenaga Kerja
Menurut Sastrohadiwiryo (2002) Tenaga kerja memiliki peran dan kedudukan
yang sangat penting sebagai pelaku (actor) dalam mencapai tujuan pembangunan,
maka tenaga kerja dibagi menjadi:
a. Tenaga Kerja Upahan
Adalah tenaga kerja yang memperoleh upah sebagai imbalan atau jasa yang
diberikan. Mereka terikat dalam suatu hubungan dengan pemberi kerja
(perusahaan).
b. Tenaga Kerja Tetap
Adalah tenaga kerja yang secara teratur memperoleh hak-haknya seperti upah
cuti, meskipun ia tidak bekerja karena sesuatu hal yang tidak melanggar
ketentuan. Kedudukan mereka sangat kuat dalam hukum. Dimana pengusaha
tidak dapat memutuskan hubungan kerja semaunya.
c. Tenaga Kerja Tidak Tetap
Adalah tenaga kerja yang tidak memiliki hak dan kewajiban tidak teratur.
Umumnya mereka akan kehilangan hak-hak tertentu apabila mereka tidak
bekerja, kedudukan tidak cukup kuat sehingga dapat dikeluarkan pengusaha
dengan mudah.
d. Tenaga Kerja Borongan,
Adalah tenaga kerja yang menjalankan suatu pekerjaan tertentu atas perjanjian
dengan ketentuan yang jelas mengenai waktu dan harga pekerjaan. Pada saat
pekerjaan tersebut selesai, maka saat itu hubungan kerja putus.
Page 6
12
3. Pasar Tenaga Kerja
Menurut Sumarsono (2003:99) Pasar Kerja adalah seluruh aktivitas dari para
pelaku yang tugasnya adalah mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja.
Adapun pelaku-pelaku ini terdiri atas pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja,
pencari kerja, dan perantara atau pihak ketiga yang memberikan kemudahan bagi
pengusaha dan pencari kerja untuk saling berhubungan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pasar kerja dan sesuai
karakteristik serta tingkah laku para pencari kerja maupun penerimaannya maka
dapat dipisahkan antara pasar kerja intern dan ekstern, pasar kerja primer dan
pasar kerja sekunder sebagai berikut:
a. Pasar Kerja Intern dan Ekstern
Pasar kerja intern terjadi apabila pengusaha maupun instansi mengisi lowongan
kerja yang ada dengan menggunakan tenaga kerja dari dalam perusahaan itu
sendiri melalui promosi maupun pengangkatan. Adapun keuntungan dari pasar ini
adalah perusahaan atau instansi yang bersangkutan sudah memiliki informasi
yang lengkap mengenai kemampuan, ketrampilan, bahkan kepribadian calon
pekerja yang akan menduduki jabatan yang dimaksud. Adapun pasar kerja ekstern
yaitu pengisian lowongan dengan orang dari luar perusahaan. Pengisi lowongan
ini pada umumnya terbatas untuk jabatan tertentu saja dan pemberian upahnya
disesuaikan dengan pangkat atau jabatannya.
b. Pasar Kerja Primer dan Sekunder
Pasar kerja ini biasanya dikenal juga dengan pasar kerja dua bentuk. Pasar
kerja primer biasanya diperuntukkan bagi sektor-sektor formal, dimana ada aturan
Page 7
13
atau prosedur yang jelas pada mekanisme perekrutan dalam mempertemukan
pencari kerja dan penerima. Sebaliknya, pasar tenaga kerja sekunder umumnya
tidak menggunakan prosedur yang jelas, tidak mempunyai jenjang jabatan, dan
tingkat upah yang relatif rendah.
4. Persaingan Sempurna dalam Pasar Tenaga Kerja
Pasar persaingan sempurna dalam pasar tenaga kerja berarti di dalam pasar
terdapat banyak perusahaan yang memerlukan tenaga kerja dan tenaga kerja yang
berada dalam pasar tidak menyatukan diri di dalam sirikat-serikat buruh yang
akan bertindak sebagai wakil mereka. Di dalam pasar penyerapan tenaga kerja
yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda
dengan sifat-sifat permintaan dan penawaran di pasar barang.
