-
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Mata Pelajaran IPA
2.1.1. Definisi IPA
IPA merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains yang
semula berasal
dari bahasa Inggris ‘Science’. Kata ‘Science’ sendiri berasal
dari Social Sciences
(Ilmu Pengetahuan Sosial) dan Natural Science (Ilmu Pengetahuan
Alam). Namun
dalam perkembangannya Science sering diterjemahkan sebagai sains
yang berarti
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja.
IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan
bumi, di
dalam perut bumi dan diluar angkasa, baik yang dapat diamati
indera maupun yang
tidak dapat diamati dengan indera. Oleh karena itu, dalam
menjelaskan hakikat fisika,
pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman
adalah tentang
dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati
(Trianto, 2010).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu
kumpulan
teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam.
Lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi,
penerapannya serta
menuntut sikap ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta
menuntut sikap ilmiah
seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.
2.1.2. Pembelajaran IPA di SD/MI
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan.
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak
berdampak buruk terhadap
lingkungan. Ditingkat SD/MI diharapkan ada penekanan
pembelajaran Salingtemas
(Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan
pada pengalaman
belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui
penerapan konsep IPA
dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
8
-
Prinsip-prinsip dasar pengajaran IPA di tingkat Sekolah Dasar
ataupun
Madrasah Ibtidaiyah adalah bahwa struktur pembelajaran
harus:
1. Menunjukkan struktur pembelajaran yang jelas2. Memiliki
tahapan yang logis3. Didasarkan pada aktivitas siswa4. Berorientasi
pada proses bagaimana memahami danmengembangkan konsep
dalam pengajaran IPA5. Dipusatkan pada keterampilan proses yang
relevan dengan faseperkembangan
siswa6. Fleksibel dan dapat diadaptasikan dengan pendekatan
umumuntuk mengajar IPA7. Berdasarkan pada pengalaman dan kebutuhan,
kemampuan dan kesukaan siswa.
Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik
memiliki
kemampuan berikut ini:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan
kebenaran, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.2.
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.3.
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang
adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan
masyarakat.4. Mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alamsekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan5. Meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalammemelihara, menjaga, dan
melestarikan lingkungan alam.6. Meningkatkan kesadaran untuk
menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.7. Memperoleh bekal
pengetahuan, konsep, dan keterampilan.8. IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
2.1.3. Materi Pelajaran IPA SD Kelas III
Dalam penelitian ini, materi yang akan di ajarkan adalah
berkenaan dengan
makhluk hidup dan proses kehidupan yang dalam hal ini meliputi:
(Lestari,
Omegawati, Kurniawati, 2006)
1. Ciri-ciri makhluk hidup
9
-
Ciri-ciri tersebut untuk membedakan makhluk hidup dan benda yang
tidak
hidup. Ciri-ciri makhluk hidup diantaranya:
a. Makhluk hidup memerlukan makanan
Semua makhluk hidup termasuk manusia memerlukan makanan agar
tetap hidup.Hewan dan tumbuhan juga memerlukan makanan.Ada hewan
yang
makan tumbuhan. Ada hewan yang makan daging hewan lain. Ada juga
hewan
yang makan tumbuhan dan hewan lain. Hewan pemakan tumbuhan
disebut
herbivore, contoh: kambing, sapi dan kerbau. Hewan pemakan
daging disebut
karnovora, contoh: harimau, singa dan buaya. Hewan pemakan
tumbuhan dan
daging disebut omnivore, contoh: ayam dan tikus.
Tumbuhan juga membutuhkan makanan untuk hidup.Cara tumbuhan
makan tidak seperti hewan dan manusia.Tumbuhan hijau dapat
membuat
makanan sendiri.Tumbuhan hijau dapat menyerap air dan garam
mineral dari
dalam tanah.Tumbuhan membuat makanan dengan melakukan
fotosintesis di
daun.
b. Makhluk hidup bergerak
Semua makhluk hidup dapat bergerak.Manusia dapat berjalan dan
berlari
menggunakan kaki. Hewan dapat berjalan, berlari, melompat,
terbang, bahkan
berenang. Hewan menggunakan kaki, sayap, sirip, atau perut.
Hewan bergerak
menggunakan kaki, misalnya kucing dan kambing. Hewan yang
bergerak
menggunakan sayap, misalnya: burung dan serangga. Hewan yang
bergerak
menggunakan sirip, misalnya: ikan. Hewan yang bergerak
menggunakan perut,
misalnya: cacing dan ular.
Tumbuhan juga dapat bergerak, namun gerakannya tidak seperti
hewan
dan manusia. Tumbuhan bergerak karena adanya sentuhan atau
cahaya. Misal
putri malu mengatup bila disentuh, dan akan membuka kembali
setelah beberapa
saat. Daun petai cina akan menutup pada membuka pada siang hari,
dan
mengatup pada malam hari.
c. Makhluk hidup tumbuh
10
-
Pada manusia bertambah berat dan tinggi menunjukkan adanya
pertumbuhan.
