-
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Koperasi
2.1.1 Pengertian Koperasi
Koperasi secara etimologi berasal dari kata cooperation, terdiri
dari kata
co yang artinya bersama dan operation yang artinya bekerja atau
berusaha. Jadi
kata cooperation dapat diartikan bekerja bersama-sama atau usaha
bersama untuk
kepentingan bersama. Secara umum koperasi dipahami sebagai
perkumpulan
orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk
memperjuangkan
peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan
sebuah
perusahaan yang dikelola secara demokratis. Berikut ini adalah
beberapa
pengertian koperasi sebagai pegangan untuk mengenal koperasi
lebih jauh.
Menurut pendapat Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, (2001 : 17)
tentang
koperasi
“suatu perkumpulan yang beranggotakan orang perorangatau
badan hukum, yang memeberikan kebebasan kepada anggota
untukmasuk dan keluar, dengan bekerjasama secara
kekeluargaan menjalankanusaha untuk mempertinggi
kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.”
Hal ini juga ditambahkan oleh ILO dalam Revrisond Baswir, (2000
: 2 )
tentang pengertian koperasi
“suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan
ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi
perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing
memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang
diperlukan, dan bersedia menanggung risiko serta menerima
imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan.”
-
9
Pengertian koperasi di Indonesia dalam UU No. 25 Tahun 1992
tentang
perkoperasian yang menyebutkan bahwa koperasi
“badan usaha yang beranggotakan orang - orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan.”
Menurut Undang-undang no 17 tahun 2012 pasal 1, tentang
pengertian
koperasi
“badanhukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau
badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para
anggotanya sebagai modal untukmenjalankan usaha, yang
memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi,
sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip
Koperasi.”
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan koperasi
dalam
penelitian ini adalah perkumpulan orang atau badan usaha yang
memiliki tujuan
yang sama yaitu mencapai kesejahteraan ekonomi yang berlandaskan
asas
kekeluargaan.
2.1.2Tujuan Koperasi
Menurut UU 17 Tahun 2012 Pasal 4 koperasi bertujuan,
“Meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang
demokratis
dan berkeadilan.”
Menurut Untung, (2004: 5) koperasi pada hakekatnya,
“Melayani semua kebutuhan anggota pada tingkat terbaik, baik
dalam tingkat kondisi ekonomi, sosial maupun kondisi politik
yang beragam.”
Pengertian tersebut maka keberhasilan koperasi dalam mencapai
tujuannya
dapat diukur daripeningkatan kesejahteraan anggota.
Kesejahteraan bermakna
-
10
sangat luas dan juga bersifat relatif, karena ukuran sejahtera
bagi seseorang dapat
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya., hal ini karena
pada umumnya sifat
dar manusia yang tidak akan pernah puas terhadap keadaan, maka
dari itu
kesejahteraan selalu dikejar tanpa batas.
Walaupun demikian, menurut Arifin dkk, (2001: 19)
keberhasilan
koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi
anggotanya akan
lebih mudah diukur, apabila aktivitas ekonomi yang dilakukan
anggota
melibatkan koperasi. Menurut pengertian teori ekonomi klasik,
tingkat
kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi rendahnya
pendapatan riil. Apabila
pendapatan riil seseorang atau masyarakat meningkat, maka
kesejahteraan
ekonomi seseorang atau masyarakat tersebut juga meningkat.
Dengan demikian,
tujuan koperasi itu diwujudkan dalam bentuk meningkatnya
pendapatan riil para
anggotanya. Pengertian kesejahteraan yang bersifat abstrak dan
relatif tersebut
dapat diubah menjadi pengertian yang lebih nyata dalam bentuk
pendapatan,
sehingga pengukurannya dapat dilakukan dengan lebih baik.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan tujuan
koperasi
dalam penelitian ini adalah untuk menyejahterakan anggotanya
melalui pelayanan
usaha, dalam hal ini maka pelayanan anggota merupakan prioritas
utama
dibandingkan dengan masyarakat umum.
2.1.3Peran Koperasi
Menurut Untung, (2004 : 5) Koperasi pada umumnya dinyatakan
“Melayani kebutuhan semua anggota pada tingkat terbaik, baik
dalam kondisi ekonomi, sosial maupun kondisi politik yang
beragam.”
-
11
Koperasi dibentuk sesuai dengan kebutuhan anggotanya (dengan
kosekwensi bentuknya beragam sehingga tidak harus sama
bentuknya, dan
ketentuan dirumuskan sebagai standar acuan dengan mencakup
syarat minimum
yang harus dipenuhi), maupun berdasarkan pengalaman atau
mengakomodasi
unsur-unsur budaya lokal.
Menurut Pandji, dkk (2003: 164) dijabarkan bahwa peran koperasi
yang
paling penting adalah
“untuk mengatur penggunaan sumber-sumber secara efektifyang
diberikan oleh pemerintah pusat dan untuk memobilisasikan
sumber-sumbersetempat secara cukup dalam proses
pembangunan.”
Koperasi juga dapat memainkan perannya dalam memberikan
input-input
produksi dan pelayanan yang diperlukan oleh para anggotanya
maupun mengelola
input-input dan pelayanan yang berasal dari berbagai saluran
dalam sistem
lembaga. Selanjutnya, koperasi dapat meningkatkan kemampuan para
anggotanya
dalam berorganisasi secara efektif, sehingga para anggotanya
mempunyai
kesempatan yang besar dalam mengartikulasikan
kebutuhan-kebutuhan dan tutuan
mereka.
Koperasi juga dapat berperan sebagai penghubung antara penduduk
dan
lembaga-lembaga nasional yang menguasai sumber-sumber dan
kebijakan.
Dengan demikian, koperasi dapat memberikan sumbangannya bagi
keberhasilan
pembangunan dalam konteks memperbaiki atau meningkatkan
produktivitas,
memperluas kesempatan-kesempatan kerja dan memberikan pemerataan
yang
lebih besar dalam pembagian pendapatan penduduk.
-
12
Menurut Undang-undang No 25 tahun 1992 pasal 4 dijelaskan
bahwa
fungsi dan peran dari koperasi adalah sebagai berikut:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya.
2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dan koperasi sebagai
soko gurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional, yang merupakan usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
5. Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi
bagi para pelajar bangsa.
Namun dari berbagai peran koperasi tersebut akan dapat terwujud
jika ada
peran serta dari masyarakat dan anggotanya, tanpa adanya
dukungan serta peran
serta dari masyarakat dan anggotanya maka koperasi tidak akan
dapat
berkembang.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan peran
koperasi
dalam penelitian ini adalah sebagai motivator, inovator, dan
fasilitator.
memotivasi anggotanya dalam berwirausaha dengan mengembangkan
minat dan
bakat yang dimiliki, sehingga koperasi mampu menumbuhkan ide-ide
baru yang
baru dan inovatif dalam hal berwirausaha, dan menjadi
fasilitator artinya koperasi
dapat memfasilitasi anggota dalam mengembangkan minat
kemampuannya.
2.1.4 Prinsip Koperasi
Menurut UU No.17 Tahun 2012 passal 6 ayat 1 tentang prinsip
koperasi
“Ketentuan-ketentuan pokok yang berlaku dalam koperasi dan
dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi. Prinsip
koperasimerupakan esensi dari dasar kerja koperasi sebagai
-
13
badan usaha dan merupakan ciri khas dan jati diri koperasi
yang
membedakaanya dari badan usaha lain.”
Menurut ICA dalam Untung (2005: 7) prinsip – prinsip koperasi
adalah
sebagai berikut:
1. Keanggotaan yang Sukarela dan Terbuka. Koperasi-koperasi
adalah perkumpulan sukarela, terbuka bagi semua orang yang
bersedia menggunakan jasa-jasanya dan bersedia menerima
tanggung jawab keanggotaan, tanpa membedakan jenis
kelamin (gender), latar belakang sosial, ras, politik, atau
agama.
