Top Banner
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa Neme Sosona Losa Mate’EnaMimpi dan cita-cita adalah hal yang dimiliki oleh semua orang, begitupun juga dengan penulis. Berawal dari hobi dan kesenangan penulis dengan musik membuatnya ingin menjadi seorang musisi dikemudian hari. Sejak kecil penulis sudah diperkenal dengan musik oleh opa yang juga musisi di kota Makassar. Alat musik pertama yang dikuasai oleh penulis untuk dimainkan adalah drum, kemudian penulis terus mengembangkannya dengan mengikuti kursus drum. Bercita-cita sebagai musisi, membuat penulis ingin melanjutkan pendidikan dan mendalami secara serius ilmu komposisi. Perbedaan pandangan, pendapat, dan keinginan menjadi hambatan yang pertama, sehingga membuat penulis tidak dapat langsung melanjutkan pendidikannya setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Keinginan dan pendapat orang tua ialah agar penulis melanjutkan pendidikan di bidang theologi bukan bidang seni musik. Namun penulis memiliki keinginan yang kuat serta pendapat lain yaitu belajar di bidang seni musik. Butuh waktu satu tahun untuk penulis meyakinkan kepada orang tua bahwa menjadi seorang musisi juga bisa berguna dan menghasilkan uang. Memasuki jenjang perkuliahan, tantangan dan hambatanpun berdatangan. Dari masalah perkuliahan dan kurangnya motivasi diri yang membuat penulis mengalami pasang surut emosional. Kadang kala penulis begitu semangat untuk berangkat kuliah dan ada saatnya penulis malas atau tidak bersemangat untuk kuliah. Namun berkat campur tangan Tuhan Yang Maha Esa serta dukungan dari teman-teman, maka penulis dapat melalui semuanya itu.
15

BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa ......2. Bagian-bagian Sasando Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik jenis chordophones, yaitu alat musik

Feb 25, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa ......2. Bagian-bagian Sasando Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik jenis chordophones, yaitu alat musik

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kisah Penulis dalam karya “Esa Neme Sosona Losa Mate’Ena”

Mimpi dan cita-cita adalah hal yang dimiliki oleh semua orang,

begitupun juga dengan penulis. Berawal dari hobi dan kesenangan penulis

dengan musik membuatnya ingin menjadi seorang musisi dikemudian hari.

Sejak kecil penulis sudah diperkenal dengan musik oleh opa yang juga

musisi di kota Makassar. Alat musik pertama yang dikuasai oleh penulis

untuk dimainkan adalah drum, kemudian penulis terus

mengembangkannya dengan mengikuti kursus drum. Bercita-cita sebagai

musisi, membuat penulis ingin melanjutkan pendidikan dan mendalami

secara serius ilmu komposisi.

Perbedaan pandangan, pendapat, dan keinginan menjadi hambatan

yang pertama, sehingga membuat penulis tidak dapat langsung

melanjutkan pendidikannya setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas

(SMA). Keinginan dan pendapat orang tua ialah agar penulis melanjutkan

pendidikan di bidang theologi bukan bidang seni musik. Namun penulis

memiliki keinginan yang kuat serta pendapat lain yaitu belajar di bidang

seni musik. Butuh waktu satu tahun untuk penulis meyakinkan kepada

orang tua bahwa menjadi seorang musisi juga bisa berguna dan

menghasilkan uang.

Memasuki jenjang perkuliahan, tantangan dan hambatanpun

berdatangan. Dari masalah perkuliahan dan kurangnya motivasi diri yang

membuat penulis mengalami pasang surut emosional. Kadang kala penulis

begitu semangat untuk berangkat kuliah dan ada saatnya penulis malas

atau tidak bersemangat untuk kuliah. Namun berkat campur tangan Tuhan

Yang Maha Esa serta dukungan dari teman-teman, maka penulis dapat

melalui semuanya itu.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa ......2. Bagian-bagian Sasando Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik jenis chordophones, yaitu alat musik

6

Berdasarkam uraian diatas, penulis ingin berbagi kisah dan

pengalaman melalui karya yang ditulis pada tugas akhir ini dalam bentuk

komposisi musik program “Esa Neme Sosona Losa Mate’Ena”.