Pada tanaman pertumbuhan dapat dilihat dari beberapa hal, misal:
batangnya
semakin tinggi, dan daunnya semakin banyak. Sementara pada
hewan, misal:
anak ayam. Anak ayam yang baru menetas memiliki bulu yang halus
di
tubuhnya.Beberapa waktu kemudian anak ayam tersebut tumbuh
menjadi besar.
d. Makhluk hidup berkembang biak
Setelah dewasa makhluk hidup akan berkembang biak. Hewan akan
berkembang
biak dengan cara melahirkan anak atau bertelur. Tumbuhan lebih
beragam, ada
yang berkembang biak secara alami dan buatan. Secara alami
dengan biji, dan
tunas. Secara buatan dengan cara stek, cangkok, dan runduk.
Sementara itu,
okulasi, dan sambung dilakukan untuk memperbaiki mutu
tanaman.
e. Makhluk hidup bernafas
Ciri lain makhluk hidup adalah bernafas. Pada saat bernafas
makhluk hidup
menghirup gas oksigen dari udara, kemudian mengembuskan gas
karbon
dioksida.
Setiap makhluk hidup mempunyai alat pernafasan tertentu.Hewan
yang hidup di
darat biasanya bernafas dengan paru-paru. Hewan yang hidup di
air biasanya
bernafas dengan insang. Tumbuhan bernafas melalui lubang-lubang
di seluruh
bagian tumbuhan.
2. Memelihara tumbuhan dan hewan
Tujuan manusia memelihara tanaman, yaitu:
a. Memperoleh bunga dan keindahannya.
b. Memperoleh bahan makanan.
c. Memperoleh bahan bangunan,
d. Memperoleh bahan obat-obatan.
Selain memelihara tumbuhan, juga dapat memelihara
hewan.Bentukpemeliharaan hewan dalam jumlah banyak dikenal dengan
istilah berternak.3. Penggolongan hewan dan tumbuhan
Penggolongan hewan, yaitu:
11
-
a. Berdasarkan jumlah kakinya: hewan tidak berkaki, berkaki dua,
berkaki empat,
berkaki enam, berkaki delapan, dan hewan berkaki banyak.
b. Berdasarkan cara geraknya: melompat, berenang, merayap,
terbang, berjalan,
berlari, melata.
c. Berdasarkan penutup tubuhnya: hewan bersisik, bercangkang,
berkulit licin,
berambut, dan hewan berbulu.
d. Berdasarkan jenis makanannya: hewan pemakan tumbuhan, daging,
dan hewan
pemakan tumbuhan dan daging.
e. Berdasarkan tempat hidupnya: hewan darat, air, dan darat dan
air.
Penggolongan tumbuhan. Tumbuhan dapat dikelompokkan
berdasarkanpersamaan ciri yang dimilikinya:a. Berdasarkan tempat
hidupnya: tumbuhan darat, dan air.b. Berdasarkan bentuk batang.
Dilihat dari irisan melintangnya, bentuk batang
bulat, tak beraturan, pipih, dan bersegi.c. Berdasarkan bentuk
helai daunnya: bulat, oval, pita, dan jarum.
2.2. Discovery Learning (Belajar Menemukan)
2.2.1. Definisi Discovery Learning
Discovery adalah model pengajaran dimana guru memberikan
kebebasan
siswa untuk menemukan sesuatu sendiri kerena dengan menemukan
sendiri siswa
dapat lebih mengerti secara dalam. Dengan menemukan sendiri
siswa akan sampai
pada pengalaman gembira “AHA! Aku menemukan.” Siswa akan menjadi
senang
(Suparno, 2007). Belajar menemukan (discovery learning) ini
ditokohi oleh Jerome Bruner.
Teori ini menggunakan dasar pemikiran psikologi kognitif.
Menurut Bruner dalam
Dalyono (2005), bahwa anak harus berperan secara aktif di dalam
belajar di kelas.
Untuk itu, Bruner memakai cara yang disebut “Discovery
learning”, yaitu dimana
murid mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk
akhir.Menurut Komalasari (2010), discovery learning (Belajar
Menemukan) adalah
suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk
12
-
menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang
ia jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran
ini siswa di tuntut
untuk aktif di dalamnya sehingga proses belajar mengajar menjadi
lebih bermakna
bagi mereka. Sementara menurut Hanafiah dan Suhana (2012),
discovery learning
merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis,
dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan,
sikap, dan
keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.Sementara
menurut Suryobroto dalam Suparno (2007), metode discovery
diartikan sebagai cara mengajar yang mementingkan pengajaran
seseorang,
memanipulasi objek dan lain – lain percobaan, sebelum
generalisasi umum. Metode
discovery adalah metode dimana dalam proses belajar siswa
diperkenankan
menemukan sendiri informasinya. Maka keaktifan siswa sangat
penting.Berdasarkan pendapat tersebut, pembelajaran penemuan
menuntut siswa
untuk aktif dalam membangun pengetahuannya sendiri. Guru tidak
menyajikan
materi secara utuh, tetapi guru hanya menyajikan suatu fakta
atau kasus yang
mencerminkan suatu konsep atau prinsip, kemudian siswa dibimbing
untuk
menyimpulkan prinsip dari pelajaran tersebut. Dalam pembelajaran
penemuan
dibutuhkan seorang guru yang memiliki pemahaman penuh tentang
materi
pembelajaran, pedagogik dan perkembangan siswa sehingga guru
mampu
menciptakan lingkungan belajar yang koheren, ada keterkaitan
antara
pengetahuan yang pernah didapat dengan yang akan dipelajari.
