8 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Sepaktakraw a. Pengertian Sepaktakraw Permainan sepaktakraw dikenal masyarakat Indonesia dibeberapa daerah yang ada di Indonesia seperti Kalimantan, Sumatra dan Sulawesi dengan sebutan sepak raga, yaitu permainan anak negeri yang dimana dalam memainkan sepak raga masih menggunakan bola yang terbuat dari rotan. Dalam permainan ini setiap pemain menunjukan suatu kemahiran dalam penguasaan bola, pemain memainkan bola rotan dengan seluruh anggota badan kecuali dengan tangan seperti kaki, paha, dada, bahu, kepala. Permainan ini sangat menarik karena dalam permainan ini untuk mempertahankan bagaimana supaya bola tetap lama dimainkan tanpa jatuh ketanah. Perkembangan sepaktakraw di negara Asia terutama Asia Tenggara telah mengenal permainan dengan menggunakan bola rotan ini sejak lama. Mungkin saja disetiap negara cara bermain dan nama permainannya yang berbeda-beda. Menurut Ratinus Darwis dan Penghulu Basa (1992:5), setiap negara mempunyai nama sendiri-sendiri seperti misalnya: 1) Malaysia dengan nama sepak raga jaring. 2) Muangthai (Thailand) dengan nama takraw 3) Philipina dengan nama sipak Indonesia sendiri yang telah mengenal permainan dengan bola rotan ini sejak abad XV yang telah dimainkan secara massal di daerah yang terutama dimainkan pada acara-acara tertentu dengan nama sepak raga. Menurut Ratinus Darwis dan Penghulu Basa (1992:6), “perubahan nama sepak raga jaring menjadi sepaktakraw diresmikan tanggal 27 Maret 1965 di Kuala Lumpur di Stadion negara Kuala Lumpur pada waktu pesta olahraga”.
44
Embed
BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308075_bab2.pdf · Setiap regu terdiri dari tiga orang pemain. ... memukul bola, bahkan tidak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Sepaktakraw
a. Pengertian Sepaktakraw
Permainan sepaktakraw dikenal masyarakat Indonesia dibeberapa
daerah yang ada di Indonesia seperti Kalimantan, Sumatra dan Sulawesi
dengan sebutan sepak raga, yaitu permainan anak negeri yang dimana dalam
memainkan sepak raga masih menggunakan bola yang terbuat dari rotan.
Dalam permainan ini setiap pemain menunjukan suatu kemahiran dalam
penguasaan bola, pemain memainkan bola rotan dengan seluruh anggota
badan kecuali dengan tangan seperti kaki, paha, dada, bahu, kepala.
Permainan ini sangat menarik karena dalam permainan ini untuk
mempertahankan bagaimana supaya bola tetap lama dimainkan tanpa jatuh
ketanah. Perkembangan sepaktakraw di negara Asia terutama Asia Tenggara
telah mengenal permainan dengan menggunakan bola rotan ini sejak lama.
Mungkin saja disetiap negara cara bermain dan nama permainannya yang
berbeda-beda. Menurut Ratinus Darwis dan Penghulu Basa (1992:5), setiap
negara mempunyai nama sendiri-sendiri seperti misalnya:
1) Malaysia dengan nama sepak raga jaring.
2) Muangthai (Thailand) dengan nama takraw
3) Philipina dengan nama sipak
Indonesia sendiri yang telah mengenal permainan dengan bola rotan
ini sejak abad XV yang telah dimainkan secara massal di daerah yang
terutama dimainkan pada acara-acara tertentu dengan nama sepak raga.
Menurut Ratinus Darwis dan Penghulu Basa (1992:6), “perubahan nama
sepak raga jaring menjadi sepaktakraw diresmikan tanggal 27 Maret 1965 di
Kuala Lumpur di Stadion negara Kuala Lumpur pada waktu pesta
olahraga”.
9
Menurut Sulaiman (2004:4), “sepaktakraw merupakan suatu
permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan, dimainkan di
atas lapangan yang datar berukuran panjang 13,40 m dan lebar 6,10 m.
