11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Tarif Kamar Hotel Tarif adalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan dengan ukuran sejumlah uang berdasarkan pertimbangan bahwa dengan nilai uang tersebut sebuah hotel bersedia memberikan jasa kepada pelanggan. Tarif dapat ditetapkan dengan berbagai tujuan sebagai berikut: (Trisnantoro,2005). 1. Penetapan Tarif untuk Pemulihan Biaya. Biaya yang ditetapkan mampu mengembalikan modal awal yang berupa aset tetap maupun bentuk modal lainya. 2. Penetapan Tarif untuk Meningkatkan Akses pelayanan. Biaya yang ditetapkan bisa memberikan manfaat kepada publik berupa produk berbentuk barang maupun jasa 3. Penetapan Tarif untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan. Biaya yang ditetapkan biasa meningkatkan kinerja manajemen untuk memberikan pelayanan kepada komsumen berupa barang maupun jasa. 4. Penetapan Tarif untuk Tujuan Lain. Biaya yang ditetapkan diperuntukan untuk dana pengaman yang nantinya dimanfaatkan untuk keperluan operasional lainya dalam perusahaan.
21
Embed
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Tarif Kamar Hoteleprints.mercubuana-yogya.ac.id/3017/3/BAB II.pdfSedangkan menurut Horgren (2008) “Harga pokok produksi adalah biaya barang yang dibeli
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Tarif Kamar Hotel
Tarif adalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan dengan
ukuran sejumlah uang berdasarkan pertimbangan bahwa dengan nilai
uang tersebut sebuah hotel bersedia memberikan jasa kepada
pelanggan. Tarif dapat ditetapkan dengan berbagai tujuan sebagai
berikut: (Trisnantoro,2005).
1. Penetapan Tarif untuk Pemulihan Biaya.
Biaya yang ditetapkan mampu mengembalikan modal awal
yang berupa aset tetap maupun bentuk modal lainya.
2. Penetapan Tarif untuk Meningkatkan Akses pelayanan.
Biaya yang ditetapkan bisa memberikan manfaat kepada publik
berupa produk berbentuk barang maupun jasa
3. Penetapan Tarif untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan.
Biaya yang ditetapkan biasa meningkatkan kinerja manajemen
untuk memberikan pelayanan kepada komsumen berupa barang
maupun jasa.
4. Penetapan Tarif untuk Tujuan Lain.
Biaya yang ditetapkan diperuntukan untuk dana pengaman
yang nantinya dimanfaatkan untuk keperluan operasional
lainya dalam perusahaan.
12
Daftar tarif kamar hotel biasanya secara regular
dipublikasikan. Daftar tarif ini biasa dikenal dengan The Rack Rate
yaitu suatu sistem tarif kamar hotel yang sudah ditetapkan
berdasarkan kebijakan harga sebagai hasil keputusan manajemen
hotel dan dipublikasikan dalam bentuk leaflet atau brosur yang
tersedia di front office.
2.2. Cara-cara Penetapan Tarif Kamar Hotel
Cara-cara penetapan tarif kamar hotel yang sering digunakan pihak
manajemen hotel dalam penetuan tarif, yakni (yoeti,2007):
a. Target Profit Pricing.
Suatu cara penetapan tarif kamar berdasarkan rata-rata tingkat
hunian kamar hotel yang dapat menjamin pengembalian investasi
yang dilakukan (Based on average occupancy which will provide
an adequate return).
b. Perceived-Value Pricing.
Suatu sistem penetapan tarif kamar hotel berdasarkan nilai atau
manfaat dari produk yang ditawarkan. Perceived-Value Pricing ini
merupakan suatu strategi yang secara umum ditujukan untuk a
specific customer mix.
c. Going Rate.
Penetapan harga kamar berdasarkan permintaan rata-rata sebagai
langkah menghadapi persaingan (keeping peace with the
competition).
13
d. Price Ranging.
Penetapan tarif kamar hotel berdasarkan pada penentuan tarif
kamar yang tertinggi untuk kamar yang terbaik, kemudian tarif
kamar yang lebih rendah sampai kepada tarif kamar dengan
kualitas terjelek. Cara penetapan tarif kamar semacam ini dianut
oleh hampir kebanyakan hotel sekarang ini.
e. Value –Added Pricing.
Penetapan tarif kamar hotel dengan cara memberikan tarif khusus
atau diskon dalam bentuk paket-paket yang menarik dengan
memberikan bermacam-macam fasilitas yang dapat dinikmati oleh
calon tamu hotel. Dalam menginformasikan tarif kepada tamu
hotel maka dalam tarif kamar yang di informasikan perlu
disampaikan apa saja yang sudah termasuk dalam tarif itu:
Kamar saja (Room Only).
Kamar dan makan pagi (Room and Breakfast).
Kamar dan makan tiga kali (Room and Meals).