2.2.2. Tujuan Pembelajaran Discovery Learning
Tujuan dari metode discovery adalah untuk memperoleh pengetahuan
dengan
suatu cara yang dapat melatih berbagai kemampuan intelektual
siswa, merangsang
keingintahuan dan memotivasi kemampuan mereka (Baharudin dan
Wahyuni, 2010).
Hal yang sama juga dikatakan oleh Sutman, et al (2008), bahwa
tujuan metode
discovery adalah merangsang diskusi pelajaran, dan untuk
mengembangkan
keterampilan berpikir kritis siswa.
13
-
2.2.3. Fungsi Guru dalam Pembelajaran Discovery Learning
Dalam metode ini siswa berperan aktif dalam proses belajar
dengan: (1)
menjawab berbagai pertanyaan dan persoalan, (2) memecahkan
persoalan untuk
menemukan konsep dasar. Peran guru berubah dari menyajikan
informasi dan konsep,
menjadi mengajak siswa bertanya, dan mencari sendiri , guru
hanya memberi arahan
(Suparno, 2007).Secara garis besar fungsi sebagai mediator dan
fasilitator dari guru dapat
dijabarkan dalam beberapa tugas sebagai berikut: (Suparno,
2007)1. Menyediakan pngalaman belajar yang memungkinkan siswa ambil
tanggung
jawab dalam membuat perencanaan belajar, melakukan proses
belajar, dan
membuat penelitian.2. Menyediakan atau memberikan kegiatan yang
merangsang keingintahuan siswa
dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya
dan
mengkomunikasikan ide ilmiahnya.3. Menyediakan sarana yang
merangsang berfikir secara produktif. Menyediakan
kesempatan dan pengalaman yang paling mendukung belajar siswa.
Guru harus
menyemangati siswa.4. Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan
apakah pemikiran siswa itu jalan
atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan apakah
pengetahuan siswa
itu dapat dipergunakan untuk menghadapi persoalan baru yang
berkaitan. Guru
membantu dalam mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa.
2.2.4. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Discovery Learning
Syah (2005) mengemukakan bahwa terdapat enam prosedur
yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar untuk
mengaplikasikan
discovery learning, yaitu:1. Stimulasi
Pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan
kebingungannya tanpa pemberian generalisasi untuk
menimbulkan
keinginansiswa untuk menyelidiki sendiri. Tahap ini berfungsi
untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan
dan
14
-
membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Guru harus menguasai
teknik-
teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuan
mengaktifkan siswa
untuk mengeksplorasi dapat tercapai.2. Pernyataan Masalah
Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang
relevandengan
bahan pelajaran untuk kemudian dijadikan hipotesis salah
satunya.3. Pengumpulan Data
Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan
berbagai
informasi yang relevan dengan membaca literatur, mengamati
objek,
wawancaradengan narasumber, melakukan ujicoba, dan sebagainya.4.
Pengolahan Data
Pada tahap ini siswa mengolah data dan informasi yang diperoleh.
Data
tersebut diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, dan
dihitung dengan cara
tertentu. Dari proses tersebut siswa akan mendapatkan
pengetahuan baru tentang
alternatif/penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara
logis.5. Pembuktian
Siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan
benar
atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan
alternatif,
dihubungkan dengan hasil pengolahan data.6. Penarikan
Kesimpulan
Tahap ini adalah proses menarik kesimpulan yang dapat dijadikan
prinsip
umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang
sama,
denganmemperhatikan hasil verifikasi.Senada dengan pendapat di
atas, Sutman et.al(2008) juga mengemukakan
bahwadalam implementasi pembelajaran discoveryterdapat enam
prosedur yang harus
dilakukan, seperti dijelaskan pada Tabel 1. di bawah ini:
Tabel 1.
Langkah-langkah dalam Pembelajaran Discovery Learning
Tahap Perilaku Guru Perilaku SiswaTahap 1Stimulation
Guru menginformasikan
tujuan-tujuanpembelajaran,mendeskripsikankebutuhan-kebutuhan
logistik penting danmemotivasi siswa untuk terlibat dalam
Siswa memperhatikan guru.
15
-
kegiatan pemecahan masalah yangmereka pilih sendiri.
Tahap 2ProblemSteatment
Guru memberikan contoh permasalahandi kehidupan yang nyata.
