Top Banner
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pelayanan Pelayanan merupakan hal utama dan terpenting dari sebuah perusahaan. Jika perusahaan memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggannya maka citra bagus akan menghampiri perusahaan tersebut. Berikut ini adalah beberapa pendapat dari para ahli tentang pelayanan yaitu: Menurut Gronroos dalam (Islami, 2018), pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkai aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan. Menurut Kasmir dalam (Oktiani & Apriyanti, 2018), pengertian pelayanan yang baik adalah “kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan standar yang telah ditetapkan”. Menurut (Melyani, 2016) menyimpulkan bahwa : Pelayanan merupakan penilaian konsumen terhadap inti pelayanan tersebut, pemberi layanan atau keseluruhan organisasi pelayanan yang mencakup reliability dari suatu pelayanan yang dapat dipercaya dan akurat, assurance yang merupakan jaminan terhadap kemampuannya dalam menciptakan rasa percaya diri dan kepercayaan konsumen dan empathy yang merupakan kepedulian dan perhatian yang diterima oleh konsumen. 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara harapan dan kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka terima atau peroleh”. Sedangkan menurut Kotler dalam (Panjaitan & Yuliati, 2016) mengungkapkan bahwa kualitas pelayanan adalah “suatu cara kerja perusahaan yang 7
18

BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

Nov 01, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pelayanan

Pelayanan merupakan hal utama dan terpenting dari sebuah perusahaan. Jika

perusahaan memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggannya maka citra

bagus akan menghampiri perusahaan tersebut. Berikut ini adalah beberapa pendapat

dari para ahli tentang pelayanan yaitu:

Menurut Gronroos dalam (Islami, 2018), pelayanan adalah suatu aktivitas

atau serangkai aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan

karyawan atau hal-hal yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.

Menurut Kasmir dalam (Oktiani & Apriyanti, 2018), pengertian pelayanan

yang baik adalah “kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang dapat

memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan standar yang telah ditetapkan”.

Menurut (Melyani, 2016) menyimpulkan bahwa : Pelayanan merupakan penilaian konsumen terhadap inti pelayanan tersebut,

pemberi layanan atau keseluruhan organisasi pelayanan yang mencakup

reliability dari suatu pelayanan yang dapat dipercaya dan akurat, assurance

yang merupakan jaminan terhadap kemampuannya dalam menciptakan rasa

percaya diri dan kepercayaan konsumen dan empathy yang merupakan

kepedulian dan perhatian yang diterima oleh konsumen.

2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan

Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami,

2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara harapan dan kenyataan para

pelanggan atas layanan yang mereka terima atau peroleh”.

Sedangkan menurut Kotler dalam (Panjaitan & Yuliati, 2016)

mengungkapkan bahwa kualitas pelayanan adalah “suatu cara kerja perusahaan yang

7

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

8

berusaha mengadakan perbaikan mutu secara terus menerus terhadap proses,

produk dan servis yang dihasilkan perusahaan”.

Selain itu (Dewa, 2018), mengemukakan bahwa terdapat dua faktor utama

yang berpengaruh kepada kualitas pelayanan yaitu harapan pelanggan

(expectation) dan kinerja perusahaan yang dapat dirasakan oleh konsumen

(performance). Kualitas layanan perusahaan dianggap baik dan memuaskan

jika perusahaan dapat memberikan jasa melampaui harapan konsumen, jika

jasa yang diberikan lebih rendah daripada harapan konsumen, maka kualitas

pelayanan perusahaan dianggap buruk.

Menurut Tjiptono dalam (Panjaitan & Yuliati, 2016), kualitas pelayanan

merupakan “upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan

penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen”.

Menurut Lovelock-Wright yang diterjemahkan oleh Tjiptono yang dikutip

dari (Rohaeni & Marwa, 2018) mengemukakan bahwa “kualitas pelayanan adalah

tingkat keunggulan produk maupun jasa yang diharapkan atas tingkat keunggulan

tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen”.