Kamar dengan segala kebebasan untuk menggunakan fasilitas
yang ada (Room Plus all recreational facilities).
Kamar dan tiket bebas untuk champagne, opera ticket, shopping
vouchers dan lain-lain.
f. Price Skimming.
Suatu strategi yang diadopsi oleh hotel-hotel yang baru memasuki
pasar dengan menggunakan Well Known Brand Name. Biasanya
14
hotel jenis ini menetapkan tarif kamar yang relatif tinggi. Hal ini
disebabkan oleh kualitas kamar yang tersedia dan produk serta
fasilitas lainnya
2.3. Harga Pokok
Dalam akuntansi biaya, biaya merupakan semua pengeluaran yang
sudah terjadi (expired) yang digunakan dalam memproses produksi yang
difasilitaskan seluruh biaya expired tersebut membentuk suatu harga
pokok. Perolehan suatu barang jasa yang ditunda pembebanannya di masa
yang akan datang (Supriyono,2006).
Harga perolehan atau harga pokok (cost) adalah jumlah yang dapat
diukur dalam satuan uang dalam bentuk:
Kas yang dibayarkan, atau
Nilai barang lainnya yang diserahkan atau dikorbankan , atau
Nilai jasa yang diserahkan atau dikorbankan, atau
Hutang yang timbul, atau
Tambahan modal
Dalam rangka pemilihan barang dan jasa yang diperlukan
perusahaan baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah terjadi)
maupun pada masa yang akan datang ( harga perolehan yang akan
terjadi).
15
Sedangkan menurut Horgren (2008) “Harga pokok produksi adalah biaya
barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama
periode akuntansi berjalan”.
Dalam pengertian ini Horngren menjelaskan semua biaya yang melekat dalam
produksi barang akan diakui sebagai harga pokok produksi meskipun biaya
tersebut muncul sebelum periode akuntansi berjalan.
Menurut Mursyidi (2012) “Harga pokok produksi adalah biaya yang telah
terjadi yang dibebankan / dikurangkan dari penghasilan “.
Hal ini menjelaskan jika semua beban yang dikurangkan dari omset atau
penjualan kotor merupakan harga pokok produksi. jadi teori ini jelas menyebutkan
bahwa jika cara menghitung laba kotor dengan mengurangkan omset dengan
harga pokok produksi.
Menurut Bastian Bustami dan Nurlela “Harga pokok produksi adalah
kumpulan biaya produksi dalam proses awal dan dikurangi persedian produk
dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu.
Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada
persediaan produk dalam proses awal dan akhir”.
Dalam definisi ini Bastian Bustami dan Nurlela menjelaskan bahwa harga pokok
produksi berbeda dengan biaya produksi. Namun jika persediaan awal dan
persediaan akhirnya tidak ada maka kedua unsur biaya ini adalah sama.
Dari pengertian pengertian diatas dapat disimpulkan harga pokok adalah
biaya yang terkait dala proses produksi suatu produk baik secara langsung
maupun tidak langsung, yang membentuk harga dasar suatu produk, dan melekat
terjadi sebelum ataupun sesudah produk itu jadi.
16
2.4. Activity Based Costing (ABC System)
Beberapa pengertian Activity Based Costing yang dikemukakan oleh
beberapa ahli ekonomi:
Menurut Supriyono (2006) “ABC system adalah sistem informasi
yang dapat menyajikan informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai
pekerjaan (aktivitas) yang mengkonsumsi sumber (biaya aktivitas) untuk
mencapai tujuan pekerjaan (produk dan pelanggan)”. Menurut Mowen
(1999) Activity Based Cost System (ABC System) adalah pendekatan
pembebanan biaya yang pada awalnya menggunakan penelusuran
langsung dan penggerakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan
kemudian menggunakan penggerakan untuk membebaskan biaya ke
objek biaya”.
Menurut Mulyadi (2005) “ Activity Based Cost Syatem (ABC
System) adalah sistem informasi biaya berbasis aktivitas yang didesain
untuk memotivasi personel dalam melakukan pengurangan biaya dalam
jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas”.
Dari beberapa pengertian ABC diatas dapat disimpulkan bahwa
ABC System merupakan pendekatan penentuan biaya jasa yang
membebankan biaya ke jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang
disebabkan karena aktivitas. Pendekatan penentuan biaya ini adalah
bahwa jasa sebuah perusahaan dilakukan oleh aktivitas dan aktivitas yang
dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan
timbulnya biaya. Sumber daya dibebankan ke aktivitas, kemudian
aktivitas dibebankan ke objek biaya berdasarkan kegunaannya.
