4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Produksi Banyak kita ketahui perusahaan yang memproduksi barang dan jasa untuk mencukupi keperluan atau keinginan masyarakat. Adanya proses produksi ini akan dibutuhkan ketika memproduksi suatu barang dan jasa. Sebelum mengulas tentang proses produksi, terlebih dahulu akan dibahas makna dari proses. Proses adalah mengubah sumber daya yang ada dengan suatu cara, metode dan teknik untuk mencapai suatu hasil. Produksi adalahkegiatan untuk menghasilkan atau meningkatkan kegunaan barang atau jasa (Sofjan, 2008). Proses adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu (Ahyari, 2004) Sedangkan produksi adalah kegiatan untuk mengetahui penambahan manfaat atau penemuan berguna, bentuk, waktuu dan tempat atas faktor – faktor produksi yang berguna bahi pemuasan pelanggan (Sukanto, 2003). Produksi adalahkegiatan untuk menciptakam dan meningkatkan utilitas (Utility) suatu barang dan jasa. 2.2 Lean Concept The Association for Operation Management (2013) mengatakan Lean adalahsuatu arti bisnis yang berdasarrkan pada pengurangan atau miniassi penggunaan sumber-sumber daya produksi dalam berbagaai bidang kegiatan di perusahaan, melalui usaha perbaikan dan improve secara kontinu, yang menitik beratkan pada identifikasi dan menghilangkan kegiatan-kegiatan dalam bidang jasa, manufaktur, design, maupun supply chain management yang berhubungan langsung dengan customer.
29
Embed
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Produksieprints.umm.ac.id/45664/3/BAB II.pdf · 2019-04-01 · material antara mesin satu dengan mesin lainnya atau dari mesin ke gudang finished
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Proses Produksi
Banyak kita ketahui perusahaan yang memproduksi barang dan jasa untuk
mencukupi keperluan atau keinginan masyarakat. Adanya proses produksi ini akan
dibutuhkan ketika memproduksi suatu barang dan jasa. Sebelum mengulas tentang
proses produksi, terlebih dahulu akan dibahas makna dari proses.
Proses adalah mengubah sumber daya yang ada dengan suatu cara, metode
dan teknik untuk mencapai suatu hasil. Produksi adalahkegiatan untuk
menghasilkan atau meningkatkan kegunaan barang atau jasa (Sofjan, 2008).
Proses adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan
atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu (Ahyari, 2004)
Sedangkan produksi adalah kegiatan untuk mengetahui penambahan
manfaat atau penemuan berguna, bentuk, waktuu dan tempat atas faktor – faktor
produksi yang berguna bahi pemuasan pelanggan (Sukanto, 2003). Produksi
adalahkegiatan untuk menciptakam dan meningkatkan utilitas (Utility) suatu barang
dan jasa.
2.2 Lean Concept
The Association for Operation Management (2013) mengatakan Lean
adalahsuatu arti bisnis yang berdasarrkan pada pengurangan atau miniassi
penggunaan sumber-sumber daya produksi dalam berbagaai bidang kegiatan di
perusahaan, melalui usaha perbaikan dan improve secara kontinu, yang menitik
beratkan pada identifikasi dan menghilangkan kegiatan-kegiatan dalam bidang jasa,
manufaktur, design, maupun supply chain management yang berhubungan langsung
dengan customer.
5
Menurut (Gaspersz & Fontana, 2007) pada dasarrnya konsep lean
adalahkonsep peminiassian atau efisiensi. Konsep ini dapat diterapkan pada
perusahaan jasa ataupun manufaktur, karenya pada dasarrnya konsep efisiensi dan
efektifitas akam menjadi suatu tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan yang
menerapkan konsep lean.
Menurut ( H i n e s & T a y l o r , 2 0 0 0 ) afa beberapa tahapan dalam lean
thinking yaitu:
1. Memahani waste
2. Mengatur tujuan
3. Memahani Big Picture
4. Detailed Mapping
5. mengikutsertakam pemasok dan customer, dan
6. menagawasi rencana yang sudah dibuat
Menurut (Kilpatrick, 2003) implementasi lean akam dapat memberikan
manfaat yang banyak bagi perusahaan, berikut ini :
1. Bisa menambah kualitas produk
2. Bisa menambah produktivitas
3. Bisa meminiassi waktu siklus (lead tine)
4. Bisa memangkas work in process (WIP)
5. Bisa menggunakam ruang dengan baik dengan mengurangi jarak.
Lean dapat diterapkan pada berbagaai macamn bidang di perusahaan. Lean
yang diterapkan pada manufacturing disebut sebagai Lean Manufacturing, Lean
yang diterapkan dalam fungsi design/development, entry, order, accounting,
production, finance, office, dan Lean yang diterapkan pada bidang jasa disebut
sebagai Lean Service, maka Lean itu akan disebut, Lean accounting, Lean order
entry, Lean office, Lean finance, Lean production dan Lean design/development
(Majori, 2017).