Siswa mengidentifikasi masalah,merumuskan hipotesis, dan
langkah-langkah yang akan ditempuh untukmembuktikan hipotesis.
Tahap 3DataCollection
Guru membimbing siswa untukmengumpulkan data.
Siswa mengumpulkan data untukmendukung hipotesis yang
dibuatsiswa.
Tahap 4DataProcessing
Guru menjadi fasilitator danmembimbing jalannyapengolahan
data.
Siswa bereksperi menuntukmembuktikan hasil data yangditemukan
untuk menunjang hipotesisyang dibuat.
Tahap 5Verfication
Guru memfasilitasi siswa untukmembuktikan hasil temuan.
Siswa melakukan pembuktian atashipotesis yang dibuat.
Tahap 6Generalization
Guru membantu menyimpulkan. Siswa menyimpulkan hasil
penemuandarieksperimenya.
2.2.5. Kelebihan dan Kekurangan dalam Pembelajaran Discovery
Learning
Kelebihan metode pembelajaran discovery learning menurut
Roestiyah
(2012), yaitu: 1. Membantu siswa untukmengembangkan,
memperbanyak kesiapan, serta
penguasaan keterampilandalam proses kognitif atau pengenalan
siswa.2. Membantu siswa memperolehpengetahuan yang bersifat sangat
pribadi atau
individual sehingga dapat kokohatau mendalam tertinggal dalam
jiwa siswa
tersebut.3. Membangkitkankegairahan belajar siswa.4. Memberikan
kesempatan kepada siswa untukberkembang dan maju sesuai
dengan kemampuannya masing-masing.5. Mengarahkan cara siswa
belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat
untuk belajar lebih giat.
16
-
6. Membantusiswa untuk memperkuat dan menambahkepercayaan pada
diri sendiri
dengan proses penemuan sendiri7. Membuatpembelajaran berpusat
pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai
temanbelajar saja, membantu bila diperlukan.Selain mempunyai
kelebihan, Roestiyah (2012) juga menjelaskan bahwa
terdapat pula kelemahan yang perlu diperhatikan dari discovery
learning, yakni;1. Siswa harus ada kesiapan mental untuk cara
belajar ini.2. Bila kelas terlalubesar penggunaan teknik ini akan
kurang berhasil.3. Bagi guru dan siswa yangsudah biasa dengan
perencanaan dan pengajaran
tradisional mungkin akansangat kecewa bila diganti dengan teknik
penemuan.4. Kurang memberikankesempatan bagi siswa untuk berfikir
kreatif.
2.3. Media Presentasi Power Point
2.3.1. Definisi Media Presentasi Power Point
Microsoft PowerPoint merupakan salah satu aplikasi berbasis
Windows
dengan fasilitas animation, suatu slide dapat dimodifikasi
dengan menarik. Pada
dasarnya media slide presentasi yang menggunakan program
komputer ini merupakan
pengembangan lebih lanjut dari media transparansi yang disajikan
melalui OHP.
Berbeda dengan transparansi OHP tidak bisa menampilkan unsur
audio visual, maka
media presentasi dengan program komputer ini, kita bisa
menampilkan unsur audio-
visual dalam pembelajaran (Nugroho, 2009). Hal yang sama juga
dikatakan oleh
Daryanto (2013), Microsoft PowerPoint merupakan sebuah software
yang dibuat dan
dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan program
berbasis media.
Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi, baik
yang
diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintahan, pendidikan,
maupun perorangan,
dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikan sebagai media
komunikasi yang
menarik.
17
-
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka secara singkat
Microsoft
PowerPoint merupakan program presentasi yang merupakan bagian
dalam program
Microsoft office.
Saat ini pengembangan dan penggunaan program presentasi
multimedia telahberkembang pesat. Banyak jenis perangkat lunak
(software) yang dapat digunakanuntuk membuat media slide
presentasi. Jenis software aplikasi yang sifatnya opensource
misalnya: Program Impress yang ada pada OpenOffice. Selain itu,
banyak pulajenis software aplikasi yang harus membeli (tidak
gratis), misalnya: Program VisualBasic, Macromedia Flash, Director,
Authorware, Dream Weaver, dan masih banyaklagi. Diantara sekian
banyak jenis software tersebut, salah satunya yang biasadigunakan
di kalangan pendidik (khususnya guru) adalah Microsoft PowerPoint
yangdikeluarkan oleh perusahan software Microsoft.
2.3.2. Keunggulan dan Kelemahan media slide presentasi
Nugroho (2009) menjelaskan keunggulan media slide presentasi,
yaitu:1. Dapat menyajikan teks, gambar, foto, animasi, audio dan
video sehinggalebih
menarik;2. Dapat menjangkau kelompok banyak;3. Tempo dan cara
penyajian bisa disesuaikan;4. Penyajiannya masih bisa bertatap
muka;5. Dapat digunakan secara berulang-ulang.
