10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Obligasi Teori obligasi menurut Berk (2007, p212) adalah surat berharga yang dijual oleh pemerintah atau perusahaan untuk mendapat uang dari investor dengan kompensasi berupa bunga yang akan dibayar sesuai perjanjian awal. Obligasi menurut Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Penelitian ini membahas tentang obligasi, maka itu penulis bermaksud untuk memberi gambaran kepada pembaca tentang contoh fisik obligasi. Berikut adalah contoh surat obligasi yang dikeluarkan oleh Dutch East India Company (Vereenigde Oostindische Compagnie), dikeluarkan pada 7 November 1622 seharga 2.400 florins:
32
Embed
BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_45.pdf · 2.1 Obligasi Teori obligasi menurut Berk (2007, p212) adalah surat berharga yang dijual ... Junior
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Obligasi
Teori obligasi menurut Berk (2007, p212) adalah surat berharga yang dijual
oleh pemerintah atau perusahaan untuk mendapat uang dari investor dengan
kompensasi berupa bunga yang akan dibayar sesuai perjanjian awal. Obligasi
menurut Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), merupakan surat utang jangka
menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang
menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan
melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli
obligasi tersebut.
Penelitian ini membahas tentang obligasi, maka itu penulis bermaksud untuk
memberi gambaran kepada pembaca tentang contoh fisik obligasi. Berikut adalah
contoh surat obligasi yang dikeluarkan oleh Dutch East India Company (Vereenigde
Oostindische Compagnie), dikeluarkan pada 7 November 1622 seharga 2.400 florins:
1
Gambar 2.1 Obligasi Dutch East India Company
Sumber: Wikipedia.com (2011)
Berikut adalah contoh obligasi yang dikeluarkan dari jaman Belanda, dengan
nilai Een Duizend Gulden (Seribu Gulden), tertanggal Soerabaia 29 November 1939:
2
Gambar 2.2 Obligasi Belanda 1
Sumber: koleksitempodoeloe.blogspot.com (2011)
Gambar 2.3 Obligasi Belanda 2
Sumber: koleksitempodoeloe.blogspot.com (2011)
Gambar 2.4 Obligasi Belanda 3
3
Bond Characteristics
Issuer
Corporation
Municipal
Government
International
Priority
Junior /
Subordinated
Senior /
Unsubordinated
Redemption
Callable
Convertible
Puttable
Coupon Rate
Fixed Income
Floater
Inverse Floater
Zero Zoupon
Sumber: koleksitempodoeloe.blogspot.com (2011)
Gambar 2.5 Obligasi Belanda 4
Sumber: koleksitempodoeloe.blogspot.com (2011)
Klasifikasi dari obligasi bergantung dari penerbit, prioritas, tingkat kupon,
penebusan. Tabel berikut ini menggambarkan kategori dari karakteristik obligasi
(Investopedia.com):
Tabel 2.1 Karakteristik Obligasi
4
Sumber: Investopedia.com (2011)
Obligasi mempunyai karakteristik sebagai berikut (www.idx.co.id):
1. Nilai nominal (face value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang
akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh
tempo.
2. Kupon (interest rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi
secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau
6 bulanan). Kupon obligasi dinyatakan dalam annual persentase.
3. Jatuh tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya.
Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan
diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan
lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko yang lebih kecil
dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam
waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi,
semakin tinggi kupon / bunganya.
4. Penerbit / emiten (issuer) adalah pihak yang menerbitkan obligasi.
Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor yang sangat
penting dalam melakukan investasi obligasi ritel. Mengukur resiko /
kemungkinan dari penerbit obligasi tidak dapat melakukan pembayaran
kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat
5
Bunga tahunan
Harga obligasi
dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga
pemeringkat, seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga
obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal. Ada 3
kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu (www.idx.co.id):
1. Par (nilai Pari): harga obligasi sama dengan nilai nominal. Misal: obligasi
dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai
obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
2. at premium (dengan premi): harga obligasi lebih besar dari nilai nominal.
Misal: obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 102%,
maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.
3. at discount (dengan diskon): harga obligasi lebih kecil dari nilai nominal.
Misal: obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%,
maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.
Pendapatan atau imbal hasil (return) yang akan diperoleh dari investasi
obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila
menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum memutuskan untuk
berinvestasi obligasi, investor harus mempertimbangkan besarnya yield obligasi,
sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima. Ada 2
istilah dalam penentuan yield, yaitu current yield dan yield to maturity
(www.idx.co.id):
1. Current yield: yield yang dihitung berdasarkan jumlah kupon yang
diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.