2. Pengendalian oleh anggota secara demokrasi. Koperasi
adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh para
anggotanya, secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat
keputusan. Pria dan wanita yang dipilih sebagai wakil
anggota bertanggung jawab kepada rapat anggota.
3. Partisipasi Ekonomi Anggota. Para anggota memberikan
kontribusi permodalan koperasi secara adil dan melakukan
pengawasan secara demokratis terhadap modal tersebut.
Anggota merupakan pemilik sekaligus pengguna yang
memenuhi kebutuhannya melalui koperasi.
4. Otonomi dan Kemandirian. Koperasi adalah organisasi
otonom, menolong diri sendiri serta diawasi oleh para
anggotanya. Apabila koperasi mengadakan perjanjian dengan
organisasi lain, termasuk pemerintah, atau memupuk modal
dari sumber luar, koperasi melakukannya berdasarkan
persyaratan yang menjamin pengawasan demokratis oleh para
anggotanya dan mempertahankan otonomi mereka.
5. Pendidikan, Pelatihan dan Penerangan. Koperasi memberikan
pendidikan dan pelatihan bagi para anggota, wakil-wakil
anggota yang dipilih oleh rapat anggota serta para manajer
dan karyawan, agar mereka dapat melakukan tugasnya lebih
efektif bagi perkembangan koperasinya. Mereka memberikan
penerangan kepada masyarakat umum tentang hakikat
perkoperasian dan manfaat koperasi.
6. Kerja Sama antar Koperasi. Koperasi melayani para
anggotanya secara kolektif dan memperkuat gerakan koperasi
dengan bekerja sama melalui organisasi koperasi tingkat
lokal, nasional, regional, dan internasional.
7. Kepedulian terhadap Masyarakat. Koperasi melakukan
kegiatan untuk pengembangan masyarakat sekitarnya secara
berkelanjutan, melalui kebijakan-kebijakan yang diputuskan
rapat anggota.
-
14
Sedangkan prinsip-prinsip koperasi menurut UU Peraturan koperasi
No17
Tahun 2012Pasal 6 menyebutkan sebagai berikut:
1. Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka. 2.
Pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis.
3. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi
Koperasi.
4.Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan
independen.
5.Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi
Anggota, Pengawas, Pengurus, dan karyawannya, serta
memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri,
kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi.
6.Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat
GerakanKoperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan
kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan
internasional.
7.Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi
lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang
disepakati oleh Anggota.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan prinsip
koperasi
dirumuskan dalam penelitian ini adalah agar menjadi landasan
bagi berjalannya
sebuah koperasi dalam menjalankan sebagaimana fungsinya yaitu
untuk
menyejahterakan anggotanya baik dari segi kebutuhan ekonomi,
sosial dan
budaya.
2.1.5Jenis Koperasi
Karakteristik koperasi berbeda dengan badan usaha lain.
Perbedaan antara
koperasi dengan bentuk perusahaan lainnya tidak hanya terletak
pada landasan
dan asasnya, tapi juga pada prinsip-prinsip pengelolaan
organisasi dan usaha yang
dianut. Prinsip-prinsip pengelolaan koperasi merupakan
penjabaran lebih lanjut
dari asas kekeluargaan yang dianutnya.
-
15
Koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberikan kesempatan
kepada
anggota – anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan ongkos
( bunga)
yang ringan.
Akan tetapi untuk dapat memberikan pinjaman itu koperasi
memerlukan
modal. Modal koperasi yang utama adalah simpanan anggota
sendiri. Dari uang
simpanan yang dikumpulkan bersama – sama itu diberikan pinjaman
kepada
anggota yang perlu dibantu.
Fungsi pinjaman di dalam koperasi adalah sesuai dengan tujuan -
tujuan
koperasi pada umumnya, yaitu untuk memperbaiki kehidupan
anggotanya.
Misalnya :
a. Dengan pinjaman itu seorang petani dapat membeli pupuk,
benih
unggul, pacul dan alat –alat pertanian lainnya yang akan
membantu
meningkatkan hasil usaha taninya. Hal ini berarti akan
membantu
menaikkan pendapatannya. Pendapatan yang bertambah berarti
memperbaiki kehidupannya.
b. Dengan uang pinjaman, maka nelayan akan dapat membeli
jaringan
penangkapan ikan yang baik sehingga diharapkan pendapatannya
dapat bertambah.
c. Dengan uang pinjaman, maka seseorang buruh atau karyawan
akan
dapat membeli barang yang tak dapat dibeli dari upah atau
gajinya.
Dengan mengangsur pinjaman itu setiap bulan, ia akan
memiliki
barang – barang untuk keperluan anaknya.
-
16
Dalam memberikan pelayanan – pelayanan itu pengurus koperasi
simpan
pinjam selalu berusaha supaya ongkos ( bunga) yang ditetapkan
serendah
mungkin agar dirasakan ringan oleh para anggotanya. Selain itu
pengurus
koperasi harus memperhatikan agar pinjaman itu betul – betul
digunakan untuk
hal – hal yang bermanfaat.
Koperasi simpan pinjam ialah koperasi yang bergerak dalam
lapangan
usaha pembentukan modal melalui tabungan – tabungan para anggota
secara
teratur dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para
anggota
dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif
dan
kesejahteraan.
Tujuan koperasi simpan pinjam adalah :
1. Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat
membutuhkan
dengan syarat – syarat yang ringan
2. Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara
teratur
sehingga membentuk modal sendiri
3. Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian
dari
pendapatan mereka
4. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian
Prinsip koperasi simpan pinjam
Usaha koperasi yang dikelola oleh para anggota dengan
membentuk
kepengurusan koperasi melalui rapat anggota yang terlaksanakan
kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi.
Prinsip koperasi terdiri dari :
-
17
1. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.
2. Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.
3. Pembagian laba ( sisa hasil usaha)dilakukan secara adil dan
sebanding
dengan besar jasa para anggota.
4. Kemandirian.
5. Pendidikan perkoperasian.
6. Kerjasama antar koperasi.
Manfaat koperasi simpan pinjam terdiri dari :
1. Anggota dapat memperoleh pinjaman dengan mudah dan tidak
berbelit- belit.
2. Proses pembagian bunga adil, karena disepakati dalam rapat
anggota
3. Pada saat peminjaman dana, tidak menggunakan syarat
adanya
jaminan.
Manajemen koperasi simpan pinjam
Ruang lingkup kegiatan usaha koperasi simpan pinjam secara
umum
adalah penghimpunan dan penyaluran dana yang terbentukpenyaluran
pinjaman
terutama dari dan untuk anggota.
Kegiatan dari sisi pasiva, koperasi simpan pinjam melakukan
kegiatan
penghimpunan dana baik dari anggota ataupun masyarakat umum.
Bentuk
penghimpunan dana ini bisa berupa tabungan atau simpanan
sedangkan dari
masyarakat bisa berbentuk pinjaman modal usaha. Sedangkan
kegiatan dari sisi
aktiva adalah melakukan upaya untuk memperoleh laba dengan
cara
-
18
mengalokasikan dari hasil penghimpunan dana yang disalurkan
kepada anggota
dalam bentuk pinjaman.
Dilihat secara rincinya, kegiatan koperasi adalah sebagai
berikut :
1. Koperasi simpan pinjam di tuntut mampu melayani penyimpangan
dan
juga penarikan dana oleh anggota sesuai dengan ketentuan dan
kesepakatan.
2. Koperasi simpan pinjam juga menyalurkan dana yang terkumpul
dari
anggota yang di masa datang akan diterima kembali secara
bertahap.
Dikedua kegiatan tersebut, harus dikelola sedemikian rupa agar
kegiatan
penghimpunan dan penyaluran dana berjalan dengan seimbang.