Hampir senada, Daryanto (2013) juga menyatakan keunggulan media
iniadalah sebagai berikut:1. Penyajian menarik karena ada permainan
warna huruf, huruf dan animasi, baik
animasi teks maupun animasi gambar atau foto.2. Lebih merangsang
anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan
ajar yang tersaji.3. Pesan informasi visual lebih dipahami oleh
peserta didik.4. Tenaga pendidik tidak perlu menerangkan bahan ajar
yang sedang disajikan.5. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan
dapat dipakai secara berulang-ulang.6. Dapat disimpan dalam bentuk
data optic atau magnetic (CD/Disket/Flasdisk),
sehingga praktis untuk dibawa ke mana-mana.
18
-
Sedang kelemahan media slide presentasi, yaitu: (Nugroho,
2009)1. Ketergantungan arus listrik sangat tinggi.2. Media
pendukungnya harganya relatif mahal karena harus ada
komputerdan
LCD.3. Penggunaan media ini sangat tergantung pada penyaji
materi.4. Masih sangat terbatas guru yang mampu membuat media slide
presentasi.
2.3.3. Langkah-langkah Membuat Slide Presentasi dengan Microsoft
Power
Point
Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat slide
presentasidengan Microsoft Power Point, yaitu: (Daryanto, 2013)1.
Membuka program
Klik tombol start kemudian klik all program arahkan cursor ke
Microsoft Officedan klik file PowerPoint.
2. Mulai menulisSetelah jendela PowerPoint (jendela
presentasi/slide) muncul, sekarang tuliskanteks pada setiap frame
sesuai naskah yang telah dibuat.Pada tahap ini, langkah-langkah
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:a. Klikto add
titledengan judul naskah yang dibuat kemudian pilih jenis dari
ukuran huruf (font) nya.b. Klik to add subtitle untuk menuliskan
sub judul, kemudian pilih jenis dari
ukuran huruf (font) nya.c. Untuk memilih jenis dan ukuran huruf:
klik kotak font dan pilih jenis huruf
(font) yang disukai (ingat, pilih jenis huruf yang tingkat
keterbacaannyatinggi). Untuk memilih ukuran huruf, klik kotak font
size kemudian pilihbesarnya huruf (font) yang disesuaikan dengan
tingkat keterbacaannya.
3. Memberi warna teksSetelah judul diketik (dengan warna hitam),
sekarang gantilah huruf denganwarna yang lebih menarik. Ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalampemilihan warna,
misal: tingkat keterbacaan, kekontrasan, dan komposisi.
Untukpemilihan warna, lakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:a. Blok atau klik dengan mouse pada judul yang ditulis.
19
-
b. Pilih warna huruf yang terdapat pada simbol yang ada di bawah
layar atau dipanel di sebelah kanan atas.
4. Membuat animasi teksMemanfaatkan fasilitas animasi yang ada
pada Program PowerPoint untukmenambah efek gerakan pada teks atau
gambar, bisa dilakukan dengan mengatururutan waktu yang ada di
Program PowerPoint. Hal yang perlu diperhatikandalam hal ini,
jangan terlalu banyak macam gerakan gambar hingga justrumengganggu
pesan yang akan disampaikan.Praktek membuat animasi teks dengan
langkah-langkah sebagai berikut:a. Klik teks judul yang ditulis
dengan menggunakan mouse sebelah kanan dan
pilih custom animation dan klik pada add effect, maka akan
munculbeberapa bentuk pilihan animasi.
b. Pilih salah satu animasi, dengan klik enterance kemudian
pilih salah satudari beberapa pilihan yang ada, dan untuk
mencobanya Klik tombol Play.
5. Memberi Background pada tampilan slideAgar tampilan slide
lebih menarik, maka dapat memberi background yangdiinginkan pada
setiap slide yang dibuat. Caranya sebagai berikut:a. Pilih format
yang ada di panel atas kemudian pilih klik pada backgroaund.b.
Setelah muncul kotak dialog automatic, pilih klik pada Fill
Efectsi, maka
akan muncul kotak dialog Fill Effects, sehingga dapat dipilih
backgraounduntuk: (Fill effects Gradient, Texture, Pattern, dan
Picture)
c. Apabila ingin menggunakan background berupa foto atau gambar
yang telahdisiapkan, maka pilih dan klik Picture pada kotak dialog
Fill Effects.
d. Setelah klik dialog pada Fill Effects muncul, lalu: Klik
kotak Select Picturedan pilih, cari folder dimana gambar atau foto
yang disiapkan disimpan.Misal: Jika Gambar atau foto tersimpan di
folder my document, maka klikmy document, cari gambar yang
disimpan, lalu klik gambar yang dipilih >Klik insert> Klik
Ok.
e. Terakhir, Klik Apply, sehingga layar slide presentasi yang
dibuat akanmemiliki backgraound sesuai dengan gambar yang
dipilih.
6. Memasukkan Gambar dengan Teknik InsertGambar juga dapat
dimasukkan pada slide presentasi dengan cara menggunakanfasilitas
insert, berikut langkah-langkahnya:
20
-
a. Arahkan mouse pada toolbar kemudian pilih insert, arahkan
mouse padapicture.
b. Klik from file, apabila picture diambil dari file my
document, klik filetersebut kemudian Klik insert, maka gambar yang
dipilih akan muncul dilayar presentasi.