Sumber: Sukirno (2005:350)
Gambar 2.1 Kurva Persaingan Sempurna Dan Pasar Tenaga Kerja
Kurva permintaan atas tenaga kerja, seperti juga kurva permintaan atas suatu
barang, bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Berarti permintaan atas
tenaga kerja bersifat semakin tinggi atau rendah upah tenaga kerja semakin sedikit
Page 8
14
atau banyak permintaan atas tenaga kerja. Berdasarkan kepada sifat permintaan
dan penawaran tenaga kerja seperti yang diterangkan diatas ditunjukkan
penentuan tingkat upah di pasar tenaga kerja dan di dalam suatu perusahaan.
Dalam gambar (ii) kurva MRP=D adalah kurva permintaan tenaga kerja dan kurva
SS adalah penawaran tenaga kerja. Dengan demikian keseimbangan dicapai di
titik E yang berarti jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah L dan tingkat upah
adalah W. Di dalam gambar (i) ditunjukkan permintaan dan penawaran tenaga
kerja disuatu perusahaan.
Oleh karena sifat pasar adalah persaingan sempurna, firma tidak
mempengaruhi tingkat upah. Firma harus membayar upah sebesar W kepada para
pekerja yang digunakannya dan pada tingkat upah ini dapat memperoleh semua
tenaga kerja yang diperlukannya. Maka kurva W adalah kurva penawaran tenaga
kerja kepada kepada perusahaan itu. Kurva d=mrp menggambarkan permintaan
tenaga kerja oleh perusahaan tersebut maka keseimbangan dicapai di titik e. Jadi
tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan tersebut adalah sebanyak satu.
5. Penyerapan Tenaga Kerja
Menurut Mulyadi (2008) Penyerapan tenaga kerja adalah menghimpun orang
atau tenaga kerja di suatu lapangan usaha. Lapangan usaha yang tersedia tidak
mampu menyerap tenaga kerja dalam kondisi yang siap pakai. Disinilah perlunya
peranan pemerintah untuk mengatasi masalah kualitas tenaga kerja melalui
pembangunan pendidikan, peningkatan kualitas tenaga kerja yang berkemampuan
dalam memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK, serta pelatihan
Page 9
15
keterampilan dan wawasan yang luas sehingga mempermudah proses penyerapan
tenaga kerja yang dibutuhkan.
Menurut badan pusat statistik (2015) penyerapan tenaga kerja merupakan
jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu
atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang
bekerja dalam suatu unit usaha. Selain itu, penyerapan tenaga kerja merupakan
banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi yang tercermin dari banyaknya
jumlah penduduk bekerja. Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar di
berbagai sektor perekonomian.
Terserapnya penduduk bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan tenaga
kerja. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan sebagai
permintaan tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja adalah hubungan antara tingkat
upah dan kuantitas tingkat tenaga kerja yang diterima. Di pasar tenaga kerja
pembeli jasa tenaga kerja adalah perusahaan yang melakukan kegiatan ekonomi
(produksi) untuk menghasilkan output berupa barang atau jasa, sedangkan rumah
tangga bertindak sebagai penjual tenaga kerja.
Menurut Sumarsono (2009:12) Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu.
Biasanya permintaan akan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh perubahan tingkat
upah dan perubahan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan hasil.
Permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat upah dan jumlah tenaga yang
tersedia. Kenaikan tingkat upah mempengaruhi penyediaan tenaga kerja melalui
daya yang saling berlawanan.
Page 10
16
Menurut Sumarsono (2009:13) Penawaran tenaga kerja merupakan fungsi dari
upah, sehingga jumlah tenaga kerja yang ditawarkan akan dipengaruhi oleh
tingkat upah terutama untuk jenis jabatan yang sifatnya khusus. Selain itu
Penawaran tenaga kerja merupakan suatu hubungan antara tingkat upah dan
jumlah tenaga kerja yang tersedia dan dipengaruhi oleh tingkat upah yang berlaku.