6
17%
98%
Rp 170.000.000
Rp 980.000.000
C + R – P
n x 100%
R + P
2
Current yield =
Contoh:
Jika obligasi PT ZZZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar
17% per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai
nominal Rp 1.000.000, maka:
Current yield = atau
= 17,34%
2. Yield to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau pendapatan
yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh
tempo. Formula YTM yang seringkali digunakan oleh para pelaku adalah
YTM approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut:
YTM approximation =
Keterangan:
C = Kupon
n = Periode waktu yang tersisa (tahun)
R = redemption value
P = Harga pembelian (purchase value)
7
16 + 100 – 94,25
3,853 x 100%
100 + 94,25
2
Contoh: Obligasi PT YYY dibeli pada 5 september 2003 dengan harga
94,25% memiliki kupon sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan
jatuh tempo pada 12 Juli 2007. Berapakah besar YTM approximationnya?
C = 16%
n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3,853 tahun
R = 94,25%
P = 100%
YTM approximation =
YTM approximation = 18,01%
2.2 Obligasi di Indonesia
Berdasarkan penerbit obligasi di Indonesia, dapat dikelompokan menjadi
obligasi pemerintah dan obligasi perusahaan (Menurung, 2006, p6). Obligasi
pemerintah Indonesia terdiri dari beberapa jenis, yaitu (Wikipedia.com):
1. Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu dalam rangka
Program Rekapitalisasi Perbankan;
2. Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit APBN;
3. Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama dengan SUN, diterbitkan untuk
membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang kecil agar
dapat dibeli secara ritel;
8
4. Surat Berharga Syariah Negara atau dapat juga disebut “obligasi syariah”
atau “obligasi syukuk”, sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai
defisit APBN namun berdasarkan prinsip syariah.
Jenis-jenis obligasi menurut tipenya (www.idx.co.id):
1. Dilihat dari sisi penerbit
a. Corporate bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang
berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha
swasta.
b. Government bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan
public (public utility).
2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga
a. Zero-coupon bond: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga
secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada
saat jatuh tempo.
b. Coupon bond: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara
periodic sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed coupon bond: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah
ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan
dibayarkan secara periodik.
d. Floating coupon bond: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang
ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan
9
(benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD), yaitu rata-
rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan
swasta.
2.3 Peringkat Obligasi
Subbab ini menjelaskan peringkat obligasi dari berbagai perusahaan
pemeringkat di Indonesia sebagai pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Proses pemeringkat obligasi dilakukan oleh suatu lembaga peringkat (rating
agency). Lembaga pemeringkat yang ada di Indonesia adalah PT Pefindo
(Pemeringkat Efek Indonesia) yang juga bekerjasama dengan Standard & Poor’s.
Perusahaan pemeringkat obligasi memberikan hasil peringkat obligasi dalam
beberapa simbol obligasi dimana masing-masing simbol memiliki arti yang berbeda.
Hasil peringkat diperoleh dari data kualitatif maupun kuantitatif emiten obligasi
termasuk rasio-rasio keuangan emiten pada beberapa tahun sebelumnya (Nainggolan
dan Hanum, 2005). Adapun simbol peringkat PT Pefindo adalah sebagai berikut
(Ang, 1997):
Tabel 2.2 Simbol Peringkat PT Pefindo
Simbol Peringkat Kategori
Jangka Panjang Jangka Pendek
AAA A1
Investment Grade
(Layak untuk investasi)
AA A2
A A3
BBB A4
BB B Non Investment Grade
(Tidak layak untuk investasi) B
10
CCC C
D D
Sumber: PT Pefindo (2011)
Definisi peringkat surat hutang PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Definisi Peringkat Obligasi Pefindo
Peringkat Definisi
AAA Merupakan sekuritas utang dengan peringkat tertinggi yang didukung
oleh kemampuan obligor yang superior relatif dibanding obligor
Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka
panjangnya seusai dengan yang diperjanjikan.
AA Memiliki kualitas kredit sedikit dibawah peringkat tertinggi didukung
oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, relatif
dibanding obligor Indonesia lainnya.
A Memiliki kemampuan dukungan obligor yang kuat dibanding obligor
Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka
panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka
terhadap perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.