2.1.6 Pengembangan Koperasi
Menurut Anoraga, 2007 : 66 tentang pengembangan koperasi
adalah
“Tanggung jawab dari setiap pengurus yang membutuhkan
motivasi dan kreativitas.”
Jika hal ini dapat dilakukan oleh setiap pengurus, maka besarlah
harapan
untuk dapat menjadikan koperasi yang semula kecil menjadi skala
menengah
bahkan menjadi sebuah pengembangan koperasi yang besar.
Selanjutnya
pengembangan ini juga diarahkan pada pengembangan kemampuan
koperasi
masing – masing dalam pemupukan modal sendiri dan dalam usaha
memperoleh
kredit denga syarat yang memadai. Koperasi – koperasi sangat
memerlukan kredit
baik untuk pengadan sarana produksi yang diperlukan maupun
kegiatan
pemasaran yang diselenggarakan.
Sementara itu, pengembangan dikoperasi ialah meningkatkan
fungsi
pelayanan koperasi – koperasi dan koperasi Unit Desa kepada
anggota masing –
-
19
masing dan masyarakat sekitarnya yang memberikan dampak
membantu
peningkatan kesejahteraan mereka melalui kegiatan usaha yang
dilakukan secara
efektif dan efisien.
Pengembangan koperasi untuk meningkatkan kemampuan koperasi,
terutama koperasi- koperasi Unit Desa, untuk mendukung usaha –
usaha koperasi
dalam upaya pemantapan, peningkatan dan perluasan peranan
koperasi diberbagai
sektor usaha seperti pertanian pangan, perkebunan, peternakan,
perikanan, argo
industri, industri kecil dan kerajinan rakyat, pertambangan
rakyat, listrik
pedesaan, asuransi serta pengadaan dan penyaluran alat – alat
produks, disamping
pengadaan dan penyaluran bahan – bahan kebutuhan pokok dan
konsumsi.
Langkah – langkah yang diambil dalam melaksanakan pengembangan
koperasi
adalah :
a. Mengupayakan struktur permodalan yang lebih seimbang antara
modal
yang barasal dari luar dan modal dari dalam. Dengan perbandingan
yang
lebih seimbang antara modal dari dalam dan modal dari luar
koperasi
diharapkan akan semakin mampu mengurangi ketergantungan pada
dana
dari bank yang biayanya mahal. Dalam upaya mengurangi
ketergantungan
ini, maka bank koperasi dibina dan ditingkatkan kemampuannya
b. Mengupayakan struktur permodalan yang lebih seimbang antara
modal
yang berasal dari luar dan modal dari dalam. Dengan perbandingan
yang
lebih seimbang antara modal dari dalam dan modal dari luar
koperasi
diharapkan semakin mampu mengurangi ketergantungan pada dana
dari
bank dan yang biayanya mahal
-
20
c. Meningkatkan pembinaan dalam pemupukan modal melalui
simpanan
wajib dan menggalakkan kesadaran menabung di pihak anggota
sendiri
d. Membantu koperasi atau KUD untuk mengembangkan kegiatan
simpan
pinjam
e. Mendorong pengembangan kegiatan usaha koperasi di daerah -
daerah
terpencil, seperti daerah pemukiman transmigrasi,
perkampungannelayan
dan sebagainya
Dalam pelaksanaan langkah – langkah ini diharapkan akan
dapat
meningkatkan daya saing dan juga kemampuan kerja sama koperasi –
koperasi
tersebut, baik dengan bank maupun dengan perusahan – perusahan
lain baik
swasta maupun negara.
2.1.7 Anggota Koperasi
Menurut Untung, 2004: 33 tentang anggota koperasi adalah
“Pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Keanggotaan
koperasi bersifat pribadi dan keanggotaan tersebut tidak
dapat
dipindahtangankan. Keanggotaan koperasi tidak dapat juga
diwariskan walaupun manakala seorang anggota meninggal
dunia, maka para ahli warisnya berhak menerima sisa hasil
usaha, simpanan pokok dan simpanan wajib ataupun sisa hasil
penyelesaian dalam hal terjadi pembubaran Koperasi, namun
hak
dari para ahli waris tersebut adalah berdasarkan title
umum.”
Syarat-syarat sebagai anggota koperasi :
1. Warga Negara Indonesia
2. Mampu melakukan tindakan hukum
3. Bersedia mematuhi anggaran dassar dan anggaran rumah
tangga
4. Bersedia mematuhi aturan-aturan yang berlaku
5. Berkeinginan memajukan koperasi
-
21
6. Tidak ada paksaan dari pihak lain
Keanggotaan koperasi, dapat berakhir apabila :
1. Meninggal dunia
2. Bertentangan dengan tujuan koperasi
3. Mengundurkan diri
4. Selalu merugikan koperasi
5. Diperhentikan oleh pengurus karena melanggar peraturan
yang
berlaku.
Setiap anggota koperasi mempunyai kewajiban dan hak yang
sama
terhadap Koperasi sebagaiman telah diatur dalam anggaran
dasarnya. Adapun
kewajiban dari anggota kperasi menurut UU Perkop No 17 Tahun
2012 pasal 29
adalah sebagai berikut :
1. Mematuhi anggaran dasar dan rumah tangga serta keputusan
yang telahdisepakati dalam rapat anggota.
2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan
oleh Koperasi.
3. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan
asas kekeluargaan.
Hak anggota koperasi telah ditentukan dalam UU Perkop No 17
Tahun
2012 pasal 29 adalah sebagai berikut:
1. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara
dalam RapatAnggota.
2. Mengemukakan pendapat atau saran kepada Pengurus di luar
RapatAnggota baik diminta atau tidak.
3. Memilih dan atau dipilih menjadi Pengawas atau Pengurus.
4. Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam
AnggaranDasar.
5. Memanfaatkan jasa yang disediakan oleh Koperasi.
6. Mendapat keterangan mengenai perkembangan Koperasi
sesuai denganketentuan dalam Anggaran Dasar.
-
22
7. Mendapatkan Selisih Hasil Usaha Koperasi dan kekayaan
sisa
hasilpenyelesaian Koperasi.
Keanggotaan dalam koperasi bersifat terbuka terhadap semua
masyarakat,
seorang yang telah menjadi anggota koperasi harus mau untuk ikut
bersama-sama
mengembangkan koperasinya dengan mau menggunakan jasa Koperasi
dan
bersedia menerima tanggung jawab keanggotaannya. Untuk Kewajiban
dan hak
anggota dalam koperasi kewajiban dan hak tersebut tidak dapat
dikurangi atau
dihilangkan oleh para pengurus koperasi, karena hak-hak tersebut
melekat pada
keanggotaan setiap anggota koperasi. Adanya kewajiban dan hak
anggotakoperasi
itu adalah cerminan bahwa koperasi adalah sebuah organisasi
ekonomi yang
demokratis.
2.2 Partisipasi Anggota
2.2.1 Pengertian Partisipasi Anggota
Partisipasi anggota merupakan kesediaan anggota itu untuk
memikul
kewajiban dan menjalankan hak keanggotaanya secara bertanggung
jawab, maka
partisipasi anggota koperasi yang bersangkutan sudah dikatakan
baik. Menurut
Anoraga dan Nanik (2003: 111) bahwa :
“jika ternyata hanya sedikit yang demikian, maka partisipasi
anggota koperasi tersebut dikatakan buruk atau rendah”.
Partisipasi anggota menurut Keith Davis dalam Arsad Matdoan,
(2011: 29)
bahwa:
“Partisipasi didefinisikan sebagai individu keterlibatan
mental
dan emosional dalam situasi kelompok yang mendorong dia
untuk
berkontribusi tujuan dan berbagi tanggung jawab untuk
mereka.”