Dalam pandangan neo klasik, penawaran tenaga kerja akan meningkat apabila
tingkat upah meningkat dan apabila tingkat upah turun maka penawaran tenaga
kerja akan menurun. Selain itu permintaan tenaga kerja akan berkurang apabila
tingkat upah naik, sehingga akan terjadi keseimbangan antara penawaran dan
permintaan tenaga kerja.
Dengan asumsi bahwa semua pihak mempunyai informasi yang lengkap
mengenai pasar kerja, maka teori klasik beranggap bahwa jumlah penyediaan
tenaga kerja selalu sama dengan permintaan. Keadaan dimana penyediaan tenaga
kerja sama dengan permintaan dinamakan titik equilibrium (titik E) sehingga tidak
terjadi penggangguran.
Gambar 2.2 Permintaan Dan Penawaran Tenaga Kerja
Page 11
17
Keterangan:
SL : Kurva penawaran tenaga kerja
DL : Kurva permintaan tenaga kerja
We : Tingkat upah dalam equilibrium
E : Jumlah tenaga kerja yang tercapai (eq)
Menurut Kasryono (1984) Dalam kenyataannya, keseimbangan seperti
demikian tidak pernah tercapai. Akan tetapi, yang terjadi adalah jumlah tenaga
kerja yang tersedia nampaknya cukup banyak, bahkan berlebihan sehingga
menyebabkan tingkat upah cenderung akan menurun sampai batas minimum.
Menurut Sumarsono (2009:14) titik temu (equilibrium) antara penawaran dan
permintaan tenaga kerja akan terjadi apabila pada tingkat upah tertentu menerima
pekerjaan yang ditawarkan kepadanya, dan dilain pihak pada tingkat upah tertentu
pula pengusaha bersedia mempekerjakan tenaga kerja tersebut.
Jadi, pada titik equilibrium kedua belah pihak (pencari kerja dan pemberi kerja)
akan mempunyai nilai kepuasan yang sama. Dan pada tingkat upah tertentu
banyaknya tenaga kerja yang ditawarkan maupun yang diminta adalah seimbang
yaitu sama dengan titik e. Titik equilibrium akan bergeser dan tidak seimbang lagi
apabila terjadi gangguan-gangguan di pasar kerja, terutama bila terjadi pergeseran
pergeseran kurva permintaan ataupun penawaran tenaga kerja. Biasanya kekuatan
mekanisme pasar akan berbentuk dengan sendirinya equilibrium yang baru.
Page 12
18
6. Faktor-Faktor Penyerapan Tenaga Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja adalah sebagi
berikut:
a. Faktor keadaan pasar tenaga kerja
Suatu perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja sedikit namun keadaan
pasar tenaga kerja lebih banyak, maka sudah semestinya memperbaiki sistem
seleksinya agar mendapatkan pekerja yang cakap, terampil dan produktif.
Sebaliknya, apabila membutuhkan tenaga kerja lebih banyak daripada keadaan
pasar tenaga kerja maka pada pelaksanaan penyerapan tenaga kerja harus
didahului usaha untuk memperbaiki kondisi kerja yang ada.
b. Faktor sistem pengupahan
Sistem pengupahan ini merupakan salah satu faktor yang menjadi
pertimbangan utama seseorang untuk bekerja. Sebab, hal ini menyangkut
masalah kehidupan pribadi dan keluarga dari pekerja tersebut.
c. Faktor kesejahteraan sosial
Apabila pekerja dapat menikmati kesejahteraan sosial yang layak, maka
ketenangan dan gairah bekerja akan tampak sehingga tujuan dari perusahaan
akan tercapai dengan lebih mudah.
d. Faktor-faktor lain
Sedangkan faktor lain yang bersifat individualis tetapi juga memegang peranan
penting dalam penyerapan tenaga kerja adalah faktor keahlian dan pengalaman,
faktor umur, faktor jenis kelamin, dan faktor pendidikan.
