5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Jenis Kaleng Kaleng adalah lembaran baja yang dilapis timah. Namun kata ini lebih sering digunakan untuk wadah yang terbuat dari baja berlapis timah, digunakan untuk mengemas berbagai makanan maupun produk lain. Dinding-dalam kaleng makanan kadang-kadang dilapis lagi dengan email terutama apabila makanan yang dikemasnya itu bersifat asam, atau peka terhadap timah maupun besi. Kata kaleng oleh awam diartikan sebagai wadah yang terbuat dari logam, sehingga tercakup disini wadah alumunium. Kata inggris canned food sering kita terjemahkan sebagai makanan kaleng, meskipun dalam pengertian canned ini bisa digunakan wadah yang terbuat dari kaca, plastik, alumunium. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kaleng) Kebanyakan makanan dan minuman kaleng memang menggunakan lembaran baja bersalutkan timah sebagai wadahnya. Timah relatif tidak bersifat racun, dan salutan ini tampak menarik karena berkilat dan tahan terhadap karat. Cara pelapisan bermacam-macam: pelapisan secara listrik (timah diendapkan dengan cara elektrolisis), pencelupan lembaran baja ke dalam timah cair, pencelupan ke dalam larutan garam timah (garam stanat-asetat; timah yang berbentuk karena reduksi stanat oleh besi akan menempel pada permukaaan lempeng baja itu). Kaleng timah (tin can) merupakan pengembangan dari penemuan Nicolas Appert pada dasawarsa 1800-an. Produk ini dipatenkan oleh seorang berkebangsaan Inggris, Peter Durand pada 1810. Berkat penemuan produksi massal, pada akhir abad ke-19, kaleng timah menjadi standar produk konsumen. Timah dipilih karena relatif tidak beracun dan menambah daya tarik kemasan karena berkilat dan tahan karat. Dulu kaleng ditutup dengan mematri satu demi satu, sekarang penyegelan dilakukan dengan mesin. Dalam tahun 1963 dipatenkan kaleng dengan tutup yang dapat dibuka dengan menarik bagian yang menonjol. Kaleng yang diproduksikan
22
Embed
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Jenis Kaleng
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian dan Jenis Kaleng
Kaleng adalah lembaran baja yang dilapis timah. Namun kata ini lebih sering
digunakan untuk wadah yang terbuat dari baja berlapis timah, digunakan untuk
mengemas berbagai makanan maupun produk lain. Dinding-dalam kaleng
makanan kadang-kadang dilapis lagi dengan email terutama apabila makanan
yang dikemasnya itu bersifat asam, atau peka terhadap timah maupun besi. Kata
kaleng oleh awam diartikan sebagai wadah yang terbuat dari logam, sehingga
tercakup disini wadah alumunium. Kata inggris canned food sering kita
terjemahkan sebagai makanan kaleng, meskipun dalam pengertian canned ini bisa
digunakan wadah yang terbuat dari kaca, plastik, alumunium.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kaleng)
Kebanyakan makanan dan minuman kaleng memang menggunakan lembaran
baja bersalutkan timah sebagai wadahnya. Timah relatif tidak bersifat racun, dan
salutan ini tampak menarik karena berkilat dan tahan terhadap karat. Cara
pelapisan bermacam-macam: pelapisan secara listrik (timah diendapkan dengan
cara elektrolisis), pencelupan lembaran baja ke dalam timah cair, pencelupan ke
dalam larutan garam timah (garam stanat-asetat; timah yang berbentuk karena
reduksi stanat oleh besi akan menempel pada permukaaan lempeng baja itu).
Kaleng timah (tin can) merupakan pengembangan dari penemuan Nicolas
Appert pada dasawarsa 1800-an. Produk ini dipatenkan oleh seorang
berkebangsaan Inggris, Peter Durand pada 1810. Berkat penemuan produksi
massal, pada akhir abad ke-19, kaleng timah menjadi standar produk konsumen.
Timah dipilih karena relatif tidak beracun dan menambah daya tarik kemasan
karena berkilat dan tahan karat.
Dulu kaleng ditutup dengan mematri satu demi satu, sekarang penyegelan
dilakukan dengan mesin. Dalam tahun 1963 dipatenkan kaleng dengan tutup yang
dapat dibuka dengan menarik bagian yang menonjol. Kaleng yang diproduksikan
6
setelah sekitar tahun 1960 lebih tipis dan ringan, umumnya dibuat dari
alumunium.