-
23
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa partisipasi anggota
merupakan
keterlibatan mental dan emosional dari orang-orang dalam situasi
kelompok yang
mendorong orang-orang tersebut memberikan kontribusinya terhadap
tujuan
kelompoknya itu dan berbagai tanggung jawab atas pencapaian
tujuan tersebut.
Partisipasi dibutuhkan untuk mengurangi kinerja yang buruk,
mencegah
penyimpangan dan membuat pemimpin koperasi bertangung jawab.
Partisipasi
anggota sering disebut sebagai alat pengembangan maupun sebagai
tujuan akhir
itu sendiri. Menurut Castilo dalam Jochen (2003:39), beberapa
penulis menyakini
bahwa partisipasi adalah kebutuhan dan hak asasi manusia yang
mendasar.
Menurut Hendar dan Kusnadi (2005: 64), partisipasi memegang
peranan
yang menentukan dalam perkembangan koperasi, tanpa partisipasi
anggota,
koperasi tidak akan dapat bekerja secara efisien dan efektif.
Koperasi merupakan
alat yang digunakan oleh para anggota untuk melaksanakan
fungsi-fungsi tertentu
yang telah disepakati bersama. Sukses tidaknya, berkembang
tidaknya,
bermanfaat tidaknya dan maju mundurnya suatu koperasi akan
sangat bergantung
sekali pada peran partisipasi aktif dari para anggotanya.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan
partisipasi
anggota dalam penelitian ini adalah kesediaan anggota untuk
memikul kewajiban
dan menjalankan hak keanggotaannya secara bertanggung jawab.
Partisipasi
dibutuhkan untuk mengurangi kinerja yang buruk, mencegah
penyimpangan dan
membuat pemimpin koperasi bertangung jawab. Partisipasi memegang
peranan
yang menentukan dalam perkembangan koperasi. Tanpa partisipasi
anggota,
koperasi tidak akan dapat bekerja secara efisien dan efektif
-
24
2.2.2 Dimensi Partisipasi
Menurut Hendar & Kusnadi (2005: 92 - 93) partisipasi
meliputi 4 dimensi, yaitu :
“sifatnya, bentuknya, pelaksanaannya dan peran serta
perorangan/sekelompok orang. Dimensi-dimensi partisipasi
dibedakan menjadi empat macam, yaitu dimensi partisipasi
dipandang dari sifatnya, dimensi partisipasi dipandang dari
bentuknya, dimensi partisipasi dipandang dari
pelaksanaannya,
dan dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya.”
1) Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya
Dipandang dari sifatnya,yaitu partisipasi dapat berupa,
partisipasi yang
dipaksakan (forced) dan partisipasi sukarela (voluntary).
Partisipasi yang
dipaksakan (forced) apabila tidak dipaksa oleh situasi dan
kondisi, maka
partisipasi tidak akan sesuai dengan prinsip koperasi yang
terbuka dan sukarela
serta manajemen yang demokratis. Partisipasi yang sesuai pada
koperasi adalah
partisipasi yang bersifat sukarela serta manajemen yang
demokratis. Partisipasi
yang sesuai pada koperasi adalah partisipasi yang bersifat
sukarela. Sifat
kesukarelaan ini menuntut kemampuan manajemen koperasi
dalammerangsang
aktivitas partisipasi anggota. Tanpa rangsangan partisipasi yang
efektif,
partisipasi dalam koperasi tidak akan berjalan.
2) Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya
Dipandang dari sifat keformalannya, partisipasi dapat dibedakan
menjadi
partisipasi formal (formal participation) dan partisipasi
informal (informal
participation). Partisipasi formal telah tercipta suatu
mekanisme formal dalam
pengambilan keputusan dan dalam pelaksanaan setiap kegiatan.
Sedangkan
partisipasi informal hanya terdapat persetujuan lisan antara
atasan dan bawahan
dalam bidang-bidang partisipasi.
-
25
Pada koperasi, kedua bentuk partisipasi ini bisa dilaksanakan
secara
bersama-sama. Manajemen partisipasi bisa merangsang partisipasi
anggota secara
formal maupun informal, tergantung situasi dan kondisi serta
aturan-aturan
partisipasi yang diberlakukan.
3) Dimensi partisipasi dipandang dari pelaksanaannya
Dipandang dari pelaksanaannya, partisipasi dapat dilaksanakan
secara
langsung maupun secara tidak langsung. Partisipasi langsung
terjadi apabila
setiap orang dapat mengajukan pandangan, menyampaikan ide-ide,
informasi,
keinginan, harapan, saran, dan lain-lain kepada pihak yang
menjadi
pimpinannya.Sedangkan partisipasi tidak langsung terjadi apabila
ada wakil
yang membawa aspirasi orang lain, misalnya karyawan atau
anggota.
Pada koperasi, partisipasi langsung dan partisipasi tidak
langsung dapat
dilaksanakan secara bersama-sama tergantung pada situasi dan
kondisi serta
aturan yang berlaku. Partisipasi langsung dapat dilakukan dengan
memanfaatkan
fasilitas koperasi (membeli atau menjual kepada koperasi),
memberikan saran-
saran atauinformasi dalam rapat-rapat, memberikan kontribusi
modal, memilih
pengurus, dan lain-lain. Partisipasi tidak langsung terjadi
apabila jumlah anggota
terlalu banyak, anggota tersebar di wilayah kerja koperasi yang
begitu luas, atau
koperasi yang terintegrasi, sehingga diperlukan
perwakilan-perwakilan untuk
menyampaikan aspirasinya.
4) Dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya
Dipandang dari segi kepentingannya, partisipasi dalam koperasi
dapat
berupa partisipasi kontributif (contributif participation) dan
partisipasi intensif
-
26
(incentif participation). Kedua jenis partisipasi ini timbul
sebagai akibat peran
ganda anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai
pelanggan.
Dalam kedudukannya sebagai pemilik,
(a) para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan
dan
pertumbuhan perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi
keuangan
(penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan
sukarela,
atau danadana pribadi yang diinvestasikan pada koperasi)
(b) mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan
dan
proses pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi.
Partisipasi
semacam ini disebut partisipasi kontributif. Partisipasi
kontributif dan
partisipasi insetif mempunyai hubungan yang sangat erat, yaitu
:
1.Kontribusi keuangan baik yang berupa simpanan pokok,
simpanan
wajib, dan simpanan sukarela para anggota maupun yang berasal
dari
usaha Koperasi, sangat diperlukan untuk perkembangan usaha
Koperasi
( partisipasi kontribusi dalam penanaman modal)
2. Setelah modal yang terkumpul tersebut digunakan oleh
Koperasi, proses
pengambilan keputusan mengenai penetapan tujuan dan
kebijaksanaan
serta proses pengawasan jalannya perusahaan Koperasi harus
melibatkan anggota karena anggota sebagai pemilik Koperasi (
partisipasi kontributif anggota dalam pengambilan keputusan)
3.Tetapi untuk mendukung pertumbuhan Koperasi, anggota
sebagai
pelanggan harus memanfaatkan setiap pelayanan yang diberikan
oleh
Koperasi ( partisipasi insetif). Semakin banyak anggota
memanfaatkan
-
27
pelayanan Koperasi, manfaat yang diperoleh anggota tersebut
akan
semakin banyak, apabila ini terjadi, kesadaran dalam
pelaksanaan
partisipasi kontributif akan semakin meningkat.