Menurut Duffy dan Ketchand dalam (Melyani, 2016), kualitas pelayanan

meliputi penilaian konsumen terhadap inti pelayanan tersebut, pemberi

layanan atau keseluruhan organisasi pelayanan. Sedangkan kualitas adalah

pertimbangan umum yang berhubungan dengan produk secara umum dan

diakui bahwa kualitas pelayanan menentukan kepuasan konsumen. Pada saat

ini semakin banyak perhatian konsumen pada kualitas pelayanan yang

diberikan perusahaan.

2.1.2. Dimensi Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan baik berupa produk maupun jasa pada umumnya tidak

dilihat dalam konstruk yang terpisah sehingga perlu ditentukan dimensi-dimensi

individual dimasukkan untuk mendapatkan kualitas pelayanan secara keseluruhan.

Dalam perkembangannya, dimensi kualitas yang semula berjumlah sepuluh di

rangkum menjadi lima dimensi pokok sesuai urutan derajat kepentingan relatifnya

seperti yang dikutip dari (Tjiptono, 2014) adalah sebagai berikut :

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

9

1. Tangibles (Bukti Langsung)

meliputi penampilan fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.

2. Reliability (Kehandalan)

yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat,

dan memuaskan.

3. Responsiveness (Daya Tanggap)

yaitu keinginan para staf untuk membentuk para pelanggan dan memberikan

pelayanan dengan tanggap.

4. Assurance (Jaminan)

mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang

dimiliki para staf bebas dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan.

5. Emphaty (Empati)

meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,

perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan pelanggan.

2.2. Kepuasan Pelanggan

2.2.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kepuasan adalah suatu kondisi di mana keinginan atau harapan dipenuhi.

Maka dari itu, setiap layanan yang diberikan dinilai memuaskan apabila layanan

tersebut dapat memenuhi keinginan seseorang. Meningkatkan kepuasan merupakan

faktor yang penting dalam mengembangkan suatu sistem layanan yang disediakan.

Menurut Sangadji dalam (Rohaeni & Marwa, 2018) memaparkan bahwa

“kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang dalam

perbandingan antara kesannya konsumen terhadap tingkatan kinerja produk dan jasa

ril atau aktual dengan kinerja sesuai harapan”.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

10

Menurut Kasmir seperti yang dikutip dari (Islami, 2018), bahwa Kepuasan

pelanggan adalah tingkat kepuasan konsumen setelah membandingkan antara

apa yang dia terima dan harapan. Seorang pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar

kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.

Menurut Oliver dalam (Oktiani & Apriyanti, 2018) Kepuasan pelanggan

adalah “tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang

dirasakannya dengan harapannya”.

Pengertian kepuasan konsumen menurut Alma yang dikutip dari (Susanti &

Ichsan, 2017) adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan dengan harapannya. Seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan yang

merasa mendapat value dari pemasok, produsen atau penyedia jasa. Value ini berasal dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi.

Tjiptono dalam (Oktiani & Apriyanti, 2018), mengungkapkan kepuasan

pelanggan juga berpotensi memberikan sejumlah manfaat spesifik, diantaranya:

1. Berdampak positif terhadap loyalitas pelanggan

2. Berpotensi menjadi sumber pendapatan masa depan, terutama melalui pembelian

ulang, cross-selling dan up-selling.

3. Menekan biaya transaksi pelanggan dimasa depan, terutama biaya-biaya

komunikasi pemasaran, penjualan, dan layanan pelanggan.

4. Menekan validitas dan risiko berkenaan dengan prediksi aliran kas masa depan.

5. Meningkatkan toleransi harga, terutama kesediaan pelanggan untuk membayar

harga premium dan pelanggan cenderung tidak mudah tergoda untuk beralih

pemasok.