Menurut (Supriyono, 2006): Konsep-konsep yang mendasari ABC
System adalah
17
1. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan pelanggan akan mengkonsumsi sumber-sumber
daya yang memerlukan uang. Manajer mengidentifikasi
aktivitas-aktivitas utama yang dilakukan oleh setiap
departemen serta sumber-sumber daya yang dikonsumsinya
dan kemudian memiliki pemicu biaya untuk setiap aktivitas
tersebut. Pemicu biaya haruslah merupakan ukuran yang
terkuantifikasi dari apa yang menyebabkan sumber-sumber
daya tadi digunakan.
2. Biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas-aktivitas
haruslah dibebankan kepada obyek biaya berdasarkan unit
aktivitas yang dikonsumsi oleh obyek biaya tersebut. Pemicu
biaya dipakai untuk mengalokasikan biaya-biaya ke produk dan
jasa.
Ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi sebelum kemungkinan
penerapan sistem ABC System yaitu (Supriyono, 2006):
1. Biaya-biaya berdasar non unit harus merupakan persentase
signifikan dari biaya overhead. Jika biaya-biaya ini
jumblahnya kecil, maka sama sekali tidak ada masalah
dalam pengalokasiannya pada tiap produk.
2. Rasio-rasio konsumsi antara aktivitas-aktivitas berdasarkan
unit dan aktivitas-aktivitas berdasarkan non unit harus
berbeda. Jika berbagai produk menggunakan semua
18
aktivitas overhead dengan rasio yang kira-kira sama, maka
tidak ada masalah jika cost driver berdasar unit digunakan
untuk mengalokasikan semua biaya overhead pada setiap
produk.
Menurut (Akbar, 2011):Syarat-syarat penerapan ABC System adalah
1. Diversitas produk perusahaan tinggi.
Disini maksudnya perusahaan memproduksi berbagai macam
produk atau lain produk yang diproses dengan mengunakan fasilitas
manufaktur yang sama. Dengan demikian akan timbul masalah
untuk mengalokasikan atau membebankan sumber daya yang
dikonsumsi masing-masing produk.
2. Menghadapi persaing ketat
Terhadap beberapa perusahaan yang memproduksi produk yang
sama atau sejenis. Dengan adanya persaing maka masing-masing
perusahaan masuk ke dalam persaingan untuk memperbesar pangsa
pasarnya. Dalam keadaan seperti ini, maka informasi tentang harga
pokok produk yang akurat akan lebih mendukung berbagai macam
pengambilan keputusan.
3. Biaya pengukurkan dapat dikatakan rendah.
Agar penerapan ABC system dapat optimal, biaya-biaya pengukuran
untuk menghasilkan informasi biaya aktivitas harus relatif rendah.
19
Ini berarti biaya perencanaan dan pengoperasian sistem tersebut
harus lebih rendah dari pada manfaat yang diperoleh dari penerapan
sistem tersebut di masa yang akan datang.
2.5. Langkah- Langkah Perhitungan Dalam ABC System
Dalam menjawab rumusan masalah mengenai tarif yang
dibebankan untuk pelanggan maka pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kuantitatif yaitu dengan berbagai perhitungan untuk
menentukan harga pokok jasa sewa kamar. Untuk melakukan perhitungan
penentuan harga pokok jasa sewa kamar dengan ABC system adalah
melakukan tahapan sebagai berikut (Supriyono,2002):
2.5.1. Klasifikasi Aktivitas.
Biaya dibebankan kepada pusat-pusat biaya atau aktivitas yang
mengkonsumsi sumber daya. Penggolongan aktivitas-aktivitas untuk
pembebanan kepada pusat-pusat biaya atau aktivitas adalah sebagai
berikut:
1. Aktivitas berlevel unit (Unit Level Activites).
Aktivitas ini meliputi semua aktivitas yang dilakukan setiap kali satu
unit jasa dihasilkan, yang dapat dipengaruhi oleh banyaknya pelanggan
yang menggunakan jasa sewa kamar. Aktivitas ini dilakukan untuk
setiap unit produksi. Biaya aktivitas berlevel unit bersifat proprosional
dengan jumlah unit produksi.
20
2. Aktivitas berlevel tingkat kelompok unit (Batch-Level Activities)
Aktivitas ini berhubungan dengan sekelompok produk jasa yang
dihasilkan. Aktivitas dilakukan setiap kelompok unit diproses, tanpa
memperhatikan berapa unit yang ada pada kelompok unit tersebut.
3. Aktivitas berlevel produk atau jasa (Product/Service-Sustaining
Activities).
Aktivitas ini untuk mendukung kelangsungan produk jasa yang
dihasilkan. Aktivitas ini berhubungan dengan penelitian
pengembangan produk. Aktivitas ini mendukung produksi atau jasa
spesifik dan biasanya dikerjakan tanpa memperhatikan beberapa batch
atau unit yang diproduksi atau dijual. Aktivitas ini dilakukan karena
dibutuhkan untuk menopang produksi setiap jenis produk atau jasa