Ditengah-tengah dibatasi oleh jaring net setinggi 1,55 m”. Dalam permainan
ini yang dipergunakan terutama kaki dan semua anggota badan kecuali
tangan. Tujuan dari setiap pihak adalah mengembalikan bola sedemikian
rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan
membuat pelanggaran atau bermain salah. Menurut Ratinus Darwis dan
Penghulu Basa (1992:2) “Permainan sepaktakraw itu merupakan perpaduan
atau penggabungan tiga buah permainan yaitu permainan sepakbola, bola
voli, dan bulutangkis”.
Sepaktakraw merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh
dua regu dan dimainkan di lapangan berbentuk empat persegi
panjang.Permainan sepaktakraw dilakukan dengan menggunakan bola yang
terbuat dari rotan. Setiap regu terdiri dari tiga orang pemain. Menurut
Prawira Sudrajad (2000:5) “Permainan sepaktakraw dilakukan di lapangan
berukuran 13,4 m kali 6,10 m yang dibagi oleh dua garis dan net (jaring)
setinggi 1,55 dengan lebar 72 cm dan lubang jaring sekitar 4-5 cm”. Bola
sepaktakraw terbuat dari rotan atau fiber glass yang diayam dengan
lingkaran 42-44 cm. Permainan sepaktakraw dilakukan oleh dua regu yang
berhadapan di lapangan yang dipisahkan oleh jaring (net) yang terbentang
membelah lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu yang berhadapan
terdiri atas 3 orang pemain yang bertugas sebagai tekong yang berdiri paling
belakang, dua orang lainnya menjadi pemain depan yang berada di sebelah
kiri dan kanan yang disebut apit kiri dan apit kanan.
Permainan sepaktakraw dimainkan tanpa menggunakan tangan untuk
memukul bola, bahkan tidak boleh menyentuh lengan. Bola hanya boleh
menyentuh atau dimainkan dengan kaki, dada, bahu dan kepala. Permainan
sepaktakraw diawali dengan sepak mula sebagai servis yang dilakukan oleh
tekong. Sepak mula dilakukan oleh tekong atas lambungan bola oleh
pelambung yang diarahkan ke tekong. Tekong harus berada di dalam
10
lingkaran yang telah disediakan. Begitu juga pada waktu melakukan sepak
mula salah satu kakinya harus tetap berada di dalam lingkaran tempat
tekong melakukan sepak mula. Tekong harus mengarahkan bola ke daerah
lawan melalui atas net (jaring). Di lain pihak lawan harus menerima bola
dan mengembalikannya ke daerah lawan. Pihak lawan diberi kesempatan
menyentuh bola sebanyak tiga kali.
Tujuan permainan sepaktakraw adalah mencapai kemenangan. Untuk
mencapai kemenangan dibutuhkan penguasaan teknik, taktik dan strategi
yang baik, sehingga mempunyai peluang untuk memasukkan bola ke
gawang lawan sebanyak-banyaknya. Selain itu juga, kerja sama yang
kompak dalam satu tim juga sama pentingnya untuk memperoleh
kemenangan. Sebaik apapun keterampilan yang dimiliki seorang pemain
tanpa kerja sama yang baik antar pemain yang satu dengan lainnya dalam
satu tim, maka akan sulit memperoleh kemenangan. Menurut Charsian
Anwar dkk (1999:4) bahwa “tanpa menguasai kemampuan dasar atau teknik
dasar maka sepaktakraw tidak dapatdilakukan dengan baik”. Teknik dasar
dimiliki dengan berlatih dengan baik dan kontinyu Berdasarkan
penjelasandi atas dapat disimpulkan bahwa, sepaktakraw merupakan
olahraga permainan beregu yang menuntut kualitas taktik dan teknik serta
kerjasama yang kompak dalam satu tim untuk memperoleh kemenangan.
Sebaik apapun teknik dan taktik yang dimilki suatu tim, tanpa kerjasama
yang kompak akan sulit memenangkan suatu pertandingan. Setiap individu
juga harus memiliki kemampuan teknik dasar yang baik untuk
memenangkan suatu pertandingan.
b. Teknik Dasar Bermain Sepaktakraw
Untuk bermain sepaktakraw yang baik maka seorang Pemain harus
mempunyai kemampuan dasar bermain sepaktakrawyang baik. Kemampuan
yang di maksud adalah menyepak dengan menggunakan bagian-bagian kaki,
memainkan bola dengan kepala, dengan dada, dengan paha, dengan bahu,
dan dengan telapak kaki.