Keeratan hubungan antara partisipasi kontributif dengan
partisipasi insetif
menyebabkan Koperasi harus berusaha meningkatkan pelayanan yang
diberikan
sehingga manfaatnya dapat dirasakan anggota. Akibatnya anggota
akan semakin
meningkatkan partisipasi insetif dalam pemanfaatan unit usaha
Kopersi, sehingga
secara otomatis akan timbul kesadaran anggota untuk berperan
aktif dalam
kontribusi modal dan pengambilan keputusan yang menunjang
perkembangan
Koperasi ( partisipasi kontributif)
Alferd Hanel dalam Arsad Matdoan ( 2011 : 11) memberikan dimensi
–
dimensi partisipasi anggota dalam prinsip identitas :
1. Dalam kedudukannya sebagai pemilik ( Owner), para anggota
:
a. Memberikan kontribusi pada pembentukan dan pertumbuhan
Koperasinya dalam bentuk kontribusi
keuangan ( penyertaan modal, pembuatan cadangan,
simpanan)
b. Mengambil bagian dalam menetapkan tujuan, pembuatan
keputusan, dan dalam pengawasan terhadap kehidupan
Koperasi
2. Dalam kedudukannya sebagai pelanggan ( User), para anggota
memanfaatkan berbagai potensi yang disediakan
oleh Koperasi dalam menunjang kepentingan.
Setiap anggota dan calon anggota akan mempertimbangkan untuk
memasuki dan mempertahankan/memelihara hubungannya dengan
Koperasi,
apabila insetif yang diperoleh lebih besar daripada kontribusi
yang harus
diberikan. Insetif dan kontribusi akan dinilai oleh setiap
anggota sesuai
-
28
kebutuhan, kepentingan dan tujuan yang dirassakan, yang tentunya
dipengaruhi
oleh lingkungan anggota yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan
dimensi
partisipasi dalam penelitian ini adalah dari sifatnya,
bentuknya, pelaksanaannya
dan peran serta perorangan/sekelompok orang. Dilihat dari
sifatnya, partisipasi
dapat berupa partisipasi yang dipaksakan dan partisipasi
sukarela. Apabila
dipandang dari sifat keformalannya, partisipasi dapat bersifat
formaldan dapat
pula bersifat informal. Berdasarkan pelaksanaannya, partisipasi
dapat
dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak langsung. Dari
segi
kepentingannya, partisipasi dalam koperasi dapat berupa
partisipasi kontributif
dan partisipasi intensif.
2.2.3 Pentingnya Partisipasi Anggota
Menurut Anoraga dan Nanik (2003:112) ciri-ciri anggota yang
berpartisipasi baik yaitu sebagai berikut:
1) Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara tertib
dan teratur.
2) Membantu modal koperasi disamping simpanan pokok dan
wajib sesuai dengan kemampuan masing-masing.
3) Menjadi pelangan koperasi yang setia.
4) Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif.
5) Menggunakan hak untuk mengawasi jalanya usaha koperasi,
menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga,
peraturan- peraturan lainya dan keputusan-keputusan
bersama lainya.
Hal ini juga ditambahkan oleh Hendar & Kusnadi (2005: 95)
bahwa :
”Semua program yang harus dilaksanakan oleh manajemen perlu
memperoleh dukungan dari semua unsur atau komponen yang
ada dalam organisasi.”
-
29
Tanpa dukungan semua unsur atau komponen, pelaksanaan
program-
program manajemen tidak akan berhasil dengan baik. Mengenai
pentingnya
partisipasi dalam kehidupan koperasi ditegaskan Hendar &
Kusnadi (2005: 97)
bahwa:
“Koperasi adalah badan usaha (perusahaan) yang pemilik dan
pelanggannya adalah sama, yaitu para anggota dan merupakan
prinsip identitas koperasi yang sering digambarkan dalam
lambang segi tiga (Tri-angel Identity of Cooperative). Jadi,
Pelanggan = Pemilik = Anggota dimana ketiga pihak tersebut
orangnya adalah sama. Koperasi merupakan alat yang
digunakan oleh para anggota untuk melaksanakan fungsi-fungsi
tertentu yang telah disepakati bersama.”
Sesuai dengan pasal 17 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992
tentang Perkoperasian yang menyebutkan bahwa :
“Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa
koperasi.”
Sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi, anggota
berpartisipasi aktif
dalam kegiatan koperasi. Menurut Deputi Pengembangan SDM (2010:
1-2)
menyatakan bahwa :
“koperasi sebagai perusahaan harus mampu memenuhi
kebutuhan anggota dengan berbagai variasinya maupun
keterpencaran jarak anggota dalam proses pelayanan atas
kebutuhan anggota.”
Jika perusahaan koperasi memberi pelayanan kepada anggota yang
jauh
lebih besar, lebih menarik, dan lebih prima dibanding dengan
dari perusahaan non
koperasi, maka koperasi akan mendapat partisipasi penuh dari
anggota. Demikian
pula sebaliknya, partisipasi anggota yang tinggi dalam
memanfaatkan segala
layanan barang, jasa, yang tersedia di koperasi pada akhirnya
meningkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanan terbaik dan prima oleh
perusahaan koperasi.
-
30
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan penelitian
ini
adalahmenunjukkan bahwa partisipasi anggota sangat penting bagi
suatu
organisasi. Semua program yang harus dilaksanakan oleh manajemen
perlu
memperoleh dukungan dari semua unsur atau komponen yang ada
dalam
organisasi. Tanpa dukungan semua unsur atau komponen,
pelaksanaan program-
program manajemen tidak akan berhasil dengan baik.
2.2.4 Rangsangan Partisipasi
Setiap anggota koperasi akan mengambil keputusan untuk
berpartisipasi,
terlibat, ikut serta untuk mempertahankan atau memelihara secara
aktif
hubungannya dengan organisasi koperasi, jika insentif yang
diperoleh anggota
sama besar atau lebih dari kontribusi yang diberikannya.
Sehubungan dengan itu, Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia
/
SDM (2010: 3) rangsangan partisipasi dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1) Peningkatan pelayanan yang efisien melalui penyediaan
barang dan jasa oleh perusahaan koperasi dapat menjadi
rangsangan penting bagi anggota untuk ikut memberikan
kontribusinya bagi pemupukan modal dan pertumbuhan
koperasi. Insentif perangsang yang dikehendaki oleh anggota
berkait erat dengan seberapa besar upaya pemenuhan
kebutuhan oleh perusahaan koperasi dapat dirasakanoleh
anggota secara subyektif yang dapat meningkatkan
kepentingan ekonomi atau usaha rumah tangga anggota.
2) Insentif juga dapat dirasakan dalam bentuk layanan barang
dan jasa di perusahaan koperasi sama sekali tidak tersedia
di
pasar atau tidak disediakan oleh lembaga lain.
3) Insentif rangsangan dapat berwujud pelayanan barang dan
jasa disediakan dengan harga, kualitas, dan kondisi yang
lebih baik, lebih menguntungkan dibandingkan dengan
barang dan jasa yang ditawarkan di pasar atau lembaga lain
non koperasi. Sebaliknya, jika pelayanan barang dan jasa di
koperasi yang tidak memenuhikebutuhan anggota, harga
yang lebih tinggi atau dengan kondisi yang lebih buruk
daripada yang ditawarkan di pasar atau lembaga non
-
31
koperasi, menyebabkan partisipasi anggota semakin
menurun. Koperasi sebagai badan usaha harus
memperhatikan kondisi ini sebagai upaya perbaikan layanan,
sehingga perbaikan layanan kepada anggota merupakan
keharusan bukan beban usaha, agar Partisipasi Anggota
semakin besar sehingga anggota semakin memiliki usaha
koperasi dan berkontribusi dalam pemanfaatan pelayanan
usaha koperasi secara terus menerus.
Selain yang disebutkan, ada beberapa perangsang lain bagi
kontribusi
anggota terhadap koperasi yaitu (Tiktik S.P & Abd. Rachman
S., 2002: 60):
1) Kontribusi para anggota dalam pembentukan dan pertumbuhan
koperasi dalam bentuk saran keuangan
(mungkin sumber daya dan tenaga kerja) akan dinilai oleh
para anggota atas dasar biaya opportunitas.