Selain gambar (image) juga bisa memasukkan unsure lani ke dalam
slide, misalberupa suara (sound), animasi dan video. Namun harus
diperhatikan bahwasemua format yang dapat diinsert ke dalam
PowerPoint. Format-format standaryang dapat diakses oleh program
PowerPoint, antara lain: format wav (untuksuara), format JPEG
(untuk gambar), format Giv (untuk animasi), format MPEGatau AVI
(untuk video).
7. Klik Slide Showuntuk melihat hasil keseluruhan (full
screen)Jika presentasi sudah dibuat kemudian disimpan. Jika ingin
mengeditnya dikemudian hari silahkan Klik ctrl+S, tetapi jika ingin
menyimpan hanya dalamslidshow, Kliklogo Microsoft office/shave
as/Power Point show. Jika memilih ini,hasilnya tidak akan bisa
diedit lagi.
2.4. Hasil Belajar
2.4.1. Definisi Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa
setelah
mengalami proses belajar mengajar. Menurut Abdurrahman (2003),
hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Menurut
Suprijono (2012), hasil belajar merupakan kemampuan yang
diperoleh individu
setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan
perubahan tingkah laku
baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa
sehingga menjadi lebih
baik dari sebelumnya.
Syah (2008) mengemukakan arti hasil belajar adalah segenap
aspek
psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan
proses belajar siswa.
Sedangkan menurutSudjana (2009) mengemukakan bahwa hasil belajar
adalah suatu
perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja
perubahan mengenai
21
http://tutorial89.blogspot.com/2014/06/cara-membuat-logo-dengan-photoshop.html
-
pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk membentuk kecakapan,
kebiasaan, sikap
dan cita-cita.
Berdasaran definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan,
bahwa hasil
belajar adalah sebuah proses akhir belajar siswa setelah
memahami dan menguasai
sebuah pengetahuan yang diukur melalui hasil tes berupa angka
atau huruf yang
diberikan oleh guru.
2.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua
faktor utama
yakni: (Sudjana, 2009)
1. Faktor dari dalam diri siswaFaktor yang datang dari diri
siswa terutama kemampuan yang
dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya
terhadaphasilbelajar yang dicapai. Seperti dikemukakan Clark
bahwa hasil
belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa
dan 30%
dipengaruhi oleh lingkungan.Disamping faktor kemampuan yang
dimiliki siswa, juga ada faktor lain
seperti, motivasi, belajar, minat dan perhatian,sikapdan
kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial, ekonomi, faktor fisik dan psikis. Faktor
tersebut banyak
menarik perhatian para ahli pendidik untuk diteliti, seberapa
jauh
kontribusi/sumbangan yang diberikan oleh faktor tersebut
terhadap hasil belajar
siswa. Adanya pengaruh dalam diri siswa,merupakan hal yang logis
dan wajar,
sebab hakikat perbuatan belajar adalah perbuatan tingkah laku
individu yang
diniati dan disadarinya. Siswa harus merasakan,adanya suatu
kebutuhan untuk
belajar dan berprestasi. ia harus berusaha mengerahkan segala
daya dan upaya
untuk dapat mencapainya.2. Faktor yang datang dari luar diri
siswa atau faktor lingkungan
Faktor - faktor yang berada diluar dirinya yang dapat menentukan
atau
mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan
belajar yang
paling dominan memepengaruhi hasil belajar disekolah, ialah
kualitas
22
-
pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran ialah
tinggi rendahnya
atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai
tujuan pengajaran.Sementara menurut Syah (2008), hasil belajar
dipengaruhi oleh 3 faktor,
yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan
belajar, berikut
penjelasannya:a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor atau penyebab yang berasal dari
dalam diri
setiap individu tersebut, seperti aspek pisiologis dan aspek
psikologis. Aspek
fisiologis ini meliputi konsisi umum jasmani dan tonus (tegangan
otot) yang
menunjukkan kebugaran organ – oragan tubuh dapat mempengaruhi
semangat
dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Sementara dari
aspek
psikologis, seperti intelegensi, sikap, bakat, minat
danmotivasi.b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dibagi menjadi 2 macam, yaitu faktorlingkungan
sosial dan
faktor lingkungan nonsosial.Lingkungan sosial ini meliputi
lingkungan orang
tua dankeluarga, sekolah serta masyarakat.Selain faktor sosial
seperti dijelaskan di atas, ada juga faktornonsocial. Faktor-
faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalahgedung sekolah
dan
bentuknya, rumah tempat tinggal, alat belajar,keadaan cuaca, dan
waktu
belajar siswa.c. Faktor pendekatan belajar
Faktor pendekatanbelajar juga mempengaruhi keberhasilan dalam
proses
pembelajaran.Menurut hasil penelitian Biggs dalam Syah (2008)
memaparkan
bahwa pendekatan belajar dikelompokkan jadi 3yaitu pendekatan
surface
(permukaan/bersifat lahiriah dan dipengaruhioleh faktor luar),
pendekatan
deep (mendalam dan datang dari dalamdiri individu), dan
pendekatan
achieving (pencapaian prestasitinggi/ambisi pribadi).Berdasarkan
penjelasan di atas dapat ditarik simpulan, bahwa kedua
pendapat di atas hampir sama, yang membedakan kedua pendapat
tersebut hanya
pada pengelompokannya saja. Sudjana (2009) memasukkan faktor
pendekatan
belajar pada kelompok faktor eksternal, sedang Syah (2008)
menjadikan faktor
pendekatan belajar berdiri sendiri terpisah dari faktor
eksternal.