2.2 Beberapa Jenis Kaleng
1. Kaleng Plat Timah
Gambar 2.1 Kaleng Plat Timah
(Sumber: Wikipedia)
Plat timah atau tin plate adalah lembaran atau gulungan baja berkarbon
rendah dengan ketebalan 0,15 – 0,5 mm. Kandungan timah putih pada kaleng
timah berkisar antara 1,0 – 1,25% dari berat kaleng. Kandunga timah putih ini
biasanya dinyatakan dengan TP yang diikuti dengan angka yang menunjukkan
banyaknya timah putih, misalnya pada TP25 mengandung timah putih sebanyak
2,8 g/m, TP26 = 5,6 g/m, TP70 = 8,4 g/m
2. Kaleng Baja Bebas Timah
Gambar 2.2 Kaleng Bebas Timah
(Sumber: Wikipedia)
Kaleng bebas timah (tin-free-steel=TFS) adalah lembaran baja yang tidak
dilapisi timah. Jenis TFS yang paling banyak digunakan untuk pengalengan
7
makanan adalah jenis Tin Free Steel Chrome Type (TFS-CT), yaitu lembaran baja
yang dilapisi kromium secara elektris, sehingga terbentuk chromium oksida di
seluruh permukaannya. Jenis ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu harganya
murah karena tidak memakai timah putih, dan daya adhesi terhadap bahan organik
baik. Tetapi kelemahannya peluang untuk berkarat lebih tinggi, sehingga harus
diberi lapisan pada kedua belah permukaanya.
3. Kaleng Alumunium
Gambar 2.3 Kaleng Alumunium Timah
(Sumber: Wikipedia)
Alumunium memiliki beberapa keunggulan yaitu lebih ringan, mudah
dibentuk, thermal konduktifitasnya bagus, dan dapat didaur ulangkan. Tetapi
kurang baik daya kekakuannya(rigidity) serta harga persatuannya relatif lebih
mahal, mudah karatan dan karenanya harus diberi lapisan tambahan. Disamping
itu jenis kaleng tersebut tidak dapat disolder atau dilas tetapi kaleng tersebut dapat
digunakan untuk jenis kaleng two-pieces cans.
2.2.1 Sejarah Kaleng
Proses pengalengan konon diciptakan oleh seorang warga negara Perancis,
Philippe de Girard; idenya kemudian disampaikan kepada seorang pedagang
Inggris bernama Peter Durand, yang diminta sebagai agen untuk mematenkan ide
Girard di tahun 1810. Konsep pengalengan didasari pada eksperimen
penyimpanan makanan dalam kontainer kaca, yang dilakukan setahun sebelumnya
oleh penemu asal Perancis, Nicholas Appert. Peter Durand tidak berkecimpung
dalam pengalengan makanan, tetapi pada tahun 1812 paten Girard dijual kepada
dua warga negara Inggris, Bryan Donkin dan John Hall, yang memperbaiki proses
8
serta produk pengalengan, dan menciptakan pabrik pengalengan komersil pertama
di Jalan Southwark Park, London. Di tahun 1813, mereka sudah menciptakan
produk makanan kalengan pertama untuk Angkatan Laut Inggris.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kaleng).
Kaleng awalnya disegel dengan proses solder, dengan bahan solder kaleng
dan timbal, yang sayangnya dapat berujung pada keracunan timbal. Misalnya,
dalam ekspedisi Antartika tahun 1845 oleh Sir John Franklin, para anggota kru
mengalami keracunan timbal berat, yang diperkirakan berasal dari makanan
kalengan yang disegel dengan timbal. Riset terbaru menunjukkan bahwa
keracunan timbal itu lebih mungkin disebabkan oleh sistem pipa air di kedua
kapal yang mereka gunakan.
Di Amerika Serikat, pada tahun 1901, American Can Company dibangun.
Pada waktu itu, perusahaan ini memproduksi 90% kaleng Amerika Serikat.
2.3 Pengertian Alat Press Kaleng
Pengertian mesin press adalah sebuah alat yang dibuat untuk memampatkan
atau menekan sebuah benda dengan memanfaatkan gaya tekan dari sumber
penggerak atau sumber tenaga. Sumber tenaganya bisa berasal dari mesin
hidrolik, tenaga manusia, motor listrik, motor bakar dan lain lain. Secara umum,
mesin press dapat diklasifikasikan berdasarkan penggerak utamanya, yaitu :
Mesin Press Hidrolik dan Mesin Press Mekanik. Untuk keterangannya akan
dijelaskan seperti berikut ini:
2.3.1 Cara Pengepressan Kaleng Minuman Secara Manual
Berikut ini akan dibahas tentang cara pengepressan kaleng minuman secara
manual dan mesin pengepres kaleng minuman yang telah dibuat sebelumnaya.
Cara manual pada proses pengepressan kaleng minuman sangat sederhana,
sebagian besar hanya menggunakan tenaga manusia dengan cara menginjaknya.
Berbagai pembaruan pada mesin pengepress kaleng minuman telah
dilakukan,dengan cara menambahkan berbagai komponen yang masing-masing
memiliki kegunaan yang berperan penuh dalam mewujudkan proses pengepressan
yang maksimal. Serta memperhitungkan faktor keselamatan kerja operator.
9
Gambar 2.4 Proses Pengepressan Secara Manual
(Sumber: Pengepul kaleng)
Gambar di atas ialah cara pengepressan kaleng minuman secara manual. Proses
pengepressan ini sangatlah sederhana yaitu dengan menginjaknya. Selain
membutuhkan waktu yang lama, faktor keselamatan kerja juga tidak di
pertimbangkan.