11
Kemampuan di atas satu sama lainnya saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan. “Teknik dasar dapat dimiliki dengan baik apabila berlatih
dengan baik dan kontinyu” (Charsian Anwar dkk 1999:4). Selain teknik
dasar terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan prestasi
sepaktakraw.
Peningkatan prestasi olahraga menuntut adanya perbaikan dan
pengembangan unsur teknik untuk mencapai tujuannya. Teknik dikatakan
baik apabila ditinjau dari segi anatomis, fisiologis, mekanika, biomeknika
dan mental terpenuhi persyaratannya secara baik, dapat diterapkan dalam
praktek dan memberikan sumbangan terhadap pencapaian prestasi
maksimal. Menurut Ucup Yusuf dkk, (2004:30-42) bahwa, “Teknik dasar
sepaktakraw terdiri dari sepak sila, sepak kuda, sepak badak, sepak cungkil,
heading, memaha, mendada, menapak, sepak mula, smash, dan blocking”.
Menurut Muhammad Suhud (1989:26) “untuk melatih penguasaan
teknik dan taktik dalam permainan sepaktakraw terutama bagi pemula harus
selalu berpedoman pada gerakan-gerakan dari yang mudah ke sukar, dari
yang dikuasai ke yang belum dikuasai”. Selanjutnya Muhammad Suhud
(1989:47) “menekankan bahwa dalam usaha menguasai dan meningkatkan
keterampilan teknik-teknik sepaktakraw dan kemampuan yang dimiliki,
maka latihannya harus sistematik dan metodis”. Teknik teknik dasar dalam
sepaktakraw ada 3 macam yang perlu di kuasai adalah sebagai berikut:
1) Teknik Sepakan
Dalam permainan sepaktakraw menyepak adalah gerakan yang
dominan (Ratinus D, 1992). “Dapat di katakan bahwa gerakan
menyepak ini merupakan ibu dari permainan sepaktakraw, karena bola
terbanyak dimainkan dengan kaki”. Teknik menyepak dalam
sepaktakraw adalah sebagai berikut:
a) Sepaksila
Menurut Ratinus Darwis & Dt. Penghulu Basa (1992: 16)
mengemukakan bahwa “sepaksila adalah menyepak bola dengan
menggunakan kaki bagian dalam”. Sepaksila digunakan untuk: (a)
12
menerima dan menimang bola, (b) mengunpan dan antaran bola,
(c) menyelamatkan serangan lawan. Sedangkan menurut Sulaiman
(2004:18), sepaksila adalah menyepak bola dengan menggunakan
kaki bagian dalam. Sepaksila digunakan untuk menerima dan
menimang atau menguasai bola, mengumpan antara bola dan untuk
menyelamatkan serangan lawan. Teknik melakukan sepaksila
adalah sebagai berikut:
(1) Berdiri pada kedua kaki menghadap kearah datangnya bola.
(2) Berdiri pada satu kaki, pada kaki kiri atau kanan.
(3) Bila berdiri pada kaki kiri, maka kaki kanan ditarik ke atas dan
telapak kakinya menghadap lutut kaki kiri kemudian di
turunkan setinggi mata, kaki kiri ditarik lagi ke atas sampai
setinggi lutut berulang-ulang.
(4) Pemain berdiri pada dua kaki, kaki kiri di depan kaki kanan,
berat badan bertumpu pada kaki kiri, menghadap pelambung
bola.
Sebagaimana bisa dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar 1. Sepak Sila
2) Sepak Kura
Sepak kura atau juga disebut sepak kuda sepak kuda atau sepak
kura adalah sepakan dengan menggunakan kura kaki atau dengan
punggung kaki. Digunakan untuk menyelamatkan bola dari serangan
lawan, memainkan bola dengan usaha menyelamatkan bola dan
mengambil bola yang rendah.