2.2.1 Lean Production
Menurut (Kalsaas, 2002) Lean Production berarti diing more and more with
less and less yang berarti membuat bertambah banyak dalam waktuu yang semakin
pendek, dengan sumber daya yang lebih sedikit, dengan ruang produksi yang lebih
6
kecil, tenaga kerja, mesin dan material yang cenderung lebih sedikit. Lean
production diperkenalkan oleh James Womack a.l untuk pertama kalinya pada
tahun 1996 dalam karangannya yang berjudul “Lean Thinking”.
Menurut (Hines & Rich, 1997) melalui implementasi Lean production akan
menghasilkan biaya produksi yang lebih rendah, waktu lead time dalam produksi
akan lebih berkurang, dan output meningkat. Dalam rancangan lean production,
operasi / kegiatan dibagi menjadi kegiatan yang mamiliki nilai tambah atau Value
added, kegiatan yang tidak menambah nilai tambah atau Non Value added dan
kegiatan yang penting akam tetapi tidak meningkatkan nilai produk.
Lean production harus dimulai dengan penafsiran yang sempurna akam
proses produksi dan aliran bahan serta informasi. Tools yang bermanfaat dan juga
mudah yang sering diapakai untuk mengambil informasi ini adalahvalue stream
mapping (VSM). Dengan VSM flow informasi dan material dari perusahaan dapat
digambarkan dengan jelas sehingga dengan gambaran tersebut dapat diketahui yang
afa pada proses produksi yang afa diperusahaan. Konsep Lean Production dan
Value Stream Mapping juga pernah diterapkan pada industri otomotif pada
Ford Motor yang terletak di Taiwan, untuk pengembangan aspek kualitas dan biaya
(Wee & Wu, 2009).
2.2.2 Pemborosan (Waste)
Menurut Vincet Gaspersz dalam karangannya yang berjudul “Lean Six
Sigma” (2007) Pemborosasn (waste) dapat diinterpretasikan sebagai segala
kegiatan kerja yang tifak memberikan nilai tambah dalam proses perubahan input
menjadi output sepanjang Value stream (proses untuk membuat, memproduksi, dan
menyerahkan profuk baik barang dan atau jasa ke pasar).
Pengertian waste menurut (Jakfar, Setiawan, & Masudin, 2014), di dalam
Toyota Production System (TPS) terdapat tujuh macamn waste dalam proses
produksinya yaitu sebagai berikut:
1. Overproduction
Waste yang disebabkan produksi yang melebihi target produksi, maksudnya
adalahmemproduksi profuk yang melebihi profuk yang dibutuhkan atau
memproduksi lebih awal dari jadwal yang sudah buat. Cntohnya dapat berupa
7
produksi barang – barang yang belum dipesan atau profuk yang diproduksi lebih
banyak daripada yang dipesan atau dijual.
2. Waiting
Waste yang terjadi karenya barang harus menunggu untuk proses selanjutnya.
Waiting merupakam selang waktuu ketika operator tifak menggunakam waktuu
untuk melakukan Value adding activity dikarenyakam menunggu aliran profuk dari
proses sebelumnya (upstream). Cntohnya dapat berupa waiting kedatangan
material yang akam di proses, informasi, tools. Para pekerja menunggu proses
mesin yang sedang berjalan, berdiri menunggu langkah proses selanjutnya.
3. Excessive Transportation
Transportation merupakam kegiatan yang penting akam tetapi tifak menambah
nilai (NNVA) pada suatu profuk. Transportation merupakam proses pemindahan
material atau work in process (WIP) dari satu proses ke proses yang lainnya, baik
menggunakam forklift maupun conveyor. Cntohnya dapat berupa waste waktuu
karenya jarak raw material ke mesin untuk diproses sangat jauh atau memindahkan
material antara mesin satu dengan mesin lainnya atau dari mesin ke gudang finished
good product.
4. Unappropriate processing
Waste yang terjadi ketika urutan kerja atau proses yang dipakai kurang efektif dan
efisien. Hal ini juga dapat terjadi ketika proses yang ada belum memenuhi standar
operasional sehingga produk yang rusak akam tinggi. Afamya metode yang
dikerjakam operator yang sangat bervariasi. Cntohnya dapat berupa proses yang
tifak sesuai / metode operasi produksi yang diakibatkan oleh penggunaan alat dan
operator yang tifak sesuai dengan fungsinya ataupun prosedur yang salah / sisten
operasi.
5. Unnecessary Inventory
Persediaan yang tifak perlu. Maksuddnya adalahpersediaan barang atau material
yang terlalu banyak, WIP yang terlalu banyak antara proses satu dengan yang
lainnya sehingga membutuhkan space penyimpanan yang banyak, kemungkinan
pemborosasn ini adalahbatas pengaman pada gudang yang sangat tinggi. Cntohnya
dapat berupa inventory yang melebihi kapasitas gudang yang sudah ditentukan,
8
material yang rusak karenya terlalu lama disimpan terlalu lama atau terlalu cepat
dikeluarkan dari tempat penyimpanan, material yang sudah kadaluarsa.