23
-
2.5. Penelitian Yang Relevan
Kurniawan (2013) dengan judul berjudul “Penggunaan Media
PresentasiPembelajaran Berbasis Visualisasi Tiga Dimensi terhadap
Hasil Belajar Siswa padaMata Pelajaran Konstruksi Bangunan Gedung
Kelas XI Teknik Gambar BangunanSMK Negeri 7 Semarang Tahun
Pembelajaran 2012/2013”. Berdasarkan hasil ujiperbedaan rata-rata
(uji t) nilai post test didapatkan nilai t-hitung= 6,893>
t-tabel=2,029. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa nilai post
test kelas eksperimenlebih baik dari nilai post test kelas kontrol.
Peningkatan hasil belajar pada kelaseksperimen sebesar 0,74 (74%)
dan pada kelas kontrol sebesar 0,55 (55%). Padakelas eksperimen
persentase ketuntasan belajarnya sebesar 94,59% dan pada
kelaskontrol sebesar 63,89%. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan diambilkesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan media
presentasi pembelajaranberbasis visualisasi tiga dimensi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa serta dapatmeningkatkan persentase
ketuntasan belajar.
Penelitian Pratiwi (2013) dengan judul “Penggunaan Media
PowerpointTerhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Bangun Ruang Di SekolahDasar (Penelitian Kuasi Eksperimen di
Sekolah Dasar Desa Penarukan KecamatanAdiwerna Kabupaten Tegal)”,
menunjukkan, bahwa penggunaan media Powerpointdapat digunakan oleh
guru sebagai media pembelajaran alternatif dalammenyampaikan suatu
materi pelajaran. Metode ini dapat meningkatkan kualitas
dankuantitas pembelajaran matematika jika penggunaannya sesuai
dengan karakteristiksiswa sekolah dasar.
Jenheltis (2014) dengan judul “Peningkatan Minat dan Hasil
Belajar IPAKelas VI dengan Penggunaan Media Gambar Di SD Negeri 01
Alahan PanjangKabupaten Solok”, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut: 1) Terjadi peningkatanminat siswa pada siklus I 67,5% dan
meningkat pada siklus II menjadi 86,5%.Dengan kata lain terjadi
peningkatan sebesar 19%. Dan berdasarkan angket minatpada siklus I
rata-ratanya 52% meningkat menjadi 70.5% pada siklus II, 2)
Terjadi
24
-
peningkatan hasil belajar siswa rata-rata pada siklus I 57
dengan ketuntasan 71%meningkat pada siklus II dengan rata-rata
72,72 dengan ketuntasan 88%.
Pamungkas (2014) dengan judul ”Penerapan Strategi Discovery
Learninguntuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas IV Pada Mata
Pelajaran IPA di SDNegeri 01 Putatsari Kebupaten Grobogan Tahun
Pelajaran 2010/2013”. Hasilpenelitian menunjukkan, bahwa penerapan
strategi Discovery Learning dapatmeningkatkan keaktifan belajar
siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam(IPA) dengan materi
perubahan kenampakan bumi. Dengan demikian, guru dapatmenggunakan
strategi Discovery Learning sebagai inovasi strategi
pembelajaranuntuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dan hasil
belajar siswa.
Penelitian Suprihatin dkk (2014) dengan judul ”Aktivitas dan
Hasil BelajarSiswa Pada Meteri Sistem Pencernaan dengan Penerapan
Strategi PembelajaranDiscovery Learning”. Hasil penelitian
menunjukkan, bahwa penerapan strategipembelajaran Discovery
Learning pada materi sistem pencernaan dapat berpengaruhterhadap
aktivitas dan hasil belajar siswa di SMA Negeri 3 Pekalongan. Hasil
belajarsiswa menunjukkan ≥98,33% siswa mengalami peningkatan hasil
belajar sedangsampai tinggi dan aktivitas siswa menunjukkan ≥91,67%
siswa termasuk kategoriaktif dan sangat aktif.