BBB Didukung oleh kemampuan obligor yang memadai relatif dibanding
sekuritas utang Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial
jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan namun kemampuan
tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan perekonomian yang
merugikan.
BB Menunjukkan dukungan kemampuan obligor yang agak lemah relatif
dibanding sekuritas utang Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan serta peka
terhadap keadaan bisnis, keuangan, dan perekonomian yang tidak
11
menentu dan merugikan.
B Menunjukkan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walaupun
obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis
dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan
obligor tersebut untuk memenuhi kewajiban finansialnya.
CCC Menunjukkan sekuritas utang yang tidak mampu lagi memenuhi
kewajiban finansialnya serta hanya bergantung kepada perbaikan
keadaan bisnis dan keuangan.
D Menandakan sekuritas utang yang gagal bayar atau emitennya sudah
berhenti berusaha.
Catatan: Hasil peringkat dari idAA sampai idB dapat diberi tanda tambah (+)
atau kurang (-) untuk menunjukkan perbedaan kekuatan atau relatif
kemampuannya dalam suatu kategori peringkat.
Sumber: PT Pefindo (2011)
Sebagai informasi bagi pembaca, agen pemeringkat dari obligasi atau
investasi yang populer adalah Standard & Poor’s, Moody’s, dan Fitch Rating
(Fontinelle, 2011). Berikut adalah agen pemeringkat yang populer di Indonesia:
12
Gambar 2.6 Agensi Rating di Indonesia
Sumber: IDX Fact Book 2010 (2011)
Berdasarkan surat edaran yang dibuat oleh Bank Indonesia kepada seluruh
bank umum di Indonesia yaitu surat edaran nomor 7/8/DPNP tanggal 31 Maret 2005
tentang Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang diakui Bank Indonesia maka
ditetapkan peringkat minimum berdasarkan hasil penilaian dan pemantauan terhadap
pemenuhan kriteria penilaian yang ditetapkan sebagai berikut (Wikipedia.com):
Tabel 2.4 Peringkat Surat Berharga Dinilai Lancar
Sumber: Wikipedia.com (2011)
Tabel 2.5 Peringkat Surat Berharga Dinilai Kurang Lancar
Sumber: Wikipedia.com (2011)
13
Peringkat obligasi Indonesia beserta beberapa obligasi negara lain yang dinilai
oleh S&P/Moody’s:
Tabel 2.6 Peringkat Beberapa Obligasi Pemerintah
Sumber: Wikipedia.com (2011)
Indonesia diberi nilai B+ oleh S&P dan Bb oleh Moody’s, dengan definisi
dari S&P sebagai berikut:
S&P memberikan peringkat kepada perusahaan berdasarkan skala AAA hingga D.
Peringkat tengah pada setiap tingkat diantara AA dan CCC (misalnya: BBB+, BBB,
dan BBB-) (Wikipedia.com).
Peringkat Investasi oleh S&P
AAA Perusahaan berkualitas terbaik, layak, dan stabil
AA Perusahaan berkualitas, sedikit berisiko dibanding AAA
A Situasi ekonomi dapat berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan
BBB Perusahaan kelas menengah, dimana saat ini dalam kondisi memuaskan
14
Peringkat non-Investasi oleh S&P (dikenal juga sebagai junk bonds)
BB Kecenderungan mengalami perubahan dalam situasi ekonomi
B Diperhatikan adanya variasi situasi keuangan
CCC Saat ini goyah dan tergantung pada kondisi ekonomi yang
menguntungkan agar dapat memenuhi kewajibannya
CC Sangat goyah, obligasi yang sangat spekulatif
C Sangat goyah sekali, kemungkinan pailit atau menunggak pembayaran
tetapi tetap melanjutkan pembayaran obligasinya
CI Gagal bayar pada kewajiban pembayaran bunga yang lalu
R Berada dibawah pengawasan yang berwenang sehubungan dengan
kondisi keuangannya
SD Beberapa kewajibannya mengalami gagal bayar
D Gagal bayar dalam kewajibannya dan S&P meyakini bahwa akan terjadi
gagal bayar atas sebagian besar atau seluruh kewajibannya
NR Tidak diberikan peringkat
Moody’s akan melihat kemungkinannya dari risiko gagal bayar obligasi ini
pada saat jatuh tempo. Peringkat tersebut menggambarkan baik kemungkinan gagal
bayar maupun kemungkinan dari kerugian yang akan diderita apabila terjadi gagal
bayar (Wikipedia.com).