B. Musik program

Istilah musik program mulai diperkenalkan pada periode Romantik

oleh Hector Berlioz. Hector Berlioz lahir pada tahun 1803 dan wafat pada

tahun 1869. Hector merupakan komponis Perancis. Komposisi Hector

yang terkenal adalah Symphonie Fantastique dan pertama kali ditampilkan

pada tahun 1830. Karya tersebut mengisahkan tentang seseorang seniman

yang berbakat yang meracuni dirinya sendiri karena cinta yang tidak

berpengharapan. Itulah awal terbentuknya istilah musik program. Hakekat

dari musik program adalah suatu peristiwa, cerita, situasi yang dilukiskan

melalui sarana musik sehingga terciptalah asosiasi kepada peristiwa yang

diangkat saat musik dibunyikan1. Artinya musik kini tidak lagi mengikuti

aturan bentuk yang baku tetapi terikat pada urutan cerita atau kisah yang

diangkat.

Berbeda dengan Hector, musik program menurut Frans List “any

preface in intelligible language added to a piece of instrumental music by

mean of which the composer intend to guard the listener against a wrong

poetical interpretation and to direct his attention to apoetical idea of the

whole or to a particular part of it” [seperti pembukaan yang ditambahkan

pada suatu karya musik instrumental dengan tujuan agar pendengar tidak

menciptakan interpretasi yang salah serta agar komponis itu sendiri dapat

memusatkan perhatian ide-ide dari keseluruhan maupun bagian-bagian

kecil dari musik tersebut]2. List tidak menganggap bahwa musik

merupakan media yang dapat mendeskripsikan suatu obyek secara

langsung, namun ia menganggap bahwa musik dapat menuntun pendengar

untuk berada dalam suatu pemikiran yang sejalan dengan karakter obyek

1 Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 2 (Jakarta,Gunung Mulia,2000), 116.

2 Leon Stein, Structure & Style-The Study and Analysis of Musical Form (New

Jersey:Summy-Bichard Music,1979), 171.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa ......2. Bagian-bagian Sasando Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik jenis chordophones, yaitu alat musik

7

yang diangkat. Artinya bahwa dengan memberikan gagasan tentang

karakteristik emosional suatu hal, maka musik dapat mempresentasikan

hal tersebut secara langsung.

Musik program termasuk dalam kategori free form atau komposisi

musik dalam bentuk bebas. Tidak ada aturan atau teknik penulisan yang

baku, karena bagian-bagian dari keseluruhan komposisi berdasarkan cerita

atau puisi. Motif-motif melodi dalam musik program diciptakan

berdasarkan imajinasi komponis untuk mewakili dan menggambarkan

suatu tokoh tertentu, suasana ataupun karakter. Musik program memiliki

perbedaan dengan musik absolut hal ini dapat dilihat dari cara atau usaha

dalam mengilustrasikan suatu obyek. Musik absolut merupakan musik

murni yang tidak berhubungan dengan ide dari luar, seperti ide

kesusatraan atau sikap emosi yang subyektif dari komponis sendiri3.

Dalam musik program, bentuk dan ide musikal dipengaruhi oleh

sebuah asosiasi atau program musikal tambahan. Ada empat jenis musik

program diantaranya :

1. Narrative adalah jenis musik program yang berdasarkan rangkaian atau

urutan kejadian. Salah satu contoh karya yang mempresentasikan jenis

musik program ini adalah “Symphonie Fantastique” ciptaan Hector

Berlioz dan “Don Quixote” ciptaan Richard Strauss.

2. Descriptive atau Representational adalah jenis musik program lainnya

yang mewakili suatu kejadian lingkup ruang, waktu, ataupun suasana.

Karya yang mewakili jenis musik program ini adalah “The Fountain of

Rome” ciptaan Respighi dan “Picture at an Exhibition” ciptaan

Moussorgsky.

3. Apellative adalah jenis musik program yang mengandung karakter yang

tertera langsung pada judul komposisi, seperti karya dari Robert

Schumann yang berjudul “Carnival”.

4. Ideational adalah jenis musik program yang berupaya untuk

mengekspresikan sebuah konsep filosofi atau psikologi. Karya Franz

3 J. McNeill, 61.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa ......2. Bagian-bagian Sasando Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik jenis chordophones, yaitu alat musik

8

Liszt yang berjudul “Faust Symphony” bagian pertama menggunakan

jenis musik program ini.4

Pada tugas akhir ini penulis ingin menceritakan tengtang rangkaian

kejadian yang dialami penulis dalam mewujudkan mimpi dan cita-citanya

melalui komposisi musik program yang bersifat naratif.