Penelitian Riandri (2014) dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil
BelajarSiswa Kelas VIII Melalui Modul IPA Berbasis Guided Discovery
Learning(GUDEL)diSMP Negeri 26 SurakartaTahun Pelajaran 2014/2015“,
menunjukkan bahwa: 1)Modul IPA berbasis GUDEL pada materi sistem
gerak manusia ternyata dapatmeningkatkan aspek sikap siswa kelas
VIII-B SMP Negeri 26 Surakarta, 2) ModulIPA berbasis GUDEL pada
materi sistem gerak manusia ternyata dapat meningkatkanaspek
keterampilan siswa kelas VIII-B SMP Negeri 26 Surakarta, 3) Modul
IPAberbasis GUDEL pada materi sistem gerak manusia ternyata dapat
meningkatkanaspek pengetahuan siswa kelas VIII-B SMP Negeri 26
Surakarta.
Penelitian yang dilakukan Lubis (2015) dengan judul meningkatkan
hasilbelajar matematika dengan menggunakan media presentasi power
point pada siswakelas V SDN 106825 Batang Kuis T.P 2004/2015,
menunjukkan hasil, bahwapenggunaan media presentasi power point
pada silkus I dan siklus II dapat
25
-
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
khususnya padamateri sifat-sifat bangun datar.
Penelitian-penelitian sebelumnya secara umum menunjukkan bahwa
metodediscovery learning, maupun penggunaan media presentasi power
point terbuktimampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan
dilakukan saat iniadalah bahwa pada penelitian terdahulu hanya
menggunakan metode discoverylearning, atau media presentasi power
point saja, sementara dalam penelitian akanmenggunakan dua hal
tersebut sebagai metode dalam pembelajaran, artinya dalampenelitian
ini metode yang digunakan adalah metode discovery learning
berbantumedia power point.
2.6. Kerangka Berpikir
Hasil catatan tes harian siswa kelas IIISD Negeri Rowoboni 01
KabupatenSemarang menunjukkan, bahwa nilai IPA siswa dengan materi
pokok ciri-ciri dan
26
-
kebutuhan makhluk hidup, menunjukkan tingkat penguasaan materi
kurang, dari dari32 orang siswa, nilai tertinggi 70 dan terendah 40
dengan rata-rata adalah 58(Dokumentasi Guru, 2015), sehingga belum
memenuhi KKM IPA yang telahditetapkan yaitu 65 pada tahun ajaran
2016/2017. Kondisi tersebut terjadi karena gurudalam menyampaikan
materi hanya dengan metode ceramah saja, dan siswa
hanyamendengarkan serta mencatat apa yang ditulis oleh guru di
papan tulis. Selain itudalam pembelajaran guru juga tidak pernah
menggunakan alat peraga yang memadai.Guru hanya menggambarkan
bentuk-bentuk binatang ataupun manusia di papan tulis,itupun
gambarnya tidak jelas karena guru kurang menguasai teknik
menggambardengan baik. Kondisi tersebut menjadikan siswa pasif, dan
kurang antusias selamamengikuti proses pembelajaran berlangsung.
Efek dari semua itu tes harian IPA siswakelas III SD Negeri
Rowoboni 01 Kabupaten Semarang pada materi pokok ciri-ciridan
kebutuhan mahkluk hidup, menunjukkan tingkat penguasaan materi
kurang, dari32 orang siswa, nilai tertinggi 70 dan terendah 40
dengan rata-rata adalah 58(Dokumentasi Guru, 2015), sehingga belum
memenuhi KKM IPA yang telahditetapkan yaitu 65 pada tahun ajaran
2016/2017.
Mengatasi kondisi tersebut di atas, maka guru perlu melakukan
perubahandalam model pembelajaran yang selama ini diterapkan. Model
pembelajarandiscovery learning dipandang cocok untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi,sebab dalam penerapannya siswa dituntut
untuk mencari dan menyelidiki secarasistematis, kritis, dan logis
sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan,sikap, dan
keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Sementara
untukmenguasi pelajaran IPA secara baik, siswa juga dituntut untuk
mencari tahu tentangalam secara sistematis, sebab IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuanyang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-pinsip saja tetapi jugamerupakan suatu
proses penemuan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka model kerangka pemikiran
dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
27
Penerapan MetodePembelajaran Discovery LearningBerbantu Media
PowerPoint Untuk MeningkatkanHasil Belajar Mata Pelajaran IPA Pada
Siswa Kelas III SD Negeri
Rowoboni 01 Kabupaten Semarang Semester I Tahun 2016/2017
KONDISI AWALHasil Belajar Siswa Rendah ditunjukkan nilai
rata-rata siswa untuk materi pokok ciri-ciri dan kebutuhan makhluk
hidup
sebesar 5,8.
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
Penerapan Metode Discovery LearningberbantuMedia PowerPoint
Hasil belajar siswa pada materi pokok ciri-ciri dan kebutuhan
makhluk hidup
meningkat
-
Gambar 1.Model Kerangka Pemikiran
2.7. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Penerapan
metode
pembelajaran discovery learningberbantu Media PowerPoint dapat
meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa Kelas III SD Negeri
Rowoboni 01
Kabupaten Semarang Semester I Tahun 2016/2017”.
28