Peringkat Investasi oleh Moody’s
Aaa Obligasi berkualitas “terbaik” dengan risiko yang “amat kecil”
Aa1, Aa2, Aa3 Obligasi berkualitas “baik” dengan risiko yang “kecil”
A1, A2, A3 Obligasi peringkat menengah atas dengan risiko yang “kecil”
Baa1, Baa2, Baa3 Obligasi dengan risiko moderat dan oleh karenanya memiliki
karakteristik spekulatif
15
Peringkat Spekulatif oleh Moody’s
Ba1, Ba2, Ba3 Obligasi dengan elemen spekulatif dan dapat berisiko
B1, B2, B3 Obligasi yang dianggap spekulatif dan dapat berisiko tinggi
Caa1, Caa2, Caa3 Obligasi yang “tidak kokoh” dan memiliki risiko yang amat
tinggi
Ca
Obligasi dengan tingkat spekulatif yang tinggi dan
kemungkinan atau amat mungkin sekali terjadi gagal bayar
namun masih ada harapan atas pengembalian bunga dan
pokok hutang
C
Obligasi dengan peringkat terendah dan biasanya gagal bayar
dengan kecil kemungkinannya atas pengembalian pokok
hutang maupun bunganya
Peringkat khusus oleh Moody’s
WR Withdrawn Rating atau menarik kembali peringkat yang diberikan
NR Not Rated atau tidak diperingkat
P Provisional atau peringkat sementara
Berikut adalah rangkuman peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga rating
populer, berfungsi sebagai pengetahuan bagi pembaca tentang kode rating berbagai
perusahaan pemeringkat:
16
Tabel 2.7 Kode Peringkat Keluaran Masing-masing Pemeringkat
Sumber: Wikipedia.com (2011)
2.4 Kriteria Penilaian rating oleh PT Pefindo
Berdasarkan informasi dari situs resmi PT Pefindo, kriteria penilaian untuk
menentukan rating di industri multifinance adalah sebagai berikut:
17
A. Penilaian resiko bisnis:
- Posisi pasar (market position).
Analisa mencakup ulasan rinci pada keunggulan kompetitif perusahaan
dalam industri diukur dengan pangsa pasar, kekuatan waralaba, serta ekuitas
merek produk yang dibiayai. Untuk menentukan pangsa pasar, dipilih
berdasarkan net serviced asset, bukan dari total piutang yang dibukukan
dalam neraca, karena lebih mencerminkan posisi pasar perusahaan.
- Saluran distribusi dan kapabilitas.
Penilaian meliputi analisa komprehensif dari jangkauan jaringan perusahaan
(jumlah cabang, cabang pembantu, titik penjualan, titik lokasi pembayaran
secara menyebar untuk mendekatkan diri ke basis pelanggan yang luas),
kemampuan perusahaan untuk menjaga hubungan baik jangka panjang
dengan cabang-cabang & dealer (pencairan pinjaman sebagian besar
dihasilkan dari referensi dealer), kemampuan perusahaan untuk
mengintegrasikan sistem TI dan mengkoordinasikan pengumpulan data
diantara cabang-cabang serta kemampuan perusahaan untuk secara efisien
mempercepat proses persetujuan kredit dan pencairan pinjaman.
- Diversifikasi.
Analisa rinci mencakup pemeriksaan terhadap seberapa baik perusahaan
dalam hal diversifikasi basis pelanggan, wilayah geografis, sumber dana,
dari portofolio pembiayaan / leasing, dibiayai portofolio produk untuk
menjamin stabilitas pendapatan perusahaan, keuntungan, kualitas aset dan
arus likuiditas.
18
- Kualitas bisnis.
Kajian akan mencakup latar belakang manajemen, rekam jejak, visi, dan
perencanaan strategis dalam menjalankan perusahaan (agresif vs
konservatif). Kualitas sumber daya manusia juga akan dikaji, seperti sumber
daya manusia sangat penting bagi pengembangan bisnis perusahaan dan
pertumbuhan, terutama pada lingkungan bisnis yang sangat kompetitif.
B. Penilaian resiko keuangan:
- Permodalan.
Analisa termasuk pemeriksaan hati-hati pada besar kecilnya modal
perusahaan dan komposisinya (ekuitas, revaluasi aset, laba yang belum
direalisasi, laba ditahan, dan jenis-jenis kuasi-reorganisasi), persyaratan
permodalan perusahaan sehubungan dengan Departemen Keuangan