2.2.2. Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Pengukuran kepuasan pelanggan seperti yang telah dikutip dalam (Oktiani &

Apriyanti, 2018) dilakukan dengan berbagai macam tujuan diantaranya:

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

11

1. Mengidentifikasi keperluan (requirement) pelanggan (importance ratings),

yakni aspek-aspek yang dinilai penting oleh pelanggan dan memengaruhi

apakah ia puas atau tidak.

2. Menentukan tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja organisasi pada aspek-

aspek penting.

3. Membandingkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap perusahaan dengan

tingkat kepuasan pelanggan terhadap organisasi lain, baik pesaing langsung

maupun tidak langsung.

4. Mengidentifikasi PFI (Priorities For Improvement) melalui analisis gap antara

skor tingkat kepentingan (importance) dan kepuasan.

5. Mengukur indeks kepuasan pelanggan yang bisa menjadi indikator andal dalam

memantau kemajuan perkembangan dari waktu ke waktu.

Selain itu, menurut (Tjiptono, 2014), perusahaan juga dapat menggunakan

metode-metode dibawah ini sebagai pengukuran kepuasan pelanggan antara lain

sebagai berikut:

1. Sistem Keluhan dan Saran

Organisasi yang berwawasan pelanggan akan memudahkan pelanggannya

memberikan saran dan keluhan. Dalam perusahaan hendaknya disediakan

formulir yang isinya tentang apa yang disukai dan tidak disukai pelanggan.

Dapat juga dengan menyediakan kotak saran atau bahkan nomor telepon bebas

pulsa yang nantinya akan dapat menampung segala keluhan dari pelanggan.

Arus informasi ini memberikan banyak gagasan dan memungkinkan perusahaan

untuk bertindak cepat guna menyelesaikan masalah yang terjadi.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

12

2. Survei Kepuasan Konsumen

Perusahaan yang responsif mengukur kepuasan konsumen dengan mengadakan

survei berkala. Perusahaan mengirimkan daftar pertanyaan atau menelpon

sekelompok sampel acak dari pembeli terbaru mereka untuk mengetahui

penilaian mereka terhadap berbagai aspek kinerja perusahaan, misalnya:

Menanyakan puas dan tidak puas, harapan pelanggan tentang suatu atribut,

masalah- masalah yang dihadapi pelanggan, saran dari pelanggan untuk seberapa

baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen.

3. Belanja Siluman (Ghost Shopping)

Cara ini untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan pelanggan dan

melaporkan hal-hal yang positif (kekuatan) maupun hal-hal yang negatif

(kelemahan) yang mereka alami waktu membeli produk perusahaan dan produk

pesaing. Pembeli bayangan (ghost shopper) ini dapat juga berpura-pura

membuat masalah tertentu untuk menguji apakah karyawan atau perusahaan

dapat menangani masalah tersebut dengan baik atau tidak.

4. Analisis Kehilangan Pelanggan (Lost Customer Analysis)

Perusahaan harus menghubungi para pelanggan yang salah tidak membeli lagi

atau yang telah ganti pemasok untuk mengetahui penyebabnya.

(Tjiptono, 2014), menyatakan bahwa metode yang paling banyak digunakan

dalam pengukuran kepuasan konsumen adalah metode bertanya. Metode bertanya

kepuasan konsumen dapat menggunakan tekhnik pengukuran sebagai berikut:

1. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan seperti

“ungkapan seberapa puas saudara terhadap pelayanan PT Chandra pada skala

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

13

berikut: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas , sangat puas” (directly

reported satisfaction)

2. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan

suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang mereka rasakan (derived

dissatisfaction).

3. Responden diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi

berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan juga diminta untuk menuliskan

perbaikan-perbaikan yang mereka sarankan (problem analysis).

4. Responden dapat meminta untuk meranking beberapa elemen atribut dari

penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa baik

kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen (importance performance

analysis).

2.2.3. Dimensi Kepuasan Pelanggan

Menurut Garvin dalam (Ariani, 2014), dimensi kualitas pada industri jasa

antara lain:

1. Communication, yaitu komunikasi atau hubungan antara penerima jasa dengan

pemberi jasa.