C. Ansambel Musik

Ansambel musik merupakan kumpulan orang yang memainkan

instrumen musik yang berbeda secara bersamaan. Ansambel musik

umumnya terdiri dari dua jenis instrumen atau lebih, seperti duo, trio,

maupun kuartet. Ansambel musik juga dapat dikategorikan berdasarkan

jenis instrumen seperti ansambel tiup, ansambel gesek, dan ansambel

perkusi. Penulis memilih format ansambel musik yang terdiri dari

instrumen biola, biola alto, cello, gitar elektrik, bass, keyboard, drum set,

dan sasando dalan komposisi musik program ini dengan tujuan untuk

mendapatkan karakter suara yang diinginkan untuk menggambarkan tokoh

dan suasan yang ada dalam cerita tersebut. Berikut penjabaran instrumen

yang digunakan penulis pada komposisi ini :

1. Sejarah Dan Perkembangan Sasando

Sasando atau sasandu memiliki beberapa sejarah berdasarkan

legenda, bahwa sasandu adalah alat musik yang berasal dari Kabupaten

Rote Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sasando berfungsi sebagai musik

hiburan, baik hiburan pribadi maupun hiburan dalam peristiwa masyarakat

seperti hiburan untuk keluarga yang sedang berduka, hiburan dalam

pernikahan, peresmian, dan acara penyambutan. Sasando tidak hanya

menjadi alat musik hiburan masyarakat Rote namun juga berfungsi

sebagai alat musik pengiring tari dan pengiring lagu-lagu di Gereja.

4 Leon Stein, Stucture and Style: The Study and Analysis of Musical Form (New Jersey:

Summy-Bichard Music, 1997), 71.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa ......2. Bagian-bagian Sasando Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik jenis chordophones, yaitu alat musik

9

Kemunculan alat musik Sasando ini tidak dapat dipastikan secara

mutlak dan hanya bersifat sebagai legenda atau cerita rakyat. Cerita yang

menyimpan keunikan dan tanda tanya mengenai beberapa penfsiran

maupun pendapat masyarakatnya, yang mendalami asal usul alat musik

Sasando tersebut hanya bisa disimak dari sebuah cerita yang berkembang

di masyarakatnya.

Dari cerita rakyat masyarakat Rote yang berpendapat bahwa alat

musik Sasando ditemukan atau diciptakan salah satunya oleh Pupuk

Soroba melalui inspirasi sewaktu ia menyaksikan seekor laba-laba yang

besar sedang asik memainkan jaring (sarangnya) sehingga terdengar

alunan bunyi yang indah.5 Berdasar pengalamannya itu, ia ingin

menciptakan suatu alat yang dapat mengeluarkan bunyi yang indah.

Cerita lain yang mengisahkan bahwa alat musik Sasando pertama kali

diciptakan oleh dua orang sahabat yang bernama Lunggi Lain dan Balok

Ama Sina yang kesehariannya bekerja sebagai penggembala domba dan

penyadap tuak.6 Pada awalnya mereka membuat alat musik sasando ketika

mereka sedang mengrajin haik yaitu tempat penampungan air tuak yang

terbuat dari daun lontar. Dari lembaran daun lontar itu terdapat semacam

benang yang disebut fikfik. Fikfik tersebut dikencangkan dan dipetik lalu

menghasilkan bunyi yang berbeda-beda, namun benang tersebut sangat

mudah putus. Oleh karena itu Lunggi Lain dan Balok Ama Sina membuat

alat musik petik yang dapat menirukan nada-nada yang dimiliki alat musik

Gong.

Berkat semangat yang tidak pernah padam, mereka berhasil membuat

alat musik yang memiliki bunyi dan nada yang serupa dengan Gong

dengan cara mencungkil tulang-tulang dari daun lontar yang kemudian

diganjal dengan batang kayu. Namun karena nada-nada yang dihasilkan

mudah berubah, maka tulang-tulang daun lontar diganti dengan bambu

yang diganjal menggunakan batang kayu sejumlah nada-nada yang ada

5 Paul A. Haning, Sasandu : Alat Musik Tradisional (Kupang, CV. Kiaros, 2010), 11.

6 Djony L. K. Theedens, Pedoman Permainan Sasando (Kupang, CV. Pengharapan

Karya Abadi, 1996), 3.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa ......2. Bagian-bagian Sasando Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik jenis chordophones, yaitu alat musik