2.3.2 Mesin Press Menggunakan Tenaga Hydraulic
Alat ini sebagai penggeraknya adalah hydraulic , alat ini bekerja atas dasar
kerja dari hukum paskal. Prinsip kerjanya adalah dengan cara mengalirkan dengan
pompa cairan hydraulic ke dalam piston kerja. Lebih jelasnya berikut ini contoh
mesin press yang menggunakan tenaga hydraulic.
Gambar 2.5 Mesin Press Hidrolik
(Sumber: Google)
10
2.3.3 Mesin Press Menggunakan Tenaga Mekanik
Secara fungsi memang sama yakni sama-sama menghasilkan alat press ,
hanya saja bedanya, pada alat yang manual ini digerakkan dengan menggunakan
tenaga mekanik, berikut ini contohnya :
Mesin Press Mekanik Menggunakan Tenaga Manusia
Gambar 2.6 Mesin Press Mekanik
(Sumber: Pengepul kaleng besar)
Mesin Press Mekanik dengan mekanisme Sliding Press
Gambar 2.7 Mesin Pengepres Kaleng Minuman Dengan Mekanisme Sliding Press
dan Hasil Pengepressan
(Sumber : Mahasiswa ITATS)
11
Gambar di atas adalah rancangan mesin pengepres kaleng minuman dengan
mekanisme Sliding Press. tergolong dimensi alat yang cukup besar. Karena masih
menggunakan rantai, rodagigi, dan gearbox untuk menurunkan jumlah putaran
yang dibutuhkan. Proses loadingnya pun masih cukup rumit karena stopper untuk
kaleng masih menggunakan mekanisme lain atau dengan kata lain dalam dua
proses tidak dapat dilakukan dengan satu mekanisme saja dan juga hasil
pengepresan kaleng minuman bekas tersebut masih kurang tipis. Sehingga
diperlukan beberapa pembaruan pada mesin ini.
Mesin Press Mekanik Menggunakan Motor Listrik dan Gearbox
Gambar 2.8 Mesin Press Mekanik Menggunakan Motor Listrik dan Gearbox
(Sumber: Google)
Gambar di atas ialah rancangan mesin pengepres kaleng minuman dengan
mekanisme Motor Listrik dan Gearbox pada mesin ini memiliki kelemahan pada
pemukulnya karena tidak ada bushing yang berguna sebagai pengarah agar tidak
menimbulkan gerakan ke atas atau ke bawah. Selain itu tidak adanya hopper
untuk proses loadingnya, sehingga harus diletakkan satu per satu sehingga
memakan waktu dan tenaga kerja.
Mesin press selain digunakan untuk mengepress material juga digunakan
untuk mengepress material agar volumenya berkurang, juga sering digunakan
untuk mengeluarkan cairan yang ada didalam produk agrikultur seperti misalnya
mesin press minyak zaitun, mesin press kelapa sawit dll.
12
2.4 Aspek Quality Control (Pengendalian Mutu/Kualitas)
2.4.1 Sejarah Quality Control
Sejarah Quality Control setelah Perang Dunia II ( 1939-1945) pada saat
kekalahan Jepang atas Amerika :
Tahun 1945, Jepang mengalami kekelahan perang dengan Amerika.
Penyebabnya adalah Amerika negara yang besar dan mempunyai kemampuan
yang lebih dibandingkan dengan Jepang, demikian juga untuk kualitas peralatan
perangnya, amerika menghasilkan peralatan yang kualitasnya baik. Deming, W.
Edwards (1900-1993), orang statistik dan tenaga ahli manajemen berkualitas yang
bertindak sebagai seorang guru, penasehat, dan konsultan bagi sejumlah korporasi
penting, para pemimpin bisnis, dan tenaga ahli pengendalian mutu. Deming
revitalize dibantu ekonom Jepang yang mengikuti Perang Dunia II ( 1939-1945)
dan mengadakan revolusi praktek bisnis dari banyak perusahaan di (dalam)
Amerika Serikat sepanjang 1980s Tahun 1950, Pada perang Amerika dengan
Korea Utara, Jepang menjadi basis militer Amerika terutama untuk memperbaiki
peralatan tempur Amerika, disinilah awalnya Jepang kemudian belajar mengenai
Quality Control. Tahun 1954, E. Deming ( Seorang Ilmuan dari Amerika )
diundang datang ke Jepang untuk memberi kuliah mengenai Quality Control.
Tahun 1960, Jepang mulai mengadopsi dan menerapkan Quality Control pada
industri – industrinya. (sumber: http://books.google.com.ph/book/pengertian-
quality-control.pdf ).
2.4.2 Definisi Kualitas
Secara umum dapat diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan
satu atau lebih karakteristik yang terdapat didalam suatu barang atau jasa tertentu.
Karakteristik kualitas terbagi menjadi tiga tipe yaitu phisical (contoh
panjang, berat), sensory (contoh, rasa, warna) dan time orientation (contoh,
durability, yaitu seberapa lama produk itu dipakai. Delapan dimensi dari kualitas
adalah performance, reliability, durability, serviceability, aesthetics, features,