Teknik sepak kura atau sepak kuda menurut Sulaiman (2004:19),
“sepak kura atau sepak kuda adalah sepakan atau menyepak dengan
13
menggunakan punggung kaki”. Sepakkura atau sepakkuda digunakan
untuk memainkan bola yang datangnya rendah dan kencang (keras) atau
menyelamatkan bola dari serangan lawan, untuk bertahan atau
menguasai bola dalam usaha menyelamatkan bola dari serangan lawan
supaya tidak jatuh. Teknik melakukan sepakkura atau sepak kuda :
a) Berdiri dengan kedua kaki terbuka selebar bahu.
b) Jarak badan terhadap bola kurang lebih sejauh panjang lengan,
karena kaki pemukul pada posisi punggung kaki, sehingga
cenderung kaki agak lurus.
c) Lutut kaki sepak dibengkokkan sedikit sambil ujung jari kaki
mengarah ke lantai, kaki tendang diangkat ke arah bola yang
datang.
d) Bola disentuh pada bagian bawahnya, dengan bagian atas kaki
(punggung kaki).
e) Badan dibungkukkan sedikit, kaki tumpu agak ditekuk.
f) Kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku untuk menjaga
keseimbangan.
g) Bola disepak ke atas setinggi lutut.
Gambar 2. Sepak Kura
3) Sepak cungkil
Sepak cungkil adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki
(jari kaki). Digunakan untuk mengambil bola yang jauh, rendah dan
bola-bola yang liar pantulan dari bloking.
14
Gambar 3. Sepak Cukil
4) Menapak
Menapak adalah menyepak bola dengan menggunakan telapak
kaki. Digunakan untuk: smash ke pihak lawan, menahan atau
membloking smash dari pihak lawan dan menyelamatkan bola dekat net
(jaring).
Gambar 4. Sepak Tapak
5) Sepak Simpuh
Sepak simpuh adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki
bagian luar atau samping luar, di katakana sepak simpuh karena posisi
seperti orang bersimpuh, sepak simpuh ini bertujuan untuk menguasai
bola dari serangan lawan.
15
Gambar 5. Sepak Simpuh
6) Teknik Service
Service atau sepak mula merupakan awal dari pemainan
sepaktakraw. Sepak mula di lakukan oleh tekong arah lapangan lawan
dan merupakan cara kerja yang sangat penting, karena angka tau poin
dapat di peroleh oleh regu yang melakukannya (M.Suhud, 1990), jenis
service ada 2 macam yaitu:
a) Service Bawah
Service bawah adalah ddengan cara berdiri dengan satu kaki berada
dalam lingkaran sebagai tumpuan dan satu kaki berada di samping
belakang badan sebagai awalan.
b) Service Atas
Service atas yaitu servis yang menggunakan kaki bagian dalam,
service dengan punggung kaki, dan sevice dengan bagian telapak
kaki.
7) Teknik Bertahan
Teknik bertahan dalam suatu permainan merupakan teknik yang
sama pentinganya dengan kemampuan menyerang Bentuk teknik
pertahanan ada 5 macam yaitu:
a) Block
Block adalah salah satu dari beberapa gerak dari bertahan.
Block yang baik adalah dapat menahan serangan lawan sehingga
kembali ke lapangan lawan, block bisa menggunakan tungkai atau
punggung badan.
16
Gambar 6. Block
b) Heading
Heading adalah menyundul bola dengan kepala yang
bertujuan untuk menahan serangan atau mengumpan pada teman
dan melakukan semash ke pertahanan lawan. Walaupun
sepaktakraw permainan menggunakan kaki, tapi bola-bola tinggi
juga merupakan taktik yang berguna dalam situasi yang berbeda.
Demikian pula para pemain tidak akan dapat menghindari
permainan menggunakan kepala atau menyundul, oleh karena itu
pemain sepaktakraw harus terampil menyundul bola. Menyundul
bola dapat dilakukan dengan menggunakan awalan atau tanpa
awalan.
Gambar 7. Heading
c) Memaha
Menurut Sulaiman (2004:23), “memaha adalah memainkan
bola dengan paha dalam usaha mengontrol bola”. Memaha dapat
digunakan untuk menahan dan menerima bola dari serangan lawan,
atau untuk membentuk dan menyusun serangan.