10

pada Gong. Setelah itu timbul gagasan untuk mengganti dawai dengan

serat pelepah daun lontar dan ruang resonansinya dengan haik. Akhir dari

pengembangan alat musik ini, dawainya diganti dengan senar yang terbuat

dari kawat.7

Sasando adalah salah satu produk kreatifitas masyarakat Rote yang

merupakan wujud dari hasil budaya masyarajat setempat yang bertumbuh

dan berkembang dari waktu ke waktu. Alat musik petik ini memiliki

keunikan yang bisa dikatakan berbeda dengan alat musik lainnya dari segi

bentuk. Jaman dahulu populasi penduduk pulau ini masih berjumlah

sedikit dan sebagian besar lahan ditumbuhi pohon lontar, oleh sebab itu

penduduk Rote sangat bergantung pada hasil pohon lontar dan benar-benar

memanfaatkan hasil lonat untuk kebutuhan mereka sehari-hari seperti

membuat rumah adat keranjang, karung, tikar, kipas maupun sebagai

bahan dasar pembuatan topi yang dikenal dengan sebutan Ti’i Langga.8

Selain itu daun pohon lontar juga yang digunakan sebagai resonator pada

alat musik Sasando. Dari berbagai manfaat tersebut, bagi masyarakat Rote

pohon lontar sudah menyatu dalam diri mereka sehingga dalam syair adat

sering dijumpai pohon lontar disebut juga sebagai pohon kehidupan.9

2. Bagian-bagian Sasando

Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik

jenis chordophones, yaitu alat musik yang memiliki sumber bunyi berasal

dari jenis tali, kawat, serat dan sebagainya yang direntangkan.10

Bagian

utama pada alat musik sasando yaitu sebuah tabung panjang yang terbuat

dari bambu, berfungsi sebagai tempat dimana senda atau penyanggah

dawai ditempatkan secara melingkar. Senda merupakan potongan kayu

yang berukuran kecil dan memiliki fungsi yang mirip dengan fret pada

7 K. Theedens, 3.

8 James J. Fox, Panen Lontar Perubahan Ekologi dalam Kehidupan Masyarakat Pulau

Rote dan Sawu (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), 46. 9 Andre Z. Soh dan Maria N. D. K Indrayana, Rote Ndao Mutiara Dari Selatan, Falsafah

dan Pandangan Hidup Suku Rote Tentang Lontar (Jakarta: Yayasan Kelopak, 2008), 113 10

K. Theedens, 2.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa ......2. Bagian-bagian Sasando Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik jenis chordophones, yaitu alat musik

11

c

d

e

f

g

gitar. Bagian lain pada alat musik sasando yaitu haik. Haik merupakan

anyaman daun lontar yang sering digunakan oleh masyarakat Rote sebagai

wadah untuk menaruh hasil sadapan lontar. Fungsi haik pada alat musik

sasando yaitu sebagai resonator yang membuat dentingan setiap dawai dari

sasando.

Gambar 2.1 Bagian-bagian Sasando

Keterangan gambar :

a) Kaon : hiasan pada puncak haik sebagai penambah tampilan estesis

alat musik Sasando.

b) Haik : ruang resonator.

c) Langa : potongan kayu pada ujung atas Aon.

d) Ai-Didipo : tempat lilitan dawai yang berfungsi sebagai tuning untuk

melaraskan nada.

e) Aon : tempat peletekan senar/dawai Sasando, funsinya sama seperti

nut pada Gitar.

f) Senda : penyanggah dawai yang berfungsi seperti fret pada Gitar.

g) Ei : dawai/senar Sasando.

h) Mea : potongan kayu pada ujung bawah Aon.

a

b

h

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa ......2. Bagian-bagian Sasando Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik jenis chordophones, yaitu alat musik