Page 13
19
C. Teori dan Pengertian Industri Kecil dan Menengah
1. Pengertian Industri Kecil dan Menengah
Menurut Badan Pusat Statistik (2015) Industri Kecil adalah unit usaha
dengan jumlah 5-19 orang sedangkan Industri Menengah adalah unit usaha
dengan jumlah tenaga kerja 20-99 orang. Sementara itu Disperindag
mendefinisikan Industri Kecil dan Menengah berdasarkan nilai asetnya yaitu
Industri Kecil adalah industri yang mempunyai nilai investasi perusahaan sampai
dengan 200 juta rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan) dan Industri
Menengah adalah industri dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya antara
200 juta - 5 milyar rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan).
Menurut Tambunan (2002) Industri kecil adalah kegiatan yang dikerjakan di
rumah – rumah penduduk, yang pekerjanya merupakan anggota keluarga sendiri
yang tidak terikat jam kerja dan tempat. Ukuran apakah suatu usaha tergolong
kecil adalah usaha dimiliki secara bebas, terkadang tidak berbadan hukum, usaha
dikelola oleh satu orang, modalnya dikumpulkan dari tabungan pemilik pribadi,
wilayah pasarnya bersifat lokal dan tidak terlalu jauh dari pusat usahanya.
2. Ciri-Ciri Industri Kecil dan Menengah
Ciri-ciri industri kecil dan industri menengah adalah sebagai berikut:
a. Industri Kecil
Ciri-ciri industri kecil adalah sebagai berikut:
1) Usaha dimiliki secara bebas, terkadang tidak berbadan hukum.
2) Usaha dimiliki atau dikelola oleh satu orang.
3) Modalnya dikumpulkan dari tabungan pemilik pribadi dan nlainya relatif kecil.
Page 14
20
4) Teknologi yang digunakan masih sederhana.
5) Tenaga kerja yang terlibat tidak memiliki pendidikan atau keahlian khusus.
6) Tidak ada patokan jam kerja yang jelas.
7) Upah kerja relatif kecil.
8) Wilayah pasarnya bersifat lokal dan tidak terlalu jauh dari pusat usahanya.
b. Industri Menengah
Ciri-ciri industri menengah adalah sebagai berikut:
1) Modal yang diinvestasikan cukup besar.
2) Peralatan yang digunakan dan cara pengolahan bahan baku sudah lebih maju
jika dibandingkan dengan industri kecil.
3) Tenaga kerja yang terlibat memiliki keahlian khusus.
4) Terdapat patokan jam kerja.
5) Upah yang diperoleh tenaga kerja mengikuti ketentuan UMK.
6) Kegiatan industri dilakukan di tempat khusus (pabrik).
7) Produk yang dihasilkan lebih banyak.
8) Pemasaran produk yang lebih luas.
3. Macam–Macam Jenis Industri
Macam-macam jenis industri dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Industri Primer, adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil
olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah hasil
produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan lain sebagainya.
Page 15
21
b. Industri Sekunder, adalah industri yang bahan mentahnya diolah sehingga
menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya adalah
permintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.
c. Industri Tersier, adalah produk atau barangnya berupa layanan jasa. Contohnya
adalah telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan lain sebagainya.
4. Masalah Yang di Hadapi Industri Kecil dan Menengah
Menurut Pangestu (1994:113) masalah serius yang dihadapi industri kecil dan
menengah adalah:
a. Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar.
b. Kelemahan dalam permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur
terhadap sumber permodalan.
c. Rendahnya tingkat teknologi yang digunakan.
d. Konsistensi kualitas yang sesuai standar dan mutu.
e. Kemampuan pemenuhan pesanan yang besar dalam waktu yang singkat.
f. Kurangnya promosi sehingga menghambat pemasaran.
g. Keterbatasan bahan baku yang merupakan kendala serius bagi pertumbuhan
output atau kelangsungan produksi bagi IKM.