17
Gambar 8. memaha
d) Smash
Smash adalah sepakan yang dilakukan oleh tekong kearah
lapangan lawan sebagai cara memulai permainan. suatu gerak kerja
yang penting dalam permainan sepaktakraw, karena point dapat
dibuat oleh regu yang melakukan servis. Tujuan suatu servis
hendaklah dipusatkan kepada pengacuan permainan atau
pertahanan lawan sehingga kita dapat mengatur smash yang
mematikan dan sulit menerima bola oleh lawan.
c. Faktor – Faktor Pembentuk Keterampilan Bermain Sepaktakraw
Pembentukan keterampilan olahraga pada umumnya banyak
berhubungan dengan tindakan yang menyangkut gerakan-gerakan
koordinasi otot. Koordinasi gerakan dipengaruhi oleh fungsi syaraf dan
diperoleh dari hasil belajar. Oleh karena itu untuk memperoleh tingkat
keterampilan gerak yang tinggi diperlukan belajar dalam jangka waktu yang
lama agar fungsi sistem syaraf dapat terkoordinasi dengan sempurna yang
menuju pada otomatisasi gerakan. Ratinus Darwis dalam Muhamad Muhsin
(2008:20) berpendapat bahwa “untuk bermain sepaktakraw yang baik
haruslah seseorang mempunyai kemampuan atau keterampilan yang baik”.
Kemampuan gerak keterampilansepaktakraw meliputi gerak lokomotor dan
non lokomotor dan manipulatif.
18
Indikator penguasaan keterampilan bermain sepaktakraw, apabila
masing-masing anak menguasai dan mampu melakukan berbagai teknik
dasar bermain sepaktakraw tersebut. Dalam proses pembelajaran
selanjutnya, pemain agar selalu mempelajari dan mempraktikkan berulang-
ulang bagaimana mengolah dan mempermainkan bola agar dapat
menumbuhkan naluri terhadap gerak bola
Pembelajaran keterampilan gerak bermain sepaktakraw adalah hasil
tes dan unsur-unsur dasar bermain sepaktakraw. Unsur yang membentuk
keterampilan diantaranya adalah unsur fisik dan anthropometri. Jika seorang
atlet memiliki anthropometri yang ideal dan kondisi fisik yang baik maka
akan dapat melakukakn gerakan keterampilan teknik dasar sepaktakraw
dengan baik.
Banyak sekali model tes keterampilan bermain sepaktakraw yang
telah dibakukan dan hasilnya dapat dijadikan prediksi keterampilan masing-
masing pemain. Menurut Fouzee H.A (1989:18) “keterampilan dasar yang
perlu dikuasai oleh seorang pemain sepaktakraw ialah: sepaksila,
sepakkuda, sepak cungkil, menapak, memaha, badek, mendada, membahu,
menanduk dengan dahi, menanduk dengan belakang kepala, menanduk
dengan sisikanan dan kiri kepala”. Menurut Muhammad Suhud (1989:13)
“bentuk-bentuk teknik dasar sepaktakraw meliputi: sepakan, yaitu sepak
sila, sepak kuda, sepak samping. Menahan yaitu: menahan dengan paha dan
menahan dengan dada. Smash, yaitu dengan sundulan kepala dan sepakan
kaki”. Menurut Ratinus Darwis (1991:20) “teknik dasar permainan
sepaktakraw terdiri atas: sepakan, memainkan dengan kepala, mendada,
memaha, membahu; sedangkan teknik khusus, meliputi: sepak mula
(servis), menerima sepak mula, mengumpandan block”. Menurut M.Husni
Thamrin (1995) “untuk mengetahui tingkat keterampilan bermain
sepaktakraw dapat diukur melalui battry tes yang terdiri atas: sepakmula,
sepaksila, sepakkuda, heading dan smash”. Sedangkan menurut Ratinus
Darwis (1992: 120-121) “untuk mengetahui tingkat keterampilan bermain
sepaktakraw melalui skill test permainan sepaktakraw yang terdiri atas: (a)
19
kemampuan servis atau sepak mula (b) kemampuan menimang bola/ sepak
sila, dan (c) kemampuan smash”.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa unsur-unsur teknik memainkan bola takraw ialah: teknik menyepak,
teknik memainkan dengan kaki, teknik mendada atau memainkan bola
dengan dada, teknik memaha atau memainakan bola dengan paha dan
membahu atau memainkan bola dengan bahu. Sekalipun banyak ragamnya
macam teknik yang harus dikuasai dalam permainan sepaktakraw, maka
peneliti menentukan faktor-faktor yang sangat dominan dipakai dalam
permainan sepaktakraw, yaitu: sepakan atau menyepak atau keterampilan
menyepak, itu merupakan ibu dari permainan sepaktakraw karena bola
dimainkan terbanyak disepak dengan bagian kaki mulai dari permulaan
permainan sampai membuat point dapat dikatakan dengan menggunakan
kaki. Oleh karena itu, dalam penelitian ini faktor-faktornya adalah sepak
mula (servis), sepak sila, dan smash.