12

3. Jenis-jenis Sasando

a) Sasando Gong

Alat musik ini diperkirakan muncul sejak abad ke-7. Istilah gong

digunakan karena nada pada Sasando ini sama dengan nada yang ada pada

gong Rote yaitu nada-nada pentatonis. Pada awalnya sasando gong

memiliki lima dawai, kemudianpada perkembangannya menjadi tujuh

dawai, sembilan dawai, hinga 10 dawai yang melambang siklus kehidupan

manusia atau janin serta kemahakuasaan khalik.11

Djony L. K. Theedens dalam bukunya yang berjudul Pedoman

Permainan Sasando, menjelaskan bahwa tangga nada yang digunakan

adalah tangga nada pelog dan slendro, dalam istilah daerah setempat

disebut laras tinggi dan laras rendah. Dalam sistem penalaan musik barat,

nada yang digunakan adalah sol-si-do-mi-fa sedangkan dalam bahasa Rote

sebagai berikut : Ina Makamu, Ina Tataik, Ina Taladak, Gasak Daek, Leko,

Paseli, Paimali, Ana Laik, dan Ana Doodea.12

b) Sasando Biola

Sasando biola ada sekitar tahun 1910an dimana Cornelis Frans

diyakini sebagai pencipta alat musik tersebut. Sasando biola ada

dikarenakan pengaruh dari alat musik biola yang dibawa oleh bangsa

Portugis yang masuk ke daratan Rote.13

Sasando jenis ini dikembangkan

mengikut nada-nada yang ada pada alat musik biola, oleh sebab itu

sasando jenis ini dinamakan sasando biola. Perbedaan sasando biola dan

sasando gong tidak terlalu jauh, hanya saja pada ukuran tabung bambu

yang digunakan dan juga jumlah dawainya. Pada sasando biola jumlah

dawai yang digunakan mulai dari 24 sampai 60 dawai, namun idealnya

yang digunakan adalah 32 dawai.

Sasando biola dapat memainkan trisuara atau trinada, akord,

melodi, dan bass secara bersamaan. Hal tersebut dikarenakan sasando

biola memiliki oktaf yang lebih banyak dibandingkan sasando gong yang

11

A. Haning, 20. 12

K. Theedens, 2. 13

A. Haning, 18.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa ......2. Bagian-bagian Sasando Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik jenis chordophones, yaitu alat musik

13

hanya terdiri dari satu oktaf saja sehingga secara harmonisasisSasando

jenis biola lebih variatif. Sistem tangga nada dari sasando biola yaitu

diatonis yang terdiri dari nada dasar C dan G. Ragam bentuk sistem

penelaan pada sasando biola tidak semua sama dan didasarkan pada

kehendak dari pemain sasando yang disesuaikan dengan keperluan serta

keinginan sang pemain. Setiap pemain memiliki cara permainan dan

tingkat kreativitas yang berbeda, oleh karena itu pemain sasando yang

sudah mahir lebih sering bereksplorasi dengan sistem penelaan yang dapat

mengatur jari-jari tangan kiri dan kanannya dengan menyimpang dari

kaidah sesuai dengan selera dan kelincahan pemain itu sendiri.

Berikut in adalah beberapa contoh dari bentuk tata nada yang

umum digunakan pada sasando biola :

Gambar 2.2 Bentuk tata nada

Jari-jari yang digunakan dalam permainan sasando umumnya

adalah jari jempol, telunjuk, dan jari tengah. Namun pada

perkembangannya sebagian pemain sasando menggunakan 10 jari

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa ......2. Bagian-bagian Sasando Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik jenis chordophones, yaitu alat musik

14

tangan.14

Adapun beberapa pedoman teknik permainan sasando sebagai

berikut :

1) Jari tanga kiri memainkan dawai 1, 18, dan 32. Jari jempol digunakan

untuk memetik dawai-dawai melodi dengan jangkauan c2-f

3. Jari

telunjuk berfungsi sebagai filler. Luas jangkauan jari telunjuk f1 – fis –

g1

– bes1 dan b

1. Jari tengah berfungsi untuk memetik dawai bass yaitu

C, c kecil dan d kecil.

2) Jari tangan kanan memainkan dawai 19 sampai dengan dawai 31.

Fungsi jari tanga kanan adalah sebagai pengiring atau memainkan

akord, namun dapat juga berperan sebagai pembawa melodi dan bass.

Jari jempol digunakan untuk memetik dawai c1 – d

1 – e

1 – a

1 – gis

1 –

cis1 dan dis

1. Jari tengah bertugas untuk memetik dawai a – b dan c

1.

Jari tengah memainkan dawai f dan g.15

c) Sasando Elektrik

Kemunculan sasando elektrik berawal dari kebutuhan akan volume

suara sasando yang lebih besar dan jernih. Sasando jenis ini pertama kali

diciptakan oleh Arnoldus Edon pada tahun 1960.16

Namun dalam buku

Djony Theedens berpendapat bahwa ide pembuatan tersebut datang dari

seorang pakar pemain sasando biola yang bernama Edu Pah.17

Dari

beberapa sumber yang ada diketahui bahwa pada saat itu Edu Pah dan

Arnoldus Edon mencoba untuk membuat sasando elektrik dengan

menggunakan pickup.18

Sasando elektrik terus mengalami perkembangan

dari tahun ke tahun hingga saat ini baik dari aspek kualitas suara yang

dihasilkan maupun desainnya demi memenuhi kebutuhan konsumen yang

didorong oleh budaya musik modern.