2) Partisipasi dalam penetapan tujuan-tujuan, dalam pembuatan
keputusan mengenai berbagai kegiatan, dan
dalam pengawasan tata kehidupam koperasinya dapat
merupakan suatu insentif atau suatu kontribusi:
a) Jika anggota diberi kemungkinan untuk memasukkan
tujuantujuannya bagi koperasi menjadi tujuan dari kelompok
dan dari organisasi koperasi, maka ia anggap kesempatan
partisipasi tersebut sebagai perangsang (insentif-manfaat).
b) Jika partisipasinya dalam rapat-rapat dan diskusi-diskusi
kelompok memakan waktu dan biaya, maka para anggota
akan mempertimbangkan biaya opportunitasnya (kontribusi)
Kecakapan/kemampuan anggota sehubungan dengan partisipasi
efektif
dalam koperasi, ditinjau dari peran anggota sebagai pemilik
(Tiktik S.P & Abd.
Rachman S., 2002: 60) yaitu :
1) Kesediaannya untuk bekerjasama dan kesiapannya untuk
mengubah perilaku tradisional dan ikut serta dalam suatu
organisasi swadaya yang inovatif dan berorientasi pada
anggota
2) Sumber daya yang tersedia padanya untuk memberi
kontribusinya pada pembentukan perusahaan koperasi
3) Tingkat pendidikannya dan informasi yang dibutuhkannya
agar mampu turut serta secara aktif dalam diskusi-diskusi
dan keputusankeputusan yang berhubungan dengan
penetapan sasaran, perumusan kebijakan, dan pengendalian
atas prestasi perusahaan koperasi.
-
32
2.2.5 Cara Meningkatkan Partisipasi Anggota
Menurut Hendar dan Kusnadi (2005: 66) terdapat berbagai macam
cara
untuk dapat meningkatkan partisipasi, yang di antaranya dengan
menggunakan
materi dan non materi.
Peningkatan partisipasi dengan menggunakan materi dapat
melalui
pemberian bonus, tunjangan, komisi dan insentif serta lainnya.
Peningkatan
partisipasi nonmateri, yaitu dengan cara memberikan suatu
motivasi kepada
semua komponen atau unsur yang ada dalam suatu lingkungan
tertentu.
Beberapa cara untuk meningkatkan partisipasi anggota yang
termuat
dalam buku saku Koperasi dari Departemen Sumber Daya Manusia
(2010: 4)
adalah melalui :
1) Upaya pelibatan secara aktif seluruh komponen dan anggota
koperasi dalam perencanaan usaha dan proses pengambilan
keputusan.
2) Keterlibatan dan keaktifan anggota dalam perencanaan
usaha
dan proses pengambilan keputusan secara langsung bersama
segenap anggota merupakan upaya bersama untuk merancang
bangun secara bersama pola dan struktur pelayanan koperasi
terhadap anggota, kerangka kerja perusahaan, dan indikasi
kinerja keberhasilan koperasi sebagai badan usaha.
3) Proses perencanaan usaha dan pengambilan keputusan yang
partisipatif dan kolaboratif dari segenap anggota dan
pengurus, pengelola akan meningkatkan kesadaran
pemanfaatan pelayanan dan rasa tanggung jawab semua
pihak untuk memperjuangkan kemajuan dan perkembangan
koperasi, dengan kesadaran, semangat kebersamaan, dan
tanggung jawab segenap anggota inilah yang meningkatkan
partisipasi anggota sehingga pada ujung- ujungnya mampu
menumbuh kembangkan koperasi.
Menurut Hendar&Kusnadi (2005: 101-102) dijelaskan bahwa
untuk
meningkatkan partisipasi anggota melalui peningkatan partisipasi
insentif dan
kontributif :
-
33
1) Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkanpartisipasi insentif adalah :
a) Menyediakan barang-barang atau jasa-jasa yang dibutuhkan oleh
anggota yang relatif lebih baik dari
para pesaingnya di pasar
b) Meningkatkan harga pelayanan kepada anggota, misalnya :
(1) Menetapkan harga jual yang relatif lebih murah dari harga
umum
(2) Harga beli yang relatif lebih tinggi dari harga umum
(3) Pemberian bunga kredit yang lebih rendah dari bunga umum
(4) Pemberian bunga tabungan minimal sama dengan tingkat bunga
umum disertai pelayanan yang lebih
baik
(5) Pemberian diskon atau potongan harga untuk anggota
c) Menyediakan barang – barang yang tidak tersedia di pasar
bebas wilayah koperasi atau tidak disediakan
oleh pemerintah
d) Berusaha memberikan deviden per anggota (SHU per anggota)
yang meningkat dari waktu ke waktu
e) Memperbesar alokasi dana dari aktivitas bisnis koperasi
dengan non anggota melalui pemberian kredit
dengan bunga yang relatif lebih murah dan jangka
pengembalian lebih lama
f) Menyediakan berbagai tunjangan ( bila mampu) keanggotaan,
seperti tunjangan hari raya, tunjangan
kesehatan, dan lain-lain
2) Beberpa kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
partisipasi koontributif :
a) Menjelaskan tentang maksud, tujuan perencanaan dan keputusan
yang akan dikeluarkan
b) Meminta tanggapan dan saran tentang perencanaan dan keputusan
yang akan dikeluarkan
c) Meminta informasi tentang segala sesuatu dari semua anggota
dalam usaha membuat keputusan dan
mengambil keputusan
Menurut Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia (2010: 4)
secara
praktek dan kenyataan di lapangan, pelibatan atau keterlibatan
perencanaan usaha
dan proses pengambilan keputusan bersama dalam koperasi tidaklah
mudah.
-
34
Tidak dapat dipungkiri bahwa proses partisipatif dan kolaboratif
dalam menyusun
perencanaan usaha dari koperasimemerlukan waktu, biaya, dan
tenaga. Oleh
karena itu, penanaman kesadaran diri terhadap anggota, pengurus,
pengelola, dan
pengawas terhadap upaya pencapaian tujuan usaha koperasi secara
bersama
haruslah dipahami sebagai kebutuhan dan tujuan bersama. Anggota
perlu
menyadari tujuan pelayanan usaha yang dilakukan oleh pengurus
dan pengelola,
sementara pengurus juga harus menyampaikan secarautuh
perencanaan usaha
yang dimaksud sedemikian rupa hingga anggota dapat memahami,
menyadari,
dan ikut bertanggung jawab atas upaya pencapaian tujuan usaha
termaksud.
Dengan demikian komunikasi yang efektif dari interaksi antara
anggota dan
perusahaan koperasi dalam perencanaan usaha dan proses
pengambilan keputusan
secara bersamaan dan bertanggung jawab menjadi kebutuhan
sekaligusprasyarat
bagi partisipasi anggota.
Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia (2010: 5) juga
mengatakan
bahwa kepuasan dan nilai guna juga seringkali menjadi faktor
yang
mempengaruhi keterlibatan anggota dalam perencanaan usaha atau
proses
pengambilan keputusan koperasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa
terdapat
sekelompok orang yang masih kurang puas atau kurangmenerima
suatu
keputusan. Oleh karenanya, ada baiknya bagi pihak yang merasa
kurang puas
dapat diminta tanggapan atau sarannya atas perencanaan usaha dan
keputusan
yang akan atau telah diambil, tentunya disesuaikan dengan
situasi, dan kondisi,
dan tingkat relevansinya. Cara ini berarti membuka peluang
dan
penghargaanterhadap ketidakpuasan, sehingga tanggapan dan saran
yang diajukan
-
35
dari yang kurang puas menjadi masukan atau bahan pertimbangan
bagi
penyempurnaan keputusan yang akan atau telah diambil oleh
koperasi.
Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia (2010: 5) juga
menyatakan
bahwa peningkatan partisipasi anggota berhubungan erat dengan
tingkat
pelayanan, sementara pelayanan berhubungan pula dengan beban
kerjaatau daya
dukung yang ada di koperasi. Salah satu yang berkait denganini
adalah pengaturan
fungsi dan peran dari pengelola dalam memberikan pelayanan prima
bagi anggota,
sehingga diperlukan pengaturan atau pendelegasian kewenangan
yang jelas dan
proporsional. Semua unsur pengelola koperasi harus memiliki
fungsidan tugas
yang jelas dan merasakan bahwa fungsi tersebut merupakan
kepercayaan dari
anggota koperasi. Demikian pula, anggota harus meyakini bahwa
apa yang
dilakukan oleh pengelola koperasi kepada diri anggota merupakan
tugas yang
telah didelegasikan kepada pengurus dan memberikan kepercayaan
kepada
pengelola koperasi memberikan pelayanan prima kepada anggota
koperasi.
Dalam Buku Saku Koperasi (2010: 5) yang ditulis oleh Deputi
Pengembangan Sumber Daya Manusia menyatakan bahwa upaya
peningkatan
partisipasi anggota akan berhasil manakala ada kesesuaian antara
anggota,
manajemen koperasi, dan program koperasi. Kesesuaian ini dapat
dilihat dari unit,
tingkat kemauan, dan kemampuan dari pelayanan yang disediakan
oleh koperasi.
Kompetensi dan motivasi anggota dalam mengemukakan minat
kebutuhanya
kepada koperasi terefleksikan dalam keputusan manajemen koperasi
dalam
memberikan layanan barang dan jasa kepada anggota koperasi.
Anggota
mengemukakan pendapat, saran dan kritik yang membangun bagi
koperasi, dan
-
36
selanjutnya manajemen koperasi mampu menindak lanjuti dan
menyelesaikannya
secara efektif dan professional hingga dirasakan manfaatnya oleh
anggota
koperasi. Misalnya adalah jika unit usaha yang tersedia di
koperasi memiliki
kesesuaian yang tinggi dengan kebutuhan anggota, manajemen,
maupun program
koperasi, maka akan diikuti dengan tingkat partisipasi anggota
yang tinggi pula.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan
meningkatkan
partisipasi anggota dalam penelitian ini adalah cara
meningkatkan partisipasi
anggota dapat melalui pemberian bonus, tunjangan, komisi dan
dengan cara
memberikan suatu motivasi kepada semua komponen atau unsur yang
ada dalam
suatu lingkungan tertentu.
2.2.6 Indikator Partisipasi Anggota
Menurut Anoraga dan Nanik (2003: 115),
“pengukuran partisipasi anggota berkaitan dengan peran ganda
anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.”
Dalam kedudukannya sebagai pemilki :
a) Para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan
dan
pertumbuhan perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi
keuangan
(penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan
sukarela,
atau dana-dana pribadi yang diinvestasikan pada koperasi).
b) Mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan
dan
proses pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi.
Partisipasi
semacam ini disebut partisipasi kontributif.
Dalam kedudukannya sebagai pelanggan / pemakai, para anggota
memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh
-
37
perusahaan koperasi dalam menunjang kepentingannya.
Partisipasi
semacam ini disebut partisipasi insentif.
Pendapat yang sama dikemukakan Hanel dalam Any Meilani dan
Sri
Ismulyaty, (2002: 13) bahwa :
“Indikator partisipasi anggota yaitu memberikan kontribusi
keuangan pada koperasi, mengambil bagian dalam menetapkan
tujuan koperasi, memanfaatkan potensi yang telah disediakan
koperasi dalam menunjang kepentingannya.”
1. Partisipasi dalam Pengambilan keputusan
Partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan merupakan
aktivitas
keikutsertaan anggota dalam memberikan saran dan kritik atas
pengelolaan usaha
Koperasi. Menurut Undang – Undang No. 25 Tahun 1992 pada pasal 5
tentang
prinsip – prinsip Koperasi, salah satunya berbunyi “ Pengelolaan
dilakukan secara
demokratis,” artinya pengelolaan Koperasi dilakukan atass
kehendak dan
keputusan para anggota.
Hal ini menunjukkan bahwa anggota harus memberikan keputusan
dalam
rapat anggota tentang kebijaksanaan pengelolaan Koperasi, baik
di bidang
kelembagaan maupun di bidang usaha. Keterlibatan anggota dalam
pengambilan
keputusan akan mendorong terlaksananya program kerja Koperasi.
Hal ini
dimungkinkan adanjya kesadaran atau pemahaman Koperasi
sekaligus
peningkatan kesejahteraan.
2. Partisipasi dalam Permodalan
Partisipasi merupakan kesadaran anggota sehingga Koperasi harus
dapat
memberikan rangsangan khusus agar anggota dapat berpartisipasi
secara efektif.
Partisipasi anggota dalam Koperasi dapat dinyatakan melalui
penyertaan modal
-
38
yaitu peran aktif anggota membayar simpanan yang telah
ditentukan, dan peran
aktif anggota dalam pemanfaatan pelayanan barang dan jasa yang
disediakan
Koperasi.
Koperasi bukanlah kumpulan modal, namun modal merupakan salah
satu
unsur yang sangat menentukan keberhasilan Koperasi. Menurut
Undang – undang
No. 25 Tahun 1992 pada pasal 41, bahwa “Modal Koperasi terdiri
dari modal
sendiri dan modal pinjaman.” Salah satu faktor yang menyebabkan
Koperasi sulit
berkembang karena lemahnya permodalan Koperasi. Terbatasnya
modal yang
dimiliki Koperasi disebabkan kurangnya partisipasi anggota dalam
pemupukan
modal, sehingga akhirnya program Koperasi yang sudah
direncanakan sulit
trealisasi dan tujuan Koperasi sulit dicapai. Keterbatasan modal
menyebabkan
Koperasi belum mampu memenuhi kebutuhan anggota, mekanisme
permodalan
Koperasi dapat ditujukan pada Gambar 2.2 berikut ini :
Modal
Kerja
Modal
Koperasi
Modal Luar
1. Anggota 2. Koperasi 3. Bank 4. Lembaga
Keuangan Non
Bank
5. Penerbitan Obilgasi
6. Sumber Lain
Modal Sendiri
1. Simpanan Pokok 2. Simpanan Wajib 3. Dana Cadangan 4.
Donasi
Donasi SHU
Investasi
-
39
Gambar 2.2
Mekanisme Permodalan Koperasi
Sumber : Berhand Limbong 2010 : 92
Gambar 2.2 menjelaskan bahwa jenis permodalan Koperasi terdiri
dari
modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri merupakan modal
yang
menggambarkan kekuatan permodalan Koperasi. Modal pinjaman
merupakan
modal investasi yang penggunaannya harus didasarkan pada
kebutuhan dan
kemampuan pengembalian modal pinjaman tersebut.
3. Partisipasi dalam Pelayanan
Pelayanan pada anggota antara lain diwujudkan dengan cara
menyediakan
barang dan jasa yang dibutuhkan anggotanya, Koperasi bertindak
sebagai penjual
yang berperan memberikan barang dan jasa yang dibutuhkan anggota
dengan
harga yang semurah – murahnya yang mengguntungkan anggota,
demikian pula
halnya pada Koperasi pemasaran, dalam menampung hasil produksi
anggotanya
tidak bertindak sebagai pembeli, karena antara Koperasi dengan
anggotanya tidak
terjadi proses jual beli, sebab Koperasi di sini berperan
menjualkan produk
anggota dengan harga yang minimal sama dengan harga di pasar
setempat.