2. Komponen Anthropometri dan Kondisi Fisik
a. Anthropometri
Anthropometri berasal dari kata anthropos dan metry. Antropos artinya
tubuh dan metros artinya ukuran. Anthropometri dapat diartikan sebagai
ukuran tubuh atau ukuran eksternal bagian tubuh. Dalam kaitannya dengan
pengukuran fisik, anthropometri merupakan salah suatu satuan teknik
standar untuk pengukuran yang sistematis terhadap tubuh secara
keseluruhan ataupun bagian-bagian tubuh.
Ukuran anthropometri mencangkup kuantitas dari dimensi-dimensi
tubuh termasuk di dalamnya berat badan, ukuran panjang dan luas
penampang tubuh atau bagian-bagian tubuh. Perbandingan dari masing-
masing organ tubuh memberikan tampilan yang berbeda-beda pada masing-
masing individu. “Ukuran athropometri berkaitan dengan tipe atau bentuk
tubuh, juga dapat dijadikan sebagai parameter untuk menentukan kondisi
fisik seseorang” (Djoko Pekik Irianto, 2007:67).
20
Perkembangan ukuran anthropometri tubuh berkembang sesuai dengan
periode perkembangan individu. Perkembangan ukuran bagian-bagian tubuh
ini dipengaruhi faktor-faktor perkembangan seperti faktor genetik,
lingkungan serta aktivitas gerak fisik yang dilakukan. Perkembangan ukuran
tubuh dan bagian-bagiannya berlangsung terus selama masa pertumbuhan
dengan tingkat perkembangan yang berbeda-beda pada proporsi dan
fleksibilitasnya. “Pertumbuhan ukuran bayi berlangsung sangat cepat,
kemudian secara proporsional mengalami penurunan pada masa anak-anak
dan kemudian mengalami ledakan pertumbuhan pada masa adolesensi”
(Gallahue dan Ozmun, 1998:189). Perbedaan fleksibilitas pertumbuhan
menyebabkan terjadinya variasi pada bentuk dan tipe tubuh seseorang.
Ukuran anthropometri merupakan salah satu faktor penting dalam
aktivitas olahraga. Masing-masing cabang olahraga memerlukan
karakteristik anthropometri yang berbeda-beda. Hal ini berkaitan dengan
karakteristik gerak yang diperlukan dalam masing-masing cabang olahraga
tersebut. Perbedaan perbandingan dari bagian-bagian tubuh serta perbedaan
struktur tubuh memberikan kemungkinan efisien gerak yang berbeda pula.
Kondisi fisik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atlet dalam
cabang olahraga tertentu. Atlet yang memiliki kualitas fisik yang baik maka
kualitas gerak atau keterampilan motoriknya cenderung baik pula. Kondisi
fisik juga berperan untuk meningkatkan kebugaran jasmani agar seseorang
mencapai hasil kerja yang lebih produktif. Pertimbangan kondisi fisik itu
harus dikembangkan didasarkan pada karakteristik cabang olahraga yang
digelutinya, sebab pada suatu cabang olahraga tertentu mungkin
memerlukan komponen kondisi fisik secara keseluruhan, sedangkan pada
cabang lain mungkin hanya sebagian saja.
Pernyataan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa setiap komposisi
tubuh merupakan faktor pendukung pada seorang atlet untuk menghasilkan
gerakan yang maksimal sesuai dengan cabang olahraga masing-masing.