14

K. Theedens, 15. 15

K. Theedens, 16. 16

A. Haning, 19. 17

K. Theedens, 14. 18

https://thesasando.wordpress.com/205-2/. Diakses pada tanggal 9 November 2017

02.03 AM.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa ......2. Bagian-bagian Sasando Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik jenis chordophones, yaitu alat musik

15

Gambar 2.3 Sasando Elektrik

4. Instrumen Gesek

Alat musik yang dimainkan dengan cara digesek menggunakan

bow. Alat musik ini memiliki kontrol volume yang baik, dapat dimainkan

secara cepat tanpa berhenti (kecuali instrumrn bas gesek). Instrumen gesek

terdiri dari biola, biola alto, cello, dan contrabass. Berikut adalah beberapa

instrumen gesek yang akan digunakan penulis :

a) Biola

Gambar 2.4 Biola

Biola merupakan alat musik gesek yang sering digunakan

dikalangan pemusik dalam memain berbagai jenis musik yaitu jazz, pop,

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa ......2. Bagian-bagian Sasando Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik jenis chordophones, yaitu alat musik

16

klasik hingga lagu-lagu melayu. Biola memiliki empat senar yang masing-

masing senarnya terdiri dari nada G, D, A, E. Dalam penulisan alat musik

ini menggunakan treble clef (kunci G) dengan wilayah nada G3 –

E7 dan

bunyi nadanya sama dengan penulisannya.

Gambar 2.5 Wilayah nada biola

b) Biola Alto

Gambar 2.6 Biola alto

Biola alto merupakan alat musik gesek yang berukuran lebih besar

dari biola. Sama halnya dengan biola, alat musik ini juga memiliki empat

senar yang terdiri dari C, G, D, A. Dalam penulisan alat musik ini

menggunakan alto clef (kunci C) dengan wilayah nada C3 – C

6 dan bunyi

nadanya sama dengan penulisannya.

Gambar 2.7 Wilayah nada biola alto

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa ......2. Bagian-bagian Sasando Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik jenis chordophones, yaitu alat musik

17

c) Cello

Gambar 2.8 Cello

Cello merupakan alat musik gesek yang ukurannya lebih besar dari

biola dan biola alto. Cello memilik empat senar yang terdiri dari C, G, D,

A. Hampir sama dengan biola alto, namun cello memiliki register suara

lebih rendah satu oktaf. Dalam penulisan alat musik ini menggunakan bass

clef (kunci F) dengan wilayah nada C2 – E

5 dan bunyi nadanya sama

dengan penulisan.

Gambar 2.9 Wilayah nada cello

5. Gitar Elektrik

Gambar 2.10 Gitar elektrik

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa ......2. Bagian-bagian Sasando Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik jenis chordophones, yaitu alat musik

18

Gitar elektrik merupakan alat musik jenis chordophone dan

memiliki enam senar yang terdiri dari E, A, D, G, B, E. Penulisan alat

musik ini menggunakan treble clef (kunci G) dan bunyi nadanya sama

dengan penulisan.

6. Bas Elektrik

Gambar 2.11 Bass

Bas elektrik merupakan alat musik yang umumnya memiliki

empat senar, namun pada perkembangannya ada yang menggunakan

lima senar dan enam senar yang terdiri dari E, A, D, G. Penulisan bass

menggunakan bass clef (kunci F) dan bunyi nadanya sama dengan

penulisan.

7. Drum

Gambar 2.12 Drum

Drum adalah alat musik yang terdiri dari membran dan ronnga

beresonansi, yang menghasilkan bunyi ketika membrannya dipukul

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Kisah Penulis dalam karya Esa ......2. Bagian-bagian Sasando Sasando merupakan alat musik yang tergolong dalam alat musik jenis chordophones, yaitu alat musik

19

dan bergetar. Drum biasanya tergabung dalam satu kesatuan yang

terdiri dari tiga macam perangat yaitu :

1) Drum : snare, tom-tom, floor tom, kick.

2) Cymbal : hi-hat, crash cymbal, ride cymbal, splash cymbal,

chinese cymbal, dan cymbal efek lainnya.

3) Hardware : pedal, stand, stool, holder, dan kursi.