Partisipasi anggota dalam membeli barang dan jasa akan
meningkatkan
total penjualan Koperasi. Kondisi tersebut, diwujudkan oleh
koperasi melalui
penyediaan barang dan jasa yang sesuai dengan keinginan para
anggotanya, yaitu
dapat memenuhi kebutuhan anggota yang belum tersedia di pasar
atau kalau
tersedia ditawarkan di pasar. Pada koperasi yang menyediakan
pelayanan kredit,
maka bunga atau manfaat yang diperoleh oleh anggota Koperasi
harus lebih baik
-
40
dibandingkan dengan badan usaha lainnya yang menyediakan jasa
kredit. Jika
Koperasi menawarkan jasa pelayanan yang sesuai dengan
kepentingan anggota,
maka anggota akan lebih banyak memanfaatkan jasa pelayanan yang
diberikan
oleh Koperasi, sebagaimana menurut Ropke ( 2003 : 104 ) bahwa
:
“partisipasi dalam organisasi yang ditandai oleh hubungan
identitas, dapat diwujudkan jika pelayanan yang diberikan
oleh
perusahaan Koperasi sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan
daripada anggotanya.”
Sebaliknya apabila barang dan jasa yang disediakan oleh Koperasi
tidak
sesuai dengan keinginan anggota, dalam arti disediakan dengan
harga yang tidak
menguntungkan, atau disediakan dengan kondisi yang lebih jelek
daripada
pesaing Koperasi maka anggota akan bersikap :
a. Tidak memanfaatkan jasa pelayanan perusahaan Koperasi
b. Tidak memberikan kontribusi kearah pertumbuhan pelayanan
c. Tidak akan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dan
proses pengawasan
Tujuan menjadi anggota Koperasi antara alain untuk memperoleh
manfaat
yang lebih besar dibandingkan jika tidak menjadi anggota, maka
Koperasi di
tuntut dapat memberiikan pelayanan bagi para anggotanya. Usaha
Koperasi untuk
memberikan pelayanan yang sebaik – baiknya harus di dukung
partisipasi aktif
para anggotanya, dan untuk meningkatkan partisipasi insentif
para anggota
dengan jalan menyediakan pelayanan yang dibutuhkan
anggotanya.
4. Partisipasi dalam Pengawasan
Partisipasi pengawasan adalah bentuk partisipasi anggota dalam
hal
mengawasi jalannya roda organisasi. Kriteria untuk mengukur
partisipasi
pengawasan di Koperasi meliputi :
-
41
a. Sikap anggota bila melihat penyimpangan
b. Sikap anggota bila merasakan adanya diskriminasi
pelayanan
c. Sikap anggota bila melihat anggota lain memperoleh pelayanan
lebih banyak
d. Pengawasan kerja
Partisipasi pengawasan ini sangat penting di dalam Koperasi
karena
dengan adanya partisipasi ini, segala bentuk penyelewengan dapat
diketahui
dengan mudah dan upaya penanggulangannya juga dapat dengan
mudah
dilaksanakan, untuk lebih melaksanakan partisipasi ini di dalam
Koperasi
dibentuk sebuah badan yang merupakan perwakilan anggota yaitu
Badan
Pengawas.
Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dimaksud dengan Indikator
untuk
mengukur partisipasi anggota dalam penelitian ini adalah :
a) Partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam rapat anggota
(kehadiran,
keaktifan, dan penyampaian/mengemukakan
pendapat/saran/ide/gagasan/kritik
bagi koperasi).
b) Partisipasi dalam kontribusi modal (dalam berbagai jenis
simpanan, simpanan
pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, jumlah dan frekuensi
menyimpan
simpanan, penyertaan modal).
c) Partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan (dalam berbagai jenis
unit usaha,
jumlah dan frekuensi pemanfaatan layanan dari setiap unit usaha
koperasi, besaran
transaksi berdasarkan waktu dan unit usaha yang dimanfaatkan,
besaran
pembelian atau penjualan barang maupun jasa yang dimanfaatkan,
cara
pembayaran atau carapengambilan, bentuk transaksi, waktu
layanan).
-
42
d) Partisipasi dalam pengawasan koperasi (dalam menyampaikan
kritik, tata cara
penyampaian kritik, ikut serta melakukan pengawasan jalannya
organisasi dan
usaha koperasi).
2.3Kerangka Berfikir Penelitian
Uma Sekaran ( dalam sugiyono, 2012 ) mengemukakan bahwa
kerangka
berpikir merupakan model konseptual, tentang bagaimana teori
berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
penting.Dalam
penelitian ini, maka kerangka berpikir digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 2.3 kerangka berpikir penelitian “Partisipasi Anggota
dalam
Pengembangan Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto Kecamatan
Suruh.”
Partisiapsi
Anggota
Pengambilan
Keputusan
Dalam keaktifan
anggota memberikan
saran dan kritikan
Kontribusi
Modal
Dalam pembayaran
simpanan wajib dan
simpanan pokok yang
secara aktif dan teratur
Pemanfaatan
pelayanan
Dalam melayani
melalui penjualan
yang ada dikoperasi
Anggota
meningkat SHU
bertambah
Omset
bertambah
Pengembangan
Koperasi
-
43
Dapat dijelaskan bahwa koperasi ini diharapkan mampu
berpartisipasi
secara nyata dalam pembangunan sesuai dengan kemampuan
masing-masing
dalam usaha meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya
serta
masyarakat pada umumnya. Menurut Anoraga dan Widiyanti
(2003:111)
partisipasi anggota dapat diartikan sebagai ukuran dari
kesediaan anggota itu
untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keaggotaan secara
bertanggung
jawab. Jika sebagian besar anggota koperasi sudah menunaikan
kewajiban dan
melaksanakan hak secara bertanggung jawab, maka partisipasi
anggota koperasi
yang bersangkutan sudah dikatakan baik. Akan tetapi ternyata
hanya sedikit yang
demikian, maka partisipasi anggota dimaksud dikatakan buruk atau
rendah.
Berdasarkan status ganda anggota koperasi maka seluruh kegiatan
usaha koperasi
didasarkan pada maksimasi pelayanan atau pemenuhan kebutuhan
anggota.
Kegiatan pelayanan ini tentu sekaligus diharapkan dapat menjadi
sumber
keuntungan bagi perusahaan (Sitio dan Tamba 2001:81). Koperasi
dalam hal ini
adalah pengurus dan anggota harus mampu memberikan pelayanan
kepada para
anggotanya secara optimal. Dalam mencapai pengembangan koperasi,
suatu
koperasi harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi
pencapaian
tujuan koperasi. Tujuan koperasi tersebut tidak akan tercapai
tanpa adanya
pelayanan anggota yang baik dalam koperasi. Karena dengan adanya
pelayanan
yang baik maka pengembangan koperasi akan tercapai. Koperasi ini
melayani
kebutuhan anggota dalam hal menerima simpanan, dan unit
pertokoan.
Pengembangan koperasi sangat erat hubungannya dengan partisipasi
aktif
setiap anggota. Seorang anggota akan mau berpartisipasi, bila
yang bersangkutan
-
44
mengetahui tujuan tersebut, manfaatnya terhadap dirinya, dan
cara organisasi itu
dalam mencapai tujuan. Jadi, dalam penelitian ini dimaksud
dengan
pengembangan Koperasi Tani Sari Ngaglik adalah tercapainya
tujuan secara
kelembagaan dan kegiatan usaha yang telah direncanakan oleh
Koperasi Tani
Sari Ngaglikdalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan
masyarakat pada
setiap unit usaha koperasi mampu memberikan pelayanan yang
maksimal pada
anggotanya. Partisipasi anggota dan pelayanan sangat diperlukan
dalam
mendukung pengembangan koperasi. Oleh karena itu, partisipasi
anggota dan
pelayanan dari anggota koperasi diharapkan dapat menciptakan
pengembangan
usaha koperasi.