D. Teori dan Pengertian Unit Usaha
Unit usaha adalah unit yang melakukan kegiatan yang dilakukan oleh
perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan dan mempunyai
kewenangan yang ditentukan berdasarkan kebenaran lokasi bangunan fisik, dan
wilayah operasinya. Secara umum, pertumbuhan unit usaha suatu sektor dalam hal
Page 16
22
ini industri kecil dan menengah pada suatu daerah akan menambah jumlah
lapangan pekerjaan. Hal ini berarti permintaan tenaga kerja juga bertambah.
Dengan adanya peningkatan investasi pada suatu industri akan meningkatkan
penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan oleh dengan adanya peningkatan
investasi maka akan meningkatkan jumlah perusahaan yang ada pada industri
tersebut. Peningkatan jumlah perusahaan maka akan meningkatkan jumlah output
yang akan dihasilkan sehingga lapangan pekerjaan meningkat dan akan
mengurangi pengangguran atau dengan kata lain akan meningkatkan penyerapan
tenaga kerja. Jumlah unit usaha erat dengan penyerapan tenaga kerja pada sektor
industri, dilihat dari terus meningkatnya jumlah usaha.
E. Teori dan Pengertian Investasi
1. Pengertian Investasi
Menurut Kamarudin (2002:3) Investasi adalah menempatkan uang atau dana
dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang
atau dana tersebut. Sedangkan menurut Sukirno (2004:121), Investasi
didefinisikan sebagai pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang
modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan
terutama menambah barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan
untuk memproduksi barang dan jasa dimasa depan.
Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aspek fisik (real asset)
dan investasi pada aset finansial (financial asset). Aset fisik adalah aset yang
mempunyai wujud secara fisik, sedangkan aset finansial adalah surat-surat
Page 17
23
berharga. Alasan seseorang investor melakukan investasi adalah untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang serta untuk
menghindari merosotnya nilai kekayaan yang dimiliki.
Investasi sering disebut juga penanaman modal atau pembentukan modal dan
sebagai kegiatan untuk membuka usaha dan menggunakan uang untuk membeli
barang barang modal. Dengan demikian, investasi dapat diartikan sebagai
pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk
membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi guna
menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia
dalam perekonomian. Besar kecilnya permintaan investasi tergantung pada tingkat
bunga yang berlaku, semakin tinggi tingkat bunga, maka semakin kecil
permintaan investasi. Berikut adalah Rumus Investasi dua sektor :
Y = C + I atau S = I
Keadaan keseimbangan tersebut menunjukkan syarat keseimbangan dalam
perekonomian dua sektor, yaitu pendapatan (Y) sama dengan pengeluaran
konsumsi rumah tangga (C) ditambah dengan pengeluaran investasi perusahaan
(I) atau besarnya kebocoran (S) sama dengan besarnya suntikan (I). Dengan
adanya investasi, maka grafik keseimbangan pendapatan dalam perekonomian dua
sektor bergeser dari besarnya Break Even Point atau Break Even Income ( Y = C )
menjadi Y = C + I.
Page 18
24
2. Pelaksana-Pelaksana Investasi
Menurut Waluyo (2003:57) Pelaksana-pelaksana investasi dapat dibagi sebagai
berikut:
a. Pemerintah (public investment)
Public Investment umumnya dilakukan tidak dengan maksud untuk
mendapatkan keuntungan, tetapi tujuan utamanya adalah untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat (nasional). Contoh : jaringan-jaringan jalan raya, irigasi,
rumah sakit, pelabuhan, dan lain sebagainya.
b. Swasta (private investment)
Private Investment adalah kegiatan investasi yang dilakukan oleh swasta dan
ditujukan untuk memperoleh keuntungan (profit) dan didorong oleh adanya
pertambahan pendapatan. Bilamana pendapatan bertambah, konsumsi juga
bertambah dan bertambah pulalah efective demand.
c. Pemerintah dan Swasta
Jenis investasi pemerintah maupun swasta ialah investasi luar negeri (foreign
investment). Foreign investment terjadi karena ada selisih antara ekspor dan
impor (X-M).