6. Unnecessary Motion
Kegiatan / gerakam yang tifak perlu yang dilakukan operator yang tifak menambah
nilai dan meperlambat suatu proses sehingga lead tine menjadi lama. Cntohnya
dapat berupa gerakam – gerakam pada suatu proses oleh operator yang
seharusnya tifak dilakukan, misalnya komponen dan kontrol yang terlampau jauh
dari jangkauan operator, diuble handling, layout yang tifak standart, operator
membungkuk.
7. Defects
Profuk yang tifak sesuai dengan spesifikasi atau rusak. Hal ini menyebabkan proses
pengerjaan ulang atau rework yang kurang efektif, serta inspeksi level yang sangat
tinggi, serta tingginya komplain dari konsumen. Cntohnya dapat berupa cacat
profuk, afamya proses pengerjaan ulang (rework) akibat profuk tifak sempurna dan
klaim dari customer.
Apabila membicarakam pemborosasn atau waste yang terjadi di perusahaan,
maka perlu afamya definisi yang jelas tentang apa saja kegiatan yang terjadi di
dalam suatu sisten produksi. Berikut adalahjenis-jenis kegiatan yang sering terjadi
di dalam proses produksi (Hines & Taylor, 2000) :
1. Value adding activity, yaitu kegiatan yang mampu memberikan nilai tambah
pada suatu profuk / jasa sehingga pelanggan rela untuk kegiatan tersebut.
Contohnya melakukan proses pemotongan kertas sesuai ukuran. Value adding
activity sangat mudah ditentukan, kita dapat mengetahuinya apakah customer
akan senang dengan apa yang kita lakukan.
2. Non value adding activity, yaitu kegiatan yang tifak memberikan nilai tambah
pada suatu profuk atau jasa di mata pelanggan. Kegiatan ini merupakam
pemborosasn atau waste yang harus segera dihilangkan dalam suatu sisten
produksi. Cntohnya melakukan pemindahan material dari suatu rak ke rak
lainnya sehingga akam membuat operator bergerak mengelilingi lini produksi.
3. Necessary but non value adding activity adalahkegiatan yang tifak
memberikan nilai tambah pada profuk atau jasa dimata pelanggan, tetapi tetap
9
dibutuhkan pada tahap-tahap atau sisten operasi yang afa. Kegiatan ini tifak
dapat dihilangkan dalam jangka pendek tetapi dapat dibuat lebih efisien. Untuk
menghilangkan kegiatan ini dibutuhkan perubahan yang cukup besar pada
sisten operasi yang memerlukan jangka waktuu yang cukup lama. Cntohnya,
melakukan kegiatan inspeksi pada setiap profuk di setiap mesin dikarenyakam
produksi menggunakam mesin yang sudah tua.
Sedangkan menurut pendapat (Hines & Rich, 1997) necessary but non Value
adding dapat dimungkinkan akam menjadi pemborosasn dalam suatu proses, akam
tetapi dilihat dari prosedur operasinya terlebih dahulu. Cntoh: memindahkan tool
dari satu tempat ke tempat yang lain.
2.2.3 Value Stream Mapping (VSM)
Menurut (Nash & Poling, 2008) mengatakam Value Stream Mapping adalah
alat proses mapping yang berguna sebagai identifikasi material yang diproses dan
informasi pada lini proses produksi dari raw material yang akan menjadi finished
good product. Menurut (Smith & Tushman, 2005) Value Stream Mapping adalah
suatu metode visual untuk mengagambarkan dan informasi dari setiap proses pada
perusahaan. Value Stream Mapping ini dapat dijadikan awal bagi perusahaan
mengenali waste dan menganalisa penyebabnya. Dengan menggunakan tool value
stream mapping berarti memulai dengan big picture dalam menyelesaikan masalah
yang ada pada perusahaan bukan hanya pada beberapa proses tertentu saja dan
melakukan peningkatan secara keseluruhan dan bukan hanya pada proses-proses
tertentu saja. Value Stream Mapping digambarkan dengan simbol-simbol yang
mewakili tiap-tiap kegiatan. Dimana terdapat tiga kegiatan yaitu Value added, non
Value added, dan necessary but non Value added.
Menurut (Womack & Jones, 1997), value stream mapping adalah semua
aktivitas (non-Value added atau value added) yang diperlukan untuk membuat
produk berdasarkan aliran proses produksi. Value stream dapat medefinisikan
aktivitas seperti flow of information, product design, dan flow of product yang
memberi nilai tambah pada kegiatan-kegiatan tersebut. Value stream mapping
atau juga biasa dikenal denga Big Picture Mapping merupakam alat yang
digunakam untuk menggambarkan sisten secara keseluruhan dan Value stream yang
10
afa didalamnya. Alat ini menggambarkan aliran informasi dan material dalam suatu