2. Credibility, yaitu kepercayaan pihak penerima jasa terhadap pemberi jasa.

3. Security, yaitu keamanan terhadap jasa yang ditawarkan.

4. Knowing the customer, yaitu pengertian dari pihak pemberi jasa pada penerima

jasa atau pemahaman pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan pemakai

jasa.

5. Tangibles, yaitu bahwa dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan harus

dapat diukur atau dibuat standarnya.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

14

6. Reliability, yaitu konsistensi kerja pemberi jasa dan kemampuan pemberi jasa

dalam memenuhi janji para penerima jasa.

7. Responsiveness, yaitu tanggapan pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan

penerima jasa.

8. Competence, yaitu kemampuan atau keterampilan pemberi jasa yang dibutuhkan

setiap orang dalam perusahaan untuk memberikan jasanya kepada penerima jasa.

9. Access, yaitu kemudahan pemberi jasa untuk dihubungi oleh pihak atau

pelanggan atau penerima jasa.

10. Courtesy, yaitu kesopanan, respek, perhatian, dan kesamaan dalam hubungan

personil.

2.2.4. Hubungan Antara Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Pelanggan

Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin

ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan yang mana memungkinkan

perusahaan untuk memahami harapan serta kebutuhan pelanggan dan diharapkan

dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dengan cara memaksimalkan pengalaman

pelanggan yang menyenangkan dan meminimalisir pengalaman pelanggan yang

kurang menyenangkan.

Hubungan antara kepuasan pelanggan dengan kualitas pelanggan, menurut

Parasuraman dalam (Oktiani & Apriyanti, 2018), mengdefinisikan bahwa

konsep dari kualitas pelayanan dalam suatu pendapat atau pemikiran

konsumen adalah tentang bagaimana produk ataupun pelayanan yang

didasarkan pada keunggulan atau mutu serta evaluasi kinerja pelayanan

tersebut dimana dalam evaluasi yang dilakukan oleh pelanggan dapat

memberikan dampak yang positif ataupun negatif bagi tingkah laku

konsumen ke depannya.

Menurut Solomon dalam (Oktiani & Apriyanti, 2018) menganggap bahwa kepuasan konsumen dapat didefinisikan dari bentuk penilaian mereka selama menggunakan ataupun mengkonsumsi produk dan pelayanan yang diberikan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

15

dimana disana akan memberikan suatu reaksi dan perasaan tentang harapan, hasil dari evaluasi dari pengunaan produk dan jasa tersebut.

Hoofman dan Bateson yang dikutip dalam (Tjiptono, 2014), menuliskan dasar

pemikirannya tentang hubungan kualitas jasa dan kepuasan konsumen antara lain :

1. Bila konsumen tidak memiliki pengalaman sebelumnya dengan suatu

perusahaan, maka persepsinya terhadap kualitas jasa perusahaan tersebut akan

didasarkan pada ekspektasinya.

2. Interaksi (service encounter) berikutnya dengan perusahaan tersebut akan

menyebabkan konsumen memasuki proses dikonfirmasi dan merevisi

persepsinya terhadap kualitas jasa.

3. Setiap interaksi tambahan dengan perusahaan itu akan memperkuat atau

sebaliknya malah mengubah persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa.

4. Persepsi terhadap kualitas jasa yang telah direvisi memodifikasi minat beli

konsumen terhadap pembelian di masa datang.

2.3. Konsep Dasar Operasional dan Perhitungan

2.3.1. Kisi-Kisi Operasional Variabel

Di dalam penelitian ini terdap[at dua variabel, yaitu :

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel ini sering juga disebut variabel stimulus, predictor variabel bebas/X

adalah variabel yang menjadi sebab perubahan yang akan menjelaskan atau

mempengaruhi secara positif maupun negatif variabel tidak bebas di dalam pola

hubungannya. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian berupa :

X = Kualitas Pelayanan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

16

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat/Y adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh

variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah :

Y = Kepuasan Konsumen

Kisi-kisi operasional variabel yang penulis gunakan untuk dimensi dan

indikator variabel Kualitas Pelayanan bersumber dari (Tjiptono, 2014) sedangkan

dimensi dan indikator variabel Kepuasan Pelanggan bersumber dari (Ariani, 2014).