3. Tujuan Investasi
Menurut Kamarudin (2002:3) Ada beberapa alasan mengapa seseorang
melakukan investasi, antara lain adalah:
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang.
Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya bagaimana berusaha untuk
Page 19
25
mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak
berkurang di masa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilihan
perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan
atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena inflasi.
c. Meningkatkan produksi dan produktifitas yang lebih tinggi, yang akan
mengakibatkan surplus yang lebih besar, sehingga mempengaruhi proses
investasi pada sektor yang satu atau yang lainnya. Dengan begitu kesempatan
kerja semakin meningkat sehingga mempengaruhi penyerapan tenaga kerja.
F. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan Jumlah IKM Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada
Industri Kecil Dan Menengah (IKM)
a. Menurut Andi (2013) penyerapan tenaga kerja dipengaruhi oleh jumlah unit
usaha. Hubungan antara jumlah unit usaha dengan jumlah tenaga kerja adalah
positif. Semakin meningkatnya jumlah unit usaha, maka akan meningkatkan
penyerapan tenaga kerja. Sebaliknya, apabila jumlah unit usaha menurun maka
akan mengurangi jumlah tenaga kerja.
b. Menurut Matz (2003) dengan adanya peningkatan jumlah perusahaan maka
akan meningkatkan jumlah output yang akan dihasilkan. Sehingga, lapangan
pekerjaan meningkat dan akan mengurangi pengangguran atau dengan kata lain
akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Page 20
26
2. Hubungan Nilai Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada
Industri Kecil Dan Menengah (IKM)
a. Menurut Fauziah (2015) Besarnya nilai investasi akan menentukan besarnya
permintaan tenaga kerja. Secara teoritis, semakin besar nilai investasi yang
dilakukan maka semakin besar pula tambahan penggunaan tenaga kerja.
Sehingga, dengan adanya peningkatan nilai investasi pada suatu industri akan
meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan oleh dengan
adanya peningkatan investasi maka akan meningkatkan jumlah perusahaan
yang ada pada industri tersebut.
b. Menurut Suparmoko (1994), Besarnya nilai investasi akan menentukan
besarnya permintaan tenaga kerja. Semakin besar nilai investasi yang
dilakukan maka semakin besar pula tambahan penggunaan tenaga kerja.
c. Menurut Sudarsono (1998) untuk mengembangkan sektor industri perlu adanya
investasi yang memadai agar pengembangan sektor industri dapat berjalan
sesuai tujuan. Usaha akumulasi modal dapat dilakukan dengan melalui
kegiatan investasi yang akan menggerakkan perekonomian melalui mekanisme
permintaan agregat, dimana akan meningkatkan usaha produksi dan pada
akhimya akan mampu meningkatkan permintaan tenaga kerja.
d. Menurut Sadono (2003), Penanaman modal atau investasi dalam teori ekonomi
adalah pengeluaran pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan
peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah
barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa di masa yang akan datang. Sehingga, investasi
Page 21
27
berarti kegiatan perbelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi suatu
perekonomian dan untuk meningkatkan kapasitas produksi yang lebih tinggi
diperlukan pula modal manusia yang mencukupi.
G. Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan kajian studi pustaka dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun
kerangka pemikiran teoritis ada tidaknya korelasi antara jumlah industri kecil
menengah dan nilai investasi terhadap penyerapan tenaga kerja. Untuk
memperjelas penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk skema berikut ini :
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
H. Hipotesis Penelitian
Untuk melakukan analisa Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Menengah,
diajukan hipotesis yaitu Diduga Jumlah Industri Kecil Menengah dan Nilai
Investasi berpengaruh terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Kalimantan
Tengah tahun 2010-2014.
Jumlah IKM (X1)
Nilai Investasi (X2)
Penyerapan tenaga kerja di
Provinsi Kalimantan
Tengah (Y)