Adapaun koposisi tubuh yang mempengaruhi diantaranya adalah usia, jenis
kelamin, berat badan, tinggi badan, panjang lengan, panjang tungkai dan
21
sebagainya. Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa faktor anthropometri
yang berperan terhadap permainan sepaktakraw adalah sebagai berikut:
1) Tinggi Badan
“Tinggi badan adalah tinggi seseorang yang diukur dengan
menggunakan alat Stadiometer yang diukur dari ujung kaki (telapak kaki)
sampai dengan kepala bagian atas (ubun-ubun) apabila berdiri dengan
sikap tegak” (Anwar Pasau, 1986:15).
Postur tubuh bisa diukur di depan dinding. Atlet tidak bersepatu
dan berdiri pada permukaan yang rata di sebelah kanan tiang vertikal atau
papan stadiometer. Atlet berdiri tegak lurus dan kedua tumit harus
menyentuh lantai. Kepala, punggung, dan pantat juga menyentuh tiang
vertical. Kepala tegak dengan mata fokus ke depan. Tungkai yang
menonjol ke depan dari alat pengukuran (stadiometer) berada di atas
kepala. Posisi alat pengukur sejajar dengan deret ruas-ruas tulang
belakang. Kedudukan kepala hendaknya sedemikian rupa sehingga
lubang telinga dan batas bawah dari rongga mata berada dalam garis
horizontal. “Hasil pengukuran tinggi badan dicatat dalam satuan
centimeter” (Verducci, 1984:217).
Zat besi merupakan zat yang penting, terutama terutama untuk
membentuk hemonglobin, mioglobin, dan zat lain, seperti enzim-enzim
cytochrome oxidase, peroxidase, dan catalase. Jumlah total zat besi
didalam tubuh rata-rata 4 gram, sekitar 65% berbentuk hemonglobin,
sekitar 4% dalam bentuk mioglobin, sekitar1% dalam berbagai bentuk
ikatan heme yang mengendalikan toksidasi intra-seluler 0,1% bergabung
dengan protein transferin didalam plasma darah, dan 15-30% disimpan di
dalam hati dalm bentuk feritin dan hemosiderin. “Oleh karena itu di
dalam menu sehari-hari zat besi harus selalu tersedia, karena menurut
Smith dan Robert keburuhan zat besi sangat meningkat terutama pada
masa-masa lanjut pertumbuhan yang tinggi” (Junusul Hairy, 2003:116).
22
Gambar 9. Pengukuran Tinggi Badan
Gambar 10. Alat Ukur Tinggi Badan
Tinggi badan seseorang ditentukan oleh tulang dan otot. Orang yang
tinggi secara otomatis memiliki tulang yang panjang demikian pula
sebaliknya. Tulang sebagai alat pasif dan otot sebagai alat gerak aktif.
Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin panjang tulang akan
memberikan kemungkinan gaya yang lebih besar sesuai dengan sistem
tuas atau pengungkit.
Tinggi badan merupakan unsur antrhopometrik yang dilandasi oleh
pertumbuhan tulang dan disertai dengan pertumbuhan fisik kearah vertikal
yang akan menentukan tinggi badan seseorang. Oleh sebab itu sebagai
dasar penuntut tinggi badan adalah panjang tulang. Misalnya tulang-tulang
anggota gerak bawah bila memiliki keadaan yang panjang maka akan
berpengaruh terhadap tinggi badan. Salah satu faktor yang banyak
berpengaruh dalam aktivitas olahraga guna mencapai prestasi adalah tinggi
badan.
23
Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Anwar
Pasau (1988:81), bahwa “Orang yang mempunyai fisik yang tinggi dan
besar rata-rata akan mempunyai kemampuan fisik seperti kekuatan,
fleksibilitas, daya tahan jantung dan paru-paru, daya tahan otot dan
lainnya, lebih baik dibanding orang yang bertubuh kecil dan pendek”.
Berbicara tentang tinggi badan, tidak terlepas dari rangka manusia
itu sendiri. Dimana rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu bagian poros tubuh dan bagian alat gerak. Bagian poros
tubuh terdiri dari; tulang tengkorak (cranium), tulang dada (sternum),
tulang rusuk (costae), tulang belakang (vertebrae), tulang gelang bahu, dan
tulang gelang panggul. Sedangkan bagian alat gerak terdiri dari; tulang
lengan (humerus, ulna, radius, carpal, metacarpal, phalanges), dan tulang