Tabel II.1

Kisi-Kisi Operasional Variabel X

Variabel Skala

Dimensi Indikator No. Item

Penelitian Pengukuran

Tangibles (Bukti Fasilitas fisik

1,2

Skala Likert

Langsung)

Peralatan 3,4

Kemampuan

Kualitas Reliability memberikan 5,6 Skala Likert

Pelayanan (Kehandalan) pelayanan dengan

segera, akurat, dan

memuaskan

Responsiveness Respon dan

7 Skala Likert

(Daya Tanggap) kesiapan karyawan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

17

Jaminan keamanan 8

Assurance dan keselamatan

(Jaminan) Skala Likert

Pengetahuan dan 9

kemampuan SDM

Emphaty Perhatian

10 Skala Likert

(Empati) Perusahaan

terhadap pelanggan

Sumber : (Tjiptono, 2014)

Tabel II.2

Kisi-Kisi Operasional Variabel Y

Variabel Skala

Dimensi Indikator No. Item

Penelitian Pengukuran

Fasilitas fisik

1,2

Tangibles (Bukti Skala Likert

Langsung) 3

Peralatan

Kepuasan

Pelanggan

Kemampuan

Reliability memberikan

4 Skala Likert

(Kehandalan) pelayanan kepada

pelanggan dengan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

18

handal. cepat, rapi,

akurat, serta

memuaskan

Responsiveness Respon dan

5 Skala Likert

(Daya Tanggap) kesiapan karyawan

Competence Pengetahuan dan

6 Skala Likert

(Kemampuan) kemampuan SDM

Sikap atau attitude

yang diberikan

Courtesy

karyawan saat 7 Skala Likert

(Kesopanan)

melayani

pelanggan

Pemahaman

Knowing The

Perusahaan tentang

Customer

hal-hal yang 8,9,10 Skala Likert (Memahami

diinginkan oleh

Konsumen)

pelanggan

Sumber : (Ariani, 2014)

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

19

2.3.2. Uji Instrumen Penelitian

Uji instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Uji Validitas

Menurut Sujianto dalam (Yuliantari & Ulfa, 2016), Validitas bertujuan untuk

menguji apakah tiap item atau instrumen benar- benar mampu mengungkap

faktor yang akan diukur atau konsisten internal tiap item alat ukur alat ukur

dalam mengukur suatu faktor. Metode yang sering digunakan untuk memberikan

penilaian terhadap validitas kuesioner adalah korelasi antara skor tiap butir

pertanyaan dengan skor total, sehingga sering disebut dengan inter-item total

correlation. Nilai korelasi yang diperoleh lalu dibandingkan dengan tabel nilai

korelasi (r). Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS

versi 21.

Kriteria penilaian uji validitas yang dapat dikatakan valid atau tidaknya, yaitu :

a. Apabila r hitung > r tabel (pada signifikan 5%) maka dapat dikatakan item

kuesioner tersebut valid.

b. Apabila r hitung < r tabel (pada signifikan 5%) maka dapat dikatakan item

kuesioner tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Sujianto yang dikutip dari (Yuliantari & Ulfa, 2016), Reabilitas

instrument diperlukan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan

pengukuran. Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang

sama. Kriteria penilaian uji reliabilitas yang dapat dikatakan reliabel atau

tidaknya, yaitu :

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

20

a. Apabila nilai Alpha Cronbach’s yang didapatkan lebih dari 0,60 maka dapat

dikatakan variabel X atau variabel Y tersebut reliabel.

b. Apabila nilai Alpha Cronbach’s yang didapatkan kurang dari 0,60 maka

dapat dikatakan variabel X atau variabel Y tersebut tidak reliabel.

Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan

metode Alpha Cronbach’s berdasarkan skala Alpha Cronbach’s 0 sampai 1.

Berikut ini adalah Tabel Skala Alpha Cronbach’s

Tabel II.3

Skala Alpha Cronbach’s

Nilai Alpha Cronbach’s Keterangan

0,00-0,20 Kurang reliabel

0,21-0,40 Agak reliabel

0,41-0,60 Cukup reliabel

0,61-0,80 Reliabel

0,81-1,00 Sangat reliabel

Sumber : Triton dalam (Yuliantari & Ulfa, 2016)

2.3.3. Konsep Dasar Perhitungan

Dalam penulisan laporan Tugas Akhir, penulis menggunakan beberapa teknik

konsep dasar perhitungan antara lain sebagai berikut :

1. Penentuan Populasi dan Sampel

Menurut (Sugiyono, 2017), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas : objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulannya.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

21

Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu.

Pada tahap penentuan sampel, penulis menentukan sampel dengan teknik

Insidental Sampling. Menurut (Sugiyono, 2017), Sampling Insidental adalah

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,

bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling insidental dengan

syarat pelanggan yang akan dijadikan sampel adalah pelanggan yang telah

berbelanja di Tip Top Rawamangun sebanyak 3 kali atau lebih.

2. Skala Likert

Menurut (Sugiyono, 2017), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik

oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban

setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari

sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain :

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

22

Tabel II.4

Klasifikasi Jawaban dan Besarnya Skor

Alternatif Jawaban Kode Nilai

Sangat Setuju SS 5

Setuju S 4

Ragu-Ragu R 3

Tidak Setuju TS 2

Sangat Tidak Setuju STS 1

Sumber : (Sugiyono, 2017)

3. Uji Koefisien Kolerasi

Teknik Korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan memberi

interpretasi terhadap kuatnya hubungan dua variabel itu yaitu hubungan antara

disiplin terhadap kinerja. Berikut ini adalah rumus untuk mencari koefisien

korelasi menurut (Sugiyono, 2017):

Keterangan :

r = koefisien kolerasi

n = jumlah responden

x = jumlah variabel bebas yaitu kualitas pelayanan

y = jumlah variabel terikat yaitu kepuasan pelanggan

Untuk mengetahui hasil perhitungan dapat diketahui menggunakan tabel

pedoman pada Tabel II.5 untuk mendapatkan interprestasi sebagai berikut :

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

23

Tabel II.5

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Kolerasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono dalam (Yuliantari & Ulfa, 2016)

4. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi di gunakan untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan

antara nilai dugaan dengan data sampel. Koefisien Determinasi (KD) dihitung

dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi yang telah ditemukan sebelumnya

dan selanjutkan dikalikan 100%, dengan demikian rumusnya adalah:

KD = r2.100%

Keterangan :

KD : Koefisien determinasi

r2 : Koefisien korelasi

5. Uji Persamaan Regresi

Manfaat dari hasil analisis regresi adalah untuk membuat keputusan apakah naik

dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI · 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan (Service Quality) menurut Lupiyoadi dalam (Islami, 2018) merupakan ”seberapa jauh perbedaan antara

24

variabel independent atau tidak. Secara umum persamaan regresi sederhana

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y =a +bX

Dimana untuk melihat hubungan antara variabel dengan menggunakan

persamaan regresi tersebut, maka nilai a dan b harus dicari terlebih dahulu

dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

Y = Subyek/nilai dalam variabel dependen yang

diprediksikan a = Konstanta atau bila harga Y jika X = 0

b = angka arah/koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun

penurunan variabel dependent yang didasarkan pada variabel independent. Bila b

(+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan

X = Subyek pada variabel independent yang mempunyai nilai

tertentu